Sie sind auf Seite 1von 13

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL

Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

STUDI FENOMENOLOGI: EKSPLORASI KEBUTUHAN


PSIKOSOSIAL PASIEN CA. MAMMAE DI
RSUD PROF. DR. W.Z JOHANNES KUPANG

Maria Goreti Lali a, Antonelda M. Wawo b , Rosiana Gerontini C


a
Mahasiswi Prodi Ners STIKes Citra Husada Mandiri
bc
Dosen Prodi Ners STIKes Citra Husada Mandiri, Kupang
wawo_antonelda@yahoo.com

ABSTRACT
Breast cancer is a chronic illness, that canfrighthen someone and cause to death, because it is
influencing the physical body and phycology of the sufferer. It’s require time for the medical treatmen
of the breast cancer’s victims. The nurse who is a closer care person that stand for 24 hours. Toward
the medical patient, has a great influence for the development or the slope condition of the patient
herself. Through the medical treatment proses the nurse is able to fulfill the needs of the breast cancer
victim specially her phycososisl needs. Therefore the demands for the nurse to have a proses of
medical treatment in a holistic or all that the needs of the patient be will well fulfill. The purpose
from this detailed examination is to explore the experience phycososialneen of the patient Ca.
Mammae in room mutis RSUD. PROF. Dr. W. Z Johannes Kupang.
This detailed is use it qualitative detailed examination with approach of fenomenology.
The determine sample used is the tecnic purposive sampling. Sampling with person informance.
Detailed examination was in room Mutis RSUD. PROF. Dr. W. Z Johannes Kupang on june 21-july
21 2018. Data was getting by having an interviewing with theinforman, family and the nurse.
Detailed examination result refer the responses toward the psycososial needs of the
victim illness desease, like breast cancer. In this detailed hope from this. Researchers hope that this
detailed examination result many give. A good information for the nurse as a nursing that in caring
someone is not seeing only the physical needs but even the patient phycososial needs. So that the
medical treatment can be done for all.
Key word: breast cancer, phicososial needs

ABSTRAK
Kanker payudara merupakan penyakit kronis yang mematikan, penyakit yang
menakutkan bagi setiap orang, yang mempengaruhi keadaan fisik maupun psikososia l penderita.
Perawatan pasien kanker payudara membutuhkan waktu yang lama. Perawat sebagai orang yang
paling dekat dengan pasien selama 24 jam, memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan
maupun penurunan kondisi pasien selain diri pasien sendiri. Melalui proses keperawatan perawat
mampu memenuhi kebutuhan pasien kanker payudara khususnya kebutuhan psiko sosial. Dengan
demikian perawat dituntut untuk melakukan proses keperawatan secara holistik atau menyeluruh agar
agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi secara baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Mengexplore pengalaman kebutuhan psikososial pasien Ca. Mammae di RuangMutis RSUD. PROF.
DR. W.Z. Johannes Kupang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampling dengan jumlah
informan 8 orang, penelitian dilakukan di Ruang Mutis RSUD. PROF. DR. W.Z. Johannes Kupang
pada tanggal 21 juni sampai 21 juli 2018. Data didapatkan dengan melakukan wawancara dengan
informan dan keluarga.Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan member check, dengan cara
partisipan yang telah diwawancarai diminta untuk membaca transkrip yang telah dibuat oleh peneliti
dan dilakukan persetujuan dengan menandatanganinya di lembar pengesahan pada transkrip hasil
wawancara mendalam tersebut. Dalam penelitian kualitatif uji keabsahan data akan dilakukan dengan
cara uji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas dan transferabilitas

1
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

Hasil penelitian menunjukkan berbagai respon terhadap kebutuhan psikososial pasien


kanker payudara. Respon-respon tersebut secara psikologis dialami oleh penderita penyakit terminal,
seperti pasien kanker payudara dalam penelitian ini. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat
memberikan informasi yang baik bagi perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, agar tidak hanya
melihat kebutuhan fisik tapi juga kebutuhan psikososial pasien, agar menjalankan proses keperawatan
secara menyeluruh.
Kata kunci: kanker payudara, kebutuhan psikososial

