Sie sind auf Seite 1von 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333506800

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN SAMPAH PERKOTAAN DI


TPST (TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERAKHIR ) KOTA-KOTA BESAR
INDONESIA

Article · May 2019

CITATIONS READS
0 372

3 authors, including:

Uswatun Hasanah
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Final Exam Ekologi Pemerintahan View project

All content following this page was uploaded by Uswatun Hasanah on 31 May 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN SAMPAH
PERKOTAAN DI TPST (TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERAKHIR )
KOTA-KOTA BESAR INDONESIA
Oleh : Uswatun Hasanah (uswatun.hasanah1298@gmail.com)
Program Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRACT

We all know that waste is a direct consequence of human life on this earth. So that we can say
that waste has started to emerge since the existence of human activities on earth. The emergence
of garbage together with the emergence of human activities, starting from a mining business /
taking natural resources on earth made as a raw material, continues to be a material that is ready
to become an energy, semi-finished material to become an item and in the form of activity
consume these items in order to achieve a prosperous life. The waste can be in the form of solid
waste, liquid waste and gas waste. This research is aimed at examining the effectiveness of the
use of the municipal waste management system in TPST in the city of Indonesia and this
research was conducted with qualitative research methods. Based on the results of the study, the
results show that currently in the municipal solid waste management system in TPST, both in big
city cities in Indonesia and in small city cities still experience problems and obstacles in the
waste management system. These problems include in the institutional aspects, aspects of
operational techniques, aspects of financing, regulatory and legal aspects, aspects of public and
private participation. Therefore, the Indonesian government is currently still facing a
considerable challenge in the urban waste management system in Indonesia, especially the
problems in the aspect aspects mentioned above. The hope is that in the future the government
can overcome and provide solutions to waste problems and waste management systems in urban
areas, especially in TPST and TPA so that waste problems can be resolved properly.
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sampah merupakan suatu benda yang tidak ada nilainya dan tidak berharga dengan maksud
biasa di dalam proses pembikinan atau penggunaan barang rusak atau cacat dalam proses
pembikinan manufaktur atau sebuah materi yang berlebih atau barang yang di tolak atau bentuk
barang buangan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2005). Undang-Undang No.18 yang mengatur
mengenai proses pengelolaan dan pengolahan sampah menyebutkan definisi sampah yaitu
merupakan benda sisa kegiatan manusia dalam kegiatan sehari hari di bumi. Dan berasal dari
proses alam yang berbentuk padat. Sistem pengelolaan dan pengolahan sampah merupakan sebuah
kegiatan sistematis serta berkesinambungan yang berupa proses pengurangan dan proses
penanganan sampah (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007). Sedangkan menurut Suprihatin,
sampah merupakan suatu benda yang sudah terbuang atau dibuang oleh manusia di sebabkan hasil
aktivitas manusia atau suatu proses alam dan sampah tersebut tidak memiliki sebuah nilai
ekonomis untuk manusia (Suprihatin, 1999).

Keberadaan sampah di bumi yang dalam jumlah banyak jika tidak mampu dikelola dengan
baik dan benar, maka nantinya akan mampu menimbulkan sebuah gangguan dan dampak yang
luar biasa terhadap lingkungan sekitar kita, baik dampak terhadap komponen fisik kimia ( kualitas
air dan udara yang ada di bumi ), dampak terhadap kondisi biologi,dampak terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat, dampak budaya di dalam masyarakat dan dampak terhadap kesehatan
lingkungan masyarakat. Dampak dengan adanya sebuah TPST (Tempat Pembuangan Sampah
Terakhir) di muka bumi terutama dampak operasionalnya terhadap lingkungan sekitar nantinya
akan dapat mengakibatkan terjadi konflik sosial di antara masyarakat yang ada sehingga
menimbulkan sebuah perselisihan. Nantinya tahapan proses untuk pembuangan akhir atau
pengolahan dan pengelolaan sampah akan mengalami sebuah proses yaitu proses yang di lakukan
secara fisik, proses yang di lakukan secara kimia dan juga proses yang di lakukan secara biologis
sehingga nanti tuntas seluruh seluruh proses yang ada.Sejalan dengan saat ini di muka bumi yang
mulai meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas manusia sehari-hari yang ada, jumlah sampah
yang mampu dihasilkan oleh semua kegiatan perkotaan mulai bertambah dari waktu ke waktu.
Jenisnya juga semakin beragam. Oleh karena di sebabkannya jumlah dan volume sampah yang
besar serta jenisnya yang beranekaragam, maka sampah yang ada di perkotaan jika tidak dikelola
dengan benar,sampah perkotaan akan mampu mengakibatkan sebuah dampak negatif berupa
sebuah permasalahan lingkungan yang sangat kompleks, contoh permasalahan yang kompleks
tersebut seperti mulai adanya air yang mulai tercemar,tanah dan udara mulai tercemar,bibit
penyakit mulai muncul dan berkembang biak,serta ketertiban, kebersihan dan keindahan
lingkungan mulai terganggu.

Salah satu contoh aktual muncul permasalahan ketimpangan dalam proses pengelolaan
sampah kota adalah dengan munculnya permasalahan kasus TPA Bantargebang, yang merupakan
tempat pembuangan sampah DKI Jakarta. TPA tersebut, yang terletak berada di wilayah
Pemerintah Kota Bekasi, telah menimbulkan sebuah gejolak sosial dan nantinya akan ditutup
sebelum waktunya oleh pemerintah di karenakan sistem pengelolaan sampahnya dianggap tidak
mampu memenuhi ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu kasus serupa
berupa pengelolaan sampah di kota Yogyakarta tepatnya di TPST Piyungan,Bantul di mana warga
menutup akses jalan menuju TPST Piyungan. Hal ini di sebabkan karena tuntutan masyarakat
sekitar TPST berupa perbaikan jalan sekitar TPST yang rusak belum di tindak lanjuti oleh
Pemerintah kota Yogyakarta. selain itu juga kondisi TPST Piyungan yang sudah melebihi
kapasitas TPST itu sendiri mengakibatkan sampah yang ada di TPST Piyungan sudah mulai
berbentuk gunungan sampah. Kondisi TPST Piyungan itu sendiri juga sangat miris dimana di
temukannya banyak sapi di sekitar TPST Piyungan dan sapi sapi tersebut memakan sampah
sampah yang ada di sekitar TPST Piyungan, kasus-kasus tersebut hanyalah contoh contoh kecil
permasalahan TPST yang ada di kota kota besar, kasus kasus yang sama nantinya akan
diperkirakan mulai timbul dan akan mulai bermunculan di kota-kota negara Indonesia. Hal ini di
karenakan saat ini proses sistem pengolahan dan sistem pengelolaan sampah yang ada di perkotaan
belum menjadi suatu prioritas pembangunan yang di lakukan oleh pemerintah. Sistem pengolahan
dan sistem pengelolaan sampah nantinya harus dapat dapat memenuhi beberapa aspek yaitu harus
di lakukan dengan aspek seksama, harus di lakukan dengan serius serta terpadu,mulai dari tahapan
proses perencanaan,proses pembangunan hingga nantinya dapat sampai hingga tahapan
operasional. Hal ini dapat terjadi dengan melibatkan partisipasi aktif oleh berbagai pihak yang ada.

