Sie sind auf Seite 1von 8

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK


KELAS IV SEKOLAH DASAR

Wahyu Aji, Kartono, Suhardi Marli


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak
Email: wahyuaji_3bregb@yahoo.co.id

Abstract
The problem in this research was how the influence of contextual teaching and learning
(ctl) in Thematic Learning against the results of the grade IV elementary school number
29 Pontianak city. The method used was the experiment with forms of Experimental
Design Quaisy design non equivalent control group design. The entire population of
students of three classes that add up to 90 people, this research sample was grade IV A of
31 people as a class experiment and grade IV B of 29 people as a class control. Data
collection techniques used are measurement techniques and data-collecting instrument
was the written test multiple choice-shaped. Based on the analysis of data obtained
average results post-test experiments class with an average 76.56 and post-test control
class 71.67. Hypothesis test results using t-test (Polled Variance) obtained 𝑡𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 =
2.566 while for dk (29-31 + 2 = 58) with significant level α = 5% obtained 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 =
1.672, meaning 𝑡𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 , then the Ha received, this proves there was influence
contextual teaching and learning (ctl) in thematic learning. Based on the results of the
calculation of effect size (ES) obtained ES = 0.47 which included the criteria of medium.
Therefore it can be concluded that using Contextual Teaching and Learning (CTL) in
Thematic Learning provide positive influence towards learning outcomes grade IV
elementary school number 29 Pontianak city.

Key words : Contextual Teaching and Learning, Influence, the results of the thematic
learning

PENDAHULUAN dasar menggunakan pembelajaran tematik


Pendidikan merupakan suatu proses berbasis pendekatan ilmiah. Dalam
memanusiakan manusia atau lazim disebut Peraturan Menteri Pendidikan dan
sebagai proses humanisasi. Berhasil atau Kebudayaan nomor 67 tahun 2013
tidaknya pendidikan dilaksanakan akan dinyatakan bahwa proses pembelajaran
menentukan perkembangan pada peserta harus diselenggarakan secara interaktif,
didik. Peran pendidikan dalam upaya inspiratif, menyenangkan, menantang,
pembentukan generasi di masa mendatang memotivasi peserta didik, serta memberikan
menuntut guru sebagai bagian dari elemen ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
pendidikan untuk proaktif dalam dan kemandirian sesuai bakat, minat,
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas, perkembangan fisik serta psikologis peserta
sehingga terjadi peningkatan pengetahuan didik.
dan keterampilan yang mengarah pada Kurikulum 2013 menyajikan
tujuan pendidikan umumnya membutuhkan pembelajaran tematik. Dalam pembelajaran
teknologi dan ilmu pengetahuan. tematik guru harus bisa membuat proses
Kurikulum 2013 mengarahkan proses pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif,
pembelajaran pada jenjang pendidikan inovatif, dan menyenangkan sekaligus

