Sie sind auf Seite 1von 20

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JANUARI 2019

UNIVERSITAS HALU OLEO

ANALISIS PSIKIATRI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI


WILAYAH PESISIR INDIA

PENYUSUN :

Nahoya, S.Ked

K1A1 14 104

PEMBIMBING :

dr. Junuda RAF, M.Kes, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEPARTO HARDJOHUSODO

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019

1
PSYCHIATRI ANALYSIS IN AGRICULTURAL DEVELOPMENT PLANNING IN
COASTAL AREAS IN INDIA

Nahoya, Junuda RAF


ABSTRACT

India ranks second in the world in the agricultural sector such as the forestry and fisheries sector.
Support for government policies, production strategies, public investment in infrastructure
development, research on extension for plants, livestock and fisheries has significantly helped in
increasing agricultural productivity, food production and availability.
One important factor that can lead to mental disorders is the existence of socio-economic
limitations caused by crop failures that make farmers stress. Stress is a pressure or something
that feels pressing in the individual. Something that can happen is caused by an imbalance
between hope and reality that is desired by individuals, both physical and spiritual desires.
Conclusion: In India seaweed cultivation is a good industry for coastal communities. Seaweed
grows abundantly along Tamil Nadu and Gujarat Beaches and around Lakshadweep and
Andaman and Nicobar islands. Seaweed has a very important role to play towards improving the
coastal fishing community and as a valuable foreign exchange earner. However, industrialization
in India has a negative effect in the form of industrial wastes, both solid and liquid, which affect
the surrounding environment. When the waste is released into free water, there will be changes
in the value of the waters both quality and quantity so that waters can be considered polluted,
which results in digestive tract disorders, decreased consciousness, anemia, kidney damage,
hypertension, neuromuscular disease, and pathophysiological consequences and central nerve
damage resulting in changes in behavior. Furthermore, one of the developments in agricultural
development in India is the development of information and communication technology in the
form of telephone services (Mobile Driven Extension and Cooperative Indian Farmers
Fertilizers) to find information and knowledge about agricultural problems that are being
experienced. But in its application not all people or farmers can understand and use mobile
phones so that it can trigger social inequalities that lead to relations between farmers. This can be
a stressor and can cause psychosocial stress.
Keywords: Planning, Development, Agriculture

2
ANALISIS PSIKIATRI DALAM PERENCANAAN PEMBAGUNAN PERTANIAN DI
WILAYAH PESISIR DI INDIA

Nahoya, Junuda RAF


ABSTRAK

India menempati urutan kedua didunia dalam sektor pertanian seperti sektor kehutanan dan
perikanan. Adanya dukungan terhadap kebijakan pemerintah, strategi produksi, investasi publik
dalam pembangunan infrastruktur, penelitian, penyuluhan untuk tanaman, ternak dan perikanan
secara signifikan telah membantu dalam meningkatkan produktivitas pertanian, produksi pangan
dan ketersediaannya.
Salah satu faktor penting yang dapat menimbulkan gangguan jiwa yaitu adanya keterbatasan
sosial ekonomi yang diakibatkan oleh gagal panen sehingga membuat para petani menjadi stress.
Stres adalah suatu tekanan atau sesuatu yang terasa menekan dalam diri individu. Sesuatu
tersebut dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan yang
dinginkan oleh individu, baik keinginan yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah.
Kesimpulan : Di India budidaya rumput laut adalah industri yang baik untuk masyarakat pesisir.
Rumput laut tumbuh melimpah di sepanjang Pantai Tamil Nadu dan Gujarat dan sekitar
Lakshadweep dan Andaman dan pulau-pulau Nicobar. Rumput laut memiliki peran yang sangat
penting untuk dimainkan menuju perbaikan komunitas nelayan pesisir dan sebagai penghasil
devisa yang berharga. Akan tetapi industrialisasi di India menimbulkan efek negatif berupa
limbah industri baik yang terbentuk padat maupun cair berpengaruh terhadap lingkungan
sekitarnya. Ketika limbah tersebut dilepaskan ke perairan bebas, akan terjadi perubahan nilai dari
perairan itu baik kualitas maupun kuantitas sehingga perairan dapat dianggap tercemar, hal
tersebut berdampak pada terjadinya gangguan saluran pencernaan, penurunan kesadaran, anemia,
kerusakan ginjal, hipertensi, penyakit neuromuskular, dan konsekuensi pathophysiologis serta
kerusakan saraf pusat sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Selanjutnya salah satu
perkembangan pembangunan pertanian di India adalah dengan dikembangkannya teknologi
informasi dan komunikasi berupa layanan telepon (Mobile Driven Extension dan Indian Farmers
Fertiliser Cooperative) untuk mencari informasi dan pengetahuan tentang masalah pertanian
yang sedang dialami. Akan tetapi dalam penerapannya tidak semua masyarakat atau para petani
dapat mengerti dan menggunakan handphone sehingga dapat memicu terjadinya kesenjangan
sosial yang menyebabkan hubungan antar para petani. Hal tersebut bisa menjadi stressor dan
bisa menyebabkan terjadinya stress psikososial.
Kata Kunci : Perencanaan, Pembangunan, Pertanian

