Sie sind auf Seite 1von 13

EVALUASI PROGRAM REVITALISASI PASAR TRADISIONAL REJOMULYO DI

KOTA SEMARANG

Muhamad Bambang Triatmojo, Aloysisus Rengga


Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id
Email: bambang.triatmj@gamil.com

ABSTRACT

The Rejomulyo market revitalization program is an activity to improve the image of the market
that previously slum, dirty and muddy for the better. The main reason for revitalizing the
Rejomulyo market is the market conditions that are already inadequate and not in accordance
with the standards of the public market and healthy markets, as well as the old market land use
plans that will be used as the Green Open Space. The new Rejomulyo market is expected to be a
clean, orderly, safe and healthy market, so that its existence can compete with the modern
market. The implementation of the program was challenged by a number of traders who refused
to move, so the program has not been completed to date. The purpose of this study is to Evaluate
the Rejomulyo market revitalization program and to identify obstacles to the implementation of
the program. This study uses qualitative descriptive method, in order to achieve the research
objectives , the CIPP (Context, Input, Process and Product) program evaluation models and the
implementation models of George C. Edward III are used. The result of the study found that the
Rejomulyo market revitalization program was still not optimal. That is seen from the context of
the program that is not optimal, because in the program planning does not involve traders. The
context of the program that is not optimal, makes the process and product of the program has not
been optimal, even though the program input is good. In addition, it was found that the factors
that inhibited the Rejomulyo market revitalization program were, communication of that
program was less effective, less optimal resources, poor disposition and inappropriate
SOPs(Standard Operating Procedure). For that advice that researcher gives is to reviews the
existing SOPs on traditional market development so the involvement of traders becomes clear
and it is necessary to immediately move traders who have not yet moved, and hold discussions
for future market management

Keywords: Program evaluation, revitalization of traditional market, traditional market


development, structuring traders
1
PENDAHULUAN dibanding pasar modern, satu-satunya aspek
A. Latar Belakang yang menjadi keunggulan pasar tradisional
Pasar tradisional menjadi salah satu adalah harganya yang lebih murah dan dapat
unsur penting dalam kehidupan masyarakat. ditawar. Untuk mengatasi hal tersebut
Bagi masyarakat pasar tradisonal menjadi diperlukan keseriusan Pemerintah dalam
salah satu penyedia utama barang kebutuhan mengelola pasar tradisional, sehingga
sehari-hari. Keberadaan pasar tradisional mampu bersaing dengan pasar modern, agar
disuatu daerah terkadang dapat menjadi eksistensinya tetap terjaga.
indikator yang paling nyata untuk melihat Kota Semarang dalam hal mengatur
kegiatan perekonomian masyarakat pengelolaan pasar tradisional, menggunakan
(Adiyadnya dan Setiawina, 2015: 266; Peraturan Daerah Kota Semarang No. 9
Savitri, dkk., 2015: 372). Stereotype yang Tahun 2013 tentang Pengaturan Pasar
melekat dengan pasar tradisional adalah Tradisional. Berbekal Perda tersebut,
kondisinya yang semrawut, sumpek, kotor, kemudian Pemerintah melakukan revitalsasi
becek dan lain sebagainya(Ayuningsasi, pasar tradisional, untuk menciptakan pasar
2011 : 2) membuat pasar tradisional hanya tradisional yang bersih, aman, tertib dan
akrab dengan masyarakat kelas menengah sehat serta mampu bersaing dengan pasar
kebawah, khususnya ibu-ibu yang berusaha modern.
memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan Salah satu pasar yang dilakukan
harga yang cenderung “miring” (Malano, revitalsiasi adalah Pasar Rejomulyo.
2011). Masyarakat dengan kelas ekonomi Revitalisasi tersebut dilakukan karena
yang lebih tinggi akan merasa gengsi bila kondisi pasar yang sudah tidak layak dan
harus berbelanja di pasar tradisional, terlebih tidak memenuhi syarat pasar sehat. Program
lagi bagi kalangan anak muda (Malano, revitalsiasi Pasar Rejomulyo bersisi dua
2011 : 2). kegiatan, yaitu pembangunan fisik pasar dan
Perbandingan pasar tradisional dan penataan pedagang. Pembangunan tersebut
pasar modern terkait kebersihan, kenyaman, sudah dimulai sejak tahun 2013-2015 dan
penataan pedagang dan barang dagangan pada tahun 2016 dilakukan penataan
menunjukkan bahwa pasar tradisional kalah pedagang, untuk memindahkan seluruh

