Sie sind auf Seite 1von 13

1

HISTOPATOLOGI AORTA TORASIKA TIKUS PUTIH (Rattus


novergicus strain wistar) JANTAN SETELAH PEMBERIAN DIET
ATEROGENIK SELAMA 12 MINGGU

Sutrisno Tambunan
Enikarmila Asni
Zulkifli Malik
Ismawati
ino73_tambunan@yahoo.co.id

ABSTRACT

Unhealthy dietary pattern such as high fat diet and less of physical activity are the
determinat of atherosclerosis. Atherosclerosis is a chronic inflammatory disease caused by
lipid deposition in arterial wall. Beside the high fat consumption, addition of cholic acid
and induction of vitamin D3 may also has role in atherosclerosis. Now, there has been
many researches to know the process of the atherosclerosis using rat as animal model. The
objective of this research is to know the differences of histopathologic image between
thoracic aorta of male white rat (Rattus novergicus strain wistar) fed with standard diet
and fed with atherogenic diet for 12 weeks. This research was an experimental laboratory
with a post test only design. Twelve male rats were segregated into two groups (n=6) there
were labelled as control group fed a standard diet and labelled as atherogenic group fed
vitamin D3 and atherogenic diet which contain cholic acid 0,2%, fat 5% and yolk 2%. The
experiment was designed for 12 weeks. The parameter used is atherosclerosis lesion score
of all groups labelled. The result showed at control group found macrophage, foam cell
and intracellular lipid accumulation with 33,33% percentage while atherogenic group
found macrophage, foam cell and intracellular lipid accumulation with 100% percentage,
extracellular lipid accumulation 33,33% (for a little extracellular lipid), 66,66 (a lot of
extracellular lipid) and surface defect with 0,16%. The statistic test result showed the
significant difference of atherosclerosis score between control group and atherogenic
group (p=0,003). The conclusion of this study there is atherosclerosis process happen in 2
sampel (33,33%) in control group and 6 sampel (100%) in atherogenic group.

Keywords : thoracic aorta, atherosclerosis, atherogenic diet, histopathology.

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 1


2

PENDAHULUAN adalah aneurisme aorta torasika.5


Kejadian aneurisme aorta torasika
Aterosklerosis merupakan diperkirakan 6 kasus dari 100.000
penyakit progresif yang merupakan orang di dunia setiap tahunnya dan 3-
suatu respon inflamasi kronik 4 % merupakan usia 65 tahun ke atas.
terhadap deposisi lipoprotein pada Selain itu, aneurisma aorta adalah
dinding arteri, sehingga arteri penyebab kontribusi lebih dari 17.215
mengeras dan tidak elastis.1,2 kematian di Amerika Serikat pada
Aterosklerosis dapat terjadi pada 2009.6
arteri muskuler besar hingga sedang Hiperkolesterolemia
dan arteri elastik besar. Arteri merupakan faktor risiko yang dapat
muskuler yang sering terkena adalah menyebabkan timbulnya
arteria koronaria dan poplitea, aterosklerosis. Hiperkolesterolemia
sedangkan arteri elastik misalnya, adalah suatu kondisi jumlah
aorta, arteri karotis dan arteri iliaka.3 kolesterol darah melebihi batas
Penyebaran plak aterosklerotik normalnya. Hiperkolestrolemia dapat
pada manusia biasanya lebih banyak diinduksi dengan pemberian asupan
mengenai aorta abdominalis daripada kolestrol dan lemak jenuh yang tinggi
aorta torasika. Sehingga saat ini pada makanan, seperti yang terdapat
banyak penelitian tentang penyebaran dalam kuning telur, lemak hewani dan
plak aterosklerotik pada aorta mentega. Sehingga dalam penelitian
abdominalis dibandingkan dengan ini peneliti menggunakan diet
aorta torasika. Padahal secara aterogenik yang mengandung kuning
anatomi aorta torasika memiliki telur ayam dan lemak kambing.3 Diet
percabangan lebih sedikit aterogenik pada penelitian ini juga
dibandingkan dengan aorta ditambahkan dengan asam kolat
abdominalis. Dengan (cholic acid). Asam kolat dapat
mempertimbangkan jumlah cabang mempercepat proses aterosklerosis
yang terdapat pada aorta torasika, karena berperan dalam penurunan
maka akan lebih mudah untuk High Density Lipoprotein (HDL).7
dilakukan perhitungan jumlah sel Selain itu, pemberian induksi
busa (foam cell) pada luas penampang aterogenik juga diberikan yaitu
aorta torasika daripada penampang vitamin D3 yang dapat meningkatkan
aorta abdominalis. Foam cell kalsifikasi pada pembuluh darah dan
merupakan makrofag yang berisi oleh juga untuk stimulasi proliferasi sel
Low Density Lipoprotein (LDL) yang otot polos pembuluh darah.8
teroksidasi. Sehingga dalam hal ini Saat ini telah banyak penelitian
aorta torasika perlu untuk diteliti tentang proses pembentukan
lebih lanjut khususnya tentang aterosklerosis dengan menggunakan
penyebaran plak aterosklerotik.3,4 tikus sebagai hewan coba. Penelitian
Komplikasi dari aterosklerosis tentang hewan coba untuk
yang bisa terjadi pada aorta torasika aterosklerosis pernah dilakukan oleh

