Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
SKRIPSI
Oleh :
Sharon Dialusi Gokrodame Siahaan
C1B015101
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2019
i
PENGARUH PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI
DAN SELF-EFFICACY TERHADAP WORK
ENGAGEMENT KARYAWAN PT.PLN (Persero)
AREA BENGKULU & TELUK SEGARA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Bengkulu
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Manajemen
Oleh :
Sharon Dialusi Gokrodame Siahaan
C1B015101
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2019
ii
Skripsi oleh Sharon Dialusi Gokrodame Siahaan ini
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
iii
ABSTRACK
iv
PENGARUH PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI DAN SELF-
EFFICACY TERHADAP WORK ENGAGEMENT KARYAWAN
PT.PLN (Persero) AREA BENGKULU & TELUK SEGARA
Oleh :
Sharon Dialusi Gokrodame Siahaan 1)
Nasution 2)
RINGKASAN
Karyawan yang memiliki engagement akan termotivasi untuk berusaha
memberikan upaya terbaik bagi organisasi. Peran dukungan organisasi tentu
diperlukan karyawan agar kerja keras dan usahanya merasa dihargai. Selain itu,
self-efficacy karywan juga diperlukan dalam menyelesaikan tugas dan tantangan
pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji pengaruh Persepsi
Dukungan Organisasi dan Self-Efficacy terhadap Work Engagement Karyawan
PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dengan
kuesioner. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Total
sampel yang uji dalam penelitian ini berjumlah 83 karyawan. Alat atau program
yang digunakan untuk menguji pengaruh antar variabel yaitu SPSS 16.0. Metode
analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji t untuk melihat pengaruh
secara parsial antara variabel persepsi dukungan organisasi dan self-efficacy
terhadap work engagement.
Hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa; 1) persepsi dukungan
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap work engagement. 2) self-
efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhaadap work engagement. Nilai
koefisien regresi persepsi dukungan organisasi sebesar 0,628 dengan Sig. 0,000
dan koefisien regresi self-efficacy sebesar 0,234 dengan Sig. 0,004. Hal ini
menunjukkan kedua faktor tersebut dapat mendukung atau meningkatkan work
engagement karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut persepsi dukungan organisasi dan self-
efficacy merupakan faktor penting dalam meningkatkan work engagement
karyawan. Oleh karena itu, diharapkan bagi seluruh karyawan dan PT. PLN
(Persero) Area Bengkulu & Teluk Segara agar lebih meningkatkan hubungan
yang baik antar sesama karyawan dan perusahaan. Khususnya bagi PT. PLN
(Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara untuk lebih meningkatkan dukungan
kepada karyawan merasa lebih bersemangat dalam bekerja.
Kata Kunci : Work Engagement, Persepsi Dukungan Organisasi Dan Self-
Efficacy.
1) Mahasiswa
v
2) Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal skripsi
yang berjudul “Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi dan Self-Efficacy
Terhadap Work Engagement Karyawan PT.PLN (Persero) Area Bengkulu &
Teluk Segara”. Proposal ini dibuat sebagai syarat untuk pelaksanaan seminar
proposal yang menjadi langkah awal dalam penulisan skripsi.
Saya menyadari bahwa proposal ini masih belum sempurna, oleh sebab itu
saya mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang
agar menjadi lebih baik lagi.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
ABSTRACK.................................................................................................... iv
RINGKASAN.................................................................................................. v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Pertanyaan Penelitian................................................................................ 10
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Work Engagement...................................................................................... 12
2.1.1 Dimensi Work Engagement........................................................... 14
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Work Engagement............................ 14
2.1.3 Indikator Pengukuran Work Engagement...................................... 16
2.2 Persepsi Dukungan Organisasi.................................................................. 17
2.2.1 Kategori Persepsi Dukungan Organisasi....................................... 19
2.2.2 Indikator Pengukuran Persepsi Dukungan Organisasi................... 22
2.3 Self-Efficacy............................................................................................... 23
2.3.1 Sumber-Sumber Self-Efficacy........................................................ 24
2.3.2 Dimensi Self-Efficacy.................................................................... 27
2.3.3 Indikator Pengukuran Self-Efficacy............................................... 28
2.4 Hubungan Antar Variabel.......................................................................... 29
2.4.1 Persepsi Dukungan Organisasi dan Work Engagement................. 29
2.4.2 Self Efficacy dan Work Engagement.............................................. 30
2.5 Hipotesis Penelitian................................................................................... 32
2.5.1 Persepsi Dukungan Organisasi dan Work Engagement................. 32
2.5.2 Self Efficacy dan Work Engagement.............................................. 33
vii
2.6 Rerangka Penelitian................................................................................... 34
2.7 Penelitian Terdahulu.................................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2008). Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan seperti money, meterial,
method dan machine tidak bisa memberikan hasil yang maksimal jika tidak
didukung oleh karyawan yang memiliki work engagement yang tinggi. Sebab,
yang engage cenderung lebih sering merasakan emosi positif seperti antusias dan
(Schaufeli et al., 2006). Disamping itu, karyawan yang engage juga menunjukkan
inisiatif yang lebih tinggi dan motivasi yang kuat untuk belajar sehingga karyawan
mampu dan bersedia untuk bekerja lebih dari yang diharapkan. Schaufeli dan
Bakker (2004) berpendapat bahwa organisasi yang memiliki sumber daya manusia
1
tinggi membuat seseorang termotivasi dalam bekerja serta memiliki vigor
65%. Aon merupakan sebuah perusahaan jasa profesional global terkemuka yang
dari 8 juta karyawan dilebih dari 1.000 organisasi di seluruh dunia, laporan
organisasi, mengatakan hal-hal positif tentang organisasi dan berniat untuk tetap
di organisasi.
2
Aon menemukan bahwa meskipun employee engagement di Singapura
Indonesia meningkat sebesar 15% dari tahun sebelumnya. Hanya 59% karyawan
rendah dalam data Aon di Asia Pasifik. Engagement karyawan tertinggi yaitu
Indonesia yakni 76% diikuti India dan Filipina (masing-masing 71%), China
Work engagement telah menjadi sasaran minat dan kegiatan yang besar di
kalangan akademisi dan praktisi sejak awal. Studi sejauh ini telah
2004; Saks, 2006). Persepsi dukungan organisasi menjadi hal penting yang dapat
menghasilkan work engagement dan hasil kerja yang baik oleh karyawan yang
3
Selain faktor persepsi dukungan organisasi, terdapat faktor lain yang dapat
konseptual yang menekankan peran proaktif dan disengaja oleh individu atas
dalam diri mereka, dengan kondisi yang sesuai, mereka lebih suka menggunakan
pandangan ini, self-efficacy dapat mewakili sumber daya utama pribadi yang
Objek penelitian ini yaitu, PT. Perusahaan Listrik Negara atau yang lebih
dikenal dengan PT. PLN (Persero) tidak terlepas dari perusahaan-perusahaan yang
(Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di
peran PT. PLN (Persero) di bidang kelistrikan, membuat karyawan harus memiliki
4
Hasil wawancara pra-penelitian dengan Supervisor Sumber Daya Manusia
(SDM) & Administrasi (ADM) di PT. PLN (Persero) Area Bengkulu menyatakan
Namun, work engagement pada karyawan senior dirasakan rendah, karena faktor
mudah lelah dan susah fokus sewaktu bekerja. Sementara karyawan yang lebih
Dapat dilihat dari tabel 1.1 diatas, PT.PLN (Persero) saat ini mengalami
memasuki masa pensiun. Melalui wawancara dengan supervisor SDM & ADM
5
menyatakan bahwa PT.PLN (Persero) Area Bengkulu mengalami kekurangan
tugas menumpuk dan dilakukan rangkap jabatan untuk membantu divisi yang
kerja setelah istirahat siang. Hal tersebut sejalan dengan wawancara dengan
datang terlambat baik pagi hari ataupun siang hari setelah istirahat dengan alasan
menjemput anak serta alasan lainnya. Hal tersebut menunjukkan karyawan kurang
kurang sadar perannya untuk bekerja dengan baik dan memberikan kontribusi
bosan ketika bekerja dan waktu terasa lama ketika bekerja. Berdasarkan aspek
work engagement yaitu vigor dan absorption, seorang karyawan dengan work
6
dan menikmati pekerjaan sehingga waktu berlalu dengan cepat. Sehingga,
perusahaan harus memiliki orang yang tepat yang bersedia untuk melakukan
dan pekerjaan sangat dibutuhkan. Salah satu faktor pemicu work engagement
adalah persepsi dukungan organisasi (Saks, 2006; Schaufeli & Bakker, 2004).
perusahaan, mereka merasa wajib untuk membayar kembali dengan tingkat work
engagement yang lebih tinggi. Akan tetapi, ketika perusahaan gagal memberikan
dukungan, karyawan dapat tidak semangat bekerja, tidak antusias, tidak terbawa
Berdasarkan hasil wawancara dengan Supervisor SDM & ADM PT. PLN
memberikan banyak benefit bagi karyawannya. PT. PLN (Persero) Bengkulu elah
Kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh perusahaan dalam tabel 1.2 dibawah ini.
