Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
(Skripsi)
Oleh
EFRI DWIYANTO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT
DYNAMIC ANA
LYSIS OF BUIL
DING STRUCTU
RES USING SEI
SMIC
ISOLATION SYS
TEM LEAD RUB
BER BEARING
By
EFRI DWIYANT
O
Indonesia is an ar
chipelagic country
that passes seismi
c path, so that ear
thquakes
often occur. Earth
vibrations caused
by an earthquake,
can vibrate the str
ucture
on it and cause d
eformation that ca
n damage the stru
ctural building. O
ne effort to
reduce the damag
e is by using seis
mic isolation syste
m. This system wil
l separate
the structure of th
e horizontal comp
onents of ground
movement by inse
rting the
base isolator.
This study was co
nducted to examin
e the effect of usi
ng base isolator (l
ead rubber
bearing) when co
mpared with the b
uilding without us
ing base isolator
on the
medium soil and
soft soil. Interst
ory drift is calc
ulated using the
response
spectrum method
by manual and So
ftware SAP2000.
Results of the ana
lysis showed that t
he use of base iso
lator increase the
natural
period of the struc
ture so that it can
decrease the inter
story drift in the b
uilding.
Significant interna
l reduction is seen
in the magnitude
of the column col
umn
shear forces with
the base isolator.
The amount of she
ar force reduction
reached
94% in both medi
um and soft base
type. The support
reactions of fix ba
se and
base isolation st
ructures were 4
217,96 kN and
913,28 kN on
medium soil,
6677,71 kN and 1
453,79 kN on soft
soils. The maximu
m interstory drift
at fix base
and base isolation
is 4,3335 mm and
0.5741 mm on me
dium soil, 6,8606
mm and
0,9139 mm in soft
soil, respectively.
The reduction of i
nterstory drift in b
oth soil
type reached 91%
.
Keywords :
ift, seismic isol
ation, lead rub
Interst
ory ber bearing, re
sponse
spectrum, SAP200
0
ABSTRAK
ANALISIS DIN
AMIK STRUKT
UR BANGUNA
N GEDUNG YA
NG
MENGGUNAK
AN SISTEM SEI
SMIC ISOLATI
ON LEAD RUB
BER
BEARING
Oleh
EFRI DWIYAN
TO
Indonesia merupa
kan negara kepula
uan yang dilalui ja
lur seismik, sehin
gga sering
kali terjadi gempa
bumi. Getaran pad
a tanah yang diaki
batkan oleh gemp
a bumi,
dapat menggetark
an struktur di atas
nya dan menimbul
kan deformasi yan
g dapat
merusak struktura
l bangunan. Sala
h satu upaya unt
uk mengurangi k
erusakan
tersebut adalah de
ngan menggunaka
n sistem seismic i
solation. Sistem i
ni akan
memis
strukt
dari
komp
horizo
perger
tanah
denga
ahkan
ur onen
ntal
akann
menyisipkan base
isolator.
Penelitian ini dila
kukan untuk meng
kaji pengaruh pen
ggunaan base isol
ator (lead
rubber bearing) b
ila dibandingkan d
engan bangunan t
anpa menggunaka
n base
isolat
pada
jenis
tanah
dasar
sedan
dan
lunak
Simpa
dihitu
or g . ngan
ng
menggunakan res
pon spektrum se
cara manual dan
dengan bantuan
software
SAP2000.
Dari hasil analisa
yang dilakukan, di
peroleh bahwa pe
nggunaan base is
olator
memperbesar peri
ode alami struktur
sehingga dapat me
mperkecil intersto
ry drift
pada bangunan. R
eduksi gaya dalam
cukup signifikan t
erlihat pada besar
nya gaya
geser kolom strukt
ur dengan base is
olator. Besarnya r
eduksi gaya geser
mencapai
94% baik pada jen
is tanah dasar sed
ang maupun lunak
. Reaksi tumpuan
dari
struktur fix base d
an base isolation
adalah 4217,96 k
N dan 913,28 kN
pada tanah
sedang, 6677,71 k
N dan 1453,79 kN
pada tanah lunak.
