Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstrak: Buku KIA, Pengetahuan Ibu, Kunjungan Nifas. Tahun 2015 cakupan
pelayanan nifas tingkat nasional hanya tercapai sebesar 87,06% dari target 95%. Buku
KIA berisi catatan dan informasi kesehatan yang lengkap, termasuk pelayanan nifas.
Jika materi buku KIA dibaca dan dipahami ibu, maka akan menambah pengetahuannya
sehingga diharapkan ibu melakukan kunjungan nifas sesuai program pemerintah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu
tentang perawatan masa nifas dan kunjungan nifas. Desain penelitian analitik
korelasional dengan pendekatan Cross sectional. Sampel adalah ibu nifas yang memiliki
Buku KIA di BPM S Kab. Malang pada Mei - Juni 2017 sebanyak 32 orang. Teknik
sampling secara acak sederhana dengan undian. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner dan Buku KIA. Hasil penelitian didapatkan sebagian kecil responden dengan
pengetahuan baik (28,1%) telah melakukan kunjungan nifas sesuai dengan program,
responden dengan tingkat pengetahuan cukup sangat sedikit (18,8%) yang melakukan
kunjungan nifas sesuai program, sedangkan tingkat pengetahuan kurang sangat sedikit
71
72 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 2, No 2, September 2017, hlm 60-115
(3,1%) yang melakukan kunjungan nifas sesuai dengan program. Uji hipotesis
menggunakan Chi-square didapat nilai ρ value (0,001)< α (0,05), kesimpulannya adalah
ada hubungan antara pengetahuan ibu nifas tentang materi perawatan masa nifas dalam
buku KIA dengan keteraturan kunjungan nifas. Ibu dengan pengetahuan yang baik
tentang perawatan masa nifas cenderung akan melakukan kunjungan nifas dengan
teratur, oleh sebab itu ibu nifas perlu dimotivasi untuk membaca materi perawatan masa
nifas dalam Buku KIA.
enam jam setelah lahirnya plasenta hingga dengan jadwal program kunjungan
hari ke-42. Keteraturan kunjungan nifas masa nifas:
dikategorikan menjadi: a. 6 jam - 3 hari 1 kali kunjungan
1) Teratur, yaitu minimal 3 kali selama b. 4 - 28 hari 1 kali kunjungan
masa nifas dan distribusinya sesuai c. 29 - 42 hari 1 kali kunjungan
2) Tidak teratur, yaitu kunjungan nifas <3
kali selama masa nifas, atau HASIL PENELITIAN
distribusinya tidak sesuai dengan
jadwal program kunjungan nifas. Tabel 1
Pengumpulan data dilakukan Karakteristik Berdasarkan Usia,
dengan cara: Pendidikan, dan Pekerjaan
1) Menyusun kuesioner tertutup dengan Karakteristik Frekuensi Persentase
opsi jawaban tersedia untuk menilai (f) (%)
Usia <20 14 42,4
pengetahuan lalu melakukan uji
(tahun) 20-35 11 33,3
validitas dan reliabilitas instrumen. >35 7 21,2
Tersedia delapan belas pertanyaan yang Jumlah 32 100
dinyatakan valid dan reliable dengan Pendidikan SD 8 25,0
nila alpha cronbach 0,86. SMP 16 50,0
2) Memastikan kembali keberadaan ibu SMA 7 21,9
nifas sesuai kriteria inklusi PT 1 3,1
Jumlah 32 100
3) Melakukan pendekatan pada ibu nifas Pekerjaan Bekerja 22 68,8
sesuai inklusi yang melakukan Tidak 10 31,3
kunjungan di lokasi penelitian, bila ibu Bekerja
nifas tidak melakukan kunjungan Jumlah 32 100
maka peneliti melakukan kunjungan Tabel 1 menunjukkan bahwa
rumah. hampir separuh responden (42,4%)
4) Menjelaskan maksud serta tujuan berusia <20 tahun, dimana usia tersebut
penelitian. termasuk usia reproduksi yang kurang
5) Memastikan legalitas persetujuan sehat. Diketahui pula bahwa separuh
dengan penandatanganan surat responden (50,0%) berpendidikan SMP,
persetujuan menjadi responden lebih rendah daripada wajib belajar yang
6) Menjelaskan pada ibu cara mengisi ditetapkan oleh pemerintah yaitu 12 tahun
kuesioner (SMA). Berdasarkan tabel 1 diketahui
7) Memberikan pada ibu alat tulis dan pula bahwa lebih dari separuh responden
lembar kuesioner yang harus diisi oleh (68,8%) bekerja di luar rumah untuk
ibu mencari nafkah.
