Sie sind auf Seite 1von 8

Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448

Studi Deskriptif Mengenai Life Satisfaction pada Lansia di Panti Sosial


Tresna Werdha Kota Bandung
Descriptive Study About Life Satisfaction In Elderly In The Social Reserves Of Tresna
Werdha Bandung City
1
Intan Prila Eka Putri, 2Agus Budiman
1,2
Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1intanprila@gmail.com, 2agusbudiman1105@gmail.com

Abstract. Life satisfaction in the elderly is one that shows the elderly have satisfaction with the life they
live. Life satisfaction is a balance of purpose and results that complete a life-long journey. Although
throughout the journey of life is an evaluation of life satisfaction. It is very important for an individual's life,
because the process of developing and maintaining control over the course of life carried out through oneself
towards the goal of achieving success and participating in failure. By accepting yourself, accepting the fact
that you are getting old with pleasure to start a new life, the elderly will be more able to accept the changes
that occur. Everyone must get their own to get happiness in their old age, so the elderly must have happiness.
(Schulz and Heckhausen, 1996). The task of development that must be carried out during the elderly is to
make adjustments with new roles, support the elderly provide development tasks well, it will support success
in life and foster feelings of happiness. After completing a failed task can be completed by completing the
next task. The purpose of this study was to obtain data on life satisfaction of the elderly (life satisfaction)
who live in Tresna Werdha Social Home in Bandung. The method used in this research is descriptive and
uses an instrument in the form of a questionnaire. The subjects of this study are the elderly who live in Tresna
Werdha Social Home in Bandung. Based on the results of processing the data obtained, life satisfaction of
the elderly based on each aspect is 82.2% in the aspect of happy with activities, 84.4% in the meaningful
aspect of life, 82.2% in the aspect of succeeding in ideals, 82.2% in the aspect of firmness in positive self-
image and 84.4% in aspects of optimistic attitude and happy mood.
Keywords: Life Satisfaction, Elderly, Residence.

Abstrak. Kepuasan hidup pada lansia merupakan salah satu indikasi bahwa seorang lansia telah merasa
kepuasan pada hidup yang dijalani. Kepuasan hidup merupakan ringkasan penilaian dari tujuan dan hasil
yang mencakup perjalanan sepanjang hidup. Meskipun sepanjang perjalanan kehidupan merupakan evaluasi
dari kepuasan hidup. Namun sangat penting bagi kehidupan individu, sebab proses pengembangan dan
pemeliharaan control dari sepanjang perjalanan hidup yang tercapai melalui penyesuaian diri terhadap tujuan
untuk mencapai keberhasilan dan penyesuaian diri terhadap kegagalan. Dengan menerima diri, menerima
kenyataan bahwa dirinya sudah menjadi tua dengan senang memasuki hidup yang baru maka lansia akan
lebih dapat menerima perubahan – perubahan yang terjadi. Setiap orang harus menemukan caranya sendiri
untuk mendapatkan kebahagiaan dimasa tuanya, sehingga lansia pun harus memiliki kebahagiaannya.
(Schulz dan Heckhausen, 1996). Tugas perkembangan yang harus dijalankan pada masa lansia ini adalah
melakukan penyesuaiaan dengan peran - peran baru, apabila orang lanjut usia mampu menyelesaikan tugas
perkembangan dengan baik, maka akan merasa berhasil dalam hidup dan timbul perasaan bahagia.
Sebaliknya apabila merasa gagal dalam menyelesaikan tugas perkembangan dapat menyebabkan rasa tidak
bahagia, putus asa dan kesulitan menjalani tugas-tugas berikutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh data mengenai gambaran kepuasan hidup lansia (life satisfaction) yang tinggal di Panti Sosial
Tresna Werdha Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan
menggunakan instrument berupa kuesioner. Subjek penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti Sosial
Tresna Werdha Kota Bandung. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, kepuasan hidup lansia
berdasarkan setiap aspeknya yaitu 82,2% pada aspek merasa senang dengan aktivitas, 84,4% pada aspek
hidup penuh arti, 82,2% pada aspek berhasil dalam cita – cita, 82,2% pada aspek teguh pada gambaran diri
positif serta 84,4% pada aspek sikap hidup optimis dan suasana hati bahagia.
Kata Kunci: Kepuasan Hidup, Lansia, Tempat Tinggal.

