Sie sind auf Seite 1von 6

Gerontic Care (Psycho-Socio-Spiritual & Cultural Changes)

Psychosocial Changes
• Beberapa individu mengatasi perubahan psikososial, dan yang lain mengalami
frustrasi dan tekanan mental yang ekstrem
Psychology Needs
• Fears of a sick person:
– Death
– Chronic illness
– Loss of function
– Pain
• Dealing with fears created by an illness:
– Listening
– Patience
– Understanding
– Provide support
Confusion and Disorientation
– Berbicara dengan tidak jelas
– Tidak tahu nama mereka
– Tidak mengenali orang lain
– Mengembara tanpa tujuan
– Kurangnya kesadaran waktu atau tempat
– Penampilan bermusuhan dan agresif
– Berhalusinasi
– Regressing dalam perilaku
– Kurang memperhatikan kebersihan pribadi
– Ketidakmampuan menanggapi perintah atau instruksi sederhana

Causes of temporary confusion / disorientation


– Stress and/or depression
– Use of alcohol or chemicals
– Kidney disease
– Respiratory disease
– Liver disease
– Medication

Diseases:
– CVA
– Arteriosclerosis
– Atherosclerosis
• Cause TIA’s ministrokes which result in temporary periods of
diminished blood flow to the brain.
Dementia
– Loss of mental ability characterized by a decrease in intellectual ability, loss
of memory, impaired judgment, personality change, and disorientation
Acute dementia
– When the symptoms are caused by temporary reason:
– High fever, dehydration, hypoxia
Chronic dementia
– When symptoms are caused by permanent, irreversible damage to brain cells

Alzheimer’s Disease
• Form of dementia that causes progressive changes in brain cells
Early Stages:
• Memory loss
• Mood & personality changes
• Depression
• Poor judgment
• Confusion regarding time & place
• Inability to plan and follow through with ADLs
Middle Stages:
• Nigh time restlessness
• Mood swings increase
• Personal hygiene ignored
• Weight fluctuates
• Paranoia & hallucinations
• Full time supervision needed
Late Stages:
• Total disorientation
• Incoherent
• Unable to communicate with words
• Loses control of bladder & bowel functions
• Develops seizures
• Loses weight despite eating a balanced diet
• Becomes totally dependent
• Lapses into a coma
• Dies

Care to Alzheimer :
• Aspek perawatan ttt harus diikuti dengan individu yg bingung atau tidak terorientasi.
• Lingkungan yg aman & terlindungi, mengikuti rutinitas yg sama, menjaga aktivitas
tetap sederhana dan bertahan.
• Hindari suara keras, ruangan yg ramai, dan keributan yg berlebihan.
• Tingkatkan mengenali orang, waktu, dan tempat dengan memberikan orientasi realitas
Reality Orientation:
• Ingat alamat orang dg nama yg disukai
• Hindari: sayang, sayang, sayang
• Benarkan penyebutan nama, bila ada kesalahan menyebut.
• Buat referensi ke hari, waktu, tempat
• Gunakan jam, kalender, buletin

Keep oriented to day night cycles:


– Pakaian biasa di siang hari
– Buka tirai di siang hari
– Tutup tirai di malam hari
– Piyama di malam hari
– Bicara pelan, jelas / ajukan pertanyaan yang jelas & sederhana
– Jangan terburu-buru atau tergesa-gesa
– Ulangi instruksi dengan sabar, berikan waktu untuk ind. untuk menulis
kembali
– Dorong percakapan tentang hal-hal yang dikenal atau kejadian terkini
– Dorong penggunaan tv, radio tanpa terlalu kuat
– Pastikan ind. menggunakan alat bantu sensorik
– Jauhkan benda2 yg tdk asing dlm pandangan
– Hindari memindahkan furnitur & barang2
– Jangan menyetujui pernyataan yg salah
– Jangan ragu utk menyentuh, berkomunikasi dgn lansia
– Hindari pertengkaran
– Dorong kemandirian dan pertolongan diri kapan pun memungkinkan

Sociology Needs
• Kebutuhan sosial lansia sebagai mana seperti makhluk sosial lainnya:
– pergaulan,
– pengakuan,
– sekolah,
– pekerjaan

