Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
Background. The main factors that prompted researchers doing this study is because more
and more patients diabetus mellitus (DM) with complications of leg ulcers and even some
who have to be amputated fingers or toes. DM patients in Indonesia is predicted to rise
further, so that the risk of foot ulcers will also be greater. Is a complication of diabetes foot
ulcers due to neuropathy and angiopathy, which basically can be prevented with good foot
care. This study sought to find or prove the effectiveness of DM leg exercises to improve
peripheral circulation in patients diabetus mellitus.
Objective: the purpose of this study was to assess the effectiveness of DM leg exercises to
increase the status of the peripheral circulation in patients diabetus mellitus
Method. This research is a Quasi Experiment with the design of one group pre test post test.
The study population was patients with Diabetes Mellitus there Joho, Pracimantoro Wonogiri
by 30 respondents. The sampling technique used is total sampling (sampling saturated). Data
were analyzed using paired t test with SPSS for windows 16 series.
Result. Women respondents were 19 (63.33%) and male respondents as many as 11
respondents (36.67%). Before the DM leg exercises, all respondents were 30 or 100%
indicates the status of the peripheral circulation in grades 0-4 or bad category. Status
peripheral circulation in diabetic patients after DM foot gymnastics in grades 0-4 (bad) as
much as 4 respondents or 13.3%, while for grades 5-6 (good) by 26 or 86.7% .Value average
peripheral circulatory status after DM foot gymnastics is 5.17 better than before performing
leg exercises with value is 2,53
Conclusion: Gymnastics feet DM is effective to improve the status of the peripheral
circulation in diabetic patients with statistical test results Dependent paired t test (t test)
obtained p value: 0.00 (p <0.05)
Dari tabel di atas diperoleh informasi yang berada dalam sirkulasi buruk
bahwa jenis kelamin responden sebanyak 4 orang dengan presentase
perempuan sebanyak 19 responden 13.3% sedangkan untuk nilai 5-6 sebanyak
(63.33%) lebih besar daripada responden 26 orang dengan presentase 86.7% berada
laki-laki sebanyak 11 responden (36.67%). dalam sirkulasi yang baik.
Hasil ini agak berbeda dengan konsep
teori dari Misnadiarly (2006) yang Analisa Univariat
menyebutkan bahwa secara statistik Perbandingan analisa univariat sebalum
proporsi penderita DM lebih banyak pada dan sesudah pemberian senam kaki pada
laki – laki. Hal ini tentunya sangat relatif penderita DM sesuai hasil penelitian
sesuai dengan karakteristik responden terlihat pada tabel 2.4. di bawah ini
berdasar tempat tinggal dan negara
dimana responden berdomisili.
Tabel 2.4.
Perbandingan Nilai Mean Median Modus
Sirkulasi Perifer
dan Standar Deviasi Status Sirkulasi
Hasil penelitian berdasar hasil observasi Perifer pada Penderita DM di Kelurahan
Joho Pracimantoro Wonogiri
sirkulasi Perifer pada penderita Diabetes
Mellitus di Kelurahan Joho Pracimantoro Nilai Pre Post
Wonogiri terlihat pada tabel 2.3. di bawah Mean 2.53 5.17
ini. Median 2 5
Tabel 2.3. Modus 2 5
Tabel Perbandingan data frekuensi pre dan
post senam kaki Std 0.730 0.648
Pre Post
Nilai Kategori Dari data diatas diperoleh nilai rata-rata
f % f %
sebelum diberi senam kaki (pre) adalah
0-4 Sirkulasi 30 100 4 13.3
2.53 lebih kecil daripada setelah yang
buruk
diberi senam kaki yaitu 5.17. Untuk nilai
5-6 Sirkulasi 0 0 26 86.7
tengah sebelum dilakukan senam kaki
baik
adalah 2 yang berarti sirkulasi buruk,
sedangkan untuk post senam kaki adalah 5
Dari data tabel diatas diperoleh data pre
yang berarti sirkulasi baik. Untuk modus
senam kaki dengan nilai 0-4 sebanyak 30
pre senam kaki adalah 2 yang berarti
orang dengan presentase 100%. Artinya,
sirkulasi buruk dan modus post senam
semua responden berada dalam sirkulasi
kaki adalah 5 yang artinya sirkulasi baik.