1
sesuai dengan keseharian siswa. Pendekatan Membuat matriks atau bagan hubungan
yang digunakan dalam pembelajaran kompetensi dasar dan tema/topik tertentu
tematik ialah pendekatan saintifik yang (e) Menyusun silabus pembelajaran tematik
mengedepankan pengalaman personal (f) Penyusunan rencana pembelajaran
melalui proses mengamati, menanya, tematik (g) Pengelolaan kelas
menalar, mencoba dan mengkomunikasikan Namun kenyataan dilapangan,
apa yang mereka peroleh dan mereka khususnya di Sekolah Dasar Negeri 29
ketahui setelah menerima pembelajaran. Pontianak Kota, saat pelaksanaan
Model pembelajaran yang inovatif pembelajaran terdapat siswa yang
diperlukan guna tercapai tujuan mengalami kesulitan, karena beberapa
pembelajaran di Sekolah Dasar yang materi tertentu yang disampaikan oleh guru
diharapkan Menurut Kementerian terkesan masih abstrak, guru masih
Pendidikan dan Kebudayaan yang mengarahkan peserta didik untuk
mencakup pada Kurikulum 2013 yaitu memahami sesuatu yang abstrak tanpa
untuk mempersiapkan manusia Indonesia proses yang real sehingga membutuhkan
agar memiliki kemampuan hidup sebagai penjelasan kembali, hanya beberapa siswa
pribadi dan warga negara yang beriman, yang mengalami kesulitan karena tingkat
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta pemahaman yang berbeda-beda. Selain itu,
mampu berkontribusi pada kehidupan dalam mengajar guru masih mendominasi
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan sebagai sumber utama, pada kegiatan
peradaban dunia. Tujuan Kurikulum 2013 pembelajaran yang dilaksanakan belum
kemudian termaktub kedalam Kompetensi menampakkan adanya proses belajar yang
Inti setiap rancangan pembelajaran kontruktivis dan bermakna. Padahal dengan
kurikulum 2013 yang memuat empat pembelajaran tematik siswa akan
kelompok yang saling terkait yaitu memperoleh pengalaman belajar yang utuh
berkenaan dengan sikap keagamaan dan bermakna. Utuh dalam arti
(kompetensi inti 1), sikap sosial pengetahuan dan keterampilan secara utuh
(kompetensi inti 2), pengetahuan sehingga pembelajaran menjadi lebih
(kompetensi inti 3), dan penerapan bermakna bagi siswa. Sedangkan bermakna
pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat disini memberikan arti bahwa pada
kelompok itu menjadi acuan dari pembelajaran terpadu siswa akan dapat
Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan memahami konsep-konsep yang mereka
dalam setiap peristiwa pembelajaran secara pelajari melalui pengalaman langsung dan
integratif. nyata yang menghubungkan antar konsep
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dalam mata pelajaran maupun antar mata
pemerintah telah membuat tema yang pelajaran. Pernyataan tersebut sesuai
didalamnya terdapat beberapa mata dengan pendapat Rusman (2015:140)
pelajaran. Pada pembelajaran tematik menyatakan bahwa, “Dikatakan bermakna
kurikulum 2013 terdapat langkah-langkah karena dalam pembelajaran tematik, siswa
pembelajaran yang berbeda dengan akan memahami konsep-konsep yang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mereka pelajari melalui pengalaman
(KTSP). Menurut Rusman (2014:260-271) langsung dan menghubungkannya dengan
terdapat alur atau langkah-langkah dalam konsep lain yang telah dipahaminya.”
mengembangkan rencana pelaksanaan Oleh sebab itu, perlu suatu solusi dalam
pembelajaran tematik meliputi tujuh tahap pembelajaran berupa penerapan
yaitu (a) Menetapkan mata pelajaran yang pembelajaran inovatif yang dapat
akan dipadukan (b) Mempelajaran mendukung peserta didik agar mereka
kompetensi dasar dan indikator dari mata belajar tidak dengan cara menghafal atau
pelajaran yang akan dipadukan (c) Memilih teori dari buku, tetapi juga melalui
dan menetapkan tema/topik pemersatu (d) pengalaman langsung atau kenyataan yang

