Sie sind auf Seite 1von 14

Manajemen Pemerintah Kota Terhadap Ruang Terbuka Hijau

Di Kota Pekanbaru Tahun 2008-2012


AJENG PUSPITA NINGRUM
Dosen Pembimbing : Drs.H.Isril, MH
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Phone/Fax : +62 (0)761, 63277
Website : http://Fisip. Unri.ac.id
Ajengpuspitan@yahoo.com

ABSTRACT

This research was motivated by the lack of green open space (RTH) in the city
of Pekanbaru and not achieving the target of 30% non-compliance of green open space
in accordance with the Law No. 26 Year 2007 on Spatial Planning.
The purpose of this penelitaan to know how government management of
Pekanbaru to the green open space in the city of Pekanbaru Year 2008-2012 and what
factors influence that affects the city government in promoting green open space (RTH)
in Pekanbaru.
Type of research method used was qualitative research can be said to be
adequate to be applied. Understanding qualitative research can be defined as research
that produces descriptive data about the words spoken or written, and the observable
behavior of the people studied.
In explaining the research problems using the theory of Local Government
Management G.R.Terry used to guide the research analysis. This study used informant
informant as information objects that aim to achieve mastery in getting the information
in this study. Types and sources of data used in this study is primary data and secondary
data obtained through observation.
Based on the findings in this study that the Law No. 26 Year 2007 on Spatial
Planning and Government Regulation No. 26 Year 2008 on National Spatial Plan
requires City area has 30% green open space of the area of the city is, but in reality the
City Pekanbaru Keith can meet the needs of green open space (RTH) is. This is because
the factors that influence the management of the city government to green open space
(RTH) is the following local government planning, organizing regional government
institutions, the use of the resources of local government (personnel resources, natural
resources, artificial resources, social resources, finance, and equipment), the supervision
of the regional administration.

Keywords: Management, government, Green Open Space.

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 1


Manajemen Pemerintah Kota Terhadap Ruang Terbuka Hijau Di Kota
Pekenbaru Tahun 2008-2012

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH)
yang ada di Kota Pekanbaru serta belum tercapainya tidak terpenuhinya target 30%
Ruang Terbuka Hijau sesuai dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
Tujuan dari penelitaan ini untuk mengetahui bagaimana manajemen Pemerintah
Kota Pekanbaru terhadap Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kota Pekanbaru Tahun
2008-2012 dan faktor apa saja yang mempengaruhi yang mempengaruhi pemerintah
kota dalam meningkatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Pekanbaru.
Jenis metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dapat
dikatakan lebih memadai untuk diterapkan. Pengertian penelitian kualitatif dapat
diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan
maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.
Dalam permasalah penelitian menggunakan teori Manajemen Pemerintah
Daerah G.R. Terry digunakan sebagai panduan analisa penelitian. Penelitian ini
menggunakan narasumber informan sebagai objek informasi yang bertujuan untuk
mencapai ketuntasan dalam mendapatkan informasi dalam penelitian ini. Jenis dan
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
yang diperoleh melalui observasi.
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini bahwa dalam Undang-undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional mengharuskan wilayah Kota
memiliki 30% Ruang Terbuka Hijau dari luas wilayah Kotanya tersebut, namun pada
kenyataannya Pemerintah Kota Pekanbaru belom dapat memenuhi kebutuhan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) tersebut. Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen pemerintah kota terhadap Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah sebagai
berikut perencanaan pemerintahan daerah, pengorganisasian kelembagaan pemerintahan
daerah, penggunaan sumber-sumber daya pemerintahan daerah (sumber daya aparatur,
sumber daya alam, sumber daya buatan, sumber daya sosial, keuangan, dan
peralatan), pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Kata Kunci : Manajemen, pemerintah, Ruang Terbuka Hijau