2
pedagang pasar lama ke pasar yang baru. Chandler dan Plano mendefinisikan
Pembangunan pasar yang menghabiskan administrasi publik tidak hanya sebagai
anggaran sebesar Rp. 24 miliar kegiatan dalam rangka
menghasilkan bangunan semi modern, yang mengimplementasikan kebijakan
terdiri dari 2 gedung dan 2 lantai. pemerintah, namun juga memformulasikan
Dalam perkembangannya, kelompok kebijakan tersebut sebagaimana dikutip
pedagang ikan basah menolak untuk pindah Pasolong (2014), “Administrasi Publik
ke pasar baru, hingga tahun 2017 adalah proses dimana sumber daya dan
permasalahan tersebut masih belum selesai. personel publik diorganisir dan
Kondisi tersebut mengakibatkan bangunan dikoordinasikan untuk memformulasikan,
pasar baru belum optimal, karena hanya mengimplementasikan dan mengelola
ditempati oleh pedagang bumbon, (manage) keputusan-keputusan dalam
mengakibatkan pasar menjadi sepi pembeli kebijakan publik” (Pasolong, 2014: 7)
dan berangsur-angsur pedagang bumbon Pada perkembangannya, paradigma
juga mulai berkurang. Kondisi tersebut yang dalam administrasi public menurut G.
diperparah dengan kebersihan pasar yang Shabbir Cheema (dalam Keban, 2014 : 37-
masih belum terjaga. 38) adalah traditional public administration,
B. Perumusan Masalah public management, new public
Rumusan masalah dalam penelitian ini management dan governance.
adalah bagaimana program revitalisasi pasar 2. Kebijakan Publik
Rejomulyo di Kota Semarang dan apa saja Dalam kamus Administrasi Publik Chandler
faktor penghambat program tersebut. dan Plano (dalam Pasolong, 2007:38),
C. Tujuan Penelitian mengatakan bahwa kebijakan publik adalah
Tujuan dari peneltian ini adalah untuk pemanfaatan yang strategis terhadap
mengevaluasi program revitalisasi pasar sumber-sumber daya yang ada untuk
Rejomulyo di Kota Semarang dan untuk memecahkan masalah publik atau
mengindentifikasi hambatan pelaksanaan pemerintah. Definisi yang lebih sederhana
program tersebut. dikemukakan Shfritz dan Russel (dalam
D. Tinjauan Pustaka Pasolong, 2007:39), mendefinisikan
1. Administras Publik kebijakan publik dengan sederhana dan

3
menyebut “is whatever government dicides program yang diusulkan sesuai dengan
to do or not to do”. kebutuhan, dan apakah tujuan dan prioritas
3. Evaluasi Program program telah dirancang berdasarkan
Evaluasi program menurut Mulyatiningsih analisis kebutuhan.
(2011:113) adalah kegiatan mengumpulkan b. Input
data dan informasi untuk membuat Evaluasi ini menolong mengatur keputusan,
keputusan terkait program yang sedang menentukan sumber-sumber yang ada,
berjalan, untuk dilanjutkan, diperbaiki atau alternatif apa yang diambil, apa rencana dan
dihentikan. Menurut Wirawan (2011) strategi untuk mencapai kebutuhan.
evaluasi program bukan sekedar Stufflebeam dalam Mulyatiningsih (2011:
mengumpulkan informasi, namun 129-130) Komponen ini digunakan untuk
merupakan suatu metode sistematik untuk mengevaluasi input, apakah perancangan
mengumpulkan, menganalisis dan memakai program telah mempertimbangkan
informasi untuk menjawab pertanyaan dasar sumberdaya yang tersedia, dengan cara
mengenai program (Hidayat, 2018:36). mengidentifikasi kapabilitas sumberdaya
Dalam penelitian ini digunakan model bahan, alat, manusia dan biaya yang ada.
evaluasi program CIPP yang digagas oleh c. Process
Stuflebeam (Wirawan, 2011: 92). Evaluasi proses untuk membantu
Komponen evaluasi model ini meliputi, mengimplementasikan keputusan. Sampai
context, input, process dan product. sejauh mana rencana diterapkan? Apa yang
a. Context harus direvisi? Stufflebeam dalam
Konteks evaluasi ini membantu Mulyatiningsih (2011: 130-131) Komponen
merencanakan keputusan, menentukan ini digunakan untuk mengevaluasi proses,
kebutuhan yang akan dicapai oleh program apakah pelaksanaan program sudah sesuai
dan merumuskan tujaun program. dengan rencana, yaitu dengan
Stufflebeam dalam Mulyatiningsih (2011: mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam
127-129) Komponen ini digunakan untuk implementasi program.
mengevaluasi konteks program, yaitu d. Produk
mengidentifikasi latar belakang munculnya Evaluasi produk untuk menolong keputusan
program, sehingga dapat diketahui apakah selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai?

