Sie sind auf Seite 1von 24

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP

KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan yang


Listed di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010)

Andrian Budi Prasetyo


Universitas Diponegoro
andrian_bp@yahoo.com

ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of audit committee and firm characteristics against the
possibility of fraudulent financial reporting. Audit committee characteristics examined by an
independent audit committee, audit committee financial expertise, audit committee meetings
and tenure of the audit committee. Then, firm characteristics examined its effect on financial
reporting fraud is managerial ownership, corporate leverage, firm size and growth rate of the
company. The research was conducted by quantitative methods using secondary data.
Secondary data comes from a list of cases Bapepam-LK and the company’s annual report listed
on the Indonesian Stock Exchange. This research population is company listed on the
Indonesian Stock Exchange, and then the samples were taken by purposive sampling with
criteria non-financial company and have the required data in this study. At last, total sample
are 40 companies, that comprised into 20 companies with commit fraud financial reporting and
20 companies with did not commit fraud in financial reporting with the same industry and size
of company assets. This study uses logistic regression statistical tools because the dependent
variable was dummy variable (non metric), while the independent variable was metric and non
metric variable.The results showed that the characteristics of audit committees (audit
committee financial expertise and tenure of the audit committee) have a negative impact on
financial reporting fraud, while the firm characteristics (managerial ownership and firm size)
has a positive influence on financial reporting fraud. Furthermore, the other firm
characteristics (growth companies) negatively affect the financial reporting fraud.

Keywords:audit committee, firm characteristics, fraud, fraudulent financial reporting

PENDAHULUAN kesalahan yang disengaja atas nilai keuangan


Menurut Holmes et al. (dalam tertentu untuk menghasilkan suatu tampilan
Nurharyanto, 2011) tindak kecurangan keuntungan yang lebih baik guna mengelabui
(fraud) adalah suatu salah saji dari suatu fakta atau mengecoh pemegang saham maupun
bersifat material yang diketahui tidak benar kreditor (Nurharyanto, 2011).
atau disajikan dengan mengabaikan prinsip- Keberadaan Komite Audit diharapkan
prinsip kebenaran, dengan maksud menipu mampu meningkatkan kualitas pengawasan
terhadap pihak lain dan mengakibatkan pihak internal perusahaan, serta mampu
lain tersebut dirugikan. Tindak kecurangan mengoptimalkan mekanisme checks and
atas laporan keuangan mencakup perbuatan balances, yang pada akhirnya ditujukan untuk

Jurnal Akuntansi & Auditing


1
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
memberikan perlindungan yang optimal kepada Pada akhirnya ketika karakteristik-
para pemegang saham dan stakeholder lainnya karakteristik komite audit sudah terpenuhi,
(IKAI,2012). Tugas pokok dari komite audit maka tugas dan fungsi komite audit diharapkan
pada prinsipnya adalah membantu Dewan akan berjalan secara efektif, dimana salah satu
Komisaris dalam melakukan fungsi tugas komite audit adalah pengawasan terhadap
pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal kualitas laporan keuangan perusahaan. Oleh
tersebut terutama berkaitan dengan review karena itu, dengan pengawasan terhadap
sistem pengendalian internal perusahaan, kualitas laporan keuangan perusahaan secara
memastikan kualitas laporan keuangan, dan otomatis juga akan mengawasi kecurangan
meningkatkan efektivitas fungsi audit. Laporan yang terjadi dalam pelaporan keuangan.
keuangan merupakan produk dari manajemen Jensen dan Meckling (1976)
yang kemudian diverifikasi oleh auditor mendefinisikan hubungan keagenan sebagai
eksternal. Dalam pola hubungan tersebut, dapat suatu kontrak kerjasama (nexus of contract)
dikatakan bahwa komite audit berfungsi yang mana satu atau lebih prinsipal
sebagai jembatan penghubung antara menggunakan orang lain atau agen untuk
perusahaan dengan auditor eksternal. Tugas menjalankan aktivitas perusahaan. Di dalam
komite audit juga erat kaitannya dengan teori keagenan, prinsipal adalah pemegang
penelaahan terhadap risiko yang dihadapi saham/pemilik/investor, sedangkan agen adalah
perusahaan, dan juga ketaatan terhadap manajer atau manajemen yang mengelola
peraturan (IKAI,2012). perusahaan. Prinsipal menyediakan fasilitas dan
Untuk itu dalam melakukan tugas dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan,
fungsinya seperti diatas, komite audit sedangkan agen berkewajiban mengelola
memiliki karakteristik-karakteristik yang perusahaan dengan tujuan meningkatkan
akan menunjukkan bahwa tugas komite audit kemakmuran pemilik atau laba perusahaan.
tersebut telah berjalan efektif atau belum. Sebagai imbalannya, agen akan memperoleh
Karakteristik-karakteristik komite audit itu gaji, bonus, dan berbagai kompensasi lainnya.
antara lain ditunjukkan oleh komite audit Konflik keagenan terjadi karena kepentingan
independen, selain itu keahlian dalam bidang prinsipal untuk memperoleh laba yang terus
keuangan, jumlah rapat yang dilakukan oleh bertambah, sedangkan agen tertarik untuk
komite audit dalam satu tahun serta masa menerima kepuasan yang terus bertambah
jabatan dari para anggotanya yang didasarkan berupa kompensasi keuangan. Perbedaan
pada berapa lama telah menjadi komite audit. kepentingan

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
2 Universitas Diponegoro
ini mengakibatkan timbulnya persoalan di independen dengan salah satu anggota komite
dalam perusahaan seperti biaya keagenan, audit memiliki keahlian keuangan.
kebijakan struktur modal, dan perilaku manajer Penelitian ini dimotivasi oleh
menjadi individualistik, oportunistik, dan self- peningkatan perhatian pada pentingnya
interest. Alternatif untuk mengurangi persoalan keahlian keuangan dan komite audit yang
yang ditimbulkan konflik keagenan yaitu seluruhnya independen dalam rangka untuk
adanya penyertaan kepemilikan saham untuk menjamin pelaporan keuangan berkualitas
manajemen, meningkatkan dividend payout tinggi. Pada tahun 1999, Blue Ribbon
ratio, pendanaan dari utang, dan penyertaan Committee (BRC) merekomendasikan bahwa
investor institusi sebagai pemilik saham. perusahaan publik memiliki komite audit yang
Variabel-variabel yang berhubungan dengan seluruhnya independen dan sedikitnya satu
proses kontrak sendiri merupakan karakteristik anggota memiliki keahlian keuangan. Di tahun
dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu dalam yang sama, rekomendasi tersebut didukung oleh
penelitian ini menggunakan istilah karakteristik New York Stock Exchange dan National
perusahaan yang bermakna sama dengan istilah Association of Securities Dealers. Peran komite
proses kontrak, sehingga karakteristik audit dalam tata kelola perusahaan merupakan
perusahaan dapat mempengaruhi kemungkinan topik meningkatnya kepentingan pengaturan.
kecurangan yang dilakukan oleh pihak Dalam sebuah usaha untuk mengembalikan
manajemen, salah satunya adalah kecurangan kepercayaan investor setelah skandal pelaporan
dalam pelaporan keuangan (Jensen dan keuangan terbaru, Undang-Undang Sarbanes
Meckling, 1976). Oxley 2002 mengamanatkan bahwa komite
Di Indonesia sendiri komite audit bagi audit menjadi independen secara penuh dan
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam memiliki sedikitnya satu ahli keuangan.
Bursa juga telah diatur dalam Peraturan No. Disamping itu, Undang-Undang Sarbanes
IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Badan Oxley 2002 menjadikan komite audit
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga bertanggung jawab secara langsung untuk
Keuangan (BAPEPAM-LK) No. KEP-29/ menunjuk, memberikan kompensasi dan
PM/2004 tgl. 24 September 2004 tentang mengawasi auditor eksternal. SEC mengadopsi

”Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan aturan pelaksanaan ketentuan-ketentuan

Kerja Komite Audit”. Sama halnya dengan Sarbanes Oxley ini.

