Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp
Tittel
First Author1, Second Author2, …3
Info Artikel
73
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 21, No. 3, Desember 2019
1
Faculty, Institution, Address, email, mobile phone
2
Faculty, Institution, Address, email, mobile phone
3
Faculty, Institution, Address, email, mobile phone
74
Yanuar Al-Fikri dkk, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Minat Baca…
75
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 21, No. 3, Desember 2019
pembelajaran berbasis pendekatan kontesktual/ mereka juga mencatat tiga hasil positif dari
CTL adalah sebuah proses pendidikan yang penerapan pembelajaran kontekstual yaitu antara
bertujuan untuk menolong para peserta didik lain: dalam penelitian yang telah dilakukan
dalam melihat makna di dalam materi akademik ditemukan bahwa masalah autentik dalam proses
yang mereka pelajari dengan cara pembelajaran dapat meningkatkan pemikiran
menghubungkan subjek-subjek akademik dengan kritis dan kreatif peserta didik, selain itu
konteks dalam kehidupan keseharian mereka, pembelajaran yang berpusat kepada siswa akan
yaitu konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya membuat pembelajaran menjadi menarik,
mereka. Pendapat-pendapat di atas secara nyata menantang, dan merangsang interaksi sosial
membuktikan bahwa pembelajaran kontekstual untuk pencapaian tujuan belajar. Sedangkan dari
dapat digunakan untuk mendorong peserta didik sisi gurunya, pembelajaran CTL dapat berfungsi
dalam membuat hubungan antara pengetahuan dalam meningkatkan fungsi guru sebagai
yang dipelajari dengan penerapannya dalam fasilitator untuk membimbing peserta didik
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka
masyarakat. Dalam hal ini peserta didik didorong dalam rangka menjadi orang yang pintar, kreatif
untuk dapat mengembangkan cara belajarnya dan inovatif seperti yang diharapkan oleh tujuan
sendiri dan mengembangkan cara untuk dapat pendidikan di abad 21 ini. Mengenai pendidikan
mengaplikasikan konsep pembelajaran yang di abad modern ini, Baker dkk (2009:5)
telah dipelajarinya dalam kehidupan. menyatakan bahwa suatu pendidikan agar dapat
Berdasarkan hal tersebut itulah tujuh komponen berhasil dalam merespon terhadap kebutuhan-
berikut ini menjadi pokok dari pembelajaran kebutuhan dari dunia kerja yang semakin
Kontekstual/ CTL yaitu Teori Konstruktivisme menantang ini haruslah bekerja sama dengan
(Constructivism), Inkuiri (Inquiry), Bertanya peserta didik untuk membangun keterampilan-
(Questioning), Masyarakat Belajar (Learning keterampilan dasar dan meningkatkan
Community), Pemodelan (Modelling), Refleksi kemampuan mereka dalam mentransfer
(Reflection) dan Penilaian Autentik (Authentic keterampilan-keterampilan dari satu konteks ke
Assessment) (Sardiman, 2016:223-229). konteks lainnya, berpikir kritis dan secara
Selanjutnya Hasibuan (2014:3-4) berkesinambungan mempelajari ilmu dan
menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual keterampilan-keterampilan baru. Usaha-usaha ini
menekankan pada pengetahuan dan pengalaman penting untuk dilakukan dalam menghasilkan
atau dunia (real world learning), berfikir tingkat peserta didik yang mempunyai kualitas
tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kemampuan untuk berfikir secara kritis dan
kreatif, memecahkan masalah, belajar kreatif, inovatif dan dapat beradaptasi dengan
menyenangkan, mengasyikan dan tidak perubahan, bekerja secara mandiri ataupun dalam
membosankan, dan menggunakan berbagai tim, dan dapat menjadi pemelajar yang reflektif
sumber belajar. Suryawati dan Osman (2018:62, seperti yang dituntut oleh kehidupan dan
http://www. ejmste.com) melalui hasil penelitian lapangan kerja di abad 21 (PSTD, 2014:4).
