Sie sind auf Seite 1von 7

JOB PERFORMANCE DITINJAU DARI KONFLIK PERAN GANDA,

BURNOUT DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA

Tyas Martika Anggriana1), Silvia Yula Wardani2), Tita Maela Margawati3)


1
Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP PGRI MADIUN
email: tyas.ma@gmail.com
2
Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP PGRI MADIUN
email: via.ardhani@gmail.com
3
Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP PGRI MADIUN
email: maela_margawati@yahoo.com

Abstract
Work is one of the most important aspects in the life of an adult individual. The tendency of
women to work cause problems. When at work, women are faced with the demands of work, whereas
when it came home, the women will be exposed to domestic roles. Conditions of discomfort
experienced by individuals in living their daily activities can lead to the emergence of stress. Stress
experienced by individuals who work directly with the human face as a recipient of the service referred
to as burnout. To face of stressful events, individuals need a social support. This study aims to
determine the influence of work-family conflict, burnout and families support to job performance. This
research was conducted in Institute of Teacher Training and Education PGRI Madiun. The study was
conducted by using a quantitative approach non-experimental ex post-facto. Data collection
techniques used is by using a questionnaire. The data analysis technique used is the regression
analysis. The results of the analysis of research data shows that there is simultaneously a significant
influence work-family conflict, burnout and families support to job performance. While partial
analysis showed no significant effect on the work-family conflict job performance, significant effect of
burnout on job performance and significant effect of families support to job performance.

Keywords: Job Performance, Work-Family Conflict, Burnout, Family Support

1. PENDAHULUAN dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan


Bekerja dapat diartikan sebagai suatu adalah prestasi standar yang disusun sebagai
upaya yang dilakukan oleh individu dengan acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan
mengerahkan tenaga dan pikirannya untuk sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan
mengaktualisasikan dirinya dan diarahkan pada standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat
pencapaian tujuan tertentu. Individu bekerja kinerja dari karyawan tersebut terhadap
karena dilandasi oleh dorongan untuk memenuhi karyawan lainnya (Dessler, 2009).
kebutuhan, baik kebutuhan fisiologis maupun Job performance merupakan cerminan
psikologis. hasil yang dicapai oleh seseorang atau
Fenomena yang terjadi di masyarakat sekelompok orang. Kinerja perorangan
pada era globalisasi adalah semakin banyaknya (individual performance) dengan kinerja
perempuan yang bekerja di luar rumah. Motivasi lembaga (institutional performance) atau kinerja
yang mendorong perempuan bekerja tidak hanya perusahaan (corporate performance) terdapat
didorong oleh kebutuhan ekonomi keluarga, hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila
melainkan juga ada dorongan untuk meng- kinerja karyawan (individual performance) baik
aplikasikan keterampilan dan pengetahuan yang maka kemungkinan besar kinerja perusahaan
dimiliki, mengekspresikan diri di tengah-tengah (corporate performance) juga baik (Hendry,
keluarga dan masyarakat, mengembangkan 2010).
potensi yang dimiliki serta mengaktualisasikan Menurut Simamora dalam Mangku-
diri. negara (2006) job performance dipengaruhi
Sebagai seorang karyawan di tempat oleh tiga faktor, yaitu: (a) Faktor Individual
kerja, perempuan juga dituntut untuk memiliki yang mencakup kemampuan, keahlian, latar
produktifitas kerja yang baik. Produktifitas belakang dan demografi; (b) Faktor
berhubungan erat dengan job performance. Job Psikologis terdiri dari persepsi, attitude,
performance adalah prestasi aktual karyawan personality, pembelajaran dan motivasi;
dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan (c) Faktor Organisasi terdiri dari sumber