A. PENDAHULUAN emosional, konsep diri, cara komunikasi,


pola interaksi, pendidikan dan pekerjaan,
Perawatan pasien kanker pada
hubungan sosial, faktor kultur sosial, pola
umumnya dapat dilakukan di Rumah
hidup, dan juga keluarga (Mubarak et all,
Sakit. Dalam menjalani perawatan
2015).
tersebut, perawat merupakan salah satu
Dalam penelitian Ambarwati (2017)
tenaga medis yang paling dekat dan paling
mengemukakan bahwa manusia sebagai
lama menghabiskan waktu dengan pasien
makluk holistik terdiri dari unsur biologis,
dalam memberikan asuhan keperawatan
psikologis, sosial, spiritual, dan kultural.
melalui proses keperawatan. Proses
Pasien dengan kanker payudara akan
keperawatan merupakan suatu metode
mengalami masalah baik fisik dan
sistematis dan ilmiah yang digunakan
psikososial Tetapi pada pelaksanaannya,
perawat untuk memenuhi kebutuhan klien
asuhan keperawatan yang diberikan hanya
dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan
tercantum beberapa pertanyaan yang tidak
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual
mencakup semua aspek dalam asuhan
yang optimal pada pasien (Kusumawati
keperawatan psikososial yang harus
dan Hartono, 2012). Pasien yang dirawat
diberikan. Asuhan psikososial masih
tidak hanya mengalami gangguan fisik
sering dilupakan dan kurang diperhatikan,
atau biologis saja tetapi juga aspek lain,
sehingga dapat mempengaruhi proses
salah satunya adalah psikologisnya. Hal ini
asuhan keperawatan tersebut. Dimana
juga terlihat dalam penelitian Ambarwati
tidak adanya diagnosa psikososial yang
(2017) yang menyatakan bahwa gejala
diangkat oleh perawat dan tidak adanya
fisik dari kanker payudara dapat
keluhan psikososial dari pasien. Hal ini
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
dapat terjadi karena terlalu singkatnya
psikososial yang memerlukan format
pernyataan psikososial yang belum dapat
keperawatan khusus kebutuhan
mewakili semua aspek psikososial yang
psikososial.
seharusnya. Tentunya hal ini menunjukkan
Asuhan keperawatan psikososial itu
bahwa perawat berfokus pada kebutuhan
terdiri dari beberapa aspek yaitu status

2
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

biologis saja, dan dalam melakukan tahun 2015 berjumlah 36 orang, meningkat
asuhan keperawatan tidak bersifat menjadi 122 orang pada tahun 2016.
komprehensif yaitu tidak memandang Terhitung dari bulan Januari hingga
pasien sebagai makluk yang utuh (bio- Oktober 2017 jumlah pasien kanker
psiko-sosial-spiritual). payudara yang aktif menjalani kemoterapi
Sejalan dengan penelitian Ambarwati adalah 83orang (6,63%). Secara
(2017) yang sesuai dengan konsep adaptasi menyeluruh belum ditemukan data yang
Roy yang cara pengukuran adaptasinya menunjukkan kurangnya perhatian perawat
secara fisik dan psikososial. Beberapa terhadap pemenuhan kebutuhan
masalah psikososial seperti adanya psikososial (pengkajian, diagnosa,
perubahan lingkungan sosial dengan tidak intervensi, implementasi, evaluasi, dan
terlibat lagi dalam rutinitas sehari-hari, dan dokumentasi keperawatan) namun dalam
terbatasnya dukungan emosional dan penelitian yang dilakukan Pancarana et all
psikologis dari tim kesehatan selama rawat (2014) ditemukan bahwa perawat hanya
inap terkait dengan perawatan kanker, efek memberikan sebagian dukungan
samping biopsikososial dari kemoterapi. psikososial atau tidak menyeluruh
Peran perawat dalam hal ini adalah dibandingkan dengan aspek biologis yang
memberikan dukungan psikososial kepada lebih komplit atau optimal pada pasien pre
pasien dan keluarga, melakukan intervensi operasi.
psikososial, menggali sumber daya pasien, Survey dokumentasi proses
menyediakan informasi dan melakukan keperawatan di Ruang Mutis (Oktober
komunikasi terapeutik. 2017) terlihat format asuhan keperawatan
Prevalensi penderita kanker mulai dari pengkajian hingga evaluasi
payudara berdasarkan data WHO (2012) keperawatan telah tercantum beberapa
adalah sebesar 43,1% presentasi tertinggi pertanyaan untuk mengukur kebutuhan
dari penyakit kanker lainnya. Berdasarkan psikososial pasien namun dominan pasien
data Riskesdas (2013) prevalensi pasien tidak mengeluhkan adanya masalah pada
kanker payudara di Indonesia sebesar status psikososialnya. Tidak adanya
61.682 orang. Di NTT sendiri pasien keluhan ini bisa juga disebabkan karena
kanker sebanyak 1.252 orang (2,1%). terlalu singkatnya pernyataan psikososial
Berdasarkan Survey data awal di Ruang yang belum dapat mewakili pemenuhan
Mutis RSUD. Prof. Dr. W.Z. Johanes kebutuhan psikososial pasien. Hal ini
Kupang, pasien kanker payudara pada terlihat dalam (100%) dari 10 status