SOX 2002, Peraturan No.IX.I.5 ini mewajibkan Literatur akuntansi sampai saat ini
perusahaan-perusahaan terdaftar untuk memiliki fokus utama pada hubungan
membentuk komite audit yang seluruhnya karakteristik komite audit (komite audit

Jurnal Akuntansi & Auditing


3
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
independen dan keahlian) dengan dampak pelaporan keuangan. Selain itu, penelitian
pelaporan keuangan, hubungan dengan auditor Collier (1993) menjelaskan hasil survei yang
eksternal dan biaya auditor. Sementara itu mengindikasikan bahwa independensi komite
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa audit merupakan faktor terpenting kedua.
independensi dan keahlian komite audit Penelitian oleh Raghundan et al. (2001)
meningkatkan proses pelaporan keuangan dalam Huang dan Thiruvandi (2010)
(Abbott et al. 2004; Bedard et al. 2004; menemukan bahwa komite audit yang terdiri
Beasley 1996; Beasley et al. 2000), penelitian setidaknya satu anggota memiliki latar
tersebut tidak membahas faktor-faktor yang belakang keuangan atau akuntansi akan
dihubungkan dengan sifat-sifat yang mendasari memperkecil kemungkinan kecurangan.
perusahaan dan proses kontrak yang dapat Penelitian tentang pengaruh jumlah rapat
mengurangi pengaruh dari komite audit terhadap kecurangan diteliti oleh Abbott et al.
independen dalam pelaporan keuangan yang (2000) yang menemukan bahwa komite audit
baik. Sebagai contoh, penelitian sebelumnya yang melakukan rapat minimal dua kali akan
tidak membahas eksistensi dari pelaporan menurunkan kemungkinan kecurangan dan
keuangan yang baik dalam perusahaan- salah saji nonkecurangan. Selanjuntya, Beasley
perusahaan yang tidak memiliki komite audit (1996) dalam penelitiannya mengenai pengaruh
independen secara 100% sebelum SOX 2002. antara masa jabatan anggota komite audit
Selain itu, banyak perusahaan yang memiliki terhadap kecurangan pelaporan keuangan
komite audit yang seluruhnya independen menemukan bahwa masa jabatan komite audit
dengan anggotanya yang memiliki keahlian yang lebih pendek akan berjalan tidak efektif
keuangan;namun, manajemen terlibat dalam dalam mencegah kemungkinan kecurangan
kecurangan pelaporan keuangan (Bausch dan pelaporan keuangan.
Lomb, 1994). Oleh karena itu, mekanisme tata Penelitian-penelitian terdahulu tentang
kelola perusahaan tertentu dikompromikan oleh pengaruh karakteristik perusahaan terhadap
faktor-faktor lainnya. kecurangan pelaporan keuangan juga beberapa
Beasley et al. (1999) menemukan telah dilakukan. Penelitian oleh Deli dan Gillan
bahwa hanya 38% perusahaan yang mengalami (2000) menemukan bahwa kepemilikan
fraud memiliki komite audit yang seluruhnya manajerial menyelaraskan insentif pemegang
dari luar, sehingga dapat disimpulkan bahwa saham dengan manajemen, sehingga dengan
semakin banyak anggota komite audit yang jumlah saham yang dimiliki oleh direksi
independen maka akan semakin menurunkan meningkat maka akan menurunkan

kemungkinan kecurangan kemungkinan kecurangan

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
4 Universitas Diponegoro
pelaporan keuangan. Penelitian tentang pemerintah yang mengawasi perusahaan listed
pengaruh leverage perusahaan terhadap di BEI. Selain itu sampel yang digunakan
kecurangan pelaporan keuangan oleh Jensen dalam penelitian ini adalah perusahaan
dan Meckling (1976) menemukan bahwa nonkeuangan. Perusahaan keuangan tidak
semakin meningkat rasio leverage dimasukkan sebagai sampel dapat dibenarkan
perusahaan maka akan semakin meningkat karena lingkungan regulasi, seperti komite audit
juga kemungkinan kecurangan pelaporan juga dapat dianggap sebagai monitor pihak
keuangan. Pada akhirnya, penelitian oleh ketiga (Fama dan Jensen, 1983b). Peneliti disini
Watts dan Zimmerman (1986) menemukan memperluas literatur dengan meneliti pengaruh
bahwa perusahaan berukuran besar dan karakteristik komite audit dan perusahaan pada
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan.
tinggi berusaha untuk memanipulasi labanya
pada periode saat ini.
TINJAUAN PUSTAKA DAN
Penelitian ini berusaha untuk meneliti PENGEMBANGAN HIPOTESIS
pengaruh karakteristik komite audit dan
Teori Keagenan
perusahaan terhadap kemungkinan kecurangan
Jensen dan Meckling (1976)
pelaporan keuangan. Deli dan Gillan (2000)
menjelaskan hubungan keagenan di dalam
menunjukkan bahwa komposisi komite audit
teori agensi (agency theory) bahwa
berkembang sebagai fungsi dari sifat yang
perusahaan merupakan kumpulan kontrak
mendasari sebuah perusahaan dan lingkungan
(nexus of contract) antara pemilik sumber
kontraknya. Penelitian sebelumnya pada peran
daya ekonomis (principal) dan manajer
komposisi komite audit dan aktivitas dalam
(agent) yang mengurus penggunaan dan
proses kontrak terbatas pada hasil yang
pengendalian sumber daya tersebut. Dalam
beragam (Menon dan Williams 1994; Deli dan
upaya mengatasi atau mengurangi masalah
Gillan 2000). Selain itu, penelitian sebelumnya
keagenan ini menimbulkan biaya keagenan
tidak membahas pengaruh komposisi komite
(agency cost) yang akan ditanggung baik oleh
audit dan karakteristik perusahaan terhadap
prinsipal maupun agen. Jensen dan Meckling
kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan.
(1976) membagi biaya keagenan ini menjadi
Penelitian ini menggunakan populasi
monitoring cost, bonding cost dan residual
perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia
loss. Monitoring cost adalah biaya yang
karena dalam penelitian ini menggunakan
timbul dan ditanggung oleh prinsipal untuk
daftar kasus yang dikeluarkan oleh Bapepam
memonitor perilaku agen, yaitu untuk
LK dimana merupakan instansi

Jurnal Akuntansi & Auditing


5
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
mengukur, mengamati, dan mengontrol cenderung untuk memilih prosedur akuntansi
perilaku agen. Bonding cost merupakan biaya yang menggeser laba yang dilaporkan periode
yang ditangung oleh agen untuk menetapkan mendatang ke periode sekarang, sehingga
dan mematuhi mekanisme yang menjamin mereka bisa meningkatkan bonusnya untuk
bahwa agen akan bertindak untuk tahun sekarang. Berdasarkan hipotesis diatas
kepentingan prinsipal. Selanjutnya residual apabila manajer dalam sistem penggajiannya
loss merupakan pengorbanan yang berupa sangat tergantung dengan bonus akan
berkurangnya kemakmuran prinsipal sebagai cenderung memilih metode akuntansi yang
akibat dari perbedaan keputusan agen dan akan memaksimalkan gajinya, misalnya
keputusan prinsipal. dengan metode accrual (Januarti,2004).
Positive Accounting Theory (b). Hipotesis Perjanjian Utang (Debt
Menurut Scott bahwa teori akuntansi Covenant Hypothesis)
positif mencoba membuat prediksi yang bagus Dalam ceteris paribus, manajer

kejadian dalam dunia nyata dan perusahaan yang memiliki rasio leverage yang

menerjemahkannya dalam transaksi akuntansi besar akan lebih cenderung memilih prosedur

(dalam Januarti, 2004). Sementara teori akuntansi yang menggeser laba yang

normatif cenderung untuk merekomendasikan dilaporkan periode mendatang ke periode


apa yang seharusnya dilakukan, sedangkan sekarang. Dengan memilih metode akuntansi
teori akuntansi positif mencoba menjelaskan yang memindahkan laba yang dilaporkan
dan memprediksi tentang tindakan perusahaan periode mendatang ke periode sekarang akan
terhadap kebijakan akuntansi yang akan dipilih menyebabkan rasio leverage perusahaan akan
serta reaksi perusahaan terhadap standar menjadi kecil, sehingga menurunkan
akuntansi baru yang diusulkan (dalam Januarti, kemungkinan terkena kegagalan teknis (default
2004). Dalam teori akuntansi positif ini juga technic), seperti diketahui bahwa banyak
menggambar perilaku oportunistik dari para perjanjian utang mensyaratkan peminjam untuk
manajer untuk selalu menguntungkan diri mematuhi atau mempertahankan rasio utang
mereka sendiri, sehingga dalam teori akuntansi atas modal, modal kerja, ekuitas pemegang
positif Watt dan Zimmerman (1986) saham dan lain-lain selama perjanjian. Jika
merumuskan tiga hipotesis, yaitu : perjanjian tersebut dilanggar maka perusahaan
(a). Hipotesis Program Bonus (Bonus akan terkena penalti, seperti kendala dalam
Plans Hypothesis) deviden atau pinjaman tambahan (Januarti,
Dalam ceteris paribus, manajer 2004)
perusahaan dengan program bonus lebih