3
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perkembangan adat dan budaya dimasyarakat telah membawa perubahan dalam
praktik pertanian saat ini. Dimana terjadi peningkatan menyeluruh dalam pertanian di
seluruh dunia dan tidak terkecuali India. Selama bertahun-tahun pemerintah India telah
berusaha mempromosikan pengembangan pertanian dengan banyak cara inisiatif,
Pemerintah India telah mencoba untuk meyakinkan petani sehingga mereka dapat
mengadopsi teknik modern untuk budidaya tanaman mereka dan yang paling penting
untuk perbaikan hasil produksi pertanian. Tetapi sering kali banyak masalah akses ke
fasilitas-fasilitas ini muncul. Karena, masih banyak petani di negara India tinggal desa-
desa, mereka tidak punya ide yang tepat mengenai penggunaan modern teknik
pertanian. Apalagi mereka tidak memiliki informasi yang benar tentang metode modern
mengenai persiapan lahan dan pengelolaan hasil produksi pertanian.1
India menempati urutan kedua didunia dalam output pertanian. Sektor pertanian
seperti kehutanan dan perikanan menyumbang 13,7% dari PDB (Produksi Domestik
Bruto) pada tahun 2013, dan mempekerjakan 50% tenaga kerja. Infrastruktur irigasi
mencakup jaringan kanal dari sungai, tanah air, sistem berbasis sumur, tangki dan produk
panen air hujan lainnya dapat digunakan untuk untuk pertanian. Saat ini sistem tanah
adalah yang paling besar pengaruhnya, yang mencakup 22 juta ha dengan kanal irigasi
dan sekitardua pertiga penanaman di India masih tergantung pada musim hujan.2
India dengan 2,4% dari total luas dunia memiliki 16% dari populasi dunia; akan
tetapi hanya memiliki 4% yang tersedia air tawar. Wilayah geografisnya adalah 328.726
Mha oleh sejumlah besar sungai kecil dan sungai besar. Lebih dari 70% dari Populasi
India atau lebih dari satu miliar penduduk tinggal dipedesaan dan berorientasi pertanian,
sungai-sungai ini adalah sumbernya mata pencaharian dan kemakmuran mereka. Curah
hujan di India terutama tergantung pada musim hujan barat daya antara Juni hingga
September, dan musim hujan timur laut antara Oktober dan November.3  
Pertanian India bahkan sekarang sangat bergantung pada musim hujan. Hampir 70
persen dari hasil panen ditaburkan daerah ini bergantung pada hujan. Masalah pertanian
India terkait erat dengan ketersediaan per-kapita air dengan cara yang hemat biaya. Fakta
ini harus dilihat dalam konteks 2007 yang ditetapkan sebagai "Tahun Air" oleh
Pemerintah, juga krisis umum dan tantangan kontemporer dalam pertanian
sektor. Bahkan kegiatan non-pertanian seperti asuransi menembus sektor irigasi dan kami
sekarang memiliki curah hujan asuransi dan re-asuransi di India. Permintaan makanan
meningkat tetapi sebagian besar tanah atau lahan tetap kosong selama musim kemarau.4
4
India telah membuat langkah mengesankan di bidang pertanian selama tiga
decade terakhir. Sebagian besar kredit keberhasilan ini diberikan kepada beberapa juta
keluarga pertanian kecil yang membentuk tulang punggung pertanian India dan ekonomi
India. Dukungan kebijakan, strategi produksi, investasi publik dalam infrastruktur,
penelitian dan penyuluhan untuk tanaman, ternak dan perikanan secara signifikan telah
membantu dalam meningkatkan produktivitas pertanian, produksi pangan dan
ketersediaannya.5
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang analisis psikiatri dalam perencanaan pembangunan pertanian diwilayah pesisir
India. Setelah melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang perencanaan pembangunan pertanian di India.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diambil perumusan masalah yaitu :
a. Apa saja perencanaan pembangunan pertanian didaerah pesisir india?
b. Apa saja analisis psikiatri dalam perencanaan pembangunan diwilayah pesisir India
C. TUJUAN PENELITIAN
1. TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui analisis psikiatri dalam perencanaan pembangunan diwilayah pesisir
India.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Mengetahui apa saja perencanaan pembangunan diwilayah pesisisr India
b. Mengetahui apa saja analisis psikiatri dalam perencanaan pembangunan diwilayah
pesisir India
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. PERTANIAN
a. Pembangunan Sektor Pertanian
Pengertian pembangunan selama tiga dekade yang lalu adalah kemampuan
ekonomi nasional, dimana keadaan ekonomi mula-mula relatif statis selama jangka
waktu yang lama, untuk menaikan dan mempertahankan suatu kenaikan GNP antara
5 sampai 7 persen atau lebih pertahun. Pengertian ini sangat bersifat ekonomis.
Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena
sebagian anggota masyarakat di negara-negara miskin menggantungkan hidupnya
pada sektor tersebut. Jika para perencana dengan sungguh-sungguh memperhatikan
kesejahteraan masyarakatnya, maka satu-satunya cara adalah dengan meningkatkan
kesejahteraan sebagian besar anggota masyarakatnya yang hidup disektor pertanian
5
itu. Cara itu bisa ditempuh dengan cara meningkatkan produksi tanaman pangan dan
tanaman perdagangan mereka dan atau menaikan harga yang mereka terima atas
produk-produk yang mereka hasilkan.
b. Tahap - Tahap Pembangunan Pertanian
Ada 3 tahap perkembangan pembangunan pertanian, antara lain yaitu
1) Pertanian tradisional. Dalam pertanian tradisional, produksi dan konsumsi sama
banyaknya dan hanya satu atau dua tanaman saja (biasanya jagung atau padi)
yang merupakan sumber pokok bahan makanan. Produksi dan produktivitasnya
rendah karena hanya menggunakan peralatan sangat sederhana (teknologi yang
dipakai rendah). Penanaman atau penggunaan modal hanya sedikit saja,
sedangkan tanah dan tenaga kerja manusia merupakan faktor produksi yang
dominan. Pada tahap ini hukum penurunan hasil (law of diminishing return)
berlaku karena terlampau banyak tenaga kerja yang pindah bekerja di lahan