A. Pendahuluan merupakan salah satu indikasi bahwa


seorang lansia telah merasa kepuasan
Kepuasan hidup dalam lansia
577
578 | Intan Prila Eka Putri, et al.

pada hidup yang dijalani. Kepuasan Berdasarkan latar belakang yang


hidup merupakan ringkasan penilaian telah diuraikan, maka perumusan
dari tujuan dan hasil yang mencakup masalah dalam penelitian ini sebagai
perjalanan sepanjang hidup. Meskipun berikut : “bagaimana gambaran
sepanjang perjalanan kehidupan mengenai Life Satisfaction pada lansia
merupakan evaluasi dari kepuasan di panti sosial Tresna Werdha Kota
hidup. Namun sangat penting bagi Bandung?”. Selanjutnya, tujuan dalam
kehidupan individu, sebab proses penelitian ini untuk memperoleh
pengembangan dan pemeliharaan gambaran mengenai Life Satisfaction
control dari sepanjang perjalanan hidup pada lansia di panti sosial Tresna
yang tercapai melalui penyesuaian diri Werdha Kota Bandung.
terhadap tujuan untuk mencapai B. Landasan Teori
keberhasilan dan penyesuaian diri
terhadap kegagalan. Menurut Neugarten, B. L.,
Tugas perkembangan yang Havighurst, R. J., Tobin, S. S.
harus dijalankan pada masa lansia ini (McDowell, 2006), Kepuasan hidup
adalah melakukan penyesuaiaan dengan (life satisfaction), dapat dikatakan
peran - peran baru, apabila orang lanjut bahwa kepuasan hidup adalah penilaian
usia mampu menyelesaikan tugas kognitif individu mengenai
perkembangan dengan baik, maka akan kepuasannya terhadap kehidupannya
merasa berhasil dalam hidup dan timbul secara menyeluruh, terhadap tujuan
perasaan bahagia. Sebaliknya apabila yang diinginkan dan tujuan yang telah
merasa gagal dalam menyelesaikan dicapai, secara sadar, bersifat subyektif,
tugas perkembangan dapat berdasarkan pada kriteria penilaian
menyebabkan rasa tidak bahagia, putus yang ditetapkan oleh individu tersebut.
asa dan kesulitan menjalani tugas-tugas Menurut Chaplin (2005) Kepuasan
berikutnya. merupakan kondisi subjektif dari
Permasalahan lansia yang keadaan pribadi seseorang sehubungan
timbul akhir-akhir ini yaitu proses dengan perasaan senang sebagai akibat
kemajuan pola pikir dan zaman dari adanya dorongan atau kebutuhan
sekarang dampak dari globalisasi saat yang ada pada dirinya dan dihubungkan
ini yaitu berkurangnya kebiasaan dengan kenyataan yang dirasakan.
masyarakat dalam hubungan keluarga Kepuasan hidup sebagai salah
termasuk lansia. Anggota keluarga satu komponen kepuasan hidup
cenderung sudah tidak memperhatikan merupakan komponen-komponen dasar
lansia yang berada di sekitarnya dan dari alat ukur Life Satisfaction Index A
tidak memberikan perasaan sayang dan B yaitu: Neugarten, Havighurst,
terhadapnya. Individualistik sekarang dan Tobin (1996)
yang merubah kehidupan masyarakat 1. Semangat dengan apati (Zest vs
sekarang, mereka enggan berinteraksi apathy)
dengan warga sekitar dan lingkungan Komponen ini melihat
sekitar, sehingga interaksi dari mereka antusiasme dari respon dan tingkat
berkurang. Permasalahan dari lansia keinginterlibatan (degree of ego-
biasanya terdapat pada keluarga involvement) lansia dalam berbagai
terdekat oleh sebab itu tantangan yang macam aktivitas dan ide-ide, meskipun
akan dialami lansia dalam hidup sedikit lansia tidak melakukan aktivitas dengan
dikurangi, dan keberadaan lansia dalam orang lain (hanya melakukan aktivitas
lingkungan tidak terlepas dari orang- sendiri). Selain itu, lansia yang
orang yang berada di sekitarnya. memiliki kepuasan hidup dalam
komponen ini, merasa bahwa ia
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Studi Deskriptif Mengenai Life Satisfaction pada Lansia... | 579

mendapatkan kesenagan dari aktivitas anggap penting didalam hidupnya.