Interstory drift m
aksimum
pada fix base dan
base isolation seb
esar 4,3335 mm d
an 0,5741 mm pad
a tanah
sedang, 6,8606 m
m dan 0,9139 mm
pada tanah lunak.
Reduksi interstor
y drift
pada kedua jenis t
anah dasar tersebu
t mencapai 91%.
Kata kunci : Sim
pangan, seismic is
olation, lead rub
ber bearing, resp
onse
spectrum, SAP20
00
ANALISIS DINAMIK STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG YANG MENGGUNAKAN
SISTEM SEISMIC ISOLATION
LEAD RUBBER BEARING
Oleh
EFRI DWIYANTO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotaga
jah, 25 April 1995, sebagai
anak kedua dari 3 bersau
dara dari pasangan Bapak
Bambang Suyanto dan Ibu
Dewi Masitho. Pendidikan
Taman Kana
(TK)
Pertiwi
Rukti
Harjo
k-kanak
diselesaik
pada
tahun
2001,
Sekolah
Dasar
an
diselesaikan di SD Negeri
2 Rukti Harjo Kecamatan
Seputih Raman, Kabupate
n Lampung Tengah pada
tahun 2007, Sekolah Mene
ngah Pertama di SMP Neg
eri 1 Seputih Raman pada
tahun 2010 dan Sekolah M
enengah Atas di SMA Nege
ri 1 Kotagajah pada tahun
2013.
Pada tahun 2013, penulis te
rdaftar sebagai mahasiswa
Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universit
as Lampung melalui jalur
Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (
SNMPTN). Pada bulan Ja
nuari sampai Maret 2016,
penulis melaksanakan Kerja
Praktik di Proyek Pembangu
nan Royal Dental Hospital
Serpong. Pada bulan Janua
ri sampai Februari 2017 pen
ulis melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata di Desa Rukti
Basuki, Kecamatan Rumbi
a, Kabupaten Lampung
Tengah. Penulis mengamb
il tugas akhir dengan judul
Analisis Dinamik Struktur
Bangunan Gedung Yang
Menggunakan Sistem Seis
mic Isolation Lead Rubber
Bearing.
Tanpa mengurangi rasa syukurku pada Allah Subhanahu Wata”ala, kupersembahkan
karyaku
Kepada Bapak dan Ibu tersayang
Terimakasih atas bimbingan, didikan, kasih sayang, kesabaran, serta doa yang selalu kalian
berikan kepadaku sehingga aku bisa sampai di tahap ini.
Kepada Keluargaku tercinta
Kakak dan adik serta keponakan yang selalu mendoakan dan mengharapkan
keberhasilanku atas kasih sayang, perhatian, dan dorongan semangatnya takkan pernah
aku lupakan.
Kepada Sahabat dan Teman-temanku
Atas dukungan, kesabaran dan bantuannya sehingga karya ini dapat selesai.
Serta
Almamater tercinta
Fakultas Teknik Universitas Lampung
MOTTO
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu
maka dia berada di jalan ALLAH”
(HR. Turmudzi)
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada ke
mudahan.”
(QS. Al-Insyirah : 6)
“Start where you are. Use what you have. D
o what you can.”
(Arhur Ashe)
“The important thing is to never stop quest
ioning.”
(Albert Einstein)
SANWACANA
Puji syukur penulis pa
njatkan ke hadirat All
ah SWT, karena atas
rahmat dan
hidayah-Nya, penulis da
pat menyelesaikan skrip
si ini. Pada kesempatan
ini penulis
menyampaikan rasa teri
ma kasih yang tulus kep
ada :
1.Bapak Prof. Dr. Ir.
Hasriadi Mat Akin,
M.P., selaku Rektor
Universitas
Lampung.
2.Bapak Prof. Drs. Su
harno, M.Sc., Ph.D.,
selaku Dekan Faku
ltas Teknik,
Universitas Lampung.