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 2


3

Wahyuni et al. Hasil penelitiannya putih (Rattus novergicus strain


selama 8 minggu dengan pemberian wistar) jantan setelah pemberian diet
aterogenik di dapatkan foam cell yang aterogenik selama 12 minggu.
bermakna pada aorta torasika tikus
putih (Rattus novergicus strain METODE PENELITIAN
wistar).9 Berdasarkan penelitian
tersebut, dipastikan foam cell sudah Jenis penelitian yang dilakukan
terbentuk pada minggu ke-8 dengan adalah eksperimental laboratorik
pemberian diet aterogenik. Sehingga pada hewan coba tikus putih (Rattus
peneliti mengambil minggu ke-12 novergicus strain wistar) jantan
untuk melihat makrofag, sel busa dengan menggunakan desain
(foam cell), akumulasi lipid intrasel penelitian Post Test Only Control
otot polos dan lipid ekstrasel otot Group Design dengan fokus
polos pada aorta torasika dengan penelitian untuk melihat perbedaan
pemberian diet aterogenik. skor aterosklerosis berdasarkan
Dalam penelitian ini, peneliti gambaran histopatologi aorta torasika
menggunakan tikus putih (Rattus Rattus novergicus strain wistar
novergicus strain wistar) karena kelompok yang diberikan pakan
mudah didapat dan mudah standar dan kelompok yang diberikan
penanganannya serta terdapat banyak diet aterogenik. Penelitian ini telah
kesamaan metabolisme antara dilakukan di Laboratorium Biokimia
manusia dan tikus sehingga dapat Fakultas Kedokteran Universitas
dipakai sebagai hewan model untuk Riau dan Laboratorium Patologi
penelitian aterosklerosis.7 Jenis Anatomi RSUD Arifin Achmad
kelamin tikus yang dipilih adalah Provinsi Riau pada bulan September
tikus yang berjenis kelamin jantan 2013 sampai November 2014.
karena tidak ada pengaruh hormon Adapun kriteria inklusi dan
estrogen yang akan mempengaruhi esklusinya hewan cobanya adalah
metabolisme lemak dan kolesterol.3 :10,11
Saat ini belum banyak Kritria inklusi : tikus wistar jantan,
penelitian tentang hewan coba yang berbulu putih dan halus, sehat
diberi diet aterogenik dengan ditandai dengan bergerak aktif dan
penambahan asam kolat dan juga tingkah laku normal, umur 10-16
induksi vitamin D3 untuk melihat minggu (dewasa) dan berat badan ±
jumlah foam cell pada aorta torasika 160-250 gram.
serta sedikitnya penelitian pada aorta Kriteria eksklusi : Penampakan bulu
torasika tentang penyebaran plak tikus wistarnya yang kusam, rontok,
aterosklerotik pada hewan coba tikus botak, aktivitas kurang/tidak aktif,
membuat peneliti ingin meneliti lebih terdapat penurunan berat badan >10
lanjut juga. Oleh karena itu peneliti % setelah masa adaptasi dan tikus
tertarik untuk melihat gambaran wistar cacat, sakit dan/atau mati.
histopatologi aorta torasika tikus