13
JURNAL LPPM Vol. 2 No. 2 Juli 2014

daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan terhadap mahasiswa dan mulai enggan
job design. bekerja.
Kecenderungan perempuan untuk Menurut Greenberg dan Baron (1997)
bekerja menimbulkan persoalan. Ketika di menyebutkan beberapa karakteristik burnout:
tempat kerja, perempuan dihadapkan pada (a) Physical exhaustion, karyawan merasa
tuntutan pekerjaan, misalnya tekanan kerja yang energinya menurun dan sangat lelah, dan
berasal dari beban kerja yang berlebihan dan mengalami gangguan fisik seperti sakit kepala,
pekerjaan yang harus segera diselesaikan sesuai kurang tidur, dan perubahan kebiasaan makan;
dengan deadline. Setelah melewati jam kerja dan (b) Emotional exhaustion, karyawan merasa
pulang ke rumah, perempuan akan dihadapkan depresi, tidak tertolong, dan merasa terjebak
pada tuntutan keluarga, misalnya berhubungan dalam pekerjaan; (c) Mental exhaustion,
dengan waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk karyawan menjadi sinis dengan orang lain,
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, berperilaku negatif, dan cenderung tidak respek
mengatur waktu dengan suami dan anak serta terhadap diri sendiri, pekerjaan, organisasi, dan
menyelesaikan urusan domestik lainnya dengan bahkan hidupnya secara keseluruhan; (d) Low
baik. personal accomplishment, karyawan merasa
Penelitian Netemeyer (1996) menyata- tidak mendapat pencapaian yang besar dimasa
kan bahwa hubungan antara keluarga dan lalu, dan menganggap bahwa ia tidak akan
pekerjaan ini bersifat dua arah, oleh karena itu sukses di masa depan.
pekerjaan dapat berpengaruh pada keluarga dan Menurut Undang-Undang Nomor 14
sebaliknya, sehingga kedua komponen konflik Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
peran ganda dapat dijelaskan sebagai berikut: mendefinisikan Dosen adalah pendidik
(a) FIW (family interference with work). Konflik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
peran ganda dapat muncul akibat urusan mentransformasikan, mengembangkan, dan
keluarga mengganggu urusan pekerjaan, artinya menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi,
bentuk konflik antar peran dimana tuntutan yang dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
muncul di dalam keluarga mengganggu pengabdian kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan tanggung jawab dalam pekerjaan. melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen
(b) WIF (work interference with family). Konflik berkewajiban melaksanakan pendidikan,
