Sie sind auf Seite 1von 8

Vol. 2. No.

1 Juli 2015 ISSN 2338 – 5375

EFEKTIVITAS SENAM KAKI DIABETUS MELITUS TERHADAP STATUS


SIRKULASI PERIFER PADA PASIEN DIABETUS MELITUS

Diyono, S.Kep., Ns., M.Kes1 Ratna Indriati, A.,M.Kes2


1
Dosen Akademi Keperawatan Panti Kosala Surakarta
2
Dosen Akademi Keperawatan Panti Kosala Surakarta

ABSTRACT

Background. The main factors that prompted researchers doing this study is because more
and more patients diabetus mellitus (DM) with complications of leg ulcers and even some
who have to be amputated fingers or toes. DM patients in Indonesia is predicted to rise
further, so that the risk of foot ulcers will also be greater. Is a complication of diabetes foot
ulcers due to neuropathy and angiopathy, which basically can be prevented with good foot
care. This study sought to find or prove the effectiveness of DM leg exercises to improve
peripheral circulation in patients diabetus mellitus.
Objective: the purpose of this study was to assess the effectiveness of DM leg exercises to
increase the status of the peripheral circulation in patients diabetus mellitus
Method. This research is a Quasi Experiment with the design of one group pre test post test.
The study population was patients with Diabetes Mellitus there Joho, Pracimantoro Wonogiri
by 30 respondents. The sampling technique used is total sampling (sampling saturated). Data
were analyzed using paired t test with SPSS for windows 16 series.
Result. Women respondents were 19 (63.33%) and male respondents as many as 11
respondents (36.67%). Before the DM leg exercises, all respondents were 30 or 100%
indicates the status of the peripheral circulation in grades 0-4 or bad category. Status
peripheral circulation in diabetic patients after DM foot gymnastics in grades 0-4 (bad) as
much as 4 respondents or 13.3%, while for grades 5-6 (good) by 26 or 86.7% .Value average
peripheral circulatory status after DM foot gymnastics is 5.17 better than before performing
leg exercises with value is 2,53
Conclusion: Gymnastics feet DM is effective to improve the status of the peripheral
circulation in diabetic patients with statistical test results Dependent paired t test (t test)
obtained p value: 0.00 (p <0.05)

Keywords: Gymnastics feet DM, peripheral circulation, Diabetus Mellitus

PENDAHULUAN IDF (International Diabetes Federation)


Faktor utama yang mendorong peneliti tahun 2000 memperkirakan bahawa di
memandang perlu melakukan penelitian Indonesia pada tahun 2020 nanti akan ada
ini adalah karena semakin banyak pasien sejumlah 178 juta penduduk berusia diatas
Diabetus Melitus (DM) yang mengalami 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi
komplikasi ulkus pada kaki dan bahkan DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta
tidak sedikit yang harus dilakukan pasien diabetes (Suyono, et al., 2009).
amputasi jari atau kaki. Menurut Atlas Hasil penelitian Departemen Kesehatan