pertanian yang sempit. Kegagalan panen karena hujan (banjir), atau kurang
suburnya tanah, atau karena tindakan-tindakan pemerasan oleh para rentenir,
merupakan hal yang sangat ditrakuti oleh para petani. Tenaga kerja banyak yang
menganggur sepanjang tahun, walaupun para pekerja tersebut mungkin bekerja
penuh pada musim tanam dan musim panen. Para petani biasanya hanya
menggarap tanah hanya sebanyak yang bisa digarap oleh keluarganya saja, tanpa
memerlukan tenaga kerja bayaran, walaupun ada sekali. Keadaan lingkungan
sangat statis. Teknologi sangat terbatas dan sederhana, sistem kelembagaan sosial
kaku, pasar-pasar terpencar jauh, serta jaringan komunikasi antara daerah
pedesaaan dan perkotaan yang kurang memadai cenderung akan menghambat
perkembangan produksi.
2) Tahap pertanian tradisional menuju pertanian modern. Tahap kedua adalah tahap
penganekaragaman produk pertanian sudah mulai terjadi dimana produk pertanian
sudah ada yang dijual ke sektor komersil, tetapi pemakaian modal dan teknologi
masih rendah. Mungkin merupakan suatu tindakan yang tidak realistis jika
menstransformasi secara cepat suatu sistem pertanian tradisional kedalam sistem
pertanian yang modern (komersial). Upaya untuk mengenalkan tanaman
perdagangan dalam pertanian tradisional seringkali gagal dalam membantu petani
untuk meningkatkan tingkat kehidupannya. Menggantungkan diri pada tanaman
perdagangan bagi para petani kecil lebih mengundang resiko daripada pertanian
subsistem murni karena risiko fluktuasi harga menambah keadaan menjadi lebih
tidak menentu.
6
3) Pertanian modern. Tahap yang ketiga adalah tahap yang menggambarkan
pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh
pemakaian modal dan teknologi yang tinggi pula. Pada tahap ini produksi
pertanian seluruhnya ditujukan untuk melayani keperluan pasar komersil.
Pertanian modern (spesialisasi) bisa berbeda-beda dalam ukuran dan fungsinya.
Mulai dari jenis pertanian buah-buahan dan sayur-sayuran yang ditanam secara
intensif hampir semua menggunakan peralatan mekanis yang sangat hemat tenaga
kerja, mulai dari jenis traktor yang paling besar dan mesin-mesin panen yang
modern, sampai pada teknik-teknik penyemprotan udara yang memungkinkan
satu keluarga bisa mengolah dan menanami beribu-ribu hektar tanah pertanian
2. PESISIR
a. Wilayah pesisir
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke
arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih
mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air
laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah
pesisir ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar daripada daerah paparan
benua (continental shelf), dimana ciri-ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh proses
alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses
yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan
pencemaran.
Berdasarkan batasan tersebut di atas, beberapa ekosistem wilayah pesisir yang
khas seperti estuaria, delta, laguna, terumbu karang (coral reef), padang lamun
(seagrass), hutan mangrove, hutan rawa, dan bukit pasir (sand dune) tercakup dalam
wilayah ini.
b. Pulau-pulau kecil
Pulau kecil dapat didefinisikan sebagai pulau dengan luas 10.000 km2 atau
kurang dan mempunyai penduduk 500.000 atau kurang. Pulau kecil adalah suatu
wilayah dimana wilayah tersebut memiliki luas tidak lebih dari 2000 Km2 dan
lebarnya tidak lebih dari 10 Km, sedangkan definisi untuk pulau sangat kecil yaitu
wilayah yang memiliki luas tidak lebih besar dari 100 Km2 dan lebar tidak lebih dari
3 Km.
Pulau kecil selain memiliki luas wilayah juga memiliki kekayaan sumber daya
alam pesisir. Pulau-pulau kecil umumnya memiliki satu atau lebih ekosistem pesisir
seperti terumbu karang, mangrove, padang lamun, pantai berpasir, pantai berbatu,
7
estuaria yang semuanya bersifat alamiah. Sumber daya uang paling menonjol di pulau
kecil adalah sumber daya ikan dan untuk kawasan pulau kecil sumber daya ikan
ketersediaanya cukup banyak karena hal ini didukung oleh ekosistem yang beragam
dan kompleks.
c. Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Pesisir adalah wilayah yang unik, karena dalam konteks bentang alam, wilayah
pesisir merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan. Lebih jauh, wilayah pesisir
merupakan wilayah yang penting ditinjau dari berbagai sudut pandang perencanaan
dan pengelolaan. Transisi antara daratan dan lautan di wilayah pesisir telah
membentuk ekosistem yang beragam dan sangat produktif serta memberikan nilai
ekonomi yang luar biasa terhadap manusia.. Sejalan dengan pertambahan penduduk
dan peningkatan kegiatan pembangunan sosialekonomi, "nilai" wilayah pesisir terus
bertambah. Konsekuensi dari tekanan terhadap pesisir ini adalah masalah pengelolaan
yang timbul karena konflik pemanfaatan yang timbul akibat berbagai kepentingan
yang ada di wilayah pesisir. Pengertian pengelolaan mencakup kegiatan usaha
pemanfaatan dan perlindungan. Dua kegiatan yang terkesan saling bertolak belakang
ini sebenarnya merupakan pilar utama dalam melaksanakan kegiatan pembangunan
secara berkelanjutan. Selama identifikasi semua permasalahan yang berkaitan dengan
pengelolaan dilakukan dengan baik dan benar, kekhawatiran tidak seimbangnya
antara pemanfaatan dan perlindungan bukanlah hal yang perlu dirisaukan. Hasil
identifikasi merupakan data dasar bagi penyusunan program kegiatan lanjutan kedua
unsur pengelolaan.
3. PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DIWILAYAH PESISIR
INDIA
Sebagai negara dengan jumlah penduduk kedua terbesar di dunia (setelah Cina),
India menghadapi dua tantangan utama terkait dengan pembangunan pertanian.
Pertama, sektor pertanian melibatkan sekitar 58,2 persen penduduk negara ini dan
menyangkut hampir 1,6 miliar penduduk. Kedua, India berhadapan dengan beberapa
permasalahan yang antara lain meliputi penurunan sumber daya air, degradasi lahan,