peran ganda dapat muncul akibat urusan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
pekerjaan mengganggu urusan keluarga, artinya merencanakan, melaksanakan proses pem-
bentuk konflik antar peran dimana tuntutan belajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil
yang muncul di dalam pekerjaan mengganggu pembelajaran; meningkatkan dan mengembang-
pelaksanaan tanggung jawab dalam keluarga. kan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
Dalam menyikapi peran ganda ini, ada berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
perempuan yang mampu menikmatinya, namun ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Hal
ada juga yang merasa kesulitan sehingga sema- tersebut menunjukkan bahwa kewajiban yang
kin menimbulkan masalah dalam kehidupan harus dilakukan oleh seorang dosen tidak hanya
sehari-hari. Kondisi ketidaknyamanan yang terbatas pada kegiatan mengajar di dalam ruang
dialami oleh individu dalam menjalani aktivitas kuliah, namun masih banyak kewajiban lain
kesehariannya dapat menjadi pemicu yang harus dilakukan oleh seorang dosen di luar
munculnya stres. Stres yang dialami individu jam mengajar. Berbagai kewajiban dosen
yang pekerjaannya berhadapan secara langsung tersebut menuntut curahan tenaga, waktu dan
dengan manusia sebagai penerima pelayanan pikiran yang harus bisa diatur dengan baik.
disebut dengan istilah burnout (Maslach dan Dalam menghadapi peristiwa-peristiwa
Jackson dalam Johana, dkk, 2007). yang menekan, individu membutuhkan
Burnout banyak ditemui dalam profesi dukungan sosial. Individu yang memiliki
human service, yaitu orang-orang yang dukungan sosial yang tinggi dapat mengatasi
bekerja pada bidang yang berkaitan langsung stres secara lebih berhasil dibanding dengan
dengan banyak orang dan melakukan individu yang kurang memperoleh dukungan
pelayanan kepada masyarakat umum, seperti sosial (Taylor, 2000).
dosen, perawat, polisi, konselor, dokter dan Salah satu sumber dukungan sosial
pekerja sosial. Meskipun tidak menutup adalah keluarga. Keluarga rnerupakan tempat
kemungkinan burnout dapat terjadi pada bercerita dan mengeluarkan keluhan-keluhan
profesi non human service. Gejala burnout bila individu mengalami persoalan (Irwanto,
muncul dalam bentuk seperti merasa 2002). Keluarga adalah lingkungan yang selalu
terbelenggu oleh tugas, bersikap sinis memberikan dukungan emosional untuk
14
Job Performance Ditinjau Dari Konflik Peran Ganda .....

