Sie sind auf Seite 1von 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR

DALAM PEMBERIAN OPINI AUDIT


ATAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi pada Auditor di BPK Perwakilan Provinsi Riau)

Oleh:
Ifany Arfa Unnisa
Pembimbing: Nurazlina danAzhari

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email: ifanyarfa@gmail.com

The Factors That Affect The Auditor on Giving Audit Opinion On Finances Report
( Studies of Auditor at Badan Pemeriksaan Keuangan Riau Province
Representation)

ABSTRACT

This study was purpose to aimed the effect of interim investigation,


indepedence, skills audit and scope audit on giving audit opinion on finances
report. Collecting dataof this studyusing aquestionnairesubmitted to55auditors
who work at Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Riau Province Representation.
Fromquestionnaires distributed48questionnaires(87.27%) ware completed and
canbeprocessed. Data analysis methode for this research wasmultiple
regressionwith SPSS version 17. Result of this study give evidence that interim
investigation, indepedence and skilss audit effect toward giving audit opinion on
finances report. Meanwhile scope audit didnt effect toward giving audit opinion
on finances report.The results showed that interim investigation have an effect on
the giving audit opinion with coefficient of regression equal to 0.022by
significance value equal to 0.000 (alpha 0.05). Indepedence have an effect on the
giving audit opinion with coefficient of regression equal to 0,042 by significance
value equal to 0.000 (alpha 0.05). Audit skills have an affect the on the giving
audit opinion with coefficient of regression equal to 0.011 by significance value
equal to 0.000(alpha 0.05). Audit scope do not affect on the giving audit
opinionwithcoefficient of regression equal to 0.369 by significance value equal to
0.000 (alpha 0.05). R2 square value equal to 0.547 or 54,7% which means that the
independent variable in this study could affect the dependent variable, while the
rest45,3% is explained by other variables not included in this study.