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 3


4

Subjek penelitian adalah 12 Analisis Data


ekor tikus putih jantan berusia 2-3 Data dianalisis secara statistik
bulan dengan berat badan berkisar dengan menggunakan uji Mann-
antara 160-240 gram dan dibagi ke Whitney dengan α=0,05.
dalam 2 kelompok sama banyak,
yaitu kelompok kontrol dan Etika Penelitian
kelompok aterogenik. Penelitian ini telah lolos kaji
1. Kelompok Kontrol etik oleh Unit Etika Penelitian
Kelompok yang tidak Kedokteran dan Kesehatan Fakultas
mendapatkan perlakuan dan Kedokteran Universitas Riau
diberikan pakan standar. berdasarkan penerbitan Surat
2. Kelompok Aterogenik Keterangan Lolos Kaji Etik
Kelompok yang diberikan No.93/UN19.1.28/UEPKK/2014.
vitamin D3 dan pakan aterogenik
yang mengandung asam kolat 0,2%, HASIL PENELITIAN
kuning telur 2%,lemak kambing 5%
dan pakan standar 92,8%. Pakan yang Penelitian dilakukan di
diberikan sebanyak 20mg/hari/tikus. Laboratorium Biokimia Fakultas
Kedokteran Universitas Riau dan
Pemeriksaan Histopatologi Laboratorium Patologi Anatomi
Setelah 12 minggu pemberian RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
diet, tikus dikorbankan, diambil aorta pada bulan September 2013 sampai
torasikanya untuk pemeriksaan dengan bulan November 2014
histopatologi. Jaringan diwarnai mendapatkan hasil sebagai berikut :
dengan Hematoxylen Eosin (HE). Tabel 2 memperlihatkan
gambaran histopatologi pada aorta
Parameter Penilaian Lesi torasika Rattus novergicus strain
Aterosklerosis wistar jantan yang diberikan pakan
standar selama 12 minggu
Tabel 1 Parameter penilaian lesi berdasarkan parameter penilaian lesi
aterosklerosis12 aterosklerosis. Pada penelitian
PARAMETER SKOR didapatkan bahwa empat dari enam
Utuh 0 sampel menunjukan gambaran
Terdapat makrofag, sel busa 1 pembuluh darah yang utuh dan belum
Terdapat akumulasi lipid 2 terjadi proses aterosklerosis,
intrasel otot polos
sedangkan dua sampel lagi sudah
Grade 2 + sedikit lipid 3
menunjukkan proses ateresklerosis
ekstrasel otot polos
Grade 2 + banyak lipid 4 dengan terdapatnya makrofag, sel
ekstrasel otot polos busa dan akumulasi lipid intrasel otot
Inti lipid dan lapisan fibrosis 5 polos. Sementara itu, pada keenam
Defek permukaan, 6 sampel kelompok kontrol ini belum
hematom, trombus menunjukkan akumulasi lipid

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 4


5

ekstrasel otot polos maupun defek


permukaan.

Tabel 2 Gambaran histopatologi pada aorta torasika Rattus novergicus strain


wistar jantan yang diberikan pakan standar selama 12 minggu
berdasarkan parameter penilaian lesi aterosklerosis

Gambaran Histopatologi No. Sampel Jumlah Persentase


1 2 3 4 5 6
Makrofag - - - - √ √ 2 33,33%
Sel Busa (foam cell) - - - - √ √ 2 33,33%
Lipid Intrasel - - - - √ √ 2 33,33%
Sedikit Lipid Ekstrasel - - - - - - 0 0%
Banyak Lipid Ekstrasel - - - - - - 0 0%
Inti Lipid - - - - - - 0 0%
Kalsifikasi - - - - - - 0 0%
Fibroatheroma - - - - - - 0 0%
Defek Permukaan - - - - - - 0 0%
Hematom - - - - - - 0 0%
Trombus - - - - - - 0 0%