2
ada di sekitar mereka sehari-hari yaitu ranah psikomotorik. Pernyataan tersebut
dengan penerapan pembelajaran diperkuat Menurut Asep Jihad dan Abdul
kontekstual. Menurut Elaine B.Jhonson Haris (2013:14) menyatakan bahwa, “Hasil
(2014:35) menyatakan bahwa, belajar adalah pencapaian bentuk perubahan
”pembelajaran dan pengajaran kontekstual perilaku yang cenderung menetap dari
melibatkan para siswa dalam aktivitas ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris
penting yang membantu mereka dari proses belajar yang dilakukan dalam
mengaitkan pelajaran akademis dengan waktu tertentu.” Jenis hasil belajar yang
konteks kehidupan nyata yang mereka menjadi objek penilaian hasil belajar dalam
hadapi”. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian ini adalah ranah kognitif yang
pendapat Komalasari (2014:1) yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual
menyatakan bahwa, “pembelajaran yang peserta didik.
mampu mengaitkan antara materi yang Berdasarkan hasil penjabaran, maka
diajarkan dengan dunia nyata siswa, peneliti menerapkan pendekatan contextual
diantaranya melalui penerapan contextual teaching and learning dengan tujuan untuk
teaching and learning”. menguji teori pengaruh contextual teaching
Menurut Ditjen Dikdasmen dalam and learning dalam pembelajaran tematik
(Komalasari, 2014: 11-13) menyebutkan terhadap hasil belajar siswa kelas IV
tujuh komponen utama pembelajaran Sekolah Dasar Negeri 29 Pontianak Kota.
kontekstual adalah sebagai berikut: Masalah yang diungkapkan dalam
konstruktivisme (contructivism), penelitian ini adalah :
menemukan (inquiry), bertanya 1. Apakah Contextual Teaching and
(questioning), komunitas belajar (learning Learning berpengaruh terhadap hasil
comunity), pemodelan (modelling), refleksi belajar dalam pembelajaran tematik
(reflection), penilaian yang sebenarnya siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
(authentic assessment). 29 Pontianak Kota?
Adapun beberapa keunggulan dari 2. Seberapa besar pengaruh Contextual
pembelajaran kontekstual menurut Aris Teaching and Learning terhadap
Shoimin (2014:44) adalah (1) Pembelajaran hasil belajar dalam pembelajaran
kontekstual dapat menekankan aktivitas tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar
berfikir siswa secara penuh, baik fisik Negeri 29 Pontianak Kota?
maupun mental, (2) Pembelajaran
kontekstual dapat menjadikan siswa belajar METODE PENELITIAN
bukan dengan menghafal, melainkan proses Dalam memecahkan suatu masalah
berpengalaman dalam kehidupan nyata, (3) penelitian, harus menggunakan metode
Dalam pembelajaran kontekstual bukan yang tepat dan sesuai dengan masalah yang
sebagai tempat memperoleh informasi, telah dirumuskan. Menurut Suharsimi
melainkan sebagai tempat untuk menguji Arikunto (2014:203) menyatakan bahwa,
data hasil temuan mereka di lapangan, (4) “Metode penelitian merupakan cara yang
Materi pelajaran ditentukan oleh siswa digunakan oleh peneliti dalam
sendiri, bukan hasil pemberian orang lain. mengumpulkan data penelitiannya”.
Setelah melalui proses belajar maka Metode penelitian yang digunakan dalam
siswa diharapkan dapat mencapai tujuan penelitian ini adalah metode eksperimen,
belajar yang disebut juga sebagai hasil jenis penelitian eksperimen Quasi
belajar yaitu kemampuan yang dimiliki oleh Experimental Design atau eksperimen semu
peserta didik setelah menjalani proses (Sugiyono, 2015). Bentuk penelitian yang
belajar. Menurut Bloom (dalam Nana digunakan dari jenis quasi eksperimen
Sudjana, 2016: 22) membagi jenis-jenis adalah Nonequivalent Control Group
hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu: (a) Design alasannya karena peneliti
ranah kognitif, (b) ranah afektif, dan (c) menggunakan dua kelompok /kelas yaitu

