Sie sind auf Seite 1von 6

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE SIMULASI

PERTOLONGAN PERTAMA (LOG ROLL) PADA KORBAN DENGAN


INDIKASI CEDERA TULANG BELAKANG DI PENDIDIKAN INFORMAL
KECAMATAN TEMPURAN MAGELANG

Akhmad Rifai, Moh Ilyas


Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract
Background: Prevalence in Indonesian society in 2007 was 7.5%, with several factors
causing traffic and crossing sharp/ blunt objects. In 2013 there was an increase in the
prevalence of trauma to 8.2%, with the highest order of injuries being down 40.9%,
motorcycle accidents (40.6%), trauma due to sharp / blunt objects 7.3%, other land
transportation 7, 1% and 2.5% fallout. To equip ordinary students in carrying out the
Log roll Skills to help victims with spinal trauma need to do log roll Skills training. In
this regard, researchers intend to conduct research on "The Effect of Health Education
with First Aid (Log Roll) Simulation Methods on Spinal Injuries in Tempuran Informal
Education in Magelang". Methods: This research is an experimental research with Pre-
Test-Post Test Group design approach. through hypothesis testing research. The
population of this research was 50 people in the cloud (Ponpes Roudlotuttulab
students). Statistical test on paired groups using nonparametric Wilcoxon test. Result:
Based on the Wilcoxon test results, it can be concluded that 50 respondents who log roll
training can be drawn in the conclusion that the majority of students have a basic score
of 0.001 which means there is a difference that takes place between before and after
training. Conclusion: The suggestion put forward in this study is that education and log
roll action training for lay people, especially students, continues to be held at other
Islamic boarding schools to improve the skills of log roll action skills suspected in
victims with spinal injuries.

Keywords: Student Ability Level, Action Log Roll

PENDAHULUAN berpendapatan tinggi. Faktor cedera


World Health Organization (2009) merupakan salah satu faktor yang
melaporkan setiap tahun di seluruh dunia berkontribusi terhadap beban yang
terjadi lebih dari 1, 2 juta orang meninggal diakibatkan oleh masalah kesehatan dan
di jalan raya dan sebanyak 20.–50 juta disabilitas (Hofman K et al., 2005).
orang mengalami cedera tidak fatal. Prevalensi cedera pada masyarakat
Sebagian besar (lebih dari 90%) dari di Indonesia pada tahun 2007 sebesar
kematian tersebut terjadi di negara 7,5%, dengan urutan penyebab cedera
berpendapatan rendah dan menengah. Di terbanyak adalah jatuh, kecelakaan lalu
negara berpendapatan rendah dan lintas (KLL) darat dan terluka benda
menengah, umur harapan hidup dan tajam/ tumpul (Badan Penelitian dan
kualitas hidup lebih pendek dan lebih Pengembangan Kesehatan, 2007). Pada
rendah dibandingkan dengan negara tahun 2013 terdapat peningkatan