Tabel 3 memperlihatkan akumulasi lipid ekstrasel otot polos,


gambaran histopatologi pada aorta yaitu pada dua sampel yaitu sampel
torasika Rattus novergicus strain nomor 1 dan 2 terdapat sedikit
wistar jantan yang diberikan diet akumulasi lipid ekstrasel otot polos
aterogenik selama 12 minggu dan empat sampel lainnya yaitu
berdasarkan parameter penilaian lesi. sampel nomor 3,4,5 dan 6 terdapat
Pada penelitian didapatkan bahwa banyak akumulasi lipid ekstrasel otot
dari semua sampel telah menunjukan polos. Dari keenam sampel tersebut
gambaran makrofag, sel busa dan hanya satu sampel yang sudah
akumulasi lipid intrasel otot polos. mengalami defek permukaan yaitu
Tetapi dari keenam sampel tersebut, sampel nomor 6.
terdapat perbedaan distribusi

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 5


6

Tabel 3 Gambaran histopatologi pada aorta torasika Rattus novergicus strain


wistar jantan yang diberikan diet aterogenik selama 12 minggu
berdasarkan parameter penilaian lesi aterosklerosis

Gambaran Histopatologi No. Sampel Jumlah Persentase


1 2 3 4 5 6
Makrofag √ √ √ √ √ √ 6 100%
Sel Busa √ √ √ √ √ √ 6 100%
Lipid Intrasel √ √ √ √ √ √ 6 100%
Sedikit Lipid Ekstrasel √ √ - - - - 2 33,33%
Banyak Lipid Ekstrasel - - √ √ √ √ 4 66,66%
Inti Lipid - - - - - - 0 0%
Kalsifikasi - - - - - - 0 0%
Fibroatheroma - - - - - - 0 0%
Defek Permukaan - - - - - √ 1 0,16%
Hematom - - - - - - 0 0%
Trombus - - - - - - 0 0%

Tabel 4 menunjukkan sampel lainnya mendapat skor 0


perbandingan skor penilaian lesi (pembuluh darah masih utuh). Pada
aterosklerosis aorta torasika Rattus kelompok aterogenik dari keenam
novergicus strain wistar jantan antara sampel hanya satu sampel yang
kelompok yang diberi pakan standar mendapat skor 6 (terdapatnya defek
dengan diet aterogenik. Dari tabel permukaan), sedangkan yang lainnya
dapat dilihat bahwa pada kelompok mendapat skor 3 (sedikit akumulasi
kontrol dari keenam sampel tersebut lipid ekstrasel otot polos) dan skor 4
hanya ada dua sampel yang mendapat (banyak akumulasi lipid ekstrasel otot
skor 2 (terdapatnya akumulasi lipid polos).
intrasel otot polos) sedangkan empat

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 6


7

Tabel 4 Perbandingan skor penilaian lesi aterosklerosis aorta torasika Rattus


novergicus strain wistar jantan antara kelompok kontrol dan aterogenik

Nomor sampel SKOR ATEROSKLEROSIS


Kontrol Aterogenik
1 0 3
2 0 3
3 0 4
4 0 4
5 2 4
6 2 6
p = 0,003*
Keterangan :
*(significant) : terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik

Gambaran mikroskopik aorta


torasika Rattus novergicus strain
wistar skor 0 pada empat sediaan
kelompok kontrol yang menunjukkan
pembuluh darah utuh seperti terlihat
Gambar 2 Skor 2 kelompok kontrol
pada Gambar 1 dibawah ini:
Gambaran histopatologi aorta
torasika kelompok aterogenik yang
mendapatkan skor 3 (sedikit
akumulasi lipid ekstrasel otot polos)
seperti pada gambar 3.
Gambar 1 Skor 0 kelompok kontrol
Gambaran mikroskopis aorta
torasika Rattus novergicus strain
wistar skor 2 kelompok kontrol telah
menunjukkan adanya sel radang dan
juga akumulasi lipid intrasel otot Gambar 3 Skor 3 kelompok
polos seperti terlihat pada Gambar 2 aterogenik
dibawah ini:

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 7


8

Gambaran histopatologi aorta aterogenik selama 12 minggu.


torasika kelompok aterogenik yang Gambaran ini dibandingkan dengan
mendapatkan skor 4 (banyak kelompok kontrol yang hanya diberi
akumulasi lipid ekstrasel otot polos) pakan standar. Melalui penelitian ini
seperti pada gambar 4. diharapkan adanya perbedaan yang
bermakna pada skor lesi kedua
kelompok.