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
6 Universitas Diponegoro
(c). Hipotesis Biaya Politik (Polytical kecil. Profitabilitas yang tinggi dapat
Cost Hypothesis) menyebabkan peningkatan suhu politik dan
Dalam ceteris paribus, semakin besar dapat menyebakan regulasi atau pajak baru
biaya politik yang dihadapi oleh perusahaan, khususnya untuk perusahaan besar yang
manajer lebih cenderung untuk memilih mungkin dijalankan dengan standar pelaporan
prosedur akuntansi yang menangguhkan laba yang lebih tinggi (Januarti, 2004).
yang dilaporkan saat ini untuk periode
mendatang. Dasar hipotesis ini adalah Theory of Planned Behavior
asusmsi bahwa sangat mahalnya informasi Teori perilaku yang direncanakan
bagi individu untuk menentukan apakah laba diusulkan oleh Icek Ajzen pada 1985. Teori ini
akuntansi betul-betul menunjukkan monopoli dikembangkan dari Teori Aksi Beralasan, yang
laba. Di samping itu, sangatlah mahal bagi diusulkan oleh Martin Fishbein bersama-sama
individu untuk melaksanakan kontrak dengan dengan Icek Ajzen di 1975 yang didasarkan
pihak lain dalam proses politik dalam rangka pada berbagai teori-teori sikap seperti Teori
menerapkan aturan hukum dan regulasi, yang Pembelajaran, Teori Harapan-Nilai, Teori
dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Konsistensi, dan Attribution Theory. Menurut
Dengan demikian individu yang rasional theory of planned behavior (teori perilaku yang
cenderung untuk tidak mengetahui informasi direncanakan) yang dikemukakan oleh Izek
yang lengkap. Proses politik tidak beda jauh Ajzen, dinyatakan bahwa tingkah laku
dengan proses pasar, atas dasar cost seseorang ditampilkan karena alasan tertentu,
information dan cost monitoring tersebut, yaitu bahwa orang tersebut berpikir tentang
manajer memiliki insentif untuk memiliki konsekuensi tindakannya dan mengambil
laba akuntansi tertentu dalam proses politik keputusan secara hati-hati untuk mencapai hasil
(Watts dan Zimmerman, 1990). tertentu dan menghindari hal-hal yang lainnya.
Hipotesis diatas juga mengasumsikan
bahwa perusahaan yang biaya politiknya Berdasarkan teori tersebut, niat (intensi)
besar lebih sensitif dalam hubungannya untuk merupakan komponen yang paling penting
mentransfer kemakmuran yang mungkin dalam membentuk perilaku, dan lebih penting
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan daripada sikap. Niat sendiri merupakan hasil
yang biaya politiknya lebih kecil dengan kata yang diperoleh dari gabungan tiga komponen,
lain perusahaan besar cenderung lebih suka yaitu sikap terhadap tingkah laku tertentu (
menurunkan atau mengurangi laba yang attitude toward the behavior), norma subjektif
dilaporkan dibandingkan perusahaan (subjective norm) dan

Jurnal Akuntansi & Auditing


7
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
keyakinan mampu mengendalikan perilaku anggota komite audit dari luar (komite audit
(perceived behavioral control). Sesuai dengan independen) karena komite audit independen
teori tersebut, hal ini dapat diterapkan untuk tidak memiliki hubungan dengan perusahaan,
menjelaskan bagaimana terbentuknya perilaku sehingga sangat independen dalam bekerja

yang direncanakan. Meski demikian teori ini sebagai pengawas dan membantu mengurangi

tidak dapat digunakan untuk menjelaskan konfik agensi antara pemegang saham dengan
managemen tingkat atas.
perilaku-perilaku lain yang bersifat spontan.
Collier (1993) menjelaskan hasil survei
Berdasarkan gambaran tentang keterkaitan
tahun 1991 tentang komite audit di Inggris,
antara perilaku dengan beberapa komponennya
yang terdiri dari 250 perusahaan top dari The
seperti dikemukakan di atas, maka menjadi
Times dan 50 institusi keuangan utama.
lebih jelas alasan sikap dan perilaku seseorang
Responden dari survei mengindikasikan bahwa
tidak selalu dapat seiring. Sikap seseorang
independensi komite audit terhadap manajemen
terhadap perilaku tertentu, merupakan
merupakan faktor terpenting kedua, setelah
konsekuensi yang dihasilkan dari dua faktor, judgment, mempengaruhi keefektifan komite.
yaitu keyakinan mengenai konsekuensi Beasley, Carcello dan Hermanson (1999)
perilaku tertentu dan penilaian terhadap akibat mengklasifikasikan komisaris dalam tiga
yang mungkin timbul (Ajzen, 1985). kategori : (1) inside commissioner, (2) gray
commissioner dan (3) outside commissioner.
Pengaruh Komite Audit Inside commissioner adalah pegawai atau
Independen Terhadap Kecurangan
pejabat perusahaan sekarang, anak
Pelaporan Keuangan
perusahaannya atau perusahaan yang
Teori agensi menurut Fama dan Jensen
berafiliasi. Gray commissioner adalah mantan
(1983b) bahwa pendelegasian tanggung jawab
pegawai atau pejabat perusahaan, anak
pemegang saham untuk pengendalian internal
perusahaannya atau perusahaan yang
oleh dewan komisaris membuat dewan tertinggi
berafiliasi. Gray commissioner juga inside
pengendalian internal dalam perusahaan, dan
commissioner yang memiliki hubungan spesial
komposisi individu yang bertugas dalam dewan
dengan manajemen, seperti sanak keluarga,
komisaris adalah fakor penting dalam
pemasok atau konsumen signifikan perusahaan,
menciptakan dewan yang merupakan pengawas
konsultan atau pengacara perusahaan dan
efektif tindakan manajemen. Oleh dewan
interlocking director. Beasley et al. (1999)
komisaris, pengendalian internal ini kemudian
menemukan bahwa hanya 38% perusahaan
didelegasikan kepada komite audit. Mekanisme
yang mengalami fraud memiliki komite audit
pengendalian internal kemudian ditingkatkan
yang seluruhnya outside commissioner.
dengan dimasukkanya

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
8 Universitas Diponegoro
Outside commissioner adalah anggota yang proses pelaporan keuangan agar tidak terjadi
tidak memiliki hubungan dengan perusahaan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen
selain kemungkinan kepemilikan saham. The untuk mencapai kepentingan manajer sendiri.
Blue Ribbon Committee (1999) mengeluarkan Oleh karena itu, diharapkan komite audit
rekomendasi tertentu untuk meningkatkan memiliki keahlian dan kemampuan dalam
komite audit. Salah satu rekomendasi adalah bidang keuangan serta akuntansi agar komite
definisi yang lebih ketat tentang independensi audit melakukan proses pengawasan
yang akan diterapkan untuk semua anggota
pelaporan keuangan dengan efektif.
komite audit. Anggota komite independen
Raghunandan et al. (2001) dalam
adalah yang tidak memiliki hubungan saat ini
Huang dan Thiruvadi (2010), menemukan
atau sebelumnya atau hubungan dengan
bahwa komite audit terdiri dari setidaknya satu
perusahaan, anak perusahaan, afiliasinya, atau
anggota memiliki latar belakang keuangan atau
manajemen. Jika tidak, anggota dianggap tidak
akuntansi lebih cenderung untuk (1)
independen jika : (1) pegawai atau pensiunan
mengadakan pertemuan lebih lama dengan
perusahaan, (2) kerabat manajemen, (3)
kepala auditor internal, (2) menyediakan akses
konsumen signifikan, (4) pemasok dan (5)
pribadi untuk kepala auditor internal; dan (3)
interlocking director. Untuk itu penelitian ini
memeriksa proposal audit internal dan hasil-
menguji hipotesis sebagai berikut :
H1 : Jumlah komite audit independen hasil audit internal. Davidson et al. (2004)
berpengaruh negatif terhadap menunjukkan signifikan positif reaksi harga
kemungkinan kecurangan saham ketika anggota baru komite audit
pelaporan keuangan. memiliki keahlian keuangan. ArArchambeault

Pengaruh Keahlian Keuangan Komite et al (2008) (dalam Qin dan Liwen tahun 2007),
Audit Terhadap Kecurangan menemukan bahwa ada hubungan positif antara
Pelaporan Keuangan
prediksi jangka pendek insentif kompensasi
Dalam teori agensi menunjukkan
(hibah opsi saham jangka pendek) untuk
bahwa kinerja manajer (agen) diawasi oleh
anggota komite audit dan kemungkinan
dewan komisaris (prinsipal) dimana mewakili
penyajian kembali. Diasumsikan bahwa
pemilik perusahaan. Hal tersebut dilakukan
kehadiran keahlian keuangan komite audit
karena pemilik ingin mengawasi agar
dapat membantu perusahaan dari pencegahan
kepentingan para pemilik tercapai. Untuk
kecurangan. Untuk itu hipotesis kedua sebagai
pengawasan tentang pelaporan keuangan,
berikut :
dewan komisaris mendelegasikannya kepada
H2 : Keahlian keuangan komite audit
komite audit untuk mengawasi
berpengaruh negatif terhadap