Social isolation
• “Individu tidak memiliki rasa secara sosial, tidak memiliki keterlibatan dgn orang
lain, tdk memiliki jmlh kontak sosial minimal dan mereka kekurangan dlm memenuhi
dan hubungan yg berkualitas "(Nicholson, 2009)
• Masalah kes utama Lansia yang tinggal di komunitas, yg menyebabkan kondisi
kesehatan yang merugikan.
• Prevalensi isolasi sosial Lansia di komunitas menunjukkan setinggi 43%, (Nicholson
et al., 2010; Smith & Hirdes, 2009)

Psychological
• Social isolation has been demonstrated to impact the psychological and cognitive
well-being of older adults
• Those who have poor social connections and do not participate in social activities are
at an increased risk of cognitive decline (Beland et al., 2005)
• Significantly increased risk of depression and death from suicide, as well as from
other causes (Eng et al., 2002)

Sarason (1983) bahwa dukungan sosial itu ada dua hal :


• Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia; merupakan persepsi individu terhadap
sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu membutuhkan bantuan
(pendekatan berdasarkan kuantitas).
• Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima; berkaitan dengan persepsi
individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas)

Komponen Dukungan Sosial


• Kerekatan Emosional (Emotional Attachment)
• Integrasi sosial (Social Integration)
• Adanya Pengakuan (Reanssurance of Worth)
• Ketergantungan yang dapat diandalkan ( Reliable Reliance)
• Bimbingan (Guidance)
• Kesempatan untuk mengasuh (Opportunity for Nurturance)
• Isolasi sosial telah terbukti berdampak pada kesejahteraan psikologis dan kognitif dari
Lansia dan yang lebih tua
• Mereka yang memiliki koneksi sosial yang buruk dan tidak berpartisipasi dalam
kegiatan sosial berada pada peningkatan risiko penurunan kognitif dan kualitas
hidupnya

Cultural Needs
• Bahasa
• Kerohanian
• Karya seni
• Kebiasaan dan tradisi kelompok
• Preferensi makanan
• Respon terhadap penyakit
• Stres dan nyeri
• Dukacita
• Kemarahan
• Kesedihan
• Pengambilan keputusan

• Culture – (Leininger) set of beliefs, value, assumptions about life, widely held among
a group of people
• Religion – belief in a god or group of gods, organized system of beliefs, rules used to
worship
• Spirituality – each person defines it for him/herself. Process of re-formation, one’s
vital spirit or soul.

How To’s of Cultural Assessment


1. Lihatlah & dengarkan.
2. Jelaskan alasan untuk mempelajari budaya itu praktis, bukan hanya rasa ingin tahu.
3. Temukan jika ada protokol khusus.
4. Tempatkan klien di atas kebutuhan untuk memperoleh informasi.
5. Tangani fasilitas sosial sebelum pengumpulan-informasi.

Pepunden
• Lansia lebih senang hidup di rumah sendiri, yang menjamin kebebasannya
• Tempat tinggal Lansia prioritas utama juga berada di rumah anak laki-laki tertua.
• Anak menjadi jaminan orang tua, artinya keberadaan anak akan mejamin kehidupan
Lansia di masa tuanya.
• Anak mengharapkan orangtuanya mau bertempat tinggal bersama di rumahnya
sebagai tanda bakti kepada orang tua

Spiritual Care
• Pengalaman insiden kritis ini memicu minat di bidang spiritualitas dan perawatan
spiritual

Spiritual Needs
• Keyakinan spiritual dan praktik yang diberikan kepada seorang individu lansia disebut
agama mereka.
• Penting untuk menerima keyakinan seseorang tanpa bias, dan bahwa pekerja
perawatan kesehatan tidak memaksakan keyakinan agama mereka sendiri pada
individu yang sedang dirawat.

Dasar Spiritual Care


 Spiritual merupakan dimensi kekuatan keyakinan, akan ketercapaian tujuan
hidup yang hakiki.
 Keperawatan spiritual menurut Govier (2000) terdapat 4 R, yaitu :
 Reason and Reflection
 Religion
 Relationships
 Restoration

• Respect and Consideration of a persons religious beliefs


– Perlakuan yang tepat sesuai agama yang dianutnya.
– Izinkan orang untuk mempraktekkan agama
– Hormati permintaan makanan khusus
– Berikan privasi selama kunjungan rokhaniawan
Ombudsman ad seorang penjabat/badan yg bertugas menyelidiki berbagai kel masy

• Ombudsman adalah individu yang terlatih khusus yang bekerja dengan orang tua dan
keluarga mereka, penyedia layanan kesehatan, dan individu yang peduli lainnya.
Untuk meningkatkan kualitas perawatan dan kualitas hidup.

Das könnte Ihnen auch gefallen