Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (Journal of Islamic Economics and Business)
Volume 1, Nomor 1, Mei 2016
ISSN: 2527-3434 (PRINT) - ISSN: 2527-5143 (ONLINE)
Page: 79-91
Received:01 Februari 2016; Revised : 10 Maret 2016; Accepted :16 April 2016
Faculty of Economics and Business Islam IAIN Raden Intan Lampung
Jalan Letkol Endro Suratmin, Sukarame Bandar Lampung 35131
E-mail:nurlaili@iainradenintan.ac.id
Uang Dalam Prespektif Ekonomi Islam (Depresiasi Nilai Rupiah)
(Nurlaili)
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
80 E-mail:ikonomikafebi@gmail.com
IKONOMIKA
Volume 1, Nomor 1, Mei 2016
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:ikonomikafebi@gmail.com 81
Uang Dalam Prespektif Ekonomi Islam (Depresiasi Nilai Rupiah)
(Nurlaili)
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
82 E-mail:ikonomikafebi@gmail.com
IKONOMIKA
Volume 1, Nomor 1, Mei 2016
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:ikonomikafebi@gmail.com 83
Uang Dalam Prespektif Ekonomi Islam (Depresiasi Nilai Rupiah)
(Nurlaili)
memiliki nilai waktu dan seseorang bila memiliki tanggungan untuk membayar
menggunakan uang orang lain maka ia kembali pinjaman tersebut
harus mengembalikannya berdasarkan sebesar Rp.12.000.000,-.
nilai waktunya yang ditentukan dengan
bunga. 5. Pandangan Islam Tentang Nilai
Konsep nilai waktu uang berupa Waktu Uang
anggapan bahwa uang itu dapat Di dalam sistem ekonomi Islam,
berkembang seperti makhluk hidup, tidak akan terjadi konsep nilai waktu
memiliki pertumbuhan bertahap uang seperti dalam ekonomi
sehingga nilai uang hari ini akan konvensional. Jika dilihat dari surat al-
berbeda dengan nilai uang itu di masa Ashr ayat satu sampai ayat tiga diatas
depan. Konsep ini sebenarnya bukanlah dapat dikatakan bahwa setiap orang
termasuk dalam konsep ekonomi memiliki jumlah waktu yang sama secara
dikarenakan dalam ilmu ekonomi kuantitas, tetapi yang membedakan
sesuatu akan berubah apabila ada upaya adalah kualitasnya. Semua orang
untuk merubahnya. memiliki waktu 24 jam dalam sehari,
Pada sistem ini uang dapat dihasilkan namun nilai dari waktu itu akan berbeda
dari uang tanpa adanya usaha seperti dari satu orang dengan orang lain.
penggunaan uang untuk pembelian Perbedaan nilai waktu tersebut adalah
modal, seperti disimpan di bank, uang tergantung pada bagaimana seseorang
dapat bertambah dengan sendirinya, memanfaatkan waktu. Semakin efektif
uang dapat digunakan sebagai modal dan efisien, maka akan semakin tinggi
untuk memperoleh lebih banyak nilai waktunya. Efisiensi dan efektifitas
keuntungan tanpa waktu akan memberikan keuntungan
mengkombinasikannya dengan barang lebih kepada orang yang melakukannya.
lain. Sebagai contoh uang Rp 50.000,- Maka siapapun yang melakukannya
dijadikan modal untuk disimpan di akan memperoleh keuntungan di dunia
bank dengan bunga 5% per tahun, maka dan akhirat apabila segala yang ia
setelah satu tahun jumlahnya akan perbuat dengan niat beribadah kepada
bertambah menjadi Rp 52.500,-. Allah swt.
