Sie sind auf Seite 1von 5

Reaksi Gigitan Serangga

AT-A-GLANCE

 Many arthropod species are capable of inflicting bites and stings on humans.
 Reactions to arthropod assaults can range from mild to life threatening.
 Arthropods also serve as vectors for systemic diseases.
 The terrestrial arthropods of medical importance include the orders Arachnida
(arachnids), Chilopoda (centipedes), Diplopoda (millipedes), and Insecta (insects).

Arthropod bites and stings are a significant cause of morbidity worldwide. Although many
arthropod attacks produce only mild, transient cutaneous changes, more severe local and
systemic sequelae can occur, including potentially fatal toxic and anaphylactic reactions.
Arthropods also serve as vectors for numerous systemic diseases. The medically significant
classes of nonaquatic arthropods are Arachnida, Chilopoda, Diplopoda, and Insecta (Fig.
181-1).1

FIGURE 181-1
Pictorial key to groups of human ectoparasites. (Used with permission from C. J. Stojanovich
and H. G. Scott, US Department of Health, Education, and Welfare, Public Health Service.)
HISTOPATHOLOGY
Listen
Many arthropod bites produce a similar histologic reaction pattern. In the acute phase,
there is a superficial and deep, perivascular, and interstitial inflammatory infiltrate, which is
characteristically wedge shaped. The infiltrate is usually mixed in composition with an
abundance of lymphocytes and eosinophils, although neutrophils and histiocytes also can be
seen. Neutrophils may predominate in reactions to fleas, mosquitoes, fire ants, and brown
recluse spiders. Over the most prominent superficial infiltrates, spongiosis can be seen,
sometimes with progression to vesicle formation or epidermal necrosis. Older, excoriated
areas are usually altered by the effects of scratching, with the development of
parakeratosis, serum exudates, and a dermal infiltrate with neutrophils and more abundant
lymphocytes. Although not commonly seen on histology, insects or insect parts, including
burrowed scabies mites, eggs, feces, or the retained mouthparts of ticks, may be visible.
Chronic lesions, which most often result when arthropod parts are retained in the skin, may
have a pseudolymphomatous appearance

TREATMENT PRINCIPLES
Listen
The morbidity from arthropod bites and stings varies with the species inflicting the injury.
Although species-specific clinical findings and treatment will be discussed in further detail,
there are several applicable general treatment principles (Table 181-1). Local wound care is
essential following arthropod assault. Wounds should be cleansed; any remaining arthropod
parts, including stingers, should be removed expeditiously. Patient discomfort should be
addressed and can involve a variety of treatment modalities, including the use of ice packs,
application of topical corticosteroids and antipruritics, injection of local anesthetics, and,
less frequently, the use of systemic analgesics. Supportive measures for systemic toxic and
allergic reactions, including anaphylaxis, should be instituted when necessary. Secondary
infection should be treated with appropriate antibiotics. Bites from several terrestrial
arthropods species may require tetanus prophylaxis. Severe envenomation from particular
species, such as the black widow spider, may require antivenom administration.
Documented hypersensitivity to some species can be treated with desensitization
immunotherapy. Awareness of the potential arthropod-borne illnesses spread by each
species is also important.
Gigitan serangga adalah kondisi ketika seseorang mengalami gejala akibat digigit oleh
serangga. Pada umumnya, gigitan atau sengatan serangga hanya menimbulkan gejala ringan
pada area yang digigit, antara lain:

 Bengkak
 Gatal-gatal
 Ruam dan kemerahan
 Panas, kaku atau kesemutan
 Nyeri pada area yang digigit.

Dalam kondisi lain, gigitan atau sengatan serangga dapat menimbulkan reaksi parah yang
harus segera mendapatkan pertolongan medis, seperti:

 Demam
 Mual dan muntah
 Pusing
 Pingsan
 Jantung berdebar
 Bengkak di wajah, bibir, atau tenggorokan
 Sulit menelan dan bicara
 Sesak napas.

Segera periksakan ke dokter bila timbul gejala di atas. Karena dapat berakibat fatal hingga
membahayakan jiwa.
Jenis Gigitan Serangga
Terdapat banyak jenis serangga yang hidup di alam. Beberapa serangga hanya akan
menyengat bila merasa terancam, sedangkan sebagian lain sengaja menggigit untuk
memakan darah manusia, misalnya kutu kasur. Meskipun demikian, kedua tipe serangga
tersebut dapat menimbulkan kondisi ringan hingga berat.
Beberapa jenis serangga yang menggigit manusia untuk memakan darah, dan di saat yang
sama menyebarkan penyakit, antara lain:

 Kutu. Jenis kutu tertentu dapat menjadi perantara penyebaran penyakit,


seperti bubonic plague (pes pada sistem limfatik) dan penyakit Lyme.
 Lalat. Beberapa jenis lalat dapat menggigit dan menyebarkan penyakit, seperti
leishmaniasis (penyakit parasit yang disebarkan oleh lalat phletobomine), dan
penyakit tidur yang disebabkan lalat tsetse.
 Nyamuk. Pada umumnya, gigitan nyamuk hanya menyebabkan gatal. Namun, gigitan
jenis nyamuk tertentu dapat menyebarkan penyakit, serius seperti infeksi virus Zika,
infeksi virus West-Nile, malaria, demam kuning, dan demam berdarah.