76
Yanuar Al-Fikri dkk, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Minat Baca…
Kompetensi target dari tuntutan pendidikan bagian pendahuluan, kegiatan belajar (KB),
seperti di atas jelas dapat diraih dengan rangkuman, dan tes formatif. Dalam
penggunaan pendekatan kontekstual/ CTL dalam pengembangan model ini, isi bahan ajar bahasa
pembelajaran sebagai sistem atau proses Inggris untuk kelas V sekolah dasar berbasis
pembelajaran yang sesuai dan cocok dengan pendekatan kontekstual tentunya disesuaikan
perkembangan jaman yang semakin maju di abad dengan konteks pendidikan bahasa Inggris untuk
ini. kelas V sekolah dasar. Bagian pendahuluan
Jika dianalis dari penjelasan di atas terlihat dalam model bahan ajar sebaiknya memasukkan
bahwa pembelajaran berbasis pendekatan kerangka isi, tujuan, deskripsi singkat, relevansi
kontekstual/ CTL memiliki ciri-ciri tersendiri isi bab dan kata kata kunci.
yang membuatnya menjadi berbeda dengan Model bahan ajar bahasa Inggris untuk
pendekatan-pendekatan/ metode-metode kelas V sekolah dasar berbasis pendekatan
pembelajaran lainnya. Johnson (2007:65-66) kontekstual yang dikembangkan dibuat dalam
menyatakan terdapat delapan komponen bentuk modul. Modul yang dikembangkan dalam
pendekatan kontekstual/ CTL sebagai berikut: (1) bahan ajar bahasa Inggris untuk kelas V sekolah
membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna dasar berbasis pendekatan kontekstual ini harus
(making meaningful connections), (2) melakukan memiliki beberapa karakteristik yaitu:
kegiatan-kegiatan yang berarti (doing significant a. Self instructional, hal ini bermakna
work), (3) melakukan pembelajaran yang diatur bahwa model bahan ajar dapat membuat
sendiri (self-regulated learning), (4) bekerja peserta didik mampu membelajarkan diri
sama (collaborating), (5) berpikir kritis dan
sendiri dengan modul yang
kreatif (critical and creative thinking), (6)
dikembangkan. Untuk itu di dalam bahan
membantu individu untuk tumbuh dan
ajar harus terdapat tujuan yang
berkembang (nurturing the individual), (7)
dirumuskan dengan jelas, baik tujuan
mencapai standar yang tinggi (reaching high
standar) dan menggunakan penilaian autentik
akhir maupun tujuan antara. Materi
77
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 21, No. 3, Desember 2019
tidak tergantung pada bahan ajar lain atau sekolah dasar sehari-hari. Padahal seyogyanya
tidak harus digunakan bersama-sama untuk pembelajaran bahasa Inggris di sekolah
dengan bahan ajar lain. dasar, bahan ajar memuat kosakata sehari-hari
yang bersifat “here” and “now” yang selalu
d. Adaptive, hal ini bermakna bahwa model
ditemui anak dalam kehidupannya disertai
bahan ajar hendaknya memiliki daya
dengan ilustrasi dan penempatan kosakata
adapatif yang tinggi terhadap
tersebut dalam konteks yang tepat untuk
perkembangan ilmu dan teknologi.
mempermudah anak memahami kosakata
e. User friendly, hal ini bermakna bahwa tersebut. Kelemahan lain dari bahan ajar-bahan
setiap instruksi dan paparan informasi tersebut yang terekam dalam temuan pada studi
yang tampil bersifat membantu dan pendahuluan adalah petunjuk pengerjaan soal/
bersahabat dengan pemakainya termasuk latihan (direction) yang terdapat dalam bahan
kemudahan pemakai dalam merespon, ajar yang seringkali malah membingungkan para
mengakses sesuai dengan keinginan. siswa dalam mengerjakan suatu tes/ latihan.
Sebuah model bahan ajar yang baik harus Sedangkan temuan dari hasil analisis kebutuhan
mencakup petunjuk belajar (bagi guru dan menunjukkan bahwa baik guru bahasa Inggris di
peserta didik), kompetensi yang akan dicapai, sekolah dasar maupun siswa kelas V sekolah
kerja, dan evaluasi bahan ajar bahasa Inggris untuk siswa sekolah
dasar yang sesuai dengan perkembangan
karakteristik dan bahasa siswa sekolah dasar
yang disesuaikan dengan konteks yang dihadapi
oleh siswa sekolah dasar hadapi sehari-hari
sehingga bisa mereka aplikasikan secara nyata.
METODE PENELITIAN
78
Yanuar Al-Fikri dkk, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Minat Baca…
dihasilkan dalam penelitian ini berupa data dasar berbasis pendekatan kontekstual yang telah
kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan jenis melalui proses validitas. Analisis data dilakukan
penelitian metode campuran (mixed methods untuk merumuskan kesimpulan dari hasil
research) yang dipakai dalam penelitian ini pengembangan.
