Sie sind auf Seite 1von 7

Volume 16, Nomor 2 Versi online:

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/view/6428

EVALUASI TEBAL DAN ANALISIS KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR


MENGGUNAKAN METODE ANALISA KOMPONEN, AUSTROADS, ASPHALT
INSTITUTE DAN PROGRAM KENPAVE

(EVALUATION OF FLEXIBLE PAVEMENT THICKNESS AND ANALYSIS OF


FLEXIBLE PAVEMENT DETERIORATION USING ANALISA KOMPONEN,
AUSTROADS, AND ASPHALT INSTITUTE METHODS AND KENPAVE PROGRAM)

Anita Rahmawati1, Dian Setiawan2, M, Aby Yansun Pangestu3, Robith Azkal Aulia4
1,2,3,4
Program Studi Teknik Sipil, Fakulas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Bantul 55183, Yogyakarta Indonesia. Email:
anita_ygy@yahoo.com

Abstract

In order to improve and to develop the road quality, it is essential to evaluate the pavement thickness
using the Analisa Komponen Method, the Austroads Method, and the Asphalt Institute Method, and
to analyze the flexural pavement deterioration in the form of fatigue cracking and rutting using the
Kenpave Program to calculate the stress-strain due to the traffic load. The results of the calculations
shown that the pavement thickness based on the Analisa Komponen Method was comprised a surface
layer of 7.5 cm (Laston MS 340), the base layer of 10 cm (Laston Atas MS 340) and the sub-base
layer of 15 cm (Sirtu Class B). Whereas based on the Austroads Method, the pavement layer divided
into a surface layer of 7.5 cm (Laston MS 340), the base layer of 13 cm (Laston Atas MS 340), and
the sub-base layer of 50 cm (Sirtu Class B). Furthermore, by using the Asphalt Institute Method, the
pavement layer consist of a surface layer of 5 cm (Laston MS340), the base layer of 10 cm (Laston
Atas MS 340), and the sub-base layer of 15 cm (Class B). Finally, according to the results of the
deterioration analysis, it can be concluded that the pavement thickness based on the Austroads
Method was able to reach and fulfill the plan of service life. In another side, the pavement thickness
based on the Asphalt Institute and the Analisa Komponen method will be damaged before the plan of
service life.

Keywords: Component Analysis; Asphalt Institute; Austroads; Deterioration Analysis; Kenpave


Program

Abstrak

Dalam rangka peningkatan dan pengembangan kualitas jalan, maka diperlukan evaluasi tebal
perkerasan jalan menggunakan Metode Analisa Komponen 1987, Metode Austroads 2004 dan
Metode Asphalt Institute 1999, serta menganalisis kerusakan perkerasan jalan lentur berupa
kerusakan fatigue cracking dan rutting menggunakan Program Kenpave guna mengetahui nilai
tegangan-regangan yang terjadi pada perkerasan akibat beban lalu-lintas. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil tebal perkerasan berdasarkan Metode Analisa
Komponen, yaitu lapis permukaan sebesar 7,5 cm (Laston MS 340), lapis pondasi atas sebesar
10 cm (Laston Atas MS 340) dan lapis pondasi bawah sebesar 15 cm (Sirtu Kelas B). Sedangkan
berdasarkan Metode Austroads, diperoleh lapis permukaan sebesar 7,5 cm (Laston MS 340),
lapis pondasi atas sebesar 13 cm (Laston Atas MS 340), dan lapis pondasi bawah sebesar 50 cm
(Sirtu Kelas B). Selanjutnya dengan menggunakan Metode Asphalt Institute diperoleh lapis
permukaan sebesar 5 cm (Laston MS340), lapis pondasi atas sebesar 10 cm (Laston Atas MS
340), dan lapis pondasi bawah sebesar 15 cm (Sirtu Kelas B). Kemudian, berdasarkan hasil
analisis kerusakan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tebal perkerasan Metode Austroads
mampu mencapai umur rencana, sedangkan tebal perkerasan Metode Analisa Komponen dan
Metode Asphalt Institute akan mengalami kerusakan sebelum umur rencana.