4
Apa yang telah dilakukan setelah program pada perbaikan fisik bangunan saja,
berjalan? Stufflebeam dalam Mulyatiningsih melainkan meliputi, revitalisasi fisik,
(2011: 132-134) Komponen ini digunakan revitalisasi manajemen, revitalisasi sosial
untuk mengevaluasi produk, apakah tujuan budaya dan revitalisasi ekonomi.
program telah tercapai dengan baik, melalui METODOLOGI PENELITIAN
evaluasi impact dan sustainability, yaitu Peneltian ini menggunakan desain penelitian
melihat kesesuaian program yang telah kualitatif deskriptif. Fokus dalam penelitian
dilaksanakan dengan tujuan yang ingin ini adalah evaluasi program revitalisasi
dicapai, menilai efek positif dan negatif Pasar Rejomulyo di Kota Semarang. Lokasi
yang dirasakan oleh sasaran kegiatan serta Penelitian ini di Kota Semarang dan situs
melihat keberlanjutan program tersebut penelitian ini pada Pasar Rejomulyo Kota
Untuk melihat hambatan dalam Semarang.
program, peneliti menggunakan Model Pengumpulan data dilakukan melalui
Implementasi kebijakan Goerge C. wawancara, observasi dan dokumentasi.
Edwards III (Subarsono 2015: 90-93) Pemilihan informan menggunakan teknik
4. Revitalisasi Pasar Tradisional purposive sampling dan untuk menganalisis
Menurut A. S. Homby dan Wehmeier, S. data menggunakan metode analisis data
(2004) dalam Samadi, dkk (2011: 618) Glaser dan Strauss yang meliputi, reduksi
mendefinisikan revitalisasi sebagai kegiatan data, kategorisasi, sintesisasi dan menyusun
untuk membuat sesuatu menjadi lebih kuat, „hipotesis kerja‟ (Moleong, 2009: 288-289).
aktif dan sehat dengan memperhatikan Untuk menguji keabsahan data, digunakan
kondisi lingkungan. Kualitas revitalisasi triangulasi metode dan sumberdata.
ditentukan oleh keseimbangan PEMBAHASAN
lingkungannya juga, termasuk alam, A. Evaluasi Program Revitalisasi
ekonomi dan budaya. Pasar Tradisional Rejomulyo di
Konsep dan prinsip revitalisasi pasar Kota Semarang
tradisional menurut Peraturan Menteri Evaluasi program yang digunakan
Perdagangan No. 61 Tahun 2015 tentang dalam penelitian ini adalah model CIPP
Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan yang meliputi 4 komponen yaitu, context,
Sarana Perdagangan, tidak hanya berfokus input, process dan product.