Keywords:audit opinion, interim investigation, indepedence, skills audit,


andscope audit

PENDAHULUAN memeriksa pengelolaan dan tang-


gung jawab keuangan negara. Dalam
Badan Pemeriksa Keuangan melakukan pemeriksaan atas laporan
(BPK) adalah lembaga tinggi negara keuangan, BPK wajib menguji dan
dalam sistem ketatanegaraan indo- menilai sistem pengendalian internal
nesia yang memiliki wewenang (SPI) entitas yang bersangkutan,
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 1
seperti yang di amanatkan dalam 150).Oleh karena itu, pemeriksaan
pasal 12 UU nomor 15 tahun 2004 yang dilakukan oleh BPK-RI tidak
berbunyi “Dalam rangka hanya menghasilkan opini atas
pemeriksaan keuangan dan/atau laporan keuangan yang diaudit tetapi
kinerja, pemeriksa melakukan juga memberikan catatan hasil
pengujian dan penilaian atas temuan.
pelaksanaan sistem pengendalian Berkenaan dengan opini yang
intern pemerintah. dikeluarkan BPK terhadap Laporan
Ada tiga jenis pemeriksaan Keuangan Pemerintah Daerah
yang dilakukan oleh BPK yaitu, terdapat empat macam opini
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan sebagaimana yang telah diatur di
kinerja dan pemeriksaan dengan dalam Undang-Undang No.15 Tahun
tujuan tertentu. Pemeriksaan ke- 2004 tentang Pemeriksaan
uangan ditujukan untuk mem-berikan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
opini apakah laporan keuangan telah Keuangan Negara yaitu : (1) Wajar
disajikan secara wajar. BPK-RI Tanpa Pengecualian (Unqualified
diamanatkan UU No. 15 tahun 2004 Opinion), (2) Wajar dengan
tentang Pemeriksaan Tanggung Pengecualian (Qualified Opinion),
Jawab Keuangan Negara untuk (3) Tidak Wajar (Adverse Opinion),
melakukan audit atas LKPD. dan (4) Tidak Memberikan Pendapat
Laporan Keuangan Peme- (Disclaimer Opinion). .
rintah Daerah (LKPD) merupakan Sekarang banyak terdapat
bentuk pertanggungjawaban peme- salah persepsi yang terjadi
rintah dalam mengelola sumber dikalangan masyarakat terhadap
dayanya serta pelakasanaan kebija- opini yang diberikan oleh BPK
kan yang dipercayakan kepada unit seperti opini wajar tanpa penge-
organisasi pemerintah dalam rangka cualian. Masyarakat berpen-dapat
pencapaian tujuan yang telah bahwa opini wajar tanpa penge-
ditetapkan melalui laporan keuangan cualian sama dengan entitas tersebut
pemerintah secara periodik.Laporan bebas akan korupsi. Akibat selanjut-
keuangan akan menjadi informasi nya apabila terjadi korupsi maka
keuangan yang berguna untuk masyarakat meragukan opini yang
pengambilan keputusan oleh pihak- dikeluarkan oleh BPK tersebut se-
pihak yang berkepentingan. Laporan hingga banyak kalangan yang me-
keuangan akan menjadi acuan bagi ragukan kinerja BPK yang dapat
pemakainya merupakan hasil dari memperjual belikan opini yang
proses terakhir audit seorang auditor dikeluarkan oleh BPK.
dalam menyatakan atau menyampai- Anggapan masyarakat
kan pendapatnya didalam laporan tersebut diperkuat dengan terdapat-
audit. nya kasus suap terhadap auditor BPK
Laporan audit harus memuat oleh pemkot Bekasi pada tahun
suatu pernyataan pendapat mengenai 2010. Dalam kasus ini ditemukan
laporan keuangan secara keseluruhan bukti uang sebesar Rp 372.000.000
atau suatu asersi bahwa pernyataan yang akan digunakan oleh
demikian tidak dapat diberikan. Jika pemerintah kota Bekasi untuk
pendapat secara keseluruhan tidak menyuap auditor BPK Jawa Barat
dapat diberikan, maka alasannya agar hasil laporan keuangan di
harus dinyatakan (IAI, SA Seksi daerah tersebut wajar tanpa
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 2
pengecualian.(http://www.detiknews. Independensi auditor adalah sikap
com/read/2010/08/04/142018/10/kpk tidak memihak kepada kepentingan
-gelar-rekonstruksi-kasus-suap-bpk- siapapun dalam melakukan
jabar-dan-pemkot-bekasi?) pemeriksaan laporan keuangan.
Dengan adanya kasus di atas Auditor mempunyai kewajiban untuk
menggambarkan bahwa seorang bersikap jujur tidak saja kepada
auditor dalam memberikan opini pihak manajemen, tetapi juga
terhadap laporan keuangan terhadap pihak ketiga sebagai
dipengaruhi oleh adanya suap yang pemakai dan pihak-pihak yang
dilakukan oleh aparat pemerintah berkepentingan dengan laporan
daerah. Disamping itu, auditor keuangan.
didalam memberikan opini atas Selanjutnya, dalam
laporan keuangan dapat dipengaruhi menjalankan tugas audit, seorang
oleh beberapa faktor, yaitu auditor tidak hanya dituntut memiliki
Pemeriksaan Interim, Indepedensi, sikap indepedensi yang tinggi tetapi
Keahlian Audit dan Lingkup Audit. juga memiliki keahlian yang
Pemeriksaan interim merupa- memadai. Keahlian merupakan unsur
kan audit pendahuluan yang penting yang harus dimiliki oleh
dilakukan sebelum auditatas laporan seorang auditor yang independen
keuangan dilakukan. Sasaran khusus untuk bekerja sebagai tenaga yang
pemeriksaan interim adalah pemerik- profesional. Bedard (1986) dalam
saan terhadap sistem pengendalian Lastanti (2005:88) mengartikan
intern, kepatuhan terhadap peraturan keahlian atau kompetensi sebagai
perundang-undangan, pemantauan seseorang yang memiliki penge-
tindak lanjut laporan hasil pemerik- tahuan dan ketrampilan prosedural
saan sebelumnya, dan pengumpulan yang luas yang ditunjukkan dalam
data serta informasi lain terkait pengalaman audit.
dengan LKPD yang akan diperiksa. Lingkup audit atau lingkup
Pemahaman yang memadai atas pemeriksaan merupakan batasan bagi
struktur pengendalian intern dan tim pemeriksa untuk dapat
kepatuhan auditee terhadap peraturan menerapkan prosedur pemeriksaan,
perundang-undangan digunakan baik yang ditentukan berdasarkan
untuk memperoleh kecukupan sasaran (program atau proyek),
informasi mengenai kemungkinan lokasi (pusat, wilayah, cabang, atau
terjadinya kecurangan dalam perwakilan) maupun waktu (tahun
penyajian laporan keuangan. anggaran, tahun buku, semester, atau
Informasi tersebut selanjutnya akan triwulan).(BPK RI, 2008: 21). Dalam