7
Tabel 1.2 Bentuk Persepsi Dukungan Organisasi PT. PLN (Persero)
No Bentuk Persepsi Tujuan
Dukungan Organisasi
1. Pemberian award bagi Meningkatkan semangat karyawan.
karyawan teladan
2. Pelatihan Meningkatkan keahlian jangka pendek.
3. CoC (Code of Conduct) Evaluasi dan komunikasi antara pimpinan dan
karyawan.
jaminan sosial dan fasilitas tempat kerja yang nyaman. Selain itu, perusahaan juga
memberikan insentif bagi karyawan yang lembur, bonus, dan reward jika
karyawan mencapai atau melebihi target kerja yang telah ditentukan. Hasil
8
(Persero) memiliki tuntutan pekerjaan yang cukup tinggi. Hasil wawancara
merasa tertekan, tidak dapat menemukan solusi atas tugas dan mengalami
memiliki semangat dan usaha yang lebih untuk dapat menguasai tugas serta dapat
yang tinggi.
upaya yang kuat untuk mengejar tujuan serta lebih gigih ketika menghadapi
kesulitan dan situasi yang menekan (Stajkovich & Luthans, 1998). Studi empiris
telah menemukan bahwa self-efficacy mengarah ke usaha yang lebih banyak dan
ketekunan dalam mengejar tujuan, hal itu terkait dengan keadaan motivasi positif
terhadap pekerjaan, yaitu work engagement (Llorens et al., 2007; Salanova et al.,
untuk menjadi sumber utama pribadi yang menjelaskan proses motivasi intrinsik
sumber daya utama pribadi yang dapat mempengaruhi work engagement. Self-
efficacy tidak hanya mengatur afektif individu tetapi juga mekanisme motivasi,
pengaruh terhadap work engagement yang pada dasarnya terdiri dari vigor
(kekuatan atau energi), dedication (dedikasi atau usaha terfokus) dan adsorption
9
(penyerapan atau ketekunan) serta ditafsirkan sebagai indikator motivasi intrinsik
(Van Beek et al., 2011). Ketika individu dan kelompok memiliki self-efficacy
yang baik, mereka akan merasakan pengaruh positif, baik dalam jangka pendek
juga meningkat
tugas dan tantangan yang memerlukan tanggung jawab dari karyawan tersebut.
Hal tersebut juga menjadi sebuah tantangan bagi karyawan PT. PLN (Persero)
Area Bengkulu dan Teluk Segara karena mereka dituntut untuk menunjukkan
hasil kerja yang baik. Work engagement karyawan PT. PLN (Persero) Area
Bengkulu dan Teluk Segara tidak terjadi secara otomatis, namun perlu usaha-
karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara dianggap
10
1. Apakah persepsi dukungan organisasi berpengaruh terhadap work
Segara?
Segara.
2. Kegunaan Praktis
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Work Engagement
secara fisik, kognitif, dan emosional selama menunjukkan peran dalam bekerja.
dari kelelahan kerja (job burnout), tiga dimensi work engagement adalah energi,
keterlibatan dan efficacy yang dibandingkan dengan dimensi kelelahan kerja yaitu
kelelahan, sinisme dan kurangnya efficacy. Model segitiga tanggung jawab yang
12
diajukan oleh (Schlenker et al., 1994) mendefinisikan work engagement sebagai
tanggung jawab yang dirasakan, komitmen dan pengaruh yang dirasakan dari
tanggung jawab individu terhadap kinerja mereka dan terkait dengan diri mereka
sendiri.
pikiran yang positif dan memuaskan terkait pekerjaan yang dicirikan oleh vigori,
yang lebih gigih dan meresap dalam individu serta tidak terfokus pada objek,
Hal serupa mengenai work engagement yaitu kondisi pikiran individu yang
positif, memuaskan dalam menghadapi tugas dan pekerjaan (Schaufeli & Bakker,
2010). Hal tersebut membuat karyawan bekerja dengan keras, bertahan meskipun
mengalami kesulitan, terikat dengan tugas dan merasa bahagia dengan pekerjaan.
individu dan lingkungan. Faktor lingkungan terkait aspek organisasi, sosial dan
fisik pekerja seperti otonomi, dukungan sosial dan peluang pengembangan. Jika
faktor individu mengacu pada aspek dalam invididu seperti aspek fisik, persepsi
dan perilaku.
engagement tinggi lebih baik daripada karyawan dengan work engagement rendah
13
(Bakker, 2009). Karyawan yang memiliki work engagement (1) sering mengalami
kesehatan yang lebih baik; (3) menciptakan pekerjaan dan sumber daya pribadi
mereka sendiri; dan (4) mentransfer work engagement mereka kapada orang lain.
pekerjaan.
sebagai berikut:
a. Vigor
dalam menghadapi kesulitan, tingkat energi dan mental yang tinggi saat
bekerja.
b. Dedication
14
Dedikasi mengacu pada keterikatan dan identifikasi kerja individu yang kuat
c. Adsorption
work engagement yaitu job resource, salience of job resource, dan personal
1. Job Resource
Job resource atau sumber daya pekerjaan merujuk pada aspek fisik, sosial,
15
kolega dan pengawas, umpan balik kinerja, variasi keterampilan, otonomi
Faktor ini merujuk pada seberapa pentingnya sumber daya pekerjaan atau
job resource yang dimiliki individu. Hal tersebut diartikan dengan berusaha
dalam bekerja.
3. Personal Resource
Faktor ini berasal dari dalam diri manusia yang dapat terlihat sewaktu
(Schaufeli et al., 2006) yang membagi work engagement menjadi tiga dimensi
a. Vigor
16
Vigor atau kekuatan menunjukkan kesediaan karyawan untuk
yang tinggi saat bekerja, tekun serta kegigihan dalam menghadapi kesulitan.
4. Karyawan dapat terus bekerja untuk waktu yang lama pada suatu
waktu.
b. Dedication
yaitu :
17
5. Karyawan merasa pekerjaannya menantang.
c. Adsorption
bekerja.
dikemukakan oleh Schaufeli, et al. (2006) yaitu Utrecht Work Engagement Scale
kedalam indikator work engagement dan ukuran yang biasa digunakan oleh para
peneliti.
al., 1986). Persepsi dukungan organisasi oleh (Rhoades & Eisenberger, 2002)
18
diartikan sebagai persepsi karyawan tentang sejauh man organisai menilai
seseorang secara efektif dan untuk menghadapi situasi yang penuh tekanan
(George et al., 1993 dalam Rhoades & Eisenberger, 2002). Persepsi terhadap
karyawan.
meningkatkan usaha dalam bekerja akan dihargai. Hal tersebut dapat membuat
19
karyawan memberikan perhatian yang lebih keras atas penghargaan yang mereka
(SET), yang dikembangkan oleh Blau (1964) dalam (Rhoades & Eisenberger,
yang percaya bahwa mereka menerima tingkat dukungan yang lebih tinggi dari
organisasi akan berkinerja lebih baik. Jadi, persepsi dukungan organisasi adalah
karyawan.
1. Keadilan
20
dalam keadilan dalam distribusi sumber daya memiliki efek kumulatif yang
kuat pada persepsi dukungan organisasi, hal ini terjadi karena organisasi
2. Dukungan Atasan
21
Bentuk dari penghargaan organisasi dan kondisi pekerjaan ini adalah
sebagai berikut:
c. Otonomi
d. Peran Stressors
22
faktor-faktor penyebab stres berasal dari lingkungan yang dikontrol
oleh organisasi. Stres terkait dengan tiga aspek peran karyawan dalam
tuntutan yang melebihi apa yang dapat dicapai karyawan dalam waktu
e. Pelatihan
dukungan organisasi.