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 2


PENDAHULAN sempitnya lahan sehingga masyarakat
A.Latar Belakang tidak memiliki tempat untuk berekreasi,
Otonomi daerah dalam Undang- bermain dan tempat interaksi social
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang public. Ciri-ciri Kota yang baik adalah
Pemerintah Daerah menjelaskan bahwa memiliki Ruang Terbuka yang dapat
pengalokasian tugas, fungsi, tanggung digunakan untuk kebutuhan masyarakat
jawab, dan wewenang pengelolaan namun pada zaman sekarang ruang
lingkungan hidup yang selama ini terbuka kurang diperhatikan
terkonsentrasi di pusat kepada ketersediaanya oleh kota-kota lebih
Pemerintah Daerah. Masalah lingkungan mengutamakan pada pembangunan fisik
hidup yang sering terjadi di beberapa seperti pembangunan gedung-gedung
kota di Indonesia adalah masalah megah dan tinggi.
kebersihan (sampah), ketidaktersediaan Secara ekologis RTH dapat
ruang terbuka hijau, pencemaran udara meningkatkan kualitas air tanah,
dan air. Oleh karena itu, sejak Desember mencegah banjir, mengurangi polusi
2004, Indonesia meratifikasi Kyoto udara dan menurunkan suhu kota tropis
Protocol. Tujuan Kyoto Protocol adalah yang panas. Bentuk- bentuk RTH
untuk mengurangi rata-rata emisi dari perkotaan yang berfungsi ekologis antara
enam gas rumah kaca, yaitu lain seperti sabuk hijau kota, taman kota,
karbondioksida, metan, nitrous oxide, taman hutan kota, tamana botani, jalur
dan sulfur heksafluorida, yang dihitung sempadan sungai dan lain-lain. Secara
sebagai rata-rata selama masa lima tahun sosial budaya keberadaan RTH dapat
antara 2008–2012. memberikan fungsi sebagai ruang
Perkembangan Kota yang interaksi social, sarana rekreasi dan
semakin cepat terutama dalam sebagai tetenger kota yang berbudaya.
menyediakan fasilitas seperti Secara arsitektur RTH dapat
perumahan, pendidikan, dan usaha meningkatkan nilai keindahan kota,
laiinya semakin meningkat permintaan kebum-kebun bunga dan jalur-jalur hijau
lahan. Perekambangan Kota tersebut di jalan-jalan kota. Sementara itu RTH
dibarengi dengan kepadatan lalu lintas memiliki fungsi ekonomi, baik secara
kendaraan bermotor sehingga kota langsung seperti pengusaha lahan-lahan
menjadi tidak sehat yang disebabkan kosong menjadi lahan pertanian dan
oleh polusi yang dikeluarkan dari hasil pengembangan sarana hijau perkotaan
pembuangan emisi gas kendaraan yang dapat mendatangkan wisatawan.
bermotor. Meningkatkan beberapa Ruang Terbuka Hijau (RTH)
peralatan kebutuhan penduduk dan menurut UU Nomor 26 Tahun 2007
pertambahan jalur transportasi tentang Penataan Ruang adalah area
menambah jalur bahan pencemaran dan memanjang atau jalur dan atau
telah menimbulkan berbagai mengelompok, yang penggunaannya
ketidaknyamanan dilingkungan lebih bersifat terbuka sebagai tempat
perkotaan. tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
Ketidaknyamann ini semakin secara alamiah ataupun sengaja ditanam.
bertambah dengan kurangnya Keberadaan Ruang Terbuka Hijau
penghijauan di perkotaan dan kualitas merupakan salah satu unsur penting
udara yang semakin tidak baik karena dalam membentuk lingkungan kota yang
berbagai polusi yang telah terjadi karena nyaman dan sehat. Ruang terbuka hijau
perkembangan kota. Perkembangan kota (RTH) Kota merupakan bagian dari
yang pesat menyebabkan semakin penataan ruang perkotaan yang berfungsi

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 1


sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau lingkungan perkotaan sebagai sarana
kota terdiri atas pertamanan kota, pengaman lingkungan perkotaan yang
kawaan hijau hutan kota, kawasan hijau aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.
rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan Banyak fungsi yang dapat diberikan
olah raga, kawasan hijau pekarangan. ruang terbuka hijau (RTH) baik
Ruang Terbuka Hijau (RTH) ekologis, sosial budaya maupun estetika
diklasifikasikan berdasarkan status yang memberikan kenyamanan dan
kawasan, bukan berdasarkan bentuk dan memperindah lingkungan kota baik dari
struktur vegetasinya. skala mikro maupun makro. Manfaat
Peraturan Pemerintah Nomor 26 yang diperoleh dari keberadaan ruang
Tahun 2008 Tentang Rencana Tata terbuka Hijau (RTH) baik manfaat
Ruang Wilayah Nasional. Peraturan langsung maupun manfaat tidak
Pemerintah ini dimaksudkan untuk langsung dalam jangka panjang dan
digunakan sebagai acuan Pemerintah bersifat intangible.
dalam mewujudkan rencana Tata Ruang Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Wilayah Nasional, rencana Tata Ruang selain sebagai kawasan lindung juga
Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata berfungsi sosial sebagai open public
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang space untuk tempat berinteraksi sosial
mencakup ruang darat dan ruang laut dalam masyarakat seperti tempat
dan ruang udara, termasuk ruang dalam rekreasi, sarana olahraga dan atau area
bumi. Adapun tujuannya adalah untuk bermain. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
mewujudkan ruang wilayah nasional ini harus memiliki aksesibilitas yang
yang aman, nyaman, produktif dan baik untuk semua orang, termasuk
berkelanjutan berlandaskan Wawasan aksesibilitas bagi penyandang
Nusantara dan Ketahan Nasional. cacat.Ruang terbuka hijau bisa berbentuk
Peraturan Pemerintah ini jalur (path), seperti jalur hijau jalan,
mengamanatkan perlunya dilakukan tepian air waduk atau danau dan
penataan Ruang yang dapat bantaran sungai, bantaran rel kereta api,
mengharmoniskan lingkungan alam dan saluran/jejaring listrik tegangan tinggi,
lingkungan buatan, yang mampu dan simpul kota (nodes), berupa ruang
mewujudkan keterpaduan penggunaan taman rumah, taman lingkungan, taman
sumber daya alam dan sumber daya kota, taman pemakaman, taman
buatan, serta yang dapat memberikan pertanian kota, dan seterusnya.
perlindungan terhadap lingkungan hidup Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
akibat pemanfaatan ruang. Kaidah (RTH) Pada Kawasan Perkotaan. RTH
penataan ruang ini harus dapat Berdasarkan Luas Wilayah, penyediaan
diterapkan dan diwujudkan dalam setiap RTH berdasarkan luas wilayah di
proses perencanaan tata ruang wilayah. perkotaan adalah sebagai berikut:
Ruang Terbuka Hijau (RTH) 1. Ruang terbuka hijau di perkotaan
bertujuan untuk menjaga ketersediaan terdiri dari ruang terbuka hijau
lahan sebagai kawasan resapan air. (RTH) Publik dan ruang terbuka
Dilihat dari aspek planologis perkotaan hijau (RTH) privat.
ruang terbuka hijau (RTH) diharapkan 2. Proporsi Ruang Terbuka Hijau
dapat menjaga keseimbangan antara (RTH) pada wilayah perkotaan
lingkungan alam dan lingkungan binaan adalah sebesar minimal 30% yang
yang berguna untuk kepentingan terdiri dari 20% ruang terbuka hijau
masyarakat. Keberadaan Ruang Terbuka publik dan 10% terdiri dari ruang
Hijau (RTH) memberikan keserasian terbuka hijau privat;

