Sie sind auf Seite 1von 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323191635

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA ANALITIK MATERI


KROMATOGRAFI BERORIENTASI INKUIRI TERBIMBING

Article · August 2017


DOI: 10.26418/jpmipa.v8i2.21173

CITATIONS READS

0 470

2 authors, including:

Dedeh Kurniasih
University of Muhammadiyah Pontianak
11 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Inkuiri terbimbing View project

Penjernihan air View project

All content following this page was uploaded by Dedeh Kurniasih on 11 April 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


31

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN


KIMIA ANALITIK MATERI KROMATOGRAFI
BERORIENTASI INKUIRI TERBIMBING

Dedeh Kurniasih1, Hanum Mukti Rahayu2


1
Pendidikan Kimia, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Jl.A.Yani No.111,
Pontianak
2
Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Jl.A.Yani No.111,
Pontianak
E-mail: dedeh.kurnia9@gmail.com

Abstract
The purpose of this research is to develop valid, practical, and
effective guided inquiry teaching set to improve the students’
achievement on the course of Analytical Chemistry in
Muhammadiyah University. The researcher applied Thiagarajan
3-D model; define, design, and develop. The sample of this
research was obtained by purposive sampling resulted in 7
students as the try out sample and 16 students as the main test
sample. The data was collected by measurement, and indirect
observation. The instruments of this research were pre-test and
post-test questions, observation sheets, and questionnaire sheets.
The findings of this research showed that the validity of the
teaching set was given the score 1,00 by expert; the practicality of
the teaching set from the students’ responses was given the score
75,60 and 82,46; the students’ achievement after utilizing the
guided inquiry based teaching set showed that 81,25% fulfill the
criteria of completeness. For that reason, the guided inquiry based
teaching set developed in this research is suitable to be used in the
teaching and learning process.

Keywords: Guided inquiry, chromatography, the development of a


teaching set

Ilmu kimia merupakan produk Muhammadiyah Pontianak adalah


(pengetahuan kimia yang berupa Kimia Analitik.
fakta, teori, prinsip dan hukum) Dalam penyampaiannya mata
temuan sains dan proses (kerja kuliah ini memuat tentang analisis
ilmiah). Pengembangan keterampilan secara kualitatif dan kuantitatif serta
berpikir menjadi hal yang penting di metode pemisahan. Oleh karena itu
dalam pembelajaran ilmu kimia. mahasiswa dituntut untuk dapat
Salah satu bidang ilmu kimia yang berpikir kritis, logis, kreatif, dan
menjadi matakuliah di Program Studi inovatif terhadap permasalahan yang
Pendidikan Kimia di Universitas dihadapi. Namun fakta di lapangan
menunjukkan mahasiswa masih
32 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 31-40