23
3. Perusahaan sangat peduli dengan kesejahteraan saya.
karyawan. (R)
2.3 Self-Efficacy
mencapai jenis kinerja yang ditentukan (Bandura, 1986). Lebih lanjut, self-
mengatur dan melaksanakan tindakan untuk mencapai hasil yang sukses dan
pencapaian yang berharga (Bandura, 1997; Wood & Bandura, 1989). Sehingga
pekerjaan.
melakukan suatu tugas yang dapat mempengaruhi upaya tugas, ketekunan, minat
yang dinyatakan, dan tingkat kesulitas serta tujuan yang dipilih untuk kinerja
(Gist, 1989). Sejalan dengan dua pengertian diatas Pajares (1996) mengatakan
24
mencapai jenis kinerja yang ditentukan dan mencapai hasil yang spesifik. Hal
tersebut berarti, jika seorang karyawan memiliki self-efficacy yang tinggi, ia yakin
tantangan.
Mereka menetapkan tujuan yang lebih tinggi dan berpegang pada tujuan.
Tindakan dalam bentuk pikiran dan individu mengantisipasi rasa optimis atau
kurang diperhatikan dengan keterampilan dan kemampuan apa yang dimiliki oleh
individu.
dalam tugas, minat dan ketekunan dalam melaksanakan tugas serta tujuan yang
25
a. Performance Accomplishment
rintangan yang paling sulit, dapat dikuasai oleh usaha yang berkelanjutan.
b. Vicarious Experience
Seorang individu meyakinkan diri sendiri bahwa jika orang lain dapat
yang sama. Harapan efficacy yang timbul oleh pengalaman orang lain
cenderung lebih lemah dan lebih rentan terhadap perubahan. Dua keadaan
26
kemampuan sendiri dan kurangnya pemahaman individu pada kemampuan
orang lain.
c. Verbal Persuasion
mengatasi keberhasilan dengan apa yang telah mereka lalui dimasa lalu.
Ekspektasi self-efficacy yang diinduksi dengan cara ini juga cenderung lebih
lemah daripada yang timbul dari pengalaman sendiri karena individu tidak
d. Psychological State
kecemasan dan kerentanan terhadap stres. Stres dan beban kerja dapat
27
kesuksesan ketika mereka tidak menghadapi keadaan psikologis yang tidak
baik.
beberapa kelompok yang memiliki implikasi yang penting dalam bekerja. yaitu:
1. Magnitude
tuntutan peran dalam pekerjaan. Ada yang menganggap suatu tugas tertentu
sulit untuk dikerjakan, sementara orang lain tidak merasa demikian. Hal ini
dapat berdampak pada tingkah laku yang akan ditunjukkan dalam bekerja.
2. Generality
28
Bila penguasaan karyawan pada bidang pekerjaan yang dimiliki tinggi, akan
3. Strength
Dimensi ini memiliki kaitan yang luas dalam kekuatan dan keyakinan
Harapan yang lemah mudah padam oleh pengalama yang kurang, sedangkan
mendukung.
2. Jika ada rekan kerja yang menentang, iadapat menemukan cara dan
29
5. Berkat akal, karyawan mengetahui cara untuk menangani situasi yang tak
terduga.
solusi.
dilakukan.
10. Biasanya mampu mengatasi apapun yang terjadi padanya dalam pekerjaan.
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan untuk dapat
terdahulu. Job resource juga dapat memainkan peran motivasi ekstrinsik, menurut
Model Effort-Recovery (Meijman & Mulder, 1998 dalam Schaufeli & Bakker,
30
2004) lingkungan kerja yang menawarkan banyak sumber daya dan kesediaan
pekerjaan. Dalam hal ini kemungkinan bahwa tugas akan diselesaikan dengan
sukses dan tujuan kerja akan tercapai. Misalnya, dukungan kolega dan umpan
balik yang tepat dari atasan seseorang dapat meningkatkan keberhasilan mencapai
tujuan kerja.
Menurut uraian diatas, salah satu faktor penting dari work engagement
manajemen praktis dan studi empiris, dukungan organisasi yang efektif dapat
mereka mau bekerja dengan upaya ekstra (Saks, 2006). Ketika karyawan
terhadap organisasi.
seberapa dalam seseorang terlibat dalam pekerjaan dan seberapa lama seseorang
31
bertahan dalam kesulitan tugas. Aspek tersebut tampaknya berhubungan erat
efficacy dalam bekerja. Hal itu berarti karyawan yang memiliki engagement tinggi
juga memiliki self-efficacy yang tinggi. Karyawan yakin mereka akan dapat
mereka sebagai orang yang dapat mencapai hasil yang baik dimasa depan dan
pada lingkungan kerja. Ketika karyawan memiliki keyakinan pada diri sendiri,
mereka cenderung akan bekerja dengan penuh konsentrasi dan serius terhadap
suatu pekerjaan serta terlibat penuh dengan pekerjaannya sehingga karyawan sulit
menghidar dari tugas dan tidak melibatkan diri dengan pekerjaan (Schaufeli &
32
Bakker, 2004). Xanthopoulou. et al, (2007) menganggap pentingnya self-efficacy
pekerjaannya.
melalui pengumpulan data secara langsung (Sugiyono, 2014). Hipotesis null (H0)
adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap
hubungan kerja yang positif dan signifikan dari work engagement dengan
33
(Najeemdeen et al., 2018; Friyanka, 2017; Bano et al., 2015). Hasil dari ketiga
bahwa persepsi dukungan organisasi memiliki dampak positif dan kuat bagi
dukungan organisasi yang baik dan sistematis bagi karyawan agar terciptanya
yaitu :
tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Federici dan Skaalvik (2011) menemukan
2012) menemukan bahwa self-efficacy yang tinggi akan berpengaruh positif dan
34
signifikan. Oleh karena itu, tingkat self-efficacy yang tinggi diharapkan dapat
yaitu:
Persepsi Dukungan
Organisasi (X1) H1
H2
Self-Efficacy (X2)
Keterangan :
= Pengaruh
Variabel X = Persepsi Dukungan Organisasi
Self-efficacy
organisasi terhadap work engagement dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Najeemdeen. et al, (2018). Kemudian studi oleh Bano. et al, (2014) menyatakan
35
tujuan utama dari penelitian ini, yaitu menguji secara parsial pengaruh dari
work engagement.
peneliti. Beberapa penelitian tersebut telah diringkas dan dibuat menjadi beberapa
disajikan dalam bentuk tabel dan dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
36
Lanjutan tabel tabel 2.1 penelitian terdahulu
2. Friyanka (2017) Mengeksplorasi Sampel : 201 Persepsi
pengaruh karyawan tetap dukungan
The Influence
persepsi bidang organisasi
Of Perceived
dukungan manufaktur mempengaruhi
Organizational
organisasi dan work
Support And Metode analisis:
komunikasi engagement
Internal Regresi linier
internal terhadap secara positif
Communication berganda
work dan signifikan.
Toward Work
engagement. Komunikasi
Engagement
internal secara
positif dan
signifikan
mempengaruhi
work
engagement.
3. Mache. et al, Menguji Sampel : 223 Self-efficacy
(2014) hubungan antara dokter di 5 berpengaruh
sumber daya departemen positif dan
Exploring The pribadi dan rumah sakit signifikan
Impact Of organisasi Jerman. terhadap work
Resilience, Self- sebagai engagement.
Efficacy, prediktor Metode : Resilience dan
Optimism And penting untuk Kuesioner optimism
Organizational work online ke email berpengaruh
Resources On engagement dan analisis positif dan
Work perawat regresi dan signifikan
Engagement profesional korelasi. terhadap work
Jerman. engagement.
Alat Uji : SPSS
18.0
37
Lanjutan tabel tabel 2.1 penelitian terdahulu
4. Federici dan Menyelidiki Sampel : 300 Self-efficacy
Skaalvik (2011) hubungan antara kepala sekolah berhubungan
self-efficacy SD-SMA positif dan
Principal Self- dengan work Negeri. signifikan
Efficacy And engagement terhadap work
Work menggunakan Alat analisis : engagement.
Engagement : Norwegian SEM
Assesing A Principal Self-
Norwegian Efficacy Scale.
Principal Self-
Efficacy Scale
5 Bano, et al. Mengeksplorasi Sampel : 100 Hubungan
(2015) hubungan antara karyawan di antara persepsi
persepsi organisasi dukungan
Perceived dukungan Kolkata. organisasi dan
Organizational organisasi work
Support And terhadap work engagement
Work engagement di berpengaruh
Engagament: A generasi X dan positif dan
Cross Me. signifikan dan
Generational korelasinya
Study tinggi pada
generasi X.