kerusakan kandungan tanah, penurunan produktivitas dan profitabilitas karena makin
sempitnya luas penguasaan lahan, kekurangantenaga kerja pertanian, meningkatnya
biaya dan ketidakpastian terkait dengan gejolak harga (price volatility) komoditas
pertanian di pasar internasional.6
Rumput laut tumbuh melimpah di sepanjang Pantai Tamil Nadu dan Gujarat dan
sekitar Lakshadweep dan Andaman dan pulau-pulau Nicobar. Ada juga yang kaya tempat
8
rumput laut di sekitar Mumbai, Ratnagiri, Goa, Karwar, Varkala, Vizhinjam dan Pulicat
di Tamil Nadu dan Chilka di Orissa. Industri rumput laut di India terutama industri
rumahan dan hanya didasarkan pada stok alami agar-hasil merah rumput laut, seperti
Gelidiella acerosa dan Gracilaria edulis, dan align menghasilkan spesies rumput laut
coklat tersebut sebagai Sargassum dan Tubineria. Itu produksi total rumput laut di India
pada tahun 2000 adalah sekitar 600.000 ton (berat basah). India menghasilkan 110-132
ton agar kering setiap tahun memanfaatkan sekitar 880-1100 ton agarofita kering.
Produksi algin tahunan adalah 360 hingga 540 ton dari 3.600 hingga 5.400 ton alginofit
kering.7
Budidaya rumput laut adalah industri yang baik untuk masyarakat pesisir. Upaya-
upaya dalam budidaya rumput laut dan pemanfaatannya melalui pengembangan produk
dan proses dapat membantu dalam memenuhi keamanan pangan dan gizi penduduk India
serta meningkatkan nilai total ekspor perikanan. Rumput laut memiliki peran yang sangat
penting untuk dimainkan menuju perbaikan komunitas nelayan pesisir dan sebagai
penghasil devisa yang berharga.7
Pertanian di India saat ini terkendala oleh berbagai faktor. Kami telah
menciptakan sejarah dengan memproduksi 250 juta biji-bijian makanan pada 2012-13,
tetapi ini telah disertai dengan degradasi lahan, ukuran menurun dari kepemilikan tanah
dan banyak masalah terkait lainnya.8  
Manfaat teknologi dan pertanian intensif keterampilan mulai dialami meskipun
dalam skala terbatas dalam beberapa tahun terakhir. Benih yang dimodifikasi secara
genetik (GM) untuk produksi kapas, hibrida dalam jagung dan sayuran, sistem
intensifikasi padi, pertanian presisi dan pertanian mekanisasi, penanaman hi-tech buah-
buahan dan sayuran dan bunga, konservasi sumber daya teknologi dan banyak kegiatan
di luar pertanian yang terkait dengan mekanisasi, primer dan sekunder pemrosesan
yang diperkenalkan pada bagian awal abad ini menawarkan beberapa bidang
kesuksesan. Benih yang dimodifikasi secara genetik (GM) telah muncul sebagai
teknologi baru yang kuat dan menjanjikan produktivitas tinggi dan penggunaan pupuk,
weedisida dan pestisida yang lebih rendah dalam satu hingga dua terakhir dekade dan
telah mendapatkan peningkatan penerimaan di kalangan petani di seluruh dunia.9
Bertitik tolak dari tantangan di atas, secara garis besar strategi kunci kebijakan
pembangunan pertanian India terdiri dari: (1) program Pelita (pembangunan lima
tahun), (2) program Rashtriya Krishi Vikas Yojana (RKVY), (3) Misi Ketahanan
Pangan Nasional (National Food Security Mission/NFSM), dan (4) Misi Hortikultura
Nasional (National Horticulture Mission/NHM).6
9
Kebijakan pembangunan pertanian utama dan kunci yang dilaksanakan oleh
Pemerintah dan Kementerian Pertanian India adalah kebijakan dukungan harga
(Agricultural Price Support Policies) komoditas pertanian. Pemerintah India
menetapkan suatu tingkat harga minimum subsidi untuk berbagai komoditas pertanian
utama. Tingkat harga minimum subsidi tersebut direkomendasikan oleh Komisi Biaya
dan Harga Pertanian. Di samping itu, berbagai pertimbangan dan rekomendasi baik dari
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tetap diperhitungkan oleh Komisi ini.
Tingkat harga minimum merupakan jaminan harga minimum untuk petani pada saat
menjual komoditasnya. Bila harga yang diterima oleh petani di atas harga minimum
subsidi, maka petani dapat bebas menjual komoditas pertaniannya.6
Dalam implementasinya, kebijakan dukungan tingkat harga minimum subsidi
dilaksanakan oleh sebuah badan usaha milik negara India yang disebut Food
Corporation of India (FCI). Badan usaha milik negara tersebut mirip dengan Badan
Urusan Logistik (BULOG) Indonesia, tetapi ada beberapa perbedaan mendasar dan
signifikan lainnya. FCI India merupakan badan usaha milik negara yang dikuasai oleh
Pemerintah India melalui Kementerian Pangan dan Kementerian Pertanian yang
dibentuk pada tahun 1965 berdasarkan Undang-Undang perusahaan pangan India
(Indian Food Coorporation Act). Secara operasional.6
FCI ditugaskan untuk mengimplementasikan tujuan kebijakan pangan nasional.
Pertama, melaksanakan operasi dukungan harga efektif untuk melindungi kepentingan
petani. Kedua, melaksanakan distribusi pangan utama berbasis biji-bijian ke seluruh
negeri untuk mewujudkan sistem distribusi publik. Ketiga, mempertahankan tingkat
yang aman dan memuaskan dalam level operasional dan cadangan penyangga dari
komoditas pangan utama untuk dapat menjamin ketahanan pangan nasional India. FCI
termasuk salah satu perusahaan terbesar di India dan Asia Selatan dalam bidang
industri pangan. Perusahaan milik negara tersebut menjalankan usaha dan bisnis secara
terintegrasi mulai dari pengadaan, penyimpanan dan kontrak, pengelolaan stok,
distribusi, penjualan, pembiayaan, pengendalian mutu, permesinan, hingga usaha
ekspor-impor. Perusahaan melakukan pembelian dan pengadaan untuk gandum sebesar
15–20 persen dan beras sebesar 12–15 persen dari total produksi nasional setiap tahun.
Nilai omzet yang dikelola perusaan untuk kedua komoditas tersebut mencapai USD 10
miliar dolar atau sekitar 100 triliun rupiah. Nilai omzet tersebut belum termasuk
komoditas lain seperti gula, jagung, kedelai, dan biji-bijian lainnya. Di samping itu,
perusahaan juga mengelola dana subsidi dengan nilai total sekitar Rp123,4 triliun setiap