3
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

asuhan keperawatan pasien tidak ada memberikan dampak yang kurang baik
diagnosa psikososial yang diangkat oleh bagi perkembangan perawatan pasien
perawat. Hal ini juga ditemukan saat dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
dilakukan wawancara terhadap 8 pasien Dimana pasien dapat menunjukkan reaksi
kanker payudara yang di wawancarai, cemas, takut dan bahkan merasa pesimis
didapatkan 25% yang menyatakan dalam menjalani proses pengobatan
mendapat dukungan psikososialnya sehingga pasien dapat menghentikan
sedangkan 75% lainnya menyatakan tidak kemoterapinya.
dikaji dan kurang mendapat dukungan Dalam proses pengobatannya,
psikososial ataupun tidak perawat memiliki peranan penting dalam
mendapatkannya. meningkatkan respon pasien untuk
Setiap pasien kanker dapat menerima situasi yang ada dan tekun
mengalami reaksi psikologis berat. Reaksi dalam menjalani perawatan melalui proses
tersebut dapat berupa penolakan, ansietas, keperawatan. Perawat harus mengerti
ketakutan, marah, depresi dan menyendiri bahwa kesembuhan merupakan sesuatu
(Desen, 2011). Oleh sebab itu dalam yang tidak mungkin, yang harus
memberikan asuhan keperawatan kepada diperhatikan adalah kualitas hidup pasien
pasien perawat tidak hanya berfokus pada dan bukan panjang pendek usianya serta
aspek biologis saja (Asmadi, 2013). memperhatikan kondisi psikisnya (Desen,
Melalui pelaksanaan asuhan keperawatan 2011). Pemberian asuhan keperawatan
yang menyeluruh dan optimal dapat pada pasien kanker payudara perlu juga
memberikan dampak positif bagi pasien memperhatikan respon psikologis pasien
untuk menerima keadaannya dan dapat terhadap kondisi penyakit yang dihadapi
meningkatkan derajat kesehatan serta sebagai stressor untuk meningkatkan
memotivasi pasien untuk menjalani proses pertumbuhan sel kanker. Faktor lainnya
perawatan. Hal ini sesuai dengan sifat dari adalah dukungan sosial yang diperoleh
proses keperawatan itu sendiri yaitu seseorang, seperti dukungan dari keluarga,
fleksibel atau bisa digunakan untuk orang terdekat dan juga tenaga medis
pemecahan segala jenis masalah dalam memberikan asuhan keperawatan.
keperawatan dan dapat digunakan pada Dikatakan bahwa seseorang yang memiliki
berbagai kondisi dan situasi klien (Kodim, kebutuhan dukungan sosial tinggi tetapi
2015). Sebaliknya jika pelaksanaan asuhan tidak memperolehnya adalah orang yang
keperawatan tidak optimal maka dapat lebih berisiko kanker dari pada orang yang

4
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

kebutuhannya minimal atau rendah “Pertama skali pasti rasa, apa ya


namanya suster eee… kaget” (P5)
(Baradero,et all. 2008). Perawat sebagai
“jadi syok, kaget dan bingung saya bisa
pemberi asuhan keperawatan harus kena ini penyakit dari mana…….kata
orang tidak ada obatnya” (P2)
memperhatikan proses keperawatan
“waktu pertama kali tahu itu saya kaget,
tersebut mulai dari tahap pengkajian dan tidak bisa langsung terima” (P1)
Pernyataan partisipan ini didukung
sampai tahap evaluasi secara komprehensif
oleh triangulasi dari anak kandung
(bio-psiko-sosial-spiritual) khususnya
partisipan yang mengatakan:
aspek psikososialnya.
“Pada saat itu mama kaget, Tapi
B. METODE PENELITIAN
mama sebenarnya sudah tau kalau ada
Penelitian ini menggunakan jenis benjolan di payudara to tapi tidak pikir
kalau ke kanker begitu……….. baru
penelitian kualitatif dengan pendekatan
mama tau kalau dokter bilang mama
fenomenologi yaitu metode penelitian tumor payudara”. (P12)
Pernyataan partisipan ini didukung
yang secara khusus menggunakan teknik
oleh triangulasi hasil penelitian Gandes
untuk memperoleh jawaban atau informasi
(2017), yang menyatakan bahwa
mendalam tentang pendapat, persepsi dan
partisipaan mengalami berbagai perasaan
perasaan seseorang. Penelitian ini
ketika pertama kali didiagnosis kanker
mengenai kebutuhan psikososial pasien
payudara. Seperti perasaan takut, sedih,
Ca. mammae di Ruang Mutis RSUD. Prof.
marah, dan biasa saja, merupakan respon
Dr. w.z. Johannes Kupang. Peneliti telah
psikologis terhadap stress akibat penyakit
menggali lebih dalam tentang bagaimana
kanker yang dideritanya. Semua perasaan
kebutuhan psikososial pasien Ca. mammae
partisipan ini dapat mempengaruhi respon
yang akan melakukan kemoterapi
awal pasien terhadap sakit yang diderita,
semua pasien memiliki respon yang
C. HASIL PENELITIAN
berbeda-beda, dari respon tersebut akan
1. Respon terhadap penyakit Ca.
berdampak pada keadaan pasien sendiri,
Mammae
khususnya respon psikososial pasien
a. Respon awal
terhadap penyakit Ca. Mammae.
Informan mengungkapkan bahwa
b. Tanda awal dan penyebab Ca. Mammae
perasaan awal saat tau kalau mereka sakit
Informan mengungkapkan bahwa sudah
kanker payudara itu adalah perasaan kaget,
ada benjolan, tiroid dan ada keturunan
syok, perasaan tidak enak, sedih, putus asa,
terkait penyakit Ca.Mammae.
dan ada juga yang mengatakan rasa biasa
“beta raba ini dia benjolan su besar
saja.
sonde biasa”(P4)