Jurnal Akuntansi & Auditing


9
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
kemungkinan kecurangan Mereka menemukan bahwa kehadiran komite
pelaporan keuangan. audit yang bertemu setidaknya dua kali
setahun dan tidak termasuk orang dalam akan
Pengaruh Jumlah Rapat Komite
Audit Terhadap Kecurangan berhubungan dengan penurunan
Pelaporan Keuangan kemungkinan kecurangan dan salah saji
Teori agensi menunjukkan bahwa nonkecurangan. Menurut SEC (2002) (dalam
komite audit atas nama dewan komisaris Huang dan Thiruvadi tahun 2010), untuk
yang mewakili pemilik dalam melakukan mengatasi risiko, anggota komite audit harus
pengawasan proses pelaporan keuangan yang mengkomunikasikan masalah akuntansi
dilakukan oleh manajer. Tujuan pengawasan dengan manajer dan auditor internal serta
ini adalah agar manajer tidak melakukan eksternal tepat waktu. Periode setelah SOX,
perilaku oportunistik yang akan merugikan pengendalian dan kerajinan agenda (rapat)
pemilik perusahaan. Perilaku oportunistik telah menjadi faktor kunci dari kualitas
manajer salah satunya dilakukan dengan komite audit. Mustafa dan Meier (2006)
memanipulasi pelaporan keuangan. Oleh (dalam Huang dan Thiruvadi tahun 2010),
karena itu, komite audit yang selalu menunjukkan bahwa prosentase anggota
melakukan rapat akan terus memantau dan independen dalam komite audit dan rata-rata
mengawasi proses pelaporan tersebut karena masa jabatan anggota komite audit secara
dengan rapat yang akan semakin banyak, signifikan dan secara negatif berhubungan
tidak akan memberi peluang kepada manajer dengan kejadian penyalahgunaan aset dalam
untuk memanipulasi pelaporan keuangan perusahaan publik baik acak maupun model
karena akan terus diperiksa komite audit. dicocokkan sedangkan jumlah rapat komite
Dalam analisis deskriptifnya tentang audit tidak signifikan. Hipotesis penelitian
perusahaan yang mengalami kecurangan ketiga adalah sebagai berikut :
keuangan, Beasley et al. (1999) menemukan H3 : Jumlah rapat komite audit
bahwa komite audit perusahaan tersebut berpengaruh negatif terhadap
umumnya bertemu setahun sekali. Mereka kemungkinan kecurangan

juga menemukan bahwa 25% perusahaan pelaporan keuangan.

yang mengalami kecurangan tidak memiliki Pengaruh Masa Jabatan Komite


komite audit. Abbott et al. (2000) meneliti Audit Terhadap Kecurangan
Pelaporan Keuangan
dua karakteristik komite audit, aktivitas dan
Dalam teori agensi menunjukkan
independensi, dalam kombinasi, dan
bahwa adanya konflik antara prinsipal
kemungkinan kecurangan laporan keuangan.

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
10 Universitas Diponegoro
(pemilik) dengan agen (manajer). Pemilik perlu dihasilkan hipotesis sebagai berikut :
mengawasi kinerja manajer agar kepentingan H4 : Masa jabatan komite audit
pemilik tercapai. Komite audit atas nama dewan berpengaruh negatif terhadap
kemungkinan kecurangan
komisaris yang mewakili pemilik memiliki tugas
pelaporan keuangan.
dan fungsi untuk mengawasi proses pelaporan
keuangan agar tidak ada perilaku manajer yang Pengaruh Kepemilikan Manajerial
Terhadap Kecurangan Pelaporan
akan merugikan pemilik melalui manipulasi
Keuangan
pelaporan keuangan perusahaan. Untuk itu masa Teori agen-prinsipal menunjukkan
jabatan komite audit yang melakukan bahwa kepemilikan manajerial dapat
pengawasan berpengaruh terhadap keefektifan menyelaraskan insentif manajemen dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut karena pemegang saham. Jika manajer-manajer
dengan masa jabatan komite audit yang lebih memiliki sendiri saham dan melihat bahwa
lama, maka komite audit akan lebih memahami pekerjaan di perusahaan sebagai situasi
seluk beluk perusahaan serta mengenal jangka panjang, maka mereka mungkin akan
karakteristik para manajer yang diawasi oleh lebih membuat keputusan terbaik bagi seluruh
komite audit sehingga komite audit yang masa
pemilik perusahaan, termasuk dirinya sendiri.
jabatannya lebih lama tidak akan mudah
Padahal sebelum ada kepemilikan manajeril,
dikelabui oleh manajer.
kepentingan manajer (agen) dan pemegang
Rekomendasi Blue Ribbon Committee saham (prinsipal) ini berbeda atau dengan
(1999) dan SOX 2002, untuk menghormati kata lain tidak sejalan/selaras. Manajer
literatur sebelumnya pada struktur dewan memiliki kepentingan untuk dapat
seperti Beasley (1996) menemukan bahwa rata- mensejahterakan diri mereka sendiri dengan
rata masa jabatan direksi dari luar secara gaji dan bonus yang besar, sedangkan pemilik
signifikan lebih kecil pada perusahaan curang memiliki kepentingan untuk mendapatkan
dibandingkan dalam perusahaan yang tidak deviden yang besar dimana besarnya deviden
curang. Anggota dengan masa jabatan lebih berbanding lurus dengan besarnya laba dan
pendek mungkin terlalu dipengaruhi oleh para berbanding terbalik dengan biaya yang
manajer yang baru saja dicalonkan mereka, dan dikeluarkan salah satunya gaji manajer.
dengan demikian mungkin kurang independen. Manajer menggunakan keunggulan mereka
Selain itu, anggota dengan masa jabatan lebih dalam hal memiliki informasi yang lebih
pendek memiliki pengalaman yang kurang banyak dibandingkan pemilik perusahaan
dengan perusahaan, dan demikian mungkin untuk menguntungkan dirinya sendiri.
kurang efektif. Oleh karena itu akan

Jurnal Akuntansi & Auditing


11
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
Konsisten dengan penemuan Deli dan mengantisipasi terjadinya default technic.
Gillan (2000), sejauh mana bahwa Padahal sebagaimana diketahui bahwa kreditur
kepemilikan manajerial menyelaraskan selalu mensyaratkan untuk mempertahankan
insentif manajemen dengan pemegang saham, atau mematuhi tingkat rasio leverage. Oleh
sehingga kemungkinan kecurangan pelaporan karena itu, untuk menghindari kreditur tidak
keuangan akan berhubungan negatif dengan memberikan pinjaman lagi atau perusahaan
kepemilikan manajerial. Oleh karena itu, (debitur) dibatasi dalam memberikan deviden
ketika manajer memiliki saham perusahaan terhadap pemegang saham, maka direksi
maka manajer juga akan menjadi pemilik memilih metode akuntansi yang akan
perusahaan. Kepentingan antara pemilik dan memperkecil rasio leverage perusahaan.
manajer yang sebelumnya tidak selaras, akan Penelitian Jensen dan Meckling (1976)
menjadi selaras dengan adanya kepemilikan menunjukkan bahwa pemilik, bertindak dalam
saham oleh manajer tersebut dan juga kepentingan ekonomi dirinya sendiri, memiliki
kecurangan yang dilakukan oleh manajer insentif untuk memindahkan kekayaan dari
yang digunakan untuk mensejahterakan penggugat tetap menuju diri mereka sendiri.
dirinya sendiri juga akan berkurang, dimana Semakin besar tingkat utang dalam struktur
salah satu kecurangan yang dilakukan adalah modal perusahaan, semakin besar permintaan
kecurangan pelaporan keuangan. Untuk itu untuk mengawasi, memberikan konflik

hipotesis kelima adalah sebagai berikut : kepentingan dalam lingkungan kontrak, konflik
H5 : Kepemilikan manajerial kepentingan ini terjadi antara kreditur
berpengaruh negatif terhadap (prinsipal) dan perusahaan sebagai debitur
kemungkinan kecurangan
(agen). Kreditur memiliki kepentingan agar
pelaporan keuangan.
pokok dan bunga utang mereka untuk dilunasi
Pengaruh Leverage Perusahaan Terhadap oleh perusahaan, sedangkan perusahaan
Kecurangan Pelaporan Keuangan
(debitur) memiliki kepentingan untuk
Watts dan Zimmerman (1986) dalam
mendapatkan pinjaman lagi dari debitur dan
teori akuntansi positif menyebutkan bahwa
memberikan deviden kepada pemegang saham
ketika perusahaan memiliki rasio leverage yang
mereka. Oleh karena itu, dapat dihipotesikan
besar, maka direksi akan memilih metode
pada hipotesis enam sebagai berikut :
akuntansi yang akan mengecilkan rasio
H6 : Leverageperusahaanberpengaruh
leverage perusahaan dengan cara menggeser positif terhadap kemungkinan
laba periode mendatang ke periode saat ini. Hal kecurangan pelaporan keuangan.
tersebut dilakukan direksi dengan tujuan untuk