6. Mimi Wahyuni Mengetahui Sampel : 100 Makna kerja
(2017) pengaruh makna dosen tetap dan self-efficacy
kerja dan mempengaruhi
Pengaruh occupational work
Makna Kerja self-efficacy engagement
dan terhadap work secara
Occupational engagement. signifikan
Self-Efficacy
Terhadap Work
Engagement
Pada Dosen
Tetap
Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu
38
Dari tabel 2.1 diatas memaparkan secara singkat penelitian yang dilakukan
organisasi terhadap work engagement oleh (Najeemdeen et al., 2018) dan self-
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian diatas yaitu analisis statistik
deskriptif, structural equation modeling dan regresi linier berganda. Studi yang
akan dilakukan saat ini menggunakan alat analisis SPSS versi 16.0 dengan analisis
regresi linier dan pengujian hipotesis menggunakan uji t untuk melihat pengaruh
39
BAB III
METODE PENELITIAN
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu secara alami. Peneliti
menggunakan time horizontal jenis cross sectional dengan unit analisis individu.
dengan menlihat dimensi perilaku, aspek atau konsep yang digunakan dalam
peneliti dalam mengukur variabel penelitian. Hal ini memungkinkan bagi peneliti
lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
Variabel penelitian adalah atribut yang memiliki variasi, baik dimensi maupun
40
instrumen tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk diuji dan ditarik
variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dijelaskan atau variabel yang
ini yang menjadi variabel dependen adalah work engagement (Y). Variabel
dibawah ini :
1. Work Engagement
Work engagement diartikan sebagai kondisi pikiran yang positif dalah hal
ini karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu & Teluk Segara terkait
dalam bekerja secara fisik, kognitif dan emosi. Work engagement dicirikan
Sehingga, dengan adanya ketiga ciri tersebut karyawan PT. PLN (Persero)
kayakinan karyawan dalam hal ini PT. PLN (Persero) Area Bengkulu &
41
menghargai kontribusi dan peduli dengan kesejahteraan mereka. Perasaan
3. Self-Efficacy
Definisi operasional pada penelitian ini secara lebih rinci dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
42
baik.
Dedication :
7. Karyawan menemukan
pekerjaan ini dan
melakukannya dengan
penuh makna dan tujuan.
8. Karyawan antusias dengan
pekerjaan.
9. Pekerjaan dapat
menginspirasi karyawan.
10.Karyawan bangga dengan
pekerjaan yang dilakukan.
11.Karyawan merasa
pekerjaannya menantang.
Adsorption :
12. Karyawan merasa waktu
berlalu cepat ketika
bekerja.
13. Karyawan dapat
melupakan semua hal lain
di sekitarnya ketika
bekerja.
14. Karyawan merasa senang
ketika bekerja secara
intens.
15. Karyawan mendalami
pekerjaan yang dilakukan.
16. Karyawan terbawa dengan
pekerjaan ketika sedang
bekerja.
17. Karyawan merasa sulit
untuk melepaskan diri dari
pekerjaannya
43
Lanjutan tabel 3.1 definisi operasional
Persepsi 1. Perusahaan menghargai (Eisenberger
Dukungan kontribusi karyawan untuk et al., 1986)
Organisasi (X1) kesejahteraan.
2. Perusahaan gagal
memperhatikan, bahkan
jika karyawan melakukan
pekerjaan sebaik mungkin.
(R)
3. Perusahaan sangat peduli
dengan kesejahteraan
karyawan.
4. Perusahaan menunjukkan
perhatian yang sangat
sedikit kepada karyawan.
(R)
5. Perusahaan gagal
menghargai upaya ekstra
karyawan. (R)
6. Perusahaan peduli dengan
kepuasan umum karyawan
di tempat kerja.
7. Perusahaan akan
mengabaikan semua
keluhan karyawan. (R)
8. Perusahaan bangga dengan
prestasi karyawan di
tempat kerja.
Self-Efficacy 1. Bisa mengatasi kesulitan (Schwarzer,
(X2) masalah, jika berusaha 1997)
cukup keras.
2. Jika ada rekan kerja yang
menentang, dapat
menemukan cara untuk
mendapatkan apa yang
diinginkan.
3. Merasa mudah untuk tetap
pada tujuan dan mencapai
tujuan.
44
4. Yakin dapat menangani
secara efisien kejadian tak
terduga.
orang, hal atau minat yang ingin peneliti investigasi. Jadi, populasi merupakan
45
ini adalah karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara. Pada
tabel 3.2 disajikan populasi karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan
Teluk Segara
Area Bengkulu
1. Bagian Keuangan & Sumber Daya Manusia 8 karyawan
2. Bagian Pemasaran & Pelayanan Pelanggan 6 karyawan
3. Bagian Transaksi Energi 11 karyawan
4. Bagian Jaringan 17 karyawan
5. Bagian Pembangkit 6 karyawan
6. Bagian Perencanaan 6 karyawan
Bagian Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
7. 8 karyawan
(UP2K) &
8 Fungsional Ahli 7 karyawan
Jumlah 69 karyawan
Teluk Segara
1. Bagian Manajer Jaringan 5 karyawan
2. Bagian Pelayanan dan Administrasi 8 karyawan
3. Bagian Pembangkit 10 karyawan
4. Bagian Transaksi Energi 9 karyawan
Jumlah 32 karyawan
Jumlah Total 101 karyawan
Sumber : PT.PLN (Persero) Bengkulu, 2018
Sampel merupakan sebagian jumlah anggota yang dipilih dari populasi atau
sensus, jadi semua karyawan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan
46
diasumsikan dapat mengisi kuesioner penelitian yang berjumlah 101 karyawan.
hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang peneliti tuju relatif kecil dan agar
Jenis kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner dengan pernyataan tertutup untuk
peneliti akan uji (Abdillah & Jogiyanto: 2015). Data dalam penelitian ini
Jogiyanto: 2015)
Intrumen pada penelitian ini dinilai menggunakan skala Likert. Skala likert
jenjang lima. Untuk skala likert jenjang lima terdiri dari lima pilihan jawaban,
yaitu sengan tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), kurang setuju (KS), setuju
47
5) Jawaban STS dengan nilai skor nilai 1
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian. Bagian
pertama tentang variabel work engagement diukur dengan item pertanyaan dari
terdapat empat pernyataan reverse atau pernyataan negatif yaitu indikator nomor
responden. Hal tersebut dilakukan agar hasil yang diperoleh dapat seimbang
48
3.6.1 Uji Validitas
yang diukur memang variabel yang layak untuk diuji (Sekaran, 2006). Uji
software SPSS (Statistical Package For Social Sciences) version 16.0 for
windows. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk. Validitas ini akan terpenuhi jika skor yang diperoleh dengan dua
yang disebut nilai corrected item atau total correlation (r hitung). Koefisien item-
Setiap item pernyataan dikatakan valid dan diterima jika r hitung > r tabel (dengan
n-2, α= 0,05) ataupun sebaliknya jika r hitung < r tabel maka item pernyataan
tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2005). Nilai r tabel untuk mengukur
49
saat bekerja
3. Ketika saya bangun di pagi hari, 0,511 0,215 Valid
saya merasa seperti ingin bekerja.
50
lakukan. a
16. Saya terbawa dengan pekerjaan ketika 0,631 0,215 Valid
sedang bekerja. a
17. Saya merasa sulit untuk melepaskan 0,414 0,215 Valid
diri dari pekerjaan.
Sumber : Hasil Penelitian, 2019
Hasil dari uji validitas variabel work engagement pada tabel 3.3
menunjukkan bahwa corrected item atau total correlation (r hitung) variabel work
engagement secara keseluruhan lebih besar dari nilai r tabel. Artinya, seluruh item
pernyataan dalam variabel work engagement dinyatakan valid. Oleh karena itu,
semua item pernyataan yang dinyatakan valid dapat diikut sertakan ke tahap
pengujian selanjutnya.
51
keluhan saya. (R)
8. Perusahaan bangga dengan prestasi 0,732 0,215 Valid
saya di tempat kerja.
Sumber : Hasil Penelitian, 2019
Hasil dari uji validitas variabel persepsi dukungan organisasi pada tabel 3.4
dalam variabel persepsi dukungan organisasi secara keseluruhan lebih besar dari
nilai r tabel. Artinya, seluruh item pernyataan dalam variabel persepsi dukungan
organisasi dinyatakan valid. Oleh karena itu, semua indikator yang dinyatakan
52
7. Saya dapat tetap tenang ketika 0,440 0,215 Valid
menghadapi kesulitan karena dapat
mengandalkan kemampuan untuk
mengatasinya.
8. Ketika dihadapkan dengan masalah, 0,606 0,215 Valid
saya biasanya dapat menemukan
beberapa solusi.
9. Jika saya terikat dengan suatu tugas, 0,644 0,215 Valid
saya biasanya memikirkan sesuatu
untuk dilakukan.
