Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Rerata of Medicine;
tekanan arteri lebih dari 145 mmHg pada saat masuk rumah sakit sebagai prediktor prognosis kematian
Vol.10 No.1 Februari 2011: hlm. 1–7.
ARTIKEL PENELITIAN
RERATA TEKANAN ARTERI LEBIH DARI 145 MMHG PADA SAAT MASUK RUMAH
SAKIT SEBAGAI PREDIKTOR PROGNOSIS KEMATIAN
7 HARI PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK
*
ABSTRACT Undergaraduate Student of Faculty
Background: Hemorrhagic stroke is usually caused by high blood pressure. of Medicine, Gadjah Mada Univer-
Mean Arterial Pressure (MAP) >145 mmHg that exceed upper limit of autoregu- sity, Yogyakarta.
lation could increase cerebral blood flow leading to encephalopathy hyperten- **
Department of Neurology, Sardjito
sion, rupture of blood vessel, and bleeding. This study is aim to know prognos- Hospital, Yogyakarta.
tic value of MAP value in hospital admission to 7 days mortality rate in hemor-
rhagic stroke patient.
Methods: This is a cohort retrospective study. One hundred eighty four medical
records were collected. All hemorrhagic stroke patient medical records were
included and all recurrent patient were excluded. Characteristics of patient
include age, sex, level of consciousness, blood pressure, mean arterial pres-
sure, blood glucose, cholesterol, ECG, hematoma volume, perifocal oedem,
ventricular extension were noted and classified. Outcome after 7 days since
admission (die and not die) were also noted and then filled into form and all
data were analysed.
Results: Significant value of MAP >145 mmHg as prognosis predictor of 7 days
mortality in hemorrhagic stroke is 0,771 (p>0,05). P value of each level of
consciousness and ventricular extension are p=0,000 (p<0,05) and p=0,015
(p<0,05).
Conclusions: MAP >145 mmHg at hospital admission is not significant as
prognosis predictor of 7 days mortality in hemorrhagic stroke while level of
consciousness and ventricular extension is significant as prognosis predictor
of 7 days mortality in hemorrhagis stroke.
Key words: hemorrhagic stroke, mean arterial pressure, hospital admission,
prognosis, mortality
126 orang (68,5%). Berdasarkan hasil pemeriksaan edema perifokal, sedangkan pada hasil CT-Scan 10
EKG pada saat masuk rumah sakit dapat diketahui orang pasien (5,4%) tidak ditemukan adanya edema
bahwa 92 orang pasien stroke hemoragik (50%) men- perifokal. Pada hasil CT-Scan 111 orang pasien (60,3%)
derita penyakit jantung ketika masuk rumah sakit, se- terdapat grafikan perluasan perdarahan ke ventrikel,
dangkan 49 orang pasien (26,6%) tidak menderita sedangkan 47 pasien (25,5%) tidak terdapat grafikan
penyakit jantung. Berdasarkan hasil pemeriksaan CT- perluasan perdarahan ke ventrikel pada hasil CT-Scan
Scan kepala pada saat masuk rumah sakit dapat di- kepala.
ketahui bahwa 6 orang pasien stroke hemoragik (3,3%)
Untuk mengetahui faktor yang dapat menyebabkan ke-
memiliki volume hematoma >30 cm3 dan 17 orang (9%)
matian pada stroke hemoragik, dilakukan analisis bi-
memiliki volume hematoma <30 cm3. Dari distribusi
variat masing-masing variabel (Chi Square) terhadap
frekuensi tersebut belum dapat diambil suatu kesim-
outcome. Akan tetapi dalam bagian analisis ini hanya
pulan mengingat banyaknya data yang tidak lengkap
akan disertakan tiga variabel yang memiliki arti penting
(missing), yaitu sejumlah 161 data. Begitu pula pada
terhadap outcome.