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
12 Universitas Diponegoro
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap laba periode sekarang ke periode mendatang.
Kecurangan Pelaporan Keuangan Mengecilkan laba tersebut bisa juga dilakukan
Dalam teori akuntansi positif oleh dengan kecurangan laporan keuangan. Selain
Watts dan Zimmerman (1986) menjelaskan itu, perusahaan besar juga dilihat dari
bahwa ukuran perusahaan diproksikan untuk kompleksitas transaksi dalam perusahaan.
besarnya biaya politik sebuah perusahaan. Ketika dalam perusahaan transaksinya semakin
Perusahaan yang biaya politiknya besar lebih komplek, maka kemungkinan kecurangan
sensitif dalam hubungannya untuk pelaporan keuangan juga akan semakin
mentransfer kemakmuran yang mungkin meningkat, sehingga dapat dihipotesiskan
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan sebagai berikut :
yang biaya politiknya lebih kecil dengan kata H7 : Ukuran perusahaan berpengaruh
lain perusahaan besar cenderung lebih suka positif terhadap kemungkinan
menurunkan atau mengurangi laba yang kecurangan pelaporan keuangan.
dilaporkan dibandingkan perusahaan kecil. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan
Profitabilitas yang tinggi dapat menyebabkan Perusahaan Terhadap
peningkatan suhu politik dan dapat Kecurangan Pelaporan Keuangan
Berdasarkan teori akuntansi positif
menyebakan regulasi atau pajak baru.
menyatakan bahwa program bonus digunakan
Penelitian Fama dan Jensen (1983a,b)
oleh direksi perusahaan untuk menguntungkan
menunjukkan bahwa biaya agensi cenderung
dirinya sendiri. Direksi akan memilih metode
untuk meningkat dengan ukuran perusahaan.
akuntansi yang akan memaksimalkan bonus
Peningkatan biaya agensi menyebabkan
mereka dengan menggeser laba periode
peningkatan kebutuhan untuk mengawasi dan
mendatang ke periode sekarang, sehingga laba
mekanisme pengendalian lainnya. Ketika
periode sekarang akan lebih besar dibandingkan
peningkatan pengawasan dan pengendalian ini
laba sebenarnya.
juga akan meningkatkan konflik kepentingan
Watts dan Zimmerman (1986)
(conflict of interest) antara prinsipal dan agen,
berpendapat bahwa kontrak menjadi efektif
dalam hal ini konflik antara perusahaan (agen)
ketika tidak ada kendala pada bagaimana
dan pemerintah (prinsipal).
jumlah yang digunakan dalam kontrak
Perusahaan besar dalam hal ini
dikalkulasi. Dalam kasus rencana kompensasi
berusaha untuk mengecilkan labanya agar
berdasarkan laba mereka berpendapat bahwa
tidak ada regulasi atau pajak baru yang akan
“Jika rencana kompensasi berdasarkan laba
ditetapkan bagi mereka. Mengecilkan laba ini
digunakan untuk memberikan penghargaan
dilakukan dengan cara menangguhkan

Jurnal Akuntansi & Auditing


13
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
kepada manajer untuk alasan insentif, harus Teknik pengambilan sampel dengan metode
ada pembatasan metode yang digunakan purposive sampling pemilihan sampel secara
manajer dalam menghitung laba. Untuk itu tidak acak yang informasinya diperoleh
akan dihipotesiskan sebagai berikut : dengan menggunakan pertimbangan tertentu
H8 : Tingkat pertumbuhan perusahaan dimana umumnya disesuaikan dengan tujuan
berpengaruh positif terhadap atau masalah penelitian. Adapun kriteria-
kemungkinan kecurangan
kriteria yang digunakan dalam pengambilan
pelaporan keuangan.
sampel adalah sebagai berikut:
METODA PENELITIAN 1. Perusahaan nonkeuangan yang
Populasi dan Sampel terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Pada penelitian ini menggunakan (BEI) tahun 2006-2010.
populasi perusahaan yang listed di Bursa 2. Perusahaan memiliki data yang
diperlukan untuk penelitian, dimana
Efek Indonesia tahun 2006-2010. Tahun yang
data tersebut terdapat dalam laporan
digunakan adalah tahun 2006-2010 karena
tahunan.
pada tahun sebelum tahun 2006 data yang ada Selanjutnya sampel diambil secara
belum terdokumentasikan dengan baik, selain berpasangan antara perusahaan yang
itu juga untuk keterbaruan data yang melakukan kecurangan pelaporan keuangan
digunakan. Selanjutnya, data yang digunakan dengan perusahaan yang tidak melakukan
kecurangan dengan ketentuan memiliki
hanya sampai pada tahun 2010 karena data
kesamaan dalam bidang industri dan besar
yang tersedia di Bapepam LK sampai tahun
asetnya.
2010, sedangkan data tahun 2010 keatas Variabel Penelitian dan
belum terdokumentasikan oleh Bapepam LK. Definisi Operasional Variabel

Tabel 1
Pengukuran Variabel
Nama Variabel Pengukuran
1 Kecurangan pelaporan Memberi nilai “1” jika ada kejadian kecurangan dalam hal ini
keuangan termasuk dalam laporan kasus yang dikeluarkan oleh Bapepam-
2 LK dan nilai “0” jika tidak ada kejadian kecurangan.
Komite audit Persentase jumlah anggota komite audit yang independen
3 independen terhadap jumlah keseluruhan anggota komite audit.
Keahlian keuangan Persentase jumlah anggota komite audit yang memiliki latar
belakang pendidikan dan pengalaman dalam bidang akuntansi
dan keuangan terhadap jumlah keseluruhan anggota komite audit.

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
14 Universitas Diponegoro
Nama Variabel Pengukuran
4 Rapat komite Persentase dengan jumlah rapat/pertemuan yang diselenggarakan
oleh komite audit selama tahun pelaporan terhadap minimal
rapat/pertemuan yang disarankan oleh Komite Nasional Good
5 Corporate Governance.
Masa jabatan Persentase anggota komite audit yang menjabat dua periode
6 berturut-turut.
Kepemilikan Menjumlah persentase kepemilikan saham dari direksi dan
7 manajerial komisaris.
Leverage Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas pemegang saham
8 (stockholder).
Ukuran perusahaan Nilai buku total aset perusahaan dilogaritma natural.
9 Tingkat pertumbuhan Menghitung perubahan atau selisih antara penjualan tahun sekarang
dengan tahun sebelumnya terhadap penjualan tahun sebelumnya
10 Ukuran ((St-St-1)/ St-1).
Kantor Memberi nilai “1” jika termasuk KAP 4 besar dan memberi nilai
Akuntan Publik (KAP) “0” jika tidak termasuk KAP 4 besar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 2

Hasil Analisis Statistik Deskriptif


Fraud Non Fraud
Variabel N Mean Standard Min Max N Mean Standard Min Max
Deviation Deviation
INDP 20 0,97 0,09 0,67 1,00 20 1,00 0,00 1,00 1,00
FINEXP 20 0,74 0,22 0,33 1,00 20 0,84 0,23 0,33 1,00
MEET 20 2,58 1,32 0,75 5,50 20 2,36 1,93 1,00 8,50
TENURE 20 0,39 0,31 0,00 1,00 20 0,604 0,34 0,00 1,00
LEV 20 0,72 0,98 0,02 4,05 20 0,55 0,86 0,02 3,67
MOWNER 20 0,013 0,04 0,00 0,19 20 0,0014 0,004 0,00 0,02
SIZE 20 28,58 1,48 26,02 31,09 20 28,68 1,5 26,03 31,02
GROWTH 20 1,28 5,56 -0,97 24,84 20 0,29 0,28 -0,09 0,98
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012
Tabel 3

