Sie sind auf Seite 1von 14

POS KELUARGA SIAGA UNTUK RISK MAPPING DAN MICRO

COUNSELING KEHAMILAN RISIKO TINGGI DI DAERAH


PEDESAAN KABUPATEN KENDAL

Muhammad Azinar, Anik Setyo Wahyuningsih

Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang


Email: azinar.ikm@mail.unnes.ac.id

Abstract. The target of declining maternal mortality (AKI) to 102 / 100,000 unborn
live births has not been achieved until the end of the MDGs by 2015. In the past
two years, maternal mortality cases in Kendal district have increased. In 2015
there are 23 cases, up from the previous year which is 19 cases. Singorojo region
is an area that has not been able to reduce the case of maternal death significantly.
In the last two years there have been 2 cases of maternal deaths. The main cause
are bleeding, hypertension and anemia. Facts that exacerbate the occurrence of
maternal death. Geographical, sociocultural, location and territory still rural and
far from referral health care centers also influence the incidence of maternal
deaths. Initial mapping by the Team of Servant is known that the risk factors of
pregnancy disorder and birth complication mostly occur in Singorojo village,
Singorojo district, Kendal district. Early detection of risk factors for pregnancy
disorders becomes information that must be known by every pregnant woman and
the community from as early as possible to reduce the number of maternal deaths,
especially in rural areas. The government has made efforts to reduce maternal
mortality through the role of Village Midwives. However, the limited number of
midwives and wide coverage of the area become obstacles in providing
comprehensive information to pregnant women. The Alert Family Post becomes an
alternative solution to the problem. Through the improvement of community
participation, especially Posyandu Cadre, Pos Keluarga Siaga can be a forum for
education, risk mapping mapping as well as a medium for counseling (micro
counseling) to pregnant women at risk. Through this activity of Pos Keluarga
Siaga in this rural area, Kader has been able to conduct risky pregnancy mapping
activities, skilled in using risk pregnancy risk surveillance methods, and
understand all the entries in the instrument. Kader has also been able to interpret
the mapping results according to pregnancy risk score. Based on the results of the
mapping conducted by Cadres in each region in Singorojo village, it was found out
that from 69 pregnant women who have been identified through pregnancy
surveillance activity at risk 31,88% (22 persons) were included in high risk
pregnancy category (KRT ), and there were 6 pregnant women (8.69%) in the very
high risk category.

Keyword: : risk mapping, micro counseling, risk pregnancy

Abstrak. Target penurunan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102/100.000


kelahiran hidup belum tercapai belum tercapai sampai berakhirnya MDGs tahun
2015. Dalam dua tahun terakhir, kasus kematian ibu di kabupaten Kendal
meningkat. Pada tahun 2015 terjadi 23 kasus, naik dari tahun sebelumnya yaitu 19
kasus. Wilayah Singorojo merupakan wilayah yang belum bisa menekan kasus

245
246

kematian ibu secara signifikan. Dua tahun terakhir terjadi 2 kasus kematian ibu.
Penyebab utamanya adalah perdarahan, hipertensi dan anemia. Faktor yang
memperberat terjadinya kematian ibu. Kondisi geografis, sosiokultural, letak serta
wilayah yang masih pedesaan dan jauh dari pusat layanan kesehatan rujukan turut
berpengaruh terhadap kejadian kematian ibu. Pemetaan awal oleh Tim Pengabdi
diketahui bahwa faktor risiko gangguan kehamilan dan komplikasi persalinan
banyak terjadi di desa Singorojo kecamatan Singorojo kabupaten Kendal. Deteksi
dini terhadap faktor risiko gangguan kehamilan menjadi informasi yang wajib
diketahui oleh setiap ibu hamil dan masyarakat sejak sedini mungkin untuk
menurunkan jumlah kasus kematian ibu khususnya di wilayah pedesaan.
Pemerintah telah melakukan upaya menurunkan kematian ibu melalui peran Bidan
Desa. Namun, keterbatasan jumlah Bidan dan cakupan wilayah yang cukup luas
menjadi kendala dalam memberikan informasi secara komprehensif kepada ibu
hamil. Pos Keluarga Siaga menjadi alternatif solusi permasalahan tersebut. Melalui
peningkatan peran serta masyarakat khususnya Kader Posyandu, Pos Keluarga
Siaga ini dapat menjadi wadah edukasi, pemetaan kehamilan berisiko (risk
mapping) sekaligus menjadi media untuk melakukan konseling (micro counseling)
terhadap ibu hamil berisiko. Melalui kegiatan Pos Keluarga Siaga di wilayah
pedesaan ini, Kader telah mampu melakukan kegiatan pemetaan kehamilan
berisiko, terampil menggunakan instrumen surveilans factor risiko kehamilan, serta
memahami seluruh isian yang ada dalam instrumen tersebut. Kader juga telah
mampu melakukan interpretasi hasil pemetaan menurut skor risiko kehamilan.
Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Kader di masing-masing wilayah
di desa Singorojo, diketahui hasil bahwa dari 69 ibu hamil yang telah diidentifikasi
melalui kegiatan surveilans kehamilan berisiko diketahui 31,88% (22 orang) di
antaranya masuk dalam kategori kehamilan risiko tinggi (KRT), dan terdapat 6 ibu
hamil (8,69%) dalam kategori risiko sangat tinggi.