Dalam hal pinjam-meminjam uang, Di dalam Islam, keuntungan bukan
apabila suatu pihak meminjamkan uang saja keuntungan di dunia, namun yang
kepada pihak lain, maka pihak yang dicari adalah keuntungan di dunia dan
meminjam harus mengembalikan uang di akhirat. Oleh karena itu, pemanfaatan
tersebut dengan mengikuti konsep nilai waktu bukan saja harus efektif dan
waktu uang. Jika seseorang meminjam efisien. Namun juga harus didasari
10.000.000,- dalam jangka waktu dua dengan keimanan. Keimanan inilah yang
tahun dengan bunga 20% per dua akan mendatangkan keuntungan di
tahun, maka ia wajib mengembalikan akhirat. Sebaliknya, keimanan yang
uang yang dipinjamnya sebesar Rp tidak mampu mendatangkan
12.000.000,- dikarenakan nilai uang keuntungan di dunia, berarti keimanan
dua tahun setelah waktu peminjaman tersebut tidak diamalkan. Islam
sudah berubah berdasarkan bunga yang mengajarkan carilah keuntungan akhirat
sudah ditetapkan sebelumnya. Apabila tetapi jangan lupakan keuntungan dunia.
peminjam berniat menggunakan Dalam teori kapitalisme, uang
uangnya untuk modal usaha, pada suatu sebagai komoditas perdagangan,
saat usahanya rugi sehingga seluruh sedangkan dalam Islam uang hanya
uang yang dipinjam habis, maka ia tetap sebagai alat tukar perdagangan dan tidak
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
84 E-mail:ikonomikafebi@gmail.com
IKONOMIKA
Volume 1, Nomor 1, Mei 2016
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:ikonomikafebi@gmail.com 85
Uang Dalam Prespektif Ekonomi Islam (Depresiasi Nilai Rupiah)
(Nurlaili)
dipinjamkan untung, maka hasil dibagi industri, keadaan pasar stabilitas politik
berdasarkan perjanjian awal dari kedua dan masih banyak lagi. Islam
belah pihak. Selain itu, jika orang yang mewujudkan penghargaan pada waktu
dipinjamkan rugi maka pihak yang dalam bentuk kemitraan usaha dengan
bertanggung jawab atas kehilangan dana konsep bagi hasil.[5]
adalah orang yang meminjamkan selama Oleh karena itu, menurut Islam
kerugian bukan karena kesengajaan uang tidaklah memiliki nilai waktu.
orang yang meminjam. Tetapi waktulah yang memiliki nilai
Pada dasarnya spekulasi tidaklah ekonomi, tergantung bagaimana cara
dilarang dalam islam, tetapi kerangka penggunaannya. Waktu akan memiliki
ekonomi islam tidak memberikan ruang nilai ekonomi jika waktu tersebut
bagi spekulator untuk tumbuh dengan digunakan dengan baik dan bijak.
subur.[4] Juga di dalam ekonomi islam Selama manusia menggunakan waktunya
tidak dikenal adanya permintaan uang untuk hal produktif tentunya waktu
untuk spekulasi. Spekulasi dalam tersebut semakin bernilai, maka ada
ekonomi Islam sangat terbatas perbedaan nilai antara waktu seseorang
gerakannya, sebab sistem keuangan dengan yang lainnya walaupun
islam kebalikan dari sistem jumlahnya sama
konvensional, yang memberikan bunga
pada harta. Dalam Islam, harta adalah B. HASIL DAN PEMBAHASAN
sesuatu yang dikenai zakat jika disimpan 1. Fungsi dan Konsep Uang Dalam
telah memenuhi masanya. Islam
Ekonomi Islam tidak mengenal Dalam ekonomi Islam, fungsi uang
bunga, karena bunga sesungguhnya telah yang diakui hanya sebagai alat tukar
jatuh ke dalam kategori riba. Islam juga medium of exchange dan kesatuan
tidak mengenal konsep nilai waktu hitung (unit of account). Uang itu
uang. Di mata Islam yang bernilai sendiri tidak memberikan
adalah waktu itu sendiri, nilai ekonomis kegunaan/manfaat, akan tetapi fungsi
waktu. Penghargaan Islam atas waktu uanglah yang memberikan kegunaan.