Gambaran histopatologi pada


aorta torasika Rattus novergicus
strain wistar jantan yang diberikan
Gambar 4 Skor 4 kelompok pakan standar selama 12 minggu
aterogenik berdasarkan parameter penilaian
Gambaran histopatologi aorta lesi aterosklerosis
torasika kelompok aterogenik yang Berdasarkan hasil penelitian
mendapatkan skor 6 (defek yang dilakukan terhadap 6 tikus putih
permukaan) seperti pada gambar 5. jantan strain wistar kelompok kontrol
yang diberi pakan standar, didapatkan
gambaran histopatologi yang berbeda
pada aorta torasika tikus tersebut.
Pada empat sampel aorta torasika
kelompok kontrol menunjukkan
Gambar 6 Skor 6 kelompok gambaran pembuluh darah masih
aterogenik dalam keadaan utuh dan belum terjadi
Untuk mengetahui apakah proses aterosklerosis sedangkan dua
terdapat perbedaan yang bermakna sampel aorta torasika lainnya telah
antara skor aterosklerosis kelompok menunjukkan terjadinya proses
kontrol dan kelompok aterogenik aterosklerosis dalam tahap akumulasi
maka dilakukan uji Mann Whitney lipid intrasel otot polos. Pada empat
dengan hasil p < 0,05 yang berarti sampel aorta torasika yang pembuluh
secara statistik terdapat perbedaan darahnya masih utuh belum
yang bermakna antara skor terbentuknya lesi aterosklerosis bisa
aterosklerosis kelompok kontrol dan disebabkan karena sifat tikus sendiri
aterogenik. yang resisten terhadap aterosklerosis.
Resisten dalam hal ini adalah tikus
sulit mengalami aterosklerosis
PEMBAHASAN walaupun telah diberi diet tinggi
kolesterol sedangkan pakan standar
Penelitian ini dilakukan untuk dalam penelitian ini tidak
mengetahui pengaruh diet aterogenik mengandung kolesterol. Jadi, karena
terhadap gambaran histopatologi resisten terhadap aterosklerosis, tikus
aorta torasika Rattus novergicus
strain wistar jantan yang diberi diet

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 8


9

perlu diberi asam kolat dan vitamin kegemukan, kurang gerak, stres,
D3 untuk memicu aterosklerosis. adanya infeksi dan imunitas.3
Sehingga dalam penelitian ini, 6 Penelitian oleh Permana dkk (2013)
tikus jantan strain wistar kelompok yang membuat keadaan periodontitis
kontrol tidak diberikan diet tinggi pada tikus dan mengamati arteri
kolesterol dan penambahan asam koronaria tikus menggunakan wire
kolat serta vitamin D3 melainkan ligature diameter 0,5 mm,
hanya diberikan pakan standar Porphyromonas gingivalis tipe
sehingga untuk terjadinya lesi ATCC 33277 dengan dosis 5 µg/0,05
aterosklerosis sangat kecil.13 mL PBS, ketamin ( KTM 100 )
Berdasarkan hasil penelitian yang dengan dosis 80 mg/kg ditambah
dilakukan Yanuartono (2007) dengan akuades steril dan pakan jenis B76
menggunakan tikus putih strain menyebutkan bahwa periodontitis
berbeda yaitu Sprague dawley. Dari mempengaruhi pembentukan lesi
hasil penelitian tersebut didapatkan aterosklerosis koroner dan
hasil yaitu setelah pemberian diet menyebabkan penebalan dinding
standar pada tikus putih selama 3, 6 arteri koroner pada model tikus
dan 12 minggu tidak terlihat adanya periodontitis.15 Selain itu, imunitas
pembentukan lesi aterosklerosis.14 tikus pada kelompok kontrol ini
Dua sampel aorta torasika pada kemungkinan juga berbeda. Bagi
kelompok kontrol lainnya yang telah tikus yang mempunyai imunitas yang
menunjukkan terjadinya proses rendah, kemungkinan terjadinya
aterosklerosis berupa akumulasi lipid infeksi akan tinggi, sehingga
intrasel otot polos sesuai dengan hasil mempunyai risiko tinggi untuk
penelitian yang dilakukan oleh terjadinya aterosklerosis meskipun
Syaputra (2014)*1 dengan tanpa diberikan asupan kolestrol dan
menggunakan diet dan tikus yang lemak jenuh yang tinggi pada
sama, didapatkan bahwa pada makanan.16
kelompok kontrol arteri koroneria
Rattus novergicus strain wistar jantan Gambaran histopatologi pada
yang diamati selama 12 minggu juga aorta torasika Rattus novergicus
sudah terbentuk lesi aterosklerosis. strain wistar jantan yang diberikan
Berdasarkan data kepustakaan, diet aterogenik selama 12 minggu
timbulnya gambaran seperti tersebut berdasarkan parameter penilaian
dapat disebabkan oleh beberapa lesi aterosklerosis
faktor tidak hanya faktor makanan Berdasarkan hasil penelitian
dalam hal ini pemberian pakan yang dilakukan terhadap 6 tikus putih
standar tetapi faktor seperti jenis jantan strain wistar kelompok
kelamin, kelainan genetik, aterogenik yang diberi diet aterogenik