Hasil Regresi Logistik


Variabel Prediksi Arah Nomor Hipotesis Koefisien Signifikansi
INDP - 1 -79,318 0,999
FINEXP - 2 -8,859 0,024**
MEET - 3 -0,037 0,904
TENURE - 4 -10,229 0,007*
MOWNER - 5 691,214 0,010**
LEV + 6 -0,521 0,568
SIZE + 7 1,283 0,056***

Jurnal Akuntansi & Auditing


15
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
Variabel Prediksi Arah Nomor Hipotesis Koefisien Signifikansi
GROWTH + 8 -5,312 0,012**
AUDIT - Variabel Kontrol -7,372 0,008*
* Signifikan pada 0,01
** Signifikan pada 0,05
*** Signifikan pada 0,1
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

Pengaruh Komite Audit Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-


Independen Terhadap Kecurangan LK) No. KEP-29/PM/2004 tgl. 24 September
Pelaporan Keuangan
2004 tentang “Pembentukan dan Pedoman
Pernyataan hipotesis pertama
Pelaksanaan Kerja Komite Audit” bahwa bagi
menyatakan bahwa jumlah komite audit
perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia
independen berpengaruh negatif terhadap
(BEI) sekurang-kurangnya membentuk komite
kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan.
audit yang anggotanya satu orang komisaris
Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada tabel
independen dan dua orang lainnya dari berasal
3 dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis
dari luar emiten atau perusahaan publik.
pertama tidak diterima karena tidak
Dengan kata lain, bagi perusahaan yang listed
signifikan. Oleh karena itu, dapat diartikan
anggota-anggota komite auditnya harus orang
bahwa jumlah komite audit independen tidak
yang independen. Oleh karena itu, jumlah
akan mempengaruhi secara signifikan terhadap
komite audit yang independen tidak akan
terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Hal
berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan
tersebut dapat terjadi karena jumlah anggota
pelaporan keuangan, sehingga variabel komite
komite audit independen yang semakin banyak
audit independen tidak memberikan pengaruh
tidak secara efektif mengurangi kecurangan
terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Hasil
pelaporan keuangan perusahaan listed di Bursa
penelitian ini juga didukung oleh penelitian
Efek Indonesia. Pembentukan komite audit
Menon dan Williams (1994) yang menyatakan
independen oleh perusahaan mungkin hanya
juga bahwa kemungkinan memiliki komite
dilakukan untuk memenuhi regulasi saja.
audit yang independen seluruhnya adalah tidak
berhubungan dengan beragam proksi untuk
Argumen yang dapat mendukung hal
tuntutan bagi sertifikasi akuntansi.
tersebut karena di Indonesia sudah diatur
dalam Peraturan No. IX.I.5 Lampiran
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
16 Universitas Diponegoro
Pengaruh Keahlian Keuangan Komite serta akuntansi dapat melakukan proses
Audit Terhadap Kecurangan
pengawasan pelaporan keuangan dengan
Pelaporan Keuangan
efektif. Hasil penelitian ini juga mendukung
Pernyataanhipotesiskeduamenyatakan
penelitian yang dilakukan oleh Raghunandan
bahwa keahlian keuangan komite audit
et al. (2001) yang menemukan bahwa komite
berpengaruh negatif terhadap kemungkinan
terdiri dari setidaknya satu anggota memiliki
kecurangan pelaporan keuangan. Berdasarkan
latar belakang keuangan atau akuntansi lebih
hasil uji regresi logistik pada tabel 3 dapat
cenderung untuk (1) mengadakan pertemuan
ditarik kesimpulan bahwa hipotesis kedua
lebih lama dengan kepala auditor internal,
diterima. Oleh karena itu, dapat diartikan
(2) menyediakan akses pribadi untuk kepala
bahwa ketika semakin banyak anggota komite
audit yang memiliki keahlian keuangan dan auditor internal; dan (3) memeriksa proposal

akuntansi maka akan semakin efektif dalam audit internal dan hasil-hasil audit internal.

mengurangi terjadinya kecurangan pelaporan Pengaruh Jumlah Rapat Komite


keuangan yang terjadi dalam perusahaan listed Audit Terhadap Kecurangan
Pelaporan Keuangan
di Bursa Efek Indonesia.
Pernyataan hipotesis ketiga menyatakan
Argumen yang dapat mendukung hal
bahwa jumlah rapat komite audit berpengaruh
tersebut adalah ketika komite audit memiliki
negatif terhadap kemungkinan kecurangan
keahlian dan kemampuan dalam bidang
pelaporan keuangan. Berdasarkan hasil uji
keuangan serta akuntansi maka komite audit
regresi logistik pada tabel 3 dapat ditarik
akan melakukan tugas pengawasannya secara
kesimpulan bahwa hipotesis ketiga tidak
efektif yaitu pengawasan proses pelaporan
diterima karena tidak signifikan. Oleh karena
keuangan, sehingga dengan pengawasan yang
itu, dapat diartikan bahwa jumlah rapat komite
efektif tersebut akan memperkecil
audit tidak akan mempengaruhi secara
kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan
signifikan terhadap terjadinya kecurangan
yang akan dilakukan oleh manajemen. Sejalan
pelaporan keuangan. Ketika jumlah rapat
dengan teori agensi bahwa pendelegasian
komite audit semakin banyak maka tidak secara
tanggung jawab pemegang saham untuk
efektif dalam mengurangi kecurangan
pengendalian internal kepada dewan komisaris
pelaporan keuangan karena hasil rapat dari
kemudian didelegasikan kepada komite audit
komite audit disampaikan kepada dewan
untuk mengawasi proses pelaporan keuangan,
komisaris, sehingga tergantung dari dewan
sehingga komite audit yang memiliki keahlian
komisaris melakukan tindak lanjut atas saran
dan kemampuan dalam bidang keuangan
komite audit atau tidak. Pada akhirnya, ketika

Jurnal Akuntansi & Auditing


17
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
rapat komite audit banyak tetapi tidak ada berpengaruh negatif terhadap kemungkinan
tindak lanjut dari dewan komisaris maka kecurangan pelaporan keuangan. Berdasarkan
rapat komite audit tidak akan efektif dalam hasil uji regresi logistik pada tabel 3 dapat
mengurangi kecurangan pelaporan keuangan ditarik kesimpulan bahwa hipotesis keempat
pada perusahaan yang listed di Bursa Efek diterima. Oleh karena itu, dapat diartikan
Indonesia. bahwa ketika semakin lama masa jabatan
Penjelasan lain yang dapat digunakan anggota komite audit maka secara efektif akan
untuk menerangkan hal tersebut adalah mengurangi terjadinya tindak kecurangan
pembentukan komite audit dalam perusahaan pelaporan keuangan di perusahaan yang listed
hanya bersifat mandatory terhadap peraturan di Bursa Efek Indonesia.
yang ada. Hal tersebut menyebabkan komite Argumen yang mendukung pernyataan
audit belum melaksanakan tugas dan tanggung tersebut adalah masa jabatan komite audit yang
jawabnya secara maksimal sehingga fungsi dan
melakukan pengawasan berpengaruh terhadap
perannya tidak efektif. Ada kemungkinan
keefektifan pelaksanaan tugas dan fungsi
bahwa pertemuan komite audit jarang dihadiri
tersebut karena dengan masa jabatan komite
baik oleh pihak manajemen maupun oleh
audit yang lebih lama, maka komite audit akan
auditor eksternal. Sehingga, masalah-masalah
lebih memahami seluk beluk perusahaan serta
yang terdapat dalam proses laporan keuangan
mengenal karakteristik para manajer yang
tidak terungkap sehingga tidak diketahui oleh
diawasi oleh komite audit sehingga komite
komite audit. Hal tersebut menyebabkan
audit yang masa jabatannya lebih lama tidak
masalah yang ada dalam proses pelaporan
akan mudah dikelabui oleh manajer. Hasil
keuangan tidak menemukan penyelesaian
(Pamudji dan Trihartati, 2008). Hasil penelitian penelitian tersebut mendukung juga penelitian

ini mendukung juga penemuan Mustafa dan dari Beasley (1996) menemukan bahwa rata-

Meier (2006) yang menyatakan bahwa rapat rata masa jabatan direksi dari luar secara

komite audit tidak signifikan pengaruhnya signifikan lebih kecil pada perusahaan curang
terhadap penyalahgunaan aset yang merupakan dibandingkan dalam perusahaan yang tidak
salah satu bentuk kecurangan selain kecurangan curang.
pelaporan keuangan.
Pengaruh Kepemilikan
Pengaruh Masa Jabatan Komite Manajerial Terhadap Kecurangan
Audit Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan
Pelaporan Keuangan Pernyataan hipotesis kelima
Pernyataan hipotesis keempat menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
menyatakan bahwa masa jabatan komite audit berpengaruh negatif terhadap kemungkinan