buruk. Post senam kaki untuk nilai 0-4
Standar deviasi pre senam kaki adalah orang dengan presentase 13.3% sedangkan
0.730 dan untuk post senam kaki 0.648. untuk nilai 5-6 sebanyak 26 orang dengan
presentase 86.7% berada dalam sirkulasi
Efektifitas Senam Kaki Terhadap yang baik. Data tersebut menunjukkan
Sirkulasi Perifer
mayoritas sirkulasi perifer setelah
Tabel 2.5. dilakukan senam kaki menunjukkan
Nilai observasi sirkulasi perifer pada
perbaikan atau dengan kata lain senam
penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan
Joho, Pracimantoro Wonogiri kaki dapat bermanfaat memperbaiki
sirkulasi perifer pada penderita Diabetes
Nilai Rata - Rata t-test
Mellitus. Hasil ini sesuai yang di
Sirkulasi Perifer
ungkapkan oleh Suyono, et. al. (2009)
Pre Post
bahwasanya senam kaki dapat
2.53 5.17 p = 0.00
meningkatkan kekuatan otot betis dan otot
paha (Gastrocnemeus, hamsring,
Dari tabel diatas diperoleh informasi
Quadriceps) dan juga mengatasi
bahwa nilai rata-rata untuk responden
keterbatasan gerak sendi (“limitation of
yang belum diberi senam kaki adalah 2.53
joint mobility’). Hal tersebut dapat terjadi
lebih kecil daripada responden yang sudah
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
diberi senam kaki 5.17. Dari hasil uji
baik dari responden yang kooperatif
dengan Dependent paired t Test (uji t)
maupun dari manfaat senam kaki jika
menggunakan program SPSS for windows
dilakukan sesuai prosedur dan dengan
seri 18 dengan α = 5% (0.05) diperoleh p
frekuensi yang teratur.
sebesar 0.00 sehingga nilai p < 0.05, yang
Temuan atu bukti tersebut diperkuat
berarti Ha diterima yang berarti ada
dengan hasil analisa uivariat dimana
pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi
diperoleh nilai rata-rata sebelum diberi
perifer pada penderita Diabetes Mellitus di
senam kaki (pre) adalah 2.53 lebih kecil
Kelurahan Joho, Pracimantoro Wonogiri.
daripada setelah yang diberi senam kaki
yaitu 5.17. Untuk nilai tengah sebelum
PEMBAHASAN
dilakukan senam kaki adalah 2 yang
Dari data diperoleh data pre senam kaki
berarti sirkulasi buruk, sedangkan untuk
dengan nilai 0-4 sebanyak 30 orang
post senam kaki adalah 5 yang berarti
dengan presentase 100%. Artinya, semua
sirkulasi baik. Untuk modus sebelum
responden berada dalam sirkulasi buruk.
senam kaki adalah 2 yang berarti sirkulasi
Hasil pengukuran sirkulasi perifer setelah
buruk dan modus setelah senam kaki
dilakukan senam kaki untuk nilai 0-4 yang
adalah 5 yang artinya sirkulasi baik.
berada dalam sirkulasi buruk sebanyak 4
Jurnal Keperawatan Intan Husada **AKPER INSAN HUSADA SURAKARTA** 13
Vol. 2. No. 1 Juli 2015 ISSN 2338 – 5375
Standar deviasi pre senam kaki adalah sebesar 5,17 lebih tinggi daripada sebelum
0.730 dan untuk post senam kaki 0.648 perlakuan yaitu 2,53 mengindikasikan Ha
juga menunjukkan bahwa secara umum diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat
selisih antar kelompok sebelum dan ditarik kesimpulan bahwa senam kaki DM
setelah perlakukan adalah setara atau efektif untuk meningkatakan sirkulasi
hampir sama, sehingga enujukkan kalau perifer pada penderita Diabetes Mellitus di
senam kaki dapat meningkatkan status Kelurahan Joho, Pracimantoro Wonogiri.
sirkulasi perifer pada pasien diabetus Polineuropati sensori perifer simetris.
melitus. Pada polineuropati sensori perifer
Mayoritas responden pada saat sebelum simetris, terjadi perubahan sensoris dan
dilakukan pemberian perlakuan senam hilangnya sensoris secara simetris, yang
kaki mengatakan bahwa responden sering terjadi pada kedua kaki dan kedua tangan.
