Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Makalah: Diterima 20 Agustus 2018; Diperbaiki 25 Januari 2019; Disetujui 15 Februari 2019
ABSTRACT
Product quality control is an effort to minimize defective products from products produced by the
company. Without the control of product quality, it will cause a large loss for the company, because
irregularities are not known so that repairs cannot be carried out and eventually irregularities will be sustained.
Paper are the most common products around us. One of the paper manufacturing industries in Indonesia is PT.
Surya Pamenang. The purpose of this study was to determine whether the final product of paperboard was
controlled statistically in quality. Quality control statistics were carried out using Pareto Diagram, 𝑥̅ − 𝑅
Control Chart and Fishbone Diagram. Data were taken in December 2017 and January 2018. Samples were
carried out every one reel from each cardboard to the end of the Board Making unit. Then, the smoothness test
from Back Side (BS) and Printing Side (PS) was conducted. From the Pareto diagram obtained 80% of the most
types of disability, namely the Smoothness level of the high PS paper surface with a value of 10, the surface color
of the bluish PS paper with a value of 8 and bowl with a value of 7. The control map results showed that the
smoothness quality parameter at PS was still really need attention from the company, because in successive
months these parameters indicate that the quality was not statistically controlled. The results of the analysis of
causes of disability on paperboard were personnel, machines, material, and environment.
Keywords: control chart, fishbone diagram, paperboard, pareto diagram, statistical quality control
ABSTRAK
Pengendalian kualitas produk merupakan usaha untuk meminimalisasi produk cacat dari produk yang
dihasilkan perusahaan. Tanpa adanya pengendalian kualitas produk akan menimbulkan kerugian yang besar bagi
perusahaan, karena penyimpangan-penyimpangan tidak diketahui sehingga perbaikan tidak bisa dilakukan dan
akhirnya penyimpangan akan berkelanjutan. Produk kertas adalah produk yang paling umum dijumpai disekitar
kita. Salah satu industri manufaktur kertas di Indonesia adalah PT. Surya Pamenang. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah produk akhir kertas karton sudah terkendali mutunya secara statistik. Pengendalian
kualitas statistik dilakukan dengan menggunakan diagram Pareto, Peta Kendali 𝑥̅ − 𝑅 dan diagram Fishbone.
Data diambil pada bulan Desember 2017 dan bulan Januari 2018. Pengambilan sampel uji dilakukan pada setiap
satu reel dari tiap kertas karton jadi di akhir unit Board Making. Kertas yang diteliti adalah kertas jenis ICB 230.
Dari sampel uji ini dilakukan uji smoothness dari Back Side (BS) dan Printing Side (PS). Dari diagram Pareto
diperoleh 80% jenis kecacatan terbanyak yaitu tingkat Smoothness dari permukaan PS kertas tinggi dengan nilai
10, warna permukaan PS kertas kebiruan dengan nilai 8 dan mangkak (kekuningan) dengan nilai 7. Hasil peta
kendali menunjukkan bahwa parameter mutu smoothness pada PS ini masih sangat perlu perhatian dari
perusahaan, karena dalam bulan berturut-turut parameter tersebut menunjukkan bahwa kualitasnya belum
terkendali secara statistik. Hasil analisis penyebab kecacatan pada kertas karton yaitu personnel, machines,
material, dan environment.
Kata kunci: peta kendali, diagram sebab akibat, kertas karton, diagram pareto, pengendalian kualitas statistik
kertas di Indonesia adalah PT. Surya Pamenang. Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
Industri ini telah memproduksi kertas karton Primastuti (2014) mengenai pengontrolan kualitas
sebanyak 150.000 ton per tahun. Juga telah produk menggunakan metode diagram kontrol
melakukan ekspor ke lebih dari 20 negara di dunia, multivariat np (Mnp) dalam Usaha peningkatan
seperti Cina, Thailand, Jerman, Australia, dan negara Kualitas pada PT Coca-Cola Amatil Indonesia,
lainnya. Semarang diperoleh bahwa proses produksi pada
Dari sekian banyak produk kertas yang fase II belum terkendali karena terdapat 10 data
sering dijumpai, tentunya tidak asing dengan salah pengamatan yang out of control, meskipun pada fase
satu jenis kertas yaitu kertas karton (paperboard). I telah terkendali setelah dilakukan penanganan,
Jenis kertas karton sering dijumpai pada kemasan namun secara keseluruhan proses produksi belum
distribusi (kardus, karton tebal) ataupun sering stabil.Kemudian dilanjutkan untuk memeriksa
dijumpai pada kemasan pak produk tertentu (rokok, penyebab kecacatan menggunakan diagram
produk rumah tangga kebanyakan). Jenis kertas ini Fishbone.