Rumusan Masalah

1.Bagaimana efektivitas penggunaan sistem manajemen sampah perkotaan di TPST kota-kota


besar yang ada di Indonesia?
Literatur Review

1. Pengembangan Pengelolaan Sampah Perkotaan Dengan Pola Pemanfaatan Sampah


Berbasis Masyarakat oleh Slamet Raharjo, Taufiq Ihsan, Sri Rahmiwati Yuned Jurusan
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Kampus Limau Manis,
Padang, Telp. (0751)72497, Fax. (0751)72564
Kota Bukit tinggi memiliki sampah berjumlah 471,01 m3 /hari dan setiap harinya
hanya dapat di kelola 55,7% dari jumlah total sampah yang ada di kota Bukit Tinggi.
Masalah sampah yang ada di kota Bukit Tinggi adalah masih rendahnya praktek dari
sebuah pemanfaatan sampah, permasalahan yang lain adalah dengan adanya sampah milik
kabupaten tetangga yang di kirim ke kota Bukit Tinggi hingga mengakibatkan jumlah
sampah di kota Bukit Tinggi meningkat sedangkan kondisi Kota Bukit tinggi itu sendiri
mereka tidak memiliki TPA milik mereka sendiri.oleh karena itu di butuhkan sebuah
program perencanaan untuk di lakukannya pengembangan proses pengelolahan sampah
yang ada di Kota Bukit tinggi untuk perencanaan 20 tahun yaitu tahun 2016 hingga tahun
2035. Perencanaan tersebut meliputi perencanaan dalam hal aspek teknis dengan pola yang
di gunakan dalam hal pemanfaatan sampah. Pengelolaan sampah di kota Bukit Tinggi
nantinya akan di bagi menjadi tiga yaitu zona I, II dan III berdasarkan kawasan strategis
kota dan tingkat pelayanan menjadi 100% pada zona prioritas (Zona I) dengan melakukan
reduksi sampah melalui pengolahan di TPS 3R.
2. PERAN BANK SAMPAH DALAM EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SAMPAH
(STUDI KASUS BANK SAMPAH MALANG) The Significance of Waste Bank in Waste
Management Effectiveness (A Case Study of MalangWaste Bank) Anih Sri Suryani Pusat
Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)Sekretariat Jenderal DPR RI Kompleks
DPR MPR RI Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta

salah satu proses sistem pengelolaan sampah yang di lakukan di Indonesia adalah
dengan membangun bank sampah. Saat ini Bank Sampah Malang (BSM) merupakan
contoh Bank Sampah yang ada di Indonesia dan sudah berdiri sendiri dengan mapan dan
di jadikan bahan contoh oleh berbagai pihak. Dari segi kelembagaan itu sendiri saat ini
koperasi yang ada di dalam bank sampah sudah dinilai efektif guna membuat Bank Sampah
Malang agar bisa mandiri dan berdiri sendiri. Hambatan yang di alami oleh Bank Sampah
Malang saat ini adalah dari masalah biaya,dari segi regulasi masih perlu regulasi
pendukung guna memperkuat kinerja BSM. peran serta masyarakat sudah cukup baik, akan
tetapi belum optimal. Hal ini di sebabkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat belum
rata. Saat ini aspek teknik operasional berjalan efektif tetapi kendala tempat jadi masalah
utama.