10 Tidak peduli apa yang terjadi pada 0,647 0,215 Valid
. pekerjaan saya, saya biasanya mampu
mengatasinya.
Sumber : Hasil Penelitian, 2019
Hasil dari uji validitas variabel self-efficacy pada tabel 3.5 menunjukkan
bahwa nilai corrected item atau total correlation (r hitung) kesepuluh indikator
pernyataan variabel self-efficacy lebih besar dari nilai r tabel. Artinya, seluruh data
item pernyataan dalam variabel self-efficacy dinyatakan valid dan dapat diikut
dan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias atau bebas kesalahan (Sekaran,
2006). Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat
53
mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk dengan program SPSS
16.0 for windows. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Alpha (α) ≥ 0,60
Cronbach’ Alpha >0,60. Artinya, semua variabel dalam penelitian ini dapat
penelitian ini yaitu work engagement, persepsi dukungan organisasi, dan self-
efficacy memiliki nilai reliabilitas yang layak untuk digunakan dalam penelitian.
Analisis kuantitatif dalam suatu penelitian dapat dilakukan dari dua sudut
berbagai rata-rata, seberapa jauh data-data bervariasi dari rata-rata, berapa median
54
data dan sebagainya. Dan analisis kuantitatif secara inferensial yang berusaha
membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari satu
hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, akibat atau efek yang terjadi,
engagement).
keadaan (naik turunnya) variabel dependen bila ada dua atau lebih variabel
55
yaitu pengaruh dari persepsi dukungan organisasi (X1), terhadap work
engagement (Y) dan pengaruh self-efficacy (X2) terhadap work engagement (Y).
Y= b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
Y = Work engagement
b1 = Koefisien variabel persepsi dukungan organisasi
b2 = Koefisien variabel self-efficacy
X1 = Persepsi dukungan organisasi
X2 = Self-efficacy
e = error
3.8 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t untuk uji parsial
3.8.1 Uji t
56
Jika thitung > ttabel , maka Ha diterima, H0 ditolak. Artinya variabel
engagement)
Atau :
57
BAB IV
disajikan dalam bentuk analisis regresi dan uji t untuk melihat pengaruh antar
58
Data yang disajikan dalam pembahasan ini yaitu data diperoleh melalui
kelamin, umur, pendidikan dan masa kerja karyawan. Deskripsi ini juga
Februari 2019. Kuesioner terdiri dari item-item pernyataan untuk mengukur work
8 item pernyataan dan self-efficacy oleh Schwarzer (1997) dengan jumlah 10 item
59
Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Responden
Keterangan
Jumlah Persentase
Kuesioner yang disebarkan 101 100%
Kuesioner yang tidak dikembalikan 12 11,9%
Kuesioner yang kembali 89 88,1%
Kuesioner yang tidak dapat diolah 6 5,9%
Kuesioner yang dapat diolah 83 82%
Sumber : Hasil Penelitian 2019
yang bersangkutan tidak berada ditempat dan sisanya tidak ada kesediaan
responden untuk mengisi kuesioner. Kuesioner yang diolah dan layak untuk diuji
(Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara melalui kuesioner offline yang
60
Jumlah 83 100%
2. Umur 20-30 Tahun 34 41%
31-40 Tahun 21 25,3%
41-50 Tahun 17 20,5%
> 50 Tahun 11 13,2%
Jumlah 83 100%
3. Pendidikan SMA/SMK 8 9,6%
Diploma 24 28,9%
S1 38 45,8%
S2 13 15,7%
S3 - -
Jumlah 83 100%
mendominasi hasil data yaitu sebesar 71% atau berjumlah 59 karyawan sedangkan
responden perempuan sebesar 29% atau berjumlah 24 karyawan. Dalam hal ini
dapat disimpulkan bahwa karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk
61
Dari segi karakteristik umur responden menunjukkan karyawan PT. PLN
(Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara didominasi usia produktif yaitu 20-30
Dari persentase umur karyawan diatas dapat dilihat rata-rata karyawan PT. PLN
(Persero) Area Bengkulu masih didominasi oleh karyawan dengan usia produktif
standar yang dibuat untuk memasuki perusahaan saat ini minamal sarjana (S1).
dan SMA. Peluang yang dimiliki oleh karyawan lulusan strata satu juga lebih
di PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara telah memiliki tingkat
pendidikan formal karyawan yang memenuhi kualitas kerja dan diharapkan sesuai
Karakteristik masa kerja responden didominasi dengan masa kerja 2-5 tahun
62
dengan masa jabatan > 5-10 tahun atau dengan persentase 20,5%. Menurut Schein
(2006) karyawan yang memiliki pengalaman kerja lebih dari tiga tahun telah
memahami arti pekerjaan. Berdasarkan hasil masa kerja karyawan diatas, banyak
karyawan yang sudah cukup lama bekerja di perusahaan PT. PLN (Persero) Area
memiliki pengalaman yang cukup baik dalam bidang pekerjaannya karena tidak
ada karyawan dengan masa kerja dibawah 2 tahun. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan karyawan di PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara
didominasi oleh karyawan-karyawan dengan masa kerja cukup lama dan memiliki
Nilai terendah = 1 x 1 = 1
Nilai tertinggi =1 x 5 = 5
63
1,00 - 1,80 = Sangat Rendah / Sangat Tidak Baik
variabel work engagement memiliki tiga dimensi yaitu vigor, dedication dan
adsorption yang berjumlah 17 item pernyataan. Skala yang digunakan yaitu skala
64
pagi hari, saya merasa
seperti ingin bekerja.
4. Saya dapat terus bekerja
untuk waktu yang lama 0 1 7 71 4 327 3,94 Baik
pada suatu waktu.
5. Saya merasa sangat ulet
secara mental dalam 0 1 15 60 7 322 3,88 Baik
bekerja.
6. Saya selalu tekun
sewaktu bekerja, bahkan
0 0 17 64 2 317 3,82 Baik
ketika segala sesuatunya
tidak berjalan dengan baik.
Dedication
7. Saya menemukan
pekerjaan ini dan melakukan
0 0 5 60 18 345 4,16 Baik
dengan penuh makna dan
tujuan.
8. Saya antusias dengan
0 1 6 68 8 332 4,00 Baik
pekerjaan ini.
9. Pekerjaan ini
0 1 11 67 4 323 3,89 Baik
menginspirasi saya.
10. Saya bangga dengan
0 0 4 65 14 342 4,12 Baik
pekerjaan yang saya lakukan.
11. Saya merasa pekerjaan
0 0 11 69 3 324 3,90 Baik
ini menantang.
Rata-Rata 4,01 Baik
Adsorption
12. Saya menikmati 0 3 19 54 7 314 3,78 Baik
pekerjaan saya, sehingga
saya merasa waktu berlalu
65
dengan cepat.
13. Ketika sedang bekerja,
saya lupa semua hal lain di 0 3 43 37 0 283 3,41 Baik
sekitar saya.
14.Saya merasa senang
0 2 18 61 2 312 3,76 Baik
ketika bekerja secara intens.
15. Saya mendalami
0 0 12 66 5 325 3,92 Baik
pekerjaan yang saya lakukan.
16. Saya terbawa dengan
pekerjaan ketika sedang 0 0 18 64 1 315 3,80 Baik
bekerja.
Keterangan :
66
Berdasarkan tabel 4.2 terdapat 17 indikator atau item-item pernyataan yang
work engagement sebesar 3,91 yang berarti rata-rata dimensi work engagement
dikategorikan sudah baik. Artinya, karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu
Pada penelitian ini, variabel work engagement terdiri dari 3 dimensi dengan
dilihat dari rata-rata perdimensi memiliki nilai rata-rata terendah yaitu dimensi
sedang bekerja, saya lupa semua hal lain di sekitar saya” dengan nilai 3,41.
Dalam hal ini berarti karyawan dalam PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan
Teluk Segara sewaktu masih memikirkan hal-hal lain diluar pekerjaan atau
dengan kata lain karyawan tidak berkonsentrasi atau fokus sepenuhnya ketika
bekerja.
67
Dimensi work engagement yang berada di rata-rata kedua yaitu dimensi
vigor dengan nilai rata-rata sebesar 3,87. Dimensi vigor menjelaskan kesediaan
semangat, ulet, tekun dan penuh energi ketika bekerja. Rata-rata dimensi vigor
dalam variabel work engagement berada dalam kategori baik dan disimpulkan
bahwa rata-rata karyawan telah menunjukkan sikap kuat, tekun, ulet dan semangat
ketika bekerja. Dimensi vigor dalam penelitian ini diukur dengan 6 indikator.