3
kelompok eksperimen dan kelompok Alur dalam penelitian ini terdiri dari
kontrol tidak dipilih secara random. empat tahap, yaitu: (1) Studi Pendahuluan
Sugiyono (2017: 117) menyatakan (2) Tahap persiapan, (3) Tahap
bahwa, “Populasi adalah wilayah pelaksanaan, (4) Tahap akhir.
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik Studi Pendahuluan
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk Melaksanakan wawancara serta
dipelajari dan kemudian ditarik observasi di Sekolah Dasar Negeri 29
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian Pontianak Kota dengan tujuan sebagai
ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 29 berikut: (1) Mengetahui dengan pasti apa
Pontianak Kota yang terdiri dari dua kelas yang diteliti (2) Mengetahui dimana atau
yaitu kelas IV A, IV B dan IV C yang kepada siapa informasi dapat diperoleh (3)
berjumlah 90 orang. Menurut Mahmud dan Memastikan bahwa penelitian perlu dan
Pupuh Fathurahman (2011:155) dapat dilaksanakan
mengungkapkan bahwa sampel adalah
contoh yang dianggap mewakili populasi, Tahap Persiapan
atau cermin dari keseluruhan objek yang Langkah-langkah yang dilakukan pada
diteliti. Dalam penelitian ini teknik tahap persiapan antara lain: (1) Menyiapkan
pengambilan sampel yang digunakan perangkat pembelajaran berupa Rencana
adalah teknik Probability Sampling. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
Sedangkan, teknik yang digunakan peneliti sesuai dengan materi dan mengacu pada
untuk menentukan kelas eksperimen adalah kurikulum 2013 (2) Menyiapkan instrument
teknik Simple Random Sampling. penelitian yang akan digunakan mengukur
Teknik pengumpulan data pada perolehan hasil belajar. Instrument
penelitian ini adalah teknik pengukuran. penelitian berupa kisi-kisi soal tes, soal pre-
Menurut Hadari Nawawi (2015:101), test dan post-test, kunci jawaban, dan
“Teknik pengukuran adalah cara pedoman penskoran (3) Melakukan validasi
mengumpulkan data yang bersifat terhadap instrumen penelitian yang
kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau dijadikan soal pre-test dan post-test (4)
derajat aspek tertentu dibandingkan dengan Melakukan uji coba soal test yang
norma tertentu pula sebagai satuan ukur dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 29
yang relevan.” Jadi, teknik pengukuran ini Pontianak Kota (5) Menganalisis data hasil
dipilih karena data yang dikumpulkan uji coba untuk mengetahui tingkat
dalam penelitian ini bersifat kuantitatif reliabilitas instrument penelitian, tingkat
yang berupa skor atau nilai hasil belajar kesukaran dan daya beda setiap butir soal
siswa yang diperoleh melalui tes yang telah di uji cobakan (6) Berdasarkan
tertulis(pre-test dan post-test) berbentuk hasil analisis, selanjutnya soal siap
pilihan ganda sebanyak 50 soal. dijadikan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen penelitian berupa Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan soal Tahap Pelaksanaan
tes yang telah divalidasi oleh satu orang Langkah-langkah yang dilakukan pada
dosen FKIP Untan dengan hasil validasi tahap pelaksanaan antara lain: (1)
bahwa instrumen yang digunakan valid. Memberikan pre-test pada siswa kelas
Berdasarkan hasil uji coba soal yang kontrol dan kelas eksperimen untuk
dilakukan di SDN 29 Pontianak Kota mengetahui kemampuan awal siswa (2)
diperoleh keterangan bahwa tingkat Pengolahan data Pre-test (3) Melaksanakan
reliabilititas soal yang disusun tergolong kegiatan belajar mengajar pada kelas
sangat tinggi dengan koefisien reliabilitas eksperimen dan kelas kontrol (4)
sebesar 0,90. Memberikan post-test pada siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen untuk

4
mengetahui kemampuan akhir siswa (5) test dan data post-test kelas eksperimen dan
Pengolahan data Post-test. kelas kontrol dinyatakan homogen,
Berdasarkan hasil perhitungan, maka
Tahap Akhir digunakan rumus t-test polled varians untuk
Tahap akhir yang dilakukan dalam uji hipotesis data pre-test dan data post-
penelitian ini antara lain: (1) Melakukan test. (7) Menghitung effect size (ES). (8)
penskoran terhadap hasil pre-test dan Menarik Kesimpulan dan menyusun
posttest. (2) Menghitung rata-rata (Me) laporan penelitian.
hasil tes. (3) Menghitung standar deviasi
(SD) hasil tes. (4) Menguji normalitas data HASIL PENELITIAN DAN
menggunakan rumus Chi Kuadrat (X2). (5) PEMBAHASAN
Menguji homogenitas data menggunakan Hasil Penelitian
uji F. (6) Hasil uji normalitas data kelas Berdasarkan hasil penelitian di Sekolah
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi Dasar Negeri 29 Pontianak Kota disajikan
normal, perhitungan homogenitas data pre- pada tabel berikut:

Tabel 1. Perbedaan Hasil Belajar Siswa


Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Rata-rata (𝒙) 57,92 76,56 58,43 71,67
Standar Deviasi (SD) 9,08 8,82 10,30 10,36
2
Uji Normalitas (X ) 4,080 1,598 6,374 7,398

Dari data pada tabel 1 dapat diketahui (α = 5% dan dk = 6 – 3 = 3) sebesar 7,815.


bahwa hasil belajar siswa yang Karena 𝑥 2 hitung <𝑥 2 tabel, maka kedua
menggunakan contextual teaching and data berdistribusi normal.
learning lebih tinggi dari hasil belajar siswa Hasil uji normalitas skor post-test kelas
tanpa menggunakan pendekatan contextual eksperimen diperoleh X2hitung sebesar 1,598
teaching and learning. secara umum, hasil dengan ttabel (α = 5% dan dk = 6 – 3 = 3)
belajar siswa pada kelas eksperimen dan sebesar 7,815, sedangkan hasil uji
kelas kontrol mengalami peningkatan dari normalitas skor post-test kelas kontrol
perolehan nilai pre-test terhadap post-test. (lampiran 17) diperoleh X2hitung sebesar
7,398 dengan ttabel (α = 5% dan dk = 6 – 3 =
Uji Normalitas Data 3) sebesar 7,815. Karena 𝑥 2 hitung <𝑥 2
Hasil uji normalitas skor pre-test kelas tabel, maka kedua data berdistribusi
eksperimen diperoleh X2hitung sebesar 4,080 normal.
dengan ttabel ( α =5% dan dk = 6 – 3 = 3) Berikut ini adalah pengolahan data hasil
sebesar 7,815, sedangkan hasil uji belajar siswa yang dapat dilihat dalam
normalitas skor pre-test kelas kontrol tabel 2 berikut.
diperoleh X2hitung sebesar 6,374 dengan ttabel

Tabel 2. Pengolahan Data Hasil Belajar Siswa


Pre-test Post-test
Uji Homogenitas (F) 1,29 1,80
Uji Hipotesis (t) -0,269 2,566
Effect Size (ES) 0,47

5
Uji Homogenitas Varians pembelajaran tematik kelas IV Sekolah
Dari uji homogenitas data pre-test Dasar Negeri 29 Pontianak Kota.
(lampiran 18) diperoleh Fhitung sebesar
1,29 dengan Ftabel (α = 5%) sebesar 1,87. Perhitungan Effect Size
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Hasil pengujian menunjukan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual
Fhitung (1,29) < Ftabel (1,87). Dengan terhadap hasil belajar siswa dalam
demikian dapat dikatakan bahwa data pembelajaran tematik, dihitung dengan
pretest pada kedua kelas penelitian adalah menggunakan rumus effect size.
homogen. Berdasarkan hasil perhitungan effect size
Hasil uji homogenitas data post-test diperoleh ES sebesar 0,47 yang termasuk
dalam kriteria sedang, dapat disimpulkan
diperoleh Fhitung sebesar 1,38 dengan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan
Ftabel (α = 5%) sebesar 1,80. Hasil contextual teaching and learning
pengujian menunjukan bahwa Fhitung memberikan pengaruh (efek) yang sedang
(1,38) < Ftabel (1,80). Dengan demikian terhadap hasil belajar siswa dalam
dapat dikatakan bahwa data post-test kedua pembelajaran tematik kelas IV Sekolah
kelas penelitian adalah homogen Dasar Negeri 29 Pontianak Kota.