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 2


3. Apabila luas Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan latar belakang di
(RTH) baik publik maupun privat atas dapat diidentifikasi masalah yang
di kota yang bersangkutan telah terjadi adalah sebagai berikut :
memiliki total luas lebih besar dari 1. Minimnya ruang terbuka hijau yang
peraturan atau perundangan yang ada di Kota Pekanbaru.
berlaku, maka proporsi tersebut 2. Tidak adanya Peraturan Daerah Kota
harus tetap dipertahankan Pekanbaru mengenai ruang terbuka
keberadaannya. hijau.
Proporsi 30% merupakan ukuran 3. Dampak minimnya ruang terbuka
minimal untuk menjamin keseimbangan hijau di Kota Pekanbaru, terjadinya
ekosistem kota, baik keseimbangan perubahan fungsi lahan.Hilangnya
sistem hidrologi dan keseimbangan fasilitas umum yang biasa digunakan
mikroklimat, maupun sistem ekologis oleh warga, salah satu diantaranya
lain yang dapat meningkatkan adalah hilangnya fasilitas tempat
ketersediaan udara bersih yang bermain anak (pernyataan Kepala
diperlukan masyarakat, serta sekaligus Dinas Tata Kota dan Tata Ruang
dapat meningkatkan nilai estetika kota. (Distako) Kota Pekanbaru)
Target luas sebesar 30% dari luas 4. Banyaknya keluhan masyarakat
wilayah kota dapat dicapai secara terhadap minimnya ruang terbuka
bertahap melalui pengalokasian lahan hijau di Kota Pekanbaru,
perkotaan secara tipikal. memunculkan problematika,
Misi yang dikembangakan terutama terhadap penggunaan area
pemerintah Kota Pekanbaru saat ini tertentu sebagai pengganti ruang
adalah meningkatkan program Ruang publik. Misalnya banyak ditemui di
Terbuka Hijau dan taman-taman kita di pinggir jalan, taman kota atau
wilayah Pekanbaru, yang menjadi bundaran air mancur, yang dijadikan
hambatan saat ini adalah pertumbuhan tempat bersantai oleh warga
penduduk yang semakin meningkat (pernyataan Kepala Dinas Tata Kota
sehingga membutuhkan lahan sebagai dan Tata Ruang (Distako) Kota
pemukiman yang menyebabkan lahan Pekanbaru).
bagi Ruang Terbuka Hijau dan taman- B. Rumusan Masalah
taman kota menjadi bukan suatu Berdasarkan fenomena yang
prioritas. Masih banyak kekurangan ditemui dilapangan yang dikemukakan
ketersedian Ruang Terbuka Hijau di pada latar belakang masalah, maka dapat
Kota Pekanbaru dan ada beberapa dirumuskan yang menjadi permasalahan
kecamatan yang tidak memiliki lahan utamadalam penelitian yaitu :
bagi pembangunan Ruang Terbuka 1. Bagaimana manajemen
Hijau. Peran Pemerintah Kota Pekanbaru pemerintah Kota Pekanbaru terhadap
dalam meningkatkan ketersedian Ruang ruang terbuka hijau(RTH) di Kota
Terbuka Hijau berguna menyediakan Pekanbaru tahun 2008-2012?
kawasan hijau kawasan hijau yang dapat 2. Faktor-faktor apa saja yang
menjadi paru-paru kota, menjaga mempengaruhi upaya pemerintahan
ekosistem lingkungan perkotaan, dan Kota Pekanbaru dalam meningkatkan
mengimbangi pertumbuhan fisik yang ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru
cenderung mempersempit lahan Ruang tahun 2008-2012 ?
Terbuka Hijau.
Identifikasi Masalah

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 3


C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian tindakan
1. Tujuan Penelitian perencanaan,pengorganisasian,penggera
Berdasarkan identifikasi kan, dan pengawasan, dengan
penelitian di atas, maka dapat ditentukan memanfaatkan baik ilmu maupun seni
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencapai tujuan yang telah
1. Untuk menganalisis upaya ditetapkan sebelumnya. Merupakan
pemerintah Kota Pekanbaru dalam proses pengelolaan penyelenggaraan
meningkatkan Ruang Terbuka Hijau pemerintahan yang mencakup
(RTH) di Kota Pekanbaru perencanaan pemerintahan,
2. Apa saja faktor-faktor yang pengorganisasian atau kelembagaan
mempengaruhi pemerintah Kota pemerintahan dan penggunaan sumber-
Pekanbaru dalam meningkatkan sumber daya dan pengawasan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di penyelenggaraan pemerintahan pada
Kota Pekanbaru. tataran pemerintahan daerah (local
2. Kegunaan Penelitian government).Secara umum aspek-aspek
a. Kegunaan Akademis Manajemen Pemerintahan Daerah adalah
Penelitian ini diharapkan dapat perencanaan pemerintahan daerah,
memperkaya khasanah ilmu pengorganisasian kelembagaan
pengetahuan khususnya dalam pemerintahan daerah, penggunaan
bidang ilmu pemerintahan dan dapat sumber-sumber daya pemerintahan
digunakan sebagai acuan dalam daerah (sumber daya aparatur, sumber
melakukan penelitian secara lebih daya alam, sumber daya buatan, sumber
lanjut, terutama dalam meneliti yang daya sosial, keuangan, dan peralatan),
berkaitan dengan upaya pemerintah pengawasan penyelenggaraan
Kota Pekanbaru meningkatkan pemerintahan daerah.
Ruang Terbuka Hijau di Kota E. Metode Penelitian
Pekanbaru. 1. Jenis Penelitian
b. Kegunaan Praktis Dalam situasi seperti ini maka
Penelitian ini diharapkan dapat metode penelitian kualitatif dapat
berguna sebagai bahan informasi dikatakan lebih memadai untuk
bagi masyarakat dan instansi terkait diterapkan. Pengertian penelitian
yang mempunyai wewenang dan kualitatif dapat diartikan sebagai
tanggungjawab tentang upaya penelitian yang menghasilkan data
pemerintah Kota Pemerintah deskriptif mengenai kata-kata lisan
meningkatkan Ruang Terbuka Hijau maupun tertulis, dan tingkah laku yang
di Kota Pekanbaru. dapat diamati dari orang-orang yang
D. Tinjauan Pustaka diteliti. (Taylor dan Bogdan, 1984:5).
Manajemen Pemerintah Daerah 2. Lokasi Penelitian
Pendapat G.R. Terry dalam Penelitian ini dilakukan di Kota
bukunya Principles of Management Pekanbaru. Alasannya dijadikannya
(1980) Management is a distinct process Kota Pekanbaru sebagai lokasi penelitian
consisting of planning, organizing, ini adalah karena Kota Pekanbaru sangat
acuating, and controling, utilizing in minim memiliki ruang terbuka hijau,
each both science and art, and followed semakin berkurangnya ruang terbuka
on order o accomplish hijau(RTH) karena keterbatasan lahan
predeterminedobjecives. dan ketidakkonsisten dalam menerapkan
Manajemen merupakan suatu proses tata ruang. Berkurangnya ruang terbuka
yang khas yang terdiri dari tindakan- hijau (RTH) disebabkan oleh konversi