Kata Kunci: Analisis Kerusakan; Analisa Komponen; Asphalt Institute; Austroads; Program
Kenpave

Evaluasi Tebal dan Analisis Kerusakan Perkerasan Lentur menggunakan Metode Analisa Komponen,
Austroads, Asphalt Institute dan Program kenpave | 79
Anita Rahmawati, Dian Setiawan, M, Aby Yansun Pangestu, Media Teknik Sipil, ISSN 1693-3095
Robith Azkal Aulia e-ISSN 2597-7660

PENDAHULUAN mengeluarkan peraturan guna memberikan


Perkerasan kaku atau rigid pavement rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan
merupakan jenis perkerasan yang banyak dalam berlalu-lintas (Aris dkk., 2015).
digunakan pada konstruksi jalan pada saat Kemudian Program Kenpave dipilih
ini, karena diyakini banyak memiliki untuk menganalisis kerusakan pada jalan.
kelebihan dibandingkan perkerasan lentur Analisis kerusakan yang dipilih adalah retak
(Apriyatno, 2015). Oleh sebab itu, lelah (fatigue cracking) dan retak alur
perancangan yang baik (rutting) berdasarkan output dari program
sangatlah penting dalam menunjang Kenpave yaitu regangan tarik horizontal dan
keberhasilan dari suatu jalan agar dapat regangan tekan vertikal (Usman dkk., 2017).
menerima beban lalu-lintas yang Jenis kerusakan retak lelah (fatigue cracking)
direncanakan (Nurahmi dan Kartika, 2012) diakibatkan oleh regangan horizontal yang
Perhitungan tebal perkerasan jalan bekerja pada lapisan beraspal sebagai akibat
yang sering digunakan dalam perancangan beban lalu-lintas yang berulang melebihi
adalah Metode Bina Marga dan AASHTO batas regangan yang dapat diterima (Suryana,
(Wesli dan Akbar, 2014). Selain itu, 2015). Kemudian jenis kerusakan rutting
terdapat pula metode perancangan tebal disebabkan oleh permanen deformasi pada
perkerasan yang berasal dari Negara setiap lapis perkerasan karena beban lalu-
Australia. Metode itu adalah Metode lintas (Abed dan Adel, 2012).
Austroads. Metode Austroads “Guide To Berdasarkan latar belakang tersebut,
Pavement Technology” merupakan metode maka rumusan masalah sebagai berikut:
yang awalnya diterbitkan oleh National a. Bagaimana perhitungan tebal perkerasan
Association of Australia State Road lentur menggunakan Metode Analisa
Authorities yang dikembangkan dari Komponen dari Bina Marga dan Metode
Negara Australia dan New Zealand guna Austroads dari Australia ?
memberikan standar dalam perancangan b. Bagaimana hasil perbandingan Metode
tebal perkerasan jalan (Urbaez dan Erskine, Analisa Komponen dengan Metode
2011). Austroads terhadap hasil perancangan
Dalam perancangan tebal perkerasan tebal perkerasan lentur?
jalan, faktor penyebab kerusakan jalan c. Bagaimana evaluasi perancangan tebal
haruslah diperhatikan dengan seksama. Arus perkerasan lentur menggunakan program
lalu-lintas merupakan salah satu faktor Kenpave terhadap kedua metode tersebut?
penyebab beberapa kerusakan pada jalan. d. Bagaimana analisis kerusakan perkerasan
Meningkatnya lalu-lintas akan menyebabkan jalan menggunakan Program Kenpave?
repetisi beban semakin besar yang akan Penelitianinibertujuanuntuk
berpengaruh terhadap tebal perkerasan yang mendapatkan dan membandingkan nilai tebal
direncanakan. Perlunya evaluasi terhadap perkerasan menggunakan metode Analisa
kondisi jalan secara periodik akan komponen, Metode Austroads dan Metode
memudahkan pemilihan jenis pemeliharaan Asphalt Institute serta menganalisis
yang tepat (Putra dkk., 2013). Nilai CBR juga kerusakan jalan lentur menggunakan
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap program kenpave sehingga didapat nilai
umur suatu konstruksi perkerasan dan tebal repetisi beban untuk kerusakan retak lelah
lapisan pada struktur jalan (Akbar dkk., (fatigue cracking) dan retak alur (rutting)
2015).
Di Indonesia pembangunan jalan raya METODE PENELITIAN
telah memiliki peraturan serta pedoman
dalan Tahap penelitian
perancangan tebal perkerasan yang Penelitian ini diawali dengan perancangan
merupakan hasil modifikasi dan tebal lapis perkerasan lentur, kemudian
penyesuaian dari negara maju seperti menganalisis hasil dari perancangan
Amerika Serikat, Inggris dan Australia menggunakan program Kenpave. Seperti
yang kemudian dikembangkan dan yang terlihat pada Gambar 1.
disempurnakan oleh Kementrian Pekerjaan
Umum dan Direktorat Jendral Bina Marga
selaku pihak yang berwenang dalam