data edema perifokal juga tidak dapat diambil suatu
kesimpulan karena banyaknya data yang tidak lengkap Berdasarkan hasil analisis Chi Square (Tabel 2) dapat
yaitu sejumlah 104 data. Akan tetapi dari hasil pen- diketahui bahwa MAP >145 mmHg tidak signifikan
catatan dapat diperoleh data sebagai berikut: pada hasil sebagai prediktor prognosis kematian dengan estimasi
CT-Scan 70 orang pasien (38%) terdapat grafikan RR = 1,114; 95%; CI = 0,540-2,298 dan p>0,05. Hasil
Tabel 2. Hasil analisis bivariat pada Mean Arterial Pres- Tabel 3. Hasil analisis Bivariatl pada derajat kesadaran
sure >145 mmHg
Variabel Meninggal Tidak Meninggal
Variabel Meninggal Tidak Meninggal RR 95% CI RR
N=38 N=146 p MAP >145 mmHg <145 mmHg 95% CI
7 N=38 N=145 p
31 Kesadaran
24 Menurun
122 Normal
1,114 33
0,540-2,298 5
0,771 57
RR Risiko Relatif 88
CI Confidence Interval RR (Risiko Relatif) 6,820
p value CI (Confidence Interval) 2,787-16,688
15 p value 0,000
penelitian ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh dalam 30 hari pertama.30,31 Berbeda dengan Censori
Fogelholm bahwa MAP secara individual tidak signi- dan kawan-kawan; Alamsyah yang menemukan bahwa
fikan sebagai prediktor prognosis kematian.16 Akan te- derajat kesadaran tidak terbukti sebagai faktor indepen-
tapi bila disertai dengan penurunan kesadaran, MAP dent prognosis kematian.32,33
menjadi signifikan sebagai prediktor prognosis kemati-
Pada stroke hemoragik, belum terdapat mekanisme
an 30 hari sesuai dengan yang dilaporkan oleh Carlberg
yang pasti tentang bagaimana Mean Arterial Pressure
et al, Dandapani dan Fogelholm.15,16,24 Sedangkan pe-
dapat mempengaruhi terjadinya perdarahan. Akan
neliti lain mendapatkan bahwa MAP <140 mmHg pada
tetapi bila dilihat dari hubungan-hubungan antara Mean
onset <24 jam terbukti berpengaruh terhadap defisit
Arterial Pressure, aliran darah otak (CBF) dan tekanan
neurologis hari ke 7 pada stroke infark.25
perfusi otak (CPP) dapat diambil sebuah dugaan se-
Berdasarkan hasil analisis Chi Square di atas dapat mentara yang dapat menjelaskan tentang mekanisme
diketahui bahwa derajat kesadaran signifikan sebagai MAP dalam mempengaruhi terjadinya perdarahan. Se-
prediktor prognosis kematian dengan estimasi RR = perti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada
6,820; 95% CI = 2,787-16,688 dan p<0,05. Hasil pene- stroke hemoragik dapat terjadi peningkatan tekanan
litian ini sesuai dengan yang ditemukan oleh Asmedi darah yang persisten.15 Jika tekanan darah melebihi
(1993) dan Murgyanto (1996) bahwa tingkat kesadar- batas teratas rentang autoregulasi normal (150-200
an (GCS) saat masuk rumah sakit terbukti berpengaruh mmHg), aliran darah otak akan meningkat dan menye-
terhadap prognosis kematian minggu pertama babkan terjadinya hipertensif ensefalopati.17 Pada da-
(p<0,001). Bahkan dari hasil analisis multivariabel, tam- sarnya, saat terjadi peningkatan tekanan darah akan
pak bahwa GCS awal memiliki pengaruh paling kuat meningkatkan pula tonus pembuluh arteri (Efek
(p<0,01). Selain itu, dilaporkan ju ga bahwa pada stroke Bayliss). Sehingga, tekanan darah yang meningkat ti-
perdarahan sering terjadi penurunan kesadaran yang dak akan segera disusul aliran darah otak yang mening-
berpengaruh terhadap kecepatan tiba di rumah sakit kat pula, tetapi aliran darah otak kira-kira akan tetap
(Asmedi, 1993; Noor, 2002). Hal ini tampaknya di- seperti semula.18 Akan tetapi tekanan darah yang naik
hubungkan dengan pendapat bahwa pada stroke akut, mendadak dan sangat tinggi dapat menyebabkan
terjadinya pemburukan dapat disebabkan oleh perkem- Tabel 4. Hasil analisis Bivariat pada perluasan perdarahan
bangan thrombus, perdarahan ulang, sumbatan pada ke ventrikel.