5
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

Pernyataan ini di dukung oleh yang berbeda-beda dan akan


triangulasi dari suami partisipan yang mempengaruhi peningkatan ataupun
mengatakan: penurunan tingkat kesehatannya terhadap
“kan su dengar-dengar dari orang to penyakit Ca. Mammae.
kalau bilang di susu ni kan…………. itu
sa walaupun belum pi periksa, su filling
pasti kanker sudah”. (P11) d. Respon afektif terhadap penyakit Ca.
”karena disinikan ada gondok to jadi
Mammae
beta pikir itu gondok punya atau jangan
sampai beta singgung tasala atau dia Informan mengungkapkan bahwa
punya akar jadi su mulai timbul di lain adanya respon afektif seperti tertekan,
tempat” sedih, sensitive, sering marah dan emosi.
c. Respon perilaku terhadap penyakit Ca.
“untuk pikiran dirumah itu sering marah,
Mammae emosi, nah beta tau bahwa awal beta
Informan mengungkapkan bahwa emosi tu dari sini, jadi
misalnya……..dong sonde kasih, sonde
adanya respon perilaku seperti menangis,
beli na beta su marah”. (P7)
gelisah, kepala sakit dan pikiran saat tau Pernyataan ini didukung oleh
kalau mereka menderita penyakit Ca. triangulasi dari partisipan pendukung
Mammae. yang mengatakan:
“jadi beta sonde tau lagi pikiran “Apalagi penderita yang awal-awal
karmana ada yang sonde bantu beta b tu, yamg baru pertama datang tu,
su menangis”. (P7) dia ke marah-marah pada hal kan
Pernyataan ini didukung oleh sebenarnya santé sa……su marah-
triangulasi dari partisipan pendukung yang marah kita tanya apa-
apa……….langsung omongnya ke su
mengatakan: naik darah tu”.(P16)
“kadang kalau ribut kadang mama
sampai menangis, ……..jadi secara Pernyataan partisipan ini didukung
emosional juga terganggu” (P12) oleh hasil penelitian Ruhyanudin, dkk,
Pernyataan partisipan ini didukung oleh
(2016) yang menyatakan bahwa suasana
hasil penelitian Damayanti, dkk, (2008)
kejiwaan pasien akan berubah setelah
yang menyatakan akan muncul reaksi
menjalani kemoterapi seperti perubahan
emosi yang meledak-ledak sebagai
emosi, perasaan sensitive, gelisah, cepat
realisasi dari rasa kehilangan, orang akan
tersinggung, cepat marah dan cemas. Hal
mengekspresikan kesedihannya dengan
ini dapat terjadi karena ada perubahan
menangis, berteriak atau memperlihatkan
pada fisik seseorang.
kemarahan.
2. Koping terhadap penyakit Ca.
Terhadap sakit tersebut pasien akan
Mammae
menunjukkan respon atau reaksi perilaku
a. Penerimaan diri terhadap sakit

