Sie sind auf Seite 1von 88

Raising Awareness Against Corona Virus

Susanthy Dj
Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
RSSA/FKUB
30 Jan 2020
WHO menyatakan Global Health Emergency

2
SITUASI GLOBAL NOVEL CORONAVIRUS
sd 9 Februari 2020

3
SITUASI GLOBAL NOVEL CORONAVIRUS
s/d 7 Maret 2020
COVID-19:
Emerging disease without border
New Cases of COVID-19 since 1 February 2020
Current COVID-19
Transmission
“Hotspots”
Taken from EPI-WiN Update # 13 03.03.2020

03/03/2020



Hotspot: Republic of Korea


• 77% have been reported from Daegu and Gyeongbuk
area.

• The recent deaths are all from hospitalized patients


Hotspot: Islamic Republic of Iran




Angka Kematian
2.984 kasus
Berdasar Jenis Kelamin
Berdasar Usia

Komorbid
COVID-19 2019 93,090 2,984 2% 76
WHO, situation repor t-44, 4 Mar (tentatif)
Pasien dalam perawatan
33,600 (83%)
39,824 klinis ringan
kasus 6,883 (17%)
kritis

Pasien setelah perawatan


51,443 (94%)
sembuh
54,697
kasus 3,254 (6%)
meninggal
4 Maret, 2020
ETIOLOGI
Pengelompokan Virus Corona

Common human coronaviruses


1. 229E (alpha coronavirus)
Alpha-coronavirus 2. NL63 (alpha coronavirus)
3. OC43 (beta coronavirus)
Menginfeksi Mamalia 4. HKU1 (beta coronavirus)
(termasuk manusia)
Beta-coronavirus Other human coronaviruses
5. MERS-CoV
6. SARS-CoV
7. COVID-19 (SARS COV-2)
Delta-coronavirus
Menginfeksi Burung dan Ikan

Gamma-coronavirus

People around the world commonly get infected with human


coronaviruses 229E, NL63, OC43, and HKU1
Zoonosis
Infections

Karesh WB. Lancet 2012; 380: 1936–45


Patogenesis

Host
Hewan
perantara:
pembawa/
Seperti: the
natural host:
civet
Kelelawar,
(musang
musang, ular
luwak):
diduga pada
SARS
Virus masuk ke saluran napas atas 🡪 bereplikasi di sel epitel saluran
napas atas 🡪 menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi
shedding virus dari saluran napas dan virus dapat 🡪 di gastrointestinal
🡪 Respon imun innate dan spesifik
https://ewn.co.za/2020/01/23/nicd-has-measures-in-place-to-detect-coronavirus-in-sa
http://tuberculosisomg.blogspot.com/p/transmission.html
Definisi Pneumonia

Patogen Penyebab Pneumonia

• Klasifikasi: CAP; HAV; VAP


• Pneumonia dapat menyerang siapa aja:
anak-anak, remaja, dewasa muda dan Salah satunya: Coronavirus
lanjut usia
• lebih banyak pada balita dan lanjut usia.
Sumber gambar:
- https://i.pinimg.com/236x/7c/10/c8/7c10c8a776e53a6cc5ed4d710c0da622--bronchitis-death.jpg
- https://wittysparks.com/pneumonia-causes-symptoms-treatment/]
- https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pneumonia-atau-bronkopneumonia/15438
Patofisiologi
• Masuknya 2019-nCoV ke dalam sel menginduksi
keluarnya sitokin2
• ditemukan sitokin dalam jumlah tinggi: IL1B, IFNγ,
IP10, dan MCP1 serta kemungkinan mengaktifkan
T-helper-1 (Th1),
• Selain itu, meningkatkan T-helper-2 (Th2) cytokines
(eg, IL4 and IL10) yang mensupresi inflamasi
berbeda dari SARS-CoV
• Pada pasien 2019-nCoV di ICU 🡪 ditemukan
GCSF, IP10, MCP1, MIP1A, dan TNFα konsentrasi
lebih tinggi dibandingkan yang tidak
membutuhkan ICU 🡪 cytokine storm
• cytokine storm 🡪 berkaitan dengan derajat
keparahan
Transmission of COVID-19

The spread of COVID-19 between humans is being driven by droplet transmission

• The virus is transmitted from a sick person to a healthy person through respiratory
droplets when the sick person coughs or talks close to another person.