aliran likuor yang dapat menimbulkan hidrosefalus ter- Variabel Meninggal Tidak Meninggal
jadinya infark hemoragik dan perluasan perdarahan RR
edema.26,27 Derajat kesadaran pada prin-sipnya sejalan 95% CI
dengan derajat defisit neurologis, oleh karena skor neu- N=28 N=130 p
Perluasan perdarahan ke Ventrikel
rologis yang dipergunakan melibatkan kesadaran
Ada Perluasan
sebagai salah satu nomor yang diperiksa.27,28 Penurunan Tidak ada Perluasan
kesadaran dapat dipakai sebagai patokan perluasan 25
perdarahan edema otak atau mulai terjadinya herni- 3
86
asi.27,29 Pendapat ini diperkuat oleh Howard et.al dan 44
Broderick et.al juga melaporkan bahwa tingkat kesadar- OR (Odds Ratio) 3,529
an awal berpengaruh terhadap prognosis kematian CI (Confidence Interval) 1,120-11,121
p value 0,015
dilatasi paksa (forced dilatation). Tekanan yang tinggi Prognosis yang buruk berhubungan dengan luasnya
menerobos respon vasokonstriktor dan menyebabkan kerusakan jaringan otak. Massa perdarahan menye-
disrupsi dari sawar darah otak dengan pembentukan babkan destruksi dan kompresi langsung terhadap ja-
edema. Pada keadaan ini autoregulasi tidak bekerja ringan otak sekitarnya. Volume perdarahan yang besar
lagi dan ADO mengikuti secara pasif tekanan perfusi. menyebabkan tekanan dalam otak menjadi tinggi dan
Sirkulasi darah ke otak tergantung pada tekanan perfusi mempunyai efek terhadap perfusi jaringan otak serta
dan resistensi pembuluh darah setempat. Dalam ke- drainase pembuluh darah. Perubahan pembuluh darah
adaan normal, jumlah aliran darah otak adalah sekitar ini lebih nyata/berat pada daerah perdarahan karena
50-60 ml/100 gram otak/menit.19,20 Tekanan perfusi otak efek mekanik langsung, menyebabkan iskemik dan
berhubungan dengan selisih antara Mean Arterial Blood perfusi menjadi berkurang sehingga terjadi kerusakan
Pressure (tekanan darah arteri rata-rata) dan intracra- sel-sel otak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
nial pressure (tekanan intrakranial). Normalnya, tekanan nilai prognostik dari Mean Arterial Pressure (MAP) pada
perfusi otak berada di antara range 70-95 mmHg. saat masuk rumah sakit terhadap tingkat mortalitas 7
Tekanan perfusi otak yang melebihi 140 mmHg dapat hari pada pasien stroke hemoragik.
menyebabkan rusaknya barier darah-otak, edema otak
Berdasarkan hasil analisis Chi Square di atas, dapat
atau bahkan perdarahan.21 Nilai MAP yang digunakan
diketahui bahwa perluasan perdarahan ke ventrikel pada
sebagai cutoff dalam penelitian ini tidak berdasarkan
hasil pemeriksaan CT-Scan kepala signifikan sebagai
penghitungan, akan tetapi berdasar pada cutoff MAP
prediktor prognosis kematian, dengan estimasi RR =
yang dipakai dalam jurnal di Finlandia, yaitu MAP >145
3,529 ; 95% CI = 1,120-11,121 dan p<0,05.