adalah jenis kertas yang memiliki banyak kelebihan, Pada penelitian ini digunakan peta kendali
misalnya mudah didaur ulang, bahannya cukup kuat 𝑋̅ − 𝑅 karena peta kendali yang dibuat berdasarkan
dan ringan sesuai penggunaannya, serta mudah variabel mutu yang diukur pada produk kertas
untuk menyesuaikan produk yang nantinya karton.Selain itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
menggunakan kertats karton sebagai kemasannya. mengetahui seberapa besar simpangan (range)
Salah satu bentuk perhatian terhadap proses yang terjadi dalam proses produksi
kualitas pulp dan kertas adalah dengan memiliki paperboard.
sertifikasi ISO 9001:2008 seperti yang telah
didapatkan oleh PT. Surya Pamenang. ISO METODE PENELITIAN
9001:2008 adalah standar internasional untuk sistem
manajemen kualitas terhadap barang dan jasa. Metode penelitian yang digunakan dalam
Wujud sistem manajemen kualitas yang umum penelitian ini adalah metode kuantitatif. Data yang
digunakan adalah pengendalian mutu statistik diambil berupa yang digunakan adalah parameter
terhadap produk akhir. Dengan adanya manajemen smoothness dari Back Side (BS) dan Printing Side
kualitas yang baik, maka produk yang diproduksi (PS) kertas karton. Selanjutanya alat yang digunakan
akan tetap terjaga dalam spesifikasinya atau untuk memeriksa apakah sampel telah terkendali
konstannya nilai pengukuran terhadap produk. mutunya secara statistik yaitu diagram pareto, peta
Pengendalian kualitas secara statistik kendali 𝑋̅ − 𝑅, dan diagram fishbone.
(Statistical Quality Control (SQC)) adalah metode Penyebab kecacatan produk kertas karton
pengendalian terhadap mutu dari subyek dengan akan menggunakan alat bantu statistik Diagram
menggunakan dasar-dasar statistik dalam Pareto, Peta Kendali 𝑋̅ − 𝑅 dan Diagram Sebab
metodenya. SQC juga digunakan untuk Akibat. Diagram Pareto digunakan untuk mendeteksi
mengumpulkan dan menganalisis data hasil penyebab kecacatan terbesar dengan melihat
pemeriksaan terhadap sampel dalam kegiatan proporsinya. Selanjutnya peta kendali akan dibuat
pengawasan kualitas produk (Arifianti, 2013). Selain berdasarkan penyebab terbesar hasil kesimpulan dari
itu SPC juga digunakan untuk mengukur kualitas Diagram Pareto dengan melihat variabel kuantitatif
sekarang dari produk atau jasa dan mendeteksi mana yang mempengaruhi kecacatan produk.
apakah proses barang atau jasa mengalami Terakhir dalam Diagram Fishbone akan dicari
perubahan yang akan mempengaruhi kualitas penyebab kecacatan sekaligus pemberian solusi
(Heizer dan Render, 2005 dikutip oleh Kartika, terbaik untuk mengatasi penyebab kecacatan produk.