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
18 Universitas Diponegoro
kecurangan pelaporan keuangan. Berdasarkan insentif manajemen dengan pemegang saham,
hasil uji regresi logistik pada tabel 3 dapat sehingga kemungkinan kecurangan pelaporan
ditarik kesimpulan bahwa hipotesis kelima keuangan akan berhubungan negatif dengan
signifikan, tetapi hipotesis tidak diterima kepemilikan manajerial.
karena arah antara yang diprediksi dalam
hipotesis dengan hasil penelitian berbeda arah. Pengaruh Leverage Perusahaan Terhadap

Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa ketika Kecurangan Pelaporan Keuangan

kepemilikan saham oleh direksi dan komisaris Pernyataan hipotesis keenam

semakin sedikit atau semakin kecil, maka akan menyatakan bahwa leverage perusahaan

secara efektif mengurangi tindak kecurangan berpengaruh positif terhadap kemungkinan

pelaporan keuangan pada perusahaan yang kecurangan pelaporan keuangan. Berdasarkan

listed di Bursa Efek Indonesia. hasil uji regresi logistik pada tabel 3 dapat

Argumen yang mendukung adalah ditarik kesimpulan bahwa hipotesis keenam

ketika kepemilikan manajerial semakin besar tidak diterima karena tidak signifikan. Oleh

maka kemungkinan manajemen untuk karena itu, dapat diartikan bahwa rasio

memenuhi keinginan prinsipal yang juga adalah leverage perusahaan yang rendah tidak akan

dirinya sendiri semakin besar pula (Sukartha, efektif mengurangi terjadinya tindakan

2007). Pemenuhan keinginan prinsipal tersebut kecurangan pelaporan keuangan pada

dapat dilakukan oleh manajemen dengan


perusahaan listed di Bursa Efek Indonesia.
Argumen yang mendukung bahwa
melakukan kecurangan pelaporan keuangan
leverage tidak mempengaruhi kecurangan
yang mana manajemen dalam hal ini juga
pelaporan keuangan mungkin disebabkan oleh
sebagai agen. Selain itu, ketika eksekutif
pengawasan dari debtholder tidak cukup
memiliki kepentingan keuangan yang
signifikan dalam perusahaan, situasi keuangan efektif. Hal ini menyebabkan keberadaan

pribadi mereka akan mengancam kinerja leverage dalam perusahaan tidak secara efektif

keuangan perusahaan (Beasley, 1996). Oleh mampu menurunkan kemungkinan kecurangan

karena itu, arah yang dihasilkan pada penelitian pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak

ini menghasilkan arah positif. Hasil penelitian mendukung penemuan Jensen dan Meckling

ini tidak mendukung penemuan yang telah (1976) yang menyatakan bahwa leverage

diungkapkan Deli dan Gillan (2000), sejauh perusahaan berpengaruh positif terhadap

mana bahwa kepemilikan manajerial kecurangan pelaporan keuangan.

menyelaraskan

Jurnal Akuntansi & Auditing


19
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap semakin memperkuat penelitian yang telah
Kecurangan Pelaporan Keuangan dilakukan oleh Fama dan Jensen (1983a,b)
Pernyataan hipotesis ketujuh
menunjukkan bahwa biaya agensi cenderung
menyatakan bahwa ukuran perusahaan
untuk meningkat dengan ukuran perusahaan.
berpengaruh positif terhadap kemungkinan
Peningkatan biaya agensi menyebabkan
kecurangan pelaporan keuangan. Berdasarkan
peningkatan kebutuhan untuk mengawasi dan
hasil uji regresi logistik pada tabel 3 dapat
mekanisme pengendalian lainnya. Peningkatan
ditarik kesimpulan bahwa hipotesis ketujuh
pengawasan dan pengendalian ini juga akan
diterima. Oleh karena itu, dapat diartikan
meningkatkan konflik kepentingan (conflict of
bahwa ketika semakin kecil aset yang
interest) antara prinsipal dan agen, dalam hal
dimiliki oleh suatu perusahaan, maka secara
ini konflik antara perusahaan (agen) dan
efektif dapat mengurangi kecurangan
pemerintah (prinsipal).
pelaporan keuangan pada perusahaan yang
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan
listed di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan Terhadap
Argumen yang mendukung adalah Kecurangan Pelaporan Keuangan
dalam teori akuntansi positif oleh Watts dan Pernyataan hipotesis kedelapan
Zimmerman (1986) menjelaskan bahwa menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan
ukuran perusahaan diproksikan untuk perusahaan berpengaruh positif terhadap
besarnya biaya politik sebuah perusahaan. kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan.
Perusahaan besar dalam hal ini berusaha Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada tabel
untuk mengecilkan labanya agar tidak ada 3 dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis
regulasi atau pajak baru yang akan ditetapkan kedelapan signifikan, tetapi hipotesis tidak
bagi mereka. Mengecilkan laba ini dilakukan diterima karena arah antara yang diprediksi
dengan cara menangguhkan laba periode dalam hipotesis dengan hasil penelitian berbeda
sekarang ke periode mendatang. Mengecilkan arah. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa
laba tersebut bisa juga dilakukan dengan tingkat pertumbuhan perusahaan yang semakin
kecurangan laporan keuangan. Selain itu, meningkat akan secara efektif mengurangi
perusahaan besar juga dilihat dari tindakan kecurangan pelaporan keuangan pada
kompleksitas transaksi dalam perusahaan. perusahaan yang listed di Bursa Efek
Ketika dalam perusahaan besar transaksinya Indonesia.
semakin komplek, maka kemungkinan Argumen yang mendukung adalah
kecurangan pelaporan keuangan juga akan hasil penelitian dari Loebbecke et al. (1989)
semakin meningkat. Hasil penelitian ini juga Bell et al. (1991) menunjukkkan bahwa

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
20 Universitas Diponegoro
dalam kasus dimana perusahaan mengalami 3. Jumlahrapatkomiteaudittidakberpengaruh
pertumbuhan yang berada di bawah rata-rata signifikan terhadap kecurangan pelaporan
industri, manajemen akan memanipulasi keuangan. Hal tersebut dapat terjadi
laporan keuangan untuk meningkatkan ketika laporan atau masukan dari komite
prospek perusahaan (Skousen et al., 2009). audit tidak ada tindak lanjut dari dewan
Oleh karena itu, arah yang dihasilkan menjadi komisaris, maka berapapun jumlah rapat
negatif yang berkebalikan dengan prediksi komite audit tidak akan memberikan
arah pada hipotesis yang memprediksikan pengaruh terhadap penurunan kecurangan
arah positif. pelaporan keuangan.
4. Masa jabatan komite audit berpengaruh
KESIMPULAN DAN SARAN
negatif terhadap kecurangan pelaporan
Berdasarkan pada hasil penelitian
keuangan karena anggota komite audit
serta pengujian hipotesis dapat ditarik
yang masa jabatan lebih lama, maka
kesimpulan penelitian sebagai berikut :
komite audit tersebut akan lebih
1. Jumlah anggota komite audit tidak
memahami seluk beluk perusahaan serta
berpengaruh signifikan terhadap
mengenal karakteristik para
kemungkinan kecurangan pelaporan
manajer/dirensi yang mereka awasi.
keuangan. Hal tersebut terjadi karena
5. Kepemilikan manajerial berpengaruh
pembentukan komite audit independen oleh
positif terhadap kecurangan pelaporan
perusahaan mungkin hanya dilakukan
keuangan. Hal tersebut dapat terjadi
untuk memenuhi regulasi saja, dimana di
ketika kepemilikan manajerial semakin
Indonesia diatur dalam Peraturan No. IX.I.5
besar maka kemungkinan manajemen
tentang “Pembentukan dan Pedoman
untuk memenuhi keinginan prinsipal yang
Pelaksanaan Kerja Komite Audit”.
juga adalah dirinya sendiri semakin besar
2. Keahlian keuangan komite audit
pula (Sukartha, 2007)
berpengaruh negatif terhadap kecurangan
6. Leverage perusahaan tidak berpengaruh
pelaporan keuangan karena komite audit
signifikan terhadap kecurangan pelaporan
yang memiliki latar belakang pendidikan
keuangan karena mungkin disebabkan
dan pengalaman keuangan serta akuntansi
oleh pengawasan dari debtholder tidak
akan lebih menguasai bidang
cukup efektif.
pekerjaannya, sehingga diharapkan akan
7. Ukuran perusahaan berpengaruh positif
melakukan proses pengawasan pelaporan
terhadap kecurangan pelaporan keuangan
keuangan dengan efektif.
karena menurut teori akuntansi positif

