Sie sind auf Seite 1von 14

ANALISIS HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP PEMBERIAN

ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAKRAYU KOTA


PALEMBANG

1 2 3
Nina Deslima , Misnaniarti , HM. Zulkarnain
1,2,3
Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan, Magister Kesehatan Masyarakat
Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
2 3
Email : ninadeslima05@gmail.com1, misnaniarti@unsri.ac.id , septi_2003@yahoo.com

ABSTRACT

Early initiation of breastfeeding (IMD) is one of the government's policy can reduce
the neonatal mortality rate (AKN) and increase the coverage of exclusive breastfeeding.
Scope IMD and exclusive breastfeeding is low based on the data contained within the
Department of Health in Palembang. The purpose of this research to analyze the
relationship between Early Initiation of Breastfeeding (IMD) on exclusive breastfeeding in
some Health Center Makrayu, Palembang. This research was conducted in September
2018. The study population amounted to 1,177 mothers. The research sample as many as
110 people by using purposive sampling. This study using quantitative methods, with cross-
sectional design. Data collection instruments such as questionnaires, interviews, and
observations as well as data with multiple logistic regression analysis. Result dan
Conclusion: The results showed that there was a relationship Early Initiation of
Breastfeeding (IMD) (p = 0.001); education (p = 0.023); family support (p = 0.003 on
exclusive breastfeeding. Multivariat analyzed showed that dominant risk factor of early
initiation of breastfeeding is early initiation of breastfeeding (IMD) (p= 0,045).

Keyword : Early Initiation of Breastfeeding (IMD), Exclusive Breastfeeding, family


support, Education.

PENDAHULUAN cukup tanpa makanan tambahan.


Di Negara-negara berkembang Berdasarkan penelitian WHO (2000) di
malnutrisi merupakan salah satu masalah enam Negara berkembang, resiko
kesehatan. Proporsinya 70% di Asia, kematian bayi antara usia 9-12 bulan
26% di Afrika dan 4% di Amerika meningkat 40% jika bayi tersebut tidak
Latin dan Caribbean. Diperkirakan 80% disusui, untuk bayi berusia dibawah 6
dari jumlah ibu yang melahirkan mampu bulan angka kematian meningkat menjadi
untuk menghasilkan air susu ibu dalam 48% dengan Pemberian ASI eksklusif
jumlah yang cukup untuk keperluan dapat mencegah kematian balita sebanyak
bayinya secara penuh tanpa makanan 13% (Roesli, 2008).
tambahan bahkan ibu yang gizinya Survei Demografi dan Kesehatan
kurang baikpun dapat menghasilkan ASI Indonesia (SDKI) pada tahun 2012
Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 1
melaporkan bahwa 96% anak di bawah kerja agar ibu tetap bisa menyusui
umur 2 tahun di Indonesia telah bayinya (Kemenkes RI, 2015).
mendapat ASI. Namun, hanya 50% yang Penelitian di Ghana yang dilakukan
mendapat ASI dalam satu jam pertama oleh Edmond (2006) dengan melibatkan
setelah lahir dan hanya 66% yang 10.947 bayi menyatakan bahwa
mendapat ASI dalam hari pertama kesempatan menyusu dalam satu jam
setelah lahir. Prevalensi inisiasi menyusu pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke
dini di Indonesia sendiri masih lebih 4 kulit ibu (setidaknya selama satu jam)
rendah yaitu 39%. Angka itu masih jauh maka 22% nyawa bayi dibawah 28 hari
tertinggal bila dibandingkan dengan dapat diselamatkan. Menurut Roesli (2012)
negara-negara berkembang lain seperti presentase kematian balita dapat dicegah
Oman (85%), Sri Lanka (75%), dan dengan beberapa intervensi yaitu IMD,
Filipina (54%) (Statistic Indonesia and menyusui eksklusif enam bulan dan
Macro International, 2008). Hal ini diteruskan dengan memberikan makanan
menunjukkan program IMD di Indonesia pendamping ASI (MP-ASI). IMD dapat
belum terlaksana secara optimal. mengurangi 22% kematian bayi 28 hari
Peraturan Pemerintah Nomor 33 dari sekitar 40% kematian balita yang
Tahun 2012 menginstruksikan kepada terjadi pada satu bulan pertama kehidupan
pemerintah daerah dan swasta untuk bayi. Berarti IMD mengurangi angka
bekerjasama mendukung pemberian ASI kematian balita 88% (Roesli, 2012).
Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan data Riskesdas 2013
(IMD). Melalui Peraturan Pemerintah, Untuk presentase IMD di Sumatera Selatan
Pemerintah memformalkan hak sendiri yaitu sebesar 29,5% (Riskesdas,
perempuan untuk menyusui (termasuk di 2013). Di kota Palembang jumlah jumlah
tempat kerja) dan melarang promosi bayi yang IMD pada tahun 2016 yaitu
pengganti ASI. Pemberian ASI Eksklusif sebanyak 39,9%, sedangkan pada tahun
dan IMD bertujuan untuk memenuhi 2017 jumlah bayi yang IMD pada tahun
kebutuhan nutrisi bayi dan mencegah 2017 yaitu sebesar 59,5%. Dapat di lihat
kekurangan gizi pada balita. Pemerintah dari data di atas bahwa cakupan
menyarankan daerah untuk menyediakan pelaksanaan IMD di Kota
fasilitas khusus ibu menyusui di tempat Palembang mengalami kenaikan.
Meskipun begitu angka cakupan ASI