2013). Beberapa teknik yang umum digunakan Dalam melakukan pengukuran parameter
dalam pengendalian kualitas secara statistik pada produk kertas karton, jenis kecacatan dicacat
diantaranya: diagram pareto, peta kendali, dan satu-persatu dengan melihat dokumentasi
diagram sebab akibat (Nur dan Suyuti, 2017). perusahaan yang berisi laporan kecacatan produk
Terdapat 2 jenis peta kendali, yaitu peta kendali yang ditentukan oleh pihak Laboratorium FPC, yang
variabel dan peta kendali atribut. Peta kendali nantinya akan dilaporkan ke Unit Board Making.
variabel digunakan jika karakteristik kualitas yang Untuk data primer, peneliti melakukan studi
akan dikendalikan diperoleh melalui pengukuran dan observasi secara langsung ke dalam proses akhir
dinyatakan dalam skala kontinu. Macam peta kendali produk kertas karton beserta pengujian pada produk
variabel ada dua, yaitu peta 𝑋̅ − 𝑅 dan peta 𝑋̅ − 𝑠. akhir yang dilakukan perusahaan.
Sementara itu, peta kendali atribut digunakan jika Pengambilan sampel uji dilakukan pada
karakteristik kualitas yang akan dikendalikan tidak setiap satu reel dari tiap kertas karton jadi di akhir
diperoleh melalui pengukuran, misalnya unit Board Making. Untuk jenis kertas yang diteliti
pemeriksaan karakteristik produk yang digolongkan yaitu dengan jenis ICB 230. Ukuran
ke dalam produk yang sesuai atau tidak sesuai pengambilannya adalah dengan lebar kurang lebih 1
(Montgomery, 2005). meter, dan panjangnya adalah 4,2 meter (panjang
reel). Dari sampel uji ini nantinya akan dilakukan uji
Gambar 1. Diagram pareto jenis penyimpangan kertas karton pada tanggal 8 Januari 2018 hingga 7 Februari
2018
Jadi berdasarkan prinsip tersebut, maka pertama, ke-2 dan ke-10. Poin yang keluar dari batas
perusahaan harus menyelesaikan 80% permasalahan UCL adalah poin ke-18, ke-22, dan ke-24.Nilai ini
pada nilai Smoothness PS tinggi, warna PS kebiruan, menjadi bahan evaluasi oleh perusahaan terhadap
dan permasalahan warna PS mangkak. Peta kendali observasi poin pertama, kedua, ke-10, ke-18, ke-22
variabel berupa peta 𝑋̅ − 𝑅, data yang diinputkan dan ke-24. sedangkan berdasarkan grafik pada Peta
harus berupa data kauntitatif. Jadi parameter R untuk Gambar 5, dapat dilihat bahwa terdapat satu
Smoothness PS, menjadi pembahasan didalam alat poin observasi data yang tidak masuk kedalam batas
kendali kualitas bagan kendali proses, sementara itu yang telah ditentukan. Poin observasi tersebut
untuk keseluruhan 80% masalah kecacatan yaitu berada pada poin ke-25 dengan nilai 10. Maka dari
Smoothness PS tinggi, warna PS Kebiruan dan itu karena terdapat satu data yang berada diluar
warna PS mangkak menjadi poin pembahasan dalam batas, maka dilakukan perhitungan kembali dengan
alat kendali kualitas diagram sebab akibat. menghilangkan poin observasi ke-25. Hal ini juga
dilakukan pada peta 𝑋̅.
Peta Kendali 𝑿 ̅ dan R Smoothness sisi PS Jika terdapat nilai yang keluar dari batas
(Printing Side) bawah dan atas pada peta kendali, maka lakukan
Data untuk bulan Desember 2017 dan identifikasi dan hilangkan nilai tersebut. Setelah itu
Januari 2018 untuk Printing Side berupa data gambar ulang Peta 𝑋̅ – R berdasarkan data dan batas
sekunder yang diambil berdasarkan rekapitulasi data yang baru, lalu amati kembali (Badiru et al., 2012).