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 4


lahan yaitu beralih fungsinya ruang kebebasan dan kesempatan untuk
terbuka hijau (RTH) untuk peruntukan mengeluarkan pikiran, pandangan, dan
ruang yang lain. persaaan secara natural.
3. Jenis Data dan Sumber Data b. Observasi
a. Jenis data Observasi adalah metode
1) Data primer, yaitu data yang pengumpulan data melalui pengamatan
diperoleh langsung dari informan atau penijauan secara cermat dan
penelitian, yang dilakukan melalui langsung di lapangan atau lokasi
penelitian lapangan berupa informasi penelitian. Dalam hai ini, penelitian
dari wawancara. Dilakukan untuk dengan berpedoman kepada desain
mengetahui fakta langsung mengenai penelitian perlu menguji lokasi
bagaimana pengelolaan penerangan penelitian untuk mengamati langsung
jalan di kota Pekanbaru. berbagai hal atau kondisi yang ada di
2) Data sekunder, yaitu data yang lapangan. Dengan oservasi kita dapat
diperoleh dari dokumentasi- memperoleh gambaran tentang
dokumentasi atau keterangan sumber- kehidupan social yang sukar untuk
sumber lainnya yang dapat diketahui dengan metode laiinya. Dari
menunjang objek yang sedang diteliti, hasil observasi kita akan memperoleh
seperti dokumentasi, arsip, dan gambaran yang jelas tentang masalahnya
keterangan- keterangan lain lain yang dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang
berhubungan dengan masalah cara pemecahannya.
penelitian yang digunakan sebagai c. Studi Dokumentasi
pelengkap dan pendukung. Dokumen merupakan peristiwa
b. Sumber Data yang sudah berlalu yang berbentuk
Informan tulisan, gambar, atau karya-karya
Dalam menentukan informan ini monumental dari seseorang”. Sehingga
penulis melakukan dengan cara penggalian sember data lewat studi
menggunakan purposive sampling, yaitu dokumen menjadi pelengkap bagi proses
pengambilan informan dengan memilih penelitian kualitatif, bahkan guba seperti
unsur-unsur tertentu saja yang dianggap dikutip oleh Bungin (2007) menyatakan
penting dan yang benar-benar bahwa tingkat kreadibilitas suatu hasil
memahami tentang bagaimana penelitian kualitatif sedikit banyaknya
pengelolaan penerangan jalan di kota ditentukan pula oleh penggunaan dan
Pekanbaru. Adapun informan dalam manfaat dokumen yang ada. Pengertian
penelitian ini adalah sebagai berikut: dari kata dokumen ini menurut Louis
1. Komisi II DPRD Kota Pekanbaru pertama, berarti sumber tertulis bagi
2. Kepala Dinas Kebersihan dan informasi sejarah sebagai kebalikan
Pertamanan Kota Pekanbaru. daripada kesaksian lisan, artefak,
3. Kepala Dinas Tata Ruang dan peninggalan-peninggalan tertulis, dan
Bangunan Kota Pekanbaru. penjelasn-penjelasan arkeologis.
4. Badan Lingkungan Hidup. Pengerian kedua diperuntukan bagi
surat-surat resmi dan surat Negara
4. Teknik Pengumpulan Data
seperti surat perjanjian, undangan-
a. Wawancara
undangan, hibah, konsensi, dan lainnya.
Wawancara merupakn teknik
pengumpulan data dengan melakukan
5. Teknik Analisis Data
dialog langsung dengan sumber data,
Analisi data dalam penelitian ini
dan dilakukan secara tak berstruktur
dengan cara mengumpulkan data primer
diman responden mendapatkan