38
Akhmad Rifai, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode 39

prevalensi cedera menjadi 8,2%, dengan


urutan penyebab cedera terbanyak adalah METODE PENELITIAN
jatuh 40,9%, kecelakaan sepeda motor Jenis penelitian ini adalah
(40,6%), cedera karena benda penelitian eksperimen. dengan deskriptif
tajam/tumpul 7,3%, transportasi darat analitik dengan pendekatan cross-
lainnya 7,1% dan kejatuhan 2,5% (Badan sectional. Pengumpulan data pada
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan penelitian ini dilakukan dengan
RI, 2013). memberikan kuesioner, sebelum pelatihan
Cedera servikal merupakan cedera dan melakukan pelatihan cara menolong
tulang belakang yang paling sering korban yang di curigai fraktur tulang
menimbulkan kecacatan dan kematian, belakang dan observasi setelah pelatihan
dari beberapa penelitian terdapat korelasi yang bertujuan untuk menganalisa
antara tingkat cedera servikal dengan variabel bebas dan variabel terikat.
morbiditas dan mortalitas, yaitu semakin Pelaksanaan teknik sampling dalam
tinggi tingkat cedera servikal semakin penelitian ini menggunakan random
tinggi pula morbiditas dan mortalitasnya sampling dengan cara memilih secara
(Milby, 2008; Ning GZ, 2011). Cedera acak dari 300 populasi sebesar 50
sumsum tulang belakang merujuk pada responden. Dengan menggunakan uji beda
semua cedera di sumsum tulang Willcoxon
belakang yang disebabkan oleh trauma HASIL PENELITIAN
benturan atau pukulan, bukan penyakit.
(Taber, C. Wilbur 2009). Gejala cedera ini Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
sangat bervariasi, tergantung pada letak Umur
sumsum tulang belakang dan akar Umur Jumlah Prosentase
saraf yang rusak, mulai dari nyeri , (%)
kelumpuhan, hingga inkontinensia. ( Lin 15-20 Tahun 19 38
VWH,2002) 21-25 Tahun 58 58
LOG ROLL adalah sebuah teknik 26-30 Tahun 2 4
yang digunakan untuk memiringkan klien
yang badannya setiap saat dijaga pada Jumlah 50 100.0
posisi lurus sejajar (seperti sebuah batang Hasil penelitian menunjukkan
kayu). Teknik ini membutuhkan 2-5 bahwa responden dengan umur 15 - 20
orang. Untuk klien yang mengalami cidera tahun yaitu 19 orang (38%), umur 21 - 25
servikal. tahun 58 orang (58%) dan umur 17 ahun
Telah dilaporkan kasus cedera sebanyak 4 orang (11,4%). Sedangkan
servikal medula spinalis yang inkomplit. umur 26 – 30 tahun 2 orang (4%).
Penata-laksanaan dengan stabilisasi leher, Sehingga tabel di atas dapat disimpulkan
tata-laksana umum cedera leher, bahwa mayoritas responden berumur
pemberian metilprednisolon dosis tinggi, antara 21 – 25 tahun
pencegahan komplikasi, dan fisioterapi
teratur. Setelah perawatan, pasien
menunjukkan kemajuan yang berarti, baik
fungsi motorik maupun sensorik. (Junita
Maja P. S. 2013)
40 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan (38%) dan dengan hasil baik 31 responden
Jenis Kelamin (62%).
Jenis Jumlah Prosentase (%)
Kelamin Tabel 5. Hasil analisis uji Willcoxon
Laki – laki 25 50
tingkat kemampuan responden Sebelum
Perempuan 25 50
Total 30 100 dan Sesudah dilakukan pelatihan Log roll
Min-
Hasil penelitian menunjukkan Variabel N Median
Max
p
bahwa 25 responden, responden dengan Tingkat
jenis kelamin laki-laki adalah 25 orang kemampuan
(50%) sedangkan dengan jenis kelamin responden
50 1 1-2
peempuan adalah 25 orang (50%), sebelum
Pelatihan Log
sehingga dapat disimpulkan bahwa antara
roll
reponden laki-laki dan perempuan 0,001
Tingkat
jumlahnya sama kemampuan
responden
50 3 2-3
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan sesudah
pelatihan Log
Tingkat Pendidikan
roll
Tk Pendidikan Jumlah Prosentase(%)
SD 5 10 Berdasarkan tabel 5 dari 50
SMP 54 68 responden, Tingkat kemampuan Log roll
SMA 11 22 sebelum pelatihan dengan hasil median 1
Total 50 100 dan minimal 1 dan maksimal 2 sedangkan
Dari 50 responden, responden pada Tingkat kemampuan log roll
dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 5 sesudah pelatihan dengan hasil median 3
orang (10%), SMP 34 orang (68%), dan dan minimal 2 dan maksimal 3 . Adapun
SMA 11 orang (22%). Sehingga dapat hasil dari P value 0,001 yang artinya ada
disimpulkan bahwa mayoritas responden perbedaan yang signifikan antara sebelum
berpendidikan SMP dan sesudah dilakukan pelatihan log roll

Tabel 4. Tingkat Kemampuan PEMBAHASAN


Responden sebelum dan Menurut Ahmad Tafsir, “Istilah
sesudah Pelatihan log roll Pesantren adalah lembaga Pendidikan
Variabel Pelatihan log roll Islam tertua di Indonesia yang telah
Pre Post
berfungsi sebagai salah satu pusat dakwah
n % n %
Tingkat Kurang 38 76 0 0
dan pusat pengembangan masyarakat
kemampuan Log Cukup 12 24 19 38 muslim Indonesia” (2008: 120). Jadi
roll Baik 0 0 31 62 pondok pesantren sebagai tempat untuk
Tabel diatas menyajikan hasil dari belajar ilmu agama Islam sekaligus juga
50 responden, dengan tingkat tempat tinggal para santri. Sedangkan
kemampuan Tindakan log roll sebelum pondok, masjid, kiai, santri, dan pengajian
pelatihan kurang 38 responden (38%) kitab-kitab klasik merupakan lima elemen
cukup 12 responden (24%) dan hasil dasar bagi pondok pesantren (Daulay:
sesudah dilakukan pelatihan dengan hasil 2001)
tidak ada (0%) cukup 19 responden
Akhmad Rifai, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode 41

