Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Peter Newmark
scientific-technological
institutional-cultural
literary texts
But he stresses that technical or institutional translation can be as
challenging as rewarding as literary translation
Because every word has its own identity, its resonnance, its value, and
words are affected by their contexts, he distinguishes different types of
words:
functional words
technical words
common words
institutional words
lexical words
concept words
Dia mengusulkan tiga proposisi terkait dengan apakah bentuk linguistik bahasa
sumber harus dipertahankan dalam bahasa sasaran. Proposisi pertama
mengatakan bahwa jika suatu teks mementingkan bentuk linguistiknya, maka
terjemahannya harus sedekat mungkin dengan teks bahasa sumber dalam hal
bentuk linguistik. Contoh teks seperti ini misalnya karya sastra. Kedua, jika bentuk
linguistik bahasa suatu teks sumber kurang begitu dipentingkan, maka
terjemahannya tidak perlu dibuat sedekat mungkin dengan teks sumbernya
dalam hal bentuk linguistik. Contoh teks jenis ini adalah artikel di ensiklopedia.
Yang terakhir, semakin baik sebuah teks ditulis, semakin dekat bentuk linguistik
dalam teks terjemahannya dengan teks bahasa sumber, tanpa memandang
apakah bentuk linguistik di dalam teks itu dipentingkan atau tidak.
Dalam pemikiran ini kata ‘penting’ dan ‘ditulis dengan baik’ menjadi kata kunci.
Sayangnya kedua kata ini tidak terukur. Namun, untuk sejenak proposisi ini bisa
menengahi perdebatan antara ekstrem kiri (yang berpendapat bahwa
terjemahan harus setia kepada bahasa sumber) dan ekstrem kanan (yang
berpendapat bahwa terjemahan harus setia kepada bahasa sasaran).
Terlepas dari masalah ambiguitas kata “penting” dan “ditulis baik”, Newmark
bermaksud menjembatani kesenjangan antara pendapat yang cenderung
berpihak ke bentuk linguistik bahasa sumber dan yang berpihak pada bentuk
linguistik bahasa sasaran. Dengan kata lain, Newmark ingin menasihati para
penerjemah untuk tidak terjebak dalam perdebatan terjemahan literal (setia pada
bentuk linguistik bahsa sumber) dan pernerjemahan bebas (setia pada bentuk
linguistik bahasa sasaran). Ini juga tergambar pada teroinya tentang terjemahan
semantik dan komunikatif. Lihat gambar di bawah ini.
Berpihak pada BSu Berpihak pada
BSa
semantik komunikatif
<————————————————————————————–>
Perbedaan antara terjemahan semantik dan terjemahan harfiah terletak pada rasa
hormat terhadap konteks. Terjemahan semantik menghormati konteks dalam
menerjemahkan teks sumber. Terjemahan harfiah tidak menghormati konteksnya.
Namun, keduanya mencoba untuk mempertahankan struktur semantik dan
sintaktik semaksimal mungkin. Dalam terjemahan komunikatif efek yang hampir
sama terhadap pembaca yang diperlukan.
Sebagai penutup, dari uraian singkat di atas dapat dilihat bahwa Newmark
berusaha menengahi dikotomi di dalam teori terjemahan seperti terjemahan
bebas dan harfiah serta padanan dinamis dan formal. Dia berpendapat bahwa
tidak ada mutlak-mutlakan di dalam hal ini, semuanya berpulang pada jenis teks
yang di hadapi dan perbedaan bentuk linguistik (makna dan struktur) antara teks
bahasa sumber dan bahasa sasaran. Intinya adalah jika terjemahan harfiah telah
memadai, maka tidak ada alasan untuk melakukan terjemahan bebas.
Translation Procedures by Newmark
Translation Procedures that Newmark (1988b) proposes:
Naturalization: it adapts the SL word first to the normal pronunciation, then to the normal
morphology of the TL. (Newmark, 1988b:82)
Naturalization: Adaptasi dari kata pertama bahasa sumber dengan pengucapan normal,
kedalam morfologi normal bahasa sasaran.
Contoh : 1. Estate (bahasa Inggris) estat (bahasa Indonesia)
2. Television (bahasa Inggris) Televisi ( bahasa Indonesia)
Cultural equivalent: it means replacing a cultural word in the SL with a TL one. however, "they
are not accurate" (Newmark, 1988b:83)
Cultural equivalent: Penggantian kata kebudayaan dari bahasa sumber kedalam bahasa
sasaran. Meskipun, “kata tersebut tidak akurat”.
Contoh : 1. Pajamas party (menginap bersama)
2. Bachelor party (pesta bersama sebelum pernikahan)
Descriptive equivalent: in this procedure the meaning of the CBT is explained in several words.
(Newmark, 1988b:83)
Descriptive equivalent: dalam prosedur yang satu ini arti CBT dijelaskan dalam beberapa
kata.