80 | Agustus 2018, Hal. 79 - 85


Volume 16, Nomor 2 Versi online:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/view/6428

Gambar 1 Bagan Alir Penelitian

Pengumpulan Data Lokasi Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini Penelitian ini dilakukan di proyek jalan
hanya data sekunder yang merupakan data Gumenter – Kabuaran, Kecamatan
yang tidak didapatkan secara langsung dari Kutowinagun, Kabupaten Kebumen .
lapangan. Data yang diperoleh yaitu, data
Lalu-lintas Harian Rata-rata tahun 2018 dan Analisis Data
data CBR tanah dasar. Analisis data yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui perbandingan tebal perkerasan

Evaluasi Tebal dan Analisis Kerusakan Perkerasan Lentur menggunakan Metode Analisa Komponen,
Austroads, Asphalt Institute dan Program kenpave | 81
Anita Rahmawati, Dian Setiawan, M, Aby Yansun Pangestu, Media Teknik Sipil, ISSN 1693-3095
Robith Azkal Aulia e-ISSN 2597-7660

jalan dan menganalisis kerusakan pada jalan Tabel 2 Hasil Perhitungan Metode Analisa
menggunakan Program Kenpave. Komponen
Dalam penelitian ini setelah didapat nilai tebal Lapis Material Tebal
perkerasan menggunakan Metode Analisa Permukaan Laston MS 340 7,5 cm
Komponen, Metode Austroads dan Metode LPA Laston Atas MS 10 cm
Asphalt Institute, kemudian dianalisis 340
menggunakan Program Kenpave. Maka akan LPB Sirtu Kelas B 15 cm
*LPA = Lapis Pondasi Atas
diketahui bahwa metode tersebut mampu
*LPB = Lapis Pondasi Bawah
menerima beban lalu-lintas atau tidak.
Metode Austroads 2004 (Design Charts)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode ini merupakan metode yang
dikembangkan dari negara Australia dan New
Metode Analisa Komponen dari Bina
Zealand sebagai standar dalam prosedur
Marga 1987
desain perkerasan. Metode ini merupakan
Metode ini merupakan hasil dari modifikasi
metode mekanistik-empiris yang berdasarkan
metode AASHTO 1972 revisi 1981 yang
pada hubungan empiris dari keruntuhan
disesuaikan dengan kondisi alam, lingkungan,
perkerasan yang berkaitan dengan sifat-sifat
karateristik tanah dasar dan jenis lapis
material (teganagan-regangan), beban-beban
perkerasan yang lazim digunakan di
yang bekerja dan tegangan termal
Indonesia. Metode ini dapat dilihat pada buku
(Hardiyatmo, 2015). Parameter perancangan
“Petunjuk Perencanaan Perkerasan Lentur
tebal perkerasan jalan dapat dilihat pada Tabel
Jalan Raya Dengan Metode Analisa
3.
Komponen, SKB1-2.3.26. 1987”. Parameter
perancangan tebal perkerasan metode Analisa
Tabel 3 Parameter Perancangan Tebal
Komponen dapat dilihat pada Tabel 1.
Perkerasan Metode Austroads 2004
Parameter Keterangan
Tabel 1 Parameter Perancangan Tebal
Perkerasan Metode Analisa Komponen Kendaraan Komersial (C) 62,2%
Kelas Jalan Kelas Jalan 3
Parameter Keterangan
Faktor F 2,5
Kelas Jalan Kolektor Growth Factor 33,3%
Umur Rencana 20 Tahun CBR Rencana 5%
Pertumbuhan Lalu- 5%
Lintas
CBR Rencana 5% Dari hasil perhitungan tebal perkerasan
Material Lapisan lentur berdasarkan Metode Austroad 2004
Perkerasan didapatkan tebal perkerasan seperti yang
Surface Cource Laston MS 340 terdapat pada Tabel 4.
Base Cource Laston Atas
MS 340 Tabel 4 Hasil Perhitungan Metode Austroads
Subbase Cource Sirtu Kelas B Lapis Material Tebal
Koefisien Distribusi 0,5 Permukaan Laston MS 340 7,5 cm
Kendaraan (C) LPA Laston Atas MS 13 cm
