Sie sind auf Seite 1von 24

Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK


TERHADAP STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN
Jenis Sesi Paper: Full paper
By:

PRATANA P. MIDIASTUTY EDDY SURANTA


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu
pmidiastuty@yahoo.com eddysuranta123@gmail.com

KRISTINA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu
kristinahen759@gmail.com

Abstract: This study aimed to determine the effect of tax avoidance against the corporate
capital structure. Corporate capital structure is a mix or the proportion of the company's long-
term financing that is permanent. This study tested the avoidance of taxes on capital structure
proxied with leverage and the refinancing of debt, which the company owes to maintain
effective tax rate that is lower by utilizing the interest expense on the debt. The samples of this
study use 88 manufacture companies and listed on Indonesian Stock Exchange 2013-2015.
Data analysis was performed with multiple regression and logistic regression.
Based on the results prove the hypothesis that tax avoidance does not affect the corporate
capital structure and refinancing. This result proves that the corporate did not obtain the
benefit of tax avoidance from the use of debt, to avoid the problem of financial difficulties of
the companies prefer low debt compared with high debt. The study implies that the company’s
decision to fund the financing decision and commit to increased funding through the debt
mechanism is not related to an attempt to commit tax avoidance.

Keywords: Tax avoidance, capital structure, leverage, probability leverage.

I. PENDAHULUAN

Setiap perusahaan dalam setiap keputusan investasinya memerlukan modal dimana modal

tersebut bisa dengan menggunakan modal sendiri dalam bentuk laba ditahan, jika modal sendiri dalam

bentuk laba ditahan tidak mencukupi maka dapat menggunakan hutang ataupun dengan menggunakan

ekuitas (saham) dengan cara menerbitkan saham baru. Konflik kepentingan antara manajer, pemegang

saham dan debtholders mempengaruhi struktur modal, kegiatan tata kelola perusahaan dan kebijakan

investasi, yang dapat menimbulkan keputusan manajerial tidak efisien dan suboptimal investasi yang

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 1


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

mengakibatkan underinvestment dan overinvestment. Investasi underinvestment ataupun

overinvestment yang dilakukan manajer menyebabkan pemegang saham menekan manajer untuk

memilih melakukan investasi menggunakan kebijakan hutang. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk

mengurangi konflik keagenan yang berkaitan dengan free cash flow. Dengan menekan manajer untuk

menggunakan hutang, maka memaksa manajer untuk membayar kelebihan kas sehingga mengurangi

jumlah dana di bawah kebijakan manajer (Bringham & Houston, 2011). Selain itu ketika hutang

diterbitkan, fraksi kepemilikan saham manajerial akan meningkat dan dengan tujuan menyelaraskan

(alignment) kepentingan manajer dengan pemegang saham.

Disisi lain konflik keagenan akan bergeser dari pemegang saham dan agen ke pemegang saham

dan pemegang hutang (pemberi pinjaman) dikarenakan perbedaan struktur penerimaan antara dua pihak

tersebut. Dengan penerimaaan pemegang hutang yang berasal dari bunga dan pemegang saham yang

pendapatannya berasal dari kelebihan atas semua kewajiban kepada pemegang hutang. Dalam trade-off

teory (Myers, 2001), perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana

penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial

distress).

Sebagian perusahaan yang berfokus melakukan penghindaran pajak umumnya bersedia untuk

memiliki leverage yang lebih tinggi dan menerima biaya yang lebih tinggi terkait dengan kesulitan

keuangan untuk mempertahankan tingkat pajak efektif tunai yang lebih rendah (Farnham, 2011),

sehingga akan ada kecenderungan perusahaan akan melakukan pembiayaan kembali hutang pada tahun

selanjutnya untuk mendapatkan manfaat dari insentif pajak yang lebih besar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam penelitian ini mencoba melakukan penelitian

mengenai penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memberikan

bukti empiris bahwa perusahaan yang melakukan penghindaran pajak memiliki pengaruh yang lebih

besar terhadap struktur modal dan melakukan pembiayaan kembali hutang dibandingkan perusahaan

yang tidak melakukan penghindaran pajak. Penelitian ini mengacu pada penelitian Harrington dan

Smith (2012) yang meneliti tentang penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat mendorong perusahaan dalam mengambil keputusan melakukan

pendanaan perusahaan dengan menggunakan hutang. Bagi peneliti lain diharapkan menjadi bahan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 2


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

acuan dan bahan perbandingan dengan pembahasan atau topik yang sama berkaitan dengan

penghindaran pajak dan struktur modal perusahaan serta dapat lebih dikembangkan lagi.

II. KAJIAN PUSTAKA

Trade-off Theory

Menurut trade-off theory yang diungkapkan oleh Myers (2001), Perusahaan akan berhutang

sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang

sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan keuangan (Financial

distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya keagenan

(agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory

dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya

keagenan dan biaya kesulitan keuangan tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan asimetri

informasi sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang.

Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Jensen dan Meckling (1976), hubungan keagenan ialah sebagai suatu kontrak di mana

satu atau lebih principal menggunakan pihak lain (agent) untuk menjalankan perusahaan. Masalah yang

muncul dari perencanaan struktur modal, antara manajer, pemegang saham dan debtholder saling

bertentangan sehingga bisa membawa manajer untuk bertindak: 1) mementingkan kepentingan mereka

sendiri, dengan memilih proyek suboptimal yang tidak memberikan tingkat imbal hasil yang memadai,

tetapi masih dengan risiko yang rendah, sehingga mengabaikan prefensi pemegang saham untuk

proyek-proyek berisiko. 2) untuk kepentingan pemegang saham, dengan membuat keputusan investasi

yang memaksimalkan nilai ekuitas tidak memaksimalkan nilai perusahaan, ketika beroperasi di pasar

tidak efisien, dan dapat menyebabkan mereka membuat pilihan suboptimal yang merusak debtholders.

