Sie sind auf Seite 1von 18

PENYELESAIAN SENGKETA KEPEGAWAIAN BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 1999 DARI ASPEK


HUKUM KEPEGAWAIAN DAN SISTEM PERADILAN
ADMINISTRASI
THE EMPLOYMENT DISPUTE SETTLEMENT ACCORDING TO
LAW NUMBER 43 OF 1999 ANALYZED FROM THE EMPLOYMENT
AND ADMINISTRATIVE YUDICIAL SYSTEM

Lalu Ihsan
Panitera/Sekretaris Pengadilan Negeri Selong Kelas I B
E-mail: firzhal@yahoo.com
Naskah diterima : 12/05/2014; revisi : 27/06/2014; disetujui : 07/08/2014

Abstract
This paper aims to look at the staffing dispute resolution pursuant to Act No. 43 of 1999 in terms
of aspects of employment law and the system of Judicial Administration. Existence Personnel
Advisory Board in the resolution of employment disputes, competency State Administrative
Court and State Administrative High Court in the resolution of employment disputes and the
status of the decision. Personnel Advisory Board and the position of the State Administrative
Court judgment in the resolution of employment disputes. Normative legal research, analysis
departs from the laws that describe the legal aspects related to the employment dispute
resolution. Approach (statute approach), a conceptual approach (conceptual approach the case
approach). So that the position can be known BAPEK. Provide consideration to the president
in the imposition of disciplinary punishment to the civil servants who are administratively
BAPEK as body functioning decide administrative appeals filed by civil servants. Competence of
the Administrative Court in the resolution of employment disputes, receive examine and decide
disputes unrelated personnel by imposing rules violations Servants Discipline, and the dispute
resolution employment appeal against the decision issued by the administrative court and
BAPEK and Position decision BAPEK as Administrative Decision state that can be appealed to
the judge’s decision Cosmos.

Keywords: Resolution, Employment Disputes and Justice System Administrations.


Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk melihat penyelesaian sengketa kepegawaian berdasarkan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 ditinjau dari aspek hukum kepegawaian dan system
Peradilan Administrasi. Eksistensi Badan Pertimbangan Kepegawaian dalam penyelesaian
sengketa kepegawaian, kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Tinggi Tata
Usaha Negara dalam penyelesaian sengketa kepegawaian serta kedudukan putusan. Badan
Pertimbangan Kepegawaian dan kedudukan putusan Peradilan Tata Usaha Negara dalam
penyelesaian sengketa kepegawaian. Penelitian hukum yuridis normatif, berangkat dari
analisis peraturan perundang-undangan yang menjelaskan tentang aspek-aspek hukum
yang berkait dengan penyelesaian sengketa kepegawaian. Pendekatan (statute approach),
Pendekatan konseptual (conseptual approach), Pendekatan kasus (case approach). Sehingga
kedudukan BAPEK dapat diketahui. Pemberikan pertimbangan kepada presiden dalam
penjatuhan hukuman disiplin kepada PNS yang secara administratif BAPEK sebagai
badan yang berfungsi memutuskan upaya banding administratif yang diajukan oleh PNS.
Kompetensi PTUN dalam penyelesaian sengketa kepegawaian, menerima memeriksa,

IUS 367 Kajian Hukum dan Keadilan


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 367~384

mengadili dan memutuskan sengketa-sengketa kepegawaian yang tidak berhubungan dengan


penjatuhan pelanggaran aturan Disiplin Pegawai Negeri, dan dalam penyelesaian sengketa
banding kepegawaian terhadap keputusan yang diterbitkan oleh BAPEK maupun PTUN dan
Kedudukan putusan BAPEK sebagai Keputusan Tata Usaha Negara yang dapat dimintakan
banding ke tehadap keputusan hakim.

Kata Kunci : Penyelesaian, Kepegawaian dan Sistem Peradilan Administrasi

PENDAHULUAN an untuk mewujudkan tujuan negara. Pi-


hak yang menyelenggarakan pemerintahan
Negara Republik Indonesia dibentuk
disebut sebagai penyelenggara negara.
dengan tujuan untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah da- Penyelenggara negara adalah pejabat
rah Indonesia, memajukan kesejahteraan negara yang menjalankan fungsi eksekutif,
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan
sebagaimana diamanatkan dalam Pembu- dengan penyelenggaraan negara. Penye-
kaan Undang-Undang Dasar (UUD) Nega- lenggara negara meliputi pejabat negara
ra Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk baik pada lembaga tertinggi maupun lem-
mewujudkan tujuan negara tersebut diben- baga tinggi negara, menteri, gubernur,
tuklah pemerintahan. Kata “Pemerintah- hakim, pejabat negara lain sesuai ketentu-
an” dapat dipahami dalam dua pengertian, an, dan pejabat lain yang memiliki fungsi
pemerintahan dalam arti “fungsi pemerin- strategis dalam kaitannya dengan penye-
tahan” (kegiatan memerintah) dan pemer- lenggaraan negara4.
intahan dalam arti “organisasi pemerintah-
Penyelenggara negara disebut juga seb-
an” (kumpulan dari kesatuan-kesatuan
agai aparatur negara. Kata aparatur berasal
pemerintahan1.
dari bahasa latin apparare yang berarti
Pemerintahan dalam arti fungsi pemer- ‘mempersiapkan’. Dalam bahasa Belanda
intahan yaitu semua kegiatan penguasa se- yaitu ‘apparateur’, dan dalam bahasa Ing-
lain kegiatan perundang-undangan dan gris adalah ‘apparatus’. Kata ini mengacu
atau pengadilan. Kegiatan tersebut melipu- pada seperangkat sistem yang digunakan
ti tindakan membuat keputusan-keputu- oleh penguasa untuk mengelola kekuasaa-
san, ketetapan-ketetapan yang bersifat nnya. Aparatur berarti perangkat, alat
umum, tindakan-tindakan hukum per­data, (negara, pemerintah), alat kelengkapan
dan tindakan nyata2. Pemerintahan dalam negara terutama meliputi bidang kelem-
arti organisasi yaitu pribadi dan dewan-­ bagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian
dewan yang ditugaskan untuk melak- yang mempunyai tanggung jawab me­
sanakan wewenang yang bersifat hukum laksanakan roda pemerintahan sehari-hari.
publik, dan badan-badan hukum menurut
Dalam kehidupan sehari-hari figur ses-
hukum perdata yang memiliki wewenang
eorang PNS sangat mempengaruhi keber-
untuk atas nama negara melaksanakan
hasilan akan pekerjaan yang dilakukan
tindakan hukum menurut hukum sipil.3
­
atau diembannya. Pada saat ini masyarakat
Pemerintahan dalam arti organisasi ini
memandang para aparat (termasuk juga
berfungsi menyelenggarakan pemerintah-
PNS) harus memenuhi dua syarat pokok
1
Philipus M. Hadjon et al., Pengantar Hukum
Administrasi Indonesia, cet.8, (Yogyakarta: Gadjah mada 4
Indonesia, Undang-Undang tentang Penyelenggaraan
university Press, 2008) hlm.6 Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
2
Ibid., hlm. 8 Nepotisme, UU No. 28, LN No. 28, LN No. 28 Tahun
3
Ibid., hlm. 10 1999, TLN. No. 3851, Pasal. 1, 2.