merasakan kesemutan pada kakinya dan Biasanya, ekstremitas bawah yang terkena
apabila ada luka tidak kunjung sembuh. pertama karena ekstremitas bawah
Seperti yang dikemukakan oleh Baradero, mempunyai saraf yang paling panjang
Dayrit, dan Siswadi (2009). Biasanya, diseluruh tubuh. Yang termasuk dalam
ekstremitas bawah yang terkena pertama sensoris yang abnormal adalah parestesia
adalah kaki karena ekstremitas bawah (sensasi kesemutan, rasa seperti ditusuk
mempunyai saraf yang paling panjang dengan jarum dan kebas). Sensasi yang
diseluruh tubuh. Yang termasuk dalam abnormal ini menjadi lebih berat pada
sensoris yang abnormal adalah parestesia malam hari dan biasa mengganggu tidur
(sensasi kesemutan, rasa seperti ditusuk pasien. Perubahan ini berlangsung
dengan jarum dan kebas). Sensasi yang perlahan tetapi progresif. (Baradero,
abnormal ini menjadi lebih berat pada Dayrit, dan Siswadi, 2009). Komplikasi
malam hari dan biasa mengganggu tidur pada pembuluh darah besar di tungkai
pasien. Perubahan ini berlangsung sering sekali terjadi pada diabetisi. Yang
perlahan tetapi progresif. menyebabkan kelainan ini adalah
Hasil uji bivariat dengan Dependent penebalan dinding pembuluh darah besar
paired t Test (uji t) melalui program SPSS (makroangiopati), lazim disebut
for windows seri 18 dengan α = 5% (0.05) aterosklerosis. Dengan penebalan tersebut,
diperoleh p sebesar 0.00 sehingga p < 0.05 aliran darah ke tungkai dan kaki menjadi
yang berarti ada perbedaan nilai rata – rata tidak lancar dan berkurang. Hal tersebut
(mean) sikulasi perifer sebelum dan menimbulkan beberapa keluhan
sesudah diberi tindakan senam kaki DM. diantaranya kaki terasa dingin, kram
Dengan nilai rata – rata setelah perlakuan (kejang) otot tungkai, dan kulit kering.
(Kariadi, 2009). Senam kaki adalah Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh ini adalah :
pasien diabetes mellitus untuk mencegah 1. Sirkulasi perifer pada seluruh
terjadinya luka dan membantu responden sebanyak 30 responden
melancarkan peredaran darah bagian kaki. atau 100% sebelum dilakukan senam
Senam kaki dapat membantu sirkulasi kaki adalah pada nilai 0 – 4 atau
darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki kategori buruk.
dan mencegah terjadinya kelainan bentuk 2. Sirkulasi perifer pada responden
kaki. Senam kaki ini bermanfaat bagi setelah dilakukan senam kaki DM
sirkulasi perifer pada penderita Diabetes nilai 0-4 (buruk) sebanyak 4
Mellitus, di dapatkan hasil bahwa responden atau 13.3% sedangkan
responden yang telah diberi senam kaki untuk nilai 5-6 (baik) sebanyak 26
rata-rata skore (5.17) lebih besar atau 86.7% .
responden yang belum diberikan senam 3. Nilai rata-rata status sirkulasi perifer
kaki (2.53). Sesuai dengan yang setelah yang dilakukan senam kaki
diungkapkan oleh Misnadiarly (2006) sebesar 5.17 lebih baik daripada
latihan jasmani dapat memperbaiki sebelum diberi senam kaki (pre) yaitu
sensitivitas insulin, sehingga memperbaiki 2.53
kendali glukosa darah. Lebih lanjut pada 4. Senam kaki DM efektif untuk
dasarnya setiap penderita DM tidak harus menngkatkan status sirkulasi perifer
selamanya menderita, selama dapat pada pasien DM dengan hasil uji
melakukan tindakan pencegahan statistik Dependent paired t Test (uji
komplikasi DM dengan baik, yaitu dengan t) melalui program SPSS for
minum obat secara tertur, kontrol gula windows seri 16 dengan α = 5%
darah teratur, mengatur diet, melakukan (0.05) diperoleh p sebesar 0.00 (p <
aktivitas yang cukup. Salah satu aktivitas 0.05)
yang dapat meningkatkan sirkulasi perifer Saran
dan mencegah kerusakan pembuluh darah 1. Bagi tenaga kesehatan kiranya dapat
dan saraf (neuropati) adalah dengan senam mempertimbangkan untuk
kaki DM secara teratur ( Tjokroprawiro, menetapkan senam kaki DM sebagai
2006). salah satu tindakan keperawatan
dalam mencegah terjadinya
KESIMPULAN DAN SARAN komplikasi ulkus kaki akibat
Kesimpulan gangguan sirkulasi perifer.