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 5


dan sekunder serta bahan-bahan lain mengaksesnya dan kepemilikannya
yang dikumpulkan, selanjutnya bersifat pribadi, contoh halaman rumah
dianalisis secara kualitatif, kemudian tinggal), ruangterbuka semi privat
dilakukan analisis secara deskriftif dari (ruang publik yang kepemilikannya
keseluruhan data yang diperoleh untuk pribadi namun bisa diakses langsung
menggambarkan dan menjelaskan secara oleh masyarakat, contoh Senayan,
rinci mengenai data dan tabel yang ada Ancol) dan ruang terbuka umum
untuk dapat selanjutnya menarik (kepemilikannya oleh pemerintah dan
kesimpulan. bisa diakses langsung oleh masyarakat
tanpa batas waktu tertentu, contoh alun-
HASIL PENELITIAN DAN alun, trotoar). Selain itu ruang terbuka
PEMBAHASAN pun bisa diartikan sebagai ruang
A. Manajemen Pemerintah Kota interaksi (Kebun Binatang, Taman
Terhadap Ruang Terbuka Hijau rekreasi, dll). Agar manajemen berajalan
Di Kota Pekanbaru Tahun 2008- dengan lancar dan mencapai hasil yang
2012 memuaskan dengan meyakinkan bukan
Sampai saat ini pemanfaatan saja dipercayai oleh masyarakat, tetapi
Ruang Terbuka Hijau masih belum memang dapat dilaksanakan, G.R. Terry
sesuai dengan harapan yakni dalam bukunya Principles of
terwujudnya ruang yang nyaman, Management (1980) Management
produktif dan berkelanjutan.Menurunnya memberikan penjelasan bahwa ada 4
kualitas permukiman di perkotaan bisa aspek dalam pemerintah daerah yaitu
dilihat dari kemacetan yang semakin sebagai berikut :
parah, berkembangnya kawasan kumuh a. Perencanaan pemerintahan daerah.
yang rentan dengan bencana b. pengorganisasian pemerintahan
banjir/longsor serta semakin hilangnya daerah
ruang terbuka (Openspace) untuk c. Penggunaan sumber-sumber daya
artikulasi dan kesehatan masyarakat. pemerintahan daerah (sumber daya
Sebagai wahana interaksi sosial, aparatur, sumber daya alam, sumber
Ruang Terbuka Hijau diharapkan dapat daya buatan, sumber daya sosial,
mempertautkan seluruh anggota keuangan, dan peralatan).
masyarakat tanpa membedakan latar d. Pengawasan penyelenggaraan
belakang sosial, ekonomi, dan budaya. pemerintahan daerah.
Aktivitas di ruang publik dapat bercerita
secara gamblang seberapa pesat 1. Perencanaan Pemerintahan
dinamika kehidupan sosial suatu Daerah.
masyarakat. Perencanaan adalah suatu proses
Ruang terbuka adalah ruang yang yang tidak berakhir bila rencana tersebut
bisa diakses oleh masyarakat baik secara telah ditetapkan, rencana harus
langsung dalam kurun waktu terbatas diimplementasikan. Setiap saat selama
maupun secara tidak langsung dalam selama proses implementasi dan
kurun waktu tidak tertentu. pengawasan. Salah satu aspek penting
Ruangterbuka itu sendiri bisa berbentuk perencanaan adalah pembuatan
jalan, trotoar, ruang terbuka hijau seperti keputusan (desection making), proses
taman kota, hutan dan sebagainya. pemgembangan dan penyeleksian
Dilihat dari sifatnya ruangterbuka bisa sekumpulan kegiatan untuk memecahkan
dibedakan menjadi ruang terbuka privat suatu masalah tertentu. Keputusan-
(memiliki batas waktu tertentu untuk

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 6


keputusan harus dibuat pada berbagai yang mengakibatkan beberapa program
tahap dalam proses perencanaan. tidak berjalan sesuai dengan apa yang
Aspek-aspek perencanaan diinginkan. Hal inilah yang
Pemerintah : menyebabkan program-program yang
1. Dokumen perencanaan telah disusun dan direncanakan
2. Kegiatan yang direncanakan. sedemikian rupa tidak dapat
3. Proses perencanaan. direalisasikan dikarenakan kurangnya
4. Tahapan penyusunan perencanaan. tenaga ahli dalam melaksanakan
Perencanaan pertama yang program-program tersebut dan tidak
dimiliki oleh Pemerintah Kota dapat direalisasikannya beberapa
Pekanbaru adalah adanya peraturan dan program-program yang sudah berjalan
regulasi kebijakan di bidang lingkungan juga, tidak dapat dilakukan secara
hidup yang khususnya Ruang Terbuka optimal karena kurangnya Sumber Daya
Hijau yang dapat dimaksimalkan Manusia (SDM) yang cukup maka
menjadi sebuah kekuatan dalam kemungkinan besar rencana-rencana
membangun dan menciptkan Ruang yang telah ditetapkan tidak akan berjalan
Terbuka Hijau yang cukup bagi wilayah secara optimal dan juga pelaksanaan dari
Kota Pekanbaru. Namun kenyataannya perencanaan yang telah ditetapkan tidak
saat ini peraturan daerah dan regulasi dapat berjalan secara efektif.
kebijakan tersebut belum sepenuhnya 3. Penggunaan sumber-sumber daya
terlaksana yang disebabkan kurangnya pemerintahan daerah (sumber daya
pemahaman dan sosialisasi yang aparatur, sumber daya alam, sumber
diberikan dinas-dinas yang bertanggung daya buatan, sumber daya sosial,
jawab dalam pengeelolaan dan keuangan, dan peralatan).
pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau Penggunaan sumber-sumber daya
kepada masyarakat sehingga masyarakat pemerintahan daerah (sumber daya
tidak memahami arti pentingnya Ruang aparatur, sumber daya alam, sumber
Terbuka Hijau bagi keberlangsungan daya buatan, sumber daya sosial,
masa depan kota keuangan, dan peralatan), sangat penting
dalam sebuah manajemen perencanaan
2. Pengorganisasian Kelembagaan dalam hal Manajemen Pemerintah Kota
Pemerintahan Daerah. terhadap Ruang Terbuka Hijau yang ada
Pengorganisasian Kelembagaan di Kota Pekanbaru ini medapati
Pemerintah Daerah, sangatlah penting kelemahan dalam segi keterbatasan
salah satuya adalah sumber dayanya, sumber daya dalam bentuk anggaran
keterampilan dan kapabilitas yang secara keuangan. Anggaran keungan adalah
serius dapat menghambat kinerja salah satu hal yang pokok dalam
organisasi. Apabila pengorganisasian menjalankan perencanaan di suatu
kelembagaan organisasi buruk maka, daerah, kerena dengan adanya sumber
fasilitas tidak memadai, kapabilitas keungan yang memadai maka akan
manajemen yang buruk, dan citra terciptanyalah program-program yang
organisasi yang buruk dimata berjalan dengan lancar, sebagaiamana
masyarakat.Salah satu faktornya yang yang telah direncanakan sebelumnya.
terdapat ditubuh organisasi yaitu proyek Apabila sumber dana tidak ada atau
yang ada dan konsep itu sendiri. tidak terpenuhi maka akan menyebabkan
Pengorganisasian Kelembangaan program-program yang telah di rancang
yang kurang baik dari internal organisasi untuk meningkatkan Ruang Terbuka
adalah kurangnya Sumber Daya Manusia Hijau akan menjadi tidak efektif. Salah