368 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lalu Ihsan| Penyelesaian Sengketa Kepegawaian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun.........
yaitu sebagai teladan dan sekaligus sebagai puas bagi PNS yang dijatuhi hukuman
pelayan publik. oleh pejabat yang berwenang. Hal tersebut
kemudian menimbulkan sengketa kepega-
Pada satu sisi mereka memandang para
waian, yaitu sengketa antara seorang
aparat harus bisa menjadi suri tauladan,
pegawai dengan atasannya (pejabat) akibat
menjadi contoh/panutan sehingga tingkah
dari dikeluarkannya suatu keputusan tata
lakunya harus terpuji, baik dalam bekerja
usaha negara (KTUN). Bagi seorang PNS
maupun dalam kehidupan sehari-hari. Jika
yang telah mendapat hukuman yang bersi-
memiliki tingkah laku serta tutur kata
fat konkret, indvidual, dan final serta me-
yang baik maka dengan sendirinya ma-
nimbulkan akibat hukum, dapat mengaju-
syarakat pada umumnya akan menaruh
kan gugatan terhadap atasannya atau in-
hormat, rasa percaya, taat, serta meneri-
stansi yang berwenang menghukum sesuai
ma dengan pelayanan yang diberikan oleh
dengan dasar hukumnya pegadilan yaitu
seorang PNS dalam melakukan tugasnya
Pengadilan Tata Usaha Negara yang meru-
sebagai aparatur negara meskipun ada
pakan pengadilan administrasi negara.
kekurangan.
Dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor
Pada sisi yang lain masyarakat menun-
43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas
tut para aparat benar-benar menjadi pelay-
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
an publik (abdi masyarakat) karena mere-
Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian din-
ka digaji dari uang rakyat.
yatakan:
Dalam rangka menerapkan prinsip-prin-
1. Sengketa Kepegawaian diselesaikan me­
sip kepemerintahan yang baik (good gover-
lalui Peradilan Tata Usaha Negara.
nance) yang telah menjadi slogan pemerin-
tah dan dunia internasional dewasa ini 2. Sengketa kepegawaian sebagai akibat
maka kualitas para aparat harus ditingkat- pelanggaran terhadap peraturan disiplin
kan. Untuk menjamin terciptanya aparatur Pegawai Negeri Sipil diselesaikan me­
yang berkualitas maka perlu diatur secara lalui upaya banding administratif ke­
lebih khusus dan detail akan larangan dan pada Badan Pertimbangan Kepegawaian.
keharusan baginya agar pelaksanaan tugas- Dari ketentuan tersebut terdapat dua
nya lebih baik dan lebih efektif. mekanisme penyelesaian sengketa kepega-
Tindakan penjatuhan hukuman di- waian, yaitu mekanisme penyelesaian sen-
jatuhkan setelah adanya pemeriksaan yang gketa kepegawaian melalui Peradilan Tata
dilakukan oleh badan atau lembaga penga- Usaha Negara dan mekanisme penyelesa-
was intern instansi yang bersangkutan. ian sengketa kepegawaian melalui Badan
Temuan adanya pelanggaran bisa didapat Pertimbangan Kepegawaian.
dari hasil pemeriksaan badan atau penga- Pengadilan Tata Usaha Negara dibentuk
wasan intern yang sedang melakukan pen- untuk menyelesaikan sengketa antara
gawasan rutin ataupun adanya aduan dari badan atau pejabat tata usaha negara
seseorang atau masyarakat. Dari hasil ­dengan seseorang atau badan hukum per-
pemeriksaan tersebut baru ditentukan jen- data yang merasa kepentingannya dirugi-
is hukuman disiplinnya. kan oleh suatu keputusan tata usaha nega-
Jenis hukuman memiliki beberapa ting­ ra, termasuk sengketa kepegawaian. Tidak
katan, yaitu hukuman disiplin ringan, se- sedikit PNS yang belum mengetahui we-
dang, dan berat. Hukuman yang dijatuh- wenang dari Pengadilan Tata Usaha Nega-
kan kadangkala menimbulkan rasa tidak ra ini, padahal keberadaan Pengadilan
­Tata Usaha Negara sangat penting dalam

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 369


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 367~384

hal mereka menghadapi sengketa kepega- mengatur suatu perbuatan mana yang di-
waian (mendapatkan hukuman disiplin anggap sebagai sebuah pelanggaran. Batas-
dari atasannya). batas perbuatan seperti apa yang dilarang
tidak diatur secara eksplisit sehingga men-
Pengadilan Tata Usaha Negara ter-
imbulkan multi tafsir. Ada juga antara satu
diri dari dua tingkatan yaitu pengadilan
peraturan dengan peraturan yang lainnya
tingkat pertama dan pengadilan tingkat
mengatur hal yang sama (terjadi tumpang
banding yang berpuncak pada Mahkamah
tindih) tentang satu perbuatan atau tinda-
Agung RI. Pengadilan tingkat pertama ber-
kan yang dilarang. Pada kenyataannya, se-
wenang mengadili sengketa kepegawaian
buah peraturan pemerintah yang kedudu-
dalam hal upaya administratif yang terse-
kannya di bawah undang-undang dapat di-
dia hanya berupa “keberatan”. Sedangkan
jadikan dasar untuk menyatakan seorang
pengadilan tingkat banding menjadi penga-
PNS bersalah dan dihukum secara admi-
dilan tingkat pertama (menerima, memer-
nistratif sehingga kehilangan hak-hak eko-
iksa, dan mengadili gugatan) yang ber-
nominya.
wenang dalam hal sengketa tersebut telah
melalui upaya banding administratif. Berdasarkan latar belakang seperti telah
disebutkan sebelumnya, dapat dirumus-
Berkaitan dengan adanya dua prosedur
kan beberapa hal, untuk mengetahui : Ba­
untuk menyelesaikan sengketa kepega-
gai­
manakah eksistensi Badan Pertimban-
waian ini, untuk menentukan pengadilan
gan Kepegawaian dalam penyelesaian seng-
mana yang berwenang harus dilihat dulu
keta kepegawaian; Apa kompetensi Peradi-
dasar hukum penjatuhan hukumannya.
lan Tata Usaha Negara dan Peradilan
Tidak semua PNS yang mendapatkan hu-
Tinggi Tata Usaha Negara dalam penyele-
kuman mengerti akan hal tersebut. Den-
saian sengketa kepegawaian dan Bagai­
gan adanya prosedur penyelesaian sengke-
mana­kah kedudukan putusan Badan Per-
ta ini menimbulkan juga perbedaan penga-
timbangan Kepegawaian dan kedudukan
dilan yang berwenang. Hal ini tidak saja
putusan Peradilan Tata Usaha Negara
menyangkut kedudukan hukum tergugat,
dalam penyelesaian sengketa kepegawaian.
akan tetapi juga menyangkut proses pen-
jatuhan hukuman tersebut apakah melalui Penelitian dalam tulisan ini menggunak-
keberatan atau melalui banding adminis- an metode penelitian hukum normative,
tratif. adalah penelitian hukum yuridis norma-
tif yaitu berdasarkan pertimbangan bahwa
Pengetahuan dan pemahaman yang
penelitian ini berangkat dari analisis per-
benar tentang prosedur penyelesaian seng-
aturan perundang-undangan yang men­
keta kepegawaian berdampak besar bagi
jelas­kan tentang aspek-aspek hukum yang
PNS. la bisa kehilangan hak membela ke-
berkait dengan penyelesaian sengketa
pentingannya di pengadilan karena peng­
kepegawaian. Penelitian ini dilakukan den-
ajuan gugatan ke-Pengadilan Tata Usaha
gan cara meneliti bahan hukum primer,
Negara (PTUN) memiliki daluwarsa/teng-
bahan hukum sekunder dan bahan hukum
gang waktu sembilan puluh hari terhitung
tersier.
sejak menerima atau mengetahui keputu-
san TUN. Apabila telah lewat waktu sem-
PEMBAHASAN
bilan puluh hari maka pokok perkara tidak
bisa diperiksa oleh pengadilan. A. Kedudukan dan Tugas BAPEK
Selain hal-hal tersebut, peraturan yang Analisa dengan menggunakan pendeka-
ada pun ada kalanya tidak secara jelas tan konstitusi/Undang-Undang Dasar