Kendaraan Berat 36,6% 340
Faktor Regional 1 LPB Sirtu Kelas B 50 cm
Indeks Permukaan 3,9 – 3,5 *LPA = Lapis Pondasi Atas
Awal (IPo) *LPB = Lapis Pondasi Bawah
Indeks Permukaan
7
Akhir (IPt)
Metode Asphalt Institute 1999
Metode Asphalt Institute merupakan
Dari hasil perhitungan tebal perkerasan salah satu metode empirik perancangan tebal
lentur berdasarkan Metode Analisa perkerasan yang dikeluarkan oleh Asphalt
Komponen didapatkan tebal perkerasan Institute dari Amerika. Metode Asphalt
seperti yang terdapat pada Tabel 2. Institute hanya memprioritaskan jenis
kendaraan berat. Dalam penelitian ini ada
beberapa parameter yang harus disesuaikan
dengan kondisi di Indonesia. Adapun

82 | Agustus 2018, Hal. 79 - 85


Volume 16, Nomor 2 Versi online:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/view/6428

parameter perencanaan Metode Asphalt berdasarkan regangan tekan vertikal di


Institute dapat dilihat pada Tabel 5. permukaan tanah dasar (subgrade).
Dari hasil perhitungan tebal perkerasan lentur Nd = 1,365×10-9 (εc)-4,447
berdasarkan Metode Asphat Institute didapatkan Dimana:
tebal perkerasan seperti yang terdapat pada Tabel Nd = Jumlah repetisi beban.
5. εc = Regangan tekan pada
permukaan tanah dasar (subgrade).
Tabel 5 Parameter Perancangan Tebal
c. Repetisi Beban Rencana (Nr)
Perkerasan Metode Asphalt Institute 1999
Nilai Nr didapatkan berdasarkan
Parameter Nilai
beban standar kumulatif atau Cumulative
Umur Rencana 20 Tahun
Awal Umur Rencana 2017 Equivalent Single Axle Load (CESA) yang
Akhir Umur Rencana 2037 merupakan jumlah kumulatif beban lalu
Tingkat Pertumbuhan 5% lintas rencana pada jalur rencana selama
Growth Factor (GF) 33,6 umur rencana.
ESAL 208.154,1 CESA = ∑m×365×E×C×N
Koofisien Distribusi Dimana :
Kendaraan (C) ∑m = Jumlah tiap kendaraan.
%Kendaraan Berat 0,5 365 = Jumlah hari dalam 1 tahun.
Modulus Resilient 51,5 MPa E = Ekivalen beban sumbu.
Faktor Lingkungan 26,7 oC
C = Koefisien distribusi kendaraan.
N = Faktor hubungan umur
Tabel 6 Hasil Perhitungan Metode Asphalt
rencana dengan
Institute
perkembangan lalu-lintas.
Lapis Material Tebal
Permukaan Laston MS 340 5 cm
Setelah mendapatkan hasil perhitungan
tebal perkerasan, selanjutnya dilakukan
LPA Laston Atas MS 10 cm
analisis perkerasan lentur menggunakan
340 program Kenpave pada menu Kenlayer. Data
LPB Sirtu Kelas B 15 cm karateristik dan material perkerasan jalan
*LPA = Lapis Pondasi Atas seperti poisson’s ratio, beban roda, tekanan
*LPB = Lapis Pondasi Bawah roda dan tebal perkerasan sangat dibutuhkan
untuk input pada program Kenpave (Selvi,
Analisis Kerusakan Perkerasan 2015).
Berdasarkan output data dari program
Kenpave seperti horizontal principal strain Input Data
dan vertical strain dapat digunakan untuk Nilai modulus elastisitas dan poisson’s
menghitung repetisi beban terhadap fatigue ratio dapat dilihat dari Tabel 7 dan Tabel 8.
cracking dan rutting. Persamaan Asphalt
Institute sangat direkomendasikan dalam Tabel 7 Nilai Modulus Elastisitas
analisis kerusakan tersebut. (Pt-T-01-2002-B)
a. Retak Lelah (fatigue Cracking) Lapis E (KPa)
Persamaan retak lelah untuk mengetahui
Permukaan 1.380.000
jumlah repetisi beban berdasarkan
Lapis Pondasi Atas 1.794.000
regangan tarik horizontal di bawah lapis Lapis Pondasi Bawah 117.300
permukaan aspal. Tanah Dasar 50.000