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 7


satu contoh tidak efektifnya program- B. Faktor – Faktor Yang
program yang di jalankan untuk Mempengaruhi Upaya Pemeintah
meningkatkan Ruang Terbuka Hijau Kota Pekanbaru DALAM
yang ada di Pekanbaru adalah Meningkatkan Ruang Terbuka
keterbatasan sumber dana, menyebabkan Hijau Di Kota Pekanbaru.
Dinas Pekerjaan Umum tidak dapat Untuk mengetahui Faktor-Faktor
menjalankan program pemeliharaan Yang Mempengaruhi Manajemen
sungai, danau, waduk yang ada di Kota Pemerintah Kota Terhadap Ruang
Pekanbaru. Terbuka Hijau di Kota Pekanbaru
4. Pengawasan Penyelenggaraan penulisa memakai beberapa indikator,
Pemerintahan Daerah. adapun indikatornya adalah sebagai
Pengawasan dapat didefinisikan berikut :
sebagai proses untuk menjamin bahwa 1. Sumber Daya
tujuan-tujuan organisasi dan manajemen Salah satu sumber daya
tercapai. Ini berkenan dengan membuat organisasi yang memiliki peran penting
kegiatan-kegiatan sesuai yang dalam mecapai tujuan adalah sumber
direncankan.Pengertian ini menunjukan daya manusia. Oleh karena pentingnya
adanya hunbunga yang erat antara manusia dalam organisasi baik dalam
perencanaan dan pegawasan. Seperti jangka pendek maupun jangka panjang
terlihat dalam kenyataan, langkah awal dalam segala agenda pemerintahan,
proses pengawasan adalah sebenarnya suatu organisasi harus memiliki nilai
langkah perencanaan, penetapan tujuan, lebih dibandingkan dengan organisasi
standar atau sasaran pelaksanaan lainnya, yang dibangun atau
kegiatan. Pengawasan membantu dikembangkan melalui proses
penilaian apakah perencanaan, pembangunan dari SDM itu dapat
pengorganisasian, penyusunan peronalia, dipertanyakan, apanya dari SDM itu
dan pengarahan dilaksanakan secara yang harus dibangun sehingga terwujud
efektif. manusia seutuhnya atau manusia yang
Seperti terlihat keadaan Ruang berbobot atau yang berkualitas sesuai
Terbuka Hijau yang ada di Kota dengan hakikat dan sasaran
Pekanbaru saat sekarang ini sangat pembangunan nasional Indonesia. Yang
kurang sekali dan banyak pepohonan dan perlu dibangun adalah daya yang berasal
taman-taman yang tidak terawat, itu atau bersumber dari manusia itu ataukah
tidak terlepas dari masalah pengawasan manusia yang menghasilkan daya itu
yang dilakukan oleh Pemerintah Kota yang harus dibangun atau
terhadap Ruang Terbuka Hijau yang ada dikembangkan.
di Kota Pekanbaru. Kurang efisiennya Sumber Daya Manusia yang
pengawasan Pemerintah Kota terhadap kualitas Sumber Daya yang baik tidak
Ruang Terbuka Hijau berdampak buruk mungkin suatu proses perencanaan akan
bagi kelangsungan taman-taman kota berlangsung secara baik. Jumlah tenaga
yang ada di Kota Pekanbaru. Banyak harian lepas yang dipekerjakan di Kota
pepohonan yang tidak dirawat, bunga- Pekanabaru 150 orang hal ini tentu saja
bunga sekitar taman yang mati dan tidak tidak efektifnya perencanaan yang
terpelihara oleh Pemeritah Kota. dilakukan oleh pemerintah, dikarenakan
mengingat banyaknya taman kota yang
berada di Kota Pekanbaru. Seharusnya
Pemerintah Kota Pekanbaru lebih
meningkatnya Sumber Daya Manusia