3.Bapak Dr. Gatot Eko
Susilo, S.T., M.Sc., s
elaku Pembimbing Ak
ademik saya
serta Ketua Bidang
Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Uni
versitas
Lampung.
4.Bapak Suyadi, S.T.,
M.T., selaku Dosen
Pembimbing I, Bap
ak Bayzoni,
S.T.,M.T., selaku Dos
en Pembimbing II dan
Bapak Ir. Eddy Purwa
nto, M.T.,
Pembi Pengg
Dosenmbing
selaku II
anti
ketersed
atas iaannya
dalam
memberikan bimbingan,
pengarahan, serta ilmu
yang sangat bermanfaa
t dalam
proses penyelesaian sk
ripsi ini.
5.Bapak Masdar Helmi,
S.T., D.E.A., Ph.D., s
elaku Dosen Penguji,
terima kasih
atas bantuannya dalam
memberikan ilmu disaat
proses pengerjaan skrip
si, serta
saran-saran dan masuk
an yang diberikan kepa
da saya.
6.Bapak dan Ibu Dos
en Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Tekni
k Universitas
Lampung atas ilmu bid
ang sipil maupun buka
n yang telah diberikan
selama
perkuliahan.
7.Bapak dan Ibu Staf A
dministrasi dan Pega
wai Jurusan Teknik S
ipil Fakultas
Teknik Universitas Lam
pung, yang telah banya
k membantu dalam per
siapan
pelaksanaan seminar d
an penyelesaian skripsi.
8.Keluarga besar saya
, yang selalu membe
rikan dukungan serta
do’a untuk
kesuksesan saya dala
m menyelesaikan perk
uliahan di Jurusan Tek
nik Sipil,
Fakultas Teknik, Unive
rsitas Lampung.
9.Teman-teman seperj
uangan Teknik Sipil
2013, yang telah me
njadi keluarga
baru dan telah mengaja
rkan saya tentang bany
ak hal dalam kehidupan
ini.
10. Kakak-kakak dan
Adik-adik tingkat Tekn
ik Sipil Universitas La
mpung yang
telah banyak memba
ntu saya selama ber
kuliah serta memberi
kan rasa
kekeluargaan yang era
t di Teknik Sipil Univers
itas Lampung.
Semoga skripsi ini dap
at bermanfaat.
Bandar Lam
pung, 2017
Penulis,
Efri Dwiyanto
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMB
AR ......................iii
............................
............................
DAFTAR TABEL v
............................
............................
...........................
DAFTAR NOTASvii
I ..........................
............................
...........................
I. PENDAHULU1
AN ......................
............................
..........................
A.Latar Belakang 1
..........................
..........................
.....................
B. Rumusan Ma3
salah ...................
.............................
.....................
C. Batasan Mas3
alah .....................
.............................
.....................
D. Tujuan Penel4
itian .....................
............................
.....................
E. Manfaat Pen 5
elitian ..................
.............................
.....................
II. TINJAUAN 6
USTAKA ............
...........................
...........................
.
A. Gempa Bumi6
.............................
.............................
...................
B. Klasifikasi 7
us ........................
............................
....................
C.Prinsip Shear 8
uilding ...............
..........................
.....................
D. Sistem Berd 10
erajat Kebebasan
Tunggal (SDOF)
......................
E. Sistem Berd 12
erajat Kebebasan
Banyak (MDOF)
......................
F. Persyaratan 18
Umum Perencana
an Ketahanan unt
uk Gedung .....
G. Seismic Isol26
ation ...................
.............................
.......................
H.Lead Rubber 27
earing (LBR)
..........................
......................
I. Pembebanan 29
ruktur ...............
..........................
.......................
ii
III. 34
MET
ODO
LOG
I PE
NELI
TIAN
........
........
........
........
........
........
.......
A. 34
Pend
ekat
an
enelit
ian
........
........
........
........
........
........
........
.....
B. 34
Loka
si
neliti
an
........
........
........
........
........
........
........
........
....
C. 34
Data
Pene
litian
........
........
........
........
........
........
........
........
........