6
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

Informan mengungkapkan bahwa mereka b. Social support


sudah menerima keadaan mereka terkait Informan mengungkapkan bahwa
penyakit Ca. Mammae walaupun ada mereka semua mendapatkan sosial suport
yang merasa biasa saja dan juga pasrah yang sangat mendukung meliputi
saja. dukungan keluarga, perawat dan dokter.
“Sudah bisa terima. Sudah aman. “Dukungan keluarga itu luar biasa. Baik
Sudah bisa terima kenyataan… jadi keluarga, kenalan, termaksud
begitu sudah”. (P4) biarawan/biarawati, perawat, dokter,
Pernyataan partisipan ini di dukung oleh semua”. (P5)
Pernyataan ini didukung oleh
triangulasi dari suami partisipan yang
triangulasi dari anak partisipan yang
mengatakan:
mengatakan:
“sudah. Dari itu pasti dia sudah terima
karena memang kami tidak bisa “Dukungan sampai hari ini terlalu
menghindar dari ini penyakit, karena banyak, suster. Dari keluarga support
sudah terkena penyakit ini mau lari juga yang luar biasa ke mama, ke kami juga,
tidak bias jadi tetap terima saja”. (P11) banyak juga perawat-perawat yang yang
Pernyataan partisipan ini didukung oleh selama mama di paviliun, mereka
memberikan dukungan supaya mama
hasil penelitian Gandes (2017), yang
cepat sembuh”.
menyatakan bahwa pola strategi koping
c. Motivasi psikis
yang umum digunakan oleh pasien adalah
Informan mengatakan mereka semua
menerima. Menerima berarti sesuai dengan
memiliki motivasi untuk sembuh dari
kenyataan situasi yang penuh tekanan,
penyakit Ca. Mammae setelah mengikuti
belajar untuk hidup dengannya (kanker
kemoterapi.
payudara) menerima kondisinya, mereka
“Harapan mau sembuh. Mudah-
menerima kenyataan bahwa menderita
mudahan dengan kemo ini jika cocok bisa
penyakit kanker payudara dan terus sembuh”. (P4)
menjalani hidup mereka.
Pernyataan ini didukung oleh
Partisipan memiliki reaksi yang
triangulasi dari suami partisipan yang
berbeda-beda yang dapat mempengaruhi
mengatakan:
proses penerimaan diri mereka terkait
“Ya harapan untuk kedepan ya mau
penyakit yang diderita dan akan terlihat sembuh”.(P11)
pada sejauhmana koping mereka atau
Partisipan memiliki motivasi yang baik
sejauhmana mereka mampu beradaptasi
untuk kesembuhan mereka. Selain
terhadap keadaan tersebut.
perawat dan keluarga, motivasi juga
dapat ditemukan dan harus muncul dari
diri pasien sendiri untuk menunjang

7
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

kesehatannya, motivasi dari dalam diri merasa kaget, saat tahu kalau mereka sakit
merupakan sumber koping utama yang kanker payudara, ada yang cuek saja
memampukan partisipan untuk dengan keadaan mereka, perasaan tidak
melakukan perawatan. enak, ada yang rasa biasa saja, ada yang
d. Dukungan perawat terhadap pasien merasa sedih bahkan merasa putus asa.
Ca. Mammae Menurut Desen (2011), Setiap pasien
Informan mengatakan mereka semua kanker dapat mengalami reaksi psikologis
selalu mendapatkan dukungan dari perawat berat. Reaksi tersebut dapat berupa
dalam bentuk arahan dan motivasi terkait penolakan, ansietas, ketakutan, marah,
penyakit Ca. Mammae yang diderita. depresi dan menyendiri. Hal ini didukung
“Ya, mereka selain kasih perawatan dengan hasil penelitian. Gandes (2017),
medis, secara psikis mereka berikan
yang menyatakan bahwa partisipan
arahan juga, pola hidup makan di rumah
tetap kasih arahan, itu tetap, bimbingan, mengalami beberapa perasaan ketika di
itu semua mereka masih tetap arahkan”.
diagnosis sakit kanker payudara, seperti
(P2)
perasaan takut, sedih, marah dan biasa
Pernyataan ini di dukung oleh triangulasi
saja. Berdasarkan teori dan hasil
dari suami partisipan yang mengatakan:
penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa
“Dukungan dari perawat kadang-
respon awal pasien kanker payudara yang
kadan saat bertemu perawat didalam
ruangan. Saat bertemu di luar ruangan melakukan kemoterapi dalam penelitian
perawat juga tetap kasih semangat untuk
ini, terjadi sebagai reaksi dari setiap
tetap meneruskan kemo, harus datang
kontrol sesuai dengan arahan dokter”. individu terhadap diagnosa yang diterima
atau sebagai respon dari proses pengobatan
D. PEMBAHASAAN
yang dijalaninya. Hal ini bergantung pada
1. TEMA 1:respon terhadap penyakit mekanisme koping pasien tersebut dan
Ca. Mammae respon penerimaan diri ini akan
Tema ini didasarkan pada beberapa sub berdampak pada seluruh proses
tema atau kategori, meliputi respon awal, pengobatan yang dilakukan.
tanda awal dan penyebab Ca. Mammae, Tanda awal dan penyebab Ca.
respon perilaku terhadap Ca. Mammae dan Mammae yang terjadi dalam penelitian ini
respon psikososial terhadap Ca. Mammae. sebagian besar memiliki kesamaan berupa
Berikut akan dibahas masing-masing sub adanya benjolan, putting ketarik dan
tema atau kategori. mengeras, adanya tiroid atau gondok dan
Hasil penelitian ditemukan bahwa merupakan penyakit keturunan. Tanda dan
sebagian besar respon awal partisipan