8) Memastikan kuesioner telah di isi
dengan benar dan lengkap.
9) Meminjam buku KIA ibu dan
menghitung kunjungan nifas ibu yang
sudah dilakukan dan mencatat dimana
ibu melakukan kunjungan.
Ika Yudianti, Pengetahuan Ibu Tentang Materi Perawatan 75
cenderung menggunakan layanan PNC dalam rentang waktu 29-42 hari setelah
(Postnatal Care) dibandingkan dengan persalinan (Depkes RI, 2009).
mereka yang tidak memiliki pendidikan Hasil uji statistik menunjukkan
formal. Demikian juga, wanita dari adanya hubungan antara pengetahuan ibu
keluarga berpenghasilan tinggi lebih nifas tentang materi perawatan masa nifas
cenderung menggunakan layanan. dalam buku KIA dengan kunjungan nifas.
Sedangkan hasil penelitian menurut Responden yang memiliki pengetahuan
Fikirte Tesfahun (2014), alasan ibu nifas baik tentang perawatan masa nifas banyak
tidak melakukan pemeriksaan PNC memperoleh informasi melalui buku KIA,
dengan alasan kurangnya waktu, jarak yaitu dengan membaca buku KIA.
yang jauh ke fasilitas kesehatan, dan Pengetahuan tentang perawatan
kurangnya pelayanan dari fasilitas masa nifas dalam buku KIA yang baik
kesehatan. akan membentuk suatu tindakan atau
Fenomena yang terjadi di perilaku positif. Seseorang dengan
masyarakat kunjungan nifas jarang pengetahuan yang cukup dapat
dilakukan hingga tiga kali kunjungan, menerapkan apa yang ia tahu kedalam
seringkali hanya dua kali atau bahkan satu pelaksanaan di kehidupan sehari-hari,
kali kunjungan saja selama masa post sehingga perilaku yang baik akan
partum, selama tidak ada keluhan pada ibu kesehatan khususnya mengenai perawatan
maupun bayinya. Selama kunjungan masa pada ibu masa nifas (Dewi, 2011).
nifas tidak dilaksanakan secara teratur Responden penelitian ini sebagian besar
maka dapat menimbulkan keterlambatan hanya memiliki latar belakang pendidikan
deteksi terhadap komplikasi dan akan tamat SMP atau sederajad, sehingga
memperlambat penanganannya. tingkat pengetahuan mereka tentang
Responden penelitian ini tidak melakukan materi perawatan masa nifas dalam buku
kunjungan nifas sebanyak tiga kali KIA pun sebagian besar berada pada
dengan alasan biaya, waktu, dan tingkat cukup dan kurang. Di samping itu,
pekerjaan. pemanfaatan buku KIA oleh ibu dan
Kunjungan nifas merupakan keluarga masih rendah dan memerlukan
kunjungan yang dilakukan ibu nifas ke studi lebih lanjut. Di antara responden
tenaga kesehatan selama masa nifas yaitu dengan pengetahuan yang kurang baik,
dimulai 6 jam sampai 42 hari pasca sebagian kecil responden tidak melakukan
bersalin oleh tenaga kesehatan (Depkes kunjungan nifas dengan teratur sebesar
RI, 2009). Program dan kebijakan teknis (31,3%) dibandingkan dengan
pada masa nifas paling sedikit melakukan pengetahuan yang baik, sebagian kecil
kunjungan nifas sebanyak tiga kali, karena dari mereka melakukan kunjungan nifas
tujuan kunjungan pada masa nifas adalah secara teratur yaitu sebesar (28,1%). Hal
untuk mendeteksi secara dini komplikasi ini menunjukkan bahwa pengetahuan
pada ibu nifas. Adapun frekuensi cukup berpengaruh terhadap perilaku
kunjungan nifas yaitu kunjungan nifas seseorang yang menandakan pengetahuan
pertama dilakukan pada 6 jam sampai 3 berhubungan dengan tindakan atau
hari setelah persalinan, dan kunjungan perilaku seseorang dalam menyikapi
nifas kedua dalam rentang waktu 4-28 hari kehidupan sehari-hari khususnya bagi ibu
setelah persalinan, kunjungan nifas ke tiga nifas dapat menerapkan pengetahuan
Ika Yudianti, Pengetahuan Ibu Tentang Materi Perawatan 77
tentang cara perawatan masa nifas. Oleh dalam Buku KIA dengan keteraturan
karena pengetahuan ibu yang kurang kunjungan nifas. Ibu nifas yang memiliki
mengenai jenis-jenis pelayanan yang akan pengetahuan baik tentang materi
mereka peroleh saat melakukan kunjungan perawatan masa nifas dalam buku KIA
nifas, maka menyebabkan keinginan cenderung melakukan kunjungan nifas
untuk melakukan kunjungan nifas menjadi secara teratur sesuai program pemerintah,
rendah pula. Umumnya ibu nifas hanya dan sebaliknya.