2
Eksklusif di kota Palembang sendiri IMD pada tahun 2016 yaitu sebesar
masih rendah bahkan mengalami 45,4%, jumlah bayi yang IMD
penurunan dimana pada tahun 2015 mengalami peningkatan pada tahun 2017
jumlah yang di beri ASI Eksklusif yaitu sebesar 97,3%. Sedangkan angka
sebanyak 9,492 (72.91%) sedangkan cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas
pada tahun 2016 yaitu bayi yang diberi Makrayu Palembang sendiri masih
ASI eksklusif adalah sebanyak 9,388 rendah bahkan mengalami penurunan
(68.60%)sehingga perlu adanya upaya dimana pada tahun 2016 jumlah bayi
untuk meningkatkan keberhasilan yang di beri ASI Eksklusif sebanyak
program ASI Eksklusif tersebut. 67,4% sedangkan pada tahun 2016 yaitu
Rendahnya cakupan pemberian bayi yang diberi ASI eksklusif adalah
ASI Eksklusif 0-6 bulan dapat sebanyak 63,6%. Dapat dilihat dari data
disebabkan masih kurangnya diatas bahwa persentase ASI eksklusif di
pemahaman masyarakat bahkan petugas Puskesmas Makrayu sendiri masih
kesehatan tentang manfaat dan dibawah angka nasional.
pentingnya pemberian ASI Eksklusif METODE PENELITIAN
kepada bayi usia 0-6 bulan, adanya Desain dan Sampel
promosi yang intensif susu formula, Penelitian ini merupakan penelitian
pemantauan sulit dilakukan, pencatatan deskriptif analitik dengan menggunakan
dan pelaporan yang kurang tepat, masih rancangan cross sectional. Rancangan
kurangnya tenaga konselor ASI di studi cross sectional yaitu suatu
lapangan, RS, Klinik Bersalin belum penelitian untuk mengetahui hubungan
sayang bayi, belum adanya sanksi tegas inisiasi menyusui dini (IMD) terhadap
bagi RS/Klinik Bersalin/Bidan Praktek pemberian ASI Eksklusif dimana
Swasta yang belum sayang bayi, dan pengukuran variabel dilakukan dalam
masih banyak RS yang belum melakukan waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,
rawat gabung antara ibu dan bayinya, 2012).
serta masih rendahnya Inisiasi Menyusu Besar sampel dihitung dengan
Dini (IMD) (Profil Dinkes Provinsi menggunakan rumus besar sampel desain
Sumsel, 2016). cross sectional menggunakan rumus
Berdasarkan data dari Puskesmas Lemeshow, yaitu :
Makrayu kota Palembang jumlah bayi

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 3


( )
2
̅
= 1−∝√2 (1− )+ 1− √ 1(1− 1)+ 2(1− 2)