Uji Hipotesis (Uji-t) Pembahasan


Hasil perhitungan uji hipotesis (uji-t) 1. Kemampuan Awal Siswa
pre-test menggunakan rumus polled varians Berdasarkan data yang diperoleh dari
, diperoleh thitung sebesar -0,269 dan ttabel (α = hasil pre-test, maka diketahui rata-rata pre-
5%, dk n1 + n2 - 2 = 58 ) sebesar 1,672. Hasil test kelas eksperimen sebesar 57,92
perhitungan menunjukan bahwa thitung - sedangkan rata-rata pre-test kelas kontrol
0.269 < ttabel 1,671, maka dinyatakan Ho sebesar 58,43. Dapat dikatakan bahwa rata-
diterima sedangkan Ha ditolak. Dapat rata pre-test kelas eksperimen dan kontrol
dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tidak berbeda secara signifikan yaitu
yang signifikan terhadap kemampuan awal dengan selisih 0,51. Hal ini menunjukkan
siswa kelas kontrol dan eksperimen. bahwa kemampuan awal siswa pada kelas
Dengan demikian, penelitian dapat eksperimen dan kelas kontrol tergolong
dilanjutkan. homogen dan memiliki kemampuan belajar
relatif sama sehingga penelitian dapat
Pengujian Hipotesis dilanjutkan. Setelah mengetahui
Berdasarkan hasil perhitungan uji kemampuan awal siswa di kedua kelas,
hipotesis (uji-t) dengan menggunakan maka selanjutnya diberikan perlakuan yang
rumus polled varians, diperoleh thitung berbeda di masing-masing kelas. Pada kelas
sebesar 2,566 dan ttabel (α = 5%, dk = 31 + kontrol dilakukan pembelajaran tanpa
29 - 2) sebesar 1,672. Hasil perhitungan menerapkan contextual teaching and
menunjukan bahwa thitung 2,566 > ttabel 1,672. learning, sedangkan pada kelas eksperimen
Dengan demikian Ho ditolak, sebaliknya dilakukan pembelajaran dengan
Ha diterima. Ini berarti terdapat pengaruh menerapkan contextual teaching and
Contextual Teaching and Learning dalam learning.
Pembelajaran Tematik Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar 2. Hasil Belajar Siswa
Negeri 29 Pontianak Kota. Artinya Berdasarkan data yang diperoleh dari
penerapan Contextual Teaching and hasil post-test, maka dapat diketahui rata-
Learning berpengaruh secara signifikan rata post-test kelas eksperimen sebesar
terhadap hasil belajar siswa dalam 76,56 sedangkan rata-rata post-test kelas
kontrol sebesar 71,67. Hal ini menunjukkan