oleh perusahaan. Data diambil dengan sebanyak 30 Terdapat poin observasi yang keluar dari batas dapat
observasi, dan tiap observasinya diambil 4 data disebabkan karena adanya jumlah bahan coating
pengujian. Peta 𝑋̅ – R untuk Printing Side dapat yang diberikan kepada kertas tidak sesuai dengan
dilihat pada Gambar 2 dan 3. ketentuan (terlalu banyak atau terlalu sedikit), atau
Berdasarkan grafik Peta 𝑋̅ pada Gambar 2, bisa juga dikarenakan adanya pengaturan di dalam
dapat dilihat terdapat 2 poin observasi yang keluar mesin produksi yang tidak sesuai (terutama di
dari batas UCL. Poin tersebut adalah poin ke-3 dan Coater Section). Sementara itu dalam penelitian lain
ke-19. Nilai ini menjadi bahan evaluasi oleh mengenai analisis peta kendali p menjelaskan bahwa
perusahaan terhadap observasi ke-3 dan ke-19. Saran perbandingan hasil antara peta kendali p
yang dapat diberikan kepada perusahaan yaitu perlu konvensional, peta kendali p yang di standarisasi,
dilakukan pengecekan ulang terhadap seluruh dan yang distandarisasi untuk proses pendek yang
pengaturan di bagian Coating Section. Serta dapat terlihat perbedaannya dari batas - batas kendali
kebersihan dari Blade Coater yang dapat dan hasil data out of control tiap peta kendali
mengganggu nilai Smoothness. Hal ini disebabkan tersebut. Untuk peta kendali p konvensional dan peta
karena coating section sebagai tempat aplikasi bahan kendali p yang distandarisasi dengan batas kendali
coating ke bagian permukaan kertas sehingga yang berbeda terdapat kesamaan hasil adanya 3 data
merupakan proses terpenting dalam menentukan out of control.
smoothness kertas. Namun, pada peta kendali p yang
Pada Gambar 3, pada Peta 𝑋̅ dapat dilihat distandarisasi untuk proses pendek, walaupun batas
terdapat 6 poin observasi yang keluar dari batas kendali sama dengan peta kendali p yang
LCL, dan 3 poin observasi yang keluar dari batas distandarisasi terdapat perbedaan hasil yaitu hanya
UCL. Poin yang keluar dari batas LCL adalah poin adanya 1 data out of control, sedangkan untuk peta
kendali p konvensional dan peta kendali p yang (Arsyad, 2017). Gambar dari Peta 𝑋̅ – R perbaikan
distandarisasi untuk proses pendek sangat berbeda dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.
dari segi batas kendali dan hasil data out of control
(a) (b)
Gambar 2. (a) Peta 𝑋̅ parameter smoothness PS bulan Desember 2017, (b) Peta 𝑅 parameter smoothness PS bulan
Desember 2017
(a) (b)
Gambar 3. (a) Peta 𝑋̅ parameter smoothness PS bulan Januari 2018, (b) Peta 𝑅 parameter smoothness PS bulan
Januari 2018
(a) (b)
Gambar 4.(a) Peta 𝑋̅ perbaikan barameter smoothness PS bulan Desember 2017, (b) Peta 𝑅 perbaikan parameter
smoothness PS Desember 2017
(a) (b)
Gambar 5. (a) Peta 𝑋̅ perbaikan parameter smoothness PS bulan Januari 2018, (b) Peta 𝑅 perbaikan parameter
Smoothness PS bulan Januari 2018
Ternyata setelah dilakukan perbaikan peta Berdasarkan hasil analisa, didapat 4 macam
kendali 𝑋̅ − 𝑅 tetap terdapat titik-titik observasi penyebab adanya penyimpangan atau kecacatan pada
yang out of control. Hal ini menjadi bahan evaluasi produk kertas karton. Pertama adalah pada karyawan
untuk perusahaan bahwa pada Bulan Januari 2018, (personnel), kedua pada mesin atau alat (machines),
masih terdapat banyak produk yang parameter ketiga yaitu pada bahan (material), dan keempat
smoothness untuk PS belum terkendali mutunya adalah pada lingkungan (environment). Pada
secara statistik. Parameter mutu smoothness pada PS penyebab pertama yaitu karyawan, sebab yang dapat
ini masih sangat perlu perhatian dari perusahaan, terjadi yaitu karena karyawan yang bertugas sedang
karena dalam bulan berturut-turut parameter tersebut mengantuk, atau karena karyawan kurang waspada
menunjukkan bahwa kualitasnya belum terkendali terhadap lingkungan di sekitarnya terkait Coating
secara statistik walaupun sudah mengalami Section. Hal ini mengakibatkan kesalahan pada
perbaikan atau revisi peta kendali. Hal ini yang proses coating kertas sehingga parameter smoothness
dijadikan dasar untuk evaluasi lebih lanjut. Proses dan warna pada PS tidak sesuai dengan standar
produksi yang menjadi salah satu penentu parameter mutu.
