Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh: Syainal
Email: syainal1990@gmail.com
Abstract
This study aims to find out the description of teacher performance data,
transformational leadership and school climate, how much influence of
transformational leadership on teacher performance, school climate influence on
teacher performance, and the influence of transformational leadership and school
climate together on teacher performance in Padang City . The research method
used is quantitative method through associative approach. Because the
population is less than 100 then the population research, so that obtained a
sample of 94 teachers. Technique of collecting data through questionnaire. Data
were analyzed by scientific requirement test and hypothesis test. The research
result revealed that: (1) description of transformational leadership data of
principal MIN in Padang City included high category with mean value or mean
72,14, description of school climate in high category that is 101,80, and
description of teacher performance data also in high category that is 92,12 (2)
there is positive and significant influence of transformational leadership to
teacher performance equal to 0,917, its contribution equal to 84, 08% 15,91% is
determined by other variable . This provides information that transformational
leadership has a strong effect on teacher performance. (3) there is positive and
significant influence of school climate on teacher performance 0,913, its
contribution equal to 83,35%, the rest of 16,64% determined by other variable.
This indicates that the school climate has a strong influence on teacher
performance (4) there is a positive influence and significance of transformational
leadership and school climate on teacher performance of 0.604, contribution of
36.48%, the remaining 63.51% is determined by other variables. This provides
information that transformational leadership and school climate together have a
strong influence on teacher performance
Keywords:Transformational Leadership, Madrasah Climate, Teacher
Performance
1
Abstrak
A. Pendahuluan
2
Esa, berakhlak mulia, Sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab"
Mengingat pentingnya arti pendidikan bagi bangsa Indonesia,
maka sangat diperlukan upaya untuk mewujudkan tujuan dan fungsi
pendidikan nasional tersebut. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan
melalui pembelajaran untuk menunjang kelancaran jalannya pembangunan
di Indonesia. Pembelajaran merupakan kegiatan utama sekolah sebagai
bentuk layanan pendidikan bagi masyarakat. Tugas dan peran guru dari
hari kehari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan
dituntut untuk mampu mengimbangi, bahkan melampaui perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang melalui kinerja yang
tinggi dalam melaksanakan tugas.
Menurut Nana Sudjana kinerja merupakan terjemahan dari kata
performance yang didefinisikan sebagai hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu untuk melaksanakan
tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil
kerja, target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
telah disepakati bersama.1Senada dengan pendapat Samsudin yang
memberikan pengertian kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang
dapat dicapai seseorang dengan menggunakan kemampuan yang ada dan
batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi.2
Pendapat ini didukung oleh Nawawi yang memberikan pengertian kinerja
sebagai hasil pelaksanaan suatu pekerjaanyang memberikan pema-haman
bahwa kinerja merupakan suatu perbuatan atau perilaku seseorang yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat diamati oleh orang lain.3
1
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran. (Bandung: Sinar BaruAlgesindo,
2005, h. 14
2
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), h.
159
3
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Penerbit Gajah Mada University
Press, Yogyakarta, Tahun 1997), h. 234
3
Kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Supardi,
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: 1) Sikap mental
(motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja), 2) pendidikan, 3) keterampilan,
4) manajemen kepemimpinan, 5) tingkat penghasilan, 6) gaji dan
kesehatan, 7) jaminan sosial, 8) iklim kerja, 9) sarana dan prasarana, 10)
teknologi, 11) kesempatan berprestasi.4 Menurut Gibson dalam Supardi,
kinerja guru dipengaruhi oleh tiga kelompok variabel, yaitu:Variabel
individu, variabel organisasi, dan variabel psikologis individu. Dalam
kaitan penelitian ini variabel individu meliputi: kemampuan dan
keterampilan: mental fisik (dalam hal ini kemampuan dan keterampilan
dalam memahami kurikulum), latar belakang: (keluarga, tingkat sosial,
pengalaman), demografis (umur, etnis, jenis kelamin). Variabel organisasi
meliputi: sumber daya, kepemimpinan (dalam hal ini pemberian layanan
supervisi), imbalan, struktur, desain pekerjaan (variabel-variabel ini akan
mempengaruhi dan menciptakan iklim kerja). Variabel psikologis
meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi, kepuasan kerja,
iklim kerja.5
Oleh karena itu untuk menjamin kualitas layanan belajar mengajar
atau kinerja guru yang baik, maka eksistensi kepala sekolah sangat
dibutuhkan. Kepala sekolah memberikan bantuan pada saat guru
mengalami kegamangan terutama dalam menjalankan tugas profesinya
dengan memberikan pembinaan untuk mendapatkan solusi. Kepala sekolah
adalah pemimpin sekaligus manajer yang bertanggung jawab mengatur,
memberi perintah sekaligus mengayomi bawahannya yaitu para guru dan
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.
Keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh keberhasilan
kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di
sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah
4
Supardi, Kinerja Guru,(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 19
5
Ibid., h. 20
4
bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat
mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui pembinaan. Oleh karena
itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan
kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah
lembaga pendidikan secara profesional. Setiap kepala Sekolah/Madrasah
harus memenuhi standar menjadi kepala sekolah sesuai dengan
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi
Kepala Sekolah/Madrasah ada 5 kompetensi diantaranya Kompetensi
manajerial, Kompetensi kewirausahaan, Kompetensi supervisi, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial.
Kepemimpinan transformasional merupakan pemimpin yang
kharismatik dan mempunyai peran sentral serta strategi dalam membawa
organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus
mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan
bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang
lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan.
Kepemimpinan transformasional dapat mempengaruhi bawahan
karena, kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara
tertentu, seperti mempengaruhi bawahan denagn emosi-emosi yang
menyentuh, memberikan rangsangan intelektual kepada bawahan,
menginspirasi bawahan, dan yang lebih penting adalah memberikan
perhatian kepada bawahan secara individual. Sehingga dengan sikap
pemimpin seperti ini, dapat meningkatkan kinerja guru menjadi
propesional. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bass (1998) dalam
Swandari mendefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai
pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan
dengan cara-cara tertentu, sehingga bawahan akan merasa dipercaya,
5
dihargai, loyal dan respek kepada pimpinannya. Pada akhirnya bawahan
akan termotivasi untuk melakukan lebih dari yang diharapkan.6
Berdasarkan hasil literatur yang dilakukan Northouse
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukan sebagai seorang
pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu,
merupakan hal yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat
menerapkan kepemimpinan transformasional di sekolahnya.
Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah rentang yang
luas tentang aspek-aspek kepemimpinan, maka untuk bisa menjadi seorang
pemimpin transformasional yang efektif membutuhkan suatu proses dan
memerlukan usaha sadar dan sungguh-sungguh dari yang bersangkutan.
Northouse memberikan beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan
transformasional yakni sebagai berikut:
1. Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal-hal yang
terbaik untuk organisasi
2. Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari
nilai yang tinggi
3. Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan
semangat kerja sama
4. Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam
organisasi
5. Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan
memberikan contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan
perubahan
6. Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkonstribusi terhadap organisasi.7
6
F. Swandari, Menjadi Perusahaan yang Survive dengan Transformasional Leadership
(Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi Vol 1 No.2 Mai 2003), h. 10-93
7
P.G Northouse, Leadership: Theory and Practice. London: SAGE Publications,
International Education and Profesional. Publisher Thousan Oaks, 2007), h. 178
6
Kepemimpinan transformasional dapat dicirikan dengan adanya
proses untuk membangun komitmen bersama terhadap sasaran organisasi
dan memberikan kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai
sasaran.
Namun fenomena yang ditemui di lapangan berdasarkan hasil
survei awal yang peneliti lakukan terhadap guru-guru Madrasah Ibtidaiyah
Koto Luar Padang (04 Februari2017) ditemukan berbagai fenomena
terlihat masih rendahnya kinerja guru terlihat sebagai berikut: 1) sebagian
guru terkesan melaksanakan tugas asal-asalan, tidak menunjukkan usaha
yang sungguh-sungguh untuk membelajarkan siswa dengan baik, 2) tidak
membuat persiapan dan perangkat pembelajaran, 3)sebagai guru masih
kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, 4) sebagai guru
datang ke sekolah hanya sekedar mengajar, 5) sebagai guru kurang
bersemangat dalam mengajar hal ini terlihat guru tidak memberikan
bimbingan dan dorongan kepada anak yang lemah dalam menerima
pelajaran, membiarkan anak keluar masuk kelas, 6) masih banyak diantara
guru yang cendemng kurang bisa memanfaatkan kesempatan atau waktu
luangnya untuk berkreativitas hal ini dapat dilihat dari ketidakseriusan
guru, masih kurangnya dorongan dari diri sendiri untuk mampu
menunjukkan perannya sebagai guru profesional, kurangnya motivasi ini
terlihat dari sikap yang tidak disiplin dalam segala hal, seperti yang
ditemukan di lapangan masih terdapat sejumlah guru datang terlambat
mengajar, masih ada guru memberikan catatan sampai jam berakhir, masih
terdapat guru yang tidak disiplin waktu, datang dan pulang tidak
menandatangani daftar hadir, dan masih terdapat guru yang tidak memiliki
perangkat persiapan mengajar sepertii, RPP. Fenomena-fenomena di atas
merupakan indikasi kurangnya kinerja guru.
