Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1 2 3
Nina Deslima , Misnaniarti , HM. Zulkarnain
1,2,3
Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan, Magister Kesehatan Masyarakat
Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
2 3
Email : ninadeslima05@gmail.com1, misnaniarti@unsri.ac.id , septi_2003@yahoo.com
ABSTRACT
Early initiation of breastfeeding (IMD) is one of the government's policy can reduce
the neonatal mortality rate (AKN) and increase the coverage of exclusive breastfeeding.
Scope IMD and exclusive breastfeeding is low based on the data contained within the
Department of Health in Palembang. The purpose of this research to analyze the
relationship between Early Initiation of Breastfeeding (IMD) on exclusive breastfeeding in
some Health Center Makrayu, Palembang. This research was conducted in September
2018. The study population amounted to 1,177 mothers. The research sample as many as
110 people by using purposive sampling. This study using quantitative methods, with cross-
sectional design. Data collection instruments such as questionnaires, interviews, and
observations as well as data with multiple logistic regression analysis. Result dan
Conclusion: The results showed that there was a relationship Early Initiation of
Breastfeeding (IMD) (p = 0.001); education (p = 0.023); family support (p = 0.003 on
exclusive breastfeeding. Multivariat analyzed showed that dominant risk factor of early
initiation of breastfeeding is early initiation of breastfeeding (IMD) (p= 0,045).
2
Eksklusif di kota Palembang sendiri IMD pada tahun 2016 yaitu sebesar
masih rendah bahkan mengalami 45,4%, jumlah bayi yang IMD
penurunan dimana pada tahun 2015 mengalami peningkatan pada tahun 2017
jumlah yang di beri ASI Eksklusif yaitu sebesar 97,3%. Sedangkan angka
sebanyak 9,492 (72.91%) sedangkan cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas
pada tahun 2016 yaitu bayi yang diberi Makrayu Palembang sendiri masih
ASI eksklusif adalah sebanyak 9,388 rendah bahkan mengalami penurunan
(68.60%)sehingga perlu adanya upaya dimana pada tahun 2016 jumlah bayi
untuk meningkatkan keberhasilan yang di beri ASI Eksklusif sebanyak
program ASI Eksklusif tersebut. 67,4% sedangkan pada tahun 2016 yaitu
Rendahnya cakupan pemberian bayi yang diberi ASI eksklusif adalah
ASI Eksklusif 0-6 bulan dapat sebanyak 63,6%. Dapat dilihat dari data
disebabkan masih kurangnya diatas bahwa persentase ASI eksklusif di
pemahaman masyarakat bahkan petugas Puskesmas Makrayu sendiri masih
kesehatan tentang manfaat dan dibawah angka nasional.
pentingnya pemberian ASI Eksklusif METODE PENELITIAN
kepada bayi usia 0-6 bulan, adanya Desain dan Sampel
promosi yang intensif susu formula, Penelitian ini merupakan penelitian
pemantauan sulit dilakukan, pencatatan deskriptif analitik dengan menggunakan
dan pelaporan yang kurang tepat, masih rancangan cross sectional. Rancangan
kurangnya tenaga konselor ASI di studi cross sectional yaitu suatu
lapangan, RS, Klinik Bersalin belum penelitian untuk mengetahui hubungan
sayang bayi, belum adanya sanksi tegas inisiasi menyusui dini (IMD) terhadap
bagi RS/Klinik Bersalin/Bidan Praktek pemberian ASI Eksklusif dimana
Swasta yang belum sayang bayi, dan pengukuran variabel dilakukan dalam
masih banyak RS yang belum melakukan waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,
rawat gabung antara ibu dan bayinya, 2012).
serta masih rendahnya Inisiasi Menyusu Besar sampel dihitung dengan
Dini (IMD) (Profil Dinkes Provinsi menggunakan rumus besar sampel desain
Sumsel, 2016). cross sectional menggunakan rumus
Berdasarkan data dari Puskesmas Lemeshow, yaitu :
Makrayu kota Palembang jumlah bayi
2
( 1− 2)
2
0,0529
= 54,6
d. Ibu bersedia melakukan wawancara
Jumlah sampel yang didapatkan
sebagai responden dengan mengisi
adalah 55 orang , dikalikan 2 menjadi
inform consent
110 sampel.