..
litia
n ..
D. .....
Pros .....
edur .....
Pene.....
........
........
........36
........
........
.....
E. 38
Kera
ngka
Pene
litian
........
........
........
........
........
........
........
........
..
IV. 39
HASI
L
ALIS
IS
AN
EMB
AHA
SAN
........
........
........
........
....
A. 39
Penj
elasa
n Um
um
........
........
........
........
........
........
........
........
...
B. 40
Pem
beba
nan
........
........
........
........
........
........
........
........
........
.....
sis
MD
C. OF
Anali
........
........
........47
........
........
........
........
........
........
.
Pere66
D.
ncan
aan
Lea
d
ubb
er
Bea
ring
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.
E. Pe
modela
n Strukt
ur Bang
unan Ta
npa dan
Dengan
Menggu
nakan
Lead69
Rub
ber
Bear
ing
Men
ggun
akan
Soft
ware
SAP
2000
........
Ana85
F.
lisis
MD
OF
Da
mp
ed
Lea
d
ubb
er
Bea
ring
)
.......
.......
.
V.
PE
NUT
UP
........10
........8
........
........
........
........
........
........
........
........
......
A. 10
Kesi 8
mpul
an
........
........
........
........
........
........
........
........
........
....
B. 11
Sara0
n .....
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
....
DAFT
AR PU
STAK
A
LAMPI
RAN
DAFTAR GAMBAR
G H
a a
𝑆 𝐷 𝐼
1. Pola goyangan strukt
ur bertingkat banyak ........9
..........................
2. Komponen yang beke10
rja pada sistem ................
..........................
3. Gaya-gaya yang beke10
rja ....................................
..........................
4. Pemodelan struktur 12
engan derajat kebebasan
banyak ...............
5. Keseimbangan gaya 13
dinamik dengan 𝑓 , 𝑓
n 𝑓 .....................
6. Peralihan struktur den15
gan metode analisis raga
m .......................
7. Spektrum respons 23
sain ..................................
...........................
8. Penentuan simpanga 25
n antar lantai ...................
............................
9. Perilaku sturktur ban 26
gunan dengan base isol
ation system ..........
10. Lead rubber bearin 27
g ......................................
..............................
11. Lead rubber bearing29
hysteresis loops .............
............................
12. Peta parameter Ss .....32
.........................................
...........................
13. Peta parameter S1 .....33
.........................................
...........................
14. Pemodelan struktur tiga di
mensi bangunan gedung deng
an
SAP2000 .........................36
.........................................
....................
15. Pemodelan balok dan36
pelat arah sumbu x-y .......
.........................
16. Flow chart penelitian38
.........................................
.........................
17. Grafik spektrum resp 47
ons desain kota Bandar
ampung .............
18. Massa yang dihitung 48
pada arah panjang bangu
nan .....................
19. Massa yang dihitung 48
pada arah pendek bangu
nan ......................
iv
20. 69
otak
quick
grid
ines
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.
21. 70
Grid
bang
unan
pada
sumb
u x-z
.........
.........
.........
.........
.........
.....
22. 70
otak
add
mate
rial
roper
ty
.........
.........
.........
.........
.........
.....
23. 71
otak
mate
rial
roper
ty
ta
.........
.........
.........
.........
.........
....
.....
.....
24. .....
otak .....
recta.....
ngul .....
ar .....
ction .....
..........
.........
72
25. 72
otak
defin
e loa
d pat
terns
.........
.........
.........
.........
.........
.........
....
26. 73
otak
mass
sourc
e dat
a ......
.........
.........
.........
.........
.........
.........
..
27. 74
otak
resp
onse
spect
rum
uncti
on
efiniti
on
.........
.........
........
28. 75
otak
load
case
data
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
...
.....
.....
29. .....
otak .....
load .....
case
com
binati
on
ata
.........
.........
76
30. 77
emod
elkan
fram
e pad
a gri
d ......
.........
.........
.........
.........
.........
..
31. 77
embe
rikan
tump
uan
ada
base
joint
.........