Kata kunci : risk mapping, micro counseling, kehamilan berisiko

PENDAHULUAN tahun 2015, angka kematian ibu mencapai


111,16 per 100.000 kelahiran hidup
Mortalitas dan morbiditas pada (Dinkes Jateng, 2016).
wanita hamil dan bersalin adalah masalah Demikian halnya, di kabupaten
besar di negara berkembang, termasuk Kendal dari tahun ke tahun, kasus
Indonesia. Negara berkembang kematian ibu juga mengalami kenaikan.
menyumbang 99% dari total kematian ibu Sepanjang tahun 2015 telah terjadi kasus
(Guiterrez et al, 2007; Karlsen et al, kematian ibu sebanyak 23 kasus, naik dari
2011). Sampai dengan berakhirnya MDGs tahun sebelumnya yaitu 19 kasus (Dinkes
2015, Indonesia termasuk negara yang Kendal, 2016). Wilayah dengan jumlah
gagal di dalam menurunkan angka kasus kematian ibu yang sampai saat ini
kematian ibu (AKI). Target penurunan masih stagnan dan menjadi perhatian
angka kematian ibu (AKI) menjadi adalah di wilayah kecamatan Singorojo.
102/100.000 kelahiran hidup belum Pada tahun 2014 dan 2015 berturut terjadi
tercapai. Kasus kematian ibu pada masa 2 kasus kematian ibu. Penyebab utama
kehamilan dan persalinan masih menjadi kasus kematian ibu tersebut adalah
masalah besar bagi bangsa Indonesia. perdarahan, hipertensi dan karena anemia
Demikian juga di Jawa Tengah, pada (Hb<10g/dl). Komplikasi kehamilan,

Rekayasa Vol. 16 No.2, Desember 2018


komplikasi persalinan, dan riwayat sempurna untuk mengalami kehamilan
penyakit ibu hamil menjadi determinan maupun persalinan.
kasus kematian ibu (Aeni, 2013; Kaddour Berdasarkan pemetaan awal melalui
et al, 2008). Selain itu, riwayat penyakit studi pendahuluan oleh Tim Pengabdi
ibu juga dapat meningkatkan risiko diketahui bahwa faktor risiko gangguan
kematian ibu (Bazaar, dan Azhari, 2012). kehamilan dan komplikasi persalinan
Penyebab-penyebab kasus kematian banyak terjadi di desa Singorojo
ibu tersebut, secara khusus juga diperberat kecamatan Singorojo kabupaten Kendal.
dengan keadaan “3 terlambat”,yaitudalam Kehamilan dan persalinan usia muda di
pengambilan keputusan, terlambat wilayah tersebut masih sering terjadi.
mencapai tempat rujukan, serta terlambat Rendahnya pengetahuan masyarakat desa
dalam mendapatkan pertolongan yang Singorojo tentang kesehatan ibu hamil
tepat di fasilitas kesehatan. Fakta ini serta faktor-faktor risiko dan gangguan
dipengaruhi karena wilayah kecamatan kehamilan, diindikasikan menjadi
Singorojo secara geografis dan penyebab masyarakat di wilayah ini tidak
sosiokultural merupakan daerah pedesaan. bisa mengenali sejak dini tanda-tanda dan
Jauhnya letak pusat layanan gejala kehamilan berisiko sehingga
kesehatan rujukan persalinan menjadi pencegahan terjadinya komplikasi
penyebab semakin tingginya risiko persalinan tidak dapat dilakukan sedini
kematian ibu khususnya pada masa mungkin.
persalinan. Untuk dapat mengakses Pengetahuan masyarakat yang masih
layanan rujukan kehamilan berisiko rendah akan mempengaruhi kecepatan ibu
maupun persalinan dengan komplikasi di hamil maupun keluarganya untuk
rumah sakit, masyarakat di wilayah mengambil keputusan terkait kondisi dan
kecamatan Singorojo harus menempuh kegawatan obstetri yang dialami oleh ibu
jarak lebih 33 kilometer (Dinkes Kendal, hamil (Aeni, 2012). Fakta ini juga
2016). mengakibatkan masih banyak masyarakat
Fakta lainnya menyebutkan, yang menganggap kurang pentingnya
penyebab kematian ibu di wilayah pemeriksaan kehamilan (antenatal care).
Singorojo juga disebabkan oleh kondisi Fakta ini sesuai penelitian Pratitis dan
ibu hamil sendiri yaitu masih banyak Kamidah (2013), yang menyebutkan
ditemukan ibu hamil maupun ibu semakin tinggi pengetahuan seseorang
melahirkan dalam kategori “4 terlalu” y tentang tanda bahaya kehamilan maka
terlalu sering melahirkan dan terlalu rapat akan semakin patuh melakukan
jarak kelahiran satu dengan berikutnya pemeriksaan kehamilan, demikian
(Dinkes Kendal, 2016). Dalam setahun sebaliknya semakin rendah pengetahuan,
terakhir, di wilayah puskesmas Singorojo semakin menganggap tidak penting
ditemukan banyak kasus persalinan muda melakukan antenatal care.
(di bawah usia 18 tahun) yaitu 92 kasus. Pemetaan risiko kehamilan harus
Hampir semua desa di kecamatan secara intensif dilakukan sebagai upaya
Singorojo mengalami masalah tersebut. utama dalam pencegahan risiko dan
Kondisi ini sangat berisiko terhadap komplikasi kehamilan secara dini (Berg et
terjadinya komplikasi persalinan bahkan al, 2004, WHO, 2001). Oleh karena itu,
dapat berdampak pada kematian ibu deteksi dini terhadap faktor risiko
melahirkan, karena pada usia muda, secara gangguan kehamilan menjadi informasi
anatomis maupun fisiologis, organ-organ yang wajib diketahui oleh setiap ibu hamil
reproduksi ibu belum siap secara dan masyarakat sejak sedini mungkin