2
( 1− 2)
2

n = (1,96 √0,50(0,50)+1,64√0,51+(0,51)+0,49(0,49)) 0,0529


1,2936 + 0,687324
=

0,0529
= 54,6
d. Ibu bersedia melakukan wawancara
Jumlah sampel yang didapatkan
sebagai responden dengan mengisi
adalah 55 orang , dikalikan 2 menjadi
inform consent
110 sampel.
Kriteria Eksklusi:
Keterangan :
a. Ibu yang sedang sakit
n : Jumlah Sampel
b. Ibu yang memiliki kontraindikasi
Z1-α/2 : Derivat baku alpha 5% = 1,96
menyusui
Z1-β : Derivat baku beta kekuatan uji
Prosedur Penelitian
95% =1,64
Pengumpulan data variabel bebas
P̅ :(P1+P2):2= 0,5
dan terikat dengan menggunakan
P1 : Proporsi ibu yang melakukan IMD
kuesioner. Kuesioner yang terlebih dahulu
terhadap ASI Eksklusif 51% (0,59)
divalidasi dan harus reliabel. Instrumen
(Ulandari, 2016).
kuesioner yang akan dirancang terdapat
P2 : Proporsi ibu yang tidak melakukan
lima alternatif jawaban dan di setiap
IMD terhadap ASI Eksklusif 49% (0,41)
alternatif jawaban terdapat skor. Data yang
(Ulandari, 2016).
akan diambil kemudian dikelompokkan ke
Pengambilan sampel penelitian ini
dalam skala Likert. Skala Likert digunakan
dilakukan dengan metode Purposive
untuk mengukur sikap dan pendapat orang
Sampling.
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014).
Kriteria Inklusi:
a. Ibu yang memiliki bayi berusia ≥ 7
Analisis Data
bulan
Analisis univariat dan analisis
b. Ibu yang berdomisili di wilayah
bivariat dilakukan dengan uji statistik
kerja Puskesmas Makrayu
chi-square dengan alpha 5%. Analisis
c. Ibu bayi yang datang ke Posyandu
Multivariat dengan regresi logistik biner.
Puskesmas Makrayu
Ho: Terdapat hubungan IMD,
Pendidikan, dan dukungan keluarga,
terhadap Pemberian ASI Eksklusif di
4
wilayah kerja Puskesmas Makrayu Kota
Palembang.
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap Pemberian ASI Eksklusif, di
Analisis univariat pada penelitian peroleh nilai PR = 1,616 yang artinya
ini meliputi variabel dependen yaitu prevalensi ibu yang tidak IMD
Pemberian ASI eksklusif dan variabel kemungkinan untuk tidak memberikan
independen yaitu Inisiasi Menyusu Dini. ASI Eksklusif 1,616 kali dibandingkan
Analisis Univariat dengan ibu yang memberikan ASI
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel Eksklusif kepada bayinya.
Independen dan Dependen
Tabel 3 Hubungan Pendidikan Terhadap
Jumlah Sampel Pemberian ASI Eksklusif
Variabel Hasil Ukur
N %
ASI Eksklusif
Tidak ASI 86 78,2%
Pendi Tidak ASI ASI To p- PR
Pemberian ASI Eksklusif
Eksklusi tal % va (95%
Eksklusif ASI 24 21,8% dikan Eksklusif
f lue CI)
Eksklusif
N % n % N
Inisiasi Tidak IMD 82 74,5%
Menyusu Dini IMD 28 25,5% Rendah 30 93,8 2 6,3 32 100 0,0 1,306
(IMD) 28, (1,107-
Tinggi 56 71,8 22 78 100 23
Rendah 32 29,1% 2 1,541)
Pendidikan
Tinggi 78 70,9%
Analisis bivariat ini didapatkan
Bekerja 27 24,5%
Pekerjaan Tidak 83 75,5% nilai (p-value > 0,05 = 0,023) bahwa
Bekerja
Rendah 32 29,1% terdapat hubungan yang bermakna antara
Pendapatan Tinggi 78 70,9%
pendidikan terhadap Pemberian ASI
Dukungan Tidak 28 25,5%
Keluarga
Mendukung Eksklusif. Nilai PR = 1,306 yang artinya
Mendukung 82 74,5%
Jumlah 110 100 prevalensi ibu yang berpendidikan
rendah kemungkinan tidak memberikan
Analisis Bivariat
Tabel 2 Hubungan IMD Terhadap ASI Eksklusif 1,306 kali dibandingkan
Pemberian ASI Eksklusif
dengan ibu yang berpendidikan tinggi.
ASI Eksklusif Jum
Inisiasi lah PR Tabel 4 Hubungan Pekerjaan
p-
Menyusu
Tidak value
(95% Terhadap Pemberian
Dini ASI CI)
ASI
Eksklusif ASI Eksklusif
Eksklusif N
n % n %
ASI Eksklusif
1,616 Total
Tidak Peker Tidak ASI ASI % p-
71 86,6 11 13,4 82 0,001 (1,133
IMD jaan Eksklusif Eksklusif value

IMD 15 53,6 13 46,4 28 2,306) N % n % N

Beker 19 70,4 8 29,6 27 100


Berdasarkan tabel diatas Analisis ja
0,38
Tidak
8
bivariat ini didapatkan nilai (p-value > Beker 67 80,7 16 19,3 83 100
ja
0,05 = 0,001) yang berarti bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara IMD