5
1. Context bangunan pasar baru yang pembagian
Dalam merencanakan suatu program perlu tempatnya dikelompokkan sesuai dengan
diketahui latar belakang mengapa program jenis jualannya, yakni kelompok pedagang
tersebut perlu dibuat, apakah program ikan basah pada lantai 1 gedung A,
tersebut menjadi sebuah kebutuhan atau kelompok pedagang bumbon pada lantai 2
tidak, sehingga program yang dibuat dapat gedung A dan kelompok pedagang ikan
memberikan manfaat bagi sasaran program asin pada lantai 2 gedung B, serta pada
tersebut. latar belakang munculnya program lantai 1 gedung B digunakan untuk kios
revitalisasi Pasar Rejomulyo adalah karena warung makan, dan jasa perdagangan
kondisi pasar lama yang sudah tidak layak, Manfaat yang diharapkan dari
kumuh, dan kotor sehingga butuh pasar adanya program revitalisasi Pasar
yang lebih baik. Selain itu program ini Rejomulyo ini adalah agar kondisi pasar
muncul karena lahan yang digunakan untuk menjadi lebih bersih, serta semua pihak
pasar lama akan digunakan untuk Ruang merasa nyaman saat bertransaksi di pasar,
Terbuka Hijau, sehingga perlu sehingga dapat menarik minat pembeli
memindahkan pasar lama ke lokasi yang untuk datang ke Pasar Rejomulyo. Tujuan
baru. dari program revitalisasi Pasar Rejomulyo
Selanjutnya aspek yang dilihat dari ini adalah untuk menjadikan Pasar
konteks program adalah Kejelasan program. Rejomulyo yang lebih bersih, tertib, aman
Kejelasan program dalam hal ini berkaitan dan sehat sebagaimana tujuan dari Perda
dengan perencanaan program dan manfaat No. 9 Tahun 2013 tentang Pengaturan Pasar
yang diharapkan dari program tersebut. Tradisional.
Dalam kegiatan pembangunan, program Realitanya pedagang tidak
revitalisasi Pasar Rejomulyo rencananya mengetahui bagaimana isi program tersebut,
akan dibangun lebih modern yang terdiri terkait rencana pembangunan dan
dari 2 gedung dan 2 lantai dan detail penataannya nanti akan seperti apa,
bangunan serta fasilitas yang ada mengacu pedagang tidak mengetahuinya. Hal ini
pada persyaratan pasar sehat. karena dalam perencanaan program tersebut
Kegiatan penataan pedagang, pedagang tidak dilibatkan, baik dalam
pedagang dari pasar lama akan menempati pembangunan maupun penataannya. Hal ini

6
dibuktikan dengan masih belum pelaksanaan program, dibuktikan
ditempatinya area pedagang ikan basah dan dengan tidak adanya keterlibatan
ikan asin di bangunan pasar baru, karena pedagang dalam program, serta tidak
sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai semua pedagang mendapat informasi
dengan kebutuhan pedagang. Dapat terkait program tersebut. Anggaran
disimpulkan bahwa dari komponen context yang ada juga demikian karena
program revitalisasi Pasar Rejomulyo ini memerlukan 3 kali penganggaran
hasilnya kurang optimal. Hal ini dilihat dari untuk menyelesaikan program
ketidaktahuan pedagang tentang isi dari pembangunan pasar, mengakibatkan
program tersebut, bagaimana perencanaan proses pembangunan berlangsung
pembangunan dan penataannya pedagang cukup lama dari tahun 2013-2015.
tidak mengatahui. 2. Input
Hambatan komponen context ini Komponen ini berusaha mencari jawaban
yaitu: dari apa yang harus dilakukan, sehingga
a. Diposisi yang kurang baik, tidak nanti akan diketahui hal-hal yang perlu
dilibatkannya pedagang dalam dilakukan untuk mencapai tujuan program
perencanaan program mencerminkan yang telah ditetapkan.
sikap Dinas Perdagangan yang kurang Pada kegiatan pembangunan Dinas
demokratis. Perdagangan telah menyusun langkah-
b. Komunikasi yang kurang baik, langkah untuk melaksanakan program
komunikasi yang dilakukan oleh Dinas tersebut, yaitu melakukan kajian-kajian dan
Perdagang kepada pedagang buruk, menyusun detail engineering program DED.
sehingga selain pedagang tidak Kajian dilakukan agar kegiatan
dilibatkan dalam perencanaan pembangunan tidak merugikan lingkungan
program, pedagang juga tidak sekitar, yang meliputi: kajian analisis
mendapatkan informasi terkait isi mengenai dampak lingkungan (AMDAL),
program analisi mengenai dampak lalu lintas
c. Sumberdaya yang kurang optimal, (ANDALALIN), upaya pengelolaan
dilihat dari belum optimalnya peran lingkungan hidup dan upaya pemantauan
sumberdaya manusia dalam lingkungan hidup (UKL-UPL).