7
METODE
dikumpulkan berupa data kuantitatif atau jenis data lain yang dapat
penelitian ini adalah seluruh guru MIN di Kota Padang, yang berjumlah 94
orang guru.Mengingat jumlah populasi yang tidak sampai 100 orang guru,
maka dalam hal ini digunakan pendapat Arikunto yaitu “apabila subjeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya menjadi
cukup besar dan tersebar dalam wilayah yang luas Sugiyono 10. Sampel yang
8
mengukur sikap, pendapat dan persepsi guru terhadap kepemimpinan
madrasah MIN di Kota Padang dan analisis regresi linear sederhana dalam
MIN di Kota Padang. Dalam melakukan analisis ini digunakan SPSS 16 for
Windows.
B. Pembahasan
A. Deskripsi Data Kepemimpinan Transformasional
sekolah (X1), iklim madrasah (X2), dan kinerja guru (Y).Deskripsi hasil
iklim madrasah (X2) dan dilanjutkan dengan variabel kinerja guru (Y).
penelitian.
9
kepemimpinan transformasional yang diolah menggunakan SPSS 16,0
Tabel 1
Descriptive Statistics
normal atau mendekati normal dengan rata-rata atau mean sebesar 72,14
10
di Kota Padang dalam kategori tinggi. Untuk mengetahui berapa tingginya
0-20 Rendah
20-40 Cukup
40-60 Sedang
60-80 Tinggi
80-keatas Sangat tinggi
11
Tabel 2
Rangkuman Deskripsi Data Angket terhadap Iklim Madrasah MIN di Kota
Padang dengan Menggunakan SPSS 16.0
Statistics
Std.
Minimu Maximu Deviatio Vari
N Range m m Sum Mean n ance Skewness Kurtosis
Std.
Statisti Statisti Statisti Std. Stati Statisti Std. Stati Erro
c Statistic Statistic Statistic c c Error Statistic stic c Error stic r
Aflatoxi -
131. 0.49
n PPB 94 33 79 112 9569 101.80 1.183 11.472 -1.046 0.249 0.36
604 3
7
Valid N
(listwise 94
)
jumlah data yang valid 94 sedangkan data yang hilang adalah 0. Berarti
semua data diproses. Mean atau rata-rata iklim madrasah sebanyak 101,80.
normal atau mendekati normal dengan rata-rata atau mean sebesar 101,80
12
0-20 Rendah
20-40 Cukup
40-60 Sedang
60-80 Tinggi
80-keatas Sangat tinggi
Tabel 3
Rangkuman Deskripsi Data Angket terhadap Kinerja Guru MIN di Kota
Padang dengan Menggunakan SPSS 16.0
Statistics
13
Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std. Varianc
N Range m m Sum Mean Deviation e Skewness Kurtosis
Std. Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Error
Aflat
1.16 128.14
oxin 94 43 65 108 8659 92.12 11.320 -0.660 0.249 0.066 0.493
8 7
PPB
Valid
N
94
(listw
ise)
jumlah data yang valid 94 sedangkan data yang hilang adalah 0. Berarti
semua data diproses. Mean atau rata-rata kinerja guru sebanyak 92,12.
normal atau mendekati normal dengan rata-rata atau mean sebesar 92,12
0-20 Rendah
20-40 Cukup
40-60 Sedang
60-80 Tinggi
80-keatas Sangat tinggi
14
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai 92,12 berada
berdasarkan jawaban skor total responden bahwa kinerja guru berada pada
kategori tinggi.
D. Pengujian Hipotesis
Padang.
15
1. Membuat tabel kerja yang berisi tentang nomor sabjek
kuadratkan.
Tabel 4
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 0.917a 0.841 0.840 15.536
a. Predictors: (Constant), kepemimpinan
ditemukan nilai r tabel (rt) untuk df=92 pada tingkat kepercayaan 5% sebesar
Tabel 5
16
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 0.913a 0.834 0.833 15.869
a. Predictors: (Constant), iklim madrasah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa koefisien korelasi antara Iklim
kepada r tabel (rt), yaitu N-nr=94-2=92. Pada tabel “r’ product moment
ditemukan nilai r tabel (rt) untuk df= 92 pada tingkat kepercayaan 5% sebesar
signifikan antara iklim madrasah terhadap kinerja guru MIN di Kota Padang”
yang ada dilingkungan sekolah maka kinerja guru MIN di kota padang
semakin tinggi.