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 5


Berdasarkan tabel diatas Analisis ASI Eksklusif. Hasil analisis juga di
bivariat ini didapatkan nilai (p-value> peroleh nilai PR = 1,414 yang artinya
0,05 = 0,388) yang berarti tidak ada prevalensi ibu yang tidak memiliki
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga kemungkinan untuk
pekerjaan terhadap Pemberian ASI tidak memberikan ASI Eksklusif 1,414
Eksklusif. kali dibandingkan dengan ibu yang
Tabel 5 Hubungan Pendapatan memiliki dukungan keluarga untuk
Terhadap Pemberian ASI memberikan ASI Eksklusif kepada
Eksklusif
bayinya.
ASI Eksklusif Analisis Multivariat
Tidak ASI ASI Total
p-
Pendapatan %
Eksklusif Eksklusif value Melakukan seleksi variabel
N % n % N
multivariat. Bila hasil uji
Rendah 29 90,6 3 9,4 32 100 kandidat
Tinggi 57 73,1 21 26,9 78 100 0,073
bivariatnyamempunyai nilai p ≤ 0,25,
Berdasarkan tabel diatas Analisis maka variabel tersebut dapat dimasukkan
bivariat ini didapatkan nilai (p-value> dalam model multivariat. Nilai p setiap
0,05 = 0,073) yang berarti tidak ada variabel independen tersebut dapat dilihat
hubungan yang bermakna antara pada Tabel berikut ini:
pendapatan terhadap Pemberian ASI Tabel 11 Variabel Independen yang
Eksklusif. masuk dalam Model
Tabel 10 Hubungan Dukungan Keluarga Multivariat
Terhadap Pemberian ASI
Variabel p value
Eksklusif Pendidikan 0,022
ASI Eksklusif Pekerjaan 0,261
Duku Tidak ASI To p- Pendapatan 0,054
ngan ASI PR Inisiasi Menyusu Dini 0,001
Eksklu tal % va
Keluar Eksklusi (95% CI)
ga f
sif lue Dukungan Keluarga 0,998
n % N % N
Tidak 10 1,414 Pemodelan Multivariat
Mendu 28 0 0 28 (1,130-
kung
0
100 0,003 1,625) Analisis multivariat dalam
Mendu 58 70, 24 29, 82
menggunakan metode ENTER. Tahap
kung 7 3
selanjutnya melakukan uji konfonding
Berdasarkan tabel diatas Analisis
yaitu melihat perubahan nilai OR dengan
bivariat ini didapatkan nilai (p-value>
menggunakan rumus: Perubahan OR =
0,05 = 0,003) yang berarti bahwa
(OR sebelum variabel terpilih dikeluarkan
terdapat hubungan yang bermakna antara
– OR setelah variabel terpilih
dukungan keluarga terhadap Pemberian

6
dikeluarkan) dibagi OR setelah variabel dibandingkan dengan ibu yang
terpilih dikeluarkan dikali 100 %. Jika melaksanakan IMD untuk memberikan
terdapat perubahan nilai OR yang ASI Eksklusif kepada bayinya. Hasil uji
dihasilkan ≥ 10%, maka variabel tersebut multivariat binary logistic menunjukan
tetap berada didalam model, karena variabel Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
merupakan variabel konfonding. merupakan variabel yang dominan
Tabel 12 Model Uji Regresi Logistik terhadap Pemberian ASI Eksklusif.
Variabel SE Sig Exp 95% CI Exp Beberapa hal di atas menunjukkan bahwa
(B) (B)
Pendidikan 0,930 0,468 1,963 0,317-12,150 IMD memiliki peranan penting agar bayi
Pendapatan 0,873 0,338 2,307 0,417-12,776
Inisiasi 0,698 0,045 4,052 1,031-15,920 dapat diberikan ASI eksklusif. Akan
Menyusu Dini
Konstanta 0,659 0,006 0,164 tetapi, keputusan untuk memberikan ASI

Uji konfonding didapatkan 3 eksklusif tidak hanya dipengaruhi oleh

variabel yang masuk ke model akhir uji IMD. Rendahnya hubungan ini terkait

regresi logistik yaitu: Pendidikan, adanya beberapa faktor lain yang

Pendapatan, Inisiasi Menyusu Dini mempengaruhi pemberian ASI eksklusif

(IMD). Variabel IMD yang merupakan selain IMD. Faktor selain IMD tersebut

variabel yang dominan terhadap adalah faktor psikologis dan faktor

pemberian ASI Eksklusif di wilayah demografi dari ibu. Faktor psikologis ibu

kerja Puskesmas Makrayu. meliputi tingkat pengetahuan ibu, rasa

Pembahasan percaya diri ibu (sikap), komitmen ibu

Hubungan Inisiasi Menyusu Dini untuk menyusui, serta dukungan dari


(IMD) Terhadap Pemberian ASI petugas kesehatan.
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Makrayu Kota Palembang. Dua jam pertama kehidupan bayi