menguatkan individu dalam menghadapi segala IKIP PGRI Madiun memiliki 196 tenaga
tekanan yang terjadi dalam kehidupan sehari- pengajar yang memiliki kualifikasi akademik
hari. Ketika individu mendapatkan prestasi sesuai dengan program studinya masing-masing.
dalam pekerjaannya, keluarga akan memberikan Dari 196 tenaga pengajar tersebut, 87 orang
dukungan dan penghargaan guna peningkatan diantaranya adalah perempuan.
pencapaian prestasi yang lebih baik. Sebaliknya, Populasi dalam penelitian ini dibatasi
ketika sedang menghadapi kondisi yang pada dosen perempuan yang telah menikah,
menekan, individu akan mendapatkan berjumlah 69 orang. Hal ini didasarkan pada
kepedulian, empati dan perhatian dari anggota kesesuaian dengan karakteristik penelitian.
keluarga. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Berdasarkan jumlah populasi tersebut, dilaku-
House (Smet, 1994) yang menyebutkan jenis- kan pengambilan sampel dengan menggunakan
jenis dukungan sosial keluarga meliputi rumus Taro Yamane, sehingga diperoleh sampel
dukungan emosional, instrumental, informatif sejumlah 59 orang. Teknik pengambilan sampel
dan penghargaan. dilakukan dengan menggunakan random
Berdasarkan uraian latar belakang sampling.
masalah, peneliti tertarik untuk mengetahui job Teknik pengumpulan data pada pene-
performance ditinjau dari konflik peran ganda, litian ini dengan menggunakan metode angket.
burnout dan dukungan sosial keluarga pada Angket (kuesioner) merupakan suatu teknik
dosen perempuan IKIP PGRI Madiun. pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau
2. METODE PENELITIAN pernyataan tertulis kepada responden untuk
Berdasarkan pada kerangka berpikir dijawabnya (Sugiyono, 2012).
yang ada, penelitian dilakukan dengan Data yang terkumpul dari lapangan,
menggunakan pendekatan kuantitatif-non akan di analisis menggunakan analisis regresi
eksperimental. Penelitian ini ditujukan untuk untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar
mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel. Analisis regresi adalah analisis
variabel lain. Hubungan antara satu variabel statistika yang memanfaatkan hubungan antara
dengan beberapa variabel lain dinyatakan dua atau lebih peubah kuantitatif sehingga salah
dengan besarnya koefisien korelasi dan satu peubah dapat diramalkan dari peubah
keberartian (signifikansi) secara statistik lainnya (http://web.ipb.ac.id). Kerlinger (2004:
(Sukmadinata, 2009). Penelitian ini akan 929) mendefinisikan analisis regresi adalah
membuktikan pengaruh konflik peran ganda, suatu metode untuk mengkaji akibat-akibat dan
burnout dan dukungan sosial keluarga terhadap besarnya akibat dari lebih dari satu variabel
job performance. bebas terhadap satu variabel terikat, dengan
Konflik peran ganda adalah konflik yang menggunakan prinsip-prinsip korelasi dan
muncul akibat terjadinya pertentangan antara regresi.
peran individu di dalam keluarga dan di tempat
kerja. Burnout adalah suatu bentuk kondisi ke- 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
lelahan fisik, emosional, dan mental yang terjadi Analisis deskriptif yang dilakukan
sebagai hasil dari tekanan pekerjaan. terhadap angket job performance diketahui
Dukungan sosial keluarga adalah bahwa frekuensi tertinggi job performance
kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan berada pada kategori sedang. Adapun distribusi
oleh anggota keluarga berupa pemberian frekuensi data angket job performance adalah
infomasi, bantuan tingkah laku, ataupun materi sebagai berikut:
yang dapat membuat individu merasa diper-
hatikan, bernilai, dan dicintai. Job performance Tabel 1. Distribusi Frekuensi Angket Job
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas Performance
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakaan pekerjaan yang terkait dengan Kategori Interval Frekuensi Persentase
tujuan organisasi. Tinggi 39-42 14 23,72%
Penelitian ini dilakukan di IKIP PGRI
Sedang 35-38 24 40,68%
Madiun. IKIP PGRI Madiun adalah sebuah
L P T K ( L e m b a g a P e n d i d i k a n Te n a g a Rendah 30-34 21 35,60%
Kependidikan) yang beralamat di Jl. Setia Budi
No. 85 Madiun. IKIP PGRI Madiun memiliki 13 Analisis deskriptif yang dilakukan
program studi yang sudah terakreditasi oleh terhadap angket konflik peran ganda diketahui
BAN-PT Kemendikbud. bahwa frekuensi tertinggi subjek penelitian yang