kesulitan dalam hal tersebut. Menurut kuliah Kimia Analitik dan lebih
Zubaidah (2010), sistem pendidikan sering menunggu informasi dari
lebih menekankan pada penyampaian dosen dibanding mencari dari sumber
informasi dari pada pengembangan lain. Hasil wawancara ini
kemampuan berpikir. menunjukkan bahwa kebiasaan selalu
Hasil observasi dalam proses mendapatkan pengetahuan tanpa
perkuliahan kimia analitik di program proses pencarian sendiri
studi Pendidikan Kimia Universitas mengakibatkan pengetahuan tersebut
Muhammadiyah Pontianak akan lebih cepat menguap.
menunjukkan kecenderungan Mahasiswa cenderung menunggu
mahasiswa yang aktif dalam informasi diberikan oleh dosen
perkuliahan masing sangat kurang. dibanding mencari. Pembelajaran
Proses pembelajaran berlangsung seperti itu mengakibatkan
dalam satu arah, yaitu proses kemampuan berpikir tingkat tinggi
pembelajaran yang mengacu pada siswa relatif rendah dikarenakan
proses transfer pengetahuan dari proses berpikirnya hanya ditekankan
dosen ke mahasiswa (teacher oleh bagaimana menyelesaikan
centered). Akibatnya perkuliahan persoalan yang terbatas.
menjadi kurang menarik dan Proses pembelajaran akan
monoton. Hasil belajar mahasiswa lebih efektif apabila mahasiswa
untuk mata kuliah kimia analitik juga secara aktif berpartisipasi dalam
masih perlu dikatrol beberapa kali proses pembelajaran. Pemahaman
sebelum akhirnya dinyatakan akan lebih bertahan lama jika
memenuhi kriteria ketuntasan mahasiswa memperoleh pengetahuan
minimal yang telah ditetapkan dosen dengan cara mencari sendiri
pengampu yaitu 70. Hal ini dibanding yang diberikan secara
menunjukkan bahwa proses langsung oleh dosen. Dengan
mahasiswa memperoleh pengetahuan demikian, mahasiswa akan
adalah sesuatu hal yang sangat mengalami, menghayati, dan menarik
penting untuk dapat mencapai hasil pelajaran dari pengalamanya. Pada
belajar yang diharapkan. Penguasaan akhirnya hasil belajar akan
konsep pada mata kuliah Kimia merupakan bagian dari pemikiran dan
Analitik menjadi dasar dan pengalamannya. Hasil pengalaman
pendukung dalam memahami dan belajar akan lebih tertanam dalam
melakukan kerja ilmiah dalam mata pikiran dan kondisi demikian
kuliah keahlian kimia yang lain. menuntut mahasiswa untuk lebih
Wawancara terhadap enam berpikir kreatif. Untuk mencapai
mahasiswa dengan kemampuan atas, keberhasilan pembelajaran yang
sedang, dan bawah semester III diharapkan, upaya yang dapat
Program Studi Pendidikan Kimia dilakukan dosen adalah dengan cara
Fakultas Keguruan dan Ilmu memilih suatu model pembelajaran
Pendidikan Universitas yang tepat dan inovatif dimana
Muhammadiyah Pontianak pembelajaran berpusat pada siswa
menunjukkan bahwa tiga orang (student centered learning). Salah
diantaranya mengalami kesulitan satu model yang tepat dalam mata
dalam memahami materi dalam mata
Pengembangan Perangkat Pembelajaran 33

kuliah Kimia Analitik adalah inkuiri penelitian dan pengembangan,


terbimbing (guided inquiry). (research and development) sesuai
Sintak model pembelajaran rancangan pengembangan model 4-
inkuiri secara umum adalah : D oleh Thiagarajan, dkk. (Ibrahim,
orientasi, merumuskan masalah, dkk., 2000; Mulyatiningsih, 2012:
merumuskan hipotesis, 195) yang terdiri atas tahap (1)
mengumpulkan data, menguji Pendefinisian (Define). (2)
hipotesis, dan merumuskan Perancangan (Design), dan (3)
kesimpulan (Sanjaya, 2009). Pengembangan (Develop). Namun,
Mengacu pada sintak tersebut, pada pada tahap (4) Penyebaran
pembelajaran inkuiri terbimbing (Disseminate) tidak dilakukan pada
dosen menyediakan bahan-bahan dan penelitian ini.
masalah untuk diselidiki atau ditelaah Populasi dalam penelitian ini
oleh mahasiswa untuk kemudian adalah mahasiswa Program Studi
disusun prosedur pemecahan masalah Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan
tersebut. Melalui kegiatan ini dan Ilmu Pendidikan Universitas
mahasiswa diberi kesempatan untuk Muhammadiyah Pontianak yang telah
memiliki pengalaman belajar yang mengambil mata kuliah Praktikum
nyata dan aktif serta dilatih Kimia Analitik sebanyak 32 orang.
bagaimana memecahkan masalah Sampel penelitian adalah mahasiswa
sekaligus membuat suatu keputusan. Program Studi Pendidikan Kimia
Sebelum model pembelajaran yang mengambil mata kuliah Kimia
ini diterapkan maka perangkat Analitik. Sampel terdiri dari dua
pembelajaran perlu dibuat sedemikian jenis, yaitu sampel uji coba awal
rupa agar mengakomodir kelebihan- (mahasiswa Program Studi
kelebihan yang ada dalam model Pendidikan Kimia Universitas
inkuiri terbimbing ini. Pengkajian Muhammadiayah Pontianak yang
terhadap perangkat pembelajaran telah menerima mata kuliah Kimia
pada mata kuliah kimia analitik yang Analitik sebanyak 7 orang, dan
selama ini digunakan di Program sampel utama yaitu mahasiswa
Studi Pendidikan Kimia Universitas Program Studi Pendidikan Kimia
Muhammadiyah Pontianak Universitas Muhammadiayah
menggiring peneliti untuk dapat Pontianak yang akan mengambil mata
mengembangkan perangkat yang kuliah ini sebanyak 16 orang. Sampel
berorientasi model inkuiri. Hal ini pada uji coba awal dipilih secara
diharapkan dapat menumbuhkan purposif berdasarkan kelompok strata
kemampuan dalam berpikir secara kemampuan dasar akademik
ilmiah yang pada akhirnya mahasiswa yang dilihat dari indeks
meningkatkan hasil belajar prestasi kumulatif (IPK) rendah,
mahasiswa. sedang dan tinggi.
Adapun teknik dan alat
METODE pengumpulan data dalam penelitian
Metode yang digunakan ini adalah :1) teknik observasi
dalam penelitian pengembangan langsung untuk mengetahui
perangkat pembelajaran berorientasi keterlaksanaan pembelajaran
inkuiri terbimbing ini yaitu metode berorientasi inkuiri terbimbing
34 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 31-40