digunakan sebagai bahan SPKN (BPK RI, 2007: 56) lingkup
pertimbangan dalam memberikan pemeriksaan adalah batas pemerik-
opini. saan dan harus terkait langsung
Selain pemeriksaan interim, dengan tujuan pemeriksaan.
hal yang menjadi pertimbangan Pembatasan terhadap lingkup
dalam pemberian opini auditor audit, baik yang dikenakan oleh klien
adalah Indepedensi. Independensi maupun oleh keadaan, seperti waktu
adalah keadaan bebas dari pengaruh, pelaksanaan audit, kegagalan mem-
tidak dikendalikan oleh pihak lain, peroleh bukti kompeten yangcukup,
tidak tergantung pada orang lain atau ketidakcukupan catatan
(Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). akuntansi mengharuskan auditor
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 3
memberikan pengecualian di dalam Adapun manfaat penelitian
pen-dapatnya atau pernyataan tidak ini adalah:
memberikan pendapat. 1. Bagi penulis, agar membantu
Penelitian ini merupakan memahami dan menambah
replika dari penelitian Hasyim wawasan dan pengetahuan penulis
(2013) “Faktor-Faktor Yang lebih dalam mengenai sejauh
Mempengaruhi Auditor Dalam mana faktor-faktor yang
Memberikan Opini Audit Atas mempengaruhi auditor dalam
Laporan Keuangan” dengan pemberian opini audit.
adanya penambahan variabel yaitu 2. Bagi pihak lain, dapat sebagai
Pemeriksaan Interim. Adapun bahan referensi dan memberikan
alasan ditambahkannya variabel sumbangan konseptual bagi
tersebut adalah masih sedikitnya peneliti sejenis.
peneliti yang memakai variabel
Pemeriksaan Interim untuk TINJAUAN PUSTAKA
mengukur pertimbangan auditor
dalam menentukan opini untuk Auditing
laporan keuangan . Pengertian auditing menurut
Penelitian ini juga PSAK - Tim Sukses UKT Akuntansi
mengacu pada penelitian yang 2006 adalah suatu proses sistematik
dilakukan oleh Siregar yang bertujuan untuk memperoleh
(2012).Penelitian Siregar ini dan mengevaluasi bukti yang
meneliti pengaruh independensi, dikumpulkan atas pernyataan atau
keahlian audit, lingkup audit dan asersi tentang aksi-aksi ekonomi dan
audit judgment terhadap kejadian-kejadian dan melihat
pemberian opini audit. bagaimana tingkat hubungan antara
Berdasarkan latar belakang di pernyataan atau asersi dengan
atas, maka rumusan masalah dalam kenyataan dan menkomunikasikan
penelitian ini adalah: 1) Apakah hasilnya kepada yang
pemeriksaan interim berpengaruh berkepentingan.
terhadap pemberian opini audit? 2)
Apakah independensi Laporan Keuangan Sektor Publik
berpengaruh terhadap pemberian Sektor publik merupakan
opini audit? 3) Apakah keahlian organisasi yang kompleks dan
audit berpengaruh terhadap heterogen.Kompleksitas sektor
pemberian opini audit? 4) Apakah publik tersebut menyebabkan
lingkup audit berpengaruh terhadap kebutuhan informasi untuk
pemberian opini audit? perencanaaan pengendalian mana-
Penelitian ini bertujuan untuk jemen lebih bervariasi.Akuntansi
menguji: 1) pengaruh pemeriksaan sektor publik memiliki peran utama
interim terhadap pemberian opini untuk menyiapkan laporan
audit. 2) pengaruh indepedensi keuangan sebagai salah satu bentuk
terhadap pemberian opini audit. 3) pelaksanaan akuntabilitas publik.
pengaruh keahlian audit terhadap Akuntansi dan laporan keuangan
pemberian opini audit. 4) pengaruh mengandung pengertian sebagai
lingkup audit terhadap pemberian suatu proses pengumpulan, pengo-
opini audit. lahan, dan pengkomunikasian
informasi yang bermanfaat untuk
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 4
pembuatan keputusan dan untuk
menilai kinerja Opini Audit
organisasi.Berdasarkan PSAK No. Opini audit adalah
1, tujuan laporan keuangan adalah pernyataan auditor terhadap
memberikan informasi mengenai kewajaran laporan keuangan dari
posisi keuangan, kinerja keuangan, entitas yang telah diaudit.
dan arus kas entitas yang Kewajaran ini menyangkut
bermanfaat bagi sebagian besar materialitas, posisi keuangan, dan
kalangan pengguna laporan dalam arus kas.Opini audit merupakan
pembuatan keputusan ekonomi. opini yang diberikan oleh auditor
Laporan keuangan juga menunjuk- tentang kewajaran penyajian
kan hasil pertanggungjawaban laporan keuangan perusahaan
manajemen atas penggunaan sum- tempat auditor melakukan audit.
ber daya yang dipercayakan kepada Ikatan Akuntan Indonesia (SA
mereka. Seksi 150) menyatakan bahwa
laporan audit harus memuat suatu
Standar Pemeriksaan pernyataan pendapat mengenai
Badan Pemeriksa Keuang- laporan keuangan secara
an Republik Indonesia (BPK RI) keseluruhan atau suatu asersi
menggunakan Standar Pemerik- bahwa pernyataan demikian tidak
saan Keuangan Negara (SPKN) diberikan.Jika pendapat secara
sebagai pedoman pelaksanaan keseluruhan atau suatu asersi
tugas pemeriksaan. SPKN ditetap- bahwa pernyataan demikian tidak
kan dengan peraturan BPK Nomor dapat diberikan, maka alasannya
01 Tahun 2007 sebagaimana ama- harus dinyatakan.
nat UU yang ada. SPKN
dinyatakan dalam bentuk Pemeriksaan Interim
Pernyataan Standar Pemeriksaan Pemeriksaan interim
(PSP) yang terdiri atas : merupakan audit pendahuluan yang
1) PSP Nomor 01 tentang Standar dilakukan sebelum auditatas laporan
Umum. keuangan dilakukan. Pemeriksaan
2) PSP Nomor 02 tentang Standar interim merupakan bagian yang tidak
Pelaksanaan Pemeriksaan terpisahkan dari pemeriksaan atas
Keuangan. laporan keuangan dan merupakan
3) PSP Nomor 03 tentang Standar praktik lazim. Pemeriksaan interim
Pelaporan Pemeriksaan merupakan suatu strategi yang
Keuangan. biasanya digunakan dalam beberapa
4) PSP Nomor 04 tentang Standar hal selama tahun anggaran berjalan,
Pelaksanaan Pemeriksaan misalnya konfirmasi, observasi
Kinerja. persediaan, review sistem
5) PSP Nomor 05 tentang Standar pengendalian intern, audit atas
Pelaporan Pemeriksaan Kinerja. laporan triwulanan, dll. Pemeriksaan
6) PSP Nomor 06 tentang Standar interim menyelesaikan beberapa hal
Pelaksanaan Pemeriksaan yang terkait dengan persiapan audit
Dengan Tujuan Tertentu. terinci atau audit atas laporan