10
tahun. Menurut laporan keuangan 2008, perusahaan menguasai aset dengan total nilai
sebesar Rp27,6 triliun.6
India memiliki strategi kebijakan pembangunan pertanian yang secara garis besar
meliputi peningkatan pertumbuhan, investasi publik, dan inisiatif khusus. Salah satu
keberhasilan yang cukup menonjol pada pembangunan pertanian di India adalah
terpenuhinya kebutuhan pangan domestik (bahkan ekspor) kendati negara ini
memilikijumlah penduduk terbesar kedua di dunia setelah Cina. Keberhasilan sektor
pertanian India juga didukung oleh beberapa program seperti pemberdayaan
perusahaan milik negara khususnya pangan dan logistik (Food Corporation of India),
pengembangan infrastruktur (khususnya irigasi), sistem penyuluhan (call center
system), dan fasilitasi kredit dengan bunga rendah. Program-program tersebut patut
dijadikan petikan pelajaran (lessons learned) bagi Indonesia. Di samping itu, beberapa
petikan pelajaran lainnya dari kebijakanpertanian India adalah: (1) penggunaan bibit
unggul hibrida, (2) penyediaan peralatan pertanian biaya murah, (3) pengembangan
industri pengolahan makanan, (4) pembinaan petani secara ‘helpline’ (pemanfaatan
informasi telekomunikasi), (5) penyediaan kredit lunak bagi petani, dan (6)
pengembangan koperasi.6
Pertanian dalam arti luas dapat didefinisikan sebagai aktifitas yang berhubungan
dengan budidaya dan pengelolaan tanaman dan hewan ternak untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Sektor pertanian berhadapan dengan tantangan utama yaitu
bagaimana meningkatkan produksi untuk mendukung pertumbuhan dan bagaimana
meningkatan kesejahteraan masyarakat petani dalam situasi dan kondisi semakin
berkurangnya ketersediaan sumber alam. Beberapa hal yang menjadi permasalahan
adalah berkurangnya kualitas dan kuantitas air, menurunnya tingkat kesuburan tanah,
efek perubahan iklim, dan semakin berkurangnya lahan pertanian subur yang mengarah
pada urbanisasi penduduk. Semua permasalahan yang dihadapi petani berkaitan erat
dengan proses pengelolaan produk yang mereka lakukan. Berdasarkan perspektif
petani, siklus pertanian biasanya terbagi menjadi tiga tahapan utama.10
Pre-cultivation (persiapan lahan), yang meliputi pemilihan benih, pemilihan
lahan, kalender pertanian, akses ke kredit sumber pendanaan, dan lain-lain. Crop
vultivation dan harvesting (penanaman dan panen), meliputi persiapan lahan dan
penaburan benih, manajemen pengelolaan, manajemen air dan kesuburan, manajemen
hama, dan lain-lain. Post-harvest (pasca panen) meliputi pemasaran, transportasi,
pengemasan, pemrosesan makanan, dan lain sebagainya.10