yang dilakukannya setiap hari dan Sebaiknya, Lansia yang tidak memiliki
waktu terbaik menurutnya adalah saat kepuasan hidup pada komponen ini,
ini(now). lansia yang tidak memiliki merasa bahwa ia banyak melewatkan
kepuasan hidup pada komponen ini, kesempatan-kesempatan dalam
merasa bahwa hidupnya monoton dan hidupnya.
hanya mendapatkan kesenangan dari 4. Konsep diri positif (Positive
apa yang dilakukannya dan terkadang self-concept)
lebih memilih menjauhi dari aktivitas, Lansia yang memiliki kepuasan
benda atau orang di sekitarnya. hidup pada komponen ini, memiliki
2. Revolusi dengan Ketabahan konsep diri yang baik mengenai fisik
(Resolution vs fortitude). nya sebaik ia juga mengerti atribut
Pada komponen ini, diharapkan psikologis dan sosialnya. Lansia
lansia sadar bahwa ia bertanggung melihat bahwa ia memiliki paling tidak
jawab atas dirinya. lansia aktif dalam satu kelebihan dalam satu hal. Lansia
menjalani hidupnya dan tidak pasrah merasa bangga terhadap apa yang telah
begitu saja namun bisa menerima ia capai dalam hidupnya dan merasa
kenyataan yang terjadi dalam hidupnya, pantas serta beruntung untuk
serta tidak berfikir untuk mengakhiri mempunyai hal-hal positif yang ia
hidupnya secara sengaja. Ia sadar punya. Lansia mempunyai konsep diri
bahwa banyak tantangan dalam hidup yang positif dan merasa ia berharga.
namun ia merasa bahwa ia bisa Lansia yang mendapatkan skor rendah,
melewati nya. lansia merasa bahwa merasa dirinya lemah, sakit, tua, tidak
hidupnya bermakna dan tidak memiliki kompetensi. Lansia merasa
terelakkan, serta tidak takut bahwa dirinya adalah mengganggu
menghadapi kematian. Lansia memiliki untuk orang lain dan orang lain
ciri-ciri manusia yang memiliki menganggap rendah dirinya. Lansia
integritas menurut teori tahap merasa tidak berharga, berguna, dan
perkembangan ego Erikson integritas defensive.
dengan putus asa (integrity vs despair). 5. Suasana hati (Mood)
Lansia yang memiliki tidak memiliki Lansia yang memiliki kepuasan
kepuasan hidup pada komponen ini, hidup yang tinggi pada komponen ini,
merasa bahwa hidupnya bertambah mempertahankan sikap dan mood yang
buruk atau tidak berubah. Ia selalu ceria, bahagia dan optimis dalam
membicarakan kemalangan hidupnya hidupnya. Lansia mempunyai sisi yang
yang ia ciptakan sendiri, menyalahkan positif terhadap orang lain dan hal-hal
dirinya (intrapunitive) dan ada pula di sekitarnya. Lansia yang mendapatkan
yang menyalahkan keadaan diluar skor rendah merupakan lansia yang
dirinya atas kemalangannya depresi, pesimis, merasa sedih dan sepi,
(extrapunitive). merasa hidupnya pahit dan getir, serta
3. Kesesuaian antara yang sering mengeluh dan merasakan
diinginkan dan dicapai tujuan kemarahan.
(Congruence between desired C. Hasil Penelitian dan
and achieved goals) Pembahasan
Lansia yang memiliki kepuasan
hidup pada komponen ini, merasa ia Gambaran Mengenai Life Satisfaction
telah berhasil dalam mencapai tujuan- Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna
tujuannya. Apapun tujuan yang ia telah Werdha Kota Bandung
berhasil dalam mencapai apa yang ia

Psikologi
580 | Intan Prila Eka Putri, et al.