7) PSP Nomor 07 tentang Standar keuangan.
Pelaporan Pemeriksaan Dengan
Tujuan Tertentu. Indepedensi
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 5
Independensi berarti sikap pengecualian di dalam pendapatnya
mental yang bebas dari pengaruh, atau pernyataan tidak memberikan
tidak dikendalikan oleh orang lain, pendapat
tidak tergantung pada orang lain.
Independensi dapat juga diartikan Kerangka Pemikiran dan
adanya kejujuran dalam diri Pengembangan Hipotesis
auditor dalam mempertimbangkan Pengaruh Pemeriksa Interim
fakta dan adanya pertimbangan Terhadap Pemberian Opini Audit
yang obyektif tidak memihak Sasaran khusus pemeriksaan
dalam diri auditor dalam interim adalah pemeriksaan terhadap
merumuskan dan menyatakan sistem pengendalian intern,
pendapatnya.(Mulyadi, 2011:26- kepatuhan terhadap peraturan
27). perundang-undangan, pemantauan
tindak lanjut laporan hasil
Keahlian audit pemeriksaan sebelumnya, dan
Menurut Jaafar (2005), pengumpulan data serta informasi
pengertian keahlian audit meliputi lain terkait dengan LKPD yang akan
keahlian mengenai pemeriksaan diperiksa. Pemahaman yang
maupun penguasaan masalah yang memadai atas struktur pengendalian
diperiksanya ataupun pengetahuan intern dan kepatuhan auditee
yang dapat menunjang tugas terhadap peraturan perundang-
pemeriksaan. Keahlian tersebut undangan digunakan untuk
mencakup: merencanakan memperoleh kecukupan informasi
pemeriksaan, menyusun Program mengenai kemungkinan terjadinya
Kerja Pemeriksaan (PKP), kecurangan dalam penyajian laporan
melaksanakan Program Kerja keuangan. Informasi tersebut
Pemeriksaan, menyusun Kertas selanjutnya akan digunakan sebagai
Kerja Pemeriksaan (KKP), pertimbangan dalam memberikan
menyusun Laporan Hasil opini. Pemantauan tindak lanjut
Pemeriksaan (LHP), laporan hasil pemeriksaan
mendistribusikan Laporan Hasil sebelumnya dan pengumpulan data
Pemeriksaan, memonitor Tindak serta informasi lain terkait dengan
Lanjut Hasil Pemeriksaan LKPD yang akan diperiksa
(TLHP). dilakukan untuk mengembangkan
prosedur pemeriksaan selanjutnya.
Lingkup Audit Hal tersebut meliputi kemungkinan
Dalam SPKN (2007), terjadinya temuan yang berulang
lingkup pemeriksaan adalah batas atau keyakinan pemeriksa atas
pemeriksaan dan harus terkait kewajaran transaksi atau akun pada
langsung dengan tujuan LKPD yang diperiksa pada
pemeriksaan. Pembatasan terhadap pemeriksaan sebelumya terjadi
lingkup audit, baik yang dikenakan kelemahan. Pemeriksa perlu
oleh klien maupun oleh keadaan, memperhatikan temuan yang
seperti waktu pelaksanaan audit, berulang untuk menjadi
kegagalan memperoleh bukti pertimbangan dalam menentukan
kompeten yang cukup, atau risiko pemeriksaan dan pertimbangan
ketidakcukupan catatan akuntansi pemberian opini.
mengharuskan auditor memberikan
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 6
Akbar (2012) menemukan bahwa terhadap pertimbangan pemberian
pemeriksaan interim efektif opini karena seorang auditor yang
mempengaruhi auditor dalam tidak independen berarti tidak
memberikan opini audit atas laporan mempunyai kejujuran dalam dirinya
keuangan. dalam mempertimbangkan fakta,
Berdasarkan definisi dan uraian dapat memihak pada suatu
diatas disimpulkan bahwa kepentingan tertentu, informasi yang
pemeriksaan interim berpengaruh diberikan tidak objektif, dan tidak
positif terhadap pertimbangan bebas dari pengaruh/bujukan/
pemberian opini karena pemeriksaan pengendalian dari pihak lain
interim dapat mengatasi masalah sehingga dalam merumuskan dan
keterbatasan waktu pemeriksaan dan menyatakan pendapatnya dapat
dapat dijadikan pertimbangan berpihak pada salah satu pihak
pemberian opini. tersebut.
H1: Pemeriksaan Interim H2: Indepedensi berpengaruh
berpengaruh signifikan signifikan terhadap
terhadap pemberian opini pemberian opini audit
audit
Pengaruh Keahlian Audit
Pengaruh IndepedensiTerhadap Terhadap Pemberian Opini Audit
Pemberian Opini Audit Keahlian merupakan unsur
Dalam Standar Profesional penting yang harus dimiliki oleh
akuntan Publik SA seksi 220, seorang auditor yang independen
mengharuskan auditor bersikap untuk bekerja sebagai tenaga yang
independen, artinya tidak mudah profesional. Bedard (1986) dalam
dipengaruhi, karena ia melaksanakan Lastanti (2005:88) mengartikan
pekerjaannya untuk kepentingan keahlian atau kompetensi sebagai
umum (dibedakan dalam hal seseorang yang memiliki
iaberpraktik sebagai auditor intern). pengetahuan dan
Dengan demikian, ia tidak ketrampilanprosedural yang luas
dibenarkan memihak kepada yang ditunjukkan dalam pengalaman
kepentingan siapapun, sebab audit. Menurut Jaafar dan Sumiyati
bagaimana pun sempurnanya (2005), pengertian keahlian audit
keahlian teknis yang ia miliki ia akan meliputi keahlian mengenai
kehilangan sikap tidak memihak, pemeriksaan maupun penguasaan
yang justru sangat penting untuk masalah yang diperiksanya ataupun
memperhankan kebebasan pengetahuan yang dapat menunjang
pendapatnya. tugas pemeriksaan. Keahlian tersebut
Penelitian yang dilakukan mencakup: merencanakan
oleh Hasyim (2013) Tamtomo pemeriksaan, menyusun Program
(2008) dan Zu’mah (2009), yang Kerja Pemeriksaan (PKP),
menemukan bahwa Independensi melaksanakan Program Kerja
berpengaruh positif terhadap Pemeriksaan, menyusun Kertas
pertimbangan pemberian audit atas Kerja Pemeriksaan (KKP),
laporan keuangan. menyusun Laporan Hasil
Berdasarkan uraian dan Pemeriksaan (LHP),
definisi diatas disimpulkan bahwa mendistribusikan Laporan Hasil
independensi berpengaruh positif
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 7
Pemeriksaan, memonitor Tindak Pada penelitian Hasyim
Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP). (2013) Lingkup audit
Pada penelitian Hasyim berpengaruh positif dan signifikan
(2013) menemukan bahwa terhadap pemberian opini audit
keahlian audit berpengaruh positif atas laporan keuangan.
dan signifikan terhadap pemberian Pembatasan terhadap lingkup
opini audit atas laporan keuangan. audit dapat mempengaruhi