.........
.........
.........
...
32. 78
umpu
an
da
odel
strukt
ur
.........
.........
.........
.........
.........
...
33. 78
eng-
input
beba
n mer
ata
ada
rame
.........
.........
.........
.........
.....
.....
.....
34. .....
otak .....
obje .....
ct ....
odel
– lin
e inf
orma
tion
.........
79
35. 80
otak
diap
hrag
m
nstra
int
.........
.........
.........
.........
.........
......
36. 81
otak
link/s
uppo
rt pr
opert
y dat
a ......
.........
.........
.........
.........
......
37. 82
eng-
input
data
ead
rubb
er
earin
g ......
.........
.........
.........
........
38. 82
emod
elkan
lead
rubb
er
aring
pada
base
joint
.........
.........
..
.....
.....
39. .....
otak .....
analy..
sis
ption
s ......
.........
.........
.........
.........
83
40. 83
impa
ngan
lantai
pada
mode
l stru
ktrur
SAP2
000
umbu
x-z
.
41. 84
mpan
gan
antai
pada
mode
l stru
ktur
SAP2
000
umbu
y-z
...
42. 10
rafik 4
defor
masi
di
p lant
ai
uk
ah
njang
bang
unan
....
43. 10
rafik 4
defor
masi
di
p lant
ai
uk
ah
ndek
bang
unan
.....
DAFTAR TABEL
T H
a a
.
1. Klasifikasi situs
....................................8
..................................
2. Koefisien situs (Fa19
) ..................................
...................................
3. Koefisien situs (Fv20
) ..................................
...................................
4. Simpangan antar 25
lantai tingkat ijin (∆
.....................................
5. Besarnya beban 30
ati tambahan ...............
....................................
6. Rekapitulasi mass 50
a tiap lantai untuk arah
panjang bangunan .....
7. Rekapitulasi mass 50
a tiap lantai untuk arah
pendek bangunan ......
8. Hasil perhitungan 68
kekakuan LRB untuk
anah sedang ...............
9. Hasil perhitungan 68
kekakuan LRB untuk
anah lunak .................
10. Deformasi lateral tiap l
antai untuk arah panjang b
angunan pada
tanah sedang ..............99
.....................................
.............................
11. Deformasi lateral tiap l
antai untuk arah panjang b
angunan pada
tanah lunak .................99
....................................
.............................
12. Deformasi lateral tiap l
antai untuk arah pendek b
angunan pada
tanah sedang .............100
....................................
...............................
13. Deformasi lateral tiap l
antai untuk arah pendek b
angunan pada
tanah lunak ................101
....................................
..............................
14. Interstory drift 101
tuk arah panjang bang
unan pada tanah seda
ng
15. Interstory drift 102
tuk arah panjang bang
unan pada tanah luna
k
16. Interstory drift 102
tuk arah pendek bangu
nan pada tanah sedan
g
17. Interstory drift 103
tuk arah pendek bangu
nan pada tanah lunak
.
vi
18. 10
eban 3
kerja
dina
mis
i tiap
lantai
.........
.........
.........
.........
.........
..