Berikut adalah penelitian hidup optimis dan suasana hati yang


mengenai gambaran life satisfaction bahagia sebanyak 7 orang dari 45 lansia
pada lansia di panti sosial Tresna atau sebanyak 15,5 %.
Werdha kota Bandung, berdasarkan Hasil dari penelitian terlihat
data demografi jenis kelamin bahwa pada aspek Merasa Senang
menunjukkan distribusi responden Dengan Aktivitas, Komponen ini
dengan jenis kelamin laki – laki melihat antusiasme dari respon dan
sebanyak 15 orang (33,3%) dan tingkat keinginterlibatan (degree of
perempuan sebanyak 30 orang (66,6%). ego-involvement) lansia dalam berbagai
Sebanyak 37 dari 45 lansia yang tinggal macam aktivitas dan ide-ide, meskipun
di Panti Werdha memiliki life lansia tidak melakukan aktivitas dengan
satisfaction pada aspek senang dengan orang lain (hanya melakukan aktivitas
aktivitas yang tinggi yaitu sebanyak sendiri). Selain itu, lansia yang
82,2 %. Sedangkan lansia yang memiliki kepuasan hidup dalam
memiliki life satisfaction rendah pada komponen ini, merasa bahwa ia
aspek senang dengan aktivitas sebanyak mendapatkan kesenangan dari aktivitas
8 orang dari 45 lansia atau sebanyak yang dilakukannya setiap hari dan
17,7 %. Sebanyak 38 dari 45 lansia waktu terbaik menurutnya adalah saat
yang tinggal di Panti Werdha memiliki ini (now). Lansia yang tidak memiliki
life satisfaction pada aspek hidup penuh kepuasan hidup pada komponen ini,
arti yang tinggi yaitu sebanyak 84,4 %. merasa bahwa hidupnya monoton dan
Sedangkan lansia yang memiliki life hanya mendapatkan kesenangan dari
satisfaction rendah pada aspek hidup apa yang dilakukanya dan terkadang
penuh arti sebanyak 7 orang dari 45 lebih memilih menjauh dari aktivitas,
lansia atau sebanyak 15,5 %. Sebanyak benda atau orang disekitarnya. Pada
37 dari 45 lansia yang tinggal di Panti aspek Hidup Penuh Arti, Pada
Werdha memiliki life satisfaction pada komponen ini, diharapkan lansia sadar
aspek berhasil dengan cita - cita yang bahwa ia bertanggung jawab atas
tinggi yaitu sebanyak 82,2 %. dirinya. Lansia aktif dalam menjalani
Sedangkan lansia yang memiliki life hidupnya dan tidak pasrah begitu saja
satisfaction rendah pada aspek berhasil namun bisa menerima kenyataan yang
dengan cita - cita sebanyak 8 orang dari terjadi dalam hidupnya, serta tidak
45 lansia atau sebanyak 17,7 %. berfikir untuk mengakhiri hidupnya
Sebanyak 37 dari 45 lansia yang tinggal secara sengaja. Ia sadar bahwa banyak
di Panti Werdha memiliki life tantangan dalam hidup namun ia merasa
satisfaction pada aspek teguh pada bahwa ia bisa melewatinya. Lansia
gambaran diri yang positif yang tinggi merasa bahwa hidupnya bermakna dan
yaitu sebanyak 82,2 %. Sedangkan tidak terelakkan, serta tidak takut
lansia yang memiliki life satisfaction menghadapi kematian. Lansia memiliki
rendah pada aspek teguh pada ciri-ciri manusia yang memiliki
gambaran diri yang positif sebanyak 8 integritas menurut teori tahap
orang dari 45 lansia atau sebanyak 17,7 perkembangan ego Erikson integritas
%. Sebanyak 38 dari 45 lansia yang dengan putus asa (integrity vs despair).
tinggal di Panti Werdha memiliki life Lansia yang tidak memiliki kepuasan
satisfaction pada aspek sikap hidup hidup pada komponen ini, merasa
optimis dan suasana hati yang bahagia bahwa hidupnya bertambah buruk atau
yang tinggi yaitu sebanyak 84,4 %. tidak berubah. Ia selalu membicarakan
Sedangkan lansia yang memiliki life kemalangan hidupnya yang ia ciptakan
satisfaction rendah pada aspek sikap sendiri, menyalahkan dirinya