3. ANALISIS SITUASI PERMASALAHAN SAMPAH KOTA YOGYAKARTA DAN


KEBIJAKAN PENANGGULANGANNYA Asti Mulasari1, Adi Heru Husodo2 , Noeng
Muhadjir2 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan 2 FK Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta
Konsep pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta sesuai dengan SNI 19- 2454-2002
tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan yaitu meliputi
pemilahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan tempat pembuangan akhir
(BSN, 2008). Permasalahan persampahan Kota Yogyakarta itu sendiri yaitu adanya
masalah di bagian hilir, hal ini di sebabkan antara lain karena penimbul sampah yaitu
masyarakat yang terus meningkat. Dan juga masalah yang ada dalam organisasi yang di
tugaskan untuk mengelola sampah, yaitu organisasi pengelola sampah Kota Yogyakarta
(BLH Kota Yogyakarta) disebabkan SDM dan anggaran yang ada sangat terbatas. Masalah
yang ada di bagian hulu terletak pada sistem pengelolaan sampah akhir yang ada di TPST
Piyungan. Hal ini di akibatkan karena sistem teknologi yang di laksanakan belum optimal.
Masalah sampah yang ada di Kota Yogyakarta di selesaikan dengan cara di buatnya sebuah
kebijakan dalam mengelola sampah,menjalankan kewenangan dan kapasitas dalam
mengelola sampah dengan optimal dan maksimal, dan dilakukan kerja sama lintas sektoral.
Kerja sama lintas sektoral yang dilaksanakan juga belum meliputi di dalam hal bidang
kesehatan.
4. Penanganan Sampah Terpadu oleh Wibowo, Arianto Djajawinata,Darwin T
Pertambahan penduduk yang disertai dengan tingginya arus urbanisasi ke
perkotaan telah menyebabkan semakin tingginya volume sampah yang harus dikelola
setiap hari. Hal tersebut bertambah sulit karena keterbatasan lahan untuk Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Pengangkutan sampah ke TPA juga terkendala karena
jumlah kendaraan yang kurang mencukupi dan kondisi peralatan yang telah tua. Masalah
lainnya adalah pengelolaan TPA yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ramah
lingkungan. Beberapa kegiatan perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut
diatas, diantaranya : melakukan pengenalan karekteristik sampah dan metoda
pembuangannya,merencanakan dan menerapkan pengelolaan persampahan secara terpadu
(pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir),memisahkan peran pengaturan dan
pengawasan dari lembaga yang ada dengan fungsi operator pemberi layanan, agar lebih
tegas dalam melaksanakan reward & punishment dalam pelayanan,menggalakkan program
Reduce, Reuse dan Recycle (3 R) agar dapat tercapai program zero waste pada masa
mendatang,melakukan pembaharuan struktur tarif dengan menerapkan prinsip pemulihan
biaya (full cost recovery) melalui kemungkinan penerapan tarif progresif, dan mengkaji
kemungkinan penerapan struktur tarif yang berbeda bagi setiap tipe pelanggan dan
mengembangkan teknologi pengelolaan sampah yang lebih bersahabat dengan lingkungan
dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi bahan buangan.
5. MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA AMLAPURA oleh Mayun
Nadiasa1 , Dewa Ketut Sudarsana1 , dan I Nyoman Yasmara2 1Dosen Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar. 2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Udayana, Denpasar. E-mail : mayun@civil.unud.ac.id
Proses yang di lakukan dalam mengangkut sampah yang ada di Kota Amlapura,
masih banyak mengalami probelamtika. Proses mengangkut sampah yang di lakukan di
jam sibuk mengakibatkan lalu lintas macet. TPS yang berada di Kota Amlapura, saat ini
belum dapat di lakukan proses pemisahan sampah organic dan sampah anorganik, hal ini
mengakibatkan sampah yang ada saat ini masih tercampur di dalam satu tempat. Saat ini
kondisi TPS di kota Amlapura memerlukan proses pengkajian agar nantinya dapat
memperbaiki sistem manajemen sampah perkotaan yang ada di TPS Amlapura.
6. Manajemen Pengelolaan Bank Sampah di Kota Bekasi Oleh : Elvira Suryani
Program-program penanggulangan sampah berbasis bank sampah diharapkan mampu
memberikan dampak positif untuk pengurangan sampah-sampah dari sumber asalnya.
Kesadaran masyarakat, pemerintah dan stake holder harus sejalan serta memiliki
kesepahaman yang sama dalam menerapkan manajemen pengelolaan Bank sampah di
kota Bekasi. Sehingga Bank Sampah mampu berkembang di daerah-daerah ainnya di
kota Bekasi. Bank Sampah Online Gang Gamprit dan Bank Sampah Lestari
merupakan perbaduan penerapan manajemen tradisional dan modern.Terobosan baru
Bank Sampah Online yang sudah berdiri di Kota Bekasi, diharapkan mampu mencari
supplier-suplier sampah dengan mudah.Sehingga akses antrian di Bank sampah semakin
berkurang.
7. OPTIMALISASI TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH PADAT/SAMPAH DI
PERKOTAAN (Studi Kasus: TPA Leuwigajah Kota Bandung)
Jumlah penduduk dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, menuntut
penambahan prasarana dan sarana pembuangan limbah padat/sampah, termasuk Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Buruknya sistem pengolahan sampah mengakibatkan
cepat penuhnya TPA. Padahal biaya untuk pembuatan TPA yang baru sangat besar,
ditambah ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi dan terkadang ditolak oleh penduduk
setempat. Kondisi ini melatar belakangi perlunya penelitian tentang optimalisasi teknik
pengolahan sampah diperkotaan (Studi Kasus : TPA Leuwi Gajah Kota Bandung). Hasil
analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk sebesar 1,966%, pertumbuhan PDRB
sebesar 1,893 % dan pertumbuhan komposisi sampah kaitannya dengan analisis ekonomi.
Volume timbulan sampah tahun 2003 sebesar 6.466,747 m3/hari, naik menjadi 8.703.207
m3/hari pada tahun 2012. Umur TPA tanpa optimalisasi terhitung tahun 2003 tinggal 3
tahun lagi. Dengan optimalisasi pemadatan 50% meningkat menjadi 5 tahun lagi. Bahkan
dengan optimalisasi pemadatan 70% meningkat menjadi 8 tahun lagi. Pengurangan biaya
O&P dari basil penjualan komponen sampah terpilah tanpa optimalisasi tahun 2003 sebesar
Rp. 691.140,00 dan pada tahun 2006 (akhir umur TPA) sebesar Rp. 726.630,00. Dengan
optimalisasi jauh lebih besar yaitu tahun 2003 sebesar Rp. 75.978.840,00 dan tahun 2006
sebesar Rp. 81.824.329 serta tahun 2011 (akhir umur TPA) sebesar Rp. 95.269 130.
Optimalisasi teknik pengolahan limbah padat/sampah terbukti segnifikan dapat
meningkatkan umur TPA dan dapat mengurangi biaya O&P pengelolaan pembuangan
sampah Kota Bandung.
8. Strategi pengelolaan asset sistem persampahan di kota Poso oleh Ebert Febrianus Tonimba
dan Joni Hermana Masters Program in Engineering Asset Management FTSP – ITS.
Pengelolaan persampahan di Kota Poso yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan
dan Kebersihan Kota masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain kondisi sarana
dan prasarana yang tersedia, alokasi anggaran pembiayaan pengelolaan persampahan
masih sangat kecil dan dukungan partisipasi masyarakat dalam hal pemeliharaan
kebersihan lingkungan, maupun pembayaran retribusi sampah masih rendah. Hasil analisa
kondisi eksisting menunjukkan bahwa: pewadahan sampah yang digunakan masyarakat
wadah seadanya, pengumpulan sampah belum efisien dari segi waktu, tenaga dan biaya,
jumlah ritasi pengangkutan per hari dump truk sudah memenuhi syarat sebanyak 2 ritasi
per hari sedangkan armroll truck masih dapat ditingkatkan menjadi 4 ritasi per hari, biaya
pengelolaan sampah terbesar masih diperoleh dari subsidi Pemerintah Daerah Kabupaten
Poso yaitu 99% dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah saat ini cukup
rendah dilihat dari pengelolaan sampah di sumber dan kepedulian dalam menjaga
kebersihan di lingkungannya. Analisa SWOT menghasilkan strategi Turn Around dengan
4 strategi alternatif yang dijabarkan ke dalam 4 program bidang yang berisikan 10 program
kerja dan 19 rencana tindak.
9. PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PELAYANAN TPA
SEMALI KABUPATEN KEBUMEN oleh Puspa Rini, Ganjar Samudro, Mochtar
Hadiwidodo
Sistem pengelolaan sampah yang ada di tempat pembuangan akhir yang berlokasi
di Semali,Kabupaten kebumen di lakukan oleh UPTD Gombong serta UPTD
Karanganyar. Dimana dua UPTD ini masih menggunakan sistem pengelolaan sampah
konvesional. dua UPTD ini tidak melakukan proses di pisahnya sampah yang dimulai dari
sampah organic dan non organik. Pelayanan yang di lakukakan di dua UPTD ini
besarannya 24,44% dan 19,53% sehingga dapat di simpulkan saat ini masih banyak daerah
yang belum dapat memperoleh pelayanan. Rencananya sistem pengelolaan sampah yang
ada di TPA ini akan di rubah.nantinya TPA ini akan menggunakan konsep pengelolaan
sampah dengan cara 3R. Sampah yang sudah di buang akan di pisah sesuai dengan jenisnya
yaitu sampah organic atau sampah non organik. Mereka akan memulai ini dari awal mula
sampah ada hingga proses pengelolaan sampah berakhir.
10. STUDI KUALITATIF MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN
SEKARAN KOTA SEMARANG oleh Oktyan PradityaJurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahrgaan, Universitas Negeri Semarang Indonesia