• Current diagnostic tests have yielded positive results from a variety of specimens
including throat swabs from asymptomatic people and feces.

• These positive results are not a conclusive indication that people are contagious.
People may have been exposed and infected but are NOT necessarily transmitting
the disease. More investigations into potential other routes of transmission are
ongoing.

• What has been reported so far it that the main driver of transmission is droplet
transmission from people with symptoms.

21/02/2020
Penularan CoV
• Tranmisi dari manusia ke manusia:

• Via droplet saluran napas seperti batuk dan bersin

• Kontak dekat personal (menyentuh atau jabat tangan)

• Menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus disana dan

ketika menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan

• Kontaminasi feses

• Masih dalam penelitian

• Terdapat kasus, satu pasien, 🡪 “a suspected super-spreader” diduga

telah menularkan ke 15 staff di satu rumah sakit (serang dokter

meninggal)
Update on clinical features in COVID-19: New study published

Signs and symptoms % of patients Median age of patients: 47 years (IQR 35 – 58)
when being admitted to
hospital Median incubation period: 4 days (IQR 2 – 7)
3.5% were healthcare workers
Cough 67.8
Fever 43.8 40.9% had no abnormalities on chest X-ray at time of
Fatigue 38.1 hospital admission
Sputum production 33.7
Median duration of hospitalization: 12 days (Mean
Shortness of breath 18.7
12.8 days
Aches and pains (myalgia) 14.9
88.7% of patients developed fever during their
Low white blood cell count 83.2 hospital stay.

Taken from EPI-WiN Update # 13 03.03.2020


Clinical Characteristics of Coronavirus Disease 2019 in China. Wei-Jie Guan et al. New England Journal of Medicine, February 28, 2020
DOI: 10.1056/NEJMoa2002032
The latest science on Author Most likely value Plausible range
the incubation period Liu et al. 4.8 days (±2.6 2–11 days
days)
Backer & 6.4 days (95%CI: 2.1 – 11.1 days (2.5 & 97.5
Wallinga 5.6-7.7) percentile)
Linton 4-5 days 2-9 days
Current estimates of the Zheng 5.174 days (CI: 4.46-6.037)
incubation period range Li et al. 5.2 days (95% CI, 4.1 to 7.0)

from 1-12.5 days with Lauer 5.2 days - median (95% CI 4.4-6.0)
(mean: 5.5)
median estimates of 5-6 Guan 3 days Range: 0–24 days

days. Yang Yang et 4.75 days IQR: 3.0-7.2 days


al.

14/02/2020
Key epidemiological insights from China

• At diagnosis approx. 80% of cases are mild/moderate; 15% severe; 5% critical


• Disease progression: approx. 10-15% of mild/moderate cases become severe,
and approximately 15-20% of severe become critical
• Average times:
• from exposure to symptom onset is 5-6 days after infection;
• from symptoms to recovery for mild cases is 2 weeks;
• from symptoms to recovery for severe cases is 3-6 weeks;
• from symptoms onset to death is from 1 week (critical) to 2-8 weeks.

• COVID-19 much less frequent in children than adults, children tend to have
milder disease

Taken from EPI-WiN Update # 13 03.03.2020


03/03/2020
80.9% of infections
are mild (with flu-like symptoms) and can
recover at home

Self-isolation
13,8% sesak napas
Koordinasi dengan
4,7% kritis (gagal Dinas
napas, syok Kesehatan
septik, Setempat
multi-organ failure
(bertanggung jawab terhadap kesehatan diri dan sekitar)

Based on all 72,314 cases of COVID-19 confirmed, suspected, and asymptomatic cases in China a paper by the
Chinese CCDC and published in the Chinese Journal of Epidemiology 17 Feb
Kriteria Kasus

Pasien dalam Pengawasan (PDP)

Orang dalam Pemantauan (ODP)