Berdasarkan analisis bivariat adalah waktu yang optimal untuk bayi

hubungan Inisiasi menyusu dini (IMD) belajar menyusui. Kontak kulit dengan

menunjukan ada hubungan yang bermakna kulit antara bayi dan ibu pada periode ini

antara inisiasi menyusu dini (IMD) meningkatkan kesempatan bayi bisa

terhadap Pemberian ASI Eksklusif (p- menyusu di jam pertama kehidupan dan

value : 0,001), di peroleh PR = 1,616 yang dalam jangka panjang (Agudelo et al,

artinya prevalensi ibu yang tidak 2016). Pada usia 30 menit bayi dianjurkan

IMD kemungkinan untuk tidak untuk disusukan kepada ibunya, bukan

memberikan ASI Eksklusif 1,616 kali untuk pemberian nutrisi tetapi untuk

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 7


belajar menyusu atau membiasakan dan 8 % untuk bayi usia 12 bulan.
menghisap puting susu dan juga guna Pelaksanaan IMD tentunya
mempersiapkan ibu mulai memproduksi membutuhkan kerjasama antara petugas
ASI. Apabila bayi tidak menghisap kesehatan yang menolong persalinan
puting susu pada setengah jam setelah dengan ibu dan keluarganya. Setiap
persalinan, prolaktin akan turun dan sulit tindakan medis tetap harus membutuhkan
merangsang prolaktin sehingga ASI baru persetujuan dari keluarga, sebelum IMD
akan keluar hari ketiga atau lebih dan dilakukan tetap harus dikonsultasikan
memperlambat pengeluaran kolostrum kepada keluarga tentang manfaat dan
(Adam, Alim & Sari, 2016). pentingnya ASI. Sosialisasi oleh dokter,
Hasil penelitian ini sesuai dengan perawat dan bidan tentu dapat dilakukan
teori yang ditulis oleh Guyton.A, (2005) sebelum ibu melahirkan. Misalnya, pada
setiap kali ibu menyusui bayinya, sinyal tiap kali kunjungan ANC terutama
saraf dari puting susu ke hipotalamus trimester ke 3, penggunaan media cetak
akan menyebabkan lonjakan sekresi dan visual juga akan membantu
prolaktin sebesar 10 sampai 20 kali lipat sosialisasi IMD di masyarakat
yang berlangsung kira-kira 1 jam. Tapi Hasil penelitian ini dapat
bila laktasi tidak dilakukan terus menerus disimpulkan bahwa lebih dari sebagian ibu
payudara akan kehilangan kemampuan tidak melaksanakan IMD hal disebabkan
untuk memproduksi air susu ibu dalam oleh pengetahuan ibu yang masih kurang
waktusatu minggu atau lebih dan petugas kesehatan yang berpikir
Penelitian ini sesuai dengan bahwa kondisi ibu yang masih lemah,
penelitian YJ Kelly and RG Watt yang sehingga tenaga kesehatan lebih
dilakukan di UK (2005) hasilnya bayi memprioritaskan perawatan untuk
yang diberi kesempatan melakukan memperbaiki kondisinya. Kurangnya
inisiasi menyusu dini, persentase masih dukungan pada ibu yang sedang bersalin
menyusunya bayi sampai usia enam membuat ibu cenderung lebih memilih
bulan adalah 59 % dan sampai bayi usia beristirahat setelah proses persalinan dari
12 bulan adalah 38 %. Pada bayi yang pada harus kesulitan membantu mengawasi
tidak diberi kesempatan inisiasi menyusu bayi untuk melakukan IMD. Namun ada
dini, persentase yang masih menyusunya beberapa ibu yang tidak melaksanakan
hanya 19 % untuk bayi usia enam bulan IMD tapi memberikan ASI

8
Eksklusif hal ini disebabkan oleh sudah pendidikan merupakan faktor penting yang
baiknya pengetahuan ibu tentang ASI mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI
Eksklusif dan adanya dorongan dari Eksklusif, pendidikan merupakan suatu
keluarga untuk memberikan ASI kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan.
eksklusif selama enam bulan. Pendidikan dapat diperoleh secara formal,
Diharapkan kepada petugas kesehatan informal dan non formal, dengan demikian
agar dapat membantu ibu untuk semakin tinggi pendidikan ibu semakin
melakukan IMD pasca persalinan, mudah ibu untuk
sehingga bayi yang baru lahir dapat memperoleh informasi. Menurut
terbiasa menyusu kepada ibunya. Widiyanti (2008) Ibu yang mendapatkan
Hubungan Pendidikan Terhadap informasi kurang tentang menyusui dan
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
pentingnya pemberian ASI Eksklusif
Kerja Puskesmas Makrayu Kota
Palembang. merupakan salah satu faktor yang
Berdasarkan analisis bivariat
menyebabkan rendahnya motivasi ibu
terdapat hubungan pendidikan dengan
dalam pemberian ASI Eksklusif kepada
pemberian ASI Eksklusif (p-value 0,023)
bayinya, sedangkan ibu yang
yang berarti bahwa terdapat hubungan
mendapatkan informasi yang benar
yang bermakna antara pendidikan terhadap
tentang ASI Eksklusif berpeluang lebih
Pemberian ASI Eksklusif. Hasil analisis
besar untuk menjaga motivasi menyusui
juga di peroleh nilai PR = 1,306 yang
bayinya.
artinya prevalensi ibu yang berpendidikan
Dari hasil penelitian dilapang bahwa
rendah kemungkinan untuk tidak
semakin tinggi pendidikan seorang ibu
memberikan ASI Eksklusif 1,306 kali
maka akan semakin menambah
dibandingkan dengan ibu yang
pengetahuan ibu tentang IMD dan ASI
berpendidikan tinggi untuk memberikan
Eksklusif sehingga ibu akan melakukan
ASI Eksklusif kepada bayinya. Berdarkan
inisiasi menyusu dini kepada bayinya yang
uji multivariat regresi binary logistic
baru lahir dan memberikan ASI eksklusif
menunjukan bahwa pendidikan
kepada bayi. Begitu juga sebaliknya
merupakan variabel konfonding terhadap
rendahnya pendidikan seorang ibu
pemberian ASI Eksklusif.
membuat pengetahuan ibu menjadi kurang
Hasil penelitian ini sama dengan
sehingga ibu kurang mengetahui
hasil penelitian Elinofia (2011) dalam
Ratih (2012) yang menyatakan bahwa