7
Selanjutnya dari kegiatan penataan, detail rancangan bangunan dan rencana
Dinas Perdagangan juga telah menyusun penataan pedagang yang sudah tersusun
rencana dalam melaksanakan penataan dengan baik dan jelas. Sumberdaya yang
tersebut, yaitu dengan sosialisasi akan digunakan dalam pelaksanaan program
penempatan, dan pengambilan nomor untuk ini juga sudah ditentukan dengan seksama,
menentukan lokasi dasaran pedagang, serta terkait siapa yang akan melaksanakan dan
telah disusun rencana penggunaan bangunan apa yang akan dilakukan sudah tertata
pasar yaitu, Gedung A lantai 1 untuk dengan baik dan jelas.
pedagang ikan basah dan lantai 2 untuk 3. Process
pedagang bumbon, dan Gedung B lantai 1 Komponen ini berkaitan dengan komponen
untuk fasilitas umum dan lantai 2 pedagang input, karena komponen ini melaksanakan
ikan asin. apa-apa saja yang sudah direncanakan dalam
Sumberdaya yang ditetapkan dalam input. Pelaksanaan pembangunan telah
program ini adalah, sumberdaya manusia sesuai dengan rencana, detail bangunannya
berasal dari pegawai Dinas Perdagangan pun sudah sesuai dengan rancangan yang
Bidang Sarana dan Prasarana khususnya ada. Sedangkan kegiatan penataan pedagang
seksi pembangunan; dan Bidang Penataan belum terlaksana dengan baik, karena
dan Penetapan, serta dinas-dinas teknis kelompok pedagang ikan basah belum mau
pembangunan seperti Dinas Perhubungan, menempati bangunan pasar. Hal tersebut
Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas karena kondisi sarana dan prasarana seperti
Pekerjaan Umum dan Bappeda, serta PT. area bongkar muat dan luas lapak tidak
Berkah Enggal Sumber Tiara sebagai sesuai dengan kebutuhan pedagang.
pemborong. Sumberdaya anggaran yang Hambatan yang terjadi dalam
digunakan dalam program ini berasal dari komponen ini terjadi karena context nya
APBD, yang dianggarkan dalam 3 tahun bermasalah, karena jika melihat dari input
anggaran yaitu tahun 2013, 2014 dan 2015 program terlihat bahwa input program
dengan total anggaran Rp. 24 miliar. revitalisasi Pasar Rejomulyo ini sudah baik.
Dapat disimpulkan bahwa komponen Komponen context yang bermasalah tersebut
input program revitalisasi Pasar Rejomulyo terlihat dari tidak dilibatkannya pedagang
ini sudah baik, hal ini dapat dilihat dari dalam perencanaan program tersebut,

8
sehingga apa yang menjadi keinginan dan 4. Product
kebutuhan pedagang tidak tercantum di Product evaluasi digunakan untuk menilai
dalam context program in, sehingga process apakah tujuan program telah tercapai
program tersebut menjadi belum optimal. dengan baik melalui evaluasi impact dan
Hambatan lain dari komponen sustainability, yaitu melihat kesesuaian
process yaitu: program yang telah dilaksanakan dengan
a. Struktur birokrasi yang kurang baik, tujuan yang ingin dicapai, menilai efek
Struktur birokrasi berkenaan dengan positif dan negatif, serta bagaimana
SOP (standard operating procedure). keberlanjutan program tersebut.
Program revitalisasi Pasar Rejomulyo Pencapaian tujuan, program
dalam pelaksanaannya berpedoman revitalisasi Pasar Rejomulyo ini belum
pada SOP pembangunan pasar yakni, optimal. Hal ini dibuktikan dari segi
sosialisasi, registrasi ulang, ketertiban, masih ditemukan pedagang yang
memindahkan pedagang ke tempat berjualan tidak sesuai dengan jenis
relokasi (jika lokasi pasar yang jualannya serta masih terdapat pedagang
dibangun tidak berubah), pembangunan yang berjualan di lantai. Dari segi
pasar, sosialisasi penempatan pasar kebersihan, masih ditemukan sampah yang
baru, pengambilan nomor kemudian berserakan di lingkungan pasar dan
proses penempatan pasar baru. Di dalam lingkungan lapak pedagang pada saat
SOP tersebut tidak disebutkan secara aktivitas berdagangan berlangsung. Dari segi
jelas keterlibatan pedagang, sehingga kesehatan pasar baru ini belum memenuhi
pedagang tidak mengetahui perencanaan semua persyaratan pasar sehat, masih ada
program tersebut. aspek-aspek yang belum terpenuhi seperti
b. Disposisi yang kurang baik, dilihat dari area parkir yang kurang sesuai, tidak ada
beberapa pedagang kelompok ikan tempat cuci tangan dan masih terdapat
basah yang mengungkapkan bahwa genangan di lantai pasar. Dari segi
Dinas Perdagang dalam meminta keamanan, petugas keamanan pasar belum
pedagang untuk segera pindah juga jelas, lantaran pada saat aktivitas
pernah menggunakan cara intervensi perdagangan tidak terlihat adanya petugas
dan ancaman pencabutan ijin.