Volume 5, No. 2, Tahun 2019


Studi Deskriptif Mengenai Life Satisfaction pada Lansia... | 581

(intrapunitive) dan ada pula yang


menyalahkan keadaan diluar dirinya D. Kesimpulan
atas kemalangannya (extrapunitive).
Pada Aspek Berhasil Dalam Cita – Cita, Berdasarkan pembahasan dalam
Lansia yang memiliki kepuasan hidup penelitian ini, peneliti menyimpulkan
pada komponen ini, merasa ia telah beberapa hasil penelitian sebagai
berhasil dalam mencapai tujuan- berikut:
tujuannya. Apapun tujuan yang ia telah 1. Lansia yang tinggal di Panti
berhasil dalam mencapai apa yang ia Sosial Werdha Bandung, lansia
anggap penting didalam hidupnya. Pada perempuan lebih menikmati
aspek Teguh Pada Gambaran Diri yang hidupnya dibandingkan lansia
Positif, Lansia yang memiliki kepuasan laki-laki karena lansia
hidup pada komponen ini, memiliki perempuan lebih mengangap
konsep diri yang baik mengenai bahwa hidup yang sekarang
fisiknya sebaik ia juga mengerti atribut merupakan hasil dari perjalanan
psikologis dan sosialnya. Lansia hidupnya terdahulu. Dan lansia
melihat bahwa ia memiliki paling tidak perempuan lebih menikmati
satu kelebihan dalam satu hal. Lansia kegiatan yang ada dipanti
merasa bangga terhadap apa yang telah dibandingkan para lanisa laki -
ia capai dalam hidupnya dan merasa laki yang cenderung merasa
pantas serta beruntung untuk bahwa hidup di panti
mempunyai hal -hal positif yang ia membosankan.
punya. Lansia mempunyai konsep diri 2. Dilihat dari beberapa aspek life
yang positif dan merasa ia berharga. satisfaction yang sudah
Lansia yang mendapatkan skor rendah, dipaparkan hasilnya adalah
merasa dirinya lemah, sakit, tua, tidak lansia yang tinggal di Panti
memiliki kompetensi. Lansia merasa Sosial Tresna Werdhs Bandung
bahwa dirinya adalah menggangu untuk memiliki kepuasan hidup yang
orang lain dan orang lain menganggap tinggi.
rendah dirinya. Lansia merasa tidak E. Saran
berharga, berguna, dan defensif. Pada
aspek Sikap Hidup Optimis dan Saran Teoritis
Suasana Hati Bahagia, Lansia yang Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
memiliki kepuasan hidup yang tinggi dapat menambah variabel lain
pada komponen ini, mempertahankan dengan kepuasan hidup lansia yang
sikap dan mood yang ceria, bahagia dan tinggal dipanti maupun lansia yang
optimis dalam hidupnya. Lansia tinggal dengan keluarganya
mempunyai sisi yang positif terhadap dirumah.
orang lain dan hal-hal di sekitarnya.
Lansia yang mendapatkan skor rendah Saran Praktis
merupakan lansia yang depresi, 1. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha
pesimis, merasa sedih dan sepi, merasa Diharapkan dapat
hidupnya pahit dan getir, serta sering menambahkan pelayanan dan prasarana
mengeluh dan merasakan kemarahan. untuk menciptakan sebuah hunian yang
Berdasarkan data hasil nyaman bagi lansia yang tinggal
penelitian diatas dapat disimpulkan didalamnya, kebersihan kamar tidur
bahwa sebagian besar dari responden seharusnya menjadi hal yang utama
sangat puas tinggal di Panti Sosial bagi terpenuhinya kepuasan hidup
Tresna Werdha. lansia karena lansia lebih sering
menggunakan kamar sebagai tempat
Psikologi
582 | Intan Prila Eka Putri, et al.