19. 105
ersent
ase
duksi
inter
story
drift
untuk
arah
panja
ng
ngun
an
20. 10
ersen5
tase
eduks
i inte
rstor
y drif
t unt
uk
ah
ndek
bang
unan
DAFTAR NOTASI
adalah luas pena
Apb mpang total lead
Arubber
adalah luas penam
pang total karet
c
adalah redama
n
Cd
adalah faktor pe
mbesaran defleks
i
D
adalah beban mati
yang bekerja pada
gedung
adalah perpindahan horizon
tal lead rubber bearing
Dy
adalah perpindaha
n setelah leleh lead
rubber bearing
E
adalah beban gem
pa, yang ditentuka
n menurut SNI 172
6:2012
Fa
adalah faktor ampli
fikasi terkait percep
atan pada getaran
periode
pendek
fypb
adalah tegangan
leleh lead
F
adalah beban kerja
dinamis pada anali
sis respon spektru
m
Fv
adalah faktor ampli
fikasi terkait perce
patan yang mewak
ili getaran
periode 1 detik
g
adalah percepat
an gravitasi
adalah modulus geser lead r
ubber bearing
hsx
adalah tinggi ting
kat di bawah tingk
at x
I
adalah faktor keu
tamaan gempa
adalah momen inersia
k
adalah kekakua
n gedung
Keff
adalah kekakuan e
fektif lead rubber b
earing
Kd
adalah kekakuan s
ebelum elastis lead
rubber bearing
Ku
adalah kekakuan e
lastis lead rubber
bearing
L
adalah beban hidu
p yang bekerja pa
da gedung
m
adalah massa
Qd
adalah kekakuan k
arakteristik lead ru
bber bearing
viii
R ad
al
ah
ko
efi
sie
n
m
od
ifik
asi
re
sp
on
S
a ad
ala
h s
pe
ktr
um
res
po
ns
per
ce
pat
an
de
sai
n
S
A ada
lah
kel
as
situ
s u
ntu
k b
atu
an
ker
as
𝛽
S
𝛿 B ad
ala
𝛿 h k
ela
simp s si
tus
unt
uk
bat
ua
n
S
C ad
ala
h k
ela
s si
tus
unt
uk t
an
a ke
h ras
S
D ada
lah
kel
as
situ
s u
ntu
k ta
nah
sed
ang
S
E ad
ala
h k
ela
s si
tus
unt
uk t
an
ah l
un
ak
S
F ad
ala
h k
ela
s si
tus
unt
uk
tan
ah
kh
us
us
S
D ada
S lah
par
am
eter
per
cep
ata
n s
pek
tral
des
ain
unt
uk
peri
ode
pen
dek
S
D ada
1
lah
Par
am
eter
per
cep
ata
n l de
sai
s n u
p ntu
e k p
k erio
t de
r 1 d
a etik
S
S ad
ala
h p
erc
ep
ata
n g
em
pa
MC
ER
ter
pet
ak
an
unt
uk
per
iod
e p
en
de
k
S
1 ad
ala
h p
erc
ep
ata
n g
em
pa
M
CE
R t
erp
eta
ka
n u
ntu
k p
eri
od
e 1
det
ik
S
M ada
S
lah
par
am
eter
spe
ktru
m r
esp
ons
per
cep
ata
n p
a per
d iod
a e
pendek
S
M ada
1 lah
par
am
eter
spe
ktru
m r
esp
ons
per
cep
ata
n p
ada
peri
ode
1
detik
T
ad
al
ah
pe
rio
de
ge
tar
fu
nd
a
m
en
tal
str
uk
tur
W
ad
ala
h b
eb
an
an
gin
ya
ng
be
ker
ja
pa
da
ge
du
ng
∆
ad
al
ah
be
sa
r d
efl
e
k
� ad
� al
ah
pe
rc
ep
at
an
� ad
� al
ah
ke
ce
pa
ta
n
� ad
� al
ah
pe
rpi
nd
ah
an
� ad
� ala
h f
re
ku
en
si
ge
tar
ge
du
ng
� ad
� al
ah
m
od
e
sh
ap
e
adal
𝑒
𝑓 ah ni
𝑓 lai re
dam
an k
ritis l
ead
rubb
er b
eari
ng
ada
�
�
lah
defl
eks
i pu
sat
ma
ssa
di ti
n kat
g x
adal
�
� ah
𝑒 defl
eksi
yan
g dit
ent
uka
n d
eng
an
anal
isis
elas
tik
∆ anga
a
n ant
ar lan
tai tin
gkat i
jin
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara k
epulauan yang dilalui jalur seis
mik. Hal ini
menyebabkan gempa bumi sering
terjadi di negara ini. Gerakan tana
h (ground
motion) akibat gempa bumi umu
mnya sangat tidak teratur dan ha
nya terjadi
beberapa detik sampai puluhan d
etik, walaupun terkadang dapat te
rjadi lebih
dari satu menit. Pelepasan ener
gi ini diakibatkan karena adanya
deformasi
lempeng tektonik yang terjadi pa
da kerak bumi. Lempeng yang le
bih berat
massanya akan menyusup ke baw
ah, sedangkan yang ringan akan t
erangkat.