9
keamanan, baik pada pos keamanan maupun dirugikan jika keputusan hukumnya sudah
di lingkungan pasar. jelas.
Dampak positif dari program ini PENUTUP
adalah kondisi pasar yang lebih bersih jika Kesimpulan
dibandingkan dengan kondisi pada pasar Program revitalisasi Pasar Rejomulyo
lama. Dari segi kenyamanan, pedagang dan merupakan program untuk menjadikan pasar
pembeli juga merasa lebih nyaman pasar lebih berdaya. Hal ini karena kondisi Pasar
baru, karena bersih dan tidak banjir. Rejomulyo lama sudah tidak layak, kumuh,
Dampak negatif dari program ini adalah kotor dan tidak sesuai persyaratan
bangunan pasar yang belum fungsional penyelenggaraaan pasar sehat. Program ini
sepenuhnya, pembelinya pun masih sepi, berisi 2 kegiatan yaitu pembangunan fisik
sehingga pedagang bumbon yang sudah pasar dan penataan pedagang. Berdasarkan
pindah juga banyak yang tidak berjualan hasil penelitian program revitalisasi Pasar
lagi. Dampak lain dari permasalahan Rejomulyo masih belum optimal. Hal
program ini adalah kegiatan pasar belum tersebut karena komponen context, kurang
efektif, seperti belum adanya penarikan optimal sehingga menyebabkan process dan
retribusi, serta belum adanya pengajuan product yang belum optimal pula, meskipun
surat ijin dari pedagang yang sudah input program sudah baik.
menempati bangunan pasar baru. Hal ini Komponen context kurang optimal
mengakibatkan menurunnya pendapatan dilihat dari tidak adanya keterlibatan
retribusi Pasar Rejomulyo. pedagang pada saat perencanaan program
Keberlanjutan program ini masih revitaliasi Pasar Rejomulyo sehingga
menunggu proses hukum, karena pedagang pedagang tidak mengetahui isi program
ikan basah yang menolak pindah tersebut. Belum optimalnya process tersebut
memperkarakan masalah ini ke pengadilan. karena perencanaan program tidak
Keputusan yang diambil oleh Dinas melibatkan pedagang, sehingga kondisi
Perdagangan dilakukan untuk menghormati sarana dan prasarana di pasar baru tidak
proses hukum karena belum ada putusan, sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal
sehingga tidak ada pihak yang merasa tersebut mengakibatkan kelompok pedagang
ikan basah menolak untuk pindah, Product

10
yang belum optimal dilihat dari kelompok b. Sumberdaya, keberadaan sumberdaya
pedagang ikan basah yang menolak pindah, manusia kurang bekerja dengan optimal
sehingga berdampak pada kondisi pasar hal ini dapat dilihat dari tidak adanya
yang sepi karena hanya digunakan oleh keterlibatan pedagang dalam program
pedagang bumbon. Tujuan program ini, serta tidak semua pedagang
revitalisasi Pasar Rejomulyo yang untuk mendapat informasi terkait program
menjadikan pasar bersih, tertib, aman dan tersebut. Sumberdaya anggaran juga
sehat pun juga belum tercapai. Dilihat dari menghambat pelaksanaan program,
kondisi pasar baru yang kurang bersih, karena memerlukan 3 kali
masih terdapat pedagang yang berjualan penganggaran untuk menyelesaikan
tidak sesuai dengan jenis jualannya, program pembangunan pasar
keamanan pasar juga belum optimal karena c. Disposisi, sikap Dinas Perdagang yang
pos keamanan terlihat sepi, serta pasar yang kurang melibatkan pedagang, sehingga
direncanakan menjadi pasar sehat sesuai pedagang merasa kurang puas dengan
dengan keputusan menteri kesehatan masih hasil program revitalisasi Pasar
terdapat beberapa komponen yang belum Rejomulyo. Sikap Dinas Perdagang
sesuai. yang mengintervensi pedagang juga
Hambatan yang ada pada program ini tidak mencerminkan perilaku yang
yaitu, mendidik, lantaran kesalahan ada pada
a. Komunikasi, karena dengan komunikasi Dinas Perdagangan yang tidak
yang buruk informasi program tidak melibatkan pedagang dalam
tersampaikan dengan baik sehingga perencanaan program.
pedagang hanya menerima program d. Sruktur birokrasi, dalam SOP yang ada
tersebut, tidak bisa memberikan saran terkait pembangunan pasar tradisional,
dan masukan. Hasil dari komunikasi tidak ditemukan keterlibatan pedagang
yang buruk tersebut mengakibatkan padahal aspirasi pedagang sangat
kelompok pedagang ikan basah dibutuhkan karena mereka yang akan
menolak untuk pindah ke pasar baru, menggunakan bangunan pasar tersebut.
sehingga program revitalisasi Pasar Meskipun pada kenyataan Dinas
Rejomulyo ini belum optimal. Perdagangan telah melaksanakan