15
JURNAL LPPM Vol. 2 No. 2 Juli 2014

mengalami konflik peran ganda berada pada Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
kategori sedang. Distribusi frekuensi data angket yang dilakukan oleh Astrani Maherani (2008)
konflik peran ganda adalah sebagai berikut: yang menyebutkan bahwa tidak terdapat
korelasi positif konflik peran ganda dan kinerja.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Angket Konflik Lebih lanjut dalam pembahasannya disampai-
Peran Ganda kan bahwa hal tersebut dapat dikarenakan para
Kategori Interval Frekuensi Persentase ibu bekerja telah dapat mengatasi konflik peran
ganda yang terjadi sehingga dapat memenuhi
Sangat 31-35 3 5,08%
kebutuhan keluarga dan pekerjaan, meningkatan
Tinggi
karir dalam pekerjaan.
Tinggi 26-30 23 38,98%
Menurut peneliti, hal ini juga dapat
Sedang 21-25 26 44,07% terjadi karena ditunjang oleh kondisi lingkungan
Rendah 15-20 7 11,87% yang memungkinkan subjek melimpakan tugas
dan tanggung jawab mengurus rumah tangga
Analisis deskriptif yang dilakukan kepada pembantu rumah tangga atau kepada
terhadap angket burnout diketahui bahwa kerabat. Selain itu, kondisi kerja yang tidak
frekuensi tertinggi subjek penelitian yang terlalu menekan juga dimungkinkan menjadikan
mengalami burnout berada pada kategori rendah subjek memiliki job performance yang baik.
dan sedang. Distribusi frekuensi angket burnout Hubungan kekerabatan yang erat dalam keluarga
adalah sebagai berikut: serta dukungan suami menyebabkan ringannya
tekanan dalam keluarga yang dialami oleh
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Angket Burnout perempuan yang berperan ganda.
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Pengaruh
Sangat 36-40 1 1,69%
Konflik Peran Ganda terhadap Job Performance
Tinggi
Tinggi 31-35 3 5,08% Variabel S-Beta sig R2 Ket.
Sedang 26-30 24 40,68% Konflik -0,230 0,08 0,05 Tidak
Rendah 21-25 24 40,68% peran 0 3 ada
Sangat 15-20 7 11,87% ganda dan penga-
Rendah Job ruh
Performa signi-
Analisis deskriptif yang dilakukan terhadap nce fikan
angket dukungan sosial keluarga diketahui
bahwa frekuensi tertinggi dukungan sosial Berdasarkan uji analisis regresi untuk
keluarga berada pada kategori tinggi. Distribusi mengetahui pengaruh burnout terhadap job
frekuensi angket dukungan sosial keluarga performance diperoleh nilai Standarized Beta
adalah sebagai berikut: sebesar -0,327 dengan taraf signifikansi 0,011
(p<0,05; signifikan), berarti ada pengaruh
Tabel 4. Tabel Distribusi Frekuensi Angket signifikan burnout terhadap job performance.
Dukungan Sosial Keluarga Pengaruh bournout terhadap job performance
memiliki arah negatif, yang artinya jika burnout
Kategori Interval Frekuensi Persentase
tinggi maka job performance rendah, dan
Sangat 41-45 14 23,73% sebaliknya jika burnout rendah maka job
Tinggi performance tinggi.
Tinggi 36-40 36 61,02% Hasil analisis regresi menunjukkan
Rendah 31-35 8 13,56% koefisien determinasi (R2) sebesar 0,107 yang
Sangat 25-30 1 1,69% berarti 10,7% job performance dipengaruhi oleh
Rendah burnout. Seorang individu bisa menghadapi
berbagai masalah di lingkungannya, baik di
Berdasarkan uji analisis regresi untuk lingkungan keluarga, masyarakat maupun di
mengetahui pengaruh konflik peran ganda tempat bekerja. Berbagai upaya akan dilakukan
terhadap job performance diperoleh nilai oleh individu untuk menyelesaikan perma-
Standarized Beta sebesar -0,230 dengan taraf salahan tersebut sehingga tidak mengalami
signifikansi 0,080 (p<0,05; signifikan), berarti stress. Sebagai profesi yang berhubungan
tidak ada pengaruh signifikan konflik peran langsung dengan orang lain seorang dosen yang
ganda terhadap job performance. mengalami stres berkepanjangan akan dapat