Konflik tersebut muncul bersama dengan asimetri informasi, yang dapat mengakibatkan strategi

investasi suboptimal yang tidak memaksimalkan nilai perusahaan melainkan hanya menguntungkan

kategori tertentu. Investasi yang suboptimal mengakibatkan underinvestment dan overinvestment.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 3


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Permasalahan asimetri informasi dan ketidakselarasan kepentingan antara prinsipal dan agen

menimbulkan biaya agensi. Biaya agensi terdiri dari, (monitoring cost), pengeluaran atas utang

(bonding cost) dari agen, dan nilai sisa (residual loss). Struktur modal disusun untuk mengurangi

konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manager adalah

konsep free cash flow. Ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai

kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik

keagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang, maka manajer akan dipaksa untuk

mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga (Bringham & Houston, 2011). Pembayaran

bunga atas hutang merupakan pengurangan pajak (deductible expense), oleh sebab itu laba operasi yang

mengalir kepada investor menjadi semakin besar.

Struktur Modal

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2013), struktur modal (capital structure) adalah bauran

atau proporsi pembiayaan jangka panjang permanen perusahaan yang diwakili oleh hutang, saham

preferen, dan ekuitas saham biasa. Tujuan perusahaan menggunakan pendanaan adalah untuk

meningkatkan kemampuan dalam hal capital expenditure, pengembangan proyek, serta ekspansi

operasional perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan dapat berasal dari internal perusahaan dan

eksternal perusahaan. Modal internal perusahaan berupa retained earning (laba perusahaan) dan bisa

juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Modal eksternal berupa hutang baik jangka panjang

maupun dalam jangka pendek dan saham.

Penghindaran pajak

Menurut Suandy (2011) penghindaran pajak adalah rekayasa ‘tax affairs’ yang masih berada

dalam bingkai ketentuan perpajakan (lawful). Penghindaran pajak dapat terjadi didalam ketentuan

undang-undang perpajakan tetapi berlawanan dengan jiwa undang-undang. Penghindaran pajak sebagai

penghematan pajak yang timbul dengan memanfaatkan ketentuan perpajakan yang dilakukan secara

legal untuk meminimalkan kewajiban pajak. Ada berbagai macam proksi yang bisa digunakan untuk

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 4


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

mengukur penghindaran pajak, dalam penelitian ini menggunakan proksi Effective Tax Rate untuk

mengukur penghindaran pajak. Nilai ETR yang semakin rendah menggambarkan perusahaan

melakukan penghindaran pajak yang tinggi.

Penghindaran Pajak terhadap Tingkat Leverage

Konflik keagenan disebabkan asimetri informasi antara manajer dengan pemegang saham.

Dalam struktur modal perusahaan hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik

keagenan free cash flow. Dengan menekan manajer untuk mengeluarkan hutang, maka memaksa

manajer untuk membayar kelebihan kas sehingga mengurangi jumlah dana di bawah kebijakan mereka,

karena ada kewajiban perusahaan mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga

(Bringham & Houston, 2011). Dalam konteks trade-off theory, perusahaan menggunakan hutang dalam

penghindaran pajak karena di dalam hutang terdapat insentif bunga yang harus dibayarkan perusahaan

kepada kreditur, dari beban bunga tersebut maka akan mengurangi laba perusahaan, dengan begitu laba

perusahaan akan menjadi lebih kecil, dengan laba yang lebih kecil pembayaran pajak akan menjadi

lebih kecil. Penghindaran pajak adalah upaya meminimalisasi beban pajak yang sering dilakukan oleh

perusahaan, karena masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan yang berlaku. Hipotesis dibawah

ini untuk melihat pengaruh perusahaan yang melakukan penghindaran pajak terhadap struktur modal

perusahaan.

𝐇𝟏 : Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap

struktur modal daripada perusahaan yang tidak melakukan penghindaran pajak

Pajak terhadap Pembiayaan Kembali Hutang

Penambahan hutang dapat mengurangi dana yang tersedia dari perusahaan dan dapat

mengurangi agency cost (Jensen 1986). Penggunaan hutang jangka panjang dapat digunakan untuk

mengendalikan penggunaan free cash flow yang berlebihan dan menurunkan excess cash flow yang ada

dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan manajer. Sejalan

dengan trade-off theory peningkatan hutang dapat memotivasi para manajer untuk melakukan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 5


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

penghindaran pajak, karena dengan hutang yang meningkat maka beban bunga dari hutang juga akan

meningkat sehingga manfaat dari hutang yang diperoleh semakin besar. Beban bunga yang meningkat

mengakibatkan semakin besar pengurang laba untuk mengurangi pembayaran pajak.

Beberapa penelitian terdahulu telah menguji manfaat dan biaya dari pembiayaan kembali

hutang pada pasar yang tidak sempurna. Pada pasar tidak sempurna ada respon untuk biaya yang timbul

dari penggunaan hutang yang meliputi biaya kebangkrutan dan biaya keagenan. Biaya-biaya yang

berhubungan langsung dan tidak langsung dengan biaya kebangkrutan seperti biaya legal dan biaya

lainnya dari kebangkrutan, seperti pengambilalihan (takeover), biaya administrasi dan tax shalter. Biaya

kebangkrutan dan biaya keagenan mengurangi manfaat pajak. Peningkatan hutang dalam sebuah

perusahaan dibandingkan dengan priode sebelumnya seharusnya mempertimbangkan antara biaya

kebangkrutan dan manfaat pajak yang bisa diterima atau diperoleh perusahaan. Jika peningkatan hutang

melebihi manfaat pajak maka mengakibatkan tambahan biaya keagenan (marginal agency cost) dan

mengakibatkan kegagalan pelunasan hutang. Penggunaan pinjaman semakin tinggi pada titik

pembiayaan kembali hutang, perusahaan mengambil tindakan yang disengaja untuk mengubah hutang

atau ekuitas. Jika perusahaan mengggunakan hutang sebagai bagian dari strategi yang berkelanjutan

untuk mengurangi pembayaran pajak, maka perusahaan memiliki leverage yang lebih tinggi dimana

perusahaan akan melakukan pembiayaan kembali terhadap leverage.

𝐇𝟐 : Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak lebih besar melakukan pembiayaan kembali

hutang daripada perusahaan yang tidak melakukan penghindaran pajak.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Data dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang didapat melalui akses

terhadap data keuangan perusahaan-perusahaan publik di situs Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam

penelitian ini dipilih dengan menggunakan purposive sampling dengan berdasarkan pertimbangan.

Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan

yang konsisten menerbitkan laporan keuangannya yang lengkap serta telah di audit selama periode

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 6


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

2013-2015. (2) Periode laporan keuangan berakhir 31 Desember. (3) Mempunyai data yang lengkap

untuk keseluruhan variabel. (4) Perusahaan manufaktur yang harus mengumumkan harga saham pada

saat penutupan setiap tahun selama tahun 2013-2016 dengan hanya memiliki satu jenis saham. (5) Mata

uang yang digunakan perusahaan dalam laporan keuangan adalah rupiah.

Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang diamati dalam penelitian ini melibatkan 2 variabel dependen, 1 variabel

independen, dan 4 variabel kontrol.

1. Variabel Dependen

a. Leverage

Leverage merupakan rasio perhitungan yang digunakan untuk melihat modal perusahaan yang

didanai melalui hutang dan melihat modal perusahaan yang digunakan untuk menjamin hutang

perusahaan, sehingga dapat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya. Leverage dihitung dengan menggunakan model dari penelitian terdahulu Harrington dan

Smith (2012):

𝐿𝑇𝐿
𝐿𝑒𝑣 =
AT

Dimana:
Lev : Leverage
LTL : Long term liability (Total hutang jangka panjang)
AT : Assets total (Total Aset)

b. Probabilitas Leverage

Variabel dependen yang kedua yaitu probabilitas leverage. Probabilitas leverage untuk melihat

apakah perusahaan melakukan pembiayaan kembali hutang sehingga ada kenaikan hutang jangka

panjang dari tahun sebelumnya. Menurut Harrington and Smith (2012) probabilitas leverage

mengidentifikasi peristiwa pembiayaan kembali hutang (refinancing), atau ketika perusahan memiliki

perubahan yang signifikan dalam hutang atau ekuitas. Probabilitas leverage dihitung dengan rumus:

𝐿𝑇𝐿𝑖𝑡 −𝐿𝑇𝐿𝑖𝑡−1
𝑃𝑟𝑜𝑏𝑙𝑒𝑣 =
𝑇𝐴𝑖𝑡−1

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 7


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Dimana:
Problev : Probabilitas leverage (pembiayaan kembali hutang)
𝐿𝑇𝐿𝑖𝑡 : Hutang tahun berjalan
𝐿𝑇𝐿𝑖𝑡−1 : Hutang tahun berjalan
𝑇𝐴𝑖𝑡−1 : Total Aset tahun sebelumnya

Variabel ini menggunakan variabel kategorikal, berdasarkan penelitian Harrington dan Smith

(2012) untuk mengukur apakah perusahaan melakukan pembiayaan kembali hutang maka digunakan

proksi dari penelitian, dimana probabilitas leverage sama dengan satu jika terjadi perubahan positif total

hutang jangka panjang dari tahun sebelumnya dan melebihi 5% dari total aset tahun sebelumnya, dan

nol jika terjadi perubahan negatif total hutang jangka panjang dari tahun sebelumnya dan melebihi 5%

dari total aset tahun sebelumnya.

2. Variabel Independen

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

Penghindaran pajak merupakan suatu upaya meminimalisasi beban pajak yang sering dilakukan

perusahaan yang masih dalam bingkai peraturaan perpajakan yang berlaku (Suandy,2011).

Penghindaran pajak dalam penelitian ini menggunakan effective tax rate (ETR) yang merupakan ukuran

hasil dari berbasis pada laporan laba rugi secara umum mengukur efektivitas dari strategi pengurangan

pajak dan mengarah pada laba setelah pajak yang tinggi. Pengukuran untuk proksi penghindaran pajak

mengikuti Waluyo dkk. (2015) yakni:

Tax Expenseit
𝐸𝑇𝑅 =
Pretax Income 𝑖𝑡

Dimana :
• ETR : effective tax rate
• Tax expense : beban pajak penghasilan badan untuk perusahaan i pada tahun t berdasarkan
laporan keuangan perusahaan
• Pretax Income : pendapatan sebelum pajak untuk perusahaan i pada
tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan.

Dalam penelitian ini variabel tax avoidance (ETR) merupakan variabel dummy, diberi nilai 1

jika nilai ETR<25% yang menggambarkan perusahaan melakukan penghindaran pajak dan diberi nilai

0 jika nilai ETR>25% yang menggambarkan perusahaan tidak melakukan penghindaran pajak

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 8


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi

klasik, analisis regresi dan uji hipotesis. Pengujian variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan

uji regresi dengan bantuan aplikasi SPSS 16.0. Statistik deskriptif yang digunakan adalah nilai rata-rata

(mean), nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi. Dalam penelitian ini menggunakan regresi

linier berganda pada persamaan hipotesis pertama dan menggunakan regresi logistik untuk persamaan

hipotesis kedua. Hipotesis pertama dilakukan untuk menguji pengaruh penghindaran pajak terhadap

struktur modal perusahaan. Hipotesis pertama menggunakan Model 1. Sedangkan hipotesis kedua untuk

menjawab pengaruh penghindaran pajak yang lebih besar terhadap pembiayaan kembali hutang dengan

menggunakan model 2. Adapun model untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

Model 1

Levit =β0 +β1 ETR-1 +β2 ROAit +β3 Sizeit+β4 market-to-bookit + β5 Zscoreit
+eit............................................................(1)

Keterangan:
Levit = Leverage perusahaan i pada waktu pengamatan t
ETRit = Effective tax rate perusahaan i pada waktu pengamatan t
menggunakan variabel dummy, diberi nilai 1 jika ETR>25% dan diberi nilai 0 jika ETR<25%
ROAit = Return on Asset perusahaan i pada waktu pengamatan t
Sizeit = Ukuran perusahaan i pada waktu pengamatan t
market-to-bookit = Nilai buku aset perusahaan i pada waktu pengamatan t
Zscoreit = Prediksi kebangkrutan perusahaan i pada waktu pengamatan t
β1,β2, β3, β4, β5 = Koefisien variabel penjelas
eit =variabel gangguan perusahaan i pada waktu pengamatan t