Jurnal Keperawatan Intan Husada **AKPER INSAN HUSADA SURAKARTA** 9


Vol. 2. No. 1 Juli 2015 ISSN 2338 – 5375

yang dipublikasikan pada 2008 tidak tepat dengan memberikan


menunjukkan angka prevalensi DM di sumbangan terhadap ulkus diabetika
Indonesia sebesar 5,7%, yang berarti lebih sebesar 99,9%. Berdasar uraian tersebut,
dari 12 juta penduduk Indonesia saat ini maka perlu kiranya dicari tindakan
menderita DM (Kariadi, 2009). keperawatan apakah yang dapat
Salah satu komplikasi umum dari diabetes membantu mencegah terjadinya
adalah masalah kaki diabetes. Setiap komplikasi pada kaki pasien diabetus
tahun, lebih dari satu juta orang penderita melitus. Salah satu hasil penelitian yang
diabetes kehilangan salah satu kakinya pernah dilakukan terkait dengan tindakan
sebagai komplikasi Diabetes. Ini berarti senam kaki pada pasien diabetus melitus
bahwa setiap 30 detik, satu tungkai bawah adalah penelitian Nasution (2006) yang
hilang karena diabetes di suatu tempat di memberikan hasil senam kaki dapat
dunia. Dari semua amputasi tungkai meninkatkan sirkulasi kaki pada pasien
bawah, 40-70% berkaitan dengan diabetes ddiabetus melitus.
(Suyono, et al., 2009). Menurut
Misnadiarly (2006), ada tiga alasan TUJUAN
mengapa orang dengan diabetes lebih Penelitian ini bertujuan untuk menilai
tinggi resikonya mengalami masalah kaki efektifitas senam kaki terhadap sirkulasi
yaitu : sirkulasi darah kaki ke tungkai perifer pada penderita DM di Joho
yang menurun (gangguan pembuluh Pracimantoro Wonogiri.
darah), berkurangnya perasaan pada kedua
kaki (gangguan saraf), berkurangnya daya METODE PENELITIAN
tahan tubuh terhadap infeksi. Penelitian ini menggunakan metode
Senam kaki dapat membantu memperbaiki penelitian kuasi eksperimen untuk
sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot mengetahui pengaruh senam kaki terhadap
kecil dan mencegah terjadinya kelainan sirkulasi perifer, dengan menggunakan
bentuk kaki (deformitas). Selain itu dapat one group pre test dan post test yakni
meningkatkan kekuatan otot betis dan otot membandingkan sirkulasi perifer
paha (Gastrocnemeus, Hamsring, penderita Diabetes Mellitus sebelum
Quadriceps), dan juga mengatasi mengikuti senam kaki dan sesudah
keterbatasan gerak sendi (“limitation of mengikuti senam kaki.
joint mobility”). (Suyono, et al., 2009) Populasi penelitian adalah penderita
Penelitian oleh Hastuti (2008) Diabetes Mellitus yang ada di Kelurahan
memberikan bukti bahwa perawatan kaki Joho, Pracimantoro Wonogiri sebanyak 30
tidak teratur dan penggunaan alas kaki responden. Karena jumlah populasi relatif

Jurnal Keperawatan Intan Husada **AKPER INSAN HUSADA SURAKARTA** 10


Vol. 2. No. 1 Juli 2015 ISSN 2338 – 5375

sedikit maka seluruh anggota populasi 40-49 10 33.34%


peneliti gunakan sebagai responden (total 50-59 9 30.00%
sampling atau sampling jenuh). ≥60 4 13.33%
Pengukuran sirkulasi perifer Jumlah 30 100%
menggunakan lembar observasi yang
dikembangkan berdasar tanda tanda Dari tabel di atas diperoleh informasi
sirkulasi perifer menurut Kariadi (2009) bahwa sebagian besar Responden
meliputi data subyektif dan data obyektif. berjumlah 10 Responden (33.34%) berada
Data dianalisa menggunakan Dependent pada kelompok umur 40-49 tahun dan
paired t Test (uji t ) dengan program SPSS jumlah responden paling sedikit 4
for windows seri 16. responden (13.33%) berada pada
kelompok umur ≥60, sedangkan untuk
HASIL PENELITIAN jumlah responden pada kelompok umur
Penelitian ini dilakukan mulai pada 30-39 (23.33%) berjumlah 7 responden
tanggal 22 Desember 2013 sampai pada dan untuk responden pada kelompok umur
tanggal 4 Januari 2014 dengan jumlah 50-59 (30%) berjumlah 9 responden.
responden 30 orang, dimana semua Menurut Riyadi dan Sukarmin (2008),
responden dapat mengikuti proses umumnya manusia mengalami penurunan
penelitian sampai selesai. Penelitian fisiologis yang secara dramatis menurun
dilakukan dengan mengukur sirkulasi dengan cepat pada usia setelah 40 tahun.
perifer pada semua responden, kemudian Penurunan ini yang akan beresiko pada
responden dilatih senam kaki. Setelah itu penurunan fungsi endokrin pankreas untuk
pasien dengan pengawasan keluarga memproduksi insulin. Di Desa Joho
diminta melakukan senam kaki minimal 3 sebagian besar responden penderita
kali sehari selama 2 miggu. Setelah itu Diabetes Mellitus berada pada usia diatas
peneliti mengukur kembali sirkulasi 40 tahun.
perifer dari seluruh responden. Jenis Kelamin
Karakteristik Responden Tabel 2.2.
Distribusi Frekuensi Responden
Gambaran Umur Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2.1.
Distribusi Frekuensi Responden Jenis Kelamin f Prosentase (%)
Berdasarkan Umur
P 19 63.33%
Kelompok Umur f Prosentase L 11 36.67%
(%) Jumlah 30 100%
30-39 7 23.33%