Indikator dimensi vigor yang tertinggi yaitu “saya merasa kuat dan bersemangat
saat bekerja” dengan nilai sebesar 4,05. Hasil ini menunjukkan karyawan telah
bekerja dengan semangat dan merasa kuat sewaktu dihadapkan dengan tugas.
menunjukkan rata-rata tertinggi dengan nilai sebesar 4,01 dan termasuk dalam
pekerjaan dengan penuh makna dan tujuan yang ditunjukkan dengan rasa
PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara memiliki rasa antusiasme dan
bangga dalam bekerja yang dilakukan. Indikator dengan rata-rata tertinggi dalam
dimensi ini yaitu “Saya menemukan pekerjaan ini dan melakukan dengan penuh
makna dan tujuan” dengan nilai 4,16 dan indikator ini merupakan nilai rata-rata
68
4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Persepsi Dukungan
Organisasi
makna negatif. Sehingga dilakukan pembalikan atau penilaian skor terbalik untuk
Skor Rata-
Pernyataan Variabel Persepsi Skor Jawaban Responden Kategori
Total Rata
Dukungan Organisasi (X1)
STS TS KS S SS
1. Perusahaan menghargai
kontribusi saya untuk 0 0 8 56 19 343 4,13 Baik
kesejahteraan.
2. Perusahaan gagal
memperhatikan, bahkan jika Cukup
0 5 58 16 4 268 3,23
saya melakukan pekerjaan Baik
sebaik mungkin. (R)
3. Perusahaan sangat peduli
0 0 14 52 17 335 4,04 Baik
dengan kesejahteraan saya.
4. Perusahaan menunjukkan 0 6 52 22 3 271 3,27 Cukup
perhatian yang sangat sedikit
69
kepada saya. (R) Baik
5. Perusahaan gagal
Cukup
menghargai upaya ekstra 0 8 50 17 8 274 3,30
Baik
saya. (R)
6. Perusahaan peduli dengan
kepuasan umum saya di 0 0 8 65 10 334 4,02 Baik
tempat kerja.
7. Perusahaan akan
mengabaikan semua keluhan 0 7 48 11 17 287 3,46 Baik
saya. (R)
8. Perusahaan bangga
dengan prestasi saya di 0 0 12 58 13 333 4,01 Baik
tempat kerja.
Rata-Rata 3,68 Baik
organisasi menunjukkan rata-rata tertinggi dengan nilai sebesar 3,86 dan termasuk
persepsi dukungan organisasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan PT. PLN
(Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara memiliki persepsi yang baik bahwa
70
organisasi tempat mereka bekerja mendukung kesejahteraan karyawan. Rata-rata
tertinggi dalam dalam semua indikator variabel persepsi dukungan organisasi ini
dengan pernyataan bernada negatif dan dikategorikan cukup baik. Nilai indikator-
menunjukkan perhatian yang sangat sedikit kepada saya” dengan nilai rata-rata
3,27 dan nilai rata-rata terendah yaitu 3,23 dalam indikator variabel persepsi
penilaian skor terbalik terhadap tanggapan responden. Hal ini berarti, persepsi
masih ragu-ragu atau kurang setuju dengan ketiga indikator pernyataan tersebut.
Hal ini juga menunjukkan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara
memperhatikan upaya atau kerja yang dilakukan oleh karyawan dalam bekerja.
71
variabel self-efficacy memiliki 10 item pernyataan. Skala yang digunakan yaitu
72
7. Saya dapat tetap tenang
ketika menghadapi
kesulitan karena dapat 0 5 14 62 2 310 3,73 Baik
mengandalkan kemampuan
untuk mengatasinya.
8. Ketika dihadapkan
dengan masalah, saya
0 0 10 65 8 330 3,98 Baik
biasanya dapat menemukan
beberapa solusi.
9. Jika saya terikat dengan
suatu tugas, saya biasanya
0 0 21 40 22 333 4,01 Baik
memikirkan sesuatu untuk
dilakukan.
10. Tidak peduli apa yang
terjadi pada pekerjaan saya,
0 0 24 57 2 310 3,73 Baik
saya biasanya mampu
mengatasinya.
Rata-Rata 3,83 Baik
rata-rata tertinggi dengan nilai sebesar 3,83 dan masuk dalam kategori yang baik.
merasakaan dan bertindak dalam tugas, minat, tantangan serta tujuan yang dipilih
73
ditarik kesimpulan bahwa karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk
Segara memiliki self-efficacy yang baik, mereka yakin akan kemampuan dalam
Rata-rata tertinggi dalam dalam semua indikator variabel self-efficacy yaitu “Jika
saya terikat dengan suatu tugas, saya biasanya memikirkan sesuatu untuk
dilakukan.” dengan nilai 4,01 dan masuk dalam kategori baik. Hal tersebut berarti
rata-rata karyawan dalam PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara
kemajuan organisasi.
persepsi dukungan organisasi yaitu “Jika ada rekan kerja yang menentang saya,
saya dapat menemukan cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan” dengan
nilai 3,65. Dalam hal ini berarti karyawan dalam PT. PLN (Persero) Area
Bengkulu dan Teluk Segara belum sepenuhnya yakin ketika bekerja mereka
mampu mempertahankan argumen atau yakin bahwa apa yang ia lakukan dalam
terhdap work engagement karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk
Segara dilakukan dengan regresi linier berganda. Data yang diolah dengan
74
menggunakan program SPSS 16.0 untuk mengetahui pengaruh dari variabel-
Y = 0,628 X1 + 0,234 X2
Keterangan :
Y = Work Engagement
X2 = Self-Efficacy
75
(0,05) menunjukkan bahwa variabel persepsi dukungan organisasi
Jika dilihat dari besarnya nilai koefisien regresi yang diperoleh dari
organsisasi memiliki koefisien regresi yang paling besar dengan nilai 0,628 dan
(work engagement) karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk
dimana jika nilai t hitung > t tabel maka variabel independen (persepsi dukungan
terhadap nilai α (0,05). Jika nilai signifikansi nilai uji t < 0,05 ,maka variabel
76
independen (persepsi dukungan organisasi dan self-efficacy) berpengaruh
signifikan terhadap work engagement. Hasil analisis uji t dapat dilihat pada
Persepsi Dukungan
Organisasi (X1) 7.881 (Sig. 0,000)
engagement” atau Ha1 diterima dan H0 ditolak. Hasil ini berarti jika
77
b. Berdasarkan gambar 4.1 untuk variabel self-efficacy (X2) nilai t hitung
sebesar 2.936 > 1.663 (t tabel) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,004
dan Teluk Segara maka work engagement karyawan akan semakin baik.
4.4 Pembahasan
yang positif dan signifikan dari kedua variabel independen (persepsi dukungan
atau tingginya nilai t hitung dan nilai sig. < 0,05 kedua variabel independen
(persepsi dukungan organisasi dan self-efficacy), maka semakin baik juga work
engagement karyawan. Dalam subbab ini akan membahas lebih jelas mengenai
engagement.
Setiap organisasi dituntut mengeloka sumber daya alam dengan baik, salah
pencapaian yang didapat oleh organisasi sangat ditentukan oleh karyawan, karena
78
karyawan yang didukung oleh organisasinya akan memberikan yang terbaik
dengan berkontribusi pada pekerjaan dengan hasil sikap dan perilaku yang lebih
karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara. Variabel persepsi
dukungan organisasi (X1) menghasilkan nilai sig. 0,000. Apabila nilai sig. X 1
lebih kecil dari nilai α (0,05) atau 0,000 < 0,05 maka pengaruh yang dihasilkan
Segara telah dikategorikan baik, dapat dilihat dari akumulasi tanggapan responden
perlu ditingkatkan lagi karena terdapat 3 indikator dalam variabel ini dengan
PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara secara umum telah tergolong
79
bentuk dukungannya terhadap karyawan. Work engagement diantara karyawan
merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi untuk meningkatkan work
organisasi dapat ditingkatkan dari hal-hal kecil seperti mengetahui masalah dan
kebutuhan karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara.
Penting bagi manajemen PT. PLN (Persero) untuk memiliki hubungan dekat
mereka. Selain itu, PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara juga
terhadap work engagement didukung juga oleh hasil penelitian Friyanka (2017).