Kasus Probable

Kasus Konfirmasi

Kontak
Pasien dalam Pengawasan
Seseorang yang mengalami:

a. Demam (≥380C) atau ada riwayat demam,

b. Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,

c. Pneumonia berdasarkan gejala klinis dan/ atau gambaran radiologis

DAN

Memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit* pada 14 hari terakhir


sebelum timbul gejala

*http://infeksiemerging.kemkes.go.id
Pasien dalam Pengawasan
Seseorang yang mengalami:
● Demam (≥380C) atau ada riwayat demam,
●Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,

DAN

Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memiliki salah satu dari paparan
berikut:
● Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19
● Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan
pasien konfirmasi COVID-19
● Riwayat ke Hubei, China (termasuk Wuhan);
● Kontak dengan orang yang memiliki riwayat 14 hari terakhir ke Hubei, China
(termasuk Wuhan)
Orang Dalam Pemantauan
Seseorang yang mengalami

a. gejala demam (≥380C) atau ada riwayat demam ATAU


b. ISPA tanpa pneumonia

DAN
memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit* pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala.
*http://infeksiemerging.kemkes.go.id
Negara Terjangkit

• Negara terjangkit menurut WHO adalah negara yang melaporkan


transmisi 2019-nCoV lokal (human to human transmission) yaitu Cina,
Singapura, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Vietnam, Thailand,
Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Inggris, dan Spanyol, Indonesia.
• Sedangkan negara lain hanya melaporkan kasus import dari Cina
(Memiliki riwayat bepergian ke Cina) dan belum ada transmisi lokal di
negaranya.
Kasus Probabel

Pasien dalam pengawasan

● Hasil COVID-19
inkonklusif
● Positif
pan-coronavirus
● Beta coronavirus
Kasus
Konfirmasi

Pasien dalam pengawasan

● Hasil COVID-19 positive


Klasifikasi Kasus COVID-19
Klasifikasi
KLASIFIKASIKasus
KASUSCOVID-19
COVID-19
Klasifikasi
KLASIFIKASIKasus
KASUSCOVID-19
COVID-19
Perlakuan pada
Orang Dalam Pemantauan
Pemantauan 14 hari sejak kontak terakhir
Self Isolation: Pembatasan diri dirumah

Pemantauan oleh Dinas Kesehatan dan

Puskesmas Tidak ada pengambilan

spesimen

Bila timbul pneumonia / perburukan: Pasien dalam


Kontak Erat
Kontak fisik
Berada dalam ruangan atau
berkunjung Bercakap-cakap
dalam radius 1 meter

Dengan pasien dalam


pengawasan probabel atau
konfirmasi
Kontak Erat

a. Petugas kesehatan
b. Penunggu pasien
c. Orang serumah
d. Tamu satu ruangan
e. Bepergian dalam satu alat angkut
f. Bekerja bersama
Kontak Erat
Kontak erat risiko rendah

Bila kontak dengan kasus pasien dalam pengawasan

Kontak erat risiko tinggi

Bila kontak dengan kasus konfirmasi atau probable.

Memiliki riwayat perjalanan ke Provinsi Hubei, China pada 14 hari


terakhir tanpa gejala.
Perlakuan terhadap:
Kontak Erat Risiko Rendah
Pemantauan 14 hari sejak kontak terakhir
Pembatasan diri dan memantau perkembangan gejala

Tidak ada pengambilan spesimen

Bila pasien dalam pengawasan negatif: pemantauan dihentikan

Bila pasien dalam pengawasan positif:


pemantauan dilanjutkan menjadi kontak erat risiko tinggi.
Perlakuan terhadap:
Kontak Erat Risiko Tinggi
• Pemantauan 14 hari sejak kontak terakhir

• Pembatasan diri dan memantau perkembangan gejala

• Kontak erat ini dilakukan pengambilan spesimen di lokasi observasi

• Spesimen diambil pada hari pertama dan hari ke-14


Alur Pneumonia nCoV
Pasien dengan gejala:
∙ Demam
∙ Batuk
∙ Sesak atau kesulitan bernapas

Foto Toraks: gambaran pneumonia

Bila iya Tanyakan Riwayat Bepergian ke China Bila tidak Perlakukan sebagaimana
Hubungi Posko KLB
dalam 2 minggu terakhir tatalaksana pneumonia
Coronavirus
pada umumnya
Bila iya