Nf = 0,0796 (εt)-3,291(EAC)-0,854 Tabel 8 Nilai Poisson’s Ratio (Huang, 2004)


Dimana: Lapis µ
Nf = Jumlah repetisi beban. Permukaan 0,40
εt = Regangan Tarik pada bagian Lapis Pondasi Atas 0,40
bawah Lapis Pondasi Bawah 0,30
lapis permukaan. Tanah Dasar 0,45
EAC= Modulus elastis lapis permukaan.
b. Retak Alur (rutting) Hasil Output Program Kenpave
Persamaan retak alur untuk Hasil running atau output program
mengetahui jumlah repetisi beban Kenpave ini berupa horizontal strain (εt) di

Evaluasi Tebal dan Analisis Kerusakan Perkerasan Lentur menggunakan Metode Analisa Komponen,
Austroads, Asphalt Institute dan Program kenpave | 83
Anita Rahmawati, Dian Setiawan, M, Aby Yansun Pangestu, Media Teknik Sipil, ISSN 1693-3095
Robith Azkal Aulia e-ISSN 2597-7660

bawah lapis permukaan beraspal dan vertical Tabel 12 Nilai Repetisi Beban
strain (εc) di permukaan tanah dasar Fatigue Rutting
(subgrade). Hasil output bisa dilihat pada Metode Cracking (ESAL)
Tabel 9 sampai Tabel 11. (ESAL)
Analisa
Tabel 9 Output Regangan Metode Analisa 143.484 208.241
Komponen
Komponen Asutroads 390.302 8.369.086
Horizontal Strain Vertical Asphalt
Poin (εt) strain (εc) 90.160 99.386
Institute
(17,51 cm) (32,51 cm)
1 -0,0002927 0,0006364
Berdasarkan hasil analisis kerusakan
2 -0,0002958 0,0006766 tebal perkerasan jalan berupa nilai repetisi
3 -0,0002911 0,0006791 beban rencana (Nr), fatigue cracking (Nf) dan
4 -0,0002994 0,0006698 rutting (Nd) yang telah dilakukan, maka
5 -0,0002927 0,0006364 disimpulkan bahwa perancangan tebal
Max -0,0002994 0,0006791 perkerasan jalan Metode Analisa Komponen
1987 dan Metode Asphalt Intitute tidak
Tabel 10 Output Regangan Metode mampu menahan beban lalu-lintas. Hal ini
Austroads terjadi karena nilai Nr lebih besar dari nilai Nf
Horizontal Strain Vertical dan Nd. Sedangkan perancangan tebal
Poin (εt) strain (εc) perkerasan Metode Austroads 2004 mampu
(17,51 cm) (32,51 cm) menahan beban lalu-lintas, karena nilai Nr
1 -0,0002145 0,0002788 lebih kecil dari pada nilai Nf dan Nd. Apabila
2 -0,0002196 0,0002950 tebal perkerasan tidak mampu menahan beban