Berdasarkan uraian dan pemberian opini audit.
definisi diatas disimpulkan bahwa Berdasarkan uraian dan
keahlian audit berpengaruh positif definisi diatas disimpulkan bahwa
terhadap pertimbangan pemberian lingkup audit berpengaruh positif
opini karena seorang auditor terhadap pertimbangan pemberian
apabila ahli dalam bidang opini.
akuntansi dan bidang audit dan H4: Lingkup audit berpengaruh
memiliki pengalaman yang signifikan terhadap
banyak akan menghasilkan opini pemberian opini audit
yang baik.
H3: Keahlian audit berpengaruh METODE PENELITIAN
signifikan terhadap
pemberian opini audit Populasi penelitian ini
adalah auditor eksternal pemerintah
Pengaruh Lingkup Audit yaitu auditor BPK RI Perwakilan
Terhadap Pemberian Opini Audit Provinsi Riau.Jumlah auditor yang
Lingkup audit atau lingkup bertugas di BPK RI Perwakilan
pemeriksaan merupakan batasan bagi Provinsi Riau sebanyak 55 orang.
timpemeriksa untuk dapat Pengambilan sampel dalam
menerapkan prosedur pemeriksaan, penelitian ini menggunakan teknik
baik yang ditentukanberdasarkan sampel jenuh (metode sensus)
sasaran (program atau proyek), Karena jumlah populasi di
lokasi (pusat, wilayah, cabang, atau BPK Perwakilan Provinsi Riau
perwakilan) maupun waktu (tahun hanya 55 orang, peneliti
anggaran, tahun buku, semester, atau menggunakan semua pupulasi ini
triwulan).(BPK RI, 2008: 21). Dalam sebagai sampel. Jenis data yang
SPKN (BPK RI, 2007: 56) lingkup digunakan dalam penelitian ini
pemeriksaan adalah adalah data primer. Teknik
bataspemeriksaan dan harus terkait pengumpulan data yang dipakai
langsung dengan tujuan adalah penyebaran kuisioner.
pemeriksaan. Pengujian hipotesis dilakukan
Pembatasanterhadap lingkup dengan analisis regresi linear
audit, baik yang dikenakan oleh klien berganda.Wijaya (2012:104)
maupun oleh keadaan,seperti waktu mengemukakan bahwa regresi linear
pelaksanaan audit, kegagalan berganda digunakan untuk menguji
memperoleh bukti kompeten pengaruh lebih dari satu variabel
yangcukup, atau ketidakcukupan independen terhadap variabel
catatan akuntansi mengharuskan dependen. Untuk menguji ada
auditor di dalam pendapatnya atau tidaknya pengaruh pemeriksaan
pernyataan tidak memberikan interim, independensi, keahlian
pendapat.. audit, dan lingkup audit terhadap
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 8
pemberian opini audit digunakan mempunyai distribusi normal
analisis statistik dengan regresi ataukah tidak (Wijaya,
berganda yang diformulasikan dalam 2012:132).Model regresi yang
persamaan regresi sebagai berikutY baik adalah model regresi yang
= a + b1X1 +b2X2 +b3X3 + b4X4 + e berdistribusi normal. Analisis data
mensyaratkan data berdistribusi
normal untuk menghindari bias
Pengujian Data dalam analisis data.
1. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan 2. Uji Multikolinearitas
untuk memastikan apakah semua Pengujian multikolinearitas
data tersebut telah mengukur dilakukan untuk menjelaskan
segala sesuatunya dengan tepat, kemungkinan terdapatnya hubungan
dalam arti memang yang diukur antara variabel independen yang
adalah data yang dibutuhkan satu dengan variabel independen
untuk menjawab research yang lain. Untuk mendeteksinya,
questions (Efferin et al, dalam penelitian ini dilakukan
2008:118). Data dinyatakan valid dengan melihat nilai
jika nila r-hitung yang merupakan VarianceInflation Factor(VIF) dan
nilai dari Corrected Item Total nilai tolerance untuk tiap-tiap
Correlation lebih besar dari r- variabel independen. Jika nilai
tabel pada signifikansi 0.05 (5%). VIF>10 atau nilai tolerance<0,10
. berarti terdapat multikolinearitas
2. Uji Reliabilitas (Ghozali, 2001).
Uji reliabilitas bertujuan
untuk memastikan apakah data 3. Uji Heteroskedastisitas
yang ada telah terukur dengan Menurut Ghozali (2006), uji
tepat dan tidak mengandung heteroskedastisitas bertujuan untuk
kesalahan material dari data yang menguji apakah dalam model regresi
diukur, proses pengukuran , terjadi ketidaksamaan antara varian
maupun ukuran yang dari residual suatu pengamatan ke
dipergunakan itu sendiri (Efferin pengamatan lain. Dalam penelitian
et al, 2008:118). Pengujian ini ini, pengujian akan dilakukan dengan
dilakukan dengan menghitung dilihat melalui pola diagram pencar
koefisien Cronbach Alpha (α) dari (Scatterplot). Jika Scatterplot
masing-masing instrumen dalam membentuk pola tertentu yang jelas
satu variabel. Suatu kuesioner maka regresi mengalami gangguan
dikatakan reliabel atau handal jika heterokedastisitas.Sebaliknya jika
memberikan nilai cronbach’s Scatterplot tidak membentuk pola
alpha di atas 0,6 begitu pula tertentu (menyebar) maka regresi
sebaliknya. tidak mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Uji Koefisien Determinasi (R²)
Uji Normalitas dilakukan Koefisien determinasi (R²)
untuk melihat apakah dalam pada intinya mengukur seberapa jauh
model regresi variabel terikat dan kemampuan model dalam me-
variabel bebas keduanya nerangkan variasi variabel dependen
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 9
(Ghozali, 2011). Uji koefisien menjadi sasaran penyebaran
determinasi (R²) pada penelitian ini kuesioner adalah auditor yang
dilakukan secara terpisah, yaitu uji bekerja di BPK Perwailan Provinsi
koefisien determinasi (R²) untuk H1 Riau. Penelitian ini dilakukan dengan
dan H2, uji koefisien determinasi (R²) cara mendatangi langsung Kantor
untuk H3, dan uji koefisien BPK Perwakilan Provinsi Riau.
determinasi (R²) untuk H4. Hasil Analisis Deskriptif
Besarnya nilai koefisien
determinasi adalah antara nol sampai Tabel 1:
dengan 1. jika r = 0 atau mendekati Statistik Deskriptif
0, maka hubungan antara dua
N Minim Maxim Mean Std.
variabel sangat lemah atau tidak ada um um Deviasi
Opini 48 36.00 50.00 44.3125 4.19298
hubungan sama sekali. Jika r = +1, Audit
Pemeriks 48 18.00 30.00 24.8958 3.53848
atau mendekati 1 maka korelasi aan
Interim