menggunakan lembar observasi, 2) Perangkat pembelajaran


teknik komunikasi tidak langsung divalidasi menggunakan validasi isi
yang digunakan untuk mengetahui menurut Gregory (Hairida & Astuti,
tingkat kepraktisan penggunaan 2012: 29). Untuk mengetahui apakah
perangkat pembelajaran berbasis instrumen itu valid atau tidak harus
inkuiri terbimbing menggunakan dilakukan melalui penelaahan kisi-
angket berskala Likert dengan jumlah kisi instrumen untuk memastikan
4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju bahwa instrumen yang seharusnya
(SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dikuasai secara proporsional (Djaali
dan tidak setuju (TS) (Widoyoko, & Muljono, 2007: 50).
2014 :155), 3) teknik pengukuran Analisis kevalidan perangkat
untuk mengetahui keefektifan pembelajaran berorientasi inkuiri
perangkat pembelajaran berorientasi terbimbing dalam penelitian ini
inkuiri terbimbing menggunakan soal meliputi beberapa aspek, yaitu
pretest dan posttest dengan bentuk tampilan, isi, dan bahasa. Hasil
soal essay. validitas kemudian dicocokkan
Prosedur yang dilakukan dengan kriteria kevalidan perangkat
dalam penelitian ini terdiri atas 3 dan instrumen penelitian yang dapat
tahap yaitu (1) Tahap pendefenisian dilihat pada Tabel 1. Perangkat
(define) yaitu penetapan tujuan pembelajaran dikatakan valid jika
pembelajaranyang terdapat dalam telah memenuhi kriteria kevalidan
kurikulum dengan melakukan analisis minimal 0,6.
kurikulum, analisis konsep, analisis
siswa, dan analisis kondisi; (2) Tahap Tabel 1. Kriteria kevalidan perangkat
perencanaan (design) yang diawali dan instrumen penelitian
dengan penyusunan perangkat Nilai Kriteria
pembelajaran meliputi silabus, 0,80 – 1,00 Sangat tinggi
rencana perkuliahan yang termuat 0,60 – 0,79 Tinggi
dalam SAP (satuan administrasi 0,40 – 0,59 Sedang
perkuliahan) dan bahan ajar tentang 0,20 – 0,39 Rendah
kimia analitik materi kromatografi 0,00 – 0,19 Sangat rendah
bagi mahasiswa dan lembar kerja
mahasiswa (LKM) berisi tentang Setelah perangkat
soal-soal latihan yang harus pembelajaran dinyatakan valid
dikerjakan oleh mahasiswa dan selanjutnya akan diujicobakan untuk
dilanjutkan dengan pemilihan format mengetahui kepraktisan dan
bahan ajar (3) Tahap pengembangan keefektifannya dalam proses
(develop) yaitu tahapan mevalidasi pembelajaran kimia analitik.
dan menelaah bahan ajar yang telah Pelaksanaan uji coba
dihasilkan. Nieveen (dalam Hobri, mengimplementasikan rancangan
2010:27) menetapkan bahwa kriteria One Group Pretest-Postest Design
pengembangan perangkat (Tuckman, 1978) dengan pola sebagai
pembelajaran mencakup tiga hal, berikut:
yaitu kevalidan (validity), kepraktisan O1 X O2
(practically), dan keefektifan O1 adalah uji awal, bertujuan untuk
(effectiveness). mengukur kemampuan belajar
Pengembangan Perangkat Pembelajaran 35