smoothness adalah proses coating. Proses ini Lalu pada penyebab kedua yaitu mesin atau
terdapat 3 tahap, yaitu terdiri dari 3 bagian, yaitu alat, sebab yang dapat terjadi penyebab produk
Coater 1 untuk aplikasi precoat (pada permukaan kertas karton diluar spesifikasi nilai smoothness
bottom ply), Coater 2 untuk aplikasi topcoat (pada maupun warnanya yaitu karena adanya komponen
permukaan top ply), dan Coater 3 untuk aplikasi didalam proses yang kotor, atau karena tingkat
backcoat (pada permukaan bottom ply). Kertas yang perawatan dari mesin atau alat Coating Section yang
dilapisi (coated) adalah kertas yang telah dilapisi terlalu sulit dijangkau oleh teknisi, atau adanya
oleh senyawa atau polimer tertentu sehingga kertas pengaturan standar operasi pada Coating Section
dapat memiliki kualitas tertentu dari yang tidak sesuai dengan spesifikasi produk, atau
senyawa/polimer tersebut. Kualitas tersebut dapat bisa karena adanya kertas yang terbakar pada
terlihat pada bobot kertas (gramatur), permukaan Infrared pada kejadian kertas mengalami putus. Abu
kertas yang mengkilap, halus, atau tidak mudah yang terbentuk ketika kertas terbakar dapat
menyerap tinta (smoothness) (Anonim, 2019). mengenai bagian pengaplikasian zat Coating ke
permukaan kertas, yang dapat menyebabkan
Diagram Sebab Akibat berubahnya nilai Smoothness PS maupun warna dari
Diagram sebab akibat digunakan untuk permukaan kertas. Selanjutnya pada penyebab
mengetahui apa saja penyebab adanya material. Adanya penyebab berbedanya nilai
penyimpangan yang terjadi pada kertas karton. Jenis Smoothness maupun nilai warna dari masing-masing
penyimpangan yang dinilai didalam diagram ini permukaan kertas dapat disebabkan oleh campuran
adalah pada parameter Smoothness PS tinggi, warna bahan dan komposisi yang digunakan pada 3 tahap
PS kebiruan, dan warna PS mangkak. Ketiga Coating tidak sesuai dengan standar operasi proses
penyimpangan ini akan dilakukan penilaian Diagram produksi. Penyebab keempat yaitu lingkungan.
Sebab-Akibat karena pada Diagram Pareto ketiga Terdapatnya debu yang masuk ke bagian Coater
penyimpangan ini jumlahnya lebih tinggi daripada Section tentu dapat mempengaruhi nilai smoothness
penyimpangan yang lain. Alasan selanjutnya ada maupun nilai warna pada permukaan kertas. Gambar
karena sebesar 80% dari seluruh jumlah kecacatan, dari diagram sebab akibat (fishbone) dapat dilihat
berisi ketiga penyimpangan produk kertas karton. pada Gambar 6.