Contoh : 1. Samurai Japanese aristocracy from the eleventh to the nineteenth century (aristokrasi Jepang dari
abad kesebelas hingga abad kesembilan belas)
2. White Monday Holy Spirit (hari suci)
Componential analysis: it means "comparing an SL word with a TL word which has a similar
meaning but is not an obvious one-to-one equivalent, by demonstrating first their common and then
their differing sense components." (Newmark, 1988b:114)
Componential analysis: artinya membandingkan kata dalam bahasa sumber dengan kata
dalam bahasa sasaran yang memiliki kata yang hampir sama namun tidak secara detail sama, dengan
mendemonstrasikan komponen pertama secara umum kemudian perbedaannya.
Contoh : 1. Clean air = fresh air which you can breath in. (udara bersih)
2. Sweet talk = nice words in talking. (Kata-kata manis)
Shifts or transpositions: it involves a change in the grammar from SL to TL, for instance, (i)
change from singular to plural, (ii) the change required when a specific SL structure does not exist in the
TL, (iii) change of an SL verb to a TL word, change of an SL noun group to a TL noun and so forth.
(Newmark, 1988b:86)
Shifts atau transpositions: melibatkan perubahan grammar dari bahasa sumber kedalam
bahasa sasaran, misalnya, (i) perubahan dari bentuk tunggal ke bentuk jamak, (ii) perubahan itu
diperlukan ketika suatu struktur dari bahasa sumber secara spesifik tidak terdapat dalam bahasa
sasaran, (iii) perubahan kosa kata dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran, perubahan kelompok
kata benda dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran dan seterusnya.
Contoh : 1. There’s a reason for life → Hay una razón para vivir (Ada alasan untuk menjalani hidup)
2. It’s getting dark → comienza a oscurecer (Sudah menjelang malam)
Modulation: it occurs when the translator reproduces the message of the original text in the TL
text in conformity with the current norms of the TL, since the SL and the TL may appear dissimilar in
terms of perspective. (Newmark, 1988b:88)
Modulation: terjadi ketika penerjemah meniru pesan yang terdapat di teks asli dalam
teks bahasa sasaran dengan penyesesuaian norma dari bahasa sasaran, karena bahasa sumber dan
bahasa sasaran mungkin menunjukkan ketidaksamaan dalam hal perspektif.
Contoh : 1. Il n’a pas hésité → He acted at once (Dia bertindak sekaligus)
2. shallow → poco profondo (Kedangkalan)
Recognized translation: it occurs when the translator "normally uses the official or the generally
accepted translation of any institutional term." (Newmark, 1988b:89)
Recognized translation: terjadi ketika penerjemah secara normal menggunakan istilah
umum dalam menerjemahkan istilah institusional yang dapat diterima.
Contoh : 1. Farley acts as cavalier Farley acts as knight. (Ksatria)
2. Rechtsstaat → constitutional state (Konstitusi negara)
Paraphrase: in this procedure the meaning of the CBT is explained. Here the explanation is much
more detailed than that of descriptive equivalent. (Newmark, 1988b:91)
Paraphrase: dalam prosedur ini makna CBT dijelaskan. Disini penjelasan lebih detail
daripada dalam persamn deskriptif.
Contoh : 1. Numerophobia, fear of numbers is an irrational fear because we deal with numbers every day of our
lives, from telling the time, measuring stuff, credit cards, money among other things. (ketakutan terhadap
angka merupakan hal yang irasional karena setiap hari kita harus berurusan dengan angka dalam
kehidupan sehari-hari, dari memberitahukan waktu, menghitung barang-barang, kartu kredit, uang
diantara hal-hal lainnya).
2. Ablutophobia, or fear of bathing, is a relative uncommon but serious phobia. It appears to be more
prevalent in women and children. (takut untuk mandi adalah hal yang relatif tidak biasa namun
merupakan phobia yang serius. Hal ini muncul secara lebih lazim pada wanita dan anak-anak).
Couplets: it occurs when the translator combines two different procedures. (Newmark,
1988b:91)
Couplets: dipakai ketika penerjemah menggabungkan dua teknik penerjemahan yang
berbeda
contoh : 1. Hookah (Borrowing + Transcription) India’ smoke
Hookah Rokok hisap khas India
2. Carburator (Borrowing + Calque)
Tidak seperti teknik penerjemahan yang berada pada tataran mikro, metode
penerjemahan berada pada tataran makro. Dalam hal penelitian, jika teknik dapat dievaluasi dalam
satuan linguistik kata, frasa, klausa dan kalimat; metode diteliti berdasarkan teks utuh secara
keseluruhan bukan berdasarkan contoh per contoh kasus. Adapun penentuan metode dapat
dilihat dari kecenderungan yang muncul dari teknik-teknik yang digunakan.
Penelitian tesis ini mengacu pada metode penerjemahan menurut Newmark, sesuai
dalam bukunya yang berjudul A Textbook of Translation (1988). Ada delapan metode
penerjemahan, yang dikelompokkan menjadi dua bagian, cenderung mengacu pada BSu dan
mengacu pada BSa. Berikut metode penerjemahan dalam diagram V,
SL Emphasis TL Emphasis
Word-for-word Translation Adaptation
Literal Translation Free Translation
Faithful Translation Idiomatic Translation
Semantic Translation Communicative Translation