istirahat, makan, tidur dan bersosialisasi Exchange Persperctive on Joint Living


dengan temannya. Arrangements Among the
2. Bagi Lansia Elderly and Their Relatives.
Sangatlah penting bagi lansia Journal of Aging Studies Vol 5
untuk mengetahui pentingnya kepuasan (1), pp. 77-97. JAI Press, Inc.
hidup bagi seseorang karena kepuasan
hidup merupakan tolak ukur seseorang Chaplin, J.P. (2005). Kamus Legkap
apakah memaknai sebuah perjalanan Psikologi. Jakarta: PT. Raja
hidup yang mereka jalani selama ini. Grafindo Persada.
3. Bagi Petugas Panti
Petugas panti sebaiknya
Chen, C. (2001). Aging and Life
memberikan pendekatan dalam
Satisfaction. Social Indicators
kegiatan sehari-hari agar para lansia
Reasearch Vol 54
merasa memiliki teman bahkan
keluarga agar merasa hidup yang (1), pp. 57-59.
dijalani saat ini masih sama seperti
dahulu dan memiliki tingkat kepuasan Craven, S. (1998). The Experience of
dalam hidup. Older Adults Looking Back: A
Dissertation
Daftar Pustaka Submitted To The Faculty of The Institute
Al - Quran dan Terjemahan Surat Al - of Clinical Social Work in Partial
Israa’: 23 & 70. Fulfillment. pp. i – 181. Chicago:
Illinois.
Davis, M. A., et.al.. (1997) Living
Bee, H. (1997), Lifespan Development
Arrangements, Change In Living
2nd ed. US: Addison-Wesley
Arrangements,
Educational
and Survival Among Community
Publishers Inc.
Dwelling Older Adults.
American Journal of Public
Berg, Anne Ingeborg. (2008). Life Health Vol 87 (3), pp. 371-377.
Satisfaction in Late Life :
Markers and Georgellis, Y., Tsitsianis, N., Yin, Y. P.
Predictors of Level and Change Among (2009). Personal Values as
80+ Year Olds. Geson : Mitigating
Gothenburg.
Factors in The Link Between Income and
Life Satisfaction: Evidence from
Borsch-Supan, A, H. (1990). Issues in the European Social Survey. Soc
The Economics Of Aging: A Indic Res Vol 91, pp. 329 – 344.
Dynamic
Analysis of Household Dissolution and Hardywinoto., Setiabudhi, T. (1999).
Living Arrangement Transitions Panduan Gerontologi: Menjaga
by Elderly Americans. University
Keseimbangan Kualitas Hidup Para
of Chicago Press. ISBN 0 – 226-
Lanjut Usia , Tinjauan dari
90297-8.
Berbagai Aspek. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Brackbill, Y., Kitch, D. (1991).
Intergenerational Relationships :
Hurlock, Elizabeth B. (1981).
A Social
Developmental Psychology Life
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Studi Deskriptif Mengenai Life Satisfaction pada Lansia... | 583