Kriteria Eksklusi:
Keterangan :
a. Ibu yang sedang sakit
n : Jumlah Sampel
b. Ibu yang memiliki kontraindikasi
Z1-α/2 : Derivat baku alpha 5% = 1,96
menyusui
Z1-β : Derivat baku beta kekuatan uji
Prosedur Penelitian
95% =1,64
Pengumpulan data variabel bebas
P̅ :(P1+P2):2= 0,5
dan terikat dengan menggunakan
P1 : Proporsi ibu yang melakukan IMD
kuesioner. Kuesioner yang terlebih dahulu
terhadap ASI Eksklusif 51% (0,59)
divalidasi dan harus reliabel. Instrumen
(Ulandari, 2016).
kuesioner yang akan dirancang terdapat
P2 : Proporsi ibu yang tidak melakukan
lima alternatif jawaban dan di setiap
IMD terhadap ASI Eksklusif 49% (0,41)
alternatif jawaban terdapat skor. Data yang
(Ulandari, 2016).
akan diambil kemudian dikelompokkan ke
Pengambilan sampel penelitian ini
dalam skala Likert. Skala Likert digunakan
dilakukan dengan metode Purposive
untuk mengukur sikap dan pendapat orang
Sampling.
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014).
Kriteria Inklusi:
a. Ibu yang memiliki bayi berusia ≥ 7
Analisis Data
bulan
Analisis univariat dan analisis
b. Ibu yang berdomisili di wilayah
bivariat dilakukan dengan uji statistik
kerja Puskesmas Makrayu
chi-square dengan alpha 5%. Analisis
c. Ibu bayi yang datang ke Posyandu
Multivariat dengan regresi logistik biner.
Puskesmas Makrayu
Ho: Terdapat hubungan IMD,
Pendidikan, dan dukungan keluarga,
terhadap Pemberian ASI Eksklusif di
4
wilayah kerja Puskesmas Makrayu Kota
Palembang.
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap Pemberian ASI Eksklusif, di
Analisis univariat pada penelitian peroleh nilai PR = 1,616 yang artinya
ini meliputi variabel dependen yaitu prevalensi ibu yang tidak IMD
Pemberian ASI eksklusif dan variabel kemungkinan untuk tidak memberikan
independen yaitu Inisiasi Menyusu Dini. ASI Eksklusif 1,616 kali dibandingkan
Analisis Univariat dengan ibu yang memberikan ASI
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel Eksklusif kepada bayinya.
Independen dan Dependen
Tabel 3 Hubungan Pendidikan Terhadap
Jumlah Sampel Pemberian ASI Eksklusif
Variabel Hasil Ukur
N %
ASI Eksklusif
Tidak ASI 86 78,2%
Pendi Tidak ASI ASI To p- PR
Pemberian ASI Eksklusif
Eksklusi tal % va (95%
Eksklusif ASI 24 21,8% dikan Eksklusif
f lue CI)
Eksklusif
N % n % N
Inisiasi Tidak IMD 82 74,5%
Menyusu Dini IMD 28 25,5% Rendah 30 93,8 2 6,3 32 100 0,0 1,306
(IMD) 28, (1,107-
Tinggi 56 71,8 22 78 100 23
Rendah 32 29,1% 2 1,541)
Pendidikan
Tinggi 78 70,9%
Analisis bivariat ini didapatkan
Bekerja 27 24,5%
Pekerjaan Tidak 83 75,5% nilai (p-value > 0,05 = 0,023) bahwa
Bekerja
Rendah 32 29,1% terdapat hubungan yang bermakna antara
Pendapatan Tinggi 78 70,9%
pendidikan terhadap Pemberian ASI
Dukungan Tidak 28 25,5%
Keluarga
Mendukung Eksklusif. Nilai PR = 1,306 yang artinya
Mendukung 82 74,5%
Jumlah 110 100 prevalensi ibu yang berpendidikan
rendah kemungkinan tidak memberikan
Analisis Bivariat
Tabel 2 Hubungan IMD Terhadap ASI Eksklusif 1,306 kali dibandingkan
Pemberian ASI Eksklusif
dengan ibu yang berpendidikan tinggi.