Gambar 6. Diagram sebab akibat (fishbone) kecacatan nilai smoothness dan warna kebiruan / mangkak
Machines Kesimpulan
Didalam poin machines, saran yang dapat Pada diagram pareto untuk data kecacatan
diberikan yaitu adalah saran preventif. Misalnya kertas bulan Desember 2017 dan Januari 2018 dapat
dengan melakukan pengecekan lebih rutin lagi dan dilihat jumlah kecacatan tingkat smoothness yaitu
lebih teliti terhadap seluruh bagian mesin atau 10, warna PS sejumlah 8, warna PS mangkak
instrumentasi didalam bagian coater section. Hal ini sejumlah 7, nilai thickness sejumlah 3, cacat coating
karena sebagian penyimpangan produk yang murni sejumlah 1, dan sebab lain sejumlah1. Dari
disebabkan oleh mesin dapat muncul disebabkan pengujian bagan kendali proses, data yang diukur
adanya beberapa faktor pengecekan yang yaitu smoothness PS, dengan waktu Bulan Desember
terlewatkan. Misalnya, apabila pemeriksaan alat 2017 dan Januari 2018. Data smoothness PS baik
didalam proses coater section kurang baik, maka pada bulan Desember 2017 maupun Januari 2018
jumlah dari bahan coating yang diterapkan ke bagian terdapat data yang belum terkendali kualitasnya
permukaan kertas terdapat perbedaan dari yang secara statistik. Terdapat poin observasi yang keluar
seharusnya. dari batas dapat disebabkan karena adanya jumlah
bahan coating yang diberikan kepada kertas tidak
sesuai dengan ketentuan (terlalu banyak atau terlalu
sedikit), atau bisa juga dikarenakan adanya Badiru AB, Ibidapo-Obe O, dan Ayeni BJ. 2012.
pengaturan didalam mesin yang digunakan dalam Industrial Control Systems: Mathematical
proses produksi yang tidak sesuai (terutama di and Statistical Models and Techniques.
Coater Section). Selanjutnya pada diagram sebab Boca Raton: CRC Press.
akibat, dibuat dengan berdasarkan Diagram Pareto. Bakhtiar S, Tahir S, dan Hasni RA. 2013. Analisa
Hasil analisis penyebab kecacatan pada kertas karton pengendalian kualitas dengan menggunakan
yaitu personnel, machines, material, dan metode Statistical Quality Control (SQC).
environment. Malikussaleh Industrial Engineering
Journal. 2 (1): 29-36.
Saran Devani V dan Wahyuni F. 2016. Pengendalian
Penelitian dapat dilanjutkan mengenai kualitas kertas dengan menggunakan
pemeriksaan kualitas kertas karton secara Statistical Process Control di Paper
multivariate, yaitu dengan memasukkan beberapa Machine 3. Jurnal Ilmu Teknik Industri.
variabel mutu kertas secara bersamaan menggu 15(2):87-93.
nakan peta kendali multivariat, perlu dilakukan Heizer J dan Render B. 2005. Manajemen Operasi.
penelitian yang lebih mendalam mengenai level Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
sigma serta kapabilitas proses produksi di Kartika H. 2013. Analisis pengendalian kualitas
perusahaan terkait. produk cpe film dengan metode Statistical
Process Control pada PT. MSI. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Ilmiah Teknik Industri. 1: 50-58.
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia.2018.
Anonim. 2019. Pelapisan kertas PT. Lautan Luas Industri pulp dan kertas dipacu manfaatkan
Tbk. http://www.lautan-luas.com/id/i teknologi ramah lingkungan.retrieved from
ndustries/products/pulp http://www.kemenperin.go.id/artikel/19895/
paper/process/paper-coating/ [10 Februari Industri-Pulp-dan-Kertas. [15 Maret 2018]
2018] Nur R dan Suyuti M. 2017. Pengantar Sistem
Arifianti R. 2013. Analisis kualitas produk sepatu Manufaktur. Yogyakarta: Deepublish.
tomkins. Jurnal Dinamika Manajemen. 4 Primastuti NB. 2014. Pengontrolan kualitas produk
(1): 46-58. menggunakan metode diagram kontrol
Arsyad AG, Ferdinant PF, dan Ekawati R. 2017. multivariat np (Mnp) dalam usaha
Analisis peta kendali p yang distandarisasi peningkatan kualitas (Studi Kasus di PT
dalam proses produksi regulator set Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI)
fujiyama. Jurnal Teknik Industri. 5 (1): 86 – Semarang). Jurnal Gaussian. 3 (1): 11-119.
92.