Dari hasil penelitian ini di peroleh hasil berupa aspek teknik operasional
pengelolaan sampah dengan sistem menampung sampah yang ada di pergunakan yaitu pola
individu, pola yang di gunakan untuk mengumpulkan sampah sampah yang ada adalah
dengan pola individu, di angkutnya sampah dengan sistem yang sifatnya komunal dan
sampah yang ada muaranya hanya di tempat pembuangan sampah sementara. Aspek
kelembagaan,aspek hukum dan peraturan, serta aspek peran serta masyarakat saat ini
belum resmi ada di Kelurahan Sekaran. Yang ada hanyalah aspek dalam hal pendanaan
atau biaya yang akan di keluarkan.

Kerangka Teori

1. Efektivitas

Menurut Mahmudi, efektivitas adalah suatu hubungan antara output dengan tujuan yang
ingin di tuju. Dengan besarnya suatu kontribusi output untuk sebuah pencapaian tujuan, nantinya
akan semakin efektif suatu organisasi, program, atau kegiatan yang sedang di lakukan. Efektivitas
itu sendiri fokusnya terhadap outcome atau hasil, suatu program dan kegiatan yang sedang di
lakukan akan dapat dinilai efektif jika output yang diperoleh nantinya akan memenuhi sebuah
tujuan yang di inginkan Efektivitas adalah sebuah unsur pokok agar nantinya dapat mencapai
sebuah tujuan serta sasaran yang telah ditentukan yang ada di organisasi. kegiatan serta program
di katakana efektif jika sudah tercapainya sebuah tujuan dan sasaran yang sudah di tentukan.
Sedangkan efektif menurut H. Emerson yaitu efektivitas adalah sebuah pengukuran yang ada
dalam artian sudah tercapainya sebuah tujuan yang ingin di tuju dan sudah ditentukan sebelumnya.

Efektivitas berasal dari sebuah kata yaitu efektif. Efektif berasal dari kata bahasa Inggris
yaitu effective yang artinya yaitu berhasil atau sesuatu hal yang sedang dilakukan dapat berhasil
dengan baik. berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif memiliki artian kata yaitu
efek, pengaruh, akibat dan nantinya akan dapat membawa sebuah hasil yang di inginkan.
Efektivitas adalah suatu bentuk keadaan yang menunjukkan sampai mana sebuah rencana serta
sasaran yang di inginkan tersebut akan dapat tercapai. Nantinya dengan banyaknya rencana yang
sudah di rancang tersebur dapat diraih, maka akan semakin efektif sebuah kegiatan yang di lakukan
tersebut,oleh karena itu sebuah efektivitas juga dapat kita definisikan sebagai sebuah tingkatan
keberhasilan yang nantinya dapat dicapai dan di raih sesuai dengan tujuan yang ingin di tuju.
Efektivitas merupakan sebuah pemanfaatan sumber daya yang ada di bumi dan juga sarana dan
prasarana yang ada di bumi dalam sebuah jumlah tertentu yang nantinya akan dapat secara sadar
akan di ditetapkan sebelumnya dengan maksud dan tujuan nantinya dapat dapat menghasilkan
barang atau jasa kegiatan yang sedang di lakukan,

Menurut Cambel J.P, efektivitas dapat di ukur secara umum dengan indicator pengukuran
efektivitas adalah :

1. Di ukur melalui tingkat keberhasilan program yang di laksanakan.

2. Di ukur berdasarkan tingkat keberhasilan sasaran yang ingin di tuju.

3. Di ukur berdasarkan tingkat kepuasan terhadap suatu program yang di laksanakan.

4. Di ukur berdasarkan tingkatan input dan output yang ada.

5. Di ukur berdasarkan tingkatan pencapaian tujuan menyeluruh yang di peroleh.

Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini di lakukan dengan metode penelitian kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2011) ,
metode penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian dengan berlandaskan pada
sebuah filsafat yaitu filsafat post positivisme, jenis penelitian kualitatif ini digunakan agar nantinya
dapat meneliti pada sebuah kondisi obyek yang alamiah. dimana seorang peneliti merupakan
instrumen kunci di dalam penelitian, pengambilan sebuah sampel sumber data harus dapat
dilakukan dengan cara purposive dan juga snowball, teknik pengumpulan di lakukan dengan cara
tri-anggulasi atau di sebut juga gabungan, analisis datanya bersifat induktif atau kualitatif, serta
hasil dari penelitian kualitatif ini lebih dapat di tekankan makna dari suatu generalisasi.