antara dua variabel dikatakan positif Indepede 48 21.00 36.00 27.9375 3.70397
nsi
dan sangat kuat. Keahlian 48 33.00 50.00 40.9792 3.49157
Audit
Lingkup 48 9.00 19.00 14.0625 1.96140
Audit
Pengujian Hipotesis
Sumber : Hasil pengolahan data 2015
Uji t bertujuan untuk menguji
seberapa jauh pengaruh satu variabel Analisis deskriptif membahas
independen secara individual dalam kesimpulan yang diperoleh atas
menerangkan variabel kecenderungan responden dalam
dependen.Untuk dapat mengetahui menjawab kuesioner yang diajukan
apakah ada pengaruh yang signifikan (Riduan, 2008).
dari variabel masing-masing Berdasarkan tabel 1, rata-rata
independen, maka nilai signifikan t
jawaban responden terhadap
dibandingkan dengan derajat pemeriksaan interim, indepedensi,
kepercayaan. Apabila sig t lebih keahlian audit dan lingkup audit
besar dari 0,05 maka H0 diterima. yaitu 24,8958, 27,9375, 409792 dan
Demikian pula sebaliknya jika sig t 14, 0625. Dapat disimpulkan bahwa
lebih kecil dari 0,05, maka H0
pemeriksaan interim, indepedensi,
ditolak. Bila H0 ditolak ini berati ada keahlian audit dan lingkup audit
hubungan yang signifikan antara
penyebaran datanya baik karena rata-
variabel independen terhadap rata lebih besar dari standar deviasi
variabel dependen (Ghozali, nya..
2005:40).
Hasil Pengujian Validitas Data
HASIL PENELITIAN DAN Hasil pengujian validitas data
PEMBAHASAN untuk semua butir pertanyaan pada
variabel opini audit, pemeriksaan
Gambaran Umum Responden interim, indepedensi, keahlian audit
Penelitian ini dilaksanakan di dan lingkup audit memiliki rhitung >
Badan Pemeriksaan Keuangan rtabel, dimana rtabel sebesar 0,285. Jadi
(BPK) Perwakilan Provinsi Riau
dapat disimpulkan bahwa masing-
yang berlokasi di Jalan Sudirman
masing pertanyaan dalam variabel
Nomor 721 Pekanbaru.Data
penelitian ini dinyatakan valid.
diperoleh dengan menggunakan
kuesioner.Dalam penelitian ini yang
Hasil Pengujian Reliabilitas Data
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 10
Berdasarkan hasil pengujian Koefisien deter-minasi
reliabilitas data untuk setiap variabel, adalah sebesar 0,547.Angka ini
diperoleh hasil Cronbach alpha lebih menjelaskan bahwa
besar dari alpha 0,6 yang berarti 54,7%pemberian opini audit
bahwa alat ukur yang digunakan dipengaruhi oleh pemeriksaan
dalam penelitian ini adalah reliabel interim, indepedensi, keahlian audit
atau dapat dipercaya. dan lingkup audit. Sedangkan
sisanya 45,3% pemberian opini
Hasil Uji Asumsi Klasik audit di-pengaruhi oleh variabel lain
1. Hasil Uji Normalitas yang tidak diteliti dalam penelitian
Berdasarkan gambar hasil uji ini.
normalitas menggunakan SPSS Hasil Analisis Regresi Berganda
17.0, terlihat bahwa data tersebar Berdasarkan hasil per-
disekitar garis diagonal.Oleh karena hitungan, maka didapatkan per-
itu dapat disimpulkan bahwa samaan regesi linier berganda untuk
persyaratan normalitas data dapat H1 dan H2 sebagai berikut:
terpenuhi. Y = 9,251 + 0,391 X1+ 0,280
X2+0,396 X3 + 0,090 X4 + e
2. Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel hasil uji PEMBAHASAN
multikolinearitas, diperoleh bahwa
untuk setiap variabel independennya Tabel 2 :
memiliki nilai tolerance > 0,1 dan Hasil Pengujian Hipotesis
nilai VIF < 10. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel inde- Hipo Signifik Alph Keteranga
tesis an a (α) n
penden tidak mengalami gangguan
2,371 1,760 0,022 0,05 Diterima
multikolinieritas. 2,100 1,760 0,042 0,05 Diterima
2,657 1,760 0,011 0,05 Diterima
0,307 1,760 0,760 0,05 Ditolak
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil pengolahan data 2015
Berdasarkan tabel hasil uji
heteroskedastisitas, terlihat bahwa Pengaruh pemeriksaan interim
data tersebar dan tidak tampak terhadap pemberian opini audit
adanya suatu pola tertentu pada Berdasarkan tabel 2, maka
sebaran data tersebut. Maka dapat hasil pengujian untuk H1bahwa t
dikatakan tidak terjadi heteroske- hitung (2,371) > t tabel (1,760)
dastisitas. dengan nilai signifikan sebesar 0,022
dengan tingkat kesalahan (alpha)
4. Hasil uji Autokorelasi 0,05. Dari hasil pengujian tersebut,
Berdasarkan tabel hasil uji maka terdapat keputusan yaitu
autokorelasi, diperoleh angka DW pemeriksaan interim berpengaruh
sebesar 1,674, dapat disimpulkan terhadap pemberian opini audit.
bahwa persamaan regresi dari pemeriksaan interim berpengaruh
penelitian ini bebas dari autokorelasi, terhadap pemberian opini audit.
karena angka DW berada diantara -2 Hasil pengujian ini memberikan
sampai +2. bukti empiris bahwa dengan adanya
pemeriksaan interim yang yang
Hasil Pengujian Koefisien merupakan audit pendahuluan
Determinasi (R2) memecahkan keterbatasan waktu
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 11
yang dialami oleh auditor sehingga yang menemukan bahwa
informasi terkait entitas yang diaudit independensi berpengaruh terhadap
lebih banyak sehingga bisa menjadi pemberian opini audit.
bahan pertimbangan yang lebih baik
dalam proses pemberian opini audit. Pengaruh keahlian audit terhadap
Sehingga hipotesis pertama pemberian opinin audit
(H1)diterima. Berdasarkan tabel 2, maka
Hasil penelitian ini hasil pengujian untuk H3 diperoleh
mendukung penelitian terdahulu nilai bahwa t hitung (2,657) > t tabel
yaitu Akbar (2012) dan penelitian (1,760) dengan nilai signifikan
yang dilakukan oleh (2009) yang sebesar 0,011 dengan tingkat
mengemukakan bahwa pemeriksaan kesalahan (alpha) 0,05. Dari hasil
interim efektif mempengaruhi pengujian tersebut, maka terdapat
auditor dalam memberikan opini keputusan yaitu keahlian audit
audit atas laporan keuangan. berpengaruh terhadap pemberian
opini audit
Pengaruh indepedensi terhadap Dalam penelitian ini,
pemberian opini audit keahlian audit berpengaruh positif
Berdasarkan tabel 2, maka terhadap pertimbangan pemberian
hasil pengujian untuk H2 diperoleh opini karena seorang auditor apabila
bahwa t hitung (2,100) > t tabel ahli dalam bidang akuntansi dan