Model 2

Prob(levit =1)= β0 +β1 ETRit +β2 ROAit +β3 Sizeit+β4 market-to-bookit + β5 Zscoreit
+eit............................................................(2)

Keterangan:
Prob(Levit=1) = Probabilitas leverage perusahaan i pada waktu pengamatan t
menggunakan variabel dummy, diberi nilai 1 jika melakukan pembiayaan kembali hutang dan
nilai 0 jika tidak melakukan pembiayaan kembali hutang

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 9


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

ETRit = Effective tax rate perusahaan i pada waktu pengamatan t


ROAit = Return on Asset perusahaan i pada waktu pengamatan t
Sizeit = Ukuran perusahaan i pada waktu pengamatan t
market-to-bookit = Nilai buku aset perusahaan i pada waktu pengamatan t
Zscoreit = Prediksi kebangkrutan perusahaan i pada waktu pengamatan t
β1,β2, β3, β4, β5 = Koefisien variabel penjelas
eit = variabel gangguan perusahaan i pada waktu pengamatan t

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Dengan kriteria yang telah ditetapkan maka jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 88

perusahaan dengan jumlah pbservasi sebanyak 264 observasi. Deskripsi sampel penelitian disajikan

pada Tabel 1.

Tabel 1. Populasi dan Sampel


Jumlah
Perusahaan Sampel Penelitian Persentase
Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2012-2015 143 100%
Perusahaan manufaktur yang baru listed periode 2012-
2015, dan memiliki periode pembukuan selain 31 (12) 8.4%
Desember
Laporan keuangan perusahaan yang tidak memiliki
kelengkapan data (15) 10.5%
Laporan keuangan perusahaan yang disajikan dalam
mata uang selain Rupiah (US Dollar) (28) 19.6%
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian
sampel penelitian 88 61.5%

Jumlah Observasi (88 x3 tahun) 264


Sumber: data sekunder diolah, 2017

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif disajikan pada Tabel 2:

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 10


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian


Seluruh Observasi
Variabel N Minimum Maksimum Rata-rata Standar Deviasi
Lev 264 0,01 2,52 0,1976 0,34944
ROA 264 -0,28 0,66 0,0602 0,10841
SIZE 264 25,18 33,13 28,1084 1,61589
Markettobook 264 0,33 42,57 2,4123 4,83716
Zscore 264 -1,56 50,57 4,6850 5,31777
Variabel Kategorikal Probabilitas Leverage (PROBLEV)
Jumlah
Persentase
Keterangan Dummy Observasi
(%)
(n)
Tidak melakukan pembiayaan kembali hutang 0 205 77,7
Pembiayaan kembali hutang 1 59 22,3
Total 264 100
Variabel Kategorikal Tax Avoidance (ETR)
Jumlah
Persentase
Keterangan Dummy Observasi
(%)
(n)
Tidak melakukan penghindaran pajak 0 132 50
Melakukan penghindaran pajak 1 132 50
Total 264 100
Sumber: data sekunder diolah, 2017

Dari tabel 2 di atas menunjukkan hasil pengujian statistik deskriptif dari seluruh variabel yang

digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil statistik deskriptif dapat diketahui bahwa variabel LEV

sebagai proksi untuk mengukur tingkat hutang (leverage) suatu perusahaan dalam menggunakan hutang

sebagai alternatif penggunaan dana perusahaan. Variabel LEV memiliki rata-rata 0,1976, artinya bahwa

rata-rata perusahaan yang menjadi sampel memanfaatkan hutang sebagai sumber pendanaan untuk

mendanai aset perusahaan adalah sebesar 19,76% sisanya menggunakan pendanaan selain

menggunakan hutang, dapat disimpulkan bahwa rata-rata perusahaan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini sedikit yang memanfaatkan hutang sebagai sumber pendanaannya. Nilai standar deviasi

sebesar 0,34944 dan jika dibandingkan dengan nilai rata-rata variabel LEV sebesar 0,1976

menunjukkan nilai standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-ratanya sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel LEV untuk seluruh perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian memiliki variasi

yang cukup tinggi.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 11


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Variabel peningkatan hutang atau melakukan pembiayaan kembali hutang (refinancing) yang

diproksikan dengan probabilitas leverage, dimana variabel probabilitas leverage merupakan variabel

kategorikal. Perusahaan yang melakukan pembiayaan kembali hutang diberi nilai 1 jika peningkatan

hutang jangka panjang terhadap hutang jangka panjang tahun sebelumnya yang dibagi total aset tahun

sebelumnya melebihi 5% dan perusahaan yang tidak melakukan pembiayaan kembali hutang diberi

nilai 0 jika hutang jangka panjang terhadap hutang jangka panjang tahun sebelumnya yang dibagi total

aset sebelumnya di bawah 5%. Dasar pengukuran profitabilitas leverage ini menggunakan penelitian

Harrington dan Smith (2012). Nilai rata-rata dari variabel problev dummy adalah sebesar 0,2235

menunjukkan bahwa sebesar 22,35% perusahaan melakukan pembiayaan kembali atau sebanyak 59

observasi dan sebesar 77,65% perusahaan tidak melakukan pembiayaan kembali hutang atau sebanyak

205 observasi. Nilai standar deviasi dari variabel problev dummy sebesar 0,41737 menunjukkan bahwa

ada variasi yang cukup tinggi dari perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini atas keputusan

melakukan pembiayaan kembali hutang.

Variabel penghindaran pajak (tax avoidance) pada penelitian ini diproksikan dengan ETR,

perusahaan-perusahaan yang dikatakan melakukan penghindaran pajak jika ETR < 25% dan

perusahaan-perusahaan yang diklasifikasikan sebagai perusahaan yang tidak melakukan penghindaran

pajak jika ETR > 25%. Dalam penelitian ini variabel ETR merupakan variabel dummy, diberi nilai 1

jika perusahaan dikelompokkan sebagai perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dan bernilai

0 jika perusahaan yang dikelompokkan tidak melakukan penghindaran pajak. Nilai rata-rata variabel

ETR adalah sebesar 0,5 yang menggambarkan bahwa sebanyak 50% perusahaan yang menjadi sampel

dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai perusahan yang melakukan penghindaran pajak atau

sebanyak 132 observasi dan sebanyak 50% perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

diklasifikasikan sebagai perusahaan yang tidak melakukan penghindaran pajak atau sebanyak 132

observasi.

Variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan ukuran return on assets (ROA)

dimana menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset yang digunakan

perusahaan. Dari statistik deskriptif dari variabel ROA memiliki nilai rata-rata sebesar 0,0602 dimana

rata-rata perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan 100% aset atau

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 12


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

menggunakan seluruh aset perusahaan mampu menghasilkan laba bersih 6,02%, dapat dikatakan rata-

rata perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang profitable. Nilai

standar deviasi dari variabel ROA adalah sebesar 0,10841 dan jika dibandingkan dengan nilai rata-

ratanya sebesar 0,0602 dapat disimpulkan bahwa nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata.

Nilai standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-rata menggambarkan bahwa ada variasi yang cukup

tinggi dari profitabilitas perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Statistik deskriptif variabel ukuran perusahaan diproksikan dengan size, size diukur dengan

natural logaritma (Ln) total aset. Dari 264 observasi diketahui bahwa nilai rata-rata size sebesar

28,1084. Hal ini dapat dikatakan secara rata-rata mayoritas perusahaan pada sampel berukuran cukup

besar, hal ini didasarkan pada nilai rata-rata yang mendekati nilai maksimum, sehingga perusahaan akan

dianggap lebih mampu untuk melunasi hutang dan biaya hutang akan menjadi lebih rendah. Nilai

standar deviasi dari ukuran perusahaan adalah sebesar 1,61589, jika dibandingkan dengan nilai rata-

rata nilai standar deviasi jauh lebih kecil hal ini menunjukkan bahwa data untuk variabel ukuran

perusahaan cenderung tidak bervariasi.

Nilai maksimum size pada perusahaan sampel sebesar 33,13 menggambarkan bahwa ada

ukuran perusahaan terbesar pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini karena

memiliki total aset yang besar. Nilai minimum sebesar 25,18 menggambarkan bahwa ada perusahaan

terkecil pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini karena memiliki total aset yang

kecil.

Variabel market-to-book assets ratio untuk melihat peluang pertumbuhan perusahaan. Nilai

rata-rata rasio market-to-book sebesar 2,4123 menggambarkan bahwa nilai pasar saham dan nilai pasar

perusahaan 2,4123x lebih besar dari nilai buku ekuitas. Secara rata-rata perusahaan yang dijadikan

sampel dalam penelitian ini memiliki nilai pasar yang cukup baik diatas nilai buku ekuitas. Nilai standar

deviasinya dari variabel rasio market-to-book yaitu sebesar 4,83716 jika dibandingkan dengan nilai

rata-ratanya menggambarkan bahwa ada variasi yang cukup tinggi dari market-to-book assset ratio

perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Variabel Z-score merupakan salah satu model kesulitan keuangan yang dikembangkan oleh

Altman. Suatu perusahaan diklasifikasikan mengalami kesulitan keuangan jika Z-score dibawah 1,80

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 13


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

dan perusahaan di kategorikan sebagai perusahaan yang sehat jika Z-score di atas 3,00. Nilai rata-rata

Z-score sebesar 4,6850 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang dijadikan sampel dapat

dikatakan sehat secara finansial. Nilai standar deviasinya sebesar 5,31777 jika dibandingkan dengan

nilai rata-ratanya menunujukan bahwa nilai standar deviasi lebih tinggi dari nilai rata-ratanya. Nilai

standar deviasi yang lebih tinggi dari nilai rata-ratanya menggambarkan data bervariasi pada variabel

Z-score untuk perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Pengujian Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas


Kolmogorov- Asymp. Sig. (2-
Varibel N Ket.
Smirnov Z tailed)
Lev 264 4,804 0,000 Tidak Normal
Problevdummy 264 7,805 0,000 Tidak Normal
ETRdummy 264 5,539 0,000 Tidak Normal
ROA 264 2,100 0,000 Tidak Normal
SIZE 264 1,857 0,002 Tidak Normal
Markettobook 264 5,418 0,000 Tidak Normal
Zscore 264 3,343 0,000 Tidak Normal
Sumber: data sekunder diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian normalitas untuk seluruh variabel menunjukkan

bahwa semua variabel terdistribusi tidak normal, maka dalam penelitian ini selanjutnya dilakukan upaya

penormalan data dari seluruh variabel dengan casewise diagnostic yaitu membuang data ekstrim yang

diindikasikan dengan outlier dengan bantuan software SPSS. Hasil pengujian normalitas data

selanjutnya disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Setelah Menghilangkan Outlier


Kolmogorov- Asymp. Sig. (2-
Varibel N Ket.
Smirnov Z tailed)
Lev 217 2,681 0,000 Tidak Normal
ETRdummy 217 5,178 0,000 Tidak Normal
ROA 217 1,669 0,008 Tidak Normal
SIZE 217 1,733 0,005 Tidak Normal
Markettobook 217 3,330 0,000 Tidak Normal
Zscore 217 2,255 0,000 Tidak Normal
Sumber: data Skunder diolah, 2017

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 14


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Dari tabel 4 yang merupakan hasil uji normalitas setelah menghilangkan outlier sebagai tahap

2 dalam rangka penormalan data. Dikarenakan setelah melakukan pernomalan data tahap kedua dengan

membuang data tidak ada data yang terdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan pengujian asumsi

klasik dan pengujian hipotesis dengan dalil central limit theorem (Dielman, 1961). Dalil central limit

theorem merupakan sebuah teorema yang menyatakan bahwa kurva distribusi sampling (untuk ukuran

sampel 30 atau lebih) akan berpusat pada nilai parameter populasi dan akan memiliki sifat-sifat

distribusi normal. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan 217 observasi, maka data ini dianggap

normal.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Pengujian autokorelasi dilakukan

dengan nilai d atau koefisien Durbin Watson (D-W).