11
Ada beberapa penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang dipakai di
India saat ini. Antara lain :
a. Mobile Driven Extension
Mobile Driven Extension yang diterapkan di India dan Kenya,
memanfaatkan TI untuk mendukung kolaborasi antara pemerintah, lembaga
penelitian, universitas, dan petani melalui sebuah jaringan internet. Model ini
didukung oleh pendekatan Pusat Panggilan (Call Centre). Melalui pendekatan ini
petani menghubungi tele-centre dan selanjutnya mereka akan dihubungkan dengan
seorang agen yang akan menjawab pertanyaan yang mereka ajukan. Agen dapat
menyediakan informasi penting yang berhubungan dengan proses pertanian seperti
penanaman, irigasi, penanganan penyakit, dan persoalanpersoalan lainnya.
Lembaga penelitian, pemerintah dan universitas dapat membangun dan
memperbaharui pengetahuan yang dapat diakses agen agar dapat membantu
menyelesaikan persoalan yang dihadapi petani.10
b. Indian Farmers Fertiliser Cooperative (IFFCO)
Indian Farmers Fertiliser Cooperative (IFFCO) Kisan Sanchar Limited
merupakan sebuah organisasi yang aktifitasutamanya adalah melakukan
pelayanan berbasis ilmu danteknologi kualitas hidup masyarakat pedesaan di
India.Organisasi ini sangat penting bagi jutaan petani di India. IFFCOmemiliki
layanan yang dinamai Value Added Service (VAS).Saat ini terdapat 5 layanan
utama dari IFFCO Kisan, yaitu Freevoice Message, Helpline, Call Back Facilitity,
Mobile PhoneApplications, dan Focused Communities.10
Free Voice Message merupakan layanan yang diberikan melalui telepon
genggam. Layanan ini setiap harinya memberikan lebih dari 4 pesan suara secara
gratis ke pengguna. Setiap pesan berdurasi satu menit. Pesan berisi berbagai
informasi penting yang antara lain berhubungan dengan soil management,
ramalan cuaca, informasi cuaca berkaitan dengan aktifitas pertanian, manajemen
tanaman, perlindungan tanaman, harga pasar, dan peternakan. Pesan suara yang
disampaikan berasal dari pakar. Pesan yang disampaikan diharapkan dapat
membantu pengguna (petani) dalam pengambilan keputusan.10
Layanan Helpline merupakan layanan call center yang disediakan bagi
petani untuk berkonsultasi mengenai permasalahan yang mereka hadapi. Layanan
ini didukung oleh Subject Matter Experts (SMEs) yang merupakan professional
atau ahli yang akan memfasilitasi petani untuk penyelesaian masalah yang mereka
hadapi.Call Back Facility merupakan layanan yang mirip dengan Free Voice
12
Message. Namun dalam layanan Call Back, pengguna akan mendapatkan pesan
suara sesuai dengan bidang minat mereka.10
Mobile phone application merupakan sebuah aplikasi mobile yang
menyediakan akses ke ramalan cuaca, harga produk terkini, konsultasi ke ahli
pertanian, dan sumber pustaka untuk pengetahuan di bidang pertanian. Aplikasi
ini dilengkapi dengan 10 bahasa lokal India.10
Focused Communities merupakan layanan pengorganisasian komunitas /
kelompok yang diberikan IFFCO Kisan bagi anggotanya. Komunitas yang
terbentuk didasarkan pada ketertarikan atau produk yang saat ini dihasilkan oleh
anggota. Melalui layanan ini setiap anggota kelompok dapat berkomunikasi
secara efektif dengan anggota lain pada kelompoknya. Saat ini terdapat 75
komunitas yang menggunakan layanan Focused Communities.10
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sektor pertanian
memberikan banyak manfaat yaitu: (1) TIK dapat meningkatkan hasil produksi;
(2) TIK bisa mengurangi resiko dalam bisnis pertanian; (3) TIK dapat mendukung
optimalitas keuntungan bagi petani; (4) TIK dapat meningkatkan efektifitas dalam
berbagi informasi dan komunikasi antar stakeholder di bidang pertanian; (5) TIK
meningkatkan kemampuan tawar (bargaining power) petani; dan (6) TIK
mendukung pertanian yang ramah lingkungan. Penerapan TIK dapat
meningkatkan hasil produksi produk pertanian. Hal ini dapat didukung melalui
proses penanaman atau pengolahan lahan dan produk pertanian dengan benar. TI
menghubungkan petani kepada akses informasi mengenai bibit tanaman yang
unggul atau cara pengolahan lahan yang lebih baik sehingga lahan pertanian dapat
memberikan hasil yang maksimal. Peningkatan produktifitas hasil pertanian akan
memberikan peluang ekspor produk pertanian sehingga dapat meningkatkan
pendapatan petani.10
Manfaat kedua dari penerapan TIK pada sektor pertanian adalah TI
mampu mengurangi resiko dalam bisnis pertanian. Melalui pertanian presisi, TI
dapat melakukan berbagai prediksi dengan lebih akurat. Berbagai sistem
pendukung keputusan dan sistem pakar dapat dikembangkan untuk mendukung
petani dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian tingkat resiko
selama proses penanaman, pemeliharaan, dan penjualan produk hasil pertanian
dapat diminimalisir.10
Manfaat ketiga terkait keuntungan yang didapatkan petanidalam bisnis
pertaniannya. Melalui dukungan TIK petani dapat melakukan efisiensi
13
pembiayaan melalui pembelian berbagai sarana dan sumber daya pertanian seperti
bibit, pupuk, dan peralatan pendukung dengan harga yang murah namun tetap
memiliki kualitas yang baik. Melalui internet petani akan dapat mengakses
informasi harga dari berbagai sumber, sehingga mereka dapat menentukan pilihan
yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Melalui TIK petani juga dapat
melakukan penawaran produk hasil pertanian mereka dengan harga yang
kompetitif. Petani dapat langsung berhubungan dengan pelanggan tanpa harus
melalui pihak ketiga. Model penjualan produk ini sudah dilaksanakan di India
melalui sistem EChoupal.10
Manfaat keempat dari penerapan TIK adalah efektifitaskomunikasi dalam
berbagi data, informasi, dan pengetahuanantar stakeholder di bidang pertanian.
Berbagai sistem telahdikembangkan oleh beberapa negara untuk mendukung
kebutuhan ini. Salah satunya adalah Community Knowledge Worker (CKW) di
Uganda. Melalui komunitas dalamjaringan yang terbentuk, petani akan dapat
berhubungan langsung dengan berbagai pihak yang dapat membantu mereka
dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Komunitas online juga dapat
memberikan informasi berkala tentangberbagai hal seperti informasi cuaca, harga,
teknik pertanian baru, dan cara penanggulangan hama dan penyakit tanaman.
Manfaat lain yang penting dari penerapan TIK adalah meningkatnya kemampuan
tawar (bargaining power) daripetani. Melalui TIK petani akan memiliki jejaring
yang lebihluas. Mereka akan memiliki akses ke berbagai pihak
yangberkepentingan dan mereka akan mendapatkan informasi danpengetahuan
yang dapat mendukung kepercayaan diri dan kemampuan menawar produk
pertanian dengan lebih baik.10
Manfaat keenam dari penerapan TIK adalah terciptanya pertanian yang
ramah lingkungan. Melalui dukungan dariberbagai pihak, pelaku bisnis pertanian
akan dapat menjalankanbisnis mereka dengan tetap mempertimbangkan
keselamatanlingkungan. TIK dapat mendukung penyebaran informasi
danpengetahuan mengenai berbagai teknik pertanian ramahlingkungan, tingkat
penggunaan pupuk yang aman lingkungandan keuntungan dari pertanian ramah
lingkungan.10