Jurnal Akuntansi & Auditing


21
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
oleh Watts dan Zimmerman (1986) pengendalian dan pengawasan ketika
bahwa perusahaan besar berusaha untuk kondisi perusahaan asetnya besar dan
mengecilkan labanya guna menghindari tingkat pertumbuhan perusahaan yang
regulasi atau pajak baru yang ditetapkan rendah.
terhadap mereka. Selain itu juga Saran yang dapat diberikan untuk
perusahaan besar memiliki transaksi yang penelitian selanjutnya adalah :
semakin komplek, sehingga kemungkinan 1. Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,764,
kecurangan pelaporan keuangan juga sehingga variabel-variabel independen
dimungkinkan akan meningkat. dalam penelitian ini dapat menjelaskan
8. Tingkat pertumbuhan perusahaan sebesar 76,4% sedangkan sisanya sebesar
berpengaruh negatif terhadap kecurangan 23,6% dapat dijelaskan variabel-variabel
pelaporan keuangan karena perusahaan diluar model dengan menambahkan
yang mengalami pertumbuhan yang variabel opini audit untuk menguji
berada dibawah rata-rata industri, pengaruhnya terhadap kecurangan
manajemen akan memanipulasi laporan pelaporan keuangan. Ketika perusahaan
keuangan untuk meningkatkan prospek memperoleh opini Wajar Tanpa
perusahaan (Skousen et al., 2009). Pengecualian (WTP), diharapkan
Implikasi hasil penelitian ini adalah perusahaan memiliki sistem pengendalian
sebagai berikut : internal yang baik sehingga kemungkinan
1. Implikasi hasil penelitian ini dapat kecurangan pelaporan keuangan bisa
digunakan bagi regulator untuk merevisi dicegah atau diminimalisir.
kembali peraturan yang mengatur tentang 2. Menggunakan pengukuran kecurangan
pedoman dan pembentukan pelaksanaan pelaporan keuangan dengan ukuran lain
kerja komite audit bagi perusahaan listed. yang tidak menghandalkan database dari
Terutama dalam hal masa jabatan komite suatu instansi saja. Pengukuran
audit dan jumlah komite audit yang kecurangan bisa dilakukan dengan cara
memiliki keahlian keuangan serta memproksikannya dengan manajemen
akuntansi. laba.
2. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai acuan untuk penetapan kebijakan DAFTAR PUSTAKA
dalam perusahaan yaitu tentang penentuan Abbott, L.J., dan S. Parker.2000.Audit
Committee Characteristics dan
program bonus berupa saham bagi direksi.
Auditor Choice.Auditing :A Journal
Selain itu juga terhadap mekanisme of Practice and Theory 19(2):47-66
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
22 Universitas Diponegoro
Abbott,L.J., Y.Park, dan S.Parker.2000.The Auditing: A Journal of Practice and
Effects of Audit Committee Activity Theory 23(2):13-35.
and Independence on Corporate Fraud.
Managerial Finance 26(11):55-67. Blue Ribbon Committee (BRC). 1999.Report
and Recommendations of the Blue
Abbott,L.J., Susan Parker, Gary F Peters, dan Ribbon Committee on Improving the
K Raghunandan. 2003. The Effectiveness of Corporate Audit
Association between Audit Committees. Stamford, CT:BRC.
Committee Characteristics and Audit
Fees. Auditing: A Journal ofPractice Collier, P. A. 1993. Audit committees in
and Theory. 22, 2; hal. 17. Major UK Companies. Managerial
Auditing Journal 8 (3):25–30.
Abbott, L.J., S. Parker, dan G. Peters. 2004.
Audit Committee Characteristics and Deli, D., dan S. Gillan. 2000. On The
Restatements. Auditing: A Journal Demand for Independent and Active
ofPractice and Theory 23(1):69-87. Audit Committees. Journal of
Corporate Finance 6(4):427-445.
Ajzen, Icek. 1985. “Dari Niat Untuk Tindakan:
Sebuah Teori Perilaku Terencana”, Fama, E. F., dan M. C. Jensen. 1983a. Agency
http://www.people.umass.edu/aizen/ Problems and Residual Claims.Journal
tpb.html. Diakses tanggal 31 Desember of Law and Economics 26: 327-349.
2009
Fama, E. F., dan M. C. Jensen. 1983b.
Beasley,M.S.1996. An Empirical Analysis of Separation of Ownership and Control.
The Relation Between The Board of Journal of Law and Economics 26:
Director Composition and Financial 301-325.
Statement Fraud. The Accounting
Review 71(4):443-465. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Beasley,M.S., J.V. Carcello dan D.R. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Hermanson.1999.Fraudulent Diponegoro.
Financial Reporting 1987-1997 : An
Analysis of US Public Companies. Huang, Hua-Wei, dan Sheela Thiruvadi.2010.
Jersey City,NJ :Committee of Audit Committee Characteristics and
Sponsoring Organizations of The Corporate Fraud.International
Treadway Commission (COSO). Journal of Public Information
Systems.hal 71-82.
Beasley,M.S., J.V. Carcello, D.R. Hermanson,
dan P.D Lapides.2000.Fraudulent Ikatan Komite Audit Indonesia.2012.”Komite
Financial Reporting :Consideration Audit”.http://www.komiteaudit.org,
of Industry Traits and Corporate diakses 17 Juni 2012.
Governance Mechanism. Accounting
Horizons 14(4):441-454. Jackson, L.A Owens, D. Robinson dan S.W
Shelton.2009.The Association Audit
Bedard, J., S. Chtourou, L. Courteau. 2004. Committee Characteristics, The
The Effect of Audit Committee Contracting Process and Fraudulent
Expertise, Independence, and Activity Financial Reporting.American
on Aggressive Earnings Management. Journal
& Busiiness Vol. 24 No.1.

Jurnal Akuntansi & Auditing


23
Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24
Januarti, Indira.2004.Pendekatan dan Kritik Qin, Li dan Tan Liwen.2007.An Empirical
Teori Akuntansi Positif.Jurnal Analysis of The Relation Between
Akuntansi dan Auditing Vol. 01 No.01. Board Independence and Earnings
Management. Wuhan University.
Jensen, M. C., dan W.H. Meckling. 1976. Science Innovation Academic
Theory of The Firm: Managerial Frontier hal 327-331.China
Behavior, Agency Costs and
Ownership Structure. Journal of Skousen, C., Smith, K. R., Wright, C. J. (2009).
Financial Economics 3:305-360. Detecting and Predicting Financial
Statement Fraud: The Effectiveness of
Komite Nasional Kebijakan Governance.2006. the Fraud Triangle and SAS No. 99.
Pedoman Umum Good Corporate Emerald Group Publishing Limited:
Governance Indonesia. Jakarta. Advances in Financial Economics vol.
13, hal. 53-81
Menon,K., dan J.Williams.1994.The Use of
Audit Committees for Monitoring. Sukartha, Made.2007.Pengaruh Manajemen
Journal of Accounting and Public Laba, Kepemilikan Manajerial, dan
Policy 13:121-139. Ukuran Perusahaan pada Kesejahteraan
Pemegang Saham Perusahaan Target
Nurharyanto.2011. Memahami Fraud dan Akuisisi.Jurnal Riset Akuntansi
Melaksanakan Investigative Audit Indonesia Vol. 10 hal:243-267.
Pada Perusahaan /Korporasi (Teori
dan Aplikasinya).Lembaga U.S. Congress. 2002. Sarbanes-Oxley Act of
Pengembangan Fraud Auditing. 2002, H.R. 3763.

New York Stock Exchange (NYSE).2002. U.S. Securities and Exchange Commission
Corporate Governance Rule (SEC). 2002. Speech by SEC Staff:
Proposals Reflecting Making Audit Committees More
Recommendations from the NYSE Effective. Tulane Corporate Law
Corporate Accountability and Listing Institute. New Orleans. http://tw.search.
Standards Committee As Approved by yahoo.com/search?fr=yfp&ei=UTF-
the NYSE Board of Directors. 8&p=speech+audit+committee.

Pamudji, S. dan Aprillya Trihartati.2008. Watts,R. dan J. Zimmerman.1986.Positive


Pengaruh Independensi dan Efektifitas Accounting Theory.Englewood
Komite Audit Terhadap Manajemen Cliffs,Nj:Prentice Hall,Inc.
Laba (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Watts, R dan J.Zimmerman.1990.Positive
Jurnal Akuntansi dan Auditng Accounting Theory : A Ten Year
Universitas Diponegoro.vol 6 no.1 Perspective.The Accounting Review
vol.65 no.1 hal :131-156.

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Andrian Budi Prasetyo
24 Universitas Diponegoro

Das könnte Ihnen auch gefallen