370 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lalu Ihsan| Penyelesaian Sengketa Kepegawaian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun.........
­ egara Republik Indonesia Tahun 1945
N d. Adanya peradilan Administrasi.
menunjukkan bahwa di Indonesia di Seiring prinsip-prinsip dan suatu negara
samping berlaku kedaulatan rakyat juga hukum (rechsstaat) Satjipto Rahardjo
berlaku kedaulatan hukum, hal ini secara mengemukakan, salah satu prinsip pent-
konkrit dapat dilihat di dalam Batang ing negara hukum adalah adanya jaminan
­Tubuh U ­ ndang-Undang Dasar Negara Re- penyelenggaraan kekuasaan lembaga pera-
publik I­ndonesia pada BAB I Bentuk dan dilan yang merdeka bebas dari segala cam-
Kedaulatan, Pasal 1 menentukan : pur tangan pihak ekstrayudisial untuk me-
1) Negara Indonesia ialah Negara Kesa­ nyelanggarakan peradilan guna menegak-
tuan yang berbentuk Republik. kan ketertiban, keadilan, kebenaran, dan
kepastian hukum yang mampu memberi-
2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
kan pengayoman kepada segenap warga
dilaksanakan menurut Undang-Undang
masyarakat.6
Dasar.
3) Negara Indonesia adalah negara hukum. Menurut Indroharto7, dengan memper-
hatikan hukum positif yang berlaku di In-
Atas dasar Pasal 1 ayat (3) Perubahan donesia memberikan kesimpulan telah dil-
Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Re- etakkan prinsip-prinsip dasar cita-cita dan
publik Indonesia Tahun 1945 tersebut, suatu negara hukum, seperti :
dapat dipahami bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia, hukum mempunyai 1. Asas Legalitas, di mana pemerintah
kedaulatan. Kedaulatan hukum bermakna dan lembaga-lembaga negara yang lain
setiap orang termasuk penyelenggara nega- dalam melaksanakan tindakan apa pun
ra baik eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus di landasai oleh hukum atau har-
maupun Komisi-Komisi Negara harus tun- us dapat dipertanggungjawabkan secara
duk dan taat kepada hukum tanpa ada hukum. Di sini tekanan diletakkan pada
pengecualian. hukum yang dihadapkan sebagai lawan
dan tekanan.
Pasal 1 ayat (3) Perubahan Ketiga Un-
dang-Undang Dasar Negara Republik Indo- 2. Di hormatinya hak-hak asasi manusia
nesia Tahun 1945, juga mempunyai mak- yang tercermin dalam Pasal 29 ayat (2)
na Negara Indonesia adalah merupakan UUD 1945 tentang kebebasan beragama
negara yang berdasarkan atas hukum yang merupakan salah satu hak yang
(rechtsstaat), tidak semata-mata berdasar- paling asasi di antara hak-hak asasi
kan atas kekuasaan belaka (machtsstaat), manusia.
serta pemerintahan berdasarkan konstitusi 3. Pembagian kekuasaan negara dan we­
bukan berdasarkan absolutisme (kekuasaan wenang pemerintahan menurut UUD
tanpa batas). Menurut F.J. Sthall5 prinsip- 1945 dan peraturan perundang-unda­
prinsip dan suatu negara hukum (rechssta- ngan lainnya dalam Lembaga Tertinggi
at) adalah sebagai berikut : dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara
a. Pengakuan dan penghargaan terhadap dan tidak dikonsentarsikan dalam satu
hak-hak asasi manusia. tangan melainkan berada dalam ber­
bagai macam tangan aparat-aparat ke­
b. Pemisahan/pembagian kekuasaan Negara.
6
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum : Pencarian, Pem-
c.
Pemerintahan berdasarkan undang- bebasan dan Pencerahan, Program Doktor Universitas
undang. Diponegoro, Sema rang, 2003, hlm 2.
7
lndroharto, Usaha Memahami Undang-Undang
5
Marbun SF dkk, Dimensi-dimensi Pemikiran Hu- Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Buku I Beberapa
kum Administrasi Negara , Cet II, UII Press, Yogya- Pengertian DasarHukum Tata Usaha Negara, Pustaka
karta 2001, hlm 7. Sinar Harapan, Jakarta, 1994. hlm 38.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 371


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 367~384

nega­raan yang selalu menjaga terlak­ Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 di


sananya roda pemerintahan ini selalu mana suatu perbuatan Pemerintah
dalam keadaan keseimbangan dan sa­ dapat diajukan kemuka Pengadilan un-
ling mengawasi. tuk dinilai apakah perbuatan pemerin-
4. Adanya kekuasaan kehakiman yang be- tah yang bersangkutan itu bersifat mela-
bas, yang terlepas dari pengaruh kekua- wan hukum. Kedudukan dan tugas
saan Pemerintah seperti yang telah Badan Pertimbangan Kepegawaian
diatur dalam UUD 1945 maupun
­ (BAPEK) dapat digambarkan sebagai
berikut:

BAGAN KEDUDUKAN DAN TUGAS PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN


(BAPEK)

Presiden

Bertanggun jawab
langsung

Badan pertimba­
ngan kepegawaian
(­BAPEK)

Memberikan pertimbangan
Memeriksa dan mengambil
kepada Presiden atas usul
keputusan atas banding
penjatuhan hukuman disiplin
administratif dari PNS yang
berupa pemindahan dalam rangka
dijatuhi hukuman disiplin berupa
penurunan jabatan setingkat
pemberhentian dengan hormat
lebih rendah, pembebasan dari
tidak atas permintaan sendiri
jabatan, pemberhentian dengan
atau pemberhentian tidak dengan
hormat tidak atas permintaan
hormat sebagai PNS oleh pejabat
sendiri, dan pemberhentian tidak
pembina kepegawaian dan/
dengan hormat sebagai PNS, bagi
atau gubernur sebagai wakil
PNS yang mendduduki jabatan
pemerintah
strutural eselon I dan pejabat
lain yang pengangkatan dan
pemberhentiannya oleh Presiden

Penjelasan : kedu­
dukan di bawah dan bertanggung-
jawab langsung kepada Presiden.
• Badan pertimbangan kepegawaian diben-
tuk berdasarkan Peraturan Pemerintah • Badan Pertimbangan Kepegawaian (BA­
Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan PEK) adalah lembaga Pusat yang ber­
Pertimbangan Kepegawaian, dan ber­ tugas menerima upaya banding admini­
strasi setiap PNS yang di jatuhi

372 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lalu Ihsan| Penyelesaian Sengketa Kepegawaian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun.........
hukuman Disiplin baik PNS Pusat atau d. Penyiapan risalah dan naskah keputu-
PNS Daerah. san BAPEK serta pengiriman surat-su-
Untuk menyelenggarakan tugas-tugas rat dan keputusan BAPEK;
BAPEK, Sekretariat BAPEK melaksanakan e. Penyiapan siding-sidang BAPEK
fungsi sebagai berikut: f. Permintaan keterangan tambahan kepa-
a. Penerimaan semua surat keberatan atas da PNS yang mengajukan keberatan dan
hukuman disiplin berupa pemberhen- pihak yang terakit;
tian dengan hormat tidak atas perminta- g. Penyelenggaraan administrasi BAPEK;
an sendiri atau tidak dengan hormat se-
bagai PNS atau surat lain yang h. Pelaksanaan tugas lain yang berkaitan
berhubungan dengan hal itu dari PNS dengan tugasnya yang diberikan oleh
yang bersangkutan atau pejabat lain BAPEK.
yang berkepentingan; Secara yuridis, menurut Indroharto
b. Penerimaan usul pertimbangan penjatu- pengertian wewenang adalah “kemampuan
han hukuman disiplin yang menjadi ke- yang diberikan oleh peraturan per Un-
wenangan presiden; dang-Undangan untuk menimbulkan aki-
bat-akibat hukum yang sah”.8
c. Penyiapan risalah dan naskah pertim-
bangan BAPEK serta menyampaikan B. Susunan Keanggotaan
kepada Presiden; Jadi Susunan Keanggotaan Badan Per-
timbangan Kepegawaian (BAPEK) dapat
digambarkan sebagai berikut :