mahasiswa sebelum pembelajaran telah ditetapkan. Setelah perkuliahan


berlangsung, X adalah proses belajar ini mahasiswa diharapkan dapat
mengajar yang berorientasi pada mendefinisikan prinsip dasar
inkuiri terbimbing sedangkan O2 kromatografi kertas, kromatografi
adalah uji akhir yang bertujuan untuk lapis tipis, dan kromatografi kolom
mengukur kemampuan belajar siswa serta dapat menyebutkan kegunaan
setelah pembelajaran berlangsung. kromatografi bagi kehidupan
Analisis kepraktisan manusia. Hasil dari perumusan tujuan
perangkat pembelajaran ditunjukkan pembelajaran yang dilakukan ini
dengan nilai respon mahasiswa menjadi pedoman pengembangan
terhadap seluruh pernyataan rata-rata perangkat pembelajaran berorientasi
mendapatkan nilai >70. Perangkat inkuiri terbimbing.
pembelajaran berorientasi inkuiri Pemahaman setiap mahasiswa
terbimbing yang dikembangkan dalam materi kromatografi tidak sama
dikatakan efektif jika setelah dengan mahasiswa yang lainnya. Hal
mengikuti pembelajaran mahasiswa ini menyebabkan perbedaan pendapat
tuntas secara klasikal atau lebih besar antara mahasiswa tentang definisi
sama dengan 65% dari jumlah siswa prinsip dasar kromatografi kertas,
yang ada di kelas tersebut. kromatografi lapis tipis dan
kromatografi kolom serta kegunaan
HASIL DAN PEMBAHASAN kromatografi bagi kehidupan
manusia.
Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap dalam pendefinisian
adalah peneliti melakukan analisis Tahap Perancangan (Design)
Hal yang dilakukan pada
kebutuhan (need assessment). Hal
tahap ini adalah merancang prototype
yang dilakukan pertama kali adalah
perangkat pembelajaran meliputi
studi lapangan. Studi ini dilakukan
penyusunan tes kriteria, pemilihan
dengan mewancarai enam orang
mahasiswa semester VI. Hasil media, pemilihan format dan
membuat desain awal perangkat
wawancara menunjukkan informasi
pembelajaran. Penyusunan tes
bahwa pembelajaran masih
merupakan langkah yang
menggunakan metode ceramah
menghubungkan antara tahap
dengan diselingi diskusi.
pendefinisian (define) dengan tahap
Pembelajaran menjadi kurang efektif
perancangan (design) yaitu menyusun
karena mahasiswa cenderung
tes hasil belajar. Tes ini digunakan
menunggu informasi dari dosen saja.
untuk menentukan keefektifan dari
Hal ini menyebabkan mahasiswa
perangkat pembelajaran yang
menjadi pasif sehingga mahasiswa
dikembangkan.
tidak terfokus pada materi yang
Desain awal (prototype)
disampaikan.
perangkat pembelajaran dibuat
Analisis kebutuhan juga
berdasarkan storyboard yang telah
meninjau silabus Perkuliahan Kimia
ada. Desain awal ini merupakan
Analitik II yang menjadi acuan
desain yang akan divalidasi oleh para
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
validator untuk mengetahui
Dalam silabus, mahasiswa dituntut
kekurangan serta perbaikan yang
mencapai tujuan pembelajaran yang
36 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 31-40