247
248

untuk menurunkan jumlah kasus kematian terhadap kehamilan berisiko di


ibu khususnya di wilayah pedesaan. masyarakat pedesaan dibentuk dengan
Pemerintah telah melakukan upaya tahapan dan prosedur sebagai berikut :
menurunkan kematian ibu melalui peran
Bidan Desa. Namun, keterbatasan jumlah 1) Tahap Persiapan
Bidan dan cakupan wilayah yang cukup
luas menjadi kendala dalam memberikan Tahap persiapan pembentukan
informasi secara komprehensif kepada ibu Pos Keluarga Siaga, dilakukan dengan
hamil. Berdasarkan studi pendahuluan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1)
melalui wawancara dengan Bidan Desa di advokasi dan koordinasi kepada
wilayah tersebut diketahui bahwa pemerintah desa dan stakeholder
informasi kesehatan ibu hamil sangat kesehatan agar program ini
terbatas yaitu hanya diberikan oleh Bidan mendapatkan dukungan regulasi, dan
pada saat ibu hamil melakukan fasilitasi program, 2) identifikasi
pemeriksaan kehamilan (antenatal care). Kader Posyandu, 3) rekruitmen Kader
Pos Keluarga Siaga adalah suatu peserta pelatihan, 4) penyiapan SAP
inovasi yang akan melibatkan peran aktif pelatihan dan modul pelatihan, 5)
masyarakat khususnya Kader Posyandu. penyiapan alat, dan media pelatihan,
Pos Keluarga Siaga ini dimaksudkan dan 6) evaluasi persiapan.
untuk melakukan pemetaan kehamilan
berisiko (risk mapping) sekaligus menjadi 2) Tahap Pelaksanaan Program
media untuk melakukan konseling (micro
counseling) terhadap ibu hamil berisiko. Tahapan pelaksanaan program
Pos Keluarga Siaga di Pedesaan,
METODE dilakukan dengan: 1) pelatihan Kader
Posyandu (Pelatihan pemetaan
Pos Keluarga Siaga yang akan kehamilan berisiko), 2) pelatihan Peer
dibentuk dalam program pengabdian ini Konselor terhadap kehamilan berisiko,
dimaksudkan untuk optimalisasi peran 3) pelatihan pengelolaan Pos Keluarga
aktif Kader Posyandu dalam pemetaan Siaga di Desa, 4) Simulasi, dan 5)
kehamilan berisiko (risk mapping) Praktik di Lapangan yaitu
sekaligus menjadi media micro melaksanakan tugas pemetaan
counseling terhadap kehamilan berisiko di kehamilan berisiko dan melakukan
masyarakat pedesaan. Metode pendekatan mikro konseling khususnya bila
yang digunakan adalah metode menemukan kehamilan berisiko di
pengembangan dan pemberdayaan Kader wilayah masing-masing.
Posyandu melalui kegiatan pelatihan,
simulasi dan praktik langsung di lokasi 3) Tahap Monitoring Program
mitra.
Tahapan ini untuk memantau
Tahapan, Prosedur Kerja, dan Rencana kinerja Kader dalam pemetaan
Kegiatan kehamilan berisiko (risk mapping),
praktik konseling dan praktik
Program Pos Keluarga Siaga pengelolaan Pos Keluarga Siaga di
sebagai bentuk inovasi untuk optimalisasi Desa.
peran aktif Kader Posyandu dalam
pemetaan kehamilan berisiko (risk 4) Tahap Evaluasi Program
mapping) dan media micro counseling

Rekayasa Vol. 16 No.2, Desember 2018


Evaluasi dilakukan untuk Hamil/ Masyarakat dalam penilaian
mengetahui tingkat keberhasilan risiko kehamilan (deteksi dini) secara
program Pos Keluarga Siaga dengan mandiri.
menggunakaan instrumen berupa Berikut ini skema rencana
kuesioner, lembar observasi, kegiatan pembentukan Pos Keluarga
instrumen pemetaan kehamilan Siaga untuk optimalisasi peran aktif
berisiko, serta instrumen evaluasi Kader Posyandu dalam pemetaan
kinerja Kader. Evaluasi ini dilakukan kehamilan berisiko (risk mapping) dan
terhadap: 1) pengetahuan dan media micro counseling terhadap
keteranpilan Kader Posyandu, 2) kehamilan berisiko di masyarakat
kegiatan Pos Keluarga Siaga di Desa, pedesaan.
dan 3) pengetahuan dan praktik Ibu

Analisis situasi di lokasi mitra

Pengambilan dan Wawancara Stakeholder


pengujian data sekunder dan Pemerintah Desa

Permasalahan: Sudah
1. Jumlah kasus kematian ibu belum dapat diturunkan secara signifikan. dilakukan
2. Masih banyak ditemukan kehamilan resiko.
3. Masyarakat tidak dapat melalkukan penilaian risiko kehamilan secara mandiri
4. Masih rendahnya pengetahuan ibu hamil dan keluarganya terkait kesehatan ibu
hamil, faktor-faktor risiko dan gangguan kehamilan.
5. Informasi kesehatan ibu hamil sangat terbatas oleh bidan pada saat antenatal
care.
6. Keterbatasan jumlah bidan dan cakupan wilayah yang luas menjadi kendala
dalam memberikan informasi secara komprehensif kepada ibu hamil