*1 Penelitian ini merupakan bagian dari belum dipublikasikan. Terima kasih kepada
penelitian payung yang menggunakan Anwar Syaputra yang telah mengizinkan
hewan coba yang sama. Hasil penelitian ini datanya digunakan dalam skripsi ini.

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 9


10

selama 12 minggu yang mengandung (2007) menyebutkan bahwa sudah


kuning telur, asam kolat dan lemak terbentuk ateroma pada aorta tikus
kambing serta pencekokan vitamin D3 yang diberi diet lemak tinggi
dapat menimbulkan lesi kolesterol tinggi selama 6 minggu.
aterosklerosis pada aorta torasika Diet yang digunakan adalah
tikus putih jantan strain wistar kolesterol murni ( ICN, Spain ),
tersebut. Lesi aterosklerosis yang lemak hewan, vitamin, kasein,
terjadi pada enam sampel aorta maizena, mineral, agar dan sukrosa.14
torasika kelompok yang diberi diet Ramlis (2014) dan Welinsa
aterogenik menunjukkan gambaran (2014) juga meneliti gambaran
berupa makrofag, sel busa, histopatologi aorta torasika tikus
akumulasi lipid intrasel otot polos, putih yang telah diberikan diet
akumulasi lipid ekstrasel otot polos aterogenik selama 5 minggu dan 8
dan sampai pada tahap defek minggu. Penelitian yang dilakukan
permukaan. Lesi aterosklerosis Ramlis dan Welinsa tersebut
tersebut bisa terbentuk karena menggunakan diet dan tikus yang
pemberian vitamin D3 dan diet sama, hanya berbeda pada lama
aterogenik yang dilakukan. Dengan pemberian, namun dari hasil yang
adanya diet aterogenik yang didapatkan berupa makrofag, sel
mengandung kolestrol dan lemak busa, akumulasi lipid intrasel otot
jenuh yang tinggi sehingga dapat polos dan akumulasi lipid ekstrasel
meningkatkan kadar LDL sedangkan otot polos sedangkan gambaran defek
asam kolat yang ditambahkan pada permukaan belum ada.17,18 Penelitian
diet aterogenik menurunkan kadar lain yang dilakukan oleh Muwarni et
HDL.3,7 Pemberian vitamin D3 dapat al. (2006) dengan menggunakan tikus
meningkatkan kalsifikasi pada dengan strain yang sama
pembuluh darah dan juga untuk mendapatkan hasil yaitu dengan
stimulasi proliferasi sel otot polos pemberian pakan aterogenik yang
pembuluh darah.8 ditambahkan asam kolat terjadi
Penelitian yang sama juga telah peningkatan kadar kolesterol darah
dilakukan oleh Syaputra (2014)*1 dan pembentukan sel busa yang
dengan menggunakan diet aterogenik, bermakna pada minggu ke-8. Pakan
hewan coba dan lama pemberian diet aterogenik yang digunakan oleh
yang sama. Penelitian tersebut Muwarni et al. memiliki komposisi
mendapatkan hasil yaitu terdapat lesi yang sedikit berbeda. Muwarni et al.
aterosklerosis pada penampang arteri menggunakan pakan dengan
koronaria setelah pemberian diet komposisi asam kolat 0,2%, lemak
aterogenik selama 12 minggu. Lesi babi 10%, dan kuning telur 2%,
aterosklerosis yang terbentuk pada sementara itu pada penelitian ini
pembuluh darah telah membentuk pakan aterogeniknya mengandung
trombus. Sedangkan pada penelitian asam kolat 0,2%, lemak kambing 5%
yang dilakukan oleh Yanuartono dan kuning telur 2 %.7