11
program revitalisasi Pasar Rejomulyo Bisnis Universitas Udayana, Vol. 4,
No. 04 : 265-281
sesuai dengan SOP yang ada.
Saran Ayuningsasi, A. A. K. (2011). Analisis
Pendapatan Pedagang Sebelum dan
1. Terkait dengan keterlibatan pedagang,
Sesudah Program Revitalisasi Pasar
diperlukan pengkajian ulang SOP Tradisional di Kota Denpasar, Studi
Kasus Pasar Sudha Merta Desa
pembangunan pasar tradisional. Hal ini
Sidakarya. PIRAMIDA Vol. 7, No. 1
dilakukan agar didapatkan SOP yang : 1-12
dengan jelas menyebutkan keterlibatan
Keban, Yeremias T. (2014). Enam Dimensi
pedagang dalam perencanaan program. Strategis Administrasi Publik :
Konsep, Teori dan Isu (Edisi 3).
Hal tersebut dilakukan agar personil di
Yogyakarta: Gava Media
Dinas Perdagangan dalam
Malano, Herman. (2011). Selamatkan Pasar
melaksanakan program revitalisasi pasar
Tradisional. Jakarta: Gramedia
tradisional memiliki petunjuk yang Pustaka Utama
lebih jelas, mulai dari perencanaan
Moleong, J. Lexy (2009). Metodologi
hingga komunikasi kepada pedagang. Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sikap Dinas Perdaganganpun akan lebih
Mulyatiningsih, Endang (2011). Riset
jelas, terkait bagaimana harus bertindak Terapan, Bidang Pendidikan dan
Teknik. Yogyakarta: UNY Press
dalam program-program revitaisasi
pasar. Pasolong, Harbani. (2014). Teori
Administrasi Publik. Bandung:
2. Terkait keberlanjutan program, perlu
Alfabeta
segera melakukan tindakan untuk
Savitri, Wahyu, Turtiantoro dan
memindahkan pedagang ikan basah dan
Sulistyowati (2015). Implementasi
ikan asin, serta mengadakan diskusi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor
9 Tahun 2013 Tentang Pengaturan
untuk pengelolaan pasar kedepannya.
Pasar Tradisional di Kota
Semarang. Journal of Politic and
Government Studies, Vol. 4, No. 2 :
DAFTAR PUSTAKA
371-385
Adiyadnya, M. S. P, N. D. Setiawina (2015). Subarsono, A.G. (2015). Analisis Kebijakan
Analisis Tingkat Efektivitas dan Publik : Konsep, Teori Dan Aplikasi.
Daya Saing Program Revitalisasi Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Pasar Tradisional Di Pasar Gunung
Agung Peninjoan Desa Peguyangan
Kangin. E-jurnal Ekonomika dan
12
Wirawan. (2011). Evaluasi: Teori, Model, Perda Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2013
Standar, Aplikasi dan Profesi. tentang Pengaturan Pasar Tradisional
Jakarta: Rajagrafindo persada

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37


Tahun 2017 tentang Pedoman Pembangunan
dan Pengelolaan Sarana Perdagangan

13

Das könnte Ihnen auch gefallen