Pembentukan Pos Keluarga Siaga

Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Evaluasi

249
250

1.advokasi dan 1. Pelatihan Kader Posyandu 1. Penurunan


koordinasi pemetaan 1. Terampil dalam kasus kehamilan
dengan kehamilan pemetaan kehamilan beresiko tinggi.
Pemerintah Desa berisiko (risk berisiko. 2. Penurunan
dan Stakeholder mapping) 2. Peer Konselor kematian ibu
Kesehatan. 2. Pelatihan Peer terampil.
2. Identifikasi Konselor 3. Pengelola Pos
Kader Posyandu. kehamilan Keluarga Siaga di
3. Rekruitmen beresiko. Desa
Kader peserta 3. Pelatihan
pelatihan. Pengelolaan
4. Penyiapan SAP Pos Keluarga Kegiatan Pos Keluarga Siaga di Kegiatan
pelatihan dan Siaga di Desa Desa Terlaksana yang
modul pelatihan. akan
5. Penyiapan alat dilaksan
Ibu Hamil/ Masyarakat
dan media akan
1. Pengetahuan ibu hamil dan
pelatihan. Simulasi dan keluarganya meningkat.
6. Evaluasi praktik di 2. Ibu hamil dapat melakukan
persiapan. Lapangan penilaian risiko kehamilan

Tahap Monitoring

Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan desa di wilayah tersebut. Selain itu,


Program program ini juga bekerjasama dengan
Bidan Desa dan Puskesmas sebagai
Mitra dalam kegiatan ini yaitu desa penanggungjawab bidang kesehatan di
Singorojo kabupaten Kendal, utamanya wilayah tersebut.
Kader Posyandu dan unsur pemerintah
No Unsur Mitra Partisipasi
1 Kader Posyandu 1) Sebagai peserta pelatihan.
2) Sebagai petugas risk mapping kehamilan berisiko.
3) Sebagai peer konselor kehamilan berisiko.
4) Sebagai pengelola Pos Keluarga Siaga di Desa.
2 Pemerintah Desa 1) Sebagai pembina Pos Keluarga Siaga di Desa.
2) Memberikan legalisasi pembentukan Pos Keluarga Siaga di
desa.
3) Membantu fasilitasi pelaksanaan pelatihan dan jalannya
program.
3 Bidan Desa 1) Membantu fasilitasi pelaksanaan pelatihan dan jalnnya
program program Pos Keluarga Siaga di Desa.
2) Sebagai penanggung jawab keberlanjutan program Pos
keluarga Siaga di Desa.
4 Puskesmas 1) Memfasilitasi koordinasi dengan Pemerintah Desa dan Bidan
Desa.
2) Membantu fasilitasi pelaksanaan pelatihan.
3) Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan program.
4) Sebagai Pembina keberlanjutan program Pos Keluarga Siaga di
Desa.
HASIL DAN PEMBAHASAN Advokasi dan koordinasi
dilakukan dengan Pemerintah Desa
HASIL Singorojo dan Puskesmas Singorojo I
kabupaten Kendal sebagai stakeholder
1) Tahap Persiapan kesehatan di wilayah lokasi