ASI Eksklusif Jum
Inisiasi lah PR Tabel 4 Hubungan Pekerjaan
p-
Menyusu
Tidak value
(95% Terhadap Pemberian
Dini ASI CI)
ASI
Eksklusif ASI Eksklusif
Eksklusif N
n % n %
ASI Eksklusif
1,616 Total
Tidak Peker Tidak ASI ASI % p-
71 86,6 11 13,4 82 0,001 (1,133
IMD jaan Eksklusif Eksklusif value
–
IMD 15 53,6 13 46,4 28 2,306) N % n % N
6
dikeluarkan) dibagi OR setelah variabel dibandingkan dengan ibu yang
terpilih dikeluarkan dikali 100 %. Jika melaksanakan IMD untuk memberikan
terdapat perubahan nilai OR yang ASI Eksklusif kepada bayinya. Hasil uji
dihasilkan ≥ 10%, maka variabel tersebut multivariat binary logistic menunjukan
tetap berada didalam model, karena variabel Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
merupakan variabel konfonding. merupakan variabel yang dominan
Tabel 12 Model Uji Regresi Logistik terhadap Pemberian ASI Eksklusif.
Variabel SE Sig Exp 95% CI Exp Beberapa hal di atas menunjukkan bahwa
(B) (B)
Pendidikan 0,930 0,468 1,963 0,317-12,150 IMD memiliki peranan penting agar bayi
Pendapatan 0,873 0,338 2,307 0,417-12,776
Inisiasi 0,698 0,045 4,052 1,031-15,920 dapat diberikan ASI eksklusif. Akan
Menyusu Dini
Konstanta 0,659 0,006 0,164 tetapi, keputusan untuk memberikan ASI
variabel yang masuk ke model akhir uji IMD. Rendahnya hubungan ini terkait
(IMD). Variabel IMD yang merupakan selain IMD. Faktor selain IMD tersebut
pemberian ASI Eksklusif di wilayah demografi dari ibu. Faktor psikologis ibu
hubungan Inisiasi menyusu dini (IMD) belajar menyusui. Kontak kulit dengan
menunjukan ada hubungan yang bermakna kulit antara bayi dan ibu pada periode ini
terhadap Pemberian ASI Eksklusif (p- menyusu di jam pertama kehidupan dan
value : 0,001), di peroleh PR = 1,616 yang dalam jangka panjang (Agudelo et al,
artinya prevalensi ibu yang tidak 2016). Pada usia 30 menit bayi dianjurkan
memberikan ASI Eksklusif 1,616 kali untuk pemberian nutrisi tetapi untuk
8
Eksklusif hal ini disebabkan oleh sudah pendidikan merupakan faktor penting yang
baiknya pengetahuan ibu tentang ASI mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI
Eksklusif dan adanya dorongan dari Eksklusif, pendidikan merupakan suatu
keluarga untuk memberikan ASI kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan.