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 10


11

Penelitian ini dirancang untuk strain wistar dapat menimbulkan lesi


mengkondisikan hewan coba dalam aterosklerosis pada semua aorta
aterosklerosis, salah satunya ditandai torasika dengan persentase keenam
dengan peningkatan pembentukan sampel tersebut adalah makrofag
jumlah foam cell. Diet tinggi lemak (100%), sel busa (100%), akumulasi
dapat menimbulkan stres oksidatif lipid intrasel otot polos (100%),
terhadap endotel melalui mekanisme sedikit akumulasi lipid ekstrasel otot
pembentukan kondisi dislipidemia, polos (33,33%), akumulasi lipid
dengan kandungan profil lipid ekstrasel otot polos dalam jumlah
(kolesterol total, LDL, VLDL dan yang banyak (66,66%) dan defek
TG) yang tinggi dan kandungan HDL permukaan (0,16%).
yang rendah. Stress oksidatif akan
menyebabkan terjadinya disfungsi 2. Pemberian pakan standar selama 12
endotel dan produksi Reactive minggu pada tikus putih jantan strain
Oxygen Spesies (ROS) yang wistar dapat menimbulkan lesi
berlebihan akan mengoksidasi LDL aterosklerosis pada dua sampel
ekstraseluler. Oksidasi LDL ini akan berupa gambaran makrofag, sel busa,
menghasilkan partikel proinflamasi akumulasi lipid intrasel otot polos
proaterosklerosis yang merupakan sedangkan persentase keenam sampel
perkembangan dari terjadinya tersebut adalah makrofag (33,33%),
aterosklerosis. Oksidasi LDL akan sel busa (33,33%), akumulasi lipid
ditangkap oleh macrophage-derived intrasel otot polos (33,33%), sedikit
monocyte melalui scavenger akumulasi lipid ekstrasel otot polos
receptor. Oksidasi LDL yang (0%), akumulasi lipid ekstrasel otot
mengalami kematian akibat polos dalam jumlah yang banyak
fagositosis oleh makrofag, (0%) dan defek permukaan (0%).
terakumulasi membentuk sel busa
(foam cell). Foam cell ini yang akan 3. Secara statistik terdapat perbedaan
membentuk agregat dan lama- yang bermakna pada skor
kelamaan akan membentuk fatty aterosklerosis antara kelompok yang
streak. Sehingga fatty streak bisa diberi pakan standar dengan
menjadi akumulasi lipid intrasel otot kelompok yang diberi diet aterogenik
polos dan akumulasi lipid ekstrasel selama 12 minggu.
otot polos serta terjadinya
aterosklerosis lebih lanjut dengan SARAN
terbentuknya defek permukaan,
1. Diharapkan adanya penelitian
hematom bahkan trombus.3
lanjutan yang dilakukan dalam waktu
yang lama dan menggunakan
KESIMPULAN
komposisi pakan aterogenik yang
1. Pemberian diet aterogenik selama bervariasi.
12 minggu pada tikus putih jantan