Periksa:
∙ DPL
∙ Fungsi hepar, fungsi ginjal
∙ PCT/CRP

Bila curiga kearah infeksi Coronavirus

Rujuk ke RS Rujukan yang Bila tidak bisa dirujuk


telah ditunjuk oleh Dinkes karena beberapa alasan:
setempat

∙ Isolasi
∙ Swab tenggorokan untuk pemeriksaan Coronavirus (Hubungi Lab
Litbangkes)
∙ Serial foto toraks sesuai indikasi
∙ Terapi simptomatik
∙ Terapi cairan
∙ Ventilator mekanik (bila gagal napas)
∙ Bila ada disertai infeksi bakteri dapat diberikan antibiotik
Sindrom klinis berkaitan dengan infeksi nCoV
Uncomplicated illness Gejala tidak spesifik: demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, nyeri otot.
Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal

Pneumonia ringan Pasien dengan pneumonia dengan tidak ada tanda pneumonia berat
Anak-anak : batuk atau sulit bernapas + takipneu

Pneumonia berat Remaja atau dewasa: demam atau curiga infeksi saluran napas, ditambah RR>30x/menit, distress napas berat, SpO2 <90%
udara ruangan
Anak-anak: Batuk/susah bernapas, ditambah setidaknya satu dari hal berikut: sianosis sentral atau SpO2<90%; distress napas
berat (co: grunting, retraksi dinding dada sangat berat), tanda bahaya umum pneumonia: tidak mau nyusu atau minum,
penurunan kesadaran, atau kejang; takipneu

ARDS Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam satu minggu klinis diketahui
Foto dada (X-ray; CT Scan; atau USG paru): opasitas bilateral, tidak sepenuhnya oleh efusi, lobar atau kolaps paru, atau nodul
Asal edema: gagal napas tidak sepenuhnya oleh gagal jantung atau overload cairan. Perlu penilaian objektif seperti
echocardigrafi.

Sepsis Dewasa: disfungsi organ disebabkan disregulasi respon tubuh terhadap infeksi (Score SOFA).
Tanda organ disfungsi: perubahan status mental; susah napas atau napas cepat, saturasi oksigen rendah, urin output
berkurang; HR meningkat; nadi teraba lemah, ektremitas dingin, tekanan darah rendah, kulit mottling, hasil lab: koagulopati,
trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau hyperbilirubinemia
Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2≥ SIRS kriteria, yang salah satunya suhu abnormal atau leukosit abnormal

Syok Sepsis Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan, membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan
MAP ≥ 65 mmHg dan serum laktat >2 mmol/L
Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan status mental atau bradikardi atau CRT meningkat; vasodilatasi hangat
dengan nadi bounding; takipnea; kulit motling atau petekie atau purpura; peningkatan laktat; oliguria; hiper atau hipotermia.
Diagnosis

Diagnosis • Pneumonia 2019-nCoV

• Pneumonia bakteri
Diagnosis
• Pneumonia jamur
Banding
• Edema paru kardiogenik (gagal jantung)
Terapi dan Monitoring
Isolasi • Semua kasus (ringan-berat)

• Hand hygiene, APD lengkap, Kewaspadaan tertusuk benda tajam,


Implementasi PPI pembersihan alat kesehatan dan lingkungan RS, waspada
pencegahan tindakan saluran napas

Serial foto toraks • Untuk melihat perjalanan atau perkembangan penyakit

• Target saturasi SpO2≥90% (tidak hamil) ≥92-95% (hamil)


Suplementasi oksigen • Anak dengan tanda kegawatan target SpO2 ≥94%, jika tidak ≥90%

• Sesuai diagnosis klinis, berdasarkan epidemiologi lokal dan panduan


tatalaksana
Antimikroba empiris • Pemberian antibiotik dalam satu jam dari asesmen awal untuk pasien
dengan sepsis
kortikotiroid sistemik tidak diberikan
rutin untuk tatalaksana pneumonia • Belum terbukti manfaatnya, cenderung harm, kecuali ada indikasi lain
virus atau ARDS
Terapi dan Monitoring
Terapi simptomatik • Demam, batuk