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 9


tentang inisiasi menyusu dini dan ASI tahun 2008 tentang Peningkatan
Eksklusif. Pemberian Air Susu Ibu selama Waktu
Hubungan Pekerjaan Terhadap Kerja di Tempat kerja. Tetapi aplikasi
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
dan evaluasi dari peraturan ini sejak
Kerja Puskesmas Makrayu Kota
Palembang. ditetapkan belum diketahui dan
Berdasarkan hasil bivariat memerlukan kajian lebih lanjut. Sebuah
terdapat p-value > 0,05 = 0,388 yang terobosan baru ditemui di Jakarta, yaitu
berarti tidak ada hubungan bermakna berupa jasa pelayanan kurir untuk
antara pekerjaan dengan pemberian ASI mengambil ASI dari tempat ibu bekerja
Eksklusif. Uji multivariat dengan dan di antar ke rumah ibu saat jam kerja.
menggunakan regresi binary logistic Dalam hal ini semua proses pemerasan,
menunjukan bahwa pekerjaan bukan penyimpanan, dan pemberian ASI
merupakan variabel prediktor terhadap tersimpan tersebut harus dilakukan sesuai
pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini standar (Nainggolan, 2012).
sejalan dengan Ayutifanie (2015) yang Sedangkan dalam penelitian ini
menyatakan tidak ada hubungan antara dapat di simpulkan bahwa tidak terdapat
pekerjaan dengan pemberian ASI hubungan antara pekerjaan terhadap ASI
Eksklusif dengan nilai p-value 0,510 eksklusif karena dilapangan menunjukan
yang dilakukan di Wilayah Kerja bahwa ibu yang bekerja maupun tidak
Puskesmas Ambulu, Kabupaten Jember. bekerja cenderung tidak memberikan ASI
Hal ini menunjukan bahwa akan eksklusif yang mungkin dipengaruhi oleh
terjadi penurunan pemberiaan ASI pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan
Eksklusif jika disertai peningkatan kurangnya dukungan dari keluarga.
pekerjaan ibu. Pada ibu bekerja, fasilitasi Hubungan Pendapatan Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
dari perusahaan juga dibutuhkan termasuk
Kerja Puskesmas Makrayu Kota
alokasi waktu dan tempat mengeluarkan Palembang.
ASI, serta tempat penyimpanan ASI. Hal Berdasarkan hasil bivariat dengan
ini sebetulnya telah didukung dengan p-value = 0,073 yang berarti tidak ada
peraturan bersama hubungan yang bermakna antara
Menteri Negara Pemberdayaan pendapatan terhadap pemberian ASI
Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan eksklusif. Hasil multivariat dengan
Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan menggunakan uji regresi binary logistic

10
menunjukan bahwa pendapatan rendahnya pengetahuan ibu terkait
merupakan variabel konfonding terhadap inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI
pemberian ASI eksklusif. Hal ini sejalan Eksklusif, selain itu masih ada beberapa
dengan penelitian Ayutifanie yang ibu yang bekerja guna membantu
menyatakan tidak ada hubungan antara suaminya dalam memenuhi kebutuhan
pendapatan dengan pemberian ASI keluarga sehingga membuat ibu tersebut
eksklusif dengan nilai p = 0,170. tidak dapat memberikan ASI eksklusif
Penelitian ini juga sama dengan Anggrita dan lebih memilih menggantinya dengan
(2010) diperoleh nilai p=0,166 sehingga susu formula kepada bayinya.
dapat disimpulkan tidak ada hubungan Hubungan Dukungan Keluarga
Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di
bermakna antara pendapatan dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Makrayu
pemberian ASI eksklusif. Kota Palembang.
Rendahnya pendapatan merupakan Berdasarkan uji bivariat
rintangan yang menyebabkan orang menunjukan ada hubungan bermakna
tersebut tidak mampu membeli pangan antara dukungan keluarga terhadap
dalam jumlah yang diperlukan. pemberian ASI eksklusif dengan p-
Sebaliknya, semakin tinggi tingkat value= 0,003, di peroleh nilai PR = 1,414
pendapatan dalam keluarga justru akan yang artinya prevalensi ibu yang tidak
menyebabkan semakin rendahnya memiliki dukungan keluarga
persentase dalam pemberian ASI, hal ini kemungkinan untuk tidak memberikan
dijelaskan sebagai berikut semakin tinggi ASI Eksklusif 1,414 kali dibandingkan
tingkat pendapatan ibu maka akan tinggi dengan ibu yang memiliki dukungan
pula daya beli ibu terhadap susu formula, keluarga untuk memberikan ASI
dan tambahan makanan pendamping ASI Eksklusif kepada bayinya. Hasil
(Dewi, 2009). multivariat dengan menggunakan uji
Hasil penelitian dilapangan bahwa regresi binary logistic menunjukan
pendapatan yang rendah seharusnya lebih bahwa dukungan keluarga bukan
berpeluang memberikan ASI Eksklusif merupakan variabel prediktor terhadap
kepada bayi, akan tetapi dalam penelitian pemberian ASI eksklusif.
ini responden yang berpendapatan tinggi Septiani (2017) mengatakan
justru paling banyak tidak memberikan Keluarga, selain bisa menjadi faktor
ASI Eksklusif. Hal ini dikarenakan masih pendukung sekaligus justru bisa