eksklusif selama enam bulan. Pendidikan dapat diperoleh secara formal,
Diharapkan kepada petugas kesehatan informal dan non formal, dengan demikian
agar dapat membantu ibu untuk semakin tinggi pendidikan ibu semakin
melakukan IMD pasca persalinan, mudah ibu untuk
sehingga bayi yang baru lahir dapat memperoleh informasi. Menurut
terbiasa menyusu kepada ibunya. Widiyanti (2008) Ibu yang mendapatkan
Hubungan Pendidikan Terhadap informasi kurang tentang menyusui dan
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
pentingnya pemberian ASI Eksklusif
Kerja Puskesmas Makrayu Kota
Palembang. merupakan salah satu faktor yang
Berdasarkan analisis bivariat
menyebabkan rendahnya motivasi ibu
terdapat hubungan pendidikan dengan
dalam pemberian ASI Eksklusif kepada
pemberian ASI Eksklusif (p-value 0,023)
bayinya, sedangkan ibu yang
yang berarti bahwa terdapat hubungan
mendapatkan informasi yang benar
yang bermakna antara pendidikan terhadap
tentang ASI Eksklusif berpeluang lebih
Pemberian ASI Eksklusif. Hasil analisis
besar untuk menjaga motivasi menyusui
juga di peroleh nilai PR = 1,306 yang
bayinya.
artinya prevalensi ibu yang berpendidikan
Dari hasil penelitian dilapang bahwa
rendah kemungkinan untuk tidak
semakin tinggi pendidikan seorang ibu
memberikan ASI Eksklusif 1,306 kali
maka akan semakin menambah
dibandingkan dengan ibu yang
pengetahuan ibu tentang IMD dan ASI
berpendidikan tinggi untuk memberikan
Eksklusif sehingga ibu akan melakukan
ASI Eksklusif kepada bayinya. Berdarkan
inisiasi menyusu dini kepada bayinya yang
uji multivariat regresi binary logistic
baru lahir dan memberikan ASI eksklusif
menunjukan bahwa pendidikan
kepada bayi. Begitu juga sebaliknya
merupakan variabel konfonding terhadap
rendahnya pendidikan seorang ibu
pemberian ASI Eksklusif.
membuat pengetahuan ibu menjadi kurang
Hasil penelitian ini sama dengan
sehingga ibu kurang mengetahui
hasil penelitian Elinofia (2011) dalam
Ratih (2012) yang menyatakan bahwa
10
menunjukan bahwa pendapatan rendahnya pengetahuan ibu terkait
merupakan variabel konfonding terhadap inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI
pemberian ASI eksklusif. Hal ini sejalan Eksklusif, selain itu masih ada beberapa
dengan penelitian Ayutifanie yang ibu yang bekerja guna membantu
menyatakan tidak ada hubungan antara suaminya dalam memenuhi kebutuhan
pendapatan dengan pemberian ASI keluarga sehingga membuat ibu tersebut
eksklusif dengan nilai p = 0,170. tidak dapat memberikan ASI eksklusif
Penelitian ini juga sama dengan Anggrita dan lebih memilih menggantinya dengan
(2010) diperoleh nilai p=0,166 sehingga susu formula kepada bayinya.
dapat disimpulkan tidak ada hubungan Hubungan Dukungan Keluarga
Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di
bermakna antara pendapatan dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Makrayu
pemberian ASI eksklusif. Kota Palembang.
Rendahnya pendapatan merupakan Berdasarkan uji bivariat
rintangan yang menyebabkan orang menunjukan ada hubungan bermakna
tersebut tidak mampu membeli pangan antara dukungan keluarga terhadap
dalam jumlah yang diperlukan. pemberian ASI eksklusif dengan p-
Sebaliknya, semakin tinggi tingkat value= 0,003, di peroleh nilai PR = 1,414
pendapatan dalam keluarga justru akan yang artinya prevalensi ibu yang tidak
menyebabkan semakin rendahnya memiliki dukungan keluarga
persentase dalam pemberian ASI, hal ini kemungkinan untuk tidak memberikan
dijelaskan sebagai berikut semakin tinggi ASI Eksklusif 1,414 kali dibandingkan
tingkat pendapatan ibu maka akan tinggi dengan ibu yang memiliki dukungan
pula daya beli ibu terhadap susu formula, keluarga untuk memberikan ASI
dan tambahan makanan pendamping ASI Eksklusif kepada bayinya. Hasil
(Dewi, 2009). multivariat dengan menggunakan uji
Hasil penelitian dilapangan bahwa regresi binary logistic menunjukan
pendapatan yang rendah seharusnya lebih bahwa dukungan keluarga bukan
berpeluang memberikan ASI Eksklusif merupakan variabel prediktor terhadap
kepada bayi, akan tetapi dalam penelitian pemberian ASI eksklusif.