harus dilakukan sebelum perangkat Analisis Kevalidan


pembelajaran di uji coba. Kevalidan perangkat
pembelajaran berorientasi inkuiri
Tahap Pengembangan (Develop) terbimbing diketahui berdasarkan
Tahap pengembangan adalah penilaian dua orang validator. Seperti
tahap untuk menghasilkan produk pendapat Widodo & Jasmadi (2008:
pengembangan. Produk 57) yang menyatakan bahwa bahan
pengembangan yang akan dihasilkan ajar yang baik harus memenuhi syarat
berupa perangkat pembelajaran pada didaktik, konstruksi dan teknis. Maka
materi kromatografi. Perangkat acuan penilaian kevalidan pada
pembelajaran yang dikembangkan penelitian ini memenuhi syarat
memodifikasi model pengembangan didaktik yakni mampu mengikuti
4-D (four D model). Validasi ahli asas-asas belajar yang efektif ditinjau
merupakan kegiatan yang dilakukan dari kesesuaian judul, tujuan
untuk mereview dan melihat aspek pembelajaran, kompetensi dasar,
kevalidan perangkat pembelajaran kebenaran konsep, kejelasan langkah
yang dikembangkan. Desain awal dan kelengkapan komponen. Syarat
(prototype) perangkat pembelajaran konstruksi yakni penggunaan bahasa,
yang telah dibuat kemudian divalidasi susunan kalimat, kesantunan bahasa
oleh ahli untuk melihat tingkat serta makna kalimat. Syarat teknis
kelayakan produk awal sekaligus yakni berkaitan dengan kejelasan
memberikan saran-saran untuk tulisan dan gambar, pemilihan jenis
perbaikan. Kevalidan perangkat huruf dan angka serta kemenarikan
pembelajaran diperoleh berdasarkan tampilan.
hasil penilaian para ahli yang terdiri Validator menyatakan bahwa
atas 2 orang dosen. Kevalidan perangkat pembelajaran berorientasi
perangkat pembelajaran terdiri atas inkuiri terbimbing layak digunakan
penilaian terhadap aspek aspek setelah dilakukan revisi sesuai
format, isi dan bahasa menggunakan saran/perbaikan dari kedua validator
lembar validasi perangkat (V1 dan V2). Hasil rekapitulasi
pembelajaran. validasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi validasi ahli materi


Skor
No Aspek Penilaian
V1 V2
Materi
1. Kesesuaian judul 4 3
2. Kesesuaian isi perangkat pembelajaran dengan tujuan 4 4
pembelajaran dan Kompetensi Dasar
3. Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek keilmuan 4 4
4. Kesesuaian dengan tingkat kematangan berpikir peserta didik 3 4
5. Kesesuaian dengan tahapan inkuiri terbimbing 4 4
6. Kejelasan langkah kerja 4 3
7. Kelengkapan komponen 4 4
Koefisien Validitas 1,00
Media
1. Keteraturan desain 3 4
Pengembangan Perangkat Pembelajaran 37

2. Cetak huruf dan gambar 4 4


3. Jenis huruf dan angka 4 4
4. Ukuran huruf dan angka 4 4
5. Gradasi warna 3 3
6. Kemudahan penggunaan 4 4
7. Penampilan keseluruhan 3 3
Koefisien Validitas 1,00
Bahasa
1. Bahasa yang komunikatif dan benar 3 4
2. Kesesuaian bahasa dengan EYD 4 4
3. Kesantunan bahasa 4 4
4. Dukungan bahasa terhadap kemudahan memahami alur 4 4
praktikum
5. Makna kalimat 4 3
Koefisien Validitas 1,00

Dari Tabel 2 diketahui bahwa Tabel 2 menunjukkan bahwa


pada aspek materi, skor yang kedua validator memberikan skor 4
diberikan oleh validator adalah 4 pada sebagian besar pada aspek
untuk sebagian besar aspek penilaian, bahasa. Namun, validator 1
namun pada indikator kesesuaian memberikan skor 3 pada aspek
materi pada tingkat kematangan bahasa yang komunikatif dan benar.
berpikir mahasiswa mendapatkan Hasil akhir analisis penilaian ahli
skor 3. Validator 2 juga memberikan bahasa diperoleh koefisien validitas
skor 4 pada sebagian besar aspek sebesar 1,00. Sesuai dengan kriteria
penilaian, namun untuk aspek kevalidan menurut Gregory, maka
kesesuaian judul dan kejelasan nilai tersebut berada pada kriteria
langkah kerja mendapatkan skor 3. sangat tinggi.
Hasil akhir analisis penilaian ahli Secara umum perangkat
materi menunjukkan nilai koefisien pembelajaran berorientasi inkuiri
validitas sebesar 1,00. Sesuai dengan terbimbing yang dikembangkan telah
kriteria kevalidan menurut Gregory, memiliki validitas dengan kriteria
maka nilai tersebut berada pada sangat tinggi. Perangkat pembelajaran
kriteria sangat tinggi. sebagai salah satu bahan ajar yang
Pada aspek media, kedua digunakan siswa dalam proses belajar
validator memberikan skor 3 untuk mengajar haruslah memiliki validitas
gradasi warna dan penampilan yang baik agar tujuan pembelajaran
keseluruhan. Dari keteraturan desain dapat tercapai dengan hasil efektif.
mendapatkan skor 3 dari validator 1. Hal ini sesuai dengan pendapat Yasir,
Aspek penilaian lainnya mendapatkan dkk., (2013) yang menyatakan bahwa
skor 4 dari kedua validator. Hasil bahan ajar yang valid dapat
akhir analisis penilaian dari segi diterapkan dalam pembelajaran
media memiliki nilai koefisien dengan hasil keterlaksanaan
validitas sebesar 1,00. Sesuai dengan pembelajaran dalam kategori baik,
kriteria kevalidan menurut Gregory, sehingga dapat mencapai indikator
maka nilai tersebut berada pada pembelajaran.
kriteria sangat tinggi.
38 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 31-40