(1,760) dengan nilai signifikan bidang audit dan memiliki
sebesar 0,042 dengan tingkat pengalaman yang banyak akan
kesalahan (alpha) 0,05. Dari hasil menghasilkan opini yang baik.
pengujian tersebut, maka terdapat Sehingga hipotesis ketiga (H3)
keputusan yaitu independesi diterima.
berpengaruh terhadap pemberian Hasil penelitian ini
opini audit.Dalam penelitian mendukung penelitian terdahulu
ini,indepedensi berpengaruh terhadap yaitu Hasyim (2013), Siregar (2012),
pemberian opini auditkarena seorang Tamtomo (2008) dan Suhartini
auditor yang tidak independen berarti (2009) yang menemukan bahwa
tidak mempunyai kejujuran dalam keahlian audit berpengaruhi auditor
dirinya dalam mempertimbangkan dalam pemberian opini audit atas
fakta, dapat memihak pada suatu laporan keuangan.
kepentingan tertentu, informasi yang
diberikan tidak objektif, dan tidak Pengaruh lingkup audit terhadap
bebas dari pemberian opini audit
pengaruh/bujukan/pengendalian dari Berdasarkan tabel 2, maka
pihak lain sehingga dalam hasil pengujian untuk H4
merumuskan dan menyatakan diperolehbahwa t hitung (0,307) > t
pendapatnya dapat berpihak pada tabel (1,760) dengan nilai signifikan
salah satu pihak tersebut. Sehingga sebesar 0,760 dengan tingkat
hipotesis kedua (H2)diterima. kesalahan (alpha) 0,05. Dari hasil
Hasil penelitian ini pengujian tersebut, maka terdapat
mendukung penelitian terdahulu keputusan yaitu lingkup audit tidak
yaitu Hasyim (2013), Akbar (2012), berpengaruh terhadap pemberian
Siregar (2012), Tamtomo (2008), opini audit.
Zu’mah (2009) dan Suhartini (2009)
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 12
Dalam penelitian ini, c. Keahlian audit berpengaruh
mengemukakan bahwa faktor terhadap pemberian opini audit
pembatasan lingkup audit tidak atas laporan keuangan. Auditor
mendorong auditor memberikan yang memiliki keahlian yang
pendapat selain wajar tanpa tinggi akan menghasilkan opini
pengecualian.Auditor di BPK RI yang baik.
Perwakilan Riau tidak mengalami d. Lingkup audit tidak berpengaruh
adanya pembatasan lingkup audit terhadap pemberian opini audit
yang terlalu menyulitkan mereka atas laporan keuangan.
dalam melakukan pemeriksaan Pembatasan terhadap lingkup
sehingga dalam pemberian opini audit tidak dapat mempengaruhi
audit para auditor tidak terlalu pemberian opini audit.
dipengaruhi oleh opini audit. Jadi,
dalam pemberian opini, auditor BPK Keterbatasan
RI Perwakilan Provinsi Riau tidak a. Penelitian ini hanya
mempertimbangkan faktor lingkup menggunakan instrument
audit.Sehingga hipotesis keempat kuesioner sehingga belum
(H4) ditolak. menggambarkan secara utuh
Hasil penelitian ini konsisten kondisi yang terjadi pada objek
dengan penelitian yang dilakukan penelitian.
oleh Siregar (2012) menjelaskan b. Keterbatasan jumlah auditor
bahwa lingkup audit tidak yang dapat ditemui untuk
berpengaruh dalam pemberian opini dijadikan responden pada
audit .Namun hasil penelitian ini kantor BPK RI Perwakilan
bertentangan dengan hasil penelitian Provinsi Riau.
yang dilakukan oleh Hasyim (2013), c. Penelitian ini hanya dilakukan
Akbar (2012), Aditya (2009) dan pada BPK RI Perwakilan
Suhartini (2009) yang menemukan Provinsi Riau, sehingga kurang
bahwa lingkup audit mempengaruhi mampu menggeneralisasi
auditor dalam pemberian opini audit. praktik-praktik pengukuran
pertimbangan pemberian opini
SIMPULAN, KETERBATASAN audit di Indonesia.
DAN SARAN
Saran
Simpulan a. Untuk penelitian selanjutnya
a. pemeriksa interim berpengaruh agar dapat meneliti variabel-
terhadap pemberian opini audit variabel lain yang memengaruhi
atas laporan keuangan. Semakin pertimbangan pemberian opini
baik pemeriksaan interim akan audit atas laporan keuangan
meningkatkan pertimbangan seperti audit judgment,
pemberian opini audit pada BPK kepatuhan terhadap
RI Perwakilan Riau. PABU,kekonsistenan dalam
b. Independensi berpengaruh penerapan PABU dan lain-lain.
terhadap pemberian opini audit b. Penelitian ini hanya dilakukan di
atas laporan keuangan. Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi
yang mempunyai tingkat Riau, untuk penelitian
independensi yang tinggi akan selanjutnya diharapkan dapat
menghasilkan opini yang baik.
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 13
meneliti untuk cakupan yang Ghozali, Imam. 2005. Apikasi
lebih luas. Analisis Multivariate
c. Untuk penelitian selanjutnya Dengan Program SPSS.
sebaiknya peneliti menggunakan (Edisi Ketiga) Semarang:
metode selain penyebaran Badan Penerbit Undip
kuesioner agar dapat
mengurangi adanya kelemahan Ghozali, Imam. 2006. Apikasi
terkait internal validity atau Analisis Multivariate
response bias. Dengan Program SPSS.
. Semarang: Badan Penerbit
Undip
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim, Wahid. 2013. Faktor-Faktor
Adhitya, Chandra. 2009. Faktor - Yang Mempengaruhi Auditor
Faktor Yang Mendorong Dalam Memberikan Opini
Akuntan Publik Audit Atas Laporan
Memberikan Pendapat Keuangan (Studi pada BPK
Selain Wajar Tanpa RI Perwakilan Provinsi
Pengecualian. Skripsi. Sulawesi Selatan). Skripsi.
Surabaya: Fakultas Ekonomi Makasar: Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama. Dan Bisnis Universitas
Hasanudin.
Akbar, Aiman. 2012. Pengaruh
Pelaksanaan Pemeriksaan Ikatan Akuntan Indonesia. 2011.
Interim,Pembatasan Lingkup Standar Profesional
Audit, Dan Indepedensi Akuntan Publik. Jakarta:
Terhadap Pertimbangan Salemba Empat.
Opini Auditor (Studi Kasus
pada Badan Pemeriksa Ikatan Akuntan Indonesia. 2009.
Keuangan Republik Standar Akuntansi
Indonesia Perwakilan Keuangan. Jakarta: Salemba
Provinsi Jawa Barat). Skripsi. Empat.
Bandung: Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan Jaafar, H.T Redwan dan Sumiyati,
2005, Kode Etik dan
Efferin, Sujoko. Darmadji, Stevanus Standar Audit, Diklat
Hadi. Tan, Yuliawati. 2008. Pembentukan Auditor
Metode Penelitian Terampil, Pusat Pendidikan
Akuntansi. Yogyakarta: dan Pelatihan Pengawasan
Graha Ilmu. BPKP, Jakarta.