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 11


12

2. Dilakukan penelitian tentang Patologi. Ed 7. Jakarta: EGC;


bahan yang dapat mencegah 2012. H. 365-78.
terjadinya atau meminimalisasi 4. Pearce, Evelyn C. Anatomi dan
Fisiologi untuk Paramedis.
proses aterosklerosis dengan
Jakarta: Gramedia Pustaka. 2002.
menggunakan hewan coba. H. 147-48.
3. Perlu dilakukan penelitian 5. Jusi, H.Djang. Dasar-dasar ilmu
bedah vaskuler. Jakarta: Gaya
histopatologi dengan teknik
Baru. 1991. H. 100-1.
pewarnaan yang lebih spesifik dan 6. Tseng, Elaine. Thoracic Aortic
dilihat melalui melalui mikroskop Aneurysm. Medscape [serial on the
elektron. internet]. 2014 March 23 [cited
2014 April 2014]. Avalaible from:
http://emedicine.medscape.com/ar
UCAPAN TERIMA KASIH ticle/424904-overview#a0199.
7. Muwarni Sri, Ali Mulyohadi,
Penulis mengucapkan Muliartha Ketut. Diet aterogenik
terimakasih yang sebesar-besarnya pada tikus putih (Rattus
kepada pihak Fakultas Kedokteran Novergicus strain Wistar) sebagai
model hewan aterosklerosis.
Universitas Riau, dr.Enikarmila Jurnal Kedokteran Brawijaya.
Asni,M.Biomed, M.Med.Ed dan 2006 April ; 22(1): 6-9.
dr.Zulkifli Malik Sp.PA selaku 8. Pang J, Xu Q, Xu X et al. 20.
Pembimbing, dr.Ismawati,M.Biomed Hexarelin suppresses high lipid
dan dan dr. Mardiah Gaffar, Sp.PA diet and vitamin D3-induced
selaku dosen Penguji dan dr. Fauzia atherosclerosis in the rat.
Peptides. 2010 ; 31 : 630-638.
Andrini, M.Kes selaku supervisi yang
9. Sri Wahyuni, Inggita
telah memberikan waktu, bimbingan, Kusumastuty, Mita Eka Budiarti.
ilmu, nasihat dan motivasi selama Pengaruh pemberian tepung
penyusunan skripsi sehingga skripsi sorgum (Sorghum Bicolor L.)
ini dapat diselesaikan. terhadap jumlah foam cell Aorta
Torasika pada tikus putih (Rattus
novergicus strain wistar) yang
diberi diet aterogenik [Skripsi].
DAFTAR PUSTAKA
Malang : Kedokteran Universitas
Brawijaya ; 2013.
1. Anna, Wijaya. Inflammation and 10. Nursalam. Konsep dan
Atherosclerosis: Current Penerapan Metodologi Penelitian
Pathogenesis. The Indonesian Ilmu Keperawatan. Ed 2. Jakarta:
Biomedical Journal. 2012 ; 4(2) : Salemba Medika; 2008. H. 89-
73-83.
92.
2. Falk, Erling. Pathogenesis of
Atherosclerosis. Journal of the 11. Sadewo, Yuri. Perbedaan
American College of Cardiology. kecepatan kesembuhan luka
2006 April 18 ; 47 (8) : 1-6. insisi antara olesan gel lidah
3. Kumar,Vinay, Cotran, Ramzy S, buaya (aloe vera) dan olesan
Robbins, Stanley L. Buku Ajar ekstrak etanolik rimpang kunyit

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 12


13

(curcuma longa linn.) pada tikus


putih (rattus norvegicus)
[Skripsi]. Yogyakarta : Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta ; 2014.
12. Joong SS, Sang YL, Ho-dirk K.
Quantitative analysis of aortic
atherosklerosis in korean female:
Anecropsy study. J korean Med
Sci. 2007 ; 22 : 536-45.
13. Rai Ajit, Srivastava, Averna.
Dietary cholic acid lowers plasma
levels of mouse and human
apolipoprotein A-I primarily via a
transcriptional mechanism. Eur. J.
Biochem. 2000 ; 267 : 4272-80.
14. Yanuartono. Peran diet lemak
dan/ kolesterol tinggi pada
pembentukan plak atheroma aorta
tikus putih (Sprague dawley). J
Saint Vet. 2007 ; 25(1) : 1-10.
15. Permana Rheza, Rizqi Fatkhur,
Pradana Ardian et al.
Histomorphometrical Analysis of
Coronary Atherosclerosis
Lesions Formation in Rat (Rattus
norvegicus) Model. Indonesia J
Dentistry. 2013 ; 20(3) : 73-7.
16. Corwin,Elisabeth J. Buku saku
patofisiologi. Ed 3. Jakarta:
EGC; 2009; H. 479-81.
17. Ramlis, Annisa. Gambaran
histopatologi aorta torasika Rattus
novergicus strain Wistar setelah
pemberian diet atergenik selama 5
minggu [Skripsi]. Pekanbaru :
Fakultas Kedokteran UR ; 2014.
18. Welinsa, Fatya. Gambaran
histopatologi aorta torasika Rattus
novergicus strain Wistar setelah
pemberian diet atergenik selama 8
minggu [Skripsi]. Pekanbaru :
Fakultas Kedokteran UR ; 2014.

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 13

Das könnte Ihnen auch gefallen