BAGAN SUSUNAN KEANGGOTAAN BADAN PERTIMBANGAN


KEPEGAWAIAN (BAPEK)
Badan Pertimbangan
Kepegawaian (BAPEK)

Ketua (merangkap Sekertaris (merangkap


Anggota
Anggota) Anggota)

Menteri Keapala a. Sekretaris Kabinet


Badan Kepegawaian Negeri b. Kepala Badan Intelijen Negara
c. Jaksa Agung Muda yang membi-
dangi urusan keperdataan dan tata
usaha Negara, Kejagung;
Sumber: Ringkasan Peraturan Pemerintah d. Dirjen yang membidangi urusan
peraturan perundang-undangan,
RI No.24 Tahun 2011 Tentang Badan Kementerian yang menyeleng-
garakan urusan pemerintahan
Pertimbangan Kepegawaian. di bidang hukum dan hak asasi
manusia;
e. Ketua Dewan Pengurusan Nasi-
onal KORPRI

8
Indroharto, Usaha Memahami Undang-undang
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku 1 Beberapa
Pengertian Dasar Hukum Tata Usaha Negara , Sinar
Harapan, Jakarta 1996) hlm 154.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 373


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 367~384

Penjelasan : oleh Kepala BKN sesuai dengan keten-


1. Untuk membantu kelancaran pelak­ tuan peraturan perundang-undangan.
sanaan tugas BAPEK, dibentuk C. Banding Administratif
Sekreta­riat BAPEK yang dipimpin oleh
• PNS yang jatuhi hukuman disiplin
Sekretaris BAPEK (Kepala Badan Ke­­pe­
berupa pemberhentian dengan hormat
gawaian Negara).
tidak atas permintaan sendiri atau pem-
2. Susunan organisasi dan tata kerja sekre- berhentian tidak dengan hormat sebagai
tariat BAPEK diatur dengan Peraturan PNS oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Kepala Badan Kepegawaian Negara atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah
(BKN). dapat mengajukan banding admin­
3. Pegawai Sekretariat BAPEK berasal dari istratif.
PNS yang diangkat dan diberhentikan • Proses banding administratif dapat di­
gambarkan sebagai berikut :
BAGAN PROSES BANDING ADMINISTRASI BADAN PERTIMBANGAN
KEPEGAWAIAN ­(BAPEK)

Paling lama 14 (empat belas) hari, terhi-


tung sejak tanggal surat keputusan huku-
man diterima

PNS yang dijatuhi Mengajukan Banding Administratif Kepada


BAPEK
hukuman (memuat alasan dan/atau
1 1
bukti sanggahan)

5 Tembusan

5 Pejabat Pembina Kepega-


waian atau Gubernur 2 3
Disampaikan kepada

wajib

Tanggapan dan/atau bukti pelang-


garan disiplin kepada

(paling lama 21 hari kerja sejak


tanggal diterimanya tembusan band-
ing administratif)

Putusan BAPEK 4 Sidang BAPEK


(sah apabila dihadiri
(paling lama 180 hari sejak diteri- Ketua, Sekretaris, dan
manya banding administratif paling sedikit 3 orang
Anggota)

Sumber: Ringkasan Peraturan Pemerintah RI No.24 Tahun 2011 Tentang Badan


Pertimbangan Kepegawaian.

374 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lalu Ihsan| Penyelesaian Sengketa Kepegawaian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun.........
Penjelasan : dan menguraikan tentang fungsi sistem
1. BAPEK dalam mengambil keputusan hukum yakni:9
dilakukan dengan musyawarah untuk 1. Fungsi kontrol (social control),   yang
mufakat. menurut Donald Black bahwa semua
2. Apabila muswawarh untuk mufakat hukum berfungsi sebagai kontrol social
tidak tercapai, maka keputusan diambil pemerintah.
dengan suara terbanyak. 2.
Berfungsi sebagai cara penyelesaian
3. Keputusan BAPEK dapat memperkuat, seng­keta (dispute settlement) dan kon­
memperberat, memperingan, atau flik (conflict). Penyelesaian sengketa ini
membatalkan keputusan Pejabat Pembi- biasanya untuk penyelesaian yang sifat­
na Kepegawaian atau Gubernur selaku nya berbentuk pertentangan lokal ber­
Wakil Pemerintah. skala kecil (mikro). Sebaliknya per­ten­
4. Keputusan BAPEK ditandatangani oleh tangan-pertentangan yang bersifat
Ketua dan Sekretaris. ma­kro dinamakan konflik.

5. Keputusan BAPEK mengikat dan wajib 3. Fungsi redistribusi atau rekayasa social
dilaksanakan oleh semua pihak yang (redistributive function or social engineer-
terkait. ing function). Fungsi ini mengarah pada
penggunaan hukum untuk mengadakan
Agar hukum itu efektif, maka diperlu- perubahan social yang berencana yang
kan aparat penegak hukum untuk men- ditentukan oleh pemerintah.
egakkan sanksi tersebut. Suatu sanksi
dapat diaktualisasikan kepada masyarakat 3. Fungsi pemeliharaan sosial (social
dalam bentuk ketaatan (compliance), den- maintenance function). Fungsi ini ber­
gan kondisi tersebut menunjukkan adanya guna untuk menegakkan struktur
indikator bahwa hukum tersebut adalah ­hukum agar tetap berjalan susuai den-
efektif. Menurut Friedmann mengemuka- gan aturan mainnya (rule of the game).
kan bahwa: sebuah sistem hukum, perta- D. Peradilan Tata Usaha Negara
ma mempunyai struktur. Kedua memiliki
substansi, meliputi aturan, norma dan Tata Usaha Negara adalah administrasi
perilaku nyata manusia yang berada di negara yang melaksanakan fungsi untuk
dalam sistem itu. Termasuk pula dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
pengertian substansi ini adalah semua baik di pusat maupun di daerah10. Menurut
produk, seperti keputusan, aturan baru Indroharto dari pengertian tersebut dapat
yang disusun dan dihasilkan oleh orang disimpulkan bahwa TUN adalah sama den-
yang berada di dalam sistem itu pula. gan administrasi negara, yaitu suatu fung-
­Aspek ketiga, budaya hukum meliputi ke- si atau tugas untuk menyelenggarakan
percayaan, nilai, pemikiran serta hara- urusan pemerintahan dalam negara. Hu-
pannya. Struktur dapat diibaratkan sebagai kum TUN atau hukum administrasi
mesin. Substansi adalah apa yang dihasilk- negara adalah keseluruhan aturan-aturan
­
an atau dikerjakan oleh mesin itu. Budaya hukum yang berkaitan dengan penyelengg-
hukum (legal culture) adalah apa saja atau araan urusan pemerintahan. Oleh karena
siapa saja yang memutuskan untuk meng- penyelenggara urusan pemerintah adalah
hidupkan dan mematikan mesin itu, serta organ-organ (badan atau pejabat TUN)
bagaimana mesin itu harus digunakan. pemerintah maka hukum TUN meliputi
­Ancaman hukuman dalam sanksi negative 9
Lawrence Friedman, Buku Sosiologi Hukum, 2001,
hlm 11-18.
10
Lihat Pasal 1 angka 7 UU Nomor 51 Tahun 2009.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 375