Selain beberapa jenis serangga di atas, ada pula jenis serangga yang walaupun tidak
menyebarkan penyakit, namun sengatannya dapat menyebabkan reaksi alergi serius,
misalnya:

 Semut api. Semut api adalah jenis semut yang agresif, terutama bila mereka merasa
sarangnya terganggu. Semut ini dapat menyengat beberapa kali, dan menyuntikkan
racun yang disebut solenopsin.
 Lebah. Ketika menyengat, lebah umumnya akan meninggalkan sengat yang
mengandung racun di kulit. Bila sengat tersebut tidak segera dicabut, akan makin
banyak racun yang masuk ke tubuh, dan memicu reaksi berat.
 Tawon. Seperti lebah, sengatan tawon juga mengandung racun. Bedanya, bila lebah
umumnya hanya menyengat sekali, tawon dapat menyengat beberapa kali dalam
satu serangan.

Pengobatan Gigitan Serangga


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, gigitan serangga seringkali hanya menimbulkan
gejala ringan, seperti gatal, rasa panas dan bengkak kecil. Pada kasus tersebut, pengobatan
dapat dilakukan di rumah dengan cara berikut ini:

 Basuh area yang digigit atau disengat dengan air dan sabun.
 Bila ada sengat yang tertinggal di kulit (misalnya karena sengatan lebah), cabut
sengat secara hati-hati.
 Oleskan kalamin atau baking soda, pada area yang digigit. Lakukan beberapa kali
sehari hingga gejala menghilang.
 Kompres dingin area yang digigit dengan es yang dibalut handuk, atau kain yang
direndam di air dingin. Cara ini berguna untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
Pada umumnya, gejala ringan akibat gigitan serangga akan menghilang dalam 1-2 hari.
Tetapi pada kasus yang parah seperti tersengat lebah atau tawon di tenggorokan atau di
mulut, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit.
Bila Anda berada dalam situasi di mana rekan Anda mengalami reaksi parah setelah digigit
serangga, lakukan beberapa langkah di bawah ini sambil menunggu datangnya pertolongan
medis:

 Longgarkan pakaian korban, dan selimuti dia


 Jangan memberi minum apa pun pada korban
 Bila korban mengalami muntah, dudukkan dia agar tidak tersedak
 Lakukan CPR (pernapasan buatan) bila korban tidak bernapas.

Pencegahan Gigitan Serangga


Gigitan serangga dapat dihindari dengan menjauhkan diri dari tempat yang umumnya
menjadi habitat serangga, seperti pepohonan dan tumbuhan berbunga. Pencegahan juga
dapat dilakukan dengan melakukan sejumlah langkah berikut:

 Jauhi sarang serangga yang berbahaya, seperti lebah atau tawon, dan jangan
mencoba untuk menyingkirkan sarangnya sendiri. Mintalah pembasmi serangga
profesional untuk menyingkirkan sarang tersebut.
 Beberapa nyamuk aktif saat pergantian siang ke malam atau sebaliknya. Oleh karena
itu, hindari aktivitas di luar rumah pada waktu tersebut.
 Tetap tenang bila ada lebah atau tawon mendekat. Mencoba memukulnya hanya
akan membuatnya menyengat. Tetapi bila diserang lebah secara berkelompok,
segera lari ke dalam ruangan tertutup.
 Kenakan pakaian yang bisa melindungi seluruh tubuh, seperti celana panjang dan
baju lengan panjang. Pilih pakaian yang bersih dan berwarna cerah, namun jangan
gunakan parfum atau pewangi pakaian.
 Beberapa serangga tertarik pada sisa makanan. Oleh karena itu, jaga ruangan tetap
bersih, terutama dari sisa makanan.
 Lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan pengasapan
insektisida (fogging) yang diikuti tindakan 3M, seperti menutup rapat tempat
penampungan air, dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air.
 Gunakan losion anti nyamuk dengan kandungan aktif DEET, picaridin, IR3535, atau
minyak lemon ekaliptus, terutama bila keluar rumah.
 Pasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah, dan gunakan pendingin ruangan (AC).

Das könnte Ihnen auch gefallen