Analisis Kepraktisan dikembangkan telah memenuhi aspek


Aspek kepraktisan dapat kepraktisan dengan tingkat
diketahui dari analisis angket kepraktisan baik.
mahasiswa terhadap penggunaan
perangkat pembelajaran berorientasi Analisis Keefektifan
inukiri terbimbing. Angket ini Keefektifan perangkat
meliputi tanggapan terhadap pembelajaran berbasis inkuiri
penggunaan, materi, tampilan, terbimbing dapat diketahui dari hasil
bahasa, tulisan, bahan diskusi, serta belajar setelah pembelajaran.
perintah pada perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran berorientaasi
berorientasi inkuiri terbimbing. inkuiri terbimbing yang
Angket diberikan sebanyak dua kali dikembangkan dikatakan efektif jika
yaitu setelah melakukan uji coba mahasiswa tuntas secara klasikal atau
lapangan awal dan setelah melakukan lebih besar sama dengan 65% dari
uji coba lapangan utama. jumlah mahasiswa yang ada di kelas
Adapun analisis respon tersebut setelah mengikuti
mahasiswa setelah dilakukan dua kali pembelajaran menggunakan
uji coba menunjukkan respon perangkat pembelajaran berorientasi
terhadap seluruh pernyataan rata-rata inkuiri terbimbing (Astuti, dkk.,
mendapatkan nilai >70. Hal ini berarti 2012: 54). Analisis keefektifan
aspek materi, tampilan, bahasa, dilakukan dengan menganalisis nilai
tulisan, bahan diskusi, penggunaan sebelum dan sesudah pembelajaran
serta perintah pada perangkat menggunakan perangkat
pembelajaran berdasarkan respon pembelajaran berorientasi inkuiri
mahasiswa telah sesuai untuk pada mahasiswa yang dijadikan
digunakan dalam pembelajaran materi sampel uji coba lapangan utama.
kromatografi. Adapun rekapitulasi Hasil pretest dan posttest mahasiswa
hasil analisis angket respon ditunjukkan seperti pada Tabel 4.
mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 4. Rekapitulasi hasil pretest
Tabel 3. Rekapitulasi hasil angket dan posttest mahasiswa
respon mahasiswa Pre-test Post-test
Uji coba Nilai Nilai Rata-Rata 51,44 75,75
Awal 75,60 % Ketuntasan 18,75 % 81,25 %
Utama 82,46
Tabel 4 menunjukkan
Tabel 3 menunjukkan terjadi persentase ketuntasan mahasiswa
peningkatan nilai respon mahasiswa. pada pretest hanya sebesar 18,75%
Nilai respon mahasiswa setelah dua sedangkan persentase ketuntasan
kali uji coba meningkat sebesar 6,86. posttest siswa sebesar 81,25%. Data
Secara umum terjadi peningkatan tersebut menunjukkan bahwa terjadi
respon dari uji coba lapangan awal peningkatan persentase ketuntasan
dan uji coba lapangan utama, mahasiswa sebesar 62,5% sehingga
sehingga dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan bahwa perangkat
perangkat pembelajaran berorientasi pembelajaran berbasis inkuiri
inkuiri terbimbing yang
Pengembangan Perangkat Pembelajaran 39