Hal ini berarti semakin kuat persepsi dukungan organisasi, maka semakin tinggi
menguntungkan bagi karyawan akan mendapat manfaat melalui sikap positif yang
oleh (Bano et al., 2014) juga menemukan pengaruh yang positif dan signifikan
80
hukum di Kolkata pada generasi X dan Me. Karyawan yang merasakan dukungan
melibatkan diri dalam pekerjaan apapun. Individu yang dalam hal ini adalah staf
akademik harus menyadari tentang tugas dan tanggung jawab yang tidak dapat
atau tidak harus mereka hindari, sehingga mereka harus melakukan tugas tersebut
baik dan merupakan koesifien terbesar dalam variabel independen. Hal tersebut
meningkatkan work engagement karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan
Teluk Segara.
positif dan signifikan terhadap work engagement karyawan PT. PLN (Persero)
81
Area Bengkulu dan Teluk Segara. Hasil analisis tersebut dapat dilihat dari nilai t
hitung self-efficacy sebesar 2.936 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05
yang berarti pengaruh positif dan signifikan dari self-efficacy terhadap work
engagement.
efficacy yang dimiliki karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk
Segara telah masuk kategori baik dengan nilai rata-rata 3,83 dengan semua
indikator dalam self-efficacy juga dalam kategori nilai yang baik. Artinya
karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara telah mampu
mengatasi kesulitan masalah dengan tetap dapat pada tujuan serta dapat
mencapai tujuannya.
positif dan signifikan dari self-efficacy terhadap work engagement. Semakin tinggi
masalah pekerjaan (Bandura, 1986) sejalan dengan temuan (Mache et al., 2014)
efficacy yang tinggi akan memengaruhi work engagement dan bermanfaat bagi
82
karyawan untuk mendorong dan meningkatkan potensi diri dikalangan profesional
dan organisasi.
dan work engagement adalah tujuan penting bagi karyawan dan organasi secara
organisasi demi mencapai tujuan organisasi. Lebih lanjut, Federici dan Skaalvik
Tingginya self-efficacy karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk
Segara dapat menjadi salah satu tingginya faktor work engagement diperusahaan
tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
83
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh persepsi
PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
work engagement karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk
Segara. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik dukungan yang diberikan
engagement karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara.
karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara. Hal ini
tinggi pula work engagement karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu
5.2 Saran
work engagement karyawan PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan Teluk Segara
adalah :
84
kontribusi dan peduli dengan kesejahteraan mereka sehingga mereka dapat
bekerja dalam PT. PLN (Persero) Area bengkulu dan Teluk Segara. Oleh
karena itu, diharapkan bagi seluruh karyawan dan PT. PLN (Persero) Area
Bengkulu dan Teluk Segara agar lebih meningkatkan hubungan yang baik
2. Persepsi dukungan organisasi pada PT. PLN (Persero) Area Bengkulu dan
agar tetap bekerja dengan efisien serta menyelesaikan tugas dengan baik.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W., & H.M, J. (2015). Partial least square (pls): Alternatif structural
equation modeling (sem) dalam penelitian bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Ahmed, I., Nawaz, M.M., Ali, G., Islam, T. (2015), “Perceived organizational
support and its outcomes: A meta-analysis of latest available literature”,
Management Research Review, Vol. 38 No. 6, pp. 627-639.
86
Aon Trends in Global Employee Engagement. (2018) Global Employee
Engagement Rebounds to Match Its All-Time High (Online)
(https://www.aon.com/2018-global-employee-engagement-
trends/index.html).
Bakker, A.B. (2009). Building engagement in the workplace. In R. J. Burke &
C.L. Cooper (Eds.), The peak performing organization (pp. 50-72). Oxon,
UK: Routledge.
Bakker, A.B., Schaufeli, W., Leiter, M. and Taris, T. (2008), “Work engagement:
an emerging concept in occupational health psychology”, Work & Stress,
Vol. 22, pp. 187-200.
Bandura, A. (1977), Self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral
Change, Psychological Review, Vol. 84, No. 2, pp. 191-215.
Bandura, A. (1986), Social Foundations of Thought and Action: A Social
Cognitive Theory, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ.
Bandura, A. (1997), Self-Efficacy: The Exercise of Control, Freeman, New York,
NY.
Bano, S., Vyas, K., & Gupta, R. (2015). Perceived Organisational Support and
Work Engagement: a Cross Generational Study. Journal of Psychosocial
Research, vol. 10 (2), 2015, 357-367.
Bong, M., & Skaalvik, E. M. (2003). Academic Self-Concept and Self-Efficacy
How Different Are They Really. Educational Psychology Review, 15(1). Pp
1-40.
Chaudhary, R., Rangnekar, S. and Barua, M.K. (2012), “HRD climate,
occupational self-efficacy and work engagement: a study from India”, The
Psychologist-Manager Journal, Vol. 15 No. 2, pp. 86-105.
Cronbach, L.J. and Furby, L. (1970), “How we should measure ‘change’: or
should we?”, Psychological Bulletin, Vol. 74 No. 1, pp. 68-80.
Demerouti, E., Bakker, A. B., de Jonge, J., Janssen, P. P. M., & Schaufeli, W. B.
(2001). Burnout and engagement at work as a function of demands and
control. Scandinavian Journal of Work Environment & Health, 27(4), 279–
286.
Dessler, Gary. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Indeks.
Eisenberger, R., Huntington, R., Hutchison, S., & Sowa, D. (1986). Perceived
organizational support. Journal of Applied Psychology, Vol. 71, pp. 500-
507.
Eisenberger, R., Rhoades, L., & Cameron, J. (1999). Does pay for performance
increase or decrease perceived self-determination and intrinsic motivation?,
Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 77, pp. 1026–1040.
Federici, R, A., Skaalvik, E, M. (2011). “Principal self-efficacy and work
engagement: assessing a Norwegian Principal Self-Efficacy Scale”, Social
Psychology Educucation, Vol. 14, pp. 575–600.
87
Frank, F.D., Finnegan, R.P. and Taylor, C.R. (2004), “The race for talent:
retaining and engaging workers in the 21st century”, Human Resource
Planning, Vol. 27 No. 3, pp. 12-25.
Friyanka. (2017), “The Influence of Perceived Organizational Support and
Internal Communication toward Work Engagement”, Advances in Social
Science, Education and Humanities Research, Vol.136, pp. 280-287.
Gist, M.E. (1987), “Self-Efficacy: Implications for Organizational Behavior and
Human Resource Management”, Academy o/Management Review, Vol. 12.
No. 3. Pp. 472-485.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Kahn, W.A. (1990), “Psychological conditions of personal engagement and
disengagement at work”, Academy of Management Journal, Vol. 33, pp.
692-724.
Karatepe, O. M., and Olugbade, O. A. (2009), “The effects of job and personal
resources on hotel employees’ work engagement”, International Journal of
Hospitality Management, Vol 28 No 4, pp. 504-512.
Kou T. (2012) The Effect of Perceived Organizational Support on Employee
Work Engagement: A Case Study Analysis. In: Xie A., Huang X. (eds)
Advances in Computer Science and Education. Advances in Intelligent and
Soft Computing, vol 140. Springer, Berlin, Heidelberg.
Kühnel, J., Sonnentag, S., Westman, M. (2009) Does work engagement increase
after a short respite? The role of job involvement as a double-edged sword.
Journal of Occupational & Organizational Psychology. Vol. 82(3), pp.
575–594.
Llorens, S., Schaufeli, W.B., Bakker, A.B. and Salanova, M. (2007), “Does a
positive gain spiral of resources, efficacy beliefs and engagement exist?”,
Computers in Human Behavior, Vol. 23 No. 1, pp. 825-841.
Mache, S, Vitzthum, K, Wanke, E, Groneberg, D, A, Klapp, B, F and Danzer, G,
“Exploring the impact of resilience, self-efficacy, optimism and
organizational resources on work engagement”, Work 47 (2014) 491–500
491.
Maslach, C., Schaufelli, W.B. and Leiter, M.P. (2001), “Job burnout”, Annual
Review of Psychology, Vol. 52, pp. 397-422.
Mauno, S, Kinnunen, U. and Ruokolainen, M. (2007), “Job demands and
resources as antecedents of work engagement: a longitudinal study”,
Journal of Vocational Behavior, Vol. 70 No. 1, pp. 149-71.
Najeemdeen, I.S, Abidemi , B.T, Rahmat, F.D, Bulus, B.D.(2018), “Perceived
Organizational Culture and Perceived Organizational Support on Work
Engagement”, Academic Journal of Economic Studies, Vol. 4(3), pp. 199-
208.
88
Pajares, F., and Johnson, M. J. (1996). Self-efficacy beliefs in the writing of high
school students: A path analysis. Psychol. Sch. Vol. 33, pp. 163–175.