Ghozali, Imam. 2001. Apikasi Lastianti, Sri Hexana. 2005.


Analisis Multivariate Tinjauan Terhadap
Dengan Program SPSS. Kompetensi dan Indepedensi
(Edisi Kedua) Semarang: Akuntan Publik Refleksi
Badan Penerbit Undip Atas Skandal Keuangan.
Jurnal Media Riset

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 14


Akuntansi, Auditing Dan Pertimbangan Opini
informasi. 5(1): 85-97 Auditor.

Mulyadi. 2011. Auditing Buku 1. Undang-Undang Republik


Jakarta: Salemba Empat. Indonesia Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan
Peraturan Badan Pemeriksa Pengelolaan dan Tanggung
Keuangan Republik Jawab Keuangan Negara.
Indonesia Nomor 1 Tahun 2004. Jakarta: Sekretaris
2007 tentang Standar Negara Republik Indonesia.
Pemeriksaan Keuangan
Negara. 2007. Jakarta: Undang-Undang Republik
Badan Pemeriksa Keuangan. Indonesia Nomor 15 Tahun
2006 tentang Badan
Peraturan Pemerintah Republik Pemeriksa Keuangan. 2006.
Indonesia Nomor 71 Tahun Jakarta: Kementrian Hukum
2010 tentang Standar dan Hak Asasi Manusia
Akuntansi Pemerintah. Republik Indonesia.
2010. Jakarta: Kementrian
Hukum dan Hak Asasi Tamtomo, Didiek Susilo. 2008.
Manusia Republik Indonesia Faktor-Faktor yang
Menentukan Opini Audit.
Riduwan. 2008. Dasar-Dasar RBITH, 4(3): 448-452.
Statiska. Bandung: Alfa
Beta Wijaya, Tony. 2012. SPSS 20;
untuk Olah dan Interpretasi
Siregar, Silky Raditya. 2012. Data. Yogyakarta: Cahaya
Faktor-Faktor yang Atma Pustaka.
MempengaruhiPertimbanga
n Opini Auditor Atas Zu’amah, Surroh. 2009.
Laporan Keuangan Independensi dan
Pemerintah Daerah Istimewa Kompetensi Auditor Pada
Yogyakarta. Accounting Opini Audit (Studi BPK
Analysis Journal, 1(2). Jateng). Jurnal Dinamika
Akuntansi, 1(2): 145-154.
Suhartini, dan D.Ariyanto. 2009.
Pengaruh Pemeriksaan
Interim, Lingkup Audit, Dan .
Independensi Terhadap

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 15

Das könnte Ihnen auch gefallen