16
Job Performance Ditinjau Dari Konflik Peran Ganda .....

menimbulkan suatu keadaan yang disebut Berdasarkan uji analisis regresi untuk
burnout. Burnout adalah suatu sindrom mengetahui pengaruh konflik peran ganda,
kelelahan emosional, fisik dan mental, ber- burnout dan dukungan sosial keluarga terhadap
hubungan dengan rendahnya perasaan harga job performance diperoleh nilai F sebesar 3,679
diri, disebabkan penderitaan stres yang intens dengan taraf signifikansi 0,017(p<0,05;
dan berkepanjangan (Baron & Greenberg, signifikan), berarti ada pengaruh signifikan
1997). Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka konflik peran ganda, burnout dan dukungan
dikhawatirkan akan menyebabkan munculnya sosial keluarga terhadap job performance. Hasil
gangguan fisik maupun psikologis yang pada analisis regresi menunjukkan koefisien
akhirnya akan menurunkan job performance. determinasi (R2) sebesar 0,167 yang berarti
16,7% job performance dipengaruhi oleh
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Pengaruh konflik peran ganda, burnout dan dukungan
Burnout terhadap Job Performance sosial keluarga.
Variabel S-Beta Sig R2 Ket.
Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Pengaruh
Burnout -0,327 0,01 0,10 Ada
Konflik Peran Ganda, Burnout dan Dukungan
dan Job 1 7 peng
Sosial Keluarga terhadap Job Performance
Performa aruh
nce signi Variabel F sig R2 Ket.
fikan Konflik 3,67 0,01 0,16 Ada
Peran Ganda, 9 7 7 penga-
Berdasarkan uji analisis regresi untuk Burnout dan ruh
mengetahui pengaruh dukungan sosial keluarga Dukungan signi-
Sosial fikan
terhadap job performance diperoleh nilai
Keluarga
Standarized Beta sebesar 0,275 dengan taraf
terhadap Job
signifikansi 0,035 (p<0,05; signifikan), berarti Performance
ada pengaruh signifikan dukungan sosial keluarga
terhadap job performance. Hasil analisis regresi Job performance perempuan yang
menunjukkan koefisien determinasi (R2) sebesar sudah menikah akan dipengaruhi oleh statusnya
0,076 yang berarti 7,6% job performance sebagai ibu rumah tangga. Perempuan yang
dipengaruhi oleh dukungan sosial keluarga. sudah menikah akan menjalankan peran
Job performance perempuan yang domestik sebagai ibu rumah tangga yang
bekerja tidak terlepas dari pengaruh dan bertanggung jawab atas pengelolaan rumah
dukungan dari keluarga terutama dukungan dari tangga. Di sisi lain, perempuan yang bekerja
suami. Suami perlu memberikan dukungan dituntut memiliki dedikasi yang tinggi di tempat
emosional, misalnya memberikan kenyamanan kerja, memiliki motivasi kerja yang tinggi, ulet
sehingga istri terbebas dalam kondisi keluarga dan mampu menyelesaikan beban kerja dengan
yang penuh dengan tekanan. Dukungan baik. Artinya, perempuan bekerja yang telah
instrumental dapat diberikan oleh suami dalam menikah harus mampu membagi waktu dan
bentuk keikutsertaannya dalam mengurus rumah perhatiannya dengan baik dalam menyelesaikan
tangga dan berbagi peran dalam mengasuh anak. pekerjaan dan menjalankan kewajibannya
Selain itu, motivasi dan penghargaan terhadap sebagai ibu rumah tangga. Jika terdapat
prestasi kerja yang diraih oleh istri juga dapat ketidakseimbangan waktu untuk keluarga
mendorong istri memiliki job performance yang dengan pekerjaan maka konflik akan muncul dan
baik. Dukungan sosial keluarga yang cukup baik akan menghambat job performance-nya.
dapat menguatkan kinerja dosen di tempat kerja. Dalam menjalankan aktivitas sehari-
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Du- hari ditempat kerja, ada kalanya seorang
kungan Sosial Keluarga terhadap Job individu mengalami kondisi ketidaknyamanan
Performance yang dapat menjadi pemicu munculnya stres.
Variabel S-Beta Sig R2 Ket. Stres yang dialami individu yang pekerjaannya
berhadapan secara langsung dengan manusia
Dukungan 0,275 0,03 0,07 Ada
sebagai penerima pelayanan disebut dengan
Sosial 5 6 peng
istilah burnout (Maslach dan Jackson dalam
Keluarga aruh
Johana, dkk, 2007). Burnout banyak ditemui
dan Job signi
dalam profesi human service, yaitu orang-orang
Performa fikan yang bekerja pada bidang yang berkaitan
nce langsung dengan banyak orang dan melakukan