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 367~384

juga peratu. Badan atau pejabat TUN Delegasi adalah pelimpahan suatu we-
dalam menyelenggarakan urusan pemerin- wenang dari badan atau pejabat TUN
tahan harus berdasar atas peraturan pe- yang dimilikinya (atribusi) kepada
rundang-undangan. Dengan peraturan pe- badan atau pejabat TUN lainnya. Dele-
rundangan-undangan yang ada maka gasi selalu didahului adanya suatu atri-
badan atau pejabat TUN memiliki ke- busi.16
wenangan melakukan perbuatan hukum. 3. Mandat
Menurut Mochtar Kusumaatmadja kekua-
saan sering bersumber pada wewenang Mandat dapat diartikan atau sama hal-
­formal (formal authority) yang memberi- nya dengan suatu kuasa khusus untuk
kan wewenang atau kekuasaan kepada se­ melaksanakan suatu hal tertentu.17
seorang atau suatu pihak dalam suatu Perbedaan antara delegasi dan mandat
bidang tertentu. Kata lainnya adalah
­ sebagaimana dikemukakan oleh S.F.
kekuasaan itu bersumber pada hukum.11 Marbun, 18 dapat penulis simpulkan seb-
Kewenangan adalah kekuasaan yang difor- agai berikut :
malkan.12 Sumber kewenangan pemerintah Menurut F.P.C.L Tonnaer, kewenangan
adalah berasal dari kekuasaan parlemen pemerintah dalam kaitan ini dianggap
yang membuat peraturan perundang-un- sebagai kemampuan untuk melaksanakan
dangan yang memuat wewenang pemerin- hukum positif, dan dengan begitu, dapat
tahan. Wewenang pemerintahan tersebut diciptakan hubungan hukum antara
adalah wewenang untuk membentuk pemerintah dengan warga negara.19
­hukum positif (yang berlaku) serta mem­
pertahankannya.13 Berdasarkan sumber ke- Kewenangan memiliki kedudukan pent-
wenangan yang dimiliki oleh badan atau ing dalam kajian hukum tata negara dan
pejabat TUN, dapat dikategorikan men- hukum administrasi negara. Begitu pent-
jadi tiga hal, yaitu : ingnya kedudukan kewenangan ini sehing-
ga F.A.M Strong dan J.G.Steenbeek menye-
1. Atribusi butkan sebagai konsep inti dalam hukum
Atribusi adalah pemberian wewenang tata negara dan hukum administratif, ”Het
pemerintahan yang baru berdasarkan begrief bevoegheid is dan oeken kerbegrif in
ketentuan dalam peraturan perundang- het staat en administratief recht”. Kewenan-
undangan.14 Peraturan perundang-un- gan yang didalamnya terkandung hak dan
dangan dibuat oleh parlemen yang me­ kewajiban.20
rupakan wakil-wakil rakyat baik di
Kewenangan pemerintah bisa bersifat
tingkat pusat maupun daerah. Dengan
terikat dan bisa juga bersifat bebas (fakul-
adanya pemberian wewenang oleh par-
tatif). Namun, pada dasarnya tidak ada
lemen tersebut maka tindakan pe­ me­
kewenangan yang benarbenar bebas tanpa
rintah berdasarkan kewenangan yang
ada batasannya. Bersifat terikat jika per-
telah diberikan kepadanya adalah sah
aturan dasarnya telah menentukan secara
dan secara yuridis mempunyai kekuatan
terperinci sehingga tidak dapat berbuat
mengikat umum.15
lain kecuali melaksanakan seperti yang
2. Delegasi telah ditetapkan. Bersifat fakultatif jika
16
Indroharto, Buku I OP.Cit. hlm. 91
17
S.F Marbun, Peradilan Administrasi, Op. Cit. hlm. 163
11
Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep .. Op.Cit. hlm. 5 18
Ibid. hlm. 159-160
12
S.F. Marbun, Peradilan Administrasi.Op.Cit, hlm. 154 19
F.P.C.L Tonnaer dalam Ridwan.HR. Hukum
13
Indroharto, Buku I Op. Cit. hlm. 67 Administrasi Negara, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta
14
Ibid. hlm. 91 2006, hlm 100.
15
S.F Marbun, Peradilan Administrasi, Op. Cit. hlm. 158 20
Ibid.

376 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lalu Ihsan| Penyelesaian Sengketa Kepegawaian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun.........
masih ada pilihan (alternatif) lain selain Keberadaan Peradilan TUN berfungsi
yang telah ditetapkan. melakukan perindungan hukum terhadap
warga masyarakat dari tindakan adminis-
Kewenangan yang bersifat fakultatif itu
tratif pemerintah baik berdasarkan per-
mengandung kewenangan pemerintah
aturan perundang-undangan maupun ber-
melakukan kebijaksanaan. Hal ini untuk
dasarkan diskresi. Tindakan administratif
mengisi kekosongan hukum akibat belum
pemerintah tertuang dalam bentuk keputu-
diaturnya suatu tindakan dalam perun-
san atau penetapan. Perbuatan administra-
dang-undangan. Kata kebijaksanaan dalam
si atau TUN yang dilakukan oleh pemerin-
bahasa Perancis discretion artinya kebijak-
tah dapat dibedakan menjadi tiga macam,
sanaan, keleluasaan, kehati-hatian. Men­
yaitu :
urut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti
kata diskresi adalah kebebasan mengambil 1. Mengeluarkan keputusan (beschikking)
keputusan sendiri dari setiap situasi yang 2. Mengeluarkan peraturan (regeling)
dihadapi.
3. Melakukan perbuatan materiil (materi-
Kebijaksanaan dalam bahasa Jerman ele daad)
adalah freies ermessen. Freis artinya orang
Perbuatan-perbuatan tersebut bisa ditu-
bebas, ermessen artinya mempertimbang-
jukan untuk orang perorangan atau badan
kan, menilai, menduga. Menurut pen­da­
hukum perdata, maupun untuk masyara-
pat Sjachran Basah, freies ermessen diper-
kat secara umum. Perbuatan-perbuatan ad-
lukan dalam rangka menjalankan tugas
ministrasi tersebut bisa digugat jika dirasa
service publik secara aktif agar dapat bertin-
menimbulkan kerugian. Perbuatan mengel-
dak atas inisiatif sendiri terutama dalam
uarkan keputusan untuk orang perorangan
penyelesaian persoalanpersoalan penting
atau badan hukum perdata bisa digugat di
yang muncul secara tiba-tiba. Namun tin-
pengadilan TUN. Perbuatan mengeluarkan
dakan tersebut harus dapat dipertanggung
peraturan bisa dilakukan upaya judicial re-
jawabkan, balk secara hukum maupun se-
view ke Mahkamah Agung. Perbuatan pe­
cara moral.21
merintah yang merupakan perbuatan ma-
Penggunaan freies ermessen yang berlebi- teriil bisa digugat melalui pengadilan
han bisa menimbulkan dampak negatif. umum.
Penggunaan wewenang ini dapat menim-
Badan atau pejabat TUN memiliki ke-
bulkan suatu negara pejabat atau negara
wenangan untuk mengeluarkan suatu
kekuasaan yang menurut Cliffor Greetz
keputusan yang disebut keputusan TUN.
menjadi power house state.22 Pemerintah
Keputusan TUN adalah suatu penetapan
menjadi super power karena membuat dan
tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau
melaksanakan peraturannya sendiri sesuai
Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tin-
dengan yang dikehendaki. Dengan ke-
dakan hukum TUN yang berdasarkan per-
wenangan tersebut tidak tertutup kemung-
aturan perundang-undangan yang berlaku,
kinan timbulnya penyalahgunaan we-
yang bersifat konkret, individual, dan
wenang (detournament de pouvair) atau
final, yang menimbulkan akibat hukum
­
tindakan yang sewenang-wenang (abus de
­bagi seseorang atau badan hukum perda-
droitlwillikeur).
ta.23