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi


Sebelum Diperbaiki
n k dl du 4- du dw Kriteria Keterangan
Tidak ada autokorelasi
217 5 1,7176 1,8199 2,1801 0,861 du < d < 4 – du positif

Setelah Diperbaiki

n k dl du 4- du dw Kriteria Keterangan

Tidak ada autokorelasi,


199 5 1,7167 1,8196 2,1804 1,820 du < d < 4 – du positif atau negatif

Sumber: data sekunder diolah, 2017

Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi penghindaran pajak pada leverage, dapat

diperolehnilai-nilai durbin tersebut tergolong kriteria du<d<4–du yakni, 1,8199<0,861<2,1801

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif pada model pertama. Dengan kata

lain, terdapat masalah korelasi negatif. Dalam penelitian ini menggunakan metode Cochrane-Orcutt

two-step Procedure untuk mengatasi masalah autokorelasi (Ghozali, 2011).

Setelah dilakukannya upaya pembebasan data dari masalah autokorelasi, diperoleh nilai-nilai

durbin tersebut tergolong kriteria du<d<4–du yakni, 1,8196<1,820<2,1804 sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif (bebas autokorelasi) untuk model regresi pertama.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 15


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Uji Multikolinieritas

Tabel 6 . Hasil Uji Multikolinieritas


Hasil Uji Multikolinieritas penghindaran pajak pada leverage

Collinearity Statistics
Variabel Ket.
Tolerance VIF
ETRdummy 0,964 1,037 Bebas Multikolinieritas
ROA 0,429 2,330 Bebas Multikolinieritas
SIZE 0,874 1,144 Bebas Multikolinieritas
Markettobook 0,394 2,540 Bebas Multikolinieritas
Z-Score 0,285 3,507 Bebas Multikolinieritas
Sumber: data sekunder diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari hasil uji multikolinieritas keseluruhan

variabel memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Hal ini menunjukkan bahwa pada persamaan

hipotesis pertama tidak terdapat korelasi di antara satu variabel independen dengan variabel independen

lainnya. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas dari asumsi multikolinieritas

dan model regresi dapat dikatakan baik.

Uji Heterokedastisitas

Tabel 7. Hasil Uji Heterokedastisitas

Sebelum Transformasi Uji Heterokedastisitas

Variabel Koefisien t Sig. Ket.


ETRdummy 0,006 0,989 0,324 Bebas
ROA -0,071 -1,268 0,206 Bebas
SIZE -0,001 0,284 0,777 Bebas
Markettobook 0,008 2,468 0,014 Heterokedastisitas
Z-Score -0,003 -1,812 0,072 Bebas

Setelah Transformasi Uji Heterokedastisitas

Variabel Koefisien t Sig. Ket.


LnETRdummy 0,002 0,090 0,929 Bebas
LnROA 0,002 0,385 0,702 Bebas
SIZE 0,002 0,321 0,749 Bebas
LnMarkettobook -0,006 -0,785 0,436 Bebas
LnZ-Score 0,001 0,065 0,948 Bebas
Sumber: data sekunder diolah 2017

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 16


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Berdasarkan tabel 7 hasil pengujian heterokedastisitas untuk menguji model regresi pertama

dapat dilihat bahwa model regresi terkena masalah heterokedastisitas pada variabel market-to-book.

Variabel market-to-book memiliki nilai signifikan 0,014 di bawah nilai signifikan 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi pertama mengalami masalah heterokedastisitas. Untuk mengatasi

masalah heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mentransformasi data “Ln”.

Setelah diatasi dengan mentransformasi data hasil yang didapat untuk pengujian heterokedastisitas tidak

terdapat variabel yang memiliki nilai signifikan dibawah 0,05. Dengan begitu solusi dapat disimpulkan

bahwa persamaan hipotesis pertama telah bebas dari masalah heterokedastisitas setelah diatasi dengan

mentransform data.

Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian Hipotesis 𝐻1

Tabel 8. Hasil Regresi Linier Berganda Pengujian Hipotesis Pertama

Variabel Sign LEV

Koef. t- sign.
(Constant) - -,0350 -5,588 0,000
ETR + 0,001 0,116 0,908
ROA - -0,338 -3,697 0,000
SIZE + 0,029 6,785 0,000
Markettobook + 0,14 2,632 0,009
Z-score - -0,009 -3,478 0,001
R Square 0,370
Adj R Square 0,354
F 22,671
Sig 0,000
Hubungan antara penghindaran pajak dengan struktur modal perusahaan
Keterangan dummy koefisien Pengaruh terhadap
leverage
Tidak melakukan penghindaran pajak 0 0,001 0
Melakukan penghindaran pajak 1 0,001 0,001
Sumber: Data sekunder diolah, 2017

Berdasarkan tabel 8 untuk hipotesis pertama menggunakan regresi linier berganda didapat nilai

F sebesar 22,671 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Tingkat signifikansi dibawah 0,05

menunjukkan bahwa model persamaan ini fit digunakan untuk menguji hipotesis pertama. Nilai Adj. R

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 17


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Square sebesar 0,354 (35,4%) menunjukkan bahwa seluruh variabel independen dan variabel kontrol

yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan pengaruhnya 35,4% atas struktur modal

perusahaan yang diukur dengan leverage, sedangkan 64,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukan dalam model regresi.

Berdasarkan koefisien regresi variabel ETR sebesar 0,001, perusahaan yang diklasifikasikan

sebagai perusahaan yang tidak melakukan penghindaran pajak dengan nilai 0 maka koefisiennya

terhadap leverage adalah 0. Sedangkan perusahaan yang diklasifikasikan sebagai perusahaan yang

melakukan penghindaran pajak dengan nilai 1, maka kenaikan 1x ETR akan mengakibatkan

peningkatan leverage sebesar 0,001. Perbandingan dari 0 dengan 0,001 tidak jauh berbeda. Tingkat

signifikansi variabel ETR sebesar 0,908 atau diatas 0,05 (α>5%) sehingga disimpulkan variabel

penghindaran pajak tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dengan demikian perusahaan yang

melakukan penghindaran pajak tidak memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap struktur modal

daripada perusahaan yang tidak melakukan penghindaran pajak sehingga hipotesis pertama ditolak.