2. Data dan Sumber Data


a.Data Primer : sebuah sumber data penelitian yang di dapatkan secara langsung dari sumber yang
sedang di teliti. Data primer ini di dapatkan berdasarkan hasil wawancara, jajak pendapat antar
individu maupun antar kelompok maupun hasil dari proses observasi dari suatu obyek yang sedang
di teliti berupa kejadian atau dari hasil pengujian.
a.Data Sekunder : sebuah sumber data penelitian yang di dapatkan melalui sebuah media perantara
atau bisa di katakana bahwa data sekunder ini adalah data yang di peroleh secara tidak langsung.
Untuk mencari sebuah data sekunder di lakukan dengan cara mencari data data dari buku buku
yang ada sesuai dengan aspek yang sedang di teliti, catatan yang membahas mengenai aspek yang
sedang di teliti,sebuah bukti yang telah ada dan dapat di benarkan kebenarannya atau arsip yang
ada baik arsip yang dipublikasikan kepada masyarakat luas maupun arsip yang tidak di
publikasikan kepada masyarakat secara umum.
3. Unit Analisis : unit analisis di dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas penggunaan
sistem manajemen sampah perkotaan di TPST yang ada di kota kota besar Indonesia.
Lingkup atau Batasan Penelitian : lingkup dan Batasan penelitian ini hanya akan meneliti
mengenai sistem manajemen sampah perkotaan di TPST yang ada di kota-kota besar Indonesia.
4. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini di butuhkan suatu data sehingga nantinya dapat di temukan sebuah
hasil akhir dari penelitian yang sedang di teliti. Untuk proses mengumpulkan data yang benar dan
sesuai peneliti melakukan beberapa teknik pengumpulan data berupa :
• Observasi.
Observasi di lakukan dengan cara mengobservasi permasalahan yang ada di TPST kota
kota besar yang ada di Indonesia sehingga di dapatkan hasil penelitian yang sedang di teliti.
• Dokumentasi,
Dokumentasi adalah suatu proses mencari data berkaitan dengan hal-hal atau variabel yang
berupa sebuah catatan, sebuah transkip,buku-buku,surat kabar dll.metode ini tidak begitu
sulit untuk di lakukan. Jika terdapat suatu kekeliruan sumber datanya masih tetap ada dan
belum berubah.metode dokumentasi yang diamati oleh peneliti haruslah bukan hanya
berbentuk benda hidup tetapi benda mati. Dokumentasi itu sendiri berasal dari sebuah kata
yaitu dokumen, yang artinya adalah barang barang yang tertulis.
5. Teknik Analisis data
Teknik Analisis data merupakan sebuah proses yang di lakukan dengan ketentuan cara di aturnya
urutan data-data yang di perolah,lalu di masukkan kedalam pola, kategori serta satuan uraian agar
nantinya dapat di peroleh tema dan juga dapat dirumuskan sebuah hipotesis seperti yang
disarankan oleh data-data. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan Teknik :

a. Reduksi data
Reduksi data di lakukan dengan cara di buatnya abstraksi seluruh data yang di dapatkan
dari seluruh catatan hasil observasi dan dokumentasi. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis
data yang di lakukan guna untuk menajamkan,untuk menemukan hal-hal penting yang di peroleh,
di lakukan dengan proses menggolongkan mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan juga
mengorganisasikan data data tersebut agar nantinya dapat sistematis serta dapat memperoleh
sebuah kesimpulan yang konkrit.data yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi
dikumpulkan, diseleksi, serta dikelompokkan lalu disimpulkan dengan tidak di hilangkan data data
yang ada.
b. Penyajian data
Penyajian data merupakan sebuah sekumpulan informasi tersusun yang dapat memberi
sebuah kemungkinan yaitu adanya sebuah kesimpulan yang di dapatkan dalam pengambilan
sebuah tindakan. Proses penyajian data ini mengungkapkan bahwa secara keseluruhan dari
kelompok data yang didapatkan dapat mudah di baca dan di pahami oleh pembaca. penyajian data
dalam penelitian kualitatif yang di gunakan oleh peneliti adalah dengan di buatnya teks yang
bersifat naratif.
c. Kesimpulan dan verifikasi Data
Dalam melakukan kesimpulan dan verifikasi data di lakukan dengan cara data yang sudah
diatur dan di polakan secara sistematis kemudian oleh peneliti disimpulkan sehingga di peroleh
kesimpulan yang bermakna dari data data yang sudah di peroleh.
Setelah proses dalam melakukan analisis data berupa mereduksi data yang di peroleh,
menyajikan data yang di peroleh serta menyimpulkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh
peneliti nantinya akan dapat memberikan kemudahan pembaca dalam memahami hasil penelitian
yang sudah di lakukan oleh peneliti yaitu mengenai sistem manajemen sampah perkotaan di TPST
kota-kota besar yang ada di Indonesia.
PEMBAHASAN

1. Sampah Perkotaan

Telah kita ketahui bersama bahwasanya limbah sampah adalah sebuah konsekuensi
langsung dari kehidupan manusia di muka bumi ini. Sehingga dapat kita katakan bahwa limbah
sampah sudah mulai ada sejak adanya kegiatan manusia di bumi.mulai adanya sampah bersamaan
dengan adanya kegiatan dan aktivitas yang di lakukan oleh manusia, di awali dari adanya proses
penambangan di ambilnya sumber daya alam yang ada di bumi di jadikan sebagai sebuah bahan
baku, lalu menjadi sebuah bahan untuk menjadi sebuah energi yang di butuhkan manusia, lalu
terbentuklah sebuah bahan setengah jadi yang nantinya akan menjadi barang. Nantinya akan terjadi
sebuah kegiatan yang di lakukan manusia dalam menggunakan barang-barang yang sudah jadi
tersebut agar dapat mencapai kebutuhan hidup manusia. Limbah sampah itu sendiri di golongkan
menjadi limbah sampah padat, limbah sampah cair dan limbah sampah gas. Oleh karena itu sebuah
sampah di artikan sebagai sebuah limbah berbentuk padat,nantinya akan di lakukan tahapan
pembuangan setelah di lakukannya kegiatan manusia agar nantinya dapat di peroleh tingkat
kesejahteraan manusia.