tercermin dari banyaknya sumpah Allah Uang menjadi berguna jika ditukar
yang terdapat dalam Alquran, yang dengan benda yang nyata atau jika
menggunakan terminologi waktu. digunakan untuk membeli jasa. Oleh
Misalnya demi masa, demi waktu karena itu uang tidak bisa menjadi
dhuha, demi waktu fajar, demi waktu komoditi/barang yang dapat
ashar, demi waktu malam dan masih diperdagangkan.
banyak lagi. Dalam salah satu haditsnya, Dalam konsep ekonomi Islam uang
Rasulullah juga pernah bersabda, juga adalah milik masyarakat (money is
“Waktu itu seperti pedang, jika kita goods public). Barang siapa yang
tidak bisa menggunakannya dengan menimbun uang atau dibiarkan tidak
baik, ia akan memotong kita. ” produktif berarti mengurangi jumlah
Sedangkan Sayyid Qutb juga uang beredar yang dapat mengakibatkan
mengatakan, waktu adalah hidup. tidak jalannya perekonomian. Jika
Namun penghargaan Islam terhadap seseorang sengaja menumpuk uangnya
waktu ini tidak diwujudkan dalam tidak dibelanjakan, sama artinya dengan
rupiah tertentu atau persentase bunga menghalangi proses atau kelancaran jual
tetap. Karena hasil yang nyata dari beli. Implikasinya proses pertukaran
pemanfaatan waktu ini bersifat variabel, dalam perekonomian terhambat.
tergantung pada jenis usaha, sektor Disamping itu penumpukan uang/harta
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
86 E-mail:ikonomikafebi@gmail.com
IKONOMIKA
Volume 1, Nomor 1, Mei 2016
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:ikonomikafebi@gmail.com 87
Uang Dalam Prespektif Ekonomi Islam (Depresiasi Nilai Rupiah)
(Nurlaili)
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
88 E-mail:ikonomikafebi@gmail.com
IKONOMIKA
Volume 1, Nomor 1, Mei 2016
(nilai). Nilai akuntannya sama dengan Sistem mata uang kertas biasa,
nilai moneternya, karena dinar dan rentan terhadap krisis. Sebab, nilai mata
dirham terbuat dari logam mulia yang uang di suatu negara terkait dengan nilai
bobotnya sama dengan nilai akuntannya. mata uang negara lain, termasuk sangat
Nilai akuntan adalah nilai nominal dipengaruhi kondisi politik dan
resmi yang tertulis pada mata uang ekonomi negara lain. Akibatnya, jika
kertas atau logam. Sedangkan nilai mata uang negara lain terkena krisis,
moneter merupakan nilai hakiki krisis itu akan menjalar sangat cepat ke
(intrinsik) dari sebuah mata uang, yaitu negara lain. Kita bisa menyaksikan,
nilai mata uang itu jika diukur dengan ketika krisis moneter menyerang
barang dan jasa yang mungkin didapat Thailand, pada 1997/1998 lalu, maka
dengan satuan uang tersebut, atau dengan segera krisis ini menjalar hampir
dengan kata lain nilai moneter ini adalah di seluruh negara Asia menjadi krisis
daya beli dari sebuah mata uang. multidimensional.