mmHg. Dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa MAP
>145 mmHg disertai dengan penurunan kesadaran ter- Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh
bukti berpengaruh terhadap tingkat ketahanan hidup Murgyanto; Daverat et.al bahwa perluasan perdarahan
penderita stroke selama 28 hari pasca masuk rumah perdarahan ke dalam ventrikel terbukti berpengaruh ter-
sakit.16 Dandapani et al juga menganjurkan penurunan hadap prognosis kematian dalam minggu pertama.34,35
tekanan darah sedini mungkin pada perdarahan intra-
Berdasarkan hasil analisis bivariat di atas, dapat di-
serebral dengan tekanan darah arterial rerata (Mean
ketahui bahwa MAP >145 mmHg tidak signifikan se-
Arterial Pressure) >145 mmHg untuk mencegah
bagai prediktor prognosis kematian stroke hemoragik
perdarahan ulang, pengurangan tekanan intrakranial
(p>0,05), sedangkan derajat kesadaran dan perluasan
dan edema otak serta mencegah kerusakan organ akhir
ke ventrikel merupakan variabel yang signifikan sebagai
(end organ).15 Berbeda dengan acuan dalam Guideline
prediktor prognosis kematian stroke hemoragik
Stroke 2004 bahwa pemberian terapi dilakukan bila
(p<0,05). Sehingga untuk selanjutnya tidak dilakukan
tekanan darah arterial rata-rata (Mean Arterial Pres-
analisis multivariabel karena dalam analisis bivariat telah
sure) 130 mmHg. Oleh karena itu, sebagai bahan
jelas bahwa derajat kesadaran dan perluasan ke
perbandingan, akan disertakan pula analisis univariat
ventrikel yang signifikan sebagai prediktor prognosis
MAP >130 mmHg. Belum terdapat mekanisme yang
kematian, sedangkan MAP >145 tidak signifikan se-
jelas bagaimana MAP >145 mmHg berhubungan
bagai prediktor prognosis kematian. Hal ini sesuai de-
dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
ngan etika metodologi yang menyebutkan bahwa jika
Namun diduga dengan adanya MAP >145 mmHg yang
pada analisis bivariat variebel yang diteliti tidak signi-
telah melebihi batas teratas autoregulasi akan
fikan, maka analisis data tidak dilanjutkan ke analisis
menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan
multivariat.
selanjutnya berakibat pada terjadinya hipertensif
ensefalopati. Pada hipertensi terjadi perubahan
KESIMPULAN
degenerasi pembuluh darah, yaitu degenerasi hialin,
degenerasi fibrinoid dan degenerasi atipik sehingga Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
menyebabkan pembuluh darah lemah dan cenderung disimpulkan bahwa Mean Arterial Pressure (MAP) >145
pecah.11,21,22 Ketika terjadi perdarahan, maka fungsi mmHg pada saat masuk rumah sakit tidak terbukti
otak akan berubah melalui berbagai mekanisme, signifikan sebagai prediktor prognosis kematian 7 hari
diantaranya yaitu melalui perusakan atau kompresi pada pasien stroke hemoragik di RSUP Dr. Sardjito
jaringan otak serta struktur vaskular, yang nantinya Yogyakarta. Pada analisis bivariat, derajat kesadaran
dapat menyebabkan iskemi sekunder dan edema. dan perluasan perdarahan ke ventrikel pada saat masuk
rumah sakit berpengaruh secara signifikan terhadap
prognosis kematian. Berdasarkan analisis dan pem-
bahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa 4. Basuki S, Lamsudin R. Mortality of stroke in
Yogyakarta, Indonesia, January 1,1991 through De-
derajat kesadaran dan perluasan perdarahan ke
cember 31,1991.Presented on first Asean-Ocenian
ventrikel signifikan sebagai prediktor prognosis kematian symposium in neuroepidemiology and second W u
7 hari pada pasien stroke hemoragik di RSUP Dr. Ho-Su Memorial lecture.Taipe. 1994.
Sardjito Yogyakarta pada analisis bivariat. Sedangkan 5. Fadilla M. Hipokolesterolemia sebagai faktor risiko
stroke perdarahan intraserebral. Bagian/SMF Ilmu
prediktor prognosis yang lain seperti : usia, jenis ke-
Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran UGM/RSUP Dr.
lamin, hipertensi, diabetes mellitus, hiperkoleste- Sardjito.Yogyakarta. 2002.
rolemia, penyakit jantung, volume hematoma, serta 6. Permanawati S, Lamsudin R. Mortalitas stroke di
edema perifokal tidak terbukti signifikan sebagai pre- RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 1986-1989. Lab/UPF
diktor prognosis kematian 7 hari pada pasien stroke Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran UGM/RSUP
Dr. Sardjito. Yogyakarta. 1990.