Rekayasa Vol. 16 No.2, Desember 2018


pengabdian masyarakat. Hasil Penyiapan Satuan Acara
advokasi, Pemerintah Desa maupun Pelatihan dan media pelatihan
Puskemas memberikan ijin sekaligus dilakukan dengan menyusun semua
mendukung program Pos Keluarga perangkat pelatihan yang terdiri dari
Siaga ini untuk dilaksanakan di desa Satuan Acara Pelatihan (SAP), modul
Singorojo untuk peningkatan upaya dan media-media pelatihan lainnya.
pemetaan dan media edukasi maupun Evaluasi tahap persiapan dilakukan
konseling kehamilan berisiko. dengan cara mengidentifikasi dan
Bentuk dukungan dari mengevaluasi kesiapan pelaksanaan
Pemerintah Desa adalah mengijinkan program Pos Keluarga Siaga yang
aula desa dan segala sarana yang ada meliputi waktu, tempat, perangkat
untuk digunakan sebagai tempat pelatihan, SDM Kader, serta Pemateri
kegiatan pengabdian. Sedangkan dan Fasilitator pelatihan.
bentuk dukungan Puskesmas adalah Pada tahapan ini diperoleh hasil:
dengan menugaskan Bidan Desa 1) Pelatihan dilaksanakan selama 3
Singorojo sebagai fasilitator selama kali di aula desa, 2) Perangkat
kegiatan pengabdian masyarakat ini pelatihan yang telah disiapkan untuk
berlangsung. Selain itu, menunjuk mendukung pelatihan ini adalah
Bidan Koordinator Puskesmas untuk Satuan Acara Pelatihan (SAP), slide
melakukan monitoring kegiatan. power point, film edukasi, flipchart,
Identifikasi dan Rekruitmen leaflet dan formulir pemetaan
Kader Pos Keluarga Siaga kehamilan berisiko. 3) Kader
dimaksudkan untuk memperoleh Posyandu desa Singorojo sejumlah 14
Kader yang sesuai dengan dengan orang siap mengikuti pelatihan dan
kriteria yang disyaratkan sebagai bersedia menjadi Kader Pos Keluarga
Kader atau Petugas Pos Keluarga Siaga untuk peningkatan upaya
Siaga, yaitu warga desa Singorojo, Pemetaan dan Micro Counseling
telah menjadi Kader Posyandu Kehamilan Berisiko di desa Singorojo.
minimal 1 tahun, diterima oleh
masyarakat, dapat membaca dan 2) Tahap Pelaksanaan Program
menulis, bersedia bekerja secara
sukarela, dipilih oleh masyarakat Program Pos Keluarga Siaga
dengan diketahui oleh Kepala Desa, yang telah dilaksanakan meliputi: 1)
bersedia mengikuti kegiatan pelatihan pelatihan Kader Pos Keluarga Siaga
untuk meningkatkan kemampuan dan telah dilaksanakan selama tiga kali, 2)
keterampilan dalam pemetaan Simulasi terhadap pengisian formulir
kehamilan berisiko (risk mapping) dan pemetaan kehamilan berisiko dan
micro counseling kehamilan risiko interpretasi skor hasilnya, 3) simulasi
tinggi. konseling mikro dan pelaporan dan
Dari 14 Kader Posyandu yang pengelolaan Pos Keluarga Siaga, dan
ada dan aktif di wilayah desa 4) praktik pemetaan kehamilan
Singorojo, semuanya dinayatakan berisiko, interpretasi skor penilaian
memenuhi kriteria dan menyatakan kehamilan berisiko, praktik konseling
bersedia menjadi Kader Pos Keluarga mikro bila hasil pemetaannya
Siaga. Kader tersebut tersebar secara menemukan kasus ibu hamil berisiko
proporsional di enam dukuh yang ada tinggi, dan praktik pelaporan hasil
di desa Singorojo. pemetaan kepada Bidan Desa.

251
252

3) Tahap Monitoring Program terjadi peningkatan rata-rata skor


pengetahuan Kader. Hasil pre test rata-
Monitoring program Pos rata skor pengetahuan Kader adalah
Keluarga Siaga di desa Singorojo ini 63,15. Skor tersebut naik menjadi 84,21
dilakukan oleh Tim Pengabdi pada akhir pelatihan. yang Hal ini
bersama-sama dengan Bidan Desa menunjukkan bahwa pelatihan secara
Singorojo. Tujuan kegiatan signifikan dapat meningkatkan
monitoring untuk memantau kinerja keterampilan Kader.
Kader dalam pemetaan kehamilan Banyak Kader yang selama ini tidak
berisiko (risk mapping), praktik mengetahui faktor-faktor yang menjadi
mikro konseling dan praktik potensi terjadinya kehamilan risiko tinggi
pengelolaan Pos Keluarga Siaga di seperti faktor 3 terlambat, 4 terlalu serta
desa Singorojo. riwayat-riwayat penyakit yang dialami ibu
Pengabdian masyarakat Program hamil yang dapat menambah risiko
Pos Keluarga Siaga di desa Singorojo menjadi kondisi kegawatan pada ibu
ini masih berlangsung, sehingga hamil. Dengan pelatihan ini mereka
sampai saat ini masih dilakukan menjadi dapat menjelaskan bagaimana
monitoring program tersebut di lokasi kehamilan berisiko tinggi dapat terjadi
mitra sampai akhir program. Hasil serta bagaimana faktor-faktor risiko itu
pemantauan saat ini, para Kader bisa diminimalisasi melalui peningkatan
berpartisipasi aktif dalam melakukan Antenatal Care (ANC) dan perilaku
kegiatan pemetaan kehamilan risiko kesehatan oleh ibu hamil maupun
tinggi dengan melakukan surveilans keluarganya.
pada ibu-ibu hamil di wilayah Materi yang sederhana dan dikemas
masing-masing. dengan bahasa yang mudah dipahami
serta metode dan media audiovisual yang
4) Tahap Evaluasi Program menarik, membuat para Kader antusias
dalam mengikuti pelatihan serta
Sampai saat ini pengabdian memahami pesan yang disampaikan oleh
masyarakat program Pos Keluarga Siaga Pemateri.
untuk peningkatan upaya Pemetaan dan (2) Evaluasi terhadap Sikap Kader Pos
Peer Counseling Kehamilan Berisiko di Keluarga Siaga
desa Singorojo masih berlangsung. Sikap Kader setelah mendapat
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pelatihan menjadi lebih baik lagi. Mereka
tingkat keberhasilan program Pos yang dulunya bergantung pada Bidan
Keluarga Siaga dengan menggunakaan Desa dalam meminta infomasi tentang
instrumen berupa kuesioner, lembar kondisi yang terkait kehamilan kini,
observasi, instrumen pemetaan kehamilan mereka mulai meyakini bahwa deteksi
berisiko, serta instrumen evaluasi kinerja dini kehamilan berisiko harus dilakukan
Kader. Evaluasi yang sudah dilakukan sesegera mungkin setelah ada tanda-tanda
adalah: kehamilan dan dapat dilakukan oleh
(1) Evaluasi terhadap Pengetahuan Kader Kader. Kader dapat berperan membantu
Pos Keluarga Siaga tugas Bidan dalam melakukan deteksi
Berdasarkan hasil penilaian pre test kehamilan berisiko melalui pengenalan
yang dilakukan sebelum pelatihan tanda-tanda atau faktor risiski kehamilan.
dibandingkan dengan hasil post test Sikap Kader yang semakin baik juga
setelah pelatihan diperoleh kesimpulan ditunjukkan dengan mereka melakukan