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 8


yang ada, agar berjalan efektif Pekanbaru. Inovasi yang dilakukan oleh
perencanaan tersebut dan dapat Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam
meingkatnya Ruang Terbuka Hijau yang memanfaatkan lahan-lahan yang ada
ada di Kota Pekanbaru. untu ditanami pohon-pohon dan tanaman
2. Koordinasi hias lainnya untuk dijadikan Ruang
Koordinasi adalah suatu usaha Terbuka Hijau, tetapi hal itu hanya saja
kerja sama antara badan, instansi, unit masih menjadi wacana dari sekian
dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu, perencanaan yang akan dicanangkan
sehingga terdapat saling mengisi, saling oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
membantu dan saling melengkapi. Orang Kota Pekanbaru.
yang menggerakkan / mengkoordinasi 4. Sosialisasi
9oordi-unsur manajemen untuk Sosialisasi artinya suatu proses
mencapai tujuan disebut 9oordinator. belajar seorang anggota masyarakat untuk
Koordinasi sangat berpengaruh mengenal dan menghayati kebudayaan
dalam suatu perencanaan yang akan masyarakat di lingkungannya. Sosialiasai
dilaksanakan, salah satu faktor yang adalah penyampaian informasi dengan
melipat gandakan pihak-piha yang terdiri
penting dalam manajemen perencanaan dari individu yang memiliki skala
dalam meningkatkan Ruang Terbuka intelektualitas berbeda, sebagi contoh,
Hijau yang ada di Kota seorang yang berpendidikan sekolah dasar
Pekanbaru.Seperti hasil wawancara di sangat berbeda sudut pandangnya dengan
atas Dinas Tata Ruang dan Bangunan orang yang duduk di perguruan tinggi suatu
melekukan koordinasi kepada dinas- universitas dalam menyikapi atau
dinas terkait, tetapi dilihat dari fakta menangapi sosialisasi tentang sebuah
yang terjadi dilapangan koordinasi yang Peraturan Daerah(Perda). Sosialisasi
dilakukan oleh dinas-dinas tersebut Pemerintah Kota Pekanabaru tidak
masih sangat kurang.Untuk itu berjalan optimal karena sosialisasi
Pemerintah Kota Pekanbaru harus lebih berjalan sekali.Seharusnya sosialisasi
tegas kepada instansi-instansi terkait dilakukan atau diberikan secara terus
dalam upaya meningkatkan Ruang menerus dengan ada jangka waktu yang
Terbuka Hijau yang ada di Kota ditetapkan agar mempermudah
Pekanbaru. masyarakat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen perencanaan
3. Inovasi adalah salah satunya sosialisasi, masih
Pengertian menurut kurangnya sosialisasi dari pemerintah
Everett.M.Rogers mendefisisikan kepada masyarakat terhadap pentingnya
bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, Ruang Terbuka Hijau di Kota Pekanbaru
praktek atau objek/benda yang disadari maka akan berdampak pada peningkatan
dan diterima sebagai suatu hal yang baru Ruang Terbuka Hijau.
oleh seseorang atau kelompok untuk Sosialisasi yang kurang oleh
diadopsi. Dapat diketahui dalam sebuah pemerintah akan mempengaruhi
manajemen perencanaan sangat di manajemen perencanaan, karena sangat
butuhkan sekali inovasi, pengenalan hal- kurangnya sosialisasi yang diberikan
hal baru, pembaharuan, penemuan baru makan akan menyebabkan kurangnya
yang berbeda dari yang sudah ada atau partisipasi masyarakat yang tidak terlalu
yang sudah dikenal sebelumnya, ini optimal dalam pemeliharaan dan
adalah salah satu faktor penentu dari peningkatan Ruang Terbuka Hijau yang
perencanaan peningkatan Ruang ada di Kota Pekanbaru. Melihat dari
Terbuka Hijau yang ada di Kota fakta yang terjadi di lapangan maka

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 9


pemerintah harus lebih meningkat perencanaan yang di lakukan oleh
sosialisasi kepada masyarakat akan Pemerintah Kota Pekanbaru belum
pentingnya dan manfaat Ruang Terbuka mencapai hasil yang maksimal atau
Hijau. memuaskan.
KESIMPULAN DAN SARAN B. Saran
A. Kesimpulan Dari Kesimpulan yang telah
Berdasarkan penelitian yang dijabarkan penelitian maka peneliti dapat
dilakukan oleh peneliti dari uraian bab memberikan saran-saran sebagaiberikut :
sebelumnya mengenai Manajemen 1. Pemerintah Kota Pekanbaru harus
Pemerintah Kota Terhadap Ruang lebih memaksimalkan perencaan
Terbuka Hijau di Kota Pekanbaru Tahun dalam meningkatkan Ruang Terbuka
2008-2012, maka diperoleh kesimpulan : Hijau yang ada di Kota Pekanbaru,
1. Berdasarkan hasil penelitian dan seperti memaksimalkan program-
pembahasan yang diuraikan program yang telah dibuat dan
sebelumnya dapat diketahui bahwa membuat program-program baru
Manajemen Pemerintah Kota dengan melibatkan masyarakat
Terhadap Ruang Terbuka Hijau di secara langsung. Kemudian
Kota Pekanbaru Tahun 2008-2012 Pemerintah Kota Pekanbaru harus
dalam meningkat Ruang Terbuka lebih memaksimalkan
Hijau yang ada di Kota Pekanbaru pemanfaatanlahan yang kosong
belum berjalan secara efektif, dilihat untuk dijadikannya Ruang Terbuka
dari program-program yang berjalan Hijau(RTH), mampu membangun
kurang efektif, tidak memanfaatkan kerjasama yang erat dengan pelaku
lahan-lahan yang masih kosong di dibidang usaha untuk meningkatkan
Kota Pekanbaru, dan tidak adanya dan membangun Ruang Terbuka
Peraturan Daerah yang mengatur Hijau
tentang Ruang Terbuka Hijau di 2. Pemerintah harus lebih
Kota Pekanbaru. meningkatkan kualitas dan kuantitas
2. Dari hasil penelitian yang dilakukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
terhadap Manajemen Pemerintah ada dalam suatu organisasi apabila
Kota Terhadap Ruang Terbuka ingin terwujudnya suatu tujuan yang
Hijau di Kota Pekanbaru Tahun diinginkan yaitu terpenuhinya Ruang
2008-2012 ditemukan beberapa Terbuka Hijau yang ada di Kota
faktor yang mempengaruhiyaitu : Pekanabaru.Dengan cara
Sumber DayaManusia yang kurang memberikan pelatihan baik tenaga
memadai yang perlu ditingkatkan kerja yang baru maupun tenagakerja
kualitas dan kuantitasnya, kurangnya yang lama agar kualitas tenagakerja
koordinasi antara suatu dinas dengan yang dimiliki berkualitas yang
dinas lain untuk melakukan program berdampak pada peningkatan Ruang
peningkatan Ruang Terbuka Hijau di Terbuka Hijau. Pemerintah juga
Kota Pekanbaru, belum maksimalnya harus juga menciptakan inovasi baru
inovasi yang dilakukan oleh demi terciptanya Ruang Terbuka
pemerintah dalam menciptakan Hijau(RTH) yang di idamkan oleh
Ruang Terbuka Hijau yang baru, masyarakat Kota Pekanbaru, dan
kurangnya sosialisasi yang di berikan adanya koordinasi yang baik antar
kepada masyarakat betap aberartinya dinas-dinas terkait dalam menciptkan
mempunyai Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
(RTH), sehingga manajemen asri, dan salah satu faktor yang juga