ini responden yang berpendapatan tinggi Septiani (2017) mengatakan
justru paling banyak tidak memberikan Keluarga, selain bisa menjadi faktor
ASI Eksklusif. Hal ini dikarenakan masih pendukung sekaligus justru bisa
12
diharapkan bisa membuat agenda ___________ 2017. Profil Dinkes Kota
Palembang
kebijakan tentang kampanye ASI
Edmond, K.M. 2006. Delayed
eksklusif sebagai isu penting di media breastfeeding initiation increase
publik, sehingga diharapkan mampu risk of neonatal mortality.
Pediatrics.117 (3).Doi :
mengubah perilaku publik kedalam
10.1542/peds. 2005-1496.
perilaku yang lebih positif yaitu perilaku Emma, Septian. 2014. Dukungan Tenaga
pemberian ASI eksklusif. Kesehatan Untuk Meningkatkan
Niat Ibu Hamil Dalam Memberikan
Diharapkan juga Kepada Dinas ASI
Kesehatan melakukan pengawasan di Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Gondokusuman, Kota
berbagai fasilitas kesehatan yang ada di Yogyakarta. Jurnal Promosi
Kota Palembang yang melayani Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 2 /
Agustus 2014. 196
persalinan agar memberi kesempatan
_________, 2009. Penyebab
kepada ibu untuk melaksanakan IMD, Keberhasilan dan Kegagalan Praktik
rawat gabung dan memberikan ASI secara Pemberian ASI Ekslusif. Kesehatan
Masyarakat. Jurnal Kesehatan
Eksklusif. Masyarakat Nasional.
DAFTAR PUSTAKA Guyton dan Hall. 2005. Buku Ajar
Ayutifanie, Deviana. 2015. Hubungan Fisiologi Kedokteran. Jakarta: http:
Antara Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dengan Pemberian ASI Eksklusif Hesteria F.A, I.W.G. Artawan Eka Putra,&
Pada Ibu Primipara Dengan Bayi Dyah Pradnya Paramita Duarsa. 2016.
Usia >6-12 Bulan. Artikel Ilmiah Faktor-Faktor yang Berhubungan
Hasil Penelitian Fakultas Kesehatan dengan Pemberian ASI Ekslusif pada
Masyarakat, Universitas Jember Ibu Beraktivitas dalam Rumah di
Desi Ulandari, 2017. Faktor-Faktor yang Kabupaten Tabanan. Public Health
Mempengaruhi Pelaksanaan IMD and Preventive Medicine Archive. V.4
pada Pasien Pasca Persalinan di No.2.
BPM Ratna Wilis Hidayat, A.A.A. 2007. Riset keperawatan
Palembang.GASTER Vol. XVI No. dan teknik penulisan ilmiah. Ed. 2.
1 Jakarta:Selemba Medika.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel. 2015. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Survei
Profil Dinkes Provinsi Sumatera Demografi dan Kesehatan Indonesia
Selatan (SDKI) 2012. Jakarta: Kemenkes RI
___________ 2016. Profil Dinkes
Provinsi Sumatera Selatan ___________ 2015. Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2015. Indonesia. Jakarta Kementrian
Profil Dinkes Kota Palembang Kesehatan RI.
___________ 2016. Profil Dinkes Kota King, F Savage, 1994. Menolong Ibu
Palembang Menyusui, Gramedia, Jakarta.
14