Tabel 6
Analisis korelasi X1 dan X2 terhadap Y
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 0.604a 0.364 0.351 9.123
a. Predictors: (Constant), iklim madrasah, kepemimpinan
17
Untuk menguji hipotasis, maka nilai r hitung (rxy) dikonsultasikan
ditemukan nilai r tabel (rt) untuk df= 92 pada tingkat kepercayaan 5% sebesar
kepemimpinan kepada sekolah dan iklim maka kinerja guru semakin tinggi.
Tabel 7
Interpretasi Koefisien korelasi nilair
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,80-1,000 Sangat Kuat
0,60-0,7999 Kuat
0,20-0,3999 Rendah
= 0,840889 x 100%
18
= 0,833569 x 100%
= 0,364816 x 100%
Pembahasan
19
mampu merealisasikan semua program yang motivasi
inspirasi(inspirasional motivation)11
dorongan dari dalam diri pemimpin itu untuk berkinerja stinggi mungkin,
baik dari dalam maupun dari luar. Dorongan yang berasal dari dalam diri
sesuai dengan jalur dan aturan yang ditetapkan dan diputuskan melalui
transformasional.14
11
B.M bass & B.J. Avolio Improving OrganizationalEffectiveness through
Transformasional Leadership, (Thousand Oaks: Sage,1994), h. 130-139
12
Rhenald Kasali, Changel, (Jakarta: Pustaka Utama, 2005), h. 197
13
Yahya, Supervisi Pendidikan Metamorphosis Kepemimpinan, (Padang: UNP Press,
2011), h. 165
14
Ibid, h. 164
20
Kepemimpinan transformasional lebih menekankan pada kegiatan
organisasi yang memiliki konsep diri positif itu berusaha menanamkan dan
ditekan.
Hal ini sudah diterapkan oleh kepala sekolah MIN di Kota Padang
(MIN Koto Luar, MIN Gunung Pangilun, MIN Lubuk Buaya) dapat dilihat
mampu meningkatkan kinerja guru, hal ini bisa terjadi karena kepala
sekolah sudah memiliki keahlian berupa sertifikat kepala sekolah dan juga
21
menjadi semangat dalam beraktifitas dalam melaksanakan proses belajar
mengajar.
ditingkatkan oleh sikap dari prilaku positif dari para siswa dan guru. Iklim
elemen sekolah, baik itu hubungan antara guru dengan siswa, siswa
lingkungan.
15
Hoffman, et,el. Comparison of Gestational age at birth based on last mestrual period
and ultrasound during the first trimester. 2009,Paediatric and perinatal epidemiologi, h. 2
16
Jr, Ronald A Styron & Terri R Nyman, 2008, KeybCharacteristics of Middle School
Performance, RMLE Online, hal 2
22
Hal ini sudah diterapkan oleh kepala sekolah MIN di Kota Padang
(MIN Koto Luar, MIN Gunung Pangilun, MIN Lubuk Buaya) dapat dilihat
dengan sudah adanya penjaga sekolah, guru-guru sudah saling sapa dan
bersalaman, ini membuktikan bahwa iklim sekolah sudah baik dan ini
guru agak sering terlambat sekarang sudah rajin karena iklim sekolah itu
marasah yang kondusif seperti tidak adanya gangguan dari luar, hubungan
siswa dengan siswa terjalin dengn baik, hubungan guru dengan siswa
terjalin dengan baik, hubungan guru dengan siswa terjalin dengan baik
maka akan dapat miningkatkan kinerja guru untuk selalu meninggkat tata
cara kinerjanya.
untuk dapat be kerja sama untuk mewujudkan visi dan misi sekolah, jika
23
meningkat dan dapat menjadikan peserta didik siswa yang berhasil
dari apa yang mereka lakukan dan juga dapat mendatangkan kesenagan
dihadapi baik itu masalah yang berkaitan dengan guru ataupun masalah
dengan seluruh guru terjalin dengan harmonis. Kalau yang berkaitan denga
dapat meningkatkan kinerja guru, guru akan merasa nyaman jika lingkung
sekolah itu tertib dan aman sebaliknya kinerga guru akan kurang semangat
jika iklim dilingkungan sekolah itu tidak terjaga dengn kondusif. Maka
dari itu jika ingin kinerja baik dan apa yang diinginkan tercapai salah satu
24
yang harus diperbaiki adalah bagaimana cara kita menja lingkungan agar
tetap kondusif.
C. Kesimpulan
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005, Media Pengajaran. (Bandung: Sinar Baru
Algesindo,
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Tugas Akhir, Skripsi, Tesis & Disertasi,
(Padang: IAIN Imam Bonjol, 2014)
27