Tempat dan lokasi penelitian ini adalah jenis, penyebab, dan tempat
adalah di Ponpes pendidikan informal kejadian cedera. Lama rawat inap 7 hari
yaitu di Ponpes Roudlotuttulab di ke atas berperluang berisiko 21 kali pada
Wonosari, Prajegsari kecamatan jenis cedera gegar otak, 6,3 kali pada
Tempuran kabupaten Magelang. Sebelum cedera patah tulang, 3 kali pada cedera
pemberian materi pelatihan tindakan log mata, 2,1 kali pada cedera KLL, dan 1,7
roll pada responden, terlebih dahulu kali pada cedera yang terjadi di
dilakukan pre test untuk mengukur tingkat bisnis/industri/ konstruksi/pertanian (
kemampuan responden. Pelaksanaan Tana. L 2016). Telah dilaporkan kasus
pelatihan responden di bagi menjadi 2 cedera servikal medula spinalis yang
kelas, setiap kelas terdiri dari 25 inkomplit. Penatalaksanaan dengan
responden. Yaitu laki-laki 25 orang dan stabilisasi leher, tata-laksana umum
perempuan 25 orang. Hasil dari penelitian cedera leher, pemberian metil prednisolon
ini didapakan bahwa jumlah responden dosis tinggi, pencegahan komplikasi, dan
sebanyak 50 responden yang terdiri laki- fisioterapi teratur. Setelah perawatan,
laki 50% dan 50% permpuan, jadi pasien menunjukkan kemajuan yang
jumlahnya antara laki-laki dan berarti, baik fungsi motorik maupun
perempuan. umur rata-rata diantara 21 sensorik (Junita Maja P. S. 2013)
sampai dengan 25 tahun atau rata-rata Tulang belakang dan kepala
58%, sedangkan pendidikan rata-rata merupakan bagian yang harus dianggap
SMP sebear 68%. satu kesatuan jika berhubungan dengan
Hasil penelitian menunjukkan trauma. Semua segmen tulang belakang
bahwa dari 50 responden, sebelum sangat rentan terhadap trauma. Trauma
dilakukan pelatihan log roll terdapat 38 tulang belakang bagian servikal
orang (76%) dengan tingkat kemampuan merupakan bagian yang menjadi perhatian
kurang, tingkat kemampuan cukup ada 12 khusus ahli patologi forensik karena
orang (24%) dan tingkat kemampuan baik berhubungan dengan cedera kepala.
tidak ada. Hasil uji hipotesis Kekerasan pada kepala cendrung merusak
menggunakan uji non parametric bagian leher. Kerusakan tulang belakang
Wilcoxon , Tingkat kemampuan dapat disebabkan oleh kompresi, tekanan
melakukan log roll dengan nilai p value hiperfleksi dan hiperekstensi. Pada
= 0,001 yang berarti bahwa setelah laporan kasus ini dibahas tentang multiple
dilakukan pelatihan tindakan log roll ada trauma pada korban yang sudah
perbedaan yang bermakna terhadap membusuk dengan fokus ke cedera tulang
Tingkat kemampuan melakukan log roll belakang dan medulla spinalis sebagai
pada Siswa atau santri pada penddikan penyebab utama kematian korban.
informal. Ketepatan tindakan log roll pada (Susanti R dan Hidayat.T 2017)
pasien atau korban dengan cedera tulang Masyarakat Indonesia sudah
belakang akan mengurangi resiko cedera banyak yang mengetahui pentingnya
tulang belakang yang berkelanjutan. Hal pertolongan pertama namun tidak sampai
ini juga didukung oleh Dampak cedera pada tahap mempelajari. Selain itu
yaitu lama rawat inap akibat cedera tidak masyarakat beranggapan bahwa
berbeda berdasarkan jenis pekerjaan. aktor pertolongan pertama berguna ketika
yang berperan terhadap lama rawat inap situasi gawat darurat yang mungkin tidak
42 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129