17
JURNAL LPPM Vol. 2 No. 2 Juli 2014

pelayanan kepada masyarakat umum, salah Astrani Maherani. 2008. Pengaruh Konflik
satunya dosen. Peran Ganda dan Fear Of Success
Pada saat menjalankan tugas mengajar, terhadap Kinerja Wanita Berperan
dosen akan berinteraksi langsung dengan Ganda. Jakarta: Universitas Gunadarma
mahasiswa yang jumlahnya banyak dan
memiliki berbagai macam karakter yang Baron, R.A. & Byrne, D. 2000. Social
berbeda. Tanggung jawab dosen tidak hanya Psychology. USA: Allyn & Bacon
melakukan proses pembelajaran, namun juga
Baron, R.A. & J. Greenberg. 1997. Behavior in
harus melaksanakan kegiatan penelitian dan
Organization Understanding and
pengabdian kepada masyarakat sebagai
Managing The Human Side of Work. 5th
pengamalan Tridharma Perguruan Tinggi.
Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Beban kerja yang banyak bisa menimbulkan
kondisi stress. Stress yang berkepanjangan dapat Dessler, G. 2009. Manajemen Sumber Daya
memunculkan burnout. Jika seorang individu Manusia. Jakarta: Indeks
mengalami burnout maka dapat menurunkan job
performancenya. Gibson. 2003. Organisasi: Perilaku, Struktur,
Dukungan sosial keluarga merupakan dan Proses. Jakarta: Erlangga.
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam
mewujudkan job performance yang baik pada Greenhaus, J.H. & Beutell, N.J. 1985. Sources of
perempuan yang sudah berkeluarga. Ketika conflict between work and family roles.
keluarga mendukung sepenuhnya aktivitas yang Academy of Management Review, 10 (1),
dijalankan oleh perempuan yang bekerja, maka 76-88.
tekanan kerja akan berkurang sehingga mampu Hendry. 2010. Teori Kinerja. https://teorionline.
membuatnya menunjukkan motivasi kerja yang wordpress.com/2010/01/25/teori-kinerja/
tinggi dan menunjukkan job performance yang
baik. Berdasarkan dari hasil penelitian di atas Hennessy, K. D. 2005. Work-family conflict
dapat disimpulkan bahwa seorang perempuan self-efficacy: Ascale validationstudy.
yang mampu mengatasi konflik peran ganda http://drum.umd.edu/dspace/bitstream/1
dengan baik, mampu mengatasi burnout dan 903/2526/1/umi-umd-2410.pdf
memiliki dukungan sosial keluarga yang baik
mengarah pada job performance yang lebih Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT.
tinggi. Prenhallindo

4. KESIMPULAN Johana Purba, Aries Yulianto, dan Ervy


Berdasarkan hasil analisis data dan Widyanti. 2007. Pengaruh Dukungan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Sosial Terhadap Burnout Pada Guru.
a. Tidak ada pengaruh konflik peran ganda Jurnal Psikologi Vol. 5 No. 1, 77-87
terhadap job performance Dosen Perempuan Kartini Kartono. 1994. Psikologi untuk
IKIP PGRI Madiun. Manajemen, Perusahaan dan Industri.
b. Ada pengaruh burnout terhadap job Jakarta: PT. Grafindo Persada
performance Dosen Perempuan IKIP PGRI
Madiun. Kerlinger, F. N. 2004. Asas-Asas Penelitian
c. Ada pengaruh dukungan sosial keluarga Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada
terhadap job performance Dosen Perempuan University Press
IKIP PGRI Madiun.
d. Ada pengaruh konflik peran ganda, burnout M. As'ad. 2003. Psikologi Industri: Seri Sumber
dan dukungan sosial keluarga terhadap job Daya Manusia. Yogyakarta: Liberty
performance Dosen Perempuan IKIP PGRI
Madiun. Netemeyer, R.G., J. S. Boles, R.Mc. Murrian.
1996. Development and Validation of
Work-Family Conflict Scales. Journal of
5. REFERENSI
Applied Psychology, Vol. 81 No. 4, pp.
Analisis Regresi. http://web.ipb.ac.id 400-410
Anwar Prabu Mangkunegara. 2006. Evaluasi Pines, A & E. Aronson. 1989. Career Burnout:
Kinerja Sumber Daya Manusia. Causes and Cures. New York: A Divition
Bandung: Refika Aditama of Macmillan.Inc.

18
Job Performance Ditinjau Dari Konflik Peran Ganda .....

Santrock, J. W. 2002. Life Span Development.


Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Simon, T. L. 2002. The exploration of the


working mother's plight through psycho-
analytic, feminist and intersubjective
approach. San Francisco Bay Campus
Alliant International University.
http://www.proquest.com.

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT.


Gramedia Widiasarana Indonesia

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan:


Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N.S. 2009. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Taylor, S.E., Peplau, L.A., Sears, D.O. 2000.


Social Psychology. New Jersey: Prentice-
Hall

19

Das könnte Ihnen auch gefallen