Terapi cairan • Terapi cairan konservatif jika tidak ada bukti syok

Ventilasi Mekanis • Bila gagal napas

• Apabila syok sepsis


Penggunaan vasopressor • norepinefrin, epinefrin, vasopresin, dan dopamin

• Perburukan klinis: gagal napas cepat progresif dan


Observasi sepsis, dan penerapan tatalaksana suportif segera

Pahami kondisi co-morbid pasien untuk • Pemilahan terapi penyakit penyerta.


menyesuaikan tatalaksana kondisi kritis
dan prognosis • Komunikasi dengan pasien dan keluarga: prognosis
Pengambilan dan Pengiriman
Sampel untuk Pemeriksaan
Laboratorium COVID-19
Biosafety Level Pemeriksaan COVID-19
• Persiapan sampel untuk
pengiriman dan pemeriksaan
molekuler diperlakukan sama

BS
seperti menangani sampel
tersangka human influenza → BSL
2

WHO.Laboratory testing for 2019 Novel Coronavirus in suspected human cases.2020


Jenis Spesimen
Spesimen Jumlah Container
Saluran - Apus nasofaring 1 apus Dimasukkan
nafas - Apus orofaring 1 apus dalam 1 VTM

Specimen Type
bagian atas
Saluran - Sputum 2-3 ml Pot sputum
nafas - Tracheal 2-3 ml Sputum trap
bagian aspirate
bawah - BAL
Darah - Serum +2 ml Tabung SST
Sentrifuse →eppendorf
1000–
1300 g 10 minutes
CDC, WHO 2020
Sputum Viral Transport Medium
trap (VTM)

Swab
www.nursingtimes.n
et dacron

Pot
sputum
Eppendorf
SST tube
Keamanan dalam pengambilan sampel

Gunakan APD: aerosol-generating procedures

Safety procedures
•Respirators (N95, EU FFP2 or equivalent, or higher
level of protection)

•Pelindung mata
(goggles, face shield)

•Clean, long-sleeved gown dan sarung tangan

WHO.Laboratory testing for 2019 Novel Coronavirus in suspected human cases.2020


Pengambilan Sampel Nasofaring dan Orofaring
Apus
nasofaring

Apus
orofaring

Badan Litbangkes. Kemenkes. 2020


Keamanan dalam Pengiriman Sampel

•Triple layer packaging

Safety procedures
•Suhu pengiriman +40C
Keamanan dalam Pengiriman Sampel

Safety procedures
Primary
tube Absorbent
&
Secondary
container Outer packaging
Form Pengantar
Spesimen
ke Balitbangkes
Alamat
pengiriman
Laboratorium Virologi
Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi
Prof.Dr.Oemijati Puslitbang Biomedis dan
Teknologi Dasar Kesehatan, Badan
Litbangkes.
Kompleks Pergudangan Kementerian
Kesehatan
Jl. Percetakan Negara No.23A. Jakarta Pusat
10560. Telp. 021-4288 1754/45
Pemeriksaan nCov-2019 di Balitbangkes

Testing 2019-nCoV
•Metode rRT-PCR (real time reverse transcriptase PCR)
- Target spesifik nCoV-19

•TAT: 1-2 hari


Pelaporan Hasil
Rumah Sakit
- Sampel
Form
- Form
Penyelidikan
permintaan
Epidemiologi
Hasil
Dinkes Litbangkes

Hasil
Hasil
PHEOC
Hp.087806783906
Deteksi dini dan respon di pintu masuk negara
Secara umum kegiatan penemuan kasus 2019-nCoV di pintu masuk
negara diawali dengan penemuan pasien demam disertai
gangguan napas yang berasal dari negara / wilayah terjangkit.

Selanjutnya, petugas KKP melakukan anamnesa dan pemeriksaan


fisik lebih lanjut. Penanganan selanjutnya tergantung pada kriteria
pasien:

Pasien dalam Pengawasan Orang dalam Pemantauan

60
ALUR DETEKSI DINI
DAN RESPON DI
PINTU MASUK DAN
WILAYAH
Deteksi Dini dan Respon di Pintu Masuk Negara
Jika memenuhi kriteria kasus suspek maka dilakukan Jika tidak memenuhi kriteria kasus suspek maka dilakukan respon
respon berupa: sebagai berikut:

• Tatalaksana kasus dan rujuk ke RS rujukan • Tatalaksana kasus sesuai diagnosis yang ditetapkan

• Lakukan tindakan penyehatan terhadap barang dan • Orang tersebut dapat dinyatakan laik/tidak laik melanjutkan
alat angkut perjalanan dengan suatu alat angkut sesuai dengan kondisi hasil
• Mengidentifikasi penumpang lain yang berisiko (kontak pemeriksaan
erat) • Pemberian HAC dan komunikasi risiko mengenai infeksi
• Terhadap kontak erat (dua baris depan belakang kanan coronavirus, informasi bila selama masa inkubasi mengalami
kiri) dilakukan: karantina minimal 1 kali masa inkubasi gejala sesuai definisi kasus maka segera memeriksakan ke
terpanjang, pemberian HAC dan komunikasi risiko fasyankes dengan menunjukkan HAC kepada petugas kesehatan.
• Notifikasi ke Ditjen P2P melalui PHEOC ditembuskan ke • KKP mengidentifikasi daftar penumpang pesawat, dengan
Dinas Kesehatan Provinsi dan dilakukan pencatatan maksud bila kasus tersebut mengalami perubahan manifestasi
menggunakan formulir (terlampir) klinis sesuai definisi kasus suspek maka dapat dilakukan contact
tracing.

• Pada penumpang dan kru lainnya yang tidak berisiko juga


dilakukan pemeriksaan suhu menggunakan thermal scanner,
pemberian HAC dan komunikasi risiko.
Deteksi Dini dan Respon di Wilayah
Bila fasyankes menemukan kasus yang memenuhi Bila kasus tidak memenuhi kriteria kasus suspek,
kriteria kasus suspek maka perlu melakukan kegiatan maka dilakukan hal-hal berikut:
sebagai berikut:
• Tatalaksana kasus sesuai kondisi pasien
• Tatalaksana kasus sesuai kondisi pasien dan rujuk
• Komunikasi risiko kepada pasien
pasien ke rumah sakit rujukan menggunakan mobil
ambulans
• Memberikan komunikasi risiko mengenai penyakit
nCov
• Fasyankes melakukan notifikasi ke dinas kesehatan
setempat, untuk selanjutnya dinas kesehatan
memberikan notifikasi secara berjenjang
• Melakukan penyelidikan epidemiologi selanjutnya
dilakukan mengidentiikasi dan pemantauan kontak
erat
• Pengambilan spesimen dilakukan di rumah sakit
rujukan yang selanjutnya rumah sakit berkoordinasi
dengan dinas ksesehatan setempat untuk pengirman
sampel dengan menyertakan surat pengantar dinkes
Klasifikasi KasusCOVID-19
KLASIFIKASI KASUS COVID-19
ORANG DALAM RISIKO (ODR)
Orang yang memiliki riwayat perjalanan dari negara CHINA (terutama Prov. Hubei)
dan saat di bandar kedatangan (Udara, Laut, Darat) dalam kondisi SEHAT

PMK No. HK.01.07/Menkes/104/ 2020 tanggal 4


Februari
Implementasi SE Kadinkes Prov. Jatim
No. : 443.33/1908/102.3/2020

Pelayanan kesehatan (Periksa


fisik, darah lengkap dan foro
torax)

TINDAKAN 🡪 Pantau hingga 14 hari ke


depan

Pembiayaan 🡪 Pemda
Kab/Kota
Protecting your community and family
members
What can I do to prevent the spread of COVID-19?

If you feel unwell, stay home


Do not go to work, to school or to
public spaces to avoid transmission
of COVID-19 to others in the
community.
Question: What is self-isolation?
Self-isolation is an important measure in order to avoid
* transmission of infection to others in the community, including
family members.
Answer: Self-isolation is when a
person who is ill (i.e., fever or
If a person is in self-isolation it is because he/she is ill but not
respiratory symptoms), voluntarily or * severely ill (requiring medical attention).
based on his/her health care provider’s
recommendation, stays at home and The person in self-isolation should ideally have a room at home
that is separated from other family members. If not possible,
does not go to work, school, or public * spatial distance of at least 1 meter (3 feet) from other family
places. members and the use of a medical mask is recommended for the
ill person with respiratory symptoms. The person in self-isolation
should have dedicated utensils, plates, cups, towels and linens.

What can I do? If you feel unwell, stay


home, and do not go to work and to
public spaces.

03/03/2020
Question: What is
self-monitoring?

Answer: Self-monitoring is done when * Self-monitoring is recommended for those who have been exposed
to an individual known to have COVID-19 or who have been in a
COVID-19 affected country.
a person is asymptomatic, and it
includes daily measurement of Self-monitoring is recommended for 14 days after the date of last
temperature and monitoring for * exposure.

development of clinical symptoms such


as cough or difficulty breathing.
*
What can I do? Self-monitor yourself if
you think that you might have been
exposed to COVID-19

03/03/2020
Advice for public: Basic Protective measures

• Wash your hands frequently with an alcohol-based hand rub or soap and water.
• Practice respiratory hygiene
When coughing and sneezing, cover mouth and nose with flexed elbow or tissue – discard tissue immediately
into a closed bin and clean your hands with alcohol-based hand rub or soap and water.

• Maintain social distancing


at least 1 metre (3 feet) distance between yourself and other people, , particularly those who are coughing,
sneezing and have a fever.

• Avoid touching eyes, nose and mouth


• If you have fever, cough and difficulty breathing, seek medical care early
• Avoiding unprotected contact with farm or wild animals.
Reduce your risk of coronavirus infection:
Frequently clean hands by
using alcohol-based hand
rub or soap and water. When coughing and sneezing cover
mouth and nose with flexed elbow
or tissue – throw tissue away
Thoroughly cook meat and immediately and wash hands.
eggs

Avoid close contact with anyone


that has fever and cough
Avoid unprotected contact
with live wild or farm
animals
Current guidance on Masks
Masks to be used by:
- People with respiratory symptoms, e.g. cough or difficulty breathing. Including when
seeking medical attention;
- People providing care to individuals with respiratory symptoms;
- Health workers, when entering a room with patients or treating an individual with
respiratory symptom
A medical mask is not required for members of the general public who do
not have respiratory symptoms
- However, masks might be worn in some countries according to local cultural habits. If masks
are used, best practices should be followed on how to wear, remove, and dispose of them
and on hand hygiene action after removal.
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/advice-on-the-use-of-masks-2019-ncov.pdf
When you need to wear a mask and how to use it
Wash hands with alcohol-based hand rub
or soap and water

Cover mouth and nose and make sure


there are no gaps

Avoid touching the mask while using it

Do not re-use single-use masks

Remove it from behind (do not touch the


front of mask); discard immediately in a
closed bin; wash hands with
alcohol-based hand rub or soap and
water
Planning large events • Mass gatherings can result in spread of infectious
diseases, such as COVID-19
during the COVID-19 • Event organizers can manage the potential risks
outbreak with careful planning before, during and after the
event
• The decision to hold a large event must be made
following a thorough risk assessment, conducted in
coordination with local and national public health
authorities
• The risk assessment takes into account crowd
density, age of participants, and number of
participants coming from COVID-19 affected
countries/areas, as well as other relevant factors
• This risk assessment will guide organizers’ decision
on whether to proceed with the event. It will also
help organizers to develop a COVID-19 specific
action plan to prevent spread, identify and treat
infections and communicate risks to participants
While Travelling
Avoid travel if Avoid close contact
you have a with people suffering from a
fever and fever and cough
cough

If you have a fever, cough and difficulty


breathing seek medical care early and share
previous travel history with your health care Frequently clean hands by using
provider alcohol-based
hand rub or soap and water
While Travelling
If you become sick while
travelling, inform crew and
seek medical care
early

If you seek medical attention, share


travel history with your health care
provider

Avoid touching
eyes,
nose or Avoid close contact and
mouth travel with animals that are
sick
While Travelling
When coughing or sneezing cover
mouth and nose with flexed elbow or
tissue - throw tissue away
immediately and wash hands

Avoid spitting
in public

Immediately discard single-use mask If you choose to wear a mask, be sure


after each use and wash hands after to cover mouth and nose – avoid
removing masks touching mask once it’s on
Accelerating priority research and innovation
• Address crucial unknowns regarding clinical severity
extent of transmission and infection, laboratory,
treatment options and Vaccines
• Enhance global coordination of all relevant R&D
stakeholders through existing mechanisms
• Support a clear and transparent global research and
innovation priority setting process
• Key asks from the field:
- Point of care diagnostic test
- Evidence based treatment regime
- Vaccines
Health Advice (WHO)
Cegah diri sendiri dari penyakit Cegah orang lain tertular/sakit

Tutup mulut dan hidung


dengan tissue atau siku
Hindari bepergian
Hindari kontak ketika batuk atau bersin
jika sakit atau
langsung tanpa bepergian ke
terproteksi dengan Terapkan Buang tissue ke tempat sampah tempat outbreak
orang sakit saluran tertutup
napas dan hewan hand hygiene
peliharaan ataupun Gunakan masker
Cuci tangan setelah batuk atau
hewan liar bersin atau kontak orang sakit jika sakit

Makanan yang aman Ketika berbelanja di Pasar Ketika bekerja di Pasar

Cuci tangan setelah menyentuh


hewan atau produk hewan Gunakan proteksi tubuh, sarung
tangan dan wajah ketika Sering cuci tangan, terutam
Masak matang dan memegang produk hewan setelah memegang produk
higienis Hindari menyentuh hewan

Hindari kontak hewan Lepaskan baju pelindung setelah


sakit dan spoil meat bekerja, cuci setiap hari
Desinfektan tempat
Hindari kontak stray animal Hindari keluarga terpapar pakaian kerja, sehari sekali
dan sampah atau cairan kerja
Alur Pelaporan

Sumber: Kemenkes, 2020


COVID-19 Take Home Messages
• Coronaviruses can infect both animals and humans.
• Human coronaviruses can cause: mild disease (common cold); or
severe disease (MERS - Middle East Respiratory Syndrome and SARS –
Severe Acute Respiratory Syndrome).
• an animal source seems the most likely primary source. There is clear
evidence of human-to-human transmission.
• Patients present with fever, cough, shortness of breath
• Severity ranges from mild to severe disease and some critical cases
resulting in death
• No known effective antiviral therapy for COVID-19 so far
• NO Vaccines so far
• People of all ages can be infected however persons over 60 years and
those with pre-existing conditions are at higher risk of severe disease
THANK YOU
TERIMA KASIH
Tatalaksana spesifik anti-nCoV

• Belum ada!

• Dilaporkan pemakaian

obat anti HIV

• Ada institusi yang

memberikan Oseltamivir
•merek dagang
Prevnar®
Vaksin Pneumonia ini , bukan untuk Coronavirus
•kekebalan terhadap
13 strain bakteri
Streptococcus
pneumoniae, yang
paling sering
Vaksin PCV13 menyebabkan
penyakit
•Vaksin PPSV23 (nama
pneumokokus
dagang Pneumovax pada
manusia.
23®)
•Masa perlindungan
•proteksi terhadap 23
sekitar 3 tahun.
strain bakteri
•Vaksin PCV13
pneumokokus
utamanya
Vaksin PPSV23 •Vaksin ditujukan
PPSV23
kepada
ditujukanbayi dan anak
kepada
di
•Di bawah
negara usia
kelompok umur2 tahun.
yang
berkembang, bakteri
lebih dewasa. usia 65
Haemophilus
tahun ke atas, atau
influenzae type
usia 2 hingga 64Btahun
(Hib)
merupakan penyebab
dengan kondisi khusus
pneumonia dan
Vaksin Hib radang otak
(meningitis) yang
utama.
•Di Indonesia vaksinasi
Hib telah masuk dalam
program nasional
imunisasi untuk bayi.
BELUM ADA VAKSIN UNTUK KASUS PNEUMONIA YANG SEDANG OUTBREAK SAAT
INI KARENA DISEBABKAN CORONAVIRUS JENIS BARU.

Das könnte Ihnen auch gefallen