Sampah yang ada di bumi adalah sebuah konsekuensi di karenakan aktifitas manusia yang
ada di bumi. kegiatan manusia nantinya pasti akan menghasilkan sebuah limbah buangan atau kita
menyebutnya dengan sampah. Sampah merupakan sisa kegiatan wujudnya adalah padat atau semi
padat yang berupa zat organic atau anorganik. Sampah tersebut dapat di golongkan menjadi
sampah yang bersifat dapat terurai maupun sampah yang tidak dapat terurai yang barang tersebut
dianggap sudah tidak dapat bermanfaat dan berguna untuk manusia lalu di lakukan proses
pembuangan ke lingkungan. Sumber limbah yang ada di perkotaan Indonesia itu sendiri berasal
dari sampah yang ada di permukiman, pasar, sampah yang ada di kawasan pertokoan sampah
perdagangan, sampah kawasan perkantoran,sampah yang ada di prasarana umum, sampah yang
ada di kawasan industri, sampah yang ada di peternakan hewan dan sampah dari fasilitas umum
lainnya. (Anonim, 1981 : 1-2)

Jenis-jenis sampah yang ada di perkotaan ada 2 bagian. 2 bagian itu adalah sampah organik
dan juga sampah non organik. Sampah organik merupakan sampah yang terdapat komposisi
kimianya dan sampah tersebut mudah di uraikan oleh oleh bakteri contoh sampah organik adalah
sisa makanan, sayur mayur, daun-daunan, kayu dan lainnya.sampah non organik merupakan
sampah yang mempunyai komposisi kimia dan akan sulit untuk diuraikan oleh bakteri dan akan
membutuhkan waktu yang lama untuk di uraikan. Contoh sampah non organic adalah sampah
plastik, kaleng, besi, kaca dan lainnya. (Kodoatie, 2005 : 217)

Kategori sampah yang di hasilkan yang pertama adalah sampah domestik, sampah
domestic merupakan sampah yang berasal dari sampah pemukiman; yang kedua adalah sampah
komersial, sampah komersial merupakan sampah yang berasal dari lingkungan perdagangan atau
jasa komersial yaitu toko, pasar, rumah makan dan kantor.yang ketiga adalah sampah industri,
sampah industri merupakan sampah yang berasal dari sisa produksi dan yang ke empat adalah
sampah yang berasal dari selain yang telah disebutkan di atas, (Hadiwijoto, 1983 :77)

Kini masalah sampah yang ada di kota-kota besar di Indonesia bukan merupakan sebuah
masalah baru dan masalah sampah juga saat ini sudah menjadi masalah kota menengah dan kecil
di negara sedang berkembang pada umumnya dan di negara Indonesia pada khususnya.
Permasalahan sampah saat ini merupakan sebuah hal yang krusial di karenakan saat ini dampak
dari sampah sudah terkena berbagai kehidupan di masyarakat, terutama di kota-kota besar yang
ada di Indonesia saat ini seperti kota Jakarta, kota Semarang, kota Surabaya, kota Bandung, kota
Palembang, kota Makassar dan kota Medan. (Sudradjat, 2008 :6)

2. Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan di Indonesia

Kebijakan pemerintah sudah ditetapkan aturannya di Indonesia untuk proses sistem


mengelola sampah kota secara formal seperti yang di arahkan oleh Departemen PU (Direktorat
Jenderal Cipta Karya) yang saat ini berganti nama menjadi Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah (KIMPIRASWIL) yang merupakan sebuah departemen teknis tugasnya adalah
untuk mengawasi dan membina proses pengelolaan limbah padat yang ada di perkotaan di seluruh
wilayah Indonesia. Sistem pengelolaan sampah perkotaan saat ini merupakan sebuah komponen
sub sistem nantinya dapat saling mendukung satu dengan yang lain, komponen tersebut nantinya
dapat saling berinteraksi guna untuk dapat mencapai tujuan yang di inginkan yaitu kondisi dan
keadaan kota yang teratur,sehat,bersih dan asri. Komponennya yaitu :
a. Sub sistem teknik operasional

Sub sistem teknik operasional merupakan komponen sendiri di sebut sub-sub sistem tersendiri
dengan tata cara proses yang di lakukan berupa proses pengumpulan, proses pengangkutan dan
nantinya akan di lakukan proses pembuangan akhir. Termasuk di dalam operasionalnya yaitu
sarana dan prasarana.

b. Sub sistem teknik kelembagaan

Sub sistem Teknik kelembagaan nantinya akan terdapat pada aspek yang ada di kelembagaan dan
organisasi, merupakan pihak yang nantinya memiliki kekuasaan dalam proses pengolahan dan
pengelolaan sampah atau institusi yang nantinya bertugas untuk proses pengaturan, proses
merencanakan, proses mengendalikan dan proses mengawasi saat pengolahan dan pengelolaan
persampahan. Di Indonesia saat ini pihak yang memiliki kekuasaan dan berwenang secara umum
sebagai bagian dari sub sistem Teknik kelembagaan adalah Dinas Kebersihan Kota.

c. Sub sistem pembiayaan

Sub sistem pembiayaan ini memiliki tujuan yang harus di tuju yaitu untuk mengatur keperluan
pendanaan/pembiayaan yang ada di dalam proses di kelolanya sampah. Yang di lakukan oleh
Dinas Kebersihan Kota, swasta atau oleh masyarakat.

d. Sub sistem hukum dan pengaturan

Sub sistem hukum dan pengaturan mengikuti sesuai aturan terhadap bidang perundang-
undangan, yaitu berupa proses di lakukannya penegakan hukum, proses di tentukannya kebijakan
dan proses upaya lain, nanti akan dapat sesuai terhadap aspek hukum dan aspek pengaturan yang
ada di dalam tahapan di lakukannya perencanaan,tahapan di lakukan pelaksanaan atau tahapan di
lakukan pengawasan yang ada di dalam proses terjadinya pengelolaan persampahan.

e. Sub sistem peran serta masyarakat dan swasta

Sub sistem peran serta masyarakat dan swasta nantinya akan mengurusi terhadap sistem
mekanismenya bagaimana. yaitu berupa mekanisme di lakukan pengawasan, mekanisme di
lakukan pelaksanaan, mekanisme di lakukan pemanfaatan hingga mekanisme di lakukan proses
pendanaan. Bagi peran masyarakat nantinya akan mengacu terhadap upaya peningkatan terhadap
kesadaran masyarakat itu sendiri serta upaya aspek keuangan yang ada di dalam sistem
pengelolaan sampah. upaya swasta nantinya akan lebih mengacu terhadap keikutsertaannya dalam
hal dana.