Jurnal Keperawatan Intan Husada **AKPER INSAN HUSADA SURAKARTA** 11


Vol. 2. No. 1 Juli 2015 ISSN 2338 – 5375

Dari tabel di atas diperoleh informasi yang berada dalam sirkulasi buruk
bahwa jenis kelamin responden sebanyak 4 orang dengan presentase
perempuan sebanyak 19 responden 13.3% sedangkan untuk nilai 5-6 sebanyak
(63.33%) lebih besar daripada responden 26 orang dengan presentase 86.7% berada
laki-laki sebanyak 11 responden (36.67%). dalam sirkulasi yang baik.
Hasil ini agak berbeda dengan konsep
teori dari Misnadiarly (2006) yang Analisa Univariat
menyebutkan bahwa secara statistik Perbandingan analisa univariat sebalum
proporsi penderita DM lebih banyak pada dan sesudah pemberian senam kaki pada
laki – laki. Hal ini tentunya sangat relatif penderita DM sesuai hasil penelitian
sesuai dengan karakteristik responden terlihat pada tabel 2.4. di bawah ini
berdasar tempat tinggal dan negara
dimana responden berdomisili.
Tabel 2.4.
Perbandingan Nilai Mean Median Modus
Sirkulasi Perifer
dan Standar Deviasi Status Sirkulasi
Hasil penelitian berdasar hasil observasi Perifer pada Penderita DM di Kelurahan
Joho Pracimantoro Wonogiri
sirkulasi Perifer pada penderita Diabetes
Mellitus di Kelurahan Joho Pracimantoro Nilai Pre Post
Wonogiri terlihat pada tabel 2.3. di bawah Mean 2.53 5.17
ini. Median 2 5
Tabel 2.3. Modus 2 5
Tabel Perbandingan data frekuensi pre dan
post senam kaki Std 0.730 0.648

Pre Post
Nilai Kategori Dari data diatas diperoleh nilai rata-rata
f % f %
sebelum diberi senam kaki (pre) adalah
0-4 Sirkulasi 30 100 4 13.3
2.53 lebih kecil daripada setelah yang
buruk
diberi senam kaki yaitu 5.17. Untuk nilai
5-6 Sirkulasi 0 0 26 86.7
tengah sebelum dilakukan senam kaki
baik
adalah 2 yang berarti sirkulasi buruk,
sedangkan untuk post senam kaki adalah 5
Dari data tabel diatas diperoleh data pre
yang berarti sirkulasi baik. Untuk modus
senam kaki dengan nilai 0-4 sebanyak 30
pre senam kaki adalah 2 yang berarti
orang dengan presentase 100%. Artinya,
sirkulasi buruk dan modus post senam
semua responden berada dalam sirkulasi
kaki adalah 5 yang artinya sirkulasi baik.
buruk. Post senam kaki untuk nilai 0-4