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 11


menjadifaktor penghambat. Keinginan ibu praktis lainnya akan mempengaruhi emosi
untukmemberikan ASI eksklusif sebaiknya istri sehingga secara tidak langsung
sudah didiskusikan dengan keluarga mempengaruhi produksi ASI, dukungan
terutama orang-orang yang akan tinggal suami berupa dukungan secara emosional
bersama ibu saat bayi itu lahir misal suami, yang mendasari tindakan, hal tersebut
ibu, ibu mertua jauh sebelum si bayi lahir akan membuat orang merasa
atau minimal saat fase kehamilan. diperhatikan, dicintai, dimuliakan dan
Tanamkan kepada keluarga pentingnya dihargai. Dukungan suami terhadap
ASI, bagaimana memberikan ASI pemberian ASI eksklusif menjadi faktor
eksklusif serta dukungan apa yang mereka kunci kesadaran seorang ibu untuk
bisa berikan. Hal ini menjadi penting, memberikan gizi yang terbaik bagi
karena pada beberapa kasus, kegagalan bayinya.
seorang ibu dalam memberikan ASI KESIMPULAN DAN
eksklusif justru karena pemahaman yang SARAN Kesimpulan
salah dari keluarga, misalnya diberikan air Hasil penelitian didapatkan bahwa
putih supaya bayi tidak kuning, atau ada hubungan bermakna antara Inisiasi
menambahkan bayi dengan susu formula Menyusu Dini (IMD), pendidikan, dan
karena bayi menangis dan beranggapan dukungan keluarga terhadap pemberian
bahwa bayi masih lapar dan saat itu si ibu ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil
bayi kesulitan menolak atau menentang multivariat variabel Inisiasi Menyusu
karena yang memberikan adalah ibu Dini (IMD) merupakan variabel yang
mertua maupun ibu kandungnya. Peristiwa paling dominan terhadap pemberian ASI
ini akan bisa diminimalisir saat ibu eksklusif.
maupun keluarga memiliki pengetahuan Saran
tentang ASI yang baik serta kesepakatan Berdasarkan hasil penelitian
dan komitmen yang kuat untuk tersebut, beberapa saran yang dapat
mendukung ibu dalam memberikan ASI diterapkan adalah peran petugas
eksklusif. kesehatan khususnya petugas Puskesmas
Berdasarkan penelitian ini dan teori agar lebih meningkatkan program
yang ada dukungan keluarga berupa promosi serta pelatihan tentang Iniasiasi
dorongan, motivasi terhadap istri, baik Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif
secara moril ataupun materil dan bantuan yang benar dan tepat. Pemerintah