Rekayasa Vol. 16 No.2, Desember 2018


pemetaan kehamilan berisiko dan wilayah di desa Singorojo, diketahui hasil
membantu memberikan edukasi terhadap bahwa dari 69 ibu hamil yang telah
ibu hamil untuk melakukan Antenatal diidentifikasi melalui kegiatan surveilans
Care (ANC) secara teratur kepada Bidan, kehamilan berisiko diketahui 31,88% (22
Puskesmas atau Pelayanan Kesehatan orang) di antaranya masuk dalam kategori
lainnya. kehamilan risiko tinggi (KRT), dan
(3) Evaluasi terhadap Keterampilan terdapat 6 ibu hamil (8,69%) dalam
Kader-Kader Pos Keluarga Siaga kategori risiko sangat tinggi.
dalam melakukan pemetaan Hasil pemetaan yang dilakukan oleh
Kehamilan berisiko Kader juga diketahui berdasarkan faktor
Sebagai salah satu kegiatan yang risiko terjadinya kehamilan risiko tinggi di
harus dilakukan oleh Kader dalam wilayah tersebut adalah adalah usia ibu
program Pos Keluarga Siaga di lokasi hamil, riwayat kehamilan, riwayat
mitra, berdasarkan hasil monitoring persalinan dan riwayat penyakit yang
diketahui 14 orang Kader yang telah dialami oleh ibu hamil. Data hasil
dilatih, semuanya saat ini telah pemetaan menyebutkan 12 orang ibu
berpartisipasi aktif dalam melakukan hamil (17,39%) berusia kurang dari 20
kegiatan pemetaan kehamilan berisiko tahun, 4 orang ibu hamil (5,79%) berusia
dengan melakukan surveilans pada ibu- lebih dari 35 tahun, 7 orang ibu hamil
ibu hamil di wilayah masing-masing (10,14%) memiliki riwayat kehamilan 4
menggunakan formulir pemetaan kali atau lebih, 3 orang ibu hamil (4,35%)
kehamilan berisiko yang dikembangkan pernah caesar dan 1 orang ibu hamil
dari Skor Puji Rochyati. (1,45%) mengalami anemia.
Kader telah terampil menggunakan
instrumen tersebut dengan benar serta (4) Evaluasi terhadap keterampilan Kader
memahami seluruh isian yang ada dalam terampil dalam melakukan Peer
instrument tersebut. Kader juga telah Counseling terhadap kehamilan
mampu melakukan interpretasi hasil berisiko
pemetaan menurut skor risiko kehamilan.
Kader telah melakukan identifikasi dari Dalam pengabdian ini, Kader juga
hasil pemetaan tersebut menjadi 3 dilatih untuk dapat melakukan kegiatan
kategori kehamilan berisiko dengan cara konseling mikro (peer counseling) dengan
skor dari masing-masing kondisi cara melakukan kunjungan ke rumah-
dijumlahkan, dan hasilnya dikelompokkan rumah ibu hamil. Hasil monitoring dan
menjadi 3 (tiga) kategori yaitu, kehamilan evaluasi yang dilakukan oleh Tim
risiko rendah, kehamilan risiko tinggi dan Pengabdi, Kader semakin terampil dalam
kehamilan risiko sangat tinggi. Berikut memberikan konseling secara mikro.
ini kategori tersebut: Konseling yang dilakukan adalah seputar
- Kehamilan Risiko Rendah (KRR) pemeriksaan kehamilan (antenatal care)
dengan jumlah skor 2 yang harus dilakukan sesering mungkin
- Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) untuk deteksi dini terhadap masalah yang
dengan jumlah skor 6-10 mungkin muncul, pertumbuhan bayi,
- Kehamilan Risiko Sangat Tinggi makanan bergizi selama masa kehamilan,
(KRST) dengan jumlah skor ≥ serta persiapan persalinan.
12 (5) Evaluasi terhadap keterampilan Kader
Berdasarkan hasil pemetaan yang terampil dalam manejemen
dilakukan oleh Kader di masing-masing pengelolaan kegiatan Pos Keluarga
Siaga di Desa

253
254

Kegiatan pengabdian ini juga telah berhasil meningkatkan pengetahuan


berhasil meningkatkan keterampilan kader dan kemampuan ibu hamil maupun
dalam mengelola kegiatan Pos Keluarga keluarganya dalam melakukan penilaian
Siaga di Desa. Kegiatan yang dilakukan risiko kehamilan (deteksi dini) secara
adalah Kader menjadi fasilitator dalam mandiri. Hasil post test yang dilakukan
kelas ibu hamil setiap bulan sekali, Kader oleh tim pengabdi menunjukkan terjadi
selalu aktif melakukan kegiatan Posyandu peningkatan pengetahuan yang signifikan
Ibu Hamil di masing-masing dukuh setiap terkait dengan kehamilan berisiko, faktor
bulan serta Kader melakukan risiko (determinan kehamilan risiko
kunjungan ke rumah-rumah ibu hamil tinggi) dan upaya mencegah
untukmelakukan pemetaan kehamilan kegawatdaruratan akibat kehamilan risiko
berisiko serta melakukan konseling mikro. tinggi.
Hasil evaluasi kegiatan pengabdian
Pos Keluarga Siaga selama 3 bulan ini
Tabel 1 Perbedaan Pengetahuan Ibu Hamil dan atau Keluarganya antara Sebelum dan Sesudah
Adanya Program Pos Keluarga Siaga