Jurnal Keperawatan Intan Husada **AKPER INSAN HUSADA SURAKARTA** 12


Vol. 2. No. 1 Juli 2015 ISSN 2338 – 5375

Standar deviasi pre senam kaki adalah orang dengan presentase 13.3% sedangkan
0.730 dan untuk post senam kaki 0.648. untuk nilai 5-6 sebanyak 26 orang dengan
presentase 86.7% berada dalam sirkulasi
Efektifitas Senam Kaki Terhadap yang baik. Data tersebut menunjukkan
Sirkulasi Perifer
mayoritas sirkulasi perifer setelah
Tabel 2.5. dilakukan senam kaki menunjukkan
Nilai observasi sirkulasi perifer pada
perbaikan atau dengan kata lain senam
penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan
Joho, Pracimantoro Wonogiri kaki dapat bermanfaat memperbaiki
sirkulasi perifer pada penderita Diabetes
Nilai Rata - Rata t-test
Mellitus. Hasil ini sesuai yang di
Sirkulasi Perifer
ungkapkan oleh Suyono, et. al. (2009)
Pre Post
bahwasanya senam kaki dapat
2.53 5.17 p = 0.00
meningkatkan kekuatan otot betis dan otot
paha (Gastrocnemeus, hamsring,
Dari tabel diatas diperoleh informasi
Quadriceps) dan juga mengatasi
bahwa nilai rata-rata untuk responden
keterbatasan gerak sendi (“limitation of
yang belum diberi senam kaki adalah 2.53
joint mobility’). Hal tersebut dapat terjadi
lebih kecil daripada responden yang sudah
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
diberi senam kaki 5.17. Dari hasil uji
baik dari responden yang kooperatif
dengan Dependent paired t Test (uji t)
maupun dari manfaat senam kaki jika
menggunakan program SPSS for windows
dilakukan sesuai prosedur dan dengan
seri 18 dengan α = 5% (0.05) diperoleh p
frekuensi yang teratur.
sebesar 0.00 sehingga nilai p < 0.05, yang
Temuan atu bukti tersebut diperkuat
berarti Ha diterima yang berarti ada
dengan hasil analisa uivariat dimana
pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi
diperoleh nilai rata-rata sebelum diberi
perifer pada penderita Diabetes Mellitus di
senam kaki (pre) adalah 2.53 lebih kecil
Kelurahan Joho, Pracimantoro Wonogiri.
daripada setelah yang diberi senam kaki
yaitu 5.17. Untuk nilai tengah sebelum
PEMBAHASAN
dilakukan senam kaki adalah 2 yang
Dari data diperoleh data pre senam kaki
berarti sirkulasi buruk, sedangkan untuk
dengan nilai 0-4 sebanyak 30 orang
post senam kaki adalah 5 yang berarti
dengan presentase 100%. Artinya, semua
sirkulasi baik. Untuk modus sebelum
responden berada dalam sirkulasi buruk.
senam kaki adalah 2 yang berarti sirkulasi
Hasil pengukuran sirkulasi perifer setelah
buruk dan modus setelah senam kaki
dilakukan senam kaki untuk nilai 0-4 yang
adalah 5 yang artinya sirkulasi baik.
berada dalam sirkulasi buruk sebanyak 4
Jurnal Keperawatan Intan Husada **AKPER INSAN HUSADA SURAKARTA** 13
Vol. 2. No. 1 Juli 2015 ISSN 2338 – 5375