terbimbing yang dikembangkan telah 1. Hasil analisis kevalidan


memenuhi aspek keefektifan. menunjukkan nilai koefisien
Pengembangan perangkat validitas sebesar 1,00 dengan
pembelajaran berbasis inkuiri kriteria sangat tinggi.
terbimbing yang telah melewati uji 2. Hasil analisis kepraktisan
kevalidan, kepraktisan dan berdasarkan nilai respon
keefektifan telah layak digunakan mahasiswa pada uji coba
dalam pembelajaran. Selain memiliki lapangan awal dan utama
tampilan cukup menarik, perangkat berturut-turut adalah 75,60 dan
pembelajaran berbasis inkuiri juga 82,46.
terdapat arahan yang memfasilitasi 3. Hasil analisis keefektifan, yang
mahasiswa melakukan aktivitas didasarkan pada analisis hasil
merumuskan masalah, kemudian belajar setelah menggunakan
mencari, menyelidiki, dan perangkat pembelajaran berbasis
menemukan sendiri jawaban dari inkuiri terbimbing menunjukkan
suatu masalah yang dipertanyakan. 81,25% mahasiswa telah
Dalam pembelajaran inkuiri memenuhi kriteria ketuntasan
terbimbing, mahasiswa diberikan minimal.
pengalaman dalam membangun
pengetahuan. Pengalaman dalam DAFTAR PUSTAKA
belajar dapat mempermudah siswa Astuti, W. P., Nur, M., & Rahayu, Y.
dalam memahami dan mengingat R. (2012). Pengembangan
meteri yang sedang dipelajari, karena Perangkat Pembelajaran
siswa akan lebih menghayati proses Untuk Meningkatkan Hasil
atau kegiatan yang sedang dilakukan Belajar Siswa Melalui
(Sudesti, dkk., 2014: 1). Pemberian Pelatihan Strategi Belajar
contoh nyata yang diambil dari Membaca pada Pokok
beberapa artikel terbaru juga Bahasan Sistem Pencernaan
memberikan wawasan kepada Darah di SMA. Pendidikan
mahasiswa tentang bagaimana Sains Pascasarjana
pengaplikasian metode kromatografi Universitas Negeri Surabaya,
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini Vol. 1, No. 1, 52-59.
memberikan pengalaman ilmiah dan
makna yang berarti bagi mahasiswa. Djaali, & Muljono, P. (2007).
Pengukuran dalam Bidang
Pendidikan. Jakarta:
SIMPULAN DAN SARAN
Grasindo.
Perangkat pembelajaran berbasis
inkuiri terbimbing yang Hairida, & Astuti, M. W. (2012). Self
dikembangkan pada penelitian ini Efficacy dan Prestasi Belajar
telah layak digunakan sebagai bahan Siswa dalam Pembelajaran
ajar dalam materi kromatografi pada IPA-Kimia. Jurnal
mata kuliah Kimia Analitik II karena Pendidikan Matematika dan
telah memenuhi kriteria kevalidan, IPA, Vol. 3, No. 1, 29-33.
kepraktisan dan keefektifan sebagai
berikut: Hobri. (2010). Metodologi Penelitian
Pengembangan (Aplikasi
40 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 31-40

Pada Penelitian Pendidikan Sekolah. Yogyakarta: Pustaka


Matematika). Jember: Pena Pelajar.
Salsabila
Yasir, M., Susanti, E., & Isnawati.
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, (2013). Pengembangan
M., & Ismono. (2000). Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pembelajaran Kooperatif. Berbasis Strategi Metakognitif
Surabaya: UNESA University Untun Meningkatkan Hasil
Press. Belajar Siswa pada Materi
Pewarisan Sifat. BioEdu, Vol.
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode 2, No. 1, 77-83.
Penelitian Terapan Bidang
Pendidikan. Bandung: Zubaidah, S. (2010). Berpikir Kritis:
Alfabeta. Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi yang Dapat
Sanjaya, W. (2009). Strategi Dikembangkan melalui
Pembelajaran Berorientasi Pembelajaran Sains. Makalah
Standar Proses Pendidikan. Seminar Nasional Sains.
Jakarta: Kencana Prenada Universitas Negeri Surabaya.
Media Group.

Sudesti, R., Sudargo, F., & Nurjhani,


M. K. (2014). Penerapan
Pembelajaran Berbasis
Praktikum Untuk
Meningkatkan Penguasaan
Konsep dan Keterampilan
Proses Sains Siswa SMP pada
Subkonsep Difusi Osmosis.
Formica Education Online ,
Vol. 1, No. 1.

Tuckman, B.W. (1978). Conducting


Educational Research. Second
Edition. United States of
America: Harcourt Brace
Jovanovich, Inc.

Widodo, C. S., & Jasmadi. (2008).


Panduan Menyusun Bahan
Ajar Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Alex Media
Komputindo.

Widoyoko, E. P. (2014). Penilaian


Hasil Pembelajaran di

View publication stats

Das könnte Ihnen auch gefallen