hemoragik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
7. Sutantoro B, Lamsudin R. Mortalitas stroke di
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa derajat ke- Yogyakarta tahun 1991. Dibacakan pada KONAS II
IDASI. Juli. Bandung. 1993.
sadaran dan perluasan perdarahan ke ventrikel ber-
8. Sinta M, Sutarni S. Mortalitas stroke di RSUP Dr.
pengaruh secara signifikan terhadap prognosis Sardjito Yogyakarta Januari 1994-Desember 1995.
kematian 7 hari pada pasien stroke hemoragik. Oleh Dalam : Sinta M. Jumlah polimorfonuklear sebagai
karena itu, disarankan bagi masyarakat untuk prediktor prognosis stroke infark akut. Fakultas
Kedokteran UGM. Yogyakarta. 1997.
mewaspadai jika menemukan anggota keluarga atau
9. Nurwahyudi A. Hiperglikemia sebagai prediktor prog-
orang terdekat yang mengalami penurunan kesadaran nosis stroke infark akut di RSUP Dr. Sardj ito
saat terjadi stroke, sehingga dengan cepat dibawa ke Yogyakarta. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
rumah sakit untuk mendapat penanganan yang cepat Kedokteran UGM/RSUP Dr. Sardjito. Yogyakarta.
2001.
dan sebaik-baiknya. Disarankan juga bagi para tenaga
10. Silver FL, Norris JW, Lewis JA, Hachinski VC. Early
medis untuk segera cepat menangani pasien stroke
mortality following stroke: a prospective review.
perdarahan yang datang ke rumah sakit dengan ke- Stroke. 1984;15(3):492-6.
sadaran yang menurun maupun pasien yang memiliki 11. Sutantoro B, Lamsudin R. Studi mortalitas stroke di
gambaran perluasan perdarahan ke ventrikel pada hasil Yogyakarta 1986-1990. Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran UGM/RSUP Dr. Sardjito.
pemeriksaan CT-Scan kepala, sehingga hasil pengobat-
Yogyakarta.1990.
an dan perawatan menjadi lebih baik. Pada penelitian
12. Nurimaba N. Hubungan tekanan darah pada waktu
ini masih terdapat kekurangan, salah satunya dalam masuk rumah sakit dengan gambaran klinis dari
hal durasi waktu pengambilan sampel dan penghitungan stroke. Bagian Saraf FKUP/RSHS. Bandung. 1994.
MAP. Sehingga disarankan pada penelitian selanjutnya 13. Sutantoro B. Perubahan tekanan darah pada 102
untuk memperpanjang waktu pengamatan dan lebih penderita stroke akut yang datang ke rumah sakit
dalam waktu 24 jam atau kurang setelah serangan
teliti dalam penghitungan MAP, yaitu dalam hal pem- yang diikuti selama 5 hari. Pertemuan dwi warsa
bulatan nilai tekanan darah, baik pada saat pengukuran, PERDOSSI Surakarta 12-14 Desember 1994.
penghitungan, maupun pada saat analisis. Di samping 14. Dorland WAN, Hartanto H,editor. Kamus kedokteran
itu disarankan pada penelitian selanjutnya untuk mem- Dorland, Edisi 29. Jakarta: EGC; 2000.
bagi variabel hipertensi ke dalam derajat berat, sedang, 15. Dandapani BK, Suzuki S, Kelley RE, Iglesias YR,
Duncan RC. Relation between blood pressure and
ringan dan prehipertensi untuk mengetahui prognosis outcome in intracerebral hemorrhage. Stroke. 1995;
kematian stroke hemoragik pada masing-masing ketiga 26 : 21-4.
derajat hipertensi tersebut. 16. Fogelholm R, Avikainen S, Murros K. Prognostic value
and determinants of first-day mean arterial pressure
in spontaneous supratentorial intracerebral hemor-
DAFTAR PUSTAKA
rhage. Stroke, a Journal of Cerebral Circulation. 1997;
1. Harsono. Kapita selekta neurologi. edisi kedua. 28(7):1396-400.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press;2005. 17. Aminoff MJ, Greenberg DA, Simon RP. a LANGE medi-
2. Lamsudin R. Profil stroke di Yogyakarta. Morbiditas, cal book clinical neurology. 3rd ed. United States of
mortalitas dan faktor risiko stroke. Dalam : America: Appleton & Lange;1996.