Standar deviasi pre senam kaki adalah sebesar 5,17 lebih tinggi daripada sebelum
0.730 dan untuk post senam kaki 0.648 perlakuan yaitu 2,53 mengindikasikan Ha
juga menunjukkan bahwa secara umum diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat
selisih antar kelompok sebelum dan ditarik kesimpulan bahwa senam kaki DM
setelah perlakukan adalah setara atau efektif untuk meningkatakan sirkulasi
hampir sama, sehingga enujukkan kalau perifer pada penderita Diabetes Mellitus di
senam kaki dapat meningkatkan status Kelurahan Joho, Pracimantoro Wonogiri.
sirkulasi perifer pada pasien diabetus Polineuropati sensori perifer simetris.
melitus. Pada polineuropati sensori perifer
Mayoritas responden pada saat sebelum simetris, terjadi perubahan sensoris dan
dilakukan pemberian perlakuan senam hilangnya sensoris secara simetris, yang
kaki mengatakan bahwa responden sering terjadi pada kedua kaki dan kedua tangan.
merasakan kesemutan pada kakinya dan Biasanya, ekstremitas bawah yang terkena
apabila ada luka tidak kunjung sembuh. pertama karena ekstremitas bawah
Seperti yang dikemukakan oleh Baradero, mempunyai saraf yang paling panjang
Dayrit, dan Siswadi (2009). Biasanya, diseluruh tubuh. Yang termasuk dalam
ekstremitas bawah yang terkena pertama sensoris yang abnormal adalah parestesia
adalah kaki karena ekstremitas bawah (sensasi kesemutan, rasa seperti ditusuk
mempunyai saraf yang paling panjang dengan jarum dan kebas). Sensasi yang
diseluruh tubuh. Yang termasuk dalam abnormal ini menjadi lebih berat pada
sensoris yang abnormal adalah parestesia malam hari dan biasa mengganggu tidur
(sensasi kesemutan, rasa seperti ditusuk pasien. Perubahan ini berlangsung
dengan jarum dan kebas). Sensasi yang perlahan tetapi progresif. (Baradero,
abnormal ini menjadi lebih berat pada Dayrit, dan Siswadi, 2009). Komplikasi
malam hari dan biasa mengganggu tidur pada pembuluh darah besar di tungkai
pasien. Perubahan ini berlangsung sering sekali terjadi pada diabetisi. Yang
perlahan tetapi progresif. menyebabkan kelainan ini adalah
Hasil uji bivariat dengan Dependent penebalan dinding pembuluh darah besar
paired t Test (uji t) melalui program SPSS (makroangiopati), lazim disebut
for windows seri 18 dengan α = 5% (0.05) aterosklerosis. Dengan penebalan tersebut,
diperoleh p sebesar 0.00 sehingga p < 0.05 aliran darah ke tungkai dan kaki menjadi
yang berarti ada perbedaan nilai rata – rata tidak lancar dan berkurang. Hal tersebut
(mean) sikulasi perifer sebelum dan menimbulkan beberapa keluhan
sesudah diberi tindakan senam kaki DM. diantaranya kaki terasa dingin, kram
Dengan nilai rata – rata setelah perlakuan (kejang) otot tungkai, dan kulit kering.