8
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

gejala kanker payudara menurut menurut KBBI adalah tanggapan atau


Kartikawati (2002), mengatakan hal yang reaksi individu yang terwujud melalui
sama pada tanda dan gejalanya, meliputi, gerakan. Berdasarkan teori dan penelitian
benjolan pada payudara, kulit payudara ini peneliti berperndapat bahwa perilaku
berubah warna, putting susu masuk seseorang akan muncul saat adanya
kedalam, salah satu putting susunya lepas, stressor. Perilaku yang muncul tersebut
bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit akan berbeda-beda sesuai dengan koping
yang hilang timbul. Kulit payudara pasien tersebut.
semakin terbakar dan payudara 2. TEMA 2: Koping terhadap penyakit
mengeluarkan darah atau cairan lain. Ca. Mammae
Berdasarkan teori dan hasil penelitian ini Tema ini didasarkan pada beberapa
menunjukkan adanya kesesuaian maka sub tema atau kategori penerimaan diri,
peneliti berpendapat bahwa kanker sosial support dan motivasi psikis,
payudara memiliki tanda dan gejala yang perhatian/pengarahan perawat terhadap
khas seperti yang telah dijelaskan, banyak pasien Ca. Mammae, motivasi perawat
kali terjadi bahwa banyak orang yang terhadap aspek psikososial pasien Ca.
masih menganggap hal-hal seperti Mammae dan dukungan perawat terhadap
munculnya benjolan dan sebagainya aspek psikososial pasien Ca. Mammae.
hanyalah hal biasa dan disepelekan Berikut akan dibahas masing-masing sub
sehingga memperburuk kondisi dan dapat tema atau kategori.
menimbulkan keganasan. Kurang pekanya Hasil penelitian ini juga ditemukan
seseorang terhadap kondisi yang dialami, bahwa pasien Ca. Mammae sudah dapat
membuat orang tidak memeriksakan diri menerima keadaan mereka setelah
sehingga berlanjut sampai menimbulkan menjalani kemoterapi. Hal ini terjadi
dampak yang buruk bahkan fatal. setelah mereka melakukan perawatan dan
Hasil penelitian ini juga memperoleh dampak positif sehingga
menunjukkan adanya respon perilaku mereka merasa semangat dan mampu
terhadap penyakit Ca. Mammae yang menerima keadaan mereka. Penerimaan
diderita. Hal ini merupakan respon yang diri merupakan sikap positif terhadap
timbul sebagai dampak dari perilaku dirinya sendiri, ia dapat menerima keadaan
seseorang dalam menghadapi situasi sulit dirinya secara tenang dengan segala
yang terjadi yang dapat memperburuk kelebihan dan kekurangannya. Sejalan
keadaan jika tidak diatasi. Perilaku dengan hasil penelitian Gandes (2017),

9
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

yang menyatakan bahwa pola strategi pada tingkah laku penerimaannya.