6
bahwa rata-rata post-test kelas eksperimen SIMPULAN DAN SARAN
lebih tinggi dibanding rata-rata post-test Simpulan
kelas kontrol yaitu dengan selisih 4,89. Berdasarkan penelitian yang telah
Hasil belajar siswa yang diperoleh pada dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan 29 Pontianak Kota dan hasil analisis data
dengan kelas kontrol. Perbedaan hasil yang diperoleh dari hasil skor pre-test dan
belajar tersebut tersebut karena adanya post-test dalam pembelajaran tematik, hasil
penerapan contextual teaching and learning belajar siswa kelas III pada kelas
dalam pembelajaran tematik di kelas eksperimen dan kontrol yang dilakukan
eksperimen yang mana memberikan siswa dengan statistic parametric yaitu t-test
pengalaman langsung mendorong untuk (Polled Varians) pada taraf =5% dan ( dk =
mengaitkan materi dengan kehidupan dunia n1 + n2 – 2 = 58 ) diperoleh thitung > ttabel
nyata serta penerapannya di lingkungan. atau 2,594 > 1,676 yang berarti signifikan.
Peningkatan hasil belajar siswa di kelas Maka dapat dikatakan bahwa hipotesis
kontrol yang terjadi tidak terlalu terlihat, alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol
hanya beberapa siswa yang mengalami (Ho) ditolak. Ini berarti secara umum
kenaikan nilai. Hal ini disebabkan oleh bahwa terdapat Pengaruh Contextual
beberapa faktor, di antaranya pembelajaran Teaching and Learning (CTL) dalam
masih berpusat pada guru (teacher Pembelajaran Tematik Terhadap Hasil
centered). Guru lebih banyak mendominasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
kegiatan pembelajaran dibandingkan Negeri 29 Pontianak Kota, dengan kategori
dengan siswa. Siswa hanya berperan cukup atau sedang.
sebagai pendengar yang pasif dan Selain itu dirumuskan kesimpulan secara
mengerjakan hal yang disuruh guru serta khusus sebagai berikut
melakukannya sesuai dengan yang 1. Untuk menjawab sub masalah
dicontohkan. pertama adalah terdapat pengaruh
penerapan contextual teaching and
3. Pengaruh Contextual Teaching And learning (ctl) dalam pembelajaran
Learning (CTL) Terhadap Hasil tematik terhadap hasil belajar siswa
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar Negeri 29
Tematik Pontianak Kota.
Effect size digunakan untuk mengetahui 2. Besarnya pengaruh pembelajaran
seberapa besar pengaruh contextual dengan penerapan contextual
teaching and learning terhadap hasil belajar teaching and learning (ctl) dalam
siswa. Hasil perhitungan effect size pembelajaran tematik memberikan
diperoleh sebesar 0,47 termasuk kategori kriteria sedang (dengan harga effect
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa size sebesar 0,47) terhadap hasil
contextual teaching and learning belajar. Jadi, dapat dikatakan bahwa
memberikan pengaruh terhadap hasil penerapan contextual teaching and
belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat learning (ctl) memberikan pengaruh
berpengaruh dikarenakan dari pertemuan (efek) yang sedang terhadap
pertama hingga pertemuan keempat saat peningkatan hasil belajar Ilmu
siswa diberi perlakuan dengan Pengetahuan Alam siswa kelas IV
menggunakan contextual teaching and Sekolah Dasar Negeri 29 Pontianak
learning ini, siswa aktif dalam kegiaatan Kota
pembelajara mengembangkan kemampuan
berpikir dan mampu bekerjasama ketika Saran
melaksanakan diskusi dalam memecahkan Terdapat beberapa saran yang dapat
masalah yang diberikan.
peneliti sampaikan berdasarkan hasil

7
penelitian yang telah dilakukan yaitu Johnson, E. B. (2014). Contextual Teaching
sebagai berikut: and Learning (Menjadikan Kegiatan
1. Untuk guru, diharapkan BelajarMengajar Mengasyikkan dan
menggunakan Contextual Teaching Bermakna). Bandung: Kaifa Learning.
And Learning (CTL) dalam proses Jihad, A. dan Haris, A. (2013). Evaluasi
pembelajaran agar siswa lebih Pembelajaran. Yogjakarta: Multi
tertarik dan memberikan pengaruh Pressindo.
yang positif terhadap hasil dan proses Komalasari, K. (2010). Pembelajaran
pembelajaran di Sekolah Dasar. Kontekstual. Bandung: Refika
Aditama.
2. Untuk Peneliti, diharapkan bagi
Nawawi, H. (2015). Metode Penelitian
peneliti lainnya yang akan
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
melaksanakan penelitian dengan
Mada University Press.
menerapkan Contextual Teaching
Rusman. (2014). Pembelajaran Tematik
And Learning (CTL) ini diharapkan
Terpadu. Depok: Rajawali Pers.
menyampaikan langkah-langkah
Shoimin, A. (2014). Model Pembelajaran
pembelajaran dijelaskan dengan
Inovatif dalam Kurikulum 2013..
detail dan dengan kalimat yang
Yogjakarta: Ar-Ruzz Media
sederhana agar siswa dapat mudah
Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses
mengerti.
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rasdakarya.
DAFTAR RUJUKAN
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian. Pendidikan Kuantitatif dan R&D..
Jakarta: Rineka Cipta. Bandung: Alfabeta
Dokumen Kurikulum 2013. Kemendikbud,
Desember 2012.

Das könnte Ihnen auch gefallen