Pengetahuan Ibu Hamil dan Sesudah


p value
atau Keluarganya Kurang baik Baik Jumlah
Sebelum Kurang baik 18 28 46 0,00001
Baik 1 22 23
Jumlah 19 50 69
sebelum dan sesudah Program Pos
Tabel 1 di atas menunjukkan, Keluarga Siaga (p value 0,00001).
sebelum adanya Program Pos Keluarga Selain itu, terkait dengan kesadaran
Siaga, 46 orang ibu hamil (66,67%) masih melakukan pemeriksaan kehamilan
memiliki pengetahuan yang kurang (ANC), juga terjadi peningkatan
tentang kehamilan berisiko tinggi serta kesadaran ibu hamil dan keluarganya.
tidak memahami cara identifikasi faktor Mereka semakin sadar bahwa ANC yang
risiko kehamilan berisiko serta upaya dilakukan secara rutin setiap bulan akan
mengatasi kegawatan dan kedaruratan membantu dalam mendeteksi secara dini
akibat kehamilan risiko tinggi. Masih terhadap gejala-gejala yang dapat menjadi
banyak yang tidak mengetahui faktor faktor risiko terjadinya kehamilan berisiko
risiko terjadinya kehamilan risiko tinggi tinggi.
yang dapat dilihat dari usia hamil terlalu Pos Keluarga Siaga yang diterapkan
muda atau tua, riwayat kehamilan yang dalam kegiatan pengabdian ini, selain
pernah dialami seperti keguguran, lahir menggunakan metode edukasi secara
operasi caesar, letak bayi sungsang, jarak kelas dengan ceramah, juga menggunakan
kehamilan terlalu dekat, serta riwayat- metode kunjungan rumah. Edukasi di
riwayat penyakit yang pernah diderita. kelas dimaksudkan untuk meningkatkan
Fakta ini berubah secara signifikan. pengetahuan ibu hamil yang mengikuti
Setelah Program Pos Keluarga Siaga, ibu kelas tersebut. Materi yang diberikan
hamil yang pengetahuannya masih dalam kelas itu adalah meliputi kehamilan
kategori kurang jumlahnya berkurang berisiko, faktor-faktor risiko (determinan)
menjadi 19 orang (27,53%). Hal ini kehamilan berisiko tinggi serta pentingnya
menunjukan terdapat peningkatan pemeriksaan kehamilan (ANC) dan
pengetahuan yang siginifikan antara penilaian kehamilan berisiko tinggi serta

Rekayasa Vol. 16 No.2, Desember 2018


upaya-upaya penanggulangannya. Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Sedangkan kunjungan rumah Komplikasi (P4K) semakin tinggi.
dimaksudkan untuk mengintensifkan Pengetahuan ibu sangat penting
kegiatan konseling mikro. Konseling yang untuk selalu ditingkatkan melalui model
dilakukan adalah seputar pemeriksaan kelas ibu hamil untuk mengurangi faktor
kehamilan (antenatal care) yang harus risiko kematian maternal maupun
dilakukan sesering mungkin untuk deteksi kematian perinatal. Pengetahuan ibu hamil
dini terhadap masalah yang mungkin juga berhubungan dengan kejadian
muncul, pertumbuhan bayi, makanan kematian perinatal (Ummul Mahmudah, et
bergizi selama masa kehamilan, serta al, 2011).
persiapan persalinan. Kelas ibu hamil merupakan sarana
Model Pos Keluarga Siaga belajar ibu hamil secara bersama-sama
merupakan kombinasi antara model Kelas dalam bentuk tatap muka dalam kelompok
Ibu Hamil dengan kegiatan kunjungan tentang kesehatan bagi ibu hamil. Tujuan
rumah untuk konseling mikro. Kombinasi yang diharapkan setelah ibu mengikuti
model ini bertujuan untuk optimalisasi kelas ibu hamil adalah meningkatkan
edukasi kehamilan berisiko tinggi yang pengetahuan, merubah sikap dan perilaku
mendukung program penurunan kematian ibu agar memahami tentang kehamilan,
ibu di daerah pedesaan melalui upaya- perawatan kehamilan, persalinan,
upaya preventif dan promotif. Model ini perawatan nifas, KB, perawatan bayi baru
tidak hanya melibatkan ibu hamil saja, lahir, mitos, penyakit menular serta akte
namun juga melibatkan suami maupun kelahiran anak.
keluarga. Fakta ini juga sesuai Azwar (2008),
Dalam rangkaian kegiatannya, yang menyatakan bahwa pembentukan
model Pos Keluarga Siaga ini juga sikap dapat terjadi karena pendidikan/
menggunakan media-media yang menarik pelatihan di samping adanya pengalaman
perhatian ibu maupun keluarganya seperti pribadi, pengaruh, kebudayaan, media
film edukasi, tabel penilaian risiko massa, dan emosional seseorang. Kelas
kehamilan serta flichart, modul dan leaflet ibu hamil berpengaruh terhadap
yang berisi materi tentang kehamilan pengetahuan dan sikap ibu (Elsa Budi
berisiko tinggi dan penanggulangannya. Sihsilya R, et al, 2016). Kelas Ibu Hamil
Hasil evaluasi kegiatan pengabdian dapat merubah sikap masyarakat dalam
Pos Keluarga Siaga yang telah berhasil pemilihan persalinan yang dibantu oleh
meningkatkan pengetahuan dan tenaga medis. Perubahan sikap dalam
kemampuan ibu hamil maupun pemilihan persalinan tersebut didorong
keluarganya dalam melakukan penilaian oleh karena pengetahuan yang semakin
risiko kehamilan (deteksi dini) secara baik serta motivasi dan peran dari tenaga
mandiri ini sesuai Azeem (2011), yang kesehatan yang baik (Rochayah, 2012).
menyatakan Kelas Ibu Hamil telah Kegiatan Pos Keluarga Siaga ini
mampu meningkatkan pengetahuan ibu telah menguatkan program Kelas Ibu
hamil yang mengikuti kelas ibu hamil Hamil yang selama ini telah menjadi
serta kesadaran ibu hamil dan keluarganya program pemerintah, karena kegiatan ini
akan pentingnya pemeriksaan kehamilan telah berdampak pada: 1) peningkatan
ke pelayanan kesehatan secara rutin tiap pengetahuan ibu hamil, 2) sikap ibu hamil
bulannya. Sehingga dicapai output yang maupun keluarganya terkait pemeriksaan
berupa kunjungan ANC, serta ibu hamil kehamilan menjadi lebih baik, 3) praktik
nantinya menerapkan Program pencegahan risiko dan komplikasi