Arti kata “penetapan” dalam frase pene-


21
Sjachran basah, Tolok Ukur … Op. Cit. hlm. 151. tapan tertulis menurut Indroharto menun-
22
Nurhadiantomo dan Lance Castles, Birokrasi
Kepemimpinan dan Revolusi Sosial di Indonesia,
(Surakarta : Hapsara, 1983), hlm. 41 23
Llihat Pasal 1 angka 9 UU Nomor 51 tahun 2009.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 377


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 367~384

juk kepada isi hubungan hukum yang yang menjatuhkan hukuman atau instansi
ditetapkan dalam keputusan TUN yang lain yang berwenang maka menjadi we-
bersangkutan, yang dapat berupa : wenang pengadilan tingkat banding untuk
menyelesaikannya.
• Kewajiban-kewajiban untuk berbuat
atau tidak berbuat, atau membiarkan Perbedaan penyelesaian hukum di pen-
sesuatu. gadilan untuk masalah yang sama yaitu
• Pemberian suatu subsidi atau bantuan, kepegawaian ini penyusun sebut sebagai
izin, atau suatu status.24 dualisme. Disebut dualisme karena dalam
hal-hal tertentu Pengadilan Tinggi TUN
Syarat tertulis ini untuk kemudahan sebagai pengadilan tingkat banding memi-
pembuktiannya. Syarat tertulis bukan liki kewenangan sebagai pengadilan
mengenai bentuk formalnya tetapi asal tingkat pertama untuk mengadili dan me-
tampak keluar sebagai tertulis saja, kare- nyelesaikan sengketa kepegawaian. Keti-
nanya sebuah memo atau nota dapat meru- dak fahaman akan hal ini menyebabkan
pakan dikategorikan penetapan tertulis penyelesaian yang berlarutlarut.
dan dapat digugat asalkan sudah jelas
badan atau pejabat TUN yang mengeluar- Satu contoh kasus ini bisa menjelaskan
kan, maksud dan isi tulisan, pihak yang masalah yang ditimbulkan akibat dualisme
dituju harus bersifat konkret, individual, yang penyusun maksud. Kasusnya terjadi
dan final, serta menimbulkan akibat hu- di Sumatera Barat. Kasus posisinya adalah
kum bagi seseorang atau badan hukum sebagai berikut :
perdata.25
Perkara gugatan nomor : 14/G/1997/
E. Penyelesaian Sengketa Kepegawaian di PTUN-PDG. Penggugat : Musri Mustafa
Pengadilan Tata Usaha
MELAWAN
Negara (studi kasus perkara Nomor :
Tergugat I: Pemimpin PT. PLN
22/G/2009/PT.TUN.JKT.)
(Persero) Wilayah III Sumatera Barat-Riau
Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Tergugat II : Direksi PT. PLN (Persero)
Negara setelah adanya ketentuan-ketentu- Pusat.
an dalam bidang kepegawaian, sehingga
Kasus posisi :
dapat dikatakan keberadaan peradilan
TUN mengakomodir peraturan-peraturan Musri adalah pegawai PT. PLN Wilayah
yang sudah ada. Dalam sengketa kepega- III Sumatera Barat-Riau yang dijatuhi
waian ada dua proses yang dapat ditempuh hukuman disiplin berupa pemberhentian
oleh seorang PNS yang terkena hukuman, tidak dengan hormat dengan SK Tergugat
yaitu melalui upaya keberatan dan banding II Nomor : 217.K/7711/PW.III/1996. SK
administratif. ini diperkuat oleh Tergugat I dengan SK
Nomor : P.0409/PST/1997 tertanggal 7
Perbedaan penyelesaian sengketa ke­ April 1997.
pegawaian itu menyebabkan berbeda pula
penyelesaiannya di pengadilan TUN. Per- Musri kemudian mengajukan gugatan
bedaannya terletak pada tingkat pengadi- ke PTUN Padang dengan nomor gugatan :
lan mana yang berwenang, tingkat per­ 14/G/1997/PTUN-PDG. PTUN Padang
tama atau tingkat banding. Apabila telah dalam putusannya tanggal 14 Oktober
melalui upaya keberatan kepada atasan 1997 memutus sebagai berikut :
24
Indroharto, Buku I Op.Cit. hlm. 163 MENGADILI
25
Ibid.

378 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lalu Ihsan| Penyelesaian Sengketa Kepegawaian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun.........
Dalam Eksepsi : MA menjatuhkan putusan dengan amar
- Menolak eksepsi Tergugat I dan Ter­ sebagai berikut :
gugat II seluruhnya. MENGADILI
Dalam Pokok Perkara : Mengabulkan permohonan peninjauan
kembali dari para Pemohon Peninjauan
- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk
Kembali : 1. Pimpinan PT. PLN (Persero)
sebagian.
wilayah III Sumbar Riau, 2. Direksi PT.
- Menyatakan batal SK Pemimpin PT. PLN (Persero) tersebut ;
PLN (Persero) Wilayah III Sumbar Riau
Nomor : 217.K17711/PW.III/1996 tang­ Membatalkan putusan Mahkamah
gal 28 Agustus 1996 dan Surat Ke­ Agung No. 139 KITUN/1998 tanggal 6
putusan Direksi PT. PLN (Persero) Maret 2006;
Nomor : P.0409/PST/1997 tertanggal 7
April 1997. MENGADILI KEMBALI :
- Menyatakan gugatan Penggugat tidak
- Memerintahkan kepada Pemimpin PT. diterima ;
PLN (Persero) Wilayah III Sumbar Riau
- Menghukum Termohon Peninjau-
dan Direksi PT. PLN (Persero) masing-
an Kembali untuk membayar bi-
masing sebagai Tergugat I dan Tergugat
aya perkara dalam semua tingkat
II untuk mencabut kedua surat keputu-
peradilan yang dalam pemeriksaan
san yang dinyatakan batal tersebut, dan
peninjauan kembali ini sebesar Rp
menerbitkan surat keputusan TUN
2.500.000, - (dua juta lima ratus ribu
yang baru berupa pengaktifan kembali
rupiah).
Musri Mustafa (Penggugat) sebagai
pegawai PT. PLN (Persero) sebagai PT. Dalam pertimbangannya, hakim PK
PLN (Persero) sebagaimana status menyatakan bahwa yang berwenang men-
semula. gadili adalah Pengadilan Tinggi TUN
­Ja­ka­rta karena Penggugat sebelumnya
- Menghukum Tergugat I dan Tergugat II
telah mhnengajukan upaya banding ke ata­
untuk membayar seluruh biaya yang
san Pimpinan Wilayah III Padang, yaitu
timbul dalam perkara ini secara tang-
Direksi PT. PLN yang berkedudukan di Ja-
gung renteng sejumlah Rp 63.000, -
karta. Upaya Penggugat termasuk dalam
(enam puluh tiga ribu rupiah).
ban­ ding administratif sebagaimana diru-
muskan dalam Pasal 51 ayat (3) UU Pera-
Putusan PTUN Padang ini diperkuat tun. Akhirnya Penggugat mengajukan
oleh Pengadilan Tinggi TUN Medan ­gu­ga­tan ke Pengadilan Tinggi TUN Jakarta
dengan putusan nomor : 85/BDG.G-PD/ dengan pihak tergugat Direksi PT. PLN
PT.TUN-MDN/1997 tanggal 23 Februari (Persero) dan obyek gugatannya Surat
1998 yang diperkuat juga oleh Mahkamah Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No-
Agung di tingkat kasasi dengan putusan mor : P.0409/PST/1997 tertanggal 7 April
nomor : 139 KlTUN/1998 tanggal 6 Maret 1997.
2006. Pihak Tergugat kemudian me­
lakukan upaya peninjauan kembali. Hakim Di Pengadilan Tinggi TUN Jakarta pro­
Agung dalam PK ini membatalkan putusan ses pemeriksaan dilakukan lagi seperti hal-
kasasi yang menguatkan putusan-putusan nya di PTUN Padang karena Pengadilan
sebelumnya. Dalam putusan nomor : 28 Tinggi TUN Jakarta dalam perkara ini se­
PKITUN/2007 tanggal 10 Oktober 2007 bagai pengadilan tingkat pertama. Dalam
putusannya nomor : 22/G/2009/PT.TUN.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 379