adalah penelitian dan pengembangan (Research Penelitian ini akan menghasilkan data
and Development/ R&D). kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh
Adapun mekanisme perencanaan dan dari hasil evaluasi yang berupa angket, dianalisa
penyusunan model bahan ajar dalam penelitian dengan menggunakan teknik deskriptif. Teknik
ini diadaptasi dari model Borg dan Gall dan ini digunakan untuk untuk menganalisis data
model Dick, Carey dan Carey. Berdasarkan hal dengan cara menggambarkan data yang telah
tersebut, maka metode penelitian yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud
diterapkan dalam tiap tahapan penelitian ini membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
adalah analisis isi untuk analisis dokumen dan atau generalisasi (Sugiyono, 2008). Maka
purposif sampling untuk penetapan subjek langkah-langkah analisa data kualitatif yang
penelitian. Ada empat tahapan besar dalam dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
penelitian ini yaitu (1) tahap riset dan berikut: (1) menyiapkan data yang akan
pengumpulan informasi yang mencakup studi dianalisis; (2) membaca kembali semua data
pendahuluan dan analisis kebutuhan, (2) tahap dengan seksama dan teliti; (3) mereduksi data;
pengembangan draft yang mencakup (4) peneliti memasukkan data yang telah
perencanaan dan pengembangan bentuk awal direduksi ke dalam matriks atau bagan
produk, (3) tahap uji coba dan revisi produk yang kategori/tema agar memudahkan proses analisis
mencakup uji/ validasi ahli (expert djugement), dan penafsiran data; (5) menganalisis serta
uji satu-satu (one to one evaluation), uji menafsirkan data; dan langkah terakhir (6)
kelompok kecil (small group evaluation), uji kesimpulan dan menulis laporan.
lapangan (field test), dimana dalam setiap ujicoba
dimungkinkan terjadinya revisi terhadap produk
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dikembangkan, serta yang terakhir (4) tahap
Dari hasil analisis kebutuhan didapatkan
finalisasi dan diseminasi.
gambaran kompetensi-kompetensi bahasa Inggris
Dalam penelitian ini digunakan tiga jenis
yang mesti dicapai para siswa kelas V sekolah
instrumen pengumpulan data yaitu angket,
dasar yang akan dipergunakan sebagai data awal
pedoman wawancara dan tes (tes penguasaan
dalam penyusunan model bahan ajar bahasa
bahan ajar berupa pre-test dan post-test). Pada
Inggris untuk kelas V sekolah dasar berbasis
tahap analisis kebutuhan dilakukan pengumpulan
pendekatan kontekstual. Analisis kebutuhan
data dengan mempergunakan instrumen
yang pertama dilakukan terhadap standar
pedoman wawancara. Setelah itu, dilakukan uji
kompetensi dan kompetensi standar mata
coba guna menghasilkan produk akhir model
pelajaran bahasa Inggris kelas V SD. Terdapat
bahan ajar bahasa Inggris untuk kelas V sekolah
79
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 21, No. 3, Desember 2019
delapan topic dalam bahasa inggris SD kelas v bahan ajar dan karakteristik yang merupakan
yaitu : 1.Greetings, Introducing Self and Others rambu-rambu pengembangan materi untuk tiap-
2. Things in The Classroom and Around The tiap komponen dasar yang ada. Model draft 1
School 3. Parts of Body 4. Time and Daily menggambarkan dimensi isi bahan ajar dan
Activities 5. My Family and My Family karakteristiknya yang dapat dilihat pada bagan
Members' Occupations 6. Around the House 7. berikut ini:
Public Places 8. Asking and Giving Directions.
Maka dengan demikian bahan ajar bahasa
Inggris untuk kelas V sekolah dasar berbasis
pendekatan yang dikembangkan akan
mengakomodasi kedelapan topik-topik di atas
untuk selanjutnya dikembangkan menjadi
kerangka dasar dasar dari bahan ajar. Sementara
itu hasil dari wawancara terhadap guru yang
mengajar bahasa Inggris di kelas V sekolah dasar
didapat data bahwa ada dasarnya kompetensi
pembelajaran bahasa Inggris di kelas V sekolah Gambar 2. Model bahan ajar yang dikembangkan
speaking, reading and writing) yang sesuai bagi bentuk modul pembelajaran agar para siswa
siswa kelas V sekolah dasar. Namun di sisi lain kelas V sekolah dasar dapat lebih mudah
dari hasil wawancara juga didapat temuan bahwa memahami konsep yang diberikan bagian, per
dengan jumlah jam pelajaran bahasa Inggris pada bagian tanpa kehilangan konsep keseluruhan dari
kelas V sekolah dasar yang hanya 2 JP per bahan ajar. Draft kerangka model bahan ajar
minggu dimana hanya 2 x 35 menit dan dengan bahasa Inggris untuk kelas V sekolah dasar
jumlah siswa dalam satu kelas yang cukup berbasis pendekatan kontekstual yang telah
banyak maka dirasa sulit memenuhi ketercapaian dihasilkan, mencakup delapan modul. Bentuk
seluruh target kompetensi yang telah ditentukan modul pembelajaran didisain untuk memenuhi
keterampilan bahasa Inggris berbicara dan pembelajaran yang baik yaitu pertama, self
menulis (speaking and writing skills). instructional, karena membuat para siswa
Berdasarkan hasil dari analisis kebutuhan mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan
seperti yang telah diuraikan di atas, maka ajar yang dikembangkan dimana setiap modul
dikembangkanlah model draft 1 bahan ajar yang dalam bahan ajar ini dirancang untuk dilengkapi
merupakan hasil pengembangan detail dari dengan kompetensi yang diharapkan dapat
kerangka dasar bahan ajar yang sudah dibuat dicapai setelah mempelajari materi modul.