Manajemen stroke mutakhir. Suplemen BKM XIV (1); 18. Ngoerah I Gst Ng Gd. Dasar-dasar ilmu penyakit
9-14. saraf. Surabaya: Airlangga University;1991.
3. Antono EP. Suhu tubuh waktu masuk rumah sakit 19. Gilroy J. Medical neurology. 3rd ed. New York: Mc.
sebagai prediktor prognosis stroke di RSUP Dr. Millan Publ Co;1979.
Sardjito Yogyakarta. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf 20. Budiarto G. Kumpulan makalah dan abstrak
Fakultas Kedokteran UGM/RSUP Dr. Sardjito. pertemuan nasional neurogeriatri pertama 5-7 April
Yogyakarta. 2001. 2002. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indone-
sia. 2002.
21. Toole JF. Cerebrovascular disorder's. 3rd ed. New 29. Kenneth W L, Bone I, Callander R. Neurology and
York: Raven Press Books; 1984. neurosurgery illustrated. Churchill Livingstone.
22. Japardi I. Perdarahan dalam otak. Bagian Bedah Edinburg,London, Melbourne, New York. 1985.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 30. Howard G, Waller MD, Becker C, Coull C, Feibel S,
2003. Leroy MK, et al. Community based stroke programs
23. Setiawan I. EEG awal terapi sebagai prediktor : North Caroline, Oregon and New York. Factor influ-
kekambuhan pada penderita epilepsi yang encing survival after stroke : proportional hazard analy-
mendapat terapi obat antiepilepsi. Bagian/SMF Ilmu sis of 4219 patients. Stroke. 1986;17 : 294 -9
Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran UGM/RSUP Dr. 31. Broderick J, Adams HP, Barsan W,Feinberg W,
Sardjito. Yogyakarta. 2006. Feldmann E, Grotta J,et al. Guidelines for the man-
24. Calberg B, Asplund K, Hagg E, The prognostic value agement of spontaneous intracerebral hemorrhage
of admission blood pressure in patients with acute : a statement for healthcare professionals from a
stroke. Stroke. 1993; 22 : 1372 - 5. special writing group of the stroke council, American
Heart Association. Stroke. 1999; 30 : 905-15.
25. Noor F. C-reactive protein (CRP) sebagai prediktor
prognosis stroke infark akut di RSUP Dr. Sardjito 32. Censori B, Carmelingo M, Casto L, Feraro B,
Yogyakarta. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Gazaniga GC, Cesana B, et al. Prognostic factor in
Kedokteran UGM/RSUP Dr. Sardjito. Yogyakarta. first ever stroke in the carotid artery teritory seen within
2002. 6 hours after onset. Stroke. 1993;24 : 532-5.
26. Hachinski V, Norris JW. The acute stroke. Philadel- 33. Alamsyah. Fibrilasi atrium sebagai faktor prognosis
phia: F. A. Davis Company; 1985. awal stroke iskemik akut. Bagian/SMF Ilmu Penyakit
Saraf Fakultas Kedokteran UGM/RSUP Dr. Sardjito.
27. Asmedi A. Pengaruh interval onset dengan waktu
Yogyakarta.2003.
datang ke Rumah Sakit pada prognosis awal stroke
di RSUP Dr. Sardjito. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf 34. Murgyanto. Pengaruh volume hematoma
Fakultas Kedokteran UGM/RSUP Dr. Sardjito. intraserebral terhadap prognosis kematian pada
Yogyakarta. 1993. perdarahan intraserebral supratentorial di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf FK
28. Larson O, Marinovich N, Barber K. Double blind trial
UGM/RSUP Dr. Sardjito. Yogyakarta. 1996.
of glycerol therapy in early stroke. Lancet. 1976; 1 :
832. 35. Daverat P, Castel JP, Dartiques JF, Orgogozo JM.
Death and functional outcome after spontaneous in-
tracerebral hemorrhage. A prospective study of 166
cases using multivariate analysis. Stroke. 1991;22:1-
6.