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 367~384

JKT. tanggal 1 Juni 2010, Pengadilan Dari contoh kasus ini dapat dilihat beta-
Tinggi TUN Jakarta memutus sebagai beri- pa lamanya proses yang harus dilalui oleh
kut : pegawai hanya karena kurang memahami
MENGADILI upaya banding administratif dan sekaligus
tidak jelasnya peraturan yang mengatur
Dalam Eksepsi :
upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh
- Menolak eksepsi Tergugat. pegawai dalam sengketa kepegawaian. Hal
Dalam Pokok Perkara : ini tidak semata-mata kesalahan penggu-
gat, akan tetapi kesalahan penggugat
- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk tersebut diikuti juga oleh pihak pengadi-
sebagian. lan.
- Menyatakan batal Surat Keputusan Ter-
Waktu yang dibutuhkan kurang lebih­
gugat (Direksi PT. PLN (Persero)) Pusat
tiga belas tahun bagi penggugat untuk
­
Nomor : P.0409/PST/1997 tanggal 7
memperoleh kembali haknya. Pengorbanan
April 1997 tentang penguatan keputu-
waktu, tenaga, dan juga biaya tidaklah se-
san Pimpinan PT. PLN (Persero) Wi­
dikit, belum lagi pelaksanaannya di lapan-
layah III Padang Nomor : 217.K/­7711/
gan. Kedudukan semula penggugat tentu
PW.III/1996 tanggal 28 Agus­ tus 1996
sudah diisi oleh orang lain, telah terjadi
tentang pemberhentian tidak dengan
perubahan struktur kerja, peraturan pe-
hormat sebagai pegawai PT. PLN (Perse-
rundang-undangan, atau malah penggugat
ro) atas nama Musri Mustafa (Peng­
sudah memasuki usia pensiun.
gugat).
- Memerintahkan Tergugat untuk men- Pada contoh kasus tersebut, selama
cabut Surat Keputusan Tergugat (Direk- proses peradilan berlangsung sudah terjadi
si PT. PLN (Persero)) Pusat Nomor : perubahan peraturan hal mana BUMN su-
P.0409/PST/1997 tanggal 7 April 1997 dah memiliki undangundang sendiri dan
tentang penguatan keputusan Pimpinan kedudukan pegawainya tidak lagi disamak-
PT. PLN (Persero) Wilayah III Padang an dengan PNS. Akan tetapi pada prin-
Nomor : 217.K/7711/PW.III/1996 tang- sipnya pengadilan TUN memperhatikan
gal 28 Agustus 1996 tentang pember- fakta-fakta, kerangka kebijaksanaan dan
hentian tidak dengan hormat sebagai keadaan hukum yang ada pada saat kepu-
pegawai PT. PLN (Persero) atas nama tusan TUN yang digugat itu dikeluarkan.
Musri Mustafa (Penggugat). Ini disebut dengan istilah ex mengajukan
gugatan terlebih dahulu ke PTUN secara
- Memerintahkan Tergugat untuk mener- formal dahulu baru kemudian nanti me-
bitkan keputusan baru berisi merehabil- lengkapinya dalam pemeriksaan persiapan.
itasi Penggugat dalam harkat dan marta- Hal ini dikenal dengan istilah gugatan pro
bat serta kedudukan sebagai pengawai forma.
PT. PLN (Persero) seperti semula.
Pada umumnya pemberhentian PNS se-
- Menghukum Tergugat untuk membayar
lalu diikuti dengan pemberhentian gaji.
biaya perkara sebesar Rp 151.000, - (se-
Pemberhentian gaji tentunya berdasarkan
ratus lima puluh satu ribu rupiah).
suatu surat keputusan yang sah. Apabila
- Putusan Pengadilan Tinggi TUN sudah mengetahui diberhentikan sebagai
Jakarta ini sudah berkekuatan hukum PNS dengan adanya penghentian gaji,
tetap. bahkan sudah mengirimkan surat ke-
beratan atas pemberhentiannya, maka se-
harusnya yang bersangkutan mendaftar-

380 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lalu Ihsan| Penyelesaian Sengketa Kepegawaian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun.........
kan gugatan terlebih dahulu meskipun Bahwa SUPRATMAN sebelumnya te­
­belum menerima surat pemberhentian (hal lah pernah dijatuhi hukuman disiplin
ini sangat jarang terjadi). Pada saat-pemer- karena pelanggaran disiplin, yaitu telah
iksaan persiapan penggugat dapat memo- pernah diberikan teguran tertulis 2 (dua)
hon kepada Majelis hakim untuk memer- kali pada bulan September 2009 dan bulan
intahkan kepada tergugat memberikan sali- Juni 2010 dalam kasus yang sama.
nan keputusannya atau hal-hal lain yang
Keputusan Badan Pertimbangan Ke­
ingin diketahui oleh Penggugat.
pega­waian dalam sidangnya tanggal 10 Ok-
Dalam praktek ada beberapa PNS yang tober 2012 telah memeriksa dan memper-
sudah diberhentikan gajinya selama timbangkan dengan seksama alasan band-
beberapa bulan bahkan tahun dan sudah ing administrative yang bersangkutan,
mengirimkan surat keberatan ke atasannya berita acara pemeriksaan dan tanggapan
tetapi “mengaku” baru menerima salinan dari Pejabat yang berwenang menghukum
keputusan secara resmi dari instansinya serta segala bahan-bahan yang berkaitan
dan memang secara formal ada tanda dengan penjatuhan hukuman disiplin ter­
penyerahannya. Menurut pendapat penulis hadap SUPRATMAN dan ternyata ter-
hal ini merupakan suatu penyelundupan dapat bukti-bukti yang meyakinkan atas
hukum. perbuatan yang bersangkutan berdasarkan
daftar absensi sejak bulan Februari 2010
Contoh lainya di Pemerintahan Kabupaten sampai bulan September 2010 selama 176
Lombok Timur) hari tidak masuk kerja tanpa keterangan
Keputusan Bupati Lombok Timur No- yang sah.
mor : 256/862.3/199/PEGDIKLAT/2011, Bahwa perbuatan SUPRATMAN seb-
tanggal 5 April 2011 kepada SUPRAT- agai pegawai negeri sipil merupakan
MAN, NIP. 19680524 198903 1 007, pan- pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 3
gkat Penata, golongan ruang III/C, telah angka 4, 5, 11 dan 17 Peraturan Pemerin-
dijatuhi hukuman disiplin berupa Pember- tah Nomor 53 Tahun 2010. Namun atas
hentian Tidak Dengan Hormat sebagai pelanggaran disiplin tersebut tidak selay-
Pegawai Negeri Sipil karena telah melaku- aknya dijatuhi hukuman disiplin berupa
kan perbuatan berupa meninggalkan tugas Pemberhentian Tidak Dengan Hormat seb-
dinas tanpa keterangan yang sah selama agai Pegawai Negeri Sipil, sehingga dipan-
176 hari sejak bulan Februari 2010 sampai dang perlu mengubah jenis hukuman dis-
dengan bulan September 2010, sehingga iplin yang dijatuhkan oleh Bupati Lombok
melanggar ketentuan Pasal 3 angka 4, 5, Timur.
7, 11 dan 17 Peraturan Pemerintah Nomor
53 Tahun 2010. Dari konteks dikasus di atas Badan Per­
timbangan Kepegawaian memutuskan se­
Dengan Surat Keputusan tersebut bagai berikut :
diterima oleh SUPRATMAN, tanggal 15
April 2011 dan surat banding administrasi 1. Mengubah hukuman disiplin sebagai­
diajukan tanggal 19 April 2011, dan sejak mana tercantum dalam Keputusan Bu-
tanggal 1 Maret 1989 SUPRATMAN telah pati Lombok Timur Nomor :
bekerja di lingkungan Pemerintahan Kabu­ 256/862.3/199/PEGDIKLAT/2011,
paten Lombok Timur dan terakhir di­tugas­ tanggal 5 April 2011 yang dijatuhkan
kan pada Puskesmas Rensing, Keca­matan kepada SUPRATMAN, lahir tanggal 24
Sakrat Barat. Mei 1968, NIP.19680524 198903 1 007,
pangkat Penata, golongan ruang III/C,