14
E. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif analitik
yang berfungsi untuk mendeskripsikan data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. GAMBARAN UMUM
a. Letak Geografis
India adalah sebuah negara di Asia yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak
kedua didunia. Dengan populasi lebih dari satu miliar jiwa dan india adalah Negara
terbesar ke tujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis dengan luas wilayah
3.287.590 km2. Jumlah penduduk india tumbuh pesat sejak pertengahan 1980an.
Ekonomi india adalah terbesar keempat di dunia PDB dan salah satu pertumbuhan
ekonomi tercepat di dunia. India terletak di Asia Selatan dengan garis pantai
sepanjang 7.000 km, dan bagian dari anak benua India. India membagi perbatasan
dengan Pakistan, RRC, Myanmar, Bangladesh, Nepal, Bhutan, dan Afganistan. India
terletak antara 8 derajat LU – 37 derajat LU dan 67,5 derajat BT - 98 derajat BT.
Batas-batas wilayah Negara ini adalah :
1) Sebelah utara : Nepal, Bhutan dan China
2) Sebelah barat : Pakistan dan Laut arab
3) Sebelah selatan : Sri Lanka dan Samudera Hindia
4) Sebelah timur : Birma, Bangladesh, dan Teluk Benggala
b. Penduduk
India memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.065.070.607 jiwa pada tahun 2013.
India menempati urutan kedua negara berkepundudukan terbanyak sebanyak RRC.
Jumlah penduduk yang banyak ini menyebabkan india sering mengalami bencana
kelaparan, terutama bila hujan terlambat turun.
2. HASIL
Budidaya rumput laut adalah industri yang baik untuk masyarakat pesisir. Upaya-
upaya dalam budidaya rumput laut dan pemanfaatannya melalui pengembangan produk
dan proses dapat membantu dalam memenuhi keamanan pangan dan gizi penduduk
India serta meningkatkan nilai total ekspor perikanan. Rumput laut memiliki peran yang
sangat penting untuk dimainkan menuju perbaikan komunitas nelayan pesisir dan
sebagai penghasil devisa yang berharga.7
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sektor pertanian
memberikan banyak manfaat yaitu: (1) TIK dapat meningkatkan hasil produksi; (2) TIK
15
bisa mengurangi resiko dalam bisnis pertanian; (3) TIK dapat mendukung optimalitas
keuntungan bagi petani; (4) TIK dapat meningkatkan efektifitas dalam berbagi informasi
dan komunikasi antar stakeholder di bidang pertanian; (5) TIK meningkatkan
kemampuan tawar (bargaining power) petani; dan (6) TIK mendukung pertanian yang
ramah lingkungan. Penerapan TIK dapat meningkatkan hasil produksi produk pertanian.
Ada beberapa penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang dipakai di India saat
ini. Antara lain : (1) Mobile Driven Extension; (2) Indian Farmers Fertiliser Cooperative
(IFFCO);
3. PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian diatas analisis psikiatri yang kemungkinan terjadi adalah
Di India budidaya rumput laut adalah industri yang baik untuk masyarakat pesisir
Rumput laut tumbuh melimpah di sepanjang Pantai Tamil Nadu dan Gujarat dan sekitar
Lakshadweep dan Andaman dan pulau-pulau Nicobar. Ada juga yang kaya tempat
rumput laut di sekitar Mumbai, Ratnagiri, Goa, Karwar, Varkala, Vizhinjam dan Pulicat
di Tamil Nadu dan Chilka di Orissa. Industrialisasi di India menimbulkan efek negatif
berupa limbah industri baik yang terbentuk padat maupun cair berpengaruh terhadap
lingkungan sekitarnya. Bilamana limbah tersebut dilepaskan ke perairan bebas, akan
terjadi perubahan nilai dari perairan itu baik kualitas maupun kuantitas sehingga perairan
dapat dianggap tercemar. Salah satu bahan pencemar pada perairan adalah logam berat
Timbal (Pb). Timbal dan persenyawaannya digunakan dalam industri baterai sebagai
bahan yang aktif dalam pengaliran arus elektron.
Logam baik essesnsial maupun non-essensial bila kandungannya melebih batas
kapasitas yang dibutuhkan atau kemampuan organisme kapasitas yang dibutuhkan atau
kemampuan oragnisme perairan untuk mengatasi keberadaan logam di tubuhnya, maka ia
akan membahayakan kelangsung hidup organism perairan. Pertumbuhan rumput laut
dapat dihambat oleh beberapa jenis logam yang pada muaranya akan merugikan petani
rumput laut. Di sisi lain bila logam diserap oleh rumput laut, maka ia akan disimpan
secara intra maupun ekstra seluler oleh rumput laut.11
Dampak timbal (Pb) merusak berbagai organ tubuh manusia, terutama sistem
saraf, sistem pembentukan darah, ginjal, sistem jantung, dan sistem reproduksi. Timbal
juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan anemia. Dampak negatif dari bahaya
timah hitam adalah bahwa pencemaran timah hitam dalam udara menurut penelitian
merupakan penyebab potensial terhadap peningkatan akumulasi kandungan timah hitam
dalam darah. Akumulasi timah hitam dalam darah yang relatif tinggi akan menyebabkan
gangguan saluran pencernaan, penurunan kesadaran, anemia, kerusakan ginjal, hipertensi,
16
penyakit neuromuskular, dan konsekuensi pathophysiologis serta kerusakan saraf pusat
sehingga terjadi perubahan tingkah laku.12
Sistem saraf merupakan sistem yang paling sensitif terhadap daya racun timbal.
Senyawa seperti timbal tetra etil, dapat menyebabkan keracunan akut pada sistem saraf
pusat, meskipun proses keracunan tersebut terjadi dalam waktu yang cukup panjang
dengan kecepatan penyerapan yang kecil. Pada percobaan in vitro, akumulasi dari delta-
ALA dalam hipotalamus dan protoporfirin dalam saraf dorsal dapat menyebabkan
ensefalopati karena toksisitas timbal. Terjadinya neuropati pada saraf tepi karena
toksisitas timbal disebabkan oleh dieliminasi dan degenerasi saraf.
Pertumbuhan rumput laut yang terhambat maka akan menyebabkan gagal panen
untuk para petani rumput laut. Kegagalan panen atau produksi rumput lain yang kurang
dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya stress. Apabila dibiarkan lebih berkelanjutan
maka para petani akan menjadi stress. Banyaknya pabrik-pabrik diindia yang pengelolaan
limbahnta masih belum baik akan menyebabkan pembuangan saluran limbah ke lautan
atau udara bebas. Salah satu kadar limbah yang paling berbahaya adalah timbal. Apabila
kadar timbal dalam diri seseorang tinggi maka akan menyebabkan terjadinya gangguan
saluran pencernaan, penurunan kesadaran, anemia, kerusakan ginjal, hipertensi, penyakit
neuromuskular, dan konsekuensi pathophysiologis serta kerusakan saraf pusat sehingga
terjadi perubahan tingkah laku.
Berdasarkan dampak dari pengelolaan limbah dari indrustri yang tidak baik
sehingga dapat mencemari lingkungan perairan di India dan dampaknya kepada hasil
pertanian rumput laut atau seaweed maka seharusnya pemerintah india mengambil
tindakan bekerjasama dengan perusahaan dalam mengelola sampah limbah dengan baik
tanpa harus mencemari lingkungan sekitar. Sehingga para petani rumput laut dan
nelayan tetap bisa bekerja tanpa harus mengalami kerugian dan pihak perusahaan tidak
harus menutup pabrik atau perusahaanya dan pemerintah juga tidak harus membayar
denda kerugian apabila pabrik atau perusahaan tersebut ditutup.
Selanjutnya, perkembangan pembangunan pertanian di negara India adalah
dengan dikembangkannya pembangunan teknologi informasi dan komunikasi berupa
layanan telepon (Mobile Driven Extension) dari para petani kepada operator untuk
mencari informasi dan pengetahuan tentang masalah pertanian yang sedang dialami.
Akan tetapi dalam penerapannya tidak semua masyarakat atau para petani dapat
mengerti dan menggunakan handphone dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
memicu terjadinya kesenjangan social dan kecemburuan social yang menyebabkan
jauhnya hubungan antar para petani. Hal tersebut bisa menjadi stressor dalam kehidupan
17
seseorang diakibatkan terjadinya kesenjangan social dan masalah dalam pertanian yang
tidak dapat ditangani. Salah satu contoh dari aplikasi yang tersedia di india adalah
Focused Communities yang merupakan layanan pengorganisasian komunitas/kelompok
yang diberikan IFFCO Kisan bagi anggotanya saja, sehingga para petani yang tidak ikut
bergabung dalam kelompok tersebut akan terasingkan dan terjadi kesenjangan social
antara para petani yang dapat menjadi pemicu stressor pada seseorang.
Dalam pengertian umum, stress adalah suatu tekanan atau sesuatu yang terasa
menekan dalam diri individu. Sesuatu tersebut dapat terjadi disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan yang dinginkan oleh individu, baik
keinginan yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah Suatu stimulus yang sama akan
direspons secara berlainan oleh individu yang berbeda. Artinya, tidak semua stimulus
akan direspons menjadi stress oleh semua individu. Hal itu dikarenakan adanya
perbedaan setiap individu dalam mensikapi setiap situasi, kemampuan meredam
stimulus, dan pengalaman hidupnya.13
Stres Sebagai Interaksi antara Individu dengan lingkungan adalah stress sebagai
suatu proses yang meliputi stressor dan strain dengan menambahkan dimensi hubungan
antara individu dengan lingkungan. Interaksi antara manusia dan lingkungan yang saling
mempengaruhi disebut sebagai hubungan transaksional. Dalam konteks stres sebagai
interaksi antara individu dengan lingkungan, stres tidak dipandang sebagai stimulus
maupun sebagai respon saja, tetapi juga suatu proses di mana individu juga merupakan
pengantara (agent) yang aktif, yang dapat mempengaruhi stressor melalui strategi
perilaku kognitif dan emosional.13
Yang termasuk dalam stressor lingkungan di sini yaitu salah satunya adalah
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), tuntutan untuk selalu update
terhadap perkembangan zaman membuat sebagian individu berlomba untuk menjadi
yang pertama tahu tentang hal-hal yang baru, tuntutan tersebut juga terjadi karena rasa
malu yang tinggi jika disebut gaptek.13
Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah India seharusnya bekerjasama kepada
pihak penyedia layanan Mobile Driven Extension dan Indian Farmers Fertiliser
Cooperative (IFFCO) untuk memperhatikan dampak negative dari diterapkannya hal ini.
Pemerintah bisa membuat sosialisasi dan mengajarkan sampai bisa tentang cara
penggunaan layanan ini serta seharusnya membuat posko-posko atau kantor pada setiap
desa sehingga masyarakat yang tidak mempunya telepon atau tidak memiliki jaringan
internet bisa bertanya langsung ke kantor penyedia layanan. Sehingga penggunaan