Rhoades, L., & Eisenberger, R. (2002). Perceived organizational support: a review
of the literature. Journal of Applied Psychology, Vol. 87, pp. 698-714.
Saks, A.M. (2006), “Antecedents and consequences of employee engagement”,
Journal of Managerial Psychology, Vol. 21, pp. 600-619.
Salanova, M., Llorens, S., Cifre, E., Martinez, I. and Schaufeli, W.B. (2003),
“Perceived collective efficacy, subjective well-being and task performance
among electronic work groups: an experimental study”, Small Group
Research, Vol. 34 No. 1, pp. 43-73.
Salanova, M., Llorens, S. and Schaufeli, W.B. (2011), “ ‘Yes, I can, I feel, I just
do it!’ On gain cycles and spirals of efficacy beliefs, affect and
engagement”, Applied Psychology: An International Review, Vol. 60 No. 2,
pp. 255-285.
Schaufeli, W.B. and Bakker, A.B. (2004), “Job demands, job resources, and their
relationship with burnout and engagement: a multi-sample study”, Journal
of Organizational Behavior, Vol. 25 No. 3, pp. 293-315.
Schaufeli, W.B. and Bakker, A.B. (2010), “Defining and measuring work
engagement: bringing clarity to the concept”, in Bakker, A.B. and Leiter,
M.P. (Eds), Work Engagement: A Handbook of Essential Theory and
Research, Psychology Press, New York, NY, pp. 10-24.
Schaufeli, W., Bakker, A.B. and Salanova, M. (2006), “The measurement of work
engagement with a short questionnaire: a cross-national study”, Educational
and Psychological Measurement, Vol. 66, pp. 701-716.
Schaufeli, W.B., Martínez, I., Marques-Pinto, A., Salanova, M., & Bakker, A. B.
(2002). “Burnout and engagement in university students: A cross national
study”. Journal of Cross-Cultural Psychology, Vol. 33, pp. 464-481.
Schlenker, B.R., Britt, T.W., Pennington, J., Murphy, R., and Kevin Doherty, K.
(1994) ”The Triangle Model of Responsibility”, Psychological Review, Vol.
101. No. 4. 632-652
Schwarzer, R., Bäßler, J., Kwiatek, P., Schröder, K. and Zhang, J. (1997), “The
assessment of optimistic self-beliefs: comparison of the German, Spanish,
and Chinese versions of the general self-efficacy scale”, Applied
Psychology, Vol. 46 No. 1, pp. 69-88.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta:
Salemba Empat.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat.
Simmons, A. M. (2013). The Relationship Of Work Stressors And Perceived
Organizational Support On Front Line Nurse Manager Work Engagement. A
dissertation for doctor of philosopy City University of New York.
89
Stajkovich, A.D. and Luthans, F. (1998), “Self-efficacy and work-related
performance: a meta-analysis”, Psychological Bulletin, Vol. 124 No. 2, pp.
240-261.
Sugiono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Van Beek, I., Hu, Q., Schaufeli, W.B., Taris, T.W. and Schreurs, B.H.J. (2011),
“For fun, love, or money: what drives workaholic, engaged, and burned-out
employees at work?”, Applied Psychology: An International Review, Vol.
60 No. 1, pp. 30-55.
Wahyuni, m. (2017). “Pengaruh makna kerja dan occupational self efficacy
terhadap work engagement pada dosen tetap”. Jurnal Psikologi, vol. 10 no.
1, pp. 39-47.
Wood, R., & Bandura, A. (1989). Social cognitive theory of organizational
management. Academy of Management Review, Vol. 14, pp. 361–384.
Xanthopoulou, D., Bakker, A.B., Demerouti, E. and Schaufeli, W.B. (2007), “The
role of personal resources in the job demands-resources model”,
International Journal of Stress Management, Vol. 14, pp. 121-141.
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. WR Supratman, Bengkulu Telp. (0736) 21396
90
KUESIONER PENELITIAN
No. Kuesioner :
Kuesioner penelitian ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas akhir Strata
Satu (S1) pada Universitas Bengkulu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen.
Penelitian skripsi ini berjudul “Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi Dan Self
Efficacy Terhadap Work Engagement Pada Karyawan PT. PLN (PERSERO)
AREA BENGKULU & TELUK SEGARA”.
Biodata Peneliti
NPM : C1B015101
A. Petunjuk Pengisian
2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda (√ ) pada salah satu jawaban yang
91
2 = Tidak Setuju (TS)
4 = Setuju (S)
B. Identitas Responden
Bapak/Ibu/Saudara.
Wanita
3. Pendidikan : SLTA/Sederajat S1 S3
Diploma S2
> 20 tahun
92
DAFTAR PERNYATAAN UNTUK WORK ENGAGEMENT
Jawaban
No Pernyataan
STS TS KS S SS
VIGOR
DEDICATION
No Pernyataan STS TS KS S SS
ADSORPTION
93
No Pernyataan STS TS KS S SS
Saya menikmati pekerjaan saya,
1 sehingga saya merasa waktu berlalu
dengan cepat.
Ketika sedang bekerja, saya lupa
2
semua hal lain di sekitar saya.
Saya merasa senang ketika bekerja
3
secara intens.
Saya mendalami pekerjaan yang saya
4
lakukan.
Saya terbawa dengan pekerjaan
5
ketika sedang bekerja.
Saya merasa sulit untuk melepaskan
6
diri dari pekerjaan.
Jawaban
No Pernyataan
STS TS KS S SS
1 Perusahaan menghargai kontribusi
94
saya untuk kesejahteraan.
2 Perusahaan gagal memperhatikan,
bahkan jika saya melakukan
pekerjaan sebaik mungkin. (R)
3 Perusahaan sangat peduli dengan
kesejahteraan saya.
4 Perusahaan menunjukkan perhatian
yang sangat sedikit kepada saya. (R)
5 Perusahaan gagal menghargai upaya
ekstra saya. (R)
6 Perusahaan peduli dengan kepuasan
umum saya di tempat kerja.
7 Perusahaan akan mengabaikan
semua keluhan saya. (R)
8 Perusahaan bangga dengan prestasi
saya di tempat kerja.
Jawaban
No Pernyataan
STS TS KS S SS
1 Saya selalu bisa mengatasi kesulitan
masalah, jika saya berusaha cukup
95
keras.
2 Jika ada rekan kerja yang menentang
saya, saya dapat menemukan cara
untuk mendapatkan apa yang
diinginkan.
3 Saya merasa mudah untuk tetap pada
tujuan dan mencapai tujuan.
4 Saya yakin dapat menangani secara
efisien kejadian tak terduga.
5 Berkat akal, saya mengetahui cara
mengatasi situasi tak terduga.
6 Saya dapat memecahkan sebagian
besar masalah jika berupaya.
7 Saya dapat tetap tenang ketika
menghadapi kesulitan karena dapat
mengandalkan kemampuan untuk
mengatasinya.
8 Ketika dihadapkan dengan masalah,
saya biasanya dapat menemukan
beberapa solusi.
9 Jika saya terikat dengan suatu tugas,
saya biasanya memikirkan sesuatu
untuk dilakukan.
10 Tidak peduli apa yang terjadi pada
pekerjaan saya, saya biasanya
mampu mengatasinya.
96
97
98
99
100
101
LAMPIRAN 5
KARAKTERISTIK RESPONDEN
102
Statistics
N Valid 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
SEX
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
103
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
MASAKERJA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
104
LAMPIRAN 6
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL WORK ENGAGEMENT
Correlations
105
106
107
LAMPIRAN 7
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI
Correlations
108
LAMPIRAN 8
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL SELF-EFFICACY
Correlations
109
110
LAMPIRAN 9
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL WORK ENGAGEMENT
DIMENSI VIGOR
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
N %
Excludeda 0 .0
Total 83 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.648 6
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
111
DIMENSI DEDICATION
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
N %
Excludeda 0 .0
Total 83 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.676 5
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
112
DIMENSI ADSORPTION
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
N %
Excludeda 0 .0
Total 83 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.695 6
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
113
LAMPIRAN 10
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL PERSEPSI DUKUNGAN
ORGANISASI
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
N %
Excludeda 0 .0
Total 83 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.853 8
114
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
N %
Excludeda 0 .0
Total 83 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.758 10
Item-Total Statistics
115
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Regression
Variables Entered/Removedb
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 SELF EFFICACY,
PERSEPSI
. Enter
DUKUNGAN
ORGANISASIa
Model Summary
116
ANOVAb
Total 1608.554 82
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
PERSEPSI
DUKUNGAN .753 .096 .628 7.881 .000
ORGANISASI
117