3. Permasalahan Pengelolaan Sistem Manajemen Sampah Perkotaan yang ada di TPST


Indonesia

Sesuai dengan manajemen pengelolaan sampah perkotaan yang sudah di jelaskan di atas, terdapat
persoalan yang ada pada sistem manajemen sampah perkotaan yang ada di TPST Indonesia, yaitu:

a. Permasalahan Pada Aspek Kelembagaan

Permasalahan di dalam aspek kelembagaan yaitu bentuk kelembagaan yang sebenarnya tidak
sesuai dengan besarnya tingkat kewenangan yang nantinya harus dapat dikerjakan, sumber daya
manusia yang ada sebagai salah satu unsur pengelola sampah di Indonesia masih kurang memadai
dari jumlah sumber daya manusianya hingga kualifikasinya.

b. Permasalahan Pada Aspek Teknik Operasional

Permasalahan yang ada di dalam aspek teknik operasional yaitu kondisi sarana dan prasarana yang
di butuhkan untuk pengolahan sampah. seperti pada proses pengumpulan dengan menggunakan
kontainer,proses pengangkutan yang membutuhkan arm roll truck, proses pengolahan di tempat
pembuangan akhir yang membutuhkan bulldozer dan track dozer tidak dapat maksimal
penggunaannya serta keterbatasan tanah yang di gunakan sebagai tempat pembuangan akhir
sampah sampah yang ada.

c. Permasalahan pada Aspek Pembiayaan

Permasalahan yang ada di dalam aspek Pembiayaan adalah tidak adanya keseimbangan di antara
besaran dana operasional pemeliharaan yang di sebut OP dengan besaran dana untuk penerimaan
retribusi sebagai sebuah konsekuensi logis sebuah pelayanan akibat adanya mekanisme berupa di
tariknya retribusi dana yang tidak memadai.
d. Permasalahan Pada Aspek Pengaturan dan Hukum

Permasalahan yang ada di dalam aspek pengaturan dan hukum adalah kebijakan pengaturan
pengelolaan di daerah masih belum dapat di katakana sudah maksimal. Dan belum dapat
memberikan motivasi kepada masyarakat luas agar dapat ikut di dalam proses pengelolaan sampah
secara utuhnya baik dalam proses pengelolaan,pembiayaannya maupun di dalam proses Teknik
operasionalnya yang di butuhkan..

e. Permasalahan Pada Aspek Peran Serta Masyarakat dan Swasta

Permasalahan yang ada di dalam aspek peran serta masyarakat dan swasta yaitu permasalahan di
mana saat ini masyarakat Indonesia belum memiliki kesadaran penuh untuk ikut serta dalam proses
pengelolaan sampah yang kurang memadai padahal sampah sampah tersebut merupakan hasil dari
sampah masyarakat itu sendiri. Sedangkan swasta saat ini hanya di manfaatkan untuk sebuah
kegiatan kepentingan dalam hal lain. Hal ini menyebabkan program pemerintah yang ad saat ini
tidak berjalan dengan maksimal dan optimal.

4. Permasalahan pada Aspek Pendekatan Sistem

Sistem merupakan sebuah gabungan antara beberapa komponen atau objek yang ada yang
situ semua saling berkaitan. Di dalam suatu organisasi sistem perubahan yang ada pada satu
komponen tersebut nantinya dapat mengakibatkan sebuah perubahan yang terdapat pada
komponen lainnya. Permasalahan sampah merupakan masalah yang meliputi dan melibatkan
suatu sistem yang dalam artian luas dapat menyangkut sub-sub sistem dimana sub sub sistem
tersebut saling berkaitan dan sub sistem tersebut juga saling berpengaruh dan dapat mempengaruhi
keberhasilan dari sebuah pencapaian tujuan ataupun proses pendekatan sistem (Dyayadi, 2008 :
208)

a. Strategi menangani permasalahan dalam Sub Sistem Kelembagaan

dalam proses pengelolaan persampahan terdapat institusi yang sudah di beri sebuah kewenangan
oleh pemerintah dalam melaksanakan aspek manajemen agar nantinya dapat menghasilkan
kualitas pelayanan sampah ramah lingkungan. Oleh karena itu dari aspek kelembagaan
menetapkan strategi untuk mengatasi permasalahan dalam pengelolaan sampah yaitu :

• Dengan tahapan meningkatkan status dan juga kapasitas institusi pengelola sampah yang ada.
• Dengan tahapan meningkatkan kinerja institusi pengelola sampah.
• Dengan tahapan meningkatkan kerjasama dan juga tahapan koordinasi antar pemangku
kepentingan lain
• Dengan tahapan meningkatkan kualitas SDM manusia yang bekerja di dalamnya. (Anonim, 2006
: 18)

b. Strategi menangani permasalahan pada Sub Sistem Teknik Operasional

Strategi yang di gunakan dalam proses mengatasi permasalahan pada sub sistem Teknik
operasional, perlu di adakan sebuah pendekatan strategis yang ada di berbagai bidang teknis guna
untuk upaya proses meningkatkan nilai efektivitas dan juga dapat memaksimalkan pelayanan
operasional pengelolaan sampah.maka strategi yang seharusnya di gunakan adalah :

• Dengan cara di optimalkan penggunaan prasarana dan sarana.


• Dengan cara di tingkatkan pelayanan yang sudah di rencanakan dan harus menjunjung keadilan.
• Dengan cara sarana persampahan sesuai dengan sasaran pelayanan di tingkatkan
• Dengan cara TPA yang mencemari lingkungan di lakukan proses rehabilitasi.
• Dengan cara kualitas pengelolaan TPA di tingkatkan.
• Dengan cara membuat sebuah penelitian yang tepat guna agar dapat menyelesaikan permasalahan
pengelolaan sampah (Anonim, 2006 : 16))

c. Strategi menangani permasalahan yang ada pada Sub Sistem Pembiayaan

Stategi yang dapat di gunakan di dalam menangani permasalahan yang ada pada sub sitem
pembiayaan,untuk masalah penggunaan uang yang di butuhkan untuk pengelolaan sampah itu
sendiri di butuhkan bantuan dari berbagai kalangan yang ada. yaitu pemerintah Indonesia,
pengusaha yang ada di Indonesia maupun masyarakat Indonesia. pemerintah,pengusaha dan juga
rakyat adalah sebuah team yang seharusnya ikut peduli dan juga mau membiayai proses
pengelolaan sampah perkotaan. (Dyayadi, 2008 : 215)
d. Strategi menangani permasalahan yang ada pada Sub Sistem Hukum dan Pengaturan