Hasil pengujian Hipotesis 𝐻2

Tabel 9. Hasil Logistic Regression Pengujian Hipotesis Kedua

Variabel Estimate Wald Sig.


INTERCEPT 7,929 8,357 0,004
ETRdummy 0,221 0,484 0,487
ROA -4,422 2,286 0,131
SIZE 0,257 6,995 0,008
Markettobook -0,003 0,004 0,948
Z-Score -0,139 2,323 0,127
-2Loglikelihood Intercept Only 280,518
-2Loglikelihood Final 251,962
Chi-Square 28,556
Model Fitting Sig. 0,000
Negelkerke R-Square 0,157
Klasifikasi
Jumlah
Observasi %
Daya klasifikasi melakukan pembiyaan
59 10,2
kembali hutang
Daya klasifikasi tidak melakukan pembiayaan
205 98,0
kembali hutang
Total daya klasifikasi 78,4

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 18


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Hubungan antara penghindaran pajak dengan pembiayaan kembali hutang


Keterangan dummy koefisien pengaruh
terhadap problev
Tidak melakukan penghindaran pajak 0 0,221 0
Melakukan penghindaran pajak 1 0,221 0,221
Sumber: data sekunder diolah 2017

Berdasarkan tabel 9 hasil logistic regression pada model awal (-2 log likelihood intercept only)

menunjukkan nilai sebesar 280,518 dan pada model final (-log likelihood final) menunjukkan nilai

sebesar 251,962. Dari hasil -2LL intercept only dengan -2LL Final terjadi penurunan nilai dan

penurunan nilainya adalah signifikan dibawah 5% (Model Fitting Sig.) dan dengan nilai chi-square

sebesar 28,556 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan kedua adalah model yang signifikan

(fit). Berdasarkan hasil regresi logistik hasil Nagelkerke R-Square pada model ini memiliki nilai 0,157.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dan variabel kontrol dalam penelitian ini hanya

berpengaruh 15,7% terhadap variabel dependennya, sedangkan 84,3% diperjelas oleh variabel lainnya

yang tidak dimasukan kedalam regresi.

Berdasarkan koefisien regresi variabel ETR sebesar 0,221, perusahaan yang diklasifikasikan

sebagai perusahaan yang tidak melakukan penghindaran pajak dengan nilai 0 maka pengaruhnya

terhadap pembiayaan kembali hutang adalah 0. Ketika perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan

yang melakukan penghindaran pajak dengan nilai 1, maka kenaikan 1x ETR akan mengakibatkan

peningkatan probabilitas leverage sebesar 0,221. Perbandingan dari 0 dengan 0,221 tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan. Secara statistik tingkat signifikansi variabel ETR sebesar 0,487 atau diatas

0,05 (α>5%) dapat disimpulkan koefisien regresi ETR tidak berpengaruh terhadap pembiayaan kembali

hutang. Oleh karena itu, hipotesis kedua pada penelitian ini ditolak.

Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Struktur Modal

Pengujian hipotesis pertama yang bertujuan memberikan bukti perusahaan yang melakukan

penghindaran pajak memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap struktur modal daripada perusahaan

yang tidak melakukan penghindaran pajak. Penghindaran pajak dalam penelitian ini diukur dengan

proksi effective tax rate (ETR) dan struktur modal diukur dengan proksi leverage. Hasil pengujian

hipotesis pertama membuktikan tidak ada pengaruh yang lebih besar terhadap struktur modal antara

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 19


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dengan perusahaan yang tidak melakukan

penghindaran pajak.

Dari penelitian ini terbukti bahwa perusahaan tidak memperoleh manfaat pajak atas hutang

yang digunakan oleh perusahaan. Manfaat pajak dalam bentuk beban bunga yang diterima perusahaan

sebagai akibat penggunaan hutang tidak dirasakan oleh perusahaan, sehingga hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan trade-off theory. Berdasarkan trade-off theory dengan meningkatkan komponen

pendanaan dengan melalui hutang, maka akan sejalan dengan manfaat biaya bunga yang akan menjadi

tax shield karena dapat menghemat pembayaran pajak berupa pengurang laba kena pajak.

Pada teori agensi manajer cenderung menyukai penggunaan hutang karena merupakan insentif

pajak, sehingga mendorong manajer untuk melakukan penghindaran pajak. Pada penelitian ini leverage

tidak terbukti sebagai insentif pajak yang dipertimbangkan manajer dalam melakukan penghindaran

pajak, sehingga leverage bukanlah motivasi manajer untuk melakukan penghindaran pajak. Keputusan

perusahaan menggunakan hutang, tidak terkait dengan upaya perusahaan untuk memanfaatkan biaya

hutang. Penggunaan hutang merupakan salah satu mekanisme yang dapat digunakan pemilik

perusahaan untuk mendisiplinkan manajer sebagai akibat adanya asimetri informasi yang terjadi antara

pemilik dan manajer. Manajer adalah pihak yang tidak menyukai resiko, maka manajer cenderung akan

memilih investasi yang menghasilkan NPV negatif yang mengakibatkan persoalan keagenan yang

disebut dengan underinvestment dan overinvestment, dengan adanya kebijakan penggunaan hutang

persoalan keagenan bergeser dari biaya agensi tipe satu (monitoring cost) menjadi persoalan keagenan

tipe dua (bonding cost).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Prakosa (2014) dimana hasil penelitian menunjukkan

bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian Harrington dan Smith (2012) dan Waluyo (2015) yang hasilnya membuktikan bahwa

perusahaan yang dikelompokan sebagai penghindaran pajak memiliki leverage yang lebih besar

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan penghindaran pajak. Perusahaan

memanfaatkan beban bunga sebagai pengurangan penghasilan kena pajak sebagai akibat penggunaan

hutang.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 20


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Pembiayaan Kembali Hutang

Pengujian hipotesis kedua bertujuan memberikan bukti bahwa perusahaan yang dikelompokan

melakukan penghindaran pajak lebih besar melakukan pembiayaan kembali hutang daripada

perusahaan yang tidak melakukan penghindaran pajak. Dari hasil pengujian regresi logistik dengan nilai

koefisien regresi ETR yang rendah menunjukan tidak ada pengaruh yang lebih besar terhadap

pembiayaan kembali hutang antara perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dengan perusahaan

yang tidak melakukan penghindaran pajak.