18
pelayanan ini dapat tersebar merata kepada semua petani tanpa perlu ada kecemburuan
social dari para petani di India.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Makal, A., dkk. 2017. Issues and Problems in Agricultural Development: A Study on the
Farmers of West Bengal.
2. Vibha, D. 2017. Water and Agriculture in India. Newman, J. Volume 8.
3. Pathak, D.S., Kumar, A. 2014. Climate change and water availability in Indian agriculture:
Impacts and adaptation. Indian Journal of Agricultural Sciences. Volume 86 Nomor 6.
4. Hans, V.B. 2018. Water Management in Agriculture: Issues and Strategies in India.
International Journal of Development and Sustainability. Volume 7 Nomor 2.
5. Mundhe, F. 2015. Agricultural productivity in India: trends during five year plans. The
Business & Management Review. Volume 5 Nomor 4.
6. Dabukke, F.B.M., Iqbal, M. 2014. Kebijakan Pembangunan Pertanian Thailand, India, Dan
Jepang Serta Implikasinya Bagi Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 12 No. 2
7. Khan, S.I., Satam, S.B. 2003. Seaweed Mariculture: Scope And Potential In India. College of
Fisherie. Volume 8 Nomor 2
8. Kumar, P., Nain, M.S. 2013. Agriculture in India: A SWOT analysis. Indian Journal.
Volume 3 Nomor 7.
9. Aayog, N. 2015. Raising Agricultural Productivity and Making Farming Remunerative for
Farmers. Government India.
10. Delima, R., Santoso, H.B., Purwadi, J., 2016. Kajian Aplikasi Pertanian yang Dikembangkan
di Beberapa Negara Asia dan Afrika. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi ISSN :
1907-5022
11. Nadiarti, dkk. 2015. Prosiding Simposium Nasional II Kelautan dan Perikanan 2015.
Makassar
12. Ardillah, Y. 2016. Faktor Risiko Kandungan Timbal Di Dalam Darah. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Volume 7 Nomor 3.
13. Musradinur, 2016. Stres Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi. Jurnal
Edukasi Volume 2 Nomor 2.

20

Das könnte Ihnen auch gefallen