80
Yanuar Al-Fikri dkk, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Minat Baca…
Dalam setiap modul pembelajaran juga didapatlah satu produk model bahan ajar bahasa
dirancang untuk dilengkapi dengan latihan- Inggris untuk kelas V sekolah dasar berbasis
latihan dan tugas-tugas yang berbasis pada pendekatan kontekstual yang valid dan
pendekatan kontekstual yang akan memenuhi karakteristik-karakteristik bahan ajar
mempermudah para siswa dalam melatih untuk siswa sekolah dasar di seluruh Indonesia.
keterampilan-keteramilan bahasa Inggris untuk
lebih menajamkan pemahaman mereka akan DAFTAR PUSTAKA
materi ajar. Kedua, self contained, karena seluruh Anderson, Loin W. dan David R. Kartwohl.
Kerangka landasan untuk pembelajaran,
materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau
pengajaran dan asesmen, Jakarta: Pustaka
sub-kompetensi yang dipelajari terdapat dalam Pelajar, 2015.
satu bahan ajar secara utuh. Ketiga, stand alone, Basri, Hasan, Paradigma Baru Sistem
Pembelajaran, Bandung: Pustaka
karena bahan ajar yang dikembangkan tidak
Setia,2015.
tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus
Chamidah, D., Kristianto, S., Sunaryo,
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Fajarianto, O., Ahmad, A., Ani Setyo
Dewi, Y., … Indriawati, P. (2019).
Keempat, adaptive, yaitu bahan ajar memiliki
Feasibility of Based Augmented Reality
daya adapatif yang tinggi terhadap Devices Discovery Learning on Students
Learning Outcomes in Morphology of
perkembangan ilmu dan teknologi. Untuk itu
Wijaya Kusuma Flower (Epiphyllum
pengembang bahan ajar berupaya mencari anguliger). In Journal of Physics:
Conference Series.
sumber-sumber penyusunan bahan ajar yang up
https://doi.org/10.1088/1742-
to date yang sejalan dengan prinsip yang terakhir 6596/1175/1/012261
adalah user friendly, yaitu setiap instruksi dan Chipman, Susan F, Judith W.Segal dan Rebert
paparan informasi yang tampil bersifat Glaser, Thinking and Learning Skill, Vol
2: Research and open question, New
membantu dan bersahabat dengan pemakainya York: Routledge, 2009.
termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, Daryanto, Rahmawati. Teori Belajar dan Proses
mengakses sesuai dengan keinginan. Pembelajaran yang Mendidik,
Yogyakarta: Gava Media, 2015.
Gredler, Margaret E, Learning and Instruction:
KESIMPULAN Teori dan Aplikasi, terjemahan Tri
Hasil dari penelitian dan pengembangan Wibowo, Jakarta: Remaja kencana,2011.
ini adalah model bahan ajar bahasa Inggris untuk Hamid Hasan, Pendidikan Sejarah untuk
memperkuat Pendidikan Karakter,
kelas V sekolah dasar berbasis pendekatan Paramita Vol. 22 No. 1 - Januari 2012
kontekstual. Bahan ajar tersebut di kembangkan Jihad, Asep dan Abdul Haris, Evaluasi
melalui serangkaian tes uji coba, sehingga bisa Pembelajaran, Yogyakarta: Multi
Presindo, 2010.
menjadi model bahan ajar bahasa Inggris untuk
Kirby, John R, Angela Ball dan B. Kelly Geier,
kelas V sekolah dasar berbasis pendekatan The Development of Reading Interest and
Its relation to Reading Ability, Journal of
kontekstual yang valid. Dengan demikian dapat
Research in reading, Volume 34, Issue 3,
disimpulkan bahwa melalui serangkaian tahap 2011.
pengembangan bahan ajar tersebut akan
81
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 21, No. 3, Desember 2019
82