3 -0,0002175 0,0002976
4 -0,0002209 0,0002908
lalu-lintas, maka perlu adanya
5 -0,0002909 0,0002788 penanggulangan lebih lanjut agar perkerasan
Max -0,0002994 0,0002976 tidak rusak selama umur rencana (Dinata et al,
2017). Modulus elastis lapis permukaan aspal
Tabel 11 Output Regangan Metode Asphalt berpengaruh terhadap kerusakan fatigue
Institute cracking dan rutting. Sedangkan tebal fondasi
Horizontal Strain Vertical berpengaruh terhadap rutting tidak
Poin (εt) strain (εc) berpengaruh terhadap variasi tebal pondasi,
(17,51 cm) (32,51 cm) namun tidak berpengaruh terhadap fatigue
1 -0.0003448 0.000754 cracking (Behiry, 2012).
2 -0.0003441 0.0007997
3 -0.0003357 0.0008011 KESIMPULAN
4 -0.0003421 0.0008004 Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
5 -0.0003448 0.0007538 kesimpulan sebagai berikut.
Max -0.0003448 0.0008011
a. Metode Analisa Komponen membutuhkan
Lapis Permukaan Laston MS 340 setebal
Nilai Repetisi Beban 7,5 cm, Lapis Pondasi Atas Laston Atas
Nilai repetisi beban rencana (Nr) MS 340 setebal 10 cm,Lapis Pondasi
diperoleh dari Persamaan 3 (Departemen Bawah Sirtu Kelas B setebal 15 cm.
Pekerjaan Umum, 2005) sebesar 204.859 b. Metode Austroads membutuhkan Lapis
ESAL sebagai batas aman dalam perancangan Permukaan Laston MS 340 setebal 7,5 cm,
tebal perkerasan selama umur rencana. Lapis Pondasi Atas Laston Atas MS 340
Dari output program Kenpave berupa setebal 13 cm,Lapis Pondasi Bawah Sirtu
horizontal strain dan vertical strain, maka Kelas B setebal 50 cm.
diperoleh repetisi beban untuk fatigue c. Metode Asphalt Institute membutuhkan
cracking (Nf) dan rutting (Nd) masing-masing Lapis Permukaan Laston MS 340 setebal 5
metode berdasarkan Persamaan 1 dan 2 cm, Lapis Pondasi Atas Laston Atas MS
sebagai berikut. 340 setebal 10 cm, Lapis Pondasi Bawah
Sirtu Kelas B setebal 15 cm.
d. Repetisi beban rencana diperoleh sebesar
204.859 ESAL.

84 | Agustus 2018, Hal. 79 - 85


Volume 16, Nomor 2 Versi online:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmts/article/view/6428