melakukan kunjungan atau kontrol pada
waktu 6 hari setelah persalinan saja, DAFTAR RUJUKAN
selanjutnya mereka tidak melakukan Arikunto S, 2006, Prosedur Penelitian
kunjungan berikutnya apabila tidak Suatu Pendekatan Praktik: Edisi
mengalami keluhan pada diri maupun Revisi VI, Jakarta, PT Rineka Cipta
bayinya. Buhari, IS, Hutagaol, E, 2015, Hubungan
Hasil penelitian ini mendukung Tingkat Pengetahuan Dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Mobilisasi Dini Pada Ibu Nifas,
Lwelamira dan Tesfahun yang Program Studi ilmu Keperawatan
menjelaskan bahwa pemanfaatan Fakultas Kedokteran Universitas
pelayanan kesehatan masa nifas Sam Ratulangi Manado
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Departemen Kesehatan RI, 2012,
pengetahuan, persepsi, jarak antara tempat Pedoman Pemantauan Wilayah
tinggal dan fasilitas kesehatan, waktu Setempat Kesehatan Ibu dan Anak,
yang dimiliki, serta otonomi yang dimiliki Jakarta, Departemen Kesehatan RI
oleh ibu nifas. Dinas Kesehatan Kota Malang, 2015,
Dari uraian tersebut dapat ditarik Laporan Kinerja Dinas Kesehatan
kesimpulan bahwa ibu nifas dengan Kota Malang, Malang, Dinas
pengetahuan yang baik maka Kesehatan Kota Malang
kemungkinan ibu akan melakukan Departemen Kesehatan RI, 2008,
kunjungan nifas sesuai dengan program Instrumen Evaluasi Petugas
pemerintah, meskipun masih ada faktor Kesehatan Pasca Orientasi Buku
lain yang perlu diperhitungkan dalam KIA di Tempat Pelayanan, Jakarta,
mempengaruhi keteraturan ibu dalam Departemen Kesehatan RI
melakukan kunjungan nifas. Departemen Kesehatan RI, 2009,
Panduan Manajemen Suplementasi
KESIMPULAN DAN SARAN Vitamin A, Jakarta, Departemen
Pengetahuan ibu nifas tentang Kesehatan RI
materi perawatan masa nifas yang terdapat Departemen Kesehatan RI, 2008,
dalam buku KIA sebagian besar berada Kepmenkes Nomor:
pada distribusi cukup dan kurang. Ibu 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang
nifas yang melakukan kunjungan nifas Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
secara teratur dan tidak teratur berada Minimal Bidang
pada proporsi yang sama. Hasil uji Kesehatan di Kabupaten/Kota
hipotesis secara statistic menunjukkan Dewi, V, Sunarsih, T, 2012, Asuhan
adanya korelasi antara pengetahuan ibu Kebidanan Pada Ibu Nifas, Jakarta,
nifas tentang materi perawatan masa nifas Salemba Medika
78 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 2, No 2, September 2017, hlm 60-115