koping yang umum digunakan oleh pasien Menurut penelitian Pristiwati, dkk (2018),
adalah menerima. Berdasarkan teori dan didapatkan hasil 82,9% dimana sebagian
hasil penelitian ini, peneliti berpendapat besar pasien kanker payudara yang
bahwa penerimaan diri seseorang dapat menjalani kemoterapi mendapatkan
terjadi sesuai koping individu tersebut. dukungan yang cukup. Berdasarkan teori
Penerimaan diri membutuhkan waktu dan penelitian ini peneliti berpendapat
penyesuaian dengan kondisi yang terjadi. bahwa support sosial atau dukungan sosial
Jika pasien merasa ada perubahan atau sangat penting bagi semua orang
semakin banyak hal positif yang terjadi teristimewa orang-orang sakit yang
dalam diri mereka maka akan berpengaruh membutuhkan perhatian dan dukungan
bagi pasien untuk semakin menerima lebih dari orang-orang terdekat baik itu
keadaan tersebut, begitupun sebaliknya keluarga maupun tenaga medis.
jika keadaan semakin memburuk maka 3. TEMA Kebutuhan psikososial
akan berdampak pada penerimaan diri pasien Ca. Mammae
pasien dimana pasien semakin sulit untuk Tema ini di dasarkan pada beberapa
menerima keadaan tersebut. sub tema atau kategori meliputi personal
Hasil penelitian ini menunjukkan ability, tindakan aspek psikososial yang
sebagian besar pasien memperoleh didapatkan pasien Ca. Mammae, perasaan
dukungan baik dari keluarga maupun pasien Ca. Mammae setelah intervensi
tenaga medis. Pasien mengatakan bahwa psikososial dan indicator intervensi
mereka mendapatkan support yang luar psikososial pasien Ca.Mammae.
biasa dari keluarga dan tenaga medis yang Hasil penelitian ini menunjukkan
memampukan mereka untuk menjalani adanya personal ability atau kemampuan
perawatan dan pengobatan. Support sosial pasien untuk mengatasi situasi atau sakit
di definisikan oleh Gottlieb sebagai kanker payudara yang di hadapi pasien.
informasi verbal atau non verbal, saran, Sebagian besar pasien mengatakan mereka
bantuan yang nyata atau tingkah laku yang harus lawan, harus gembira dan
diberikan oleh orang-orang yang akrab memotivasi diri mereka sendiri untuk
dengan subjek didalam lingkungan mencapai kesembuhan. Personal ability
sosialnya atau yang berupa kehadiran dan sangat penting bagi pasien Ca. Mammae
hal-hal yang dapat memberikan sebagai dorongan dari dalam diri pasien
keuntungan emosional atau berpengaruh untuk meningkatkan dan mempercepat

10
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

proses kesembuhan pasien ataupun tindakan medis saja. Selain perawat,


meningkatkan derajat kesehatan pasien. pasien sendiri juga melakukan
Menurut Ranto (2007), Personal ability implementasi sebagai bentuk upaya pribadi
adalah sikap dan mental yang dalam menghadapi situasi atau sakit
memungkinkan seseorang untuk bertindak kanker payudara yang mereka alami saat
bebas, benar dan bermanfaat, berusaha ini berupa menumbuhkan respon
melakukan segala sesuatu dengan jujur dan psikologis yang positif untuk
benar atas dorongan dirinya sendiri sesuai meningkatkan derajat kesehatan mereka.
dengan hak dan kewajibannya, sehingga Berdasarkan teori dan hasil penelitian ini,
dapat menyelesaikan masalah-masalah peneliti berpendapat bahwa implementasi
yang dihadapinya. sebuah tindakan ini sangat penting bagi
Berdasarkan teori dan hasil orang sakit yang membutuhkan perhatian
penelitian ini peneliti berpendapat bahwa dan perawatan. Implementasi keperawatan
personal ability memiliki pengaruh yang ini adalah hal-hal konkret yang dibuat
besar bagi kesembuhan dan peningkatan secara langsung untuk kesembuhan
derajat kesehatan seseorang karena maupun untuk meningkatkan kualitas
dorongan atau motivasi dari diri seseorang hidup seseorang, khususnya bagi penderita
akan sangat membantu dan memberi kanker payudara
dampak positif bagi pasien sendiri. E. KESIMPULAN
Implementasi keperawatan adalah tahap Gambaran pengalaman kebutuhan
ketika perawat mengaplikaskan rencana psikososial pasien Ca. Mammae yang
asuhan keperawatan ke dalam bentuk melakukan kemoterapi, dalam penelitian
intervensi, keperawatan guna membantu ini tampak pada hasil tema-tema.
klien mencapai tujuan yang telah Didapatkan 3 tema dari hasil penelitian
ditetapkan (Asmadi, 2002). Sejalan dengan ini yang terdiri dari: 1). respon terhadap
teori diatas, penelitian ini menemukan pasien Ca. Mammae, 2). koping terhadap
adanya implementasi keperawatan yang penyakit Ca. Mammae 3). Kebutuhan
dilakukan oleh perawat berupa dukungan, psikososial pasien Ca.Mammae
arahan, maupun tindakan medis yang di Kebutuhan psikososial pasien Ca.
terima oleh pasien, yang dialami sendiri Mammae yang dialami oleh partisipan
oleh pasien, ada yang mendapatkan ialah Kebutuhan psikososial pasien yang
dukungan, ada yang mendapatkan arahan, terdiri dari aspek psikologis dan aspek
dan ada pula yang mengatakan sebatas sosial. Sebagian besar partisipan memiliki