Jurnal Keperawatan Intan Husada **AKPER INSAN HUSADA SURAKARTA** 14


Vol. 2. No. 1 Juli 2015 ISSN 2338 – 5375

(Kariadi, 2009). Senam kaki adalah Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh ini adalah :
pasien diabetes mellitus untuk mencegah 1. Sirkulasi perifer pada seluruh
terjadinya luka dan membantu responden sebanyak 30 responden
melancarkan peredaran darah bagian kaki. atau 100% sebelum dilakukan senam
Senam kaki dapat membantu sirkulasi kaki adalah pada nilai 0 – 4 atau
darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki kategori buruk.
dan mencegah terjadinya kelainan bentuk 2. Sirkulasi perifer pada responden
kaki. Senam kaki ini bermanfaat bagi setelah dilakukan senam kaki DM
sirkulasi perifer pada penderita Diabetes nilai 0-4 (buruk) sebanyak 4
Mellitus, di dapatkan hasil bahwa responden atau 13.3% sedangkan
responden yang telah diberi senam kaki untuk nilai 5-6 (baik) sebanyak 26
rata-rata skore (5.17) lebih besar atau 86.7% .
responden yang belum diberikan senam 3. Nilai rata-rata status sirkulasi perifer
kaki (2.53). Sesuai dengan yang setelah yang dilakukan senam kaki
diungkapkan oleh Misnadiarly (2006) sebesar 5.17 lebih baik daripada
latihan jasmani dapat memperbaiki sebelum diberi senam kaki (pre) yaitu
sensitivitas insulin, sehingga memperbaiki 2.53
kendali glukosa darah. Lebih lanjut pada 4. Senam kaki DM efektif untuk
dasarnya setiap penderita DM tidak harus menngkatkan status sirkulasi perifer
selamanya menderita, selama dapat pada pasien DM dengan hasil uji
melakukan tindakan pencegahan statistik Dependent paired t Test (uji
komplikasi DM dengan baik, yaitu dengan t) melalui program SPSS for
minum obat secara tertur, kontrol gula windows seri 16 dengan α = 5%
darah teratur, mengatur diet, melakukan (0.05) diperoleh p sebesar 0.00 (p <
aktivitas yang cukup. Salah satu aktivitas 0.05)
yang dapat meningkatkan sirkulasi perifer Saran
dan mencegah kerusakan pembuluh darah 1. Bagi tenaga kesehatan kiranya dapat
dan saraf (neuropati) adalah dengan senam mempertimbangkan untuk
kaki DM secara teratur ( Tjokroprawiro, menetapkan senam kaki DM sebagai
2006). salah satu tindakan keperawatan
dalam mencegah terjadinya
KESIMPULAN DAN SARAN komplikasi ulkus kaki akibat
Kesimpulan gangguan sirkulasi perifer.

Jurnal Keperawatan Intan Husada **AKPER INSAN HUSADA SURAKARTA** 15


Vol. 2. No. 1 Juli 2015 ISSN 2338 – 5375

2. Bagi penderita DM sebaiknya


Nasution, Juliani. 2006. Pengaruh
melakukan senam kaki DM secara
Senam Kaki Terhadap
teratur dan terprogram untuk Peningkatan Sirkulasi darah
Kaki pada Pasien Diabetes
meningkatkan status sirkulasi perifer
Melitus di RSUP Haji Adam
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil Malik Medan. URL:
www.gobookeee.org/senam-
penelitian ini dapat ditindak lanjuti
kaki-diabetik/.
sebagai dasar untuk melakukan
Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus.
penelitian terkait dengan upaya
Pustaka Populer Obor, Jakarta
pencegahan ulkus kaki pada pasien
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2008.
DM
Asuhan Keperawatan Pada
. Pasien dengan Gangguan
Eksokrin dan Endokrin pada
DAFTAR PUSTAKA Pankreas. Penerbit Graha
Ilmu, Yogyakarta
Baradero M., Mary Wilfrid Dayrit,
Sustraini, Lanny, Syamsir Alam, dan
dan Yakobus Siswadi. 2005.
Iwan Hadi Broto. 2005.
Klien Gangguan Endokrin :
Diabetes. PT Gramedia
Seri Asuhan Keperawatan.
Pustaka Umum, Jakarta
Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Suyono, Slamet, et all. 2009.
Penatalaksanaan Diabetes
Hastuti, Rini Tri. 2008. Faktor-faktor
Mellitus Terpadu. Balai
Ulkus Diabetika pada
Penerbit FKUI, Jakarta
Penderita Diabetes
Mellitus.www.google.com/url?
Tjokroprawiro, Askandar. 2006.
q=http://eprints.undip.ac.id/18
Hidup Sehat dan Bahagia
866/1/rini_tri_hasuti.pdf.
Bersama Diabetes. Gramedia
Pustaka Umum, Jakarta.
Kariadi, Sri Hartini KS. 2009.
Diabetes Siapa Takut.
Penerbit Qanita, Bandung

Jurnal Keperawatan Intan Husada **AKPER INSAN HUSADA SURAKARTA** 16

Das könnte Ihnen auch gefallen