saat ini Indonesia memiliki sebuah aturan hukum berupa Undang-Undang Persampahan.
Undang undang tersebut akan mengatur segala permasalahan yang ada dalam proses pengelolaan
sampah dan di jadikan pedoman bagi pemerintah tingkat provinsi hingga tingkat kabupaten kota.
Setelah di buatnya aturan hukum yaitu undang-undang mengenai persampahan. Saat ini
permasalahan pengelolaan sampah menjadi perhatian berbagai pihak.apabila kita membahas di
dalam aspek hukumnya maka di dalam isi undang undangnya maka akan di peroleh 2 aspek yang
di atur di dalam undang undang tersebut. Dua aspek tersebut adalah aspek manajemen dan juga
aspek teknis. Apabila membahas mengenai aspek manajeman maka di dalam aturan undang
undang tahapan pengelolaan sampah sifatnya umum dan universal, aturannya sangat mengatur
posisi, hak, serta tanggung jawab yang mendasar antara masyarakat, pemerintah dan juga dunia
usaha. sedangkan apabila membahas dari segi teknisnya maka ketentuan teknis berupa teknologi,
pendanaan, pengawasan, serta peran serta masyarakat dan pengaturan sanksi baik adminstrasi
maupun pidana. (Dyayadi, 2008 : 213)

e. Strategi menangani permasalahan yang ada pada Sub Sistem Peran Serta Masyarakat
dan Swasta

Peran masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah itu sendiri tidak hanya ketika
masyarakat iuran uang untuk membayar retribusi sampah yang seharusnya masyarakat wajib
bayar. Hal ini karena uang yang di bayar oleh masyarakat nantinya tidak akan cukup untuk
membiayai kebutuhan operasional. Peran lain masyarakat yang harus di lakukan dalam
pengelolaan sampah yaitu masyakat harus melakukan sistem pengawasan,ikut turut serta di dalam
pengelolaan sampah,ikut memanfaatkan sampah untuk di daur ulang, hingga masalah uang yang
harus masyakarat tanggun. Selain itu pihak swasta atau dunia usaha juga salah satu penyumbang
sampah harus mampu ikut dalam peranan membantu di dalam proses pengelolaan sampah. Dahulu
banyak permasalahan yang sangat membebani kancah dunia usaha sehingga dunia usaha tersebut
tidaklah berkembang pesat dan malah perlu mendapatkan bantuan. Saat ini pihak swasta jangan di
gunakan dan dimanfaatkan guna kepentingan lain. Tetapi swasta harus di anggap sebagai patner
atau mitra dalam hal mewujudkan sebuah pelayanan yang baik ke masyarakat.
KESIMPULAN

Saat ini di dalam sistem manajamen sampah perkotaan di TPST, baik di kota kota besar di
Indonesia maupun di kota kota kecil masih mengalami permasalahan dan kendala di dalam sistem
manajemen sampah. Permasalahan tersebut antara lain terdapat di dalam aspek
kelembagaannya,aspek reknik operasionalnya,aspek pembiayaannya,aspek pengaturan dan
hukum, aspek peran serta masyarakat dan swasta. Oleh karena itu pemerintah Indonesia saat ini
masih mendapatkan sebuah tantangan yang cukup berat di dalam sistem manajemen sampah
perkotaan di Indonesia terutama permasalahan yang ada di dalam aspek aspek yang sudah di
sebutkan di atas. Harapannya kedepan pemerintah dapat mengatasi dan memberi solusi akan
permasalahan sampah dan sistem manajemen sampah di perkotaan terutama di TPST dan TPA
sehingga permasalahan sampah dapat teratasi dengan baik.

REFERENSI

Sondang P. Siagian, Manajeemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Bumi Aksara 2008) hlm.4.

Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005) hlm. 92.

Soewarno handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: CV.
Haji Masagung 1994) hlm.16. 4 Cambel J.P. Riset dalam Efektivtas Organisasi, Terjemahan
Sahat Simamora, (Jakarta: Erlangga, 1989), hlm. 121.

Mulasari, S. A., Husodo, A. H., & Muhadjir, N. (2016). Analisis situasi permasalahan sampah
kota Yogyakarta dan kebijakan penanggulangannya. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 259-
269.

Suryani, A. S. (2014). Peran bank sampah dalam efektivitas pengelolaan sampah (studi kasus
bank sampah Malang). Jurnal Aspirasi, 5(1), 71-84.

Wibowo, A., & Djajawinata, D. T. (2012). Penanganan sampah perkotaan terpadu.

Raharjo, S., Ihsan, T., & Yuned, S. R. (2017). Pengembangan Pengelolaan Sampah Perkotaan dengan
Pola Pemanfaatan Sampah Berbasis Masyarakat. Jurnal Dampak, 13(1), 10-25.

Nadiasa, M., Sudarsana, D. K., & Yasmara, I. N. (2009). Manajemen Pengangkutan Sampah Di Kota
Amlapura. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil.
Suryani, E. (2016). Manajemen Pengelolaan Bank Sampah Di Kota Bekasi. JURNAL ADMINISTRASI
DAN KEBIJAKAN PUBLIK, 6(1), 63-75.

Tarmidi, D. (2004). OPTIMALISASI TEKNIKPENGOLAHAN LIMBAH PADAT/SAMPAH DI PERKOTAAN


(Studi Kasus: TPA Leuwigajah Kota Bandung) (Doctoral dissertation, Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro).

Tonimba, E. F., & Hermana, J. (2010). Strategi Pengelolaan Aset Sistem Persampahan di Kota
Poso (Doctoral dissertation, Tesis Magister Manajemen Aset, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

Rini, P., Samudro, G., & Hadiwidodo, M. (2016). Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan
Pelayanan Tpa Semali Kabupaten Kebumen. Jurnal Teknik Lingkungan, 5(4), 1-9.

Praditya, O. (2012). Studi kualitatif manajemen pengelolaan sampah di kelurahan Sekaran Kota
Semarang. Unnes Journal of Public Health, 1(2).

View publication stats

Das könnte Ihnen auch gefallen