11
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

respon yang baik terhadap penyakit yang Mahdi


Bogor.iib.ui.ac.id/file?file=digital/201
diderita baik itu fisik maupun
6-5/20390998-PR-
psikologisnya. Pasien juga memiliki Asep%20Hidayat.pdf. Diakses pada
tanggal 29 September 2017 pukul
koping yang baik dalam menghadapi
10:00 wita
tersebut, dimana koping yang dimiliki
Asmadi. (2013). Konsep Dasar
tidak hanya berasal dari dirinya sendiri
Keperawatan. Jakarta: EGC.
melainkan dari orang lain, misalnya para
Baradero, M. et all. (2008). Seri Asuhan
tenaga medis. Penelitian ini juga
Keperawatan Klien Kanker. Jakarta:
menunjukkan kebutuhan psikososial EGC.
pasien Ca. Mammae yang harus
Dalami. (2009) . Asuhan Keperawatan
diperhatikan dan dipenuhi saat merawat Jiwa Dengan Masalah Psikososial.
Jakarta: Trans Info Media.
pasien Ca. Mammae.
Dari masing-masing hasil temuan Desen, W. (2011). Buku Ajar Onkologi
Klinis. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
ini menunjukkan respon partisipan baik
dari segi psikologis dan sosial dalam Direja, A. H. (2011). Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha
menghadapi penyakit kanker payudara.
Medika.
Respon yang ditemukan ini merupakan
Haryanto, Nia. (2009). Mengenal,
usaha dari setiap partisipan dalam
Mencegah, Mengaatasi Silent Killer
menjalankan terapi pengobatan serta usaha KANKER. Semarang: Pustaka
Widyamara.
dalam menghadapi penyakit kanker
payudara agar dapat memberikan dampak Herdman.Heater, T. & Shigemi Kamitsuru.
2015. Diagnosis Keperawatan
positif bagi proses pengobatannya.
Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.
Edisi 10.Jakarta: EGC.
F. PUSTAKA
Jeniawaty Et allSherly. (2016). Asuhan
Ambarwati Gandes. (2017). Studi Keperawatan Psikososial Pada Ibu
Fenomenalogi : Pemenuhan Nifas Dalam Menghadapi Asi Belum
Kebutuhan Psikososial Pasien Keluar Pada 0-3 Hari Pasca
Kanker Payudara Yang Menjalani Salin.https://e-
Kemoterapi Di RSUD Tugu Rejo journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/
Semarang.eprints.undip.ac.id/56631/ 2611. Diakses pada tanggal 29
1/TESIS_GANDES.pdfdiakses pada September 2017 pukul 09:00 wita
tanggal 29september jam 10:00 wita
Kartikawati, CH. (2013). Awas Bahaya
Asep. Hidayat. (2016). Asuhan Kanker Payudara dan Kanker Serviks.
Keperawatan Psikososial Bandung: Buku Baru.
Ketidakberdayaan Pada Tn. H Dengan
Diagnosa Medis Diabetes Melitus Tipe
II Di Ruang Antasena RS.Marzoeki

12
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
Volume 2. No 2 OKTOBER 2018

Kodim, Yulianingsih. (2015). Konsep k/article/view/8262 Diakses pada


Dasar Keperawatan. Jakarta: CV. tanggal 10 Agustus pukul 21:00 wita
TRANS INFO MEDIA.
Wibisono, N. (2009). Melawan Kanker
Kusumawati et all. (2012). Buku Ajar
Payudara Pencegahan dan
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Pengobatan. Jakarta: Restu Agung.
Medika.

Mardiana, l. (2008). Kanker Pada Wanita, Yosep, I. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Pencegahan Dan Pengobatan Dengan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.
Tanaman Obat. Jakarta: EGC.

Moleong. (2010). Metode Penelitian


Kualitatif. Bandung: PT. REMAJA
ROSDAKARYA.

Mubarak, et all. (2015). Buku Ajar Ilmu


Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.

Nurjanah & Tumanggor. 2016. Nursing


Interventions Clasification (NIC). Edisi
kelima. Indonesia: Mocomedia.
Olfah, Y. (2013). Kanker Payudara dan
SADARI. Yogyakarta: Nuha Medika.

Ranto basuki. (2007). Analisis Hubungan


Motivasi. Yogjakarta: Kreasi Wacana.

RISKESDAS. (2013). Jakarta: Badan


Litbangkes, Depertemen
KesehatanRI.www.depkes.go.id.
Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017
pukul 23:00 wita

Stuart. (2016). Prinsip Dan Praktik


Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Elsevier.

Sugiyono.(2013). Memahami Penelitian


Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Wahyuni, dkk (2015). Studi fenomenologi:


pengalaman pasien kanker stadium
lanjut yang menjalani kemoterapi.
http://jom.unri.ac.id./index.php/jompsi

13

Das könnte Ihnen auch gefallen