Ekonomi Islam mengajarkan nilai- Semua ini menunjukkan bahwa
nilai luhur yang universal. Dikatakan krisis moneter yang memukul dunia,
universal karena nilai-nilai luhur lebih disebabkan oleh sistem
tersebut dapat diterapkan dalam setiap moneternya yang sangat lemah.
waktu dan tempat sampai hari akhir. Kerusakan tatanan moneter Indonesia
Nilai-nilai tersebut diantaranya seperti : dan dunia secara umum, tentu
keadilan, kemanfaatan (maslahah), membutuhkan solusi fundamental,
kebersamaan, kejujuran, kebenaran, bukan solusi tambal sulam. Islam
keseimbangan, transparasi, anti sebagai agama sekaligus ideologi, telah
eksploitasi, anti penindasan dan anti memiliki solusi komprehensif atas segala
kedzaliman.1 Semua nilai-nilai tersebut persoalan manusia termasuk dalam
menjadi prinsip utama ekonomi Islam masalah standar mata uang. Berdasarkan
atau yang diistilahkan tsawabit wa penggalian para ulama, Islam
mutaghayyirat (principles and variables). menetapkan bahwa mata uang yang
Bahkan secara khusus dalam transaksi wajib digunakan oleh negara adalah
harus didasarkan para prinsip rela sama mata uang emas dan perak. (Lihat: An-
rela, an taraddin minkum. Nabhani,An-Nizhâm al-Iqtishâd fi al-
4. Mata Uang Emas dan Perak: Islâm, 2004: 270-273). Mata uang
Sebuah Solusi emas dan perak memiliki keunggulan,
Ketika sistem moneter dunia sebagai berikut:
menggunakan sistem emas, keadaan saat Pertama, pada saat mata mata uang
itu stabil dan jarang krisis. Namun, kuat seperti dolar AS kehilangan
tatkala sistem moneter internasional kepercayaan pada saat krisis, orang tetap
diganti dengan sistem pertukaran emas ramai-ramai memborong emas/perak.
parsial (Bretton Woods), lalu Pasalnya, emas dan perak adalah
diteruskan dengan uang kertas biasa komoditi, sebagaimana komoditi
semenjak 1971, dunia internasional lainnya, semisal: kambing, besi, atau
sangat rentan krisis moneter. Bahkan tembaga.
jika suatu negara mengalami krisis Kedua, sistem emas dan perak
moneter, krisis itu cepat menjalar dan mampu menjamin kestabilan moneter.
menyerang negara-negara lain Tidak seperti sistem uang kertas yang
(contagion effect). cenderung membawa instabilitas dunia
karena penambahan uang kertas yang
beredar secara tiba-tiba
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:ikonomikafebi@gmail.com 89
Uang Dalam Prespektif Ekonomi Islam (Depresiasi Nilai Rupiah)
(Nurlaili)
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
90 E-mail:ikonomikafebi@gmail.com
IKONOMIKA
Volume 1, Nomor 1, Mei 2016
DAFTAR PUSTAKA
An-Nabhani, Taqiyuddin (2002). Membangun Sistem Ekonomi Alternatif
Perspektif Islam, Surabaya: Risalah Gusti.
Hussein, 2013., Krisis Mata Uang Rupiah 2013: Penyebab dan Dampaknya.
Kayfiyyah Tahwîl al-„Umûlât al-Mahalliyah ila „Umûlât Dzahabiyyah
waFfidhiyyah, Al-Waie vol. 145; Ahmad Abu Qudûm, Thariqah Ttahwîl
al-„Umûlât al-Hâliyah „ila Uumûlât Dzahabiyyah wa Fidhiyyah, Al-Waie
vol. 169
Kompas (16/2/2009), Mengapa Rupiah Tak Kunjung Menguat?.
Madura, Jeff. 2012. International Corporate Finance 11rd Edition. Kanada: Nelson
Education Ltd Megginso, W.L., Smart, L.B., & Graham, J (2010). Financial
Management 3th Edition. United Kingdom: Cengage Learning
Zallum, Abdul Qadim (2002). Sistem Keuangan di Negara Khilafah, Bogor:
Pustaka Thariqul Izzah
http://indoprogress.com/2013/09/krisis-mata-uang-rupiah-2013-penyebab-
dandampaknya/ (diakses pada 29 Juni 2013)
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:ikonomikafebi@gmail.com 91