Peristiwa gempa merupakan p
eristiwa dinamik yang akan me
nimbulkan
getaran pada tanah, dan selanjut
nya akan menggetarkan struktur y
ang ada di
atas tanah tersebut. Bangunan b
ertingkat apabila terkena gaya ge
mpa, akan
mempunyai pola goyangan (mode
shapes) sebanyak jumlah tingkatn
ya. Selain
itu akan terjadi deformasi yang c
ukup besar pada lantai banguna
n sehingga
dapat menyebabkan kerusakan str
uktural.
Beberapa penyederhanaan yang
sering digunakan untuk memper
hitungkan
efek gempa terhadap analisis str
uktur bangunan yaitu mengguna
kan beban
ekivalen statik, spektrum respon
(response spectrum) dan analisi
s riwayat
waktu (time history analysis). Da
lam analisis ini digunakan metod
e response
2
spectru
m dikar
enakan
mengac
u pada
SNI 17
26:201
2 (Tata
cara pe
rencan
aan
ketahan
an gem
pa untu
k strukt
ur bang
unan ge
dung da
n non g
edung).
Kerusa
kan ba
ngunan
akibat
gempa
secara
konven
sional
dicegah
dengan
mempe
rkuat st
ruktur b
anguna
n terha
dap gay
a gemp
a yang
bekerja
padany
a.
Namu
m, hasil
ini serin
g kali k
urang
memua
skan, k
arena k
erusak
an ele
men
baik str
uktural
maupun
non-
struktur
al umu
mnya di
sebabk
an adan
ya inter
story
drift (p
erbeda
an simp
angan
antar ti
ngkat).
Untuk
mempe
rkecil i
ntersto
ry drift
dapat di
lakukan
dengan
mempe
rkaku b
anguna
n dalam
arah lat
eral. Na
mun, ha
l
ini aka
n mem
perbes
ar gaya
gempa
yang b
ekerja
pada b
anguna
n (Teru
na,
2005).
Metode
yang le
bih baik
adalah
dengan
mereda
m ener
gi gem
pa sam
pai pad
a
tingkat
yang ti
dak me
mbahay
akan b
anguna
n yakni
mengg
unakan
sistem
seismic
isolatio
n. Siste
m seis
mic iso
lation in
i akan
memis
ahkan
struktur
dari
kompon
en horiz
ontal pe
rgeraka
n tanah
dengan
menyisi
pkan b
ase iso
lator ya
ng
memili
ki keka
kuan h
orizont
al relati
f besar,
antara
struktur
atas da
n bawa
h
(Kunde
& Jangi
d, 2003
).
Men
yakni
urut
elastro
meric
bearin
gs (lo
w dam
ping n
atural,
high d
ampin
g natur
al rubb
er
bearing
, lead
rubber
bearing
) dan
sliding
bearin
g (flat
sliding
bearin
g,
spheri
cal slid
ing be
aring).
Dalam
analisi
s ini di
pakai l
ead ru
bber b
earing
dikaren
akan je
nis bas
e isola
tor ters
ebut m
emiliki
kapasit
as reda
man ya
ng
tinggi (
high d
amping
capacit
y), flek
sibilitas
horizon
tal (hor
izontal
flexibili
ty)
dan kek
akuan v
ertikal y
ang ting
gi (high
vertical
stifness
) (Buckl
e et al.,
2006).
3
B. Ru
musan
Masala
h
Selain p
enggun
aan ba
se isol
ator, je
nis tana
h dasar
pada let
ak bang
unan ju
ga
mempe
ngaruhi
perilaku
dinamis
struktur
bangun
an ged
ung. Be
rdasark
an hal
tersebut
maka p
erlu ada
nya ana
lisis res
ponse
spectru
m men
genai:
1.Bagai
mana