Span Approach. Fifth of Two Generations of Immigrants in


Edition. New Delhi : Tata Mc. Graw Hill. Israel. Aging & Society Vol 25,
pp. 749 – 767.
________________. (2004). Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Martin, L. G. (1989). Living
Rentang Arrangements of the Elderly in
Kehidupan edisi kelima. Jakarta : Fiji, Korea, Malaysia,
Erlangga. and the Philippines. Demography, Vol 26
(4), pp. 627 – 643.
Ji-Young. A., Kyungeh, A., O’Connor,
L.,Wexler, S. (2008). Life McDowell, Ian. (2006). Measuring
Satisfaction, Health: a Guide to Rating Scales
Self-Esteem, and Perceived Health and
Status Among Elder Korean Questionnaires. New York: Oxford
Women: Focus on Living University Press
Arrangements. Journal of
Transcultural Nursing, Vol 19 Melendez, J. C., Tomas, J. M., Oliver,
(2), pp. 151-160. A., Navarro, E (2009).
Psychological and
Karno, Y., Zhou, M. (1994). Living Physical Komponenons Explaining Life
Arrangements of Elderly Chinese Satisfaction Among The Elderly:
and Japanese A Structural Model Examination.
in the United States. Journal of Marriage Archieves of Gerontology and
and Family, Vol 56 (3), pp. 544 – Geriatrics Vol 48, pp. 291 – 295.
558.
Monks, F.J; Knoers, A.M.P; dan
Kinsella, K., Velkoff, V. A. (2001). An Haditono S.R. (2002). Psikologi
Aging World: 2001. U.S. Census Perkembangan
Bureau, Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.
Series P95/01 – 1, Washington DC: U.S. Yogyakarta: Gajah Mada
Government Printing Office. University.

Krause, N. (2004). Life Time Trauma, Netuveli, G., Blane, D. (2008). Quality
Emotional Support, and Life of Life in Older Ages. British
Satisfaction Medical
Among Older Adults. The Gerontologist, Bulletin Vol 85, pp. 113 – 126. Oxford
Vol 44 (5), pp. 615 – 623. University Press.

Kumar, R. (2005). Research Neugarten, B. L., Havighurst, R. J.,


Methodology: A Step-by-Step Tobin, S. S. (1961). The
Guide for Beginners. Measurement Of Life
London: SAGE Publications. Satisfaction. pp. 134 – 143.

Lowenstein, A., Katz, R. (2005). Living Palmore, E., Kivett, V. (1977). Change
Arrangements, Family Solidarity Life Satisfaction : A Longitudinal
and Life Study of

Psikologi
584 | Intan Prila Eka Putri, et al.

Persons Aged 46-70. Journal Of Living with Family. Journal of


Gerontology Vol 32 (3), pp. 311- Gerontological Nursing Vol 36
316. (3), pp. 32 – 40.

Papalia, D. E., Olds, S.W., Feldman, R.D Sousa, L., & Lyubomirsky, S. (2001).
(2004). Human development 9th Life Satisfaction. In J. Worell
ed. New (Ed.),
York:McGraw-Hill. Encylopedia Of Women and Gender: Sex
similarities and differences and
Papalia, D. E., Olds, S.W., Feldman, the impact of society on gender
R.D, Camp, C. J. (2007). Adult (Vol. 2, pp. 667 – 676. San Diego,
Development CA:Academic Press.
and Aging 3rd ed. New York:McGraw-
Hill. Undang – Undang No 13 Tahun 1998
Republik Indonesia tentang
Kesejahteraan
Papalia, D. E., Olds, S.W., Feldman,
R.D. (2009). Human Lansia.
Development 11th
Edition. New York:McGraw-Hill. WHO. (1959). Mental Health Problems
of Aging the Aged. Sixth Report
of the
Purnama, A. (2009). Kepuasan Hidup
dan Dukungan Sosial Lanjut Expert Committee on Mental Health.
Usia. Yogyakarta: B2P3KS WHO Technical Report Series
Press. No. 17. Geneva: World Health
Organization.
Rioux, L., Werner, C. (2011).
Residential Satisfaction Among
Aging People Living
in Place. Journal Of Environmental
Psychology Vol 31, pp. 158 –
169.

Schulz, R., Heckhausen, J. (1996). A


Life Span Model Of Succesful
Aging.
American Psychologist 51 (7), pp. 702 –
714.

Sjamsoeddin, A. M. (2007). Sumbangan


Dukungan Sosial Terhadap
Kepuasan
Hidup Pada Masa Pensiun.

Sok, S. R. (2010). Factors Influencing


Life Satisfaction of Korean Older
Adults

Volume 5, No. 2, Tahun 2019

Das könnte Ihnen auch gefallen