Dari penelitian ini tebukti bahwa dengan melakukan pembiayaan kembali hutang perusahaan

tetap tidak memperoleh manfaat pajak berupa beban bunga atas penggunaan hutang. Pada persamaan

pertama leverage bukan merupakan insentif yang dipertimbangkan manajer dalam melakukan

penghindaran pajak, sehingga dengan melakukan pembiayaan kembali hutang tidak memiliki pengaruh

yang lebih besar terhadap penghindaran pajak. Peningkatan hutang semakin tinggi akan meningkatkan

beban bunga yang berupa deductible expense, akan tetapi manajer tidak merasa mendapatkan manfaat

pajak. Berdasarkan trade-off theory perusahaan lebih memilih hutang yang rendah dibandingkan

dengan hutang yang tinggi untuk menghindari kesulitan keuangan. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata

perusahaan dalam sampel penelitian yang melakukan pembiayaan kembali hutang sedikit.

Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Harrington dan Smith (2012) yang menyatakan bahwa

perusahaan yang melakukan penghindaran pajak berpengaruh positif yang signifikan terhadap leverage,

dan perusahan yang melakukan penghindaran pajak yang berkelanjutan memiliki leverage yang lebih

tinggi dan melakukan pembiayaan kembali hutang pada struktur modalnya.

V. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari pengolahan data dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut: (1) Struktur modal antara perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dengan perusahaan

yang tidak melakukan penghindaran pajak tidak memiliki pengaruh yang berbeda, dengan demikian

perusahaan yang melakukan penghindaran pajak tidak memperoleh manfaat pajak dari penggunaan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 21


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

hutang. (2) Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dengan perusahaan yang tidak melakukan

penghindar pajak tidak memiliki pengaruh yang berbeda terhadap pembiayaan kembali hutang. Hal ini

memiliki arti bahwa perusahaan tetap tidak menerima manfaat pajak walaupun sudah melakukan

pembiayaan kembali hutang. Dengan menambah hutang bukan manfaat pajak yang diperoleh

perusahaan melainkan kesulitan keuangan. Akibat hal tersebut perusahaan lebih memilih hutang yang

rendah untuk menghindari kesulitan keuangan.

Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini tidak membuktikan adanya pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal

perusahaan. Penelitian ini akan berguna jika hasil analisisnya dapat digunakan sebagai suatu

pertimbangan untuk: (1) Bagi perusahaan, memilih pendanaan perusahaan dengan menggunakan

hutang bukanlah suatu motivasi manajer untuk melakukan penghindaran pajak. Harap berhati-hati bagi

perusahaan yang menggunakan hutang dalam tingkat yang tinggi karena bukan manfaat pajak yang

diterima melainkan kesulitan keuangan. (2) Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan menjadi bahan

acuan dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya dengan pembahasan atau topik yang sama

berkaitan dengan penghindaran pajak dan struktur modal perusahaan serta dapat lebih dikembangkan

lagi oleh peneliti selanjutnya.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan diantaranya: (1) Sampel dalam

penelitian ini masih menggambarkan perusahaan yang masih menggunakan hutang dalam tingkat yang

rendah, masih sedikit perusahaan yang dikelompokkan melakukan pembiayaan kembali hutang. (2)

Tidak bisa mengukur periode dimana perusahaan melakukan peningkatan hutang, seperti periode

perusahaan menerbitkan obligasi, dan periode perusahaan menerbitkan saham baru.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 22


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

Saran

Dengan adanya keterbatasan penelitian, disarankan untuk penelitian selanjutnya: (1)

Menambah sampel penelitian ke seluruh sektor perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI)

sehingga cakupan sampel penelitian lebih luas dan sampel yang diperoleh semakin banyak serta hasil

penelitian sejenis semakin baik. (2) Disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan periode

pengamatan yang lebih panjang sehingga akan memberikan sampel yang lebih banyak dan

kemungkinan memperoleh kondisi yang sebenarnya.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 23


Pengaruh penghindaran pajak terhadap struktur modal perusahaan

REFERENSI

Altman, E. 2000. Predicting Financial Distress of Companies: Revisiting The Z-Score and Zeta Models. Working
Paper. New York University.

Bringham dan Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 2. Edisi Kesebelas. Jakarta: Salemba
Empat

Dielman, Terry E. 1961. Applied Regresion Analysis for Business and Economics. PWS-KENT Publishing
Company.

Farnham, A. 2011. Big corporate profit, small tax bill. ABC News.com Retrieved from
http://abcnews.go.com/m/story?id=13258952&sid=74&p=7

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi Kelima. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Harrington, C dan Walter, Smith. 2012. Tax avoidence and corporate capital structure. Journal of Finance &
Accounting. Vol. 11, pp144.

Jensen, Michael C. 1986. Agency Cost Of Free Cash Flow, Corporate Finence, And Takeovers. American
Economic Review Vol.76, pp323-329

Jensen, Michael C., dan Meckling, William H. 1976. Theory of The Frim: Managerial Behavior, Agency Cost
and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, pp305-360.

Myers, S.C. 2001. Capital Structure. The Journal of Economic Perspectives, Vol. 15, No.2, pp 81-102

Prakosa, Kesit Bambang. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, Dan Corporate Governance
Terhadap Penghindaran Pajak Di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 17 Mataram. Lombok.

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi kelima. Jakarta: Salemba Empat

Van Horne, J. C., dan Wachowicz, J. M. 2013. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 13. Jakarta: Salemba
Empat.

Waluyo, Teguh M. Yessi, M. B., dan Rusli. 2015. Pengaruh Return on Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan,
Kompensasi Rugi Fiskal dan kepemilikan Institusi Terhadap Penghindaran Pajak. Simposium Nasional
Akuntansi 18

www.duniainvestasi.com

www.idx.co.id

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 24

Das könnte Ihnen auch gefallen