12
diharapkan bisa membuat agenda ___________ 2017. Profil Dinkes Kota
Palembang
kebijakan tentang kampanye ASI
Edmond, K.M. 2006. Delayed
eksklusif sebagai isu penting di media breastfeeding initiation increase
publik, sehingga diharapkan mampu risk of neonatal mortality.
Pediatrics.117 (3).Doi :
mengubah perilaku publik kedalam
10.1542/peds. 2005-1496.
perilaku yang lebih positif yaitu perilaku Emma, Septian. 2014. Dukungan Tenaga
pemberian ASI eksklusif. Kesehatan Untuk Meningkatkan
Niat Ibu Hamil Dalam Memberikan
Diharapkan juga Kepada Dinas ASI
Kesehatan melakukan pengawasan di Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Gondokusuman, Kota
berbagai fasilitas kesehatan yang ada di Yogyakarta. Jurnal Promosi
Kota Palembang yang melayani Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 2 /
Agustus 2014. 196
persalinan agar memberi kesempatan
_________, 2009. Penyebab
kepada ibu untuk melaksanakan IMD, Keberhasilan dan Kegagalan Praktik
rawat gabung dan memberikan ASI secara Pemberian ASI Ekslusif. Kesehatan
Masyarakat. Jurnal Kesehatan
Eksklusif. Masyarakat Nasional.
DAFTAR PUSTAKA Guyton dan Hall. 2005. Buku Ajar
Ayutifanie, Deviana. 2015. Hubungan Fisiologi Kedokteran. Jakarta: http:
Antara Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dengan Pemberian ASI Eksklusif Hesteria F.A, I.W.G. Artawan Eka Putra,&
Pada Ibu Primipara Dengan Bayi Dyah Pradnya Paramita Duarsa. 2016.
Usia >6-12 Bulan. Artikel Ilmiah Faktor-Faktor yang Berhubungan
Hasil Penelitian Fakultas Kesehatan dengan Pemberian ASI Ekslusif pada
Masyarakat, Universitas Jember Ibu Beraktivitas dalam Rumah di
Desi Ulandari, 2017. Faktor-Faktor yang Kabupaten Tabanan. Public Health
Mempengaruhi Pelaksanaan IMD and Preventive Medicine Archive. V.4
pada Pasien Pasca Persalinan di No.2.
BPM Ratna Wilis Hidayat, A.A.A. 2007. Riset keperawatan
Palembang.GASTER Vol. XVI No. dan teknik penulisan ilmiah. Ed. 2.
1 Jakarta:Selemba Medika.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel. 2015. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Survei
Profil Dinkes Provinsi Sumatera Demografi dan Kesehatan Indonesia
Selatan (SDKI) 2012. Jakarta: Kemenkes RI
___________ 2016. Profil Dinkes
Provinsi Sumatera Selatan ___________ 2015. Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2015. Indonesia. Jakarta Kementrian
Profil Dinkes Kota Palembang Kesehatan RI.
___________ 2016. Profil Dinkes Kota King, F Savage, 1994. Menolong Ibu
Palembang Menyusui, Gramedia, Jakarta.

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019 13


Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Sugiono. 2011. Metode Penelitian
perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Cipta Alfabeta cv. Bandung.
Riset Kesehatan Dasar. 2010. Badan Wiknjosastro, Hanifa, 2007. Ilmu
penelitian dan pengembangan Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
kesehatan kemeterian kesehatan RI Sarwono. Prawirohardjo. Jakarta
Roesli, Utami. 2005. Mengenal ASI Widyanti N. (2008) Hubungan antara
Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya pengetahuan dan sikap bidan
_______ 2008. Inisiasi Menyusu Dini terhadap prakik IMD kepada pasien
Plus ASI Eksklusif. Pustaka. di Kabupaten Jember. Tesis Program
Bunda.Jakarta Sarjana bagian PKIP FKM
Universitas Jember.
_______2012. Panduan Inisiasi
Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Wulandari, Melly. 2011. Faktor-Faktor
Jakarta: Pustaka Bunda yang Berhubungan dengan
Pemberian Makanan Prelakteal
Siallagan dkk. 2013. Faktor yang pada Bayi Baru Lahir di Desa Supat
Berhubungan Dengan Pemberian Timur Kabupaten Musi Banyuasin
Asi Eksklusif Pada Bayi (0-6 Bulan) Sumatera Selatan. FKM UIN:
Di Kelurahan Bantan Kecamatan Jakarta; 2011.
Medan tembung. Jurnal Fakultas
Kesehatan Masyarakat USU WHO. 2007. Community Based Strategis
for Breastfeeding Promotion and
Siregar, Nurhalimah Y. 2003. Hubungan Support in Developing Country,
Iklan Susu Formula Di Televisi
Dengan Pola Pemberian Asi Pada ________. 2009. Global health risks:
Bayi di Kelurahan Sidorejo mortality and burden of disease
Kecamatan Medan Tembung, Tahun attributable to selected major risk
2003 [serial online]. Sumatera: USU. http://www.who.int/healthinfo/global_bu
http://repository.usu.ac.id/handle/12 rden_disease/globalhealthrisks_repo
3456789/35053 rt_full.pdf
Septiani, Hanulan, Dkk. (2017). Faktor- YJ Kelly and RG Watt (2005) Breast-
Faktor yang Berhubungan dengan feeding initiation and exclusive
Pemberian ASI Eksklusif Oleh Ibu duration at 6 months by social class
Menyusui yang Bekerja Sebagai – results from the Millennium Cohort
Tenaga Kesehatan. JurnalAisyah: Study. Public Health Nutrition: 8(4),
Jurnal Ilmu Kesehatan. 2 (2), 159 – 417–421DOI:
174 10.1079/PHN2004702
Siregar A, Pemberian ASI Eksklusif dan
Faktor-faktor yang
mempengaruhinya, Fakultas
Kesehatan masyarakat Universitas
Sumatra Utara, 2004.
Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan,
Gramedia Widia Sarana Indah,
Jakarta.

14

Das könnte Ihnen auch gefallen