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 381


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 367~384

pegawai pada Puskesmas Rensing, Ke- Kedudukan BAPEK secara organisasi


camatan Sakra Barat, dari Pem­ ber­ adalah badan yang membantu memberikan
hentian tidak dengan hormat sebagai pertimbangan kepada presiden dalam pen-
Pegawai Negeri Sipil menjadi Pem­ jatuhan hukuman disiplin kepada PNS,
berhentian dengan hormat tidak atas secara administratif BAPEK adalah badan
permintaan sendiri sebagai Pegawai yang berfungsi memutuskan upaya band-
Negeri Sipil. ing administratif yang diajukan oleh PNS.
2. Apabila gaji SUPRATMAN sempat di- Sedangkan Kompetensi PTUN dalam
hentikan sejak keputusan pemberhen- penyelesaian sengketa kepegawaian adalah
tian ditetapkan oleh Pejabat yang ber- menerima memeriksa, mengadili dan me-
wenang menghukum, maka gajinya mutuskan sengketa-sengketa kepegawaian
dibayarkan sampai dengan bulan Okto- yang tidak berhubungan dengan penjatu-
ber 2012 sepanjang yang bersangkutan han pelanggaran aturan Disiplin Pegawai
aktif melaksanakan tugas. Negeri, dan Kompetensi PT.TUN dalam
3. Kepada SUPRATMAN tidak diberikan penyelesaian sengketa kepegawaian adalah
hak pensiun karena belum mencapai menerima, memeriksa, mengadili dan me-
usia 50 tahun dan masa kerja 20 tahun. mutuskan upaya banding terhadap keputu-
san yang diterbitkan oleh BAPEK maupun
4. Keputusan ini berlaku pada tanggal
PTUN.
ditetapkan.
9. Keputusan ini disampaikan kepada : Kedudukan putusan Bapek dalam seng-
keta kepegawaian adalah sebagai Keputu-
1.Bupati Lombok Timur; san Tata Usaha Negara yang dapat dimin-
2. Supratman. takan banding ke PT TUN dan kedudukan
putusan PTUN dalam sengketa kepega-
Untuk diindahkan dan dilaksanakan
waian adalah keputusan hakim pada
sebagaimana mestinya.
pemeriksaan tingkat pertama yang dapat
KESIMPULAN diajukan banding ke PT TUN.

Daftar Pustaka
A V Diecy, Introduction to the study of the law of the Constitution,
Macmilland and Co, London, 1962, halaman 202-203.
Admosudirjo Prayudi, Hukum Administrasi Negara, Edisi revisi ilmu
administrasi, Ghalia, Jakarta 1995 halaman 94.
F.P.C.L Tonnaer dalam Ridwan.HR. Hukum Administrasi Negara,
PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta 2006, halaman 100.
Harbet A. Simon, Prilaku Administrasi (Terjemahan), Bina Aksara,
Jakarta, 1984 halaman 128.
Indroharto. Usaha Memahami Undang-Undang tentang Peradilan
Tata Usaha Negara Buku II, Cet.9 (Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan, 2005),
Kranenburg, Ilmu Negara Umum, Alih Bahasa Sabaroedin, (Pradya
Paramita, Jakarta, 1975).

382 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Lalu Ihsan| Penyelesaian Sengketa Kepegawaian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun.........
lndroharto, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara Buku I Beberapa Pengertian DasarHukum
Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994.
halaman 38.
Marbun SF dkk, Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi
Negara, Cet II, UII Press, Yogyakarta 2001, halaman 7.
Mochtar Kusumaatmaja, Hukum dan Kekuasaan (Hukum dan sanksi),
dalam Padjadijaran majalah ilmu hukum dan pengetahuan
masyarakat journal of law and social science, (P.T. Alumni,
Bandung, 1997, )
Nurhadiantomo dan Lance Castles, Birokrasi Kepemimpinan dan
Revolusi Sosial di Indonesia, (Surakarta : Hapsara, 1983),
Philipus M. Hadjon et al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia,
cet.8, (Yogyakarta: Gadjah mada university Press, 2008)
halaman 6.
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum : Pencarian, Pembebasan dan
Pencerahan, (Program Doktor Universitas Diponegoro,
Sema rang, 2003)
SF. Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara, Cet.2, (Yogyakarta
: liberty, 2003), Halaman 148. Asas-asas ini diambil dari
bahan penataran Peradilan Administrasi Negara Agustus
1987 di Bandung yang disampaikan oleh Prof. Dr. Philipus
M. Hadjon, S.H.
Sjachran B asah, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan
Administrasi di Indonesia, Cet.3 (Bandung : Alumni, 1997),
Syarifin Pipin dan Jubaedah, Pemerintahan Daerah di Indonesia,
Pustaka Setia, Bandung 2005 halaman 88.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme,
UU No. 28, LN No. 28, LN No. 28 Tahun 1999, TLN. No.
3851, Pasl. 1, 2.
Undang-Undang No.43 Tahun 1999 tentang perubahan Atas
undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian, UU No. 43, LN No. 28 tahun 1999, TLN. No.
3851, Pasal. 1. Ayat (1).
Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 Pasal 1 angka 10 menyatakan
sengketa TUN adalah sengketa yang timbul dalam bidang
TUN antara orang atau badan hukum perdata dengan badan
atau pejabata TUN baik di pusat maupun didaerah sebagai
akibat dikeluarkannya keputusan TUN, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan.
UU Nomor 43 Tahun 1999 Pasal 35 ayat (1) menyatakan

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 383


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 367~384

bahwa sengketa kepegawaian diselesaikan melalui peradilan


TUN.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1986 Nomor 77)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2004 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 35).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 160).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1981 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
Tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 45).

384 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Das könnte Ihnen auch gefallen