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 10


sangat penting adalah koordinasi Soemarwoto. O. 1983. Ekologi
antar pemerintah dengan masyarakat Lingkungan Hidup dan
tetang pentingnya Ruang Terbuka Pembangunan. Jakarta: Jembatan
Hijau(RTH) yang ada di kota, agar Jakarta.
udara di kota tidak tercemar dan Subagyo. Joko. 2004. Metodologi
menjadi asrinya Kota Pekanbaru Penelitian. Jakarta : PT. Rineka
dengan terpenuhinya Ruang Terbuka Cipta.
Hijau(RTH).
Sudantoko. Djoko. 2003. Otonomi
Daerah. Yogyakarta: Andi offset
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Surya,Winarna. 1999. Otomomi Daerah
Adisasmita, Rahardjo.2011.Manajemen di Era Reformasi.Yogyakarta: UPP
Pemerintahan Daerah. Jakarta: AMP YKPN.
Graha Ilmu Sughandy, A, 1989, Penataan Ruang
Amir, M. Taufiq.2011. Manajemen dalam Pengelolaan Lingkungan
Strategi Konsep dan Hidup, Jakarta: Gramedia.
Aplikasi.Jakarta :PT. Rajagrafindo
Tangkilisan. 2005. Manajemen Publik.
Persada
Jakarta: PT.Grasindo
Anonim.2001. Rencana Umum Tata
Ruang Kota Pekanbaru. Pemerintah
B. Jurnal dan Majalah Ilmiah
Kota Pekanbaru
Danoeedjo.S, Menuju Standar Ruang
Bagong,Suyanto dan Sutinah. 2008.
Terbuka Hijau di Kawasan Kota
Metode Penelitian Sosial: Berbagai
Dalam Rangka Melengkapi
Pendekatan Alternatif. Jakarta:
Standar Nasional
Kencana
Dardak. H. A, Masalah Urbanisasi dan
Budiharjo, Eko. 2009. Kota
RTH dalam Penataa Ruang
Berkelanjutan. Semarang: Kencana.
Perkotaan. Jakarta :Dirjen Penataan
Gulo. W. 2005. Metodologi Penelitian.
Ruang Departemen PU.
Jakarta: Grasindo.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen DanisworoM. 1998. Makalah
Edisi 2. Yogyakarta: BPFE- Pengelolaan kualitas lingkungan
Yogyakarta dan lansekap perkotaan di
Indonesia dalam menghadapi
Irwan Z.D. 2005. Tantangan Lingkungan
dinamika abad XXI.
dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta:
PustakaCidesindo. Menteri Pekerjaan Umum. 2008.
Pedoman Penyediaan dan
Morissan.2004. Pemerintah Daerah UU
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau
No.32 Tahun 2004 Beserta
Di Kawasan Perkotaan.
Penjelasannya. Jakarta: Ramdina
Departemen Pekerjaan Umum,
Prakarsa.
Jakarta.
Pandji,Santosa.2008Administrasi Publik
Rustam Hakim. 2000. Thesis Analisis
: Teori dan Aplikasi Good
Kebijakan Pengelolaan Ruang
Governance.. Bandung: PT Refika
Terbuka Hijau Kota DKI Jakarta,
Aditama.
InstitutTeknologi Bandung.
Purnomohadi, Ning. 2006. Ruang
C. Peraturan
Terbuka Hijau Sebagai Unsur
Utama Tata Ruang Kota. Jakarta. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Pentaan Ruang.

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 11


Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Cara Peran Serta Masyarakat dalam
Nomor 05 Tahun 2008 Tentang Penataan Ruang.
Pedoman Penyedian dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau D. Sumber lain
di Kawasan Perkotaan. http://www.menulisproposalpenelitian.c
Peraturan mentri Dalam Negeri Nomor 1 om/2011/04/studi-dokumen-dalam
Tahun 2007 Tentang Penataan penelitia.html(diungahpadatanggal
Ruang Terbuka Hijau. 04 maret 2014)
Peaturan Mentri Nomor 63 Tahun 2002 http://wwmenlh.go.id/adipura/tentangkit
Tentang Hutan Kota. a.php(diungahpadatanggal 02
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun maret2014)
1996 Tentang Pelaksanaan Hak dan http://isjd.pdii.lipi.go.id/admim/jurnal/12
Kewajiban Serta bentuk dan Tata 0889118.pdf (diungahpadatanggal04
maret 2014)

JOM FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 12

Das könnte Ihnen auch gefallen