akan mereka alami. Masyarakat perlu cedera tulang belakang dapat disimpulkan
ditingkatkan kesadarannya dan diberi sebagai berikut :
sebuah fasilitas yang mudah dijangkau 1. Para siswa dengan pendidik
untuk mempelajari pertolongan pertama informal sebelum di lakukan pelatihan
(Fadhillah, 2013). Perlu diingat bahwa tindakan log roll tinkat kemampuannya
pertolongan pertama yang diberikan kurang
ketika kecelakaan merupakan bantuan 2. Sesudah diberikan pelatiahn
yang sangat mendesak dan sangat tentang tindakan log roll 19 orang (38%)
dibutuhkan. Mendesak karena pada saat dengan tingkat kemampuan cukup dan
itu paramedis tidak langsung mendatangi tingkat kemampuan baik ada 31 orang
korban 87 (Cho, 2015). Meskipun (62%)
demikian, tanpa didasari dengan 3. Ada pengaruh yang signifikan
pengetahuan yang benar tentang antara sebelum dan sesudah dilakukan
pertolongan pertama, masyarakat pelatihan tindakan log roll di Pon pes
seringkali menjadi panik dan tidak tahu roudlotuttulab Wonosari Prajegsari
harus berbuat apa ketika menghadapi Tempuran Magelang
kondisi darurat tersebut. Sehingga, karena Penanganan Cedera tulang
salah penanganan dari awal itulah justru belakang harus di miliki oleh setiap orang
memperparah situasi serta kondisi korban baik orang awam,awam khusus terlebih
(Kumoratih, 2010) tenaga kesehatan sehingga jika sesorang
Selama pelaksanaan penelitian ini menemukan penyitas yang mengalami
terdapat beberapa kendala, diantaranya atau yang dicurigai cedera tulang
adalah pada saat pre test dan post test, belakang dapat melakukan tindakan log
responden tetap duduk berdampingan roll dengan benar
ecara lesehan dan membaur sehingga
memungkinkan responden melakukan DAFTAR RUJUKAN
diskusi tentang jawaban pertanyaan dari Berman, A. et al. 2009. Buku Ajar Praktik
kuesioner tersebut. Seharusnya pada saat Keperawatan Klinis Koizer & Erb,
test berlangsung tempat duduk responden Edisi 5. Jakarta: EGC.
diberi jarak selayaknya pada saat Hidayat, Aziz. (2008). Metode Penelitian
pelaksanaan ujian. Sehingga dengan Keperawatan dan teknik analisis
adanya kendala tersebut, perlu data. Jakarta. Salemba medika.
dilakukannya penelitian selanjutnya Hofman K, Primack A, Keusch, G,
dengan waktu yang lebih lama, dan Hrynkow S. 2005. Addressing the
khusus hanya untuk pemberian materi growing burden of trauma and
BHD serta pengaturan ruang yang injury in low-and middle-income
memadai sehingga memaksimalkan hasil countries. American Journal of
penelitian. Public Health, Vol. 95, No. 1, pp.
13–17.
KESIMPULAN DAN SARAN Junita Maja P. S.(2013) Diagnosis Dan
Hasil penelitian terhadap 50 Penatalaksanaan Cedera Servikal
responden tentang pelatihan tindakan log Medula Spinalis Jurnal Biomedik
roll pada korban yang di curigai dengan (JBM), Volume 5, Nomor 3,
November 2013, hlm. 181-189
Akhmad Rifai, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode 43

Krisanty P., dkk. (2016). Asuhan Susanti R dan Hidayat.T (2017) Kematian
Keperawtan Gawat Darurat. pada kasus cedera tulang belakang
Jakarta: TIM bagian servikal akibat kekerasan.
Lin VWH; Cardenas DD; Cutter N.C.; Prosiding Pertemuan Ilmiah
Frost F.S.; Hammond M.C. Tahunan Perhimpunan Dokter
(2002). Spinal Cord Medicine: Forensik Indonesia
Principles and Practice. Demos Tarwoto dan Wartonah. (2015).
Medical Publishing Kebutuhan Dasar Manusia dan
Milby, A.H., Halpern, C.H., Guo, W., Proses Keperawatan. Jakarta :
Stein, S.C. 2008. Prevalence of Salemba Medika
cervical spinal injury in trauma. Triyanta. (2011). Jurnal Hubungan antara
Neurosurg Focus, 25(5): E1-10. Kualitas Tidur dengan Denyut
Narayan RK, Wilberger JE, Povlishock Jantung Dilihat dari Gambaran
JT. (1996) Spinal cord injury. In: EKG pada Pasien Infark Miokard
Narayan RK, editor. Neurotrauma di Ruang ICVCU RSUD Dr.
Vol II. Mc-Graw-Hill. New York. Moewardi Surakarta Tahun 2011
1996; II;1041-112.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika.
Taber, C. Wilbur; Venes, Donald
(2009). Taber's Cyclopedic
Medical Dictionary. F.A. Davis.
hlmn. 2173–4. ISBN 0-8036-1559-
0.
Tani, L (2016) Faktor yang berperan pada
lama rawat inap akibat cedera pada
kelompok pekerja usia produktif di
Indonesia. Buletin peelitian sistem
kesehatan- Vol.19. No.1 Januari
2016 : 75-82
World Health Organization. (200. Global
status report on road safety: time
for action. Geneva. Available at:
www.who.int/violence_injury_pre
vention/road_ safety_status/2009.
[Accessed 5 Februari 2015].
Junita Maja P. S. ( 2016) Diagnosis dan
penatalaksanaan cedera servikal
modula spinalis. Jurnal
Biomedik (JBM), Volume 5,
Nomor 3, November 2013, hlm.
181-189

Das könnte Ihnen auch gefallen