255
256

kehamilan oleh ibu hamil menjadi lebih Pada Kasus Kematian Maternal
baik, 4) Peserta kelas ibu hamil menjadi Tahun 2011). Jurnal Litbang. 8 (3):
lebih intensif melakukan kunjungan 200-7.
Antenatal Care (Fibriana dan Azinar, Aeni, Nurul. 2013. Risk Factors of
2016). Maternal Mortality. Kesmas (Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional).
SIMPULAN DAN SARAN 7(10) : 453-459.
Bazaar A, Theodorus and A, Azhari.
Simpulan Maternal Mortality and
ContribUting Risk Factors.
Melalui kegiatan Pos Keluarga Indonesian Journal of Obstetric and
Siaga di wilayah pedesaan ini, Kader telah Gynecology. 36 (1): 8-13.
mampu melakukan kegiatan pemetaan Berg, C. et.al.. 2004. Structure of
kehamilan berisiko, terampil Pregnancy-Related Mortality,
menggunakan instrumen surveilans factor Surveillance in the United States.
risiko kehamilan, serta memahami seluruh Atlanta Washington D.C.
isian yang ada dalam instrumen tersebut. Dinkes Jateng. 2016. Profil Kesehatan
Kader juga telah mampu melakukan Jawa Tengah Tahun 2015.
interpretasi hasil pemetaan menurut skor Semarang: Dinkes Jateng.
risiko kehamilan. Berdasarkan hasil Dinkes Kendal. 2016. Laporan Data
pemetaan yang dilakukan oleh Kader di Kematian Ibu Tahun 2015. Kendal:
masing-masing wilayah di desa Singorojo, Dinkes Kendal.
diketahui hasil bahwa dari 69 ibu hamil Gutierrez. R, Gustavo, Vera.E, de Lean P,
yang telah diidentifikasi melalui kegiatan Vargas LF. 2007. Risk Factors of
surveilans kehamilan berisiko diketahui Maternal Death in Mexico. Birth.
31,88% (22 orang) di antaranya masuk Vol 34 : 21-25.
dalam kategori kehamilan risiko tinggi Kaddour C, Souissi R, Haddad Z,
(KRT), dan terdapat 6 ibu hamil (8,69%) Zaghdoudi, Magouri M, Saussi M,
dalam kategori risiko sangat tinggi. et al. 2008. Causes and Risk Factors
of Maternal Mortality in the ICU,
Saran Critical Care, Volume 12 suppl 2
pp. 492.
Berdasarkan hasil evaluasi program Karlsen et.al., 2011. The Relationship
pengabdian Pos Keluarga Siaga maka
between Maternal Education and
disarankan perlu adanya penguatan
Mortality among Women Giving
dukungan misalnya melalui Surat
Birth in Health Care Instituttions:
Keputusan Kepala Desa tentang
Analysis of the cross sectional
Pengelolaan Kegiatan Pos Keluarga Siaga
untuk memaksimalkan program Pos WHO Global Survey on Maternal
Keluarga Siaga dalam rangka peningkatan and Perinatal Health. BMC Public
upaya Pemetaan dan Peer Counseling Health.Vol 11.
Kehamilan Berisiko khususnya di wilayah Pratitis, Dian dan Kamidah. 2013.
pedesaan. Hubungan antara Pengetahuan Ibu
Hamil tentang Tanda Bahaya
DAFTAR PUSTAKA Kehamilan dengan Kepatuhan
Pemeriksaan Kehamilan di BPS
Aeni, Nurul. 2012. Perilaku Kesehatan Ibu Ernawati Boyolali. GASTER. (10) 2:
Hamil di Kabupaten Pati (Studi 33-41.
WHO. 2001. Maternal Mortality
Surveillance. WHO : Training
Course on Using Data for Decesion
making.

257
258

Rekayasa Vol. 16 No.2, Desember 2018

Das könnte Ihnen auch gefallen