e. Hasil analisis kerusakan perancangan tebal Behiry, A.E.A.E.-M., 2012. Fatigue and
perkerasan menggunakan Program Rutting Lives in Flexible Pavement, Ain
Kenpave berupa repetisi beban sebagai Shams Engineering Journal. 3, 367-374.
berikut, nilai Nf sebesar 143.484 ESAL Departemen Pekerjaan Umum. (1987).
dan Nd sebesar 208.241 ESAL untuk Petunjuk Perancangan Tebal Perkerasan
Metode Analisa Komponen. Pada Metode Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa
Austroads nilai Nf sebesar 390.302 ESAL Komponen. Jakarta.
dan Nd sebesar 8.369.086 ESAL. Dinata, D. I., Rahmawati, A., dan Setiawan,
Sedangkan nilai Nf sebesar 90.160 ESAL D. M.. (2017). Evaluasi Tebal Perkerasan
dan Nd sebesar 99.386 ESAL untuk Lentur dengan Metode Analisa Komponen
Metode Asphalt Institute. dari Bina Marga 1987 dan Metode
f. Berdasarkan hasil analisis kerusakan AASHTO 1993 Menggunakan Program
perkerasan jalan yang telah dilakukan, Kenpave, Jurnal Ilmiah Semesta Teknika.
menyimpulkan bahwa hanya Metode 20(1), 8-19.
Austroads dengan nilai repetisi beban retak Hardiyatmo, Hary Christadi. (2015).
lelah (Nf) dan repetisi beban retak alur (Nd) Perancangan Perkerasan Jalan dan
yang lebih besar dari nilai repetisi beban Penyelidikan Tanah, Yogyakarta: Gadjah
rencana (Nr). Sedangkan nilai repetisi Mada University Press
beban retak lelah (Nf) dan repetisi beban Huang, Y. H. (2004) Pavement Analysis and
retak alur (Nd) Metode Analisa Komponen Design, 2nd ed, Pearson Education.
dan Metode Asphalt Intitute lebih kecil United States of America.
dari nilai repetisi beban rencana (Nr). Nurahmi, O., dan Kartika, A. A. G. (2012).
Untuk meningkatkan umur layanan Perbandingan Konstruksi Perkerasan
perkerasan, dapat dilakukan dengan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisis
membatasi dan mengelola beban Ekonominya pada Proyek Pembangunan
kendaraan yang diijinkan melewati jalan Jalan Lingkar Mojoangung, Jurnal Teknik
tersebut. ITS. 1, 63-68.
Putra, M. Y. M., Subagio, B. S., Hariadi, E. S.,
DAFTAR PUSTAKA dan Hendarto, S.(2013) Evaluasi Kondisi
Fungsionl dan Struktur Menggunakan
Abed, A H., dan Adel A. A. (2012). Metode Bina Marga dan AASHTO 1993
Evaluation of Rutting Depth in Flexible Sebagai Dasar dalam Penanganan
Pavement Analysis And Local Empiric Perkerasan Lentur. Journal of Civil
Model. American Journal of Engineering Engineering. 20(3), 245-253.
and Applied Sciences, 5(2), 163-169. Suryana, N. (2015). Evaluasi Stabilitas
Akbar, S., Jalalul., Burhanudin, dan Jufriadi, Dinamis Dan Flow Number Sebagai
(2015). Hubungan Nilai CBR dan Sand Parameter Ketahanan Campuran Beraspal
Cone Lapisan Pondasi Bawah Pada Terhadap Deformasi Permanen, Pusat
Perkerasan Lentur Jalan, Teras Jurnal. Litbang Jalan Dan Jembatan, 156-170.
5(1), 21-31. Urbaez, E., dan Erskine, J. (2011) Project
Apriyatno, T. (2015). Uji Komparasi Level Australian Methodology for Flexible
Perancangan Tebal Perkerasan Lentur dan Pavement Design. Sydney, 1-17.
Kaku Metode AASHTO 1993, Jurnal Usman, R.S., Setyawan, A., dan Suprapto, M.,
Teknik Sipil dan Perencanaan. 17(1), 51- (2017) Prediction of Pavement Remaining
62. Service Life Based on Repetition of Load
Aris, M. N. A., Setiadji, B. H., dan Supriyono, and Permanent Deformation. IOP
(2015). Analisis Perbandingan Conference Series: Material Science and
Perancangan Jalan Lentur Menggunakan Engineering 333(1), 012089.
Beberapa Metode Bina Marga. Jurnal Wesli, dan Akbar, S. J. (2014). Komparasi
Karya Teknik Sipil. 4(4), 380-393. Tebal Perkerasan Lentur Metode
Austroads, (2004). A Guide Structural Design AASHTO 1993 dengan Metode Bina
of Road Pavements. Australia: National Marga. Teras Jurnal. 4(2), 68-78.
Library.

Evaluasi Tebal dan Analisis Kerusakan Perkerasan Lentur menggunakan Metode Analisa Komponen,
Austroads, Asphalt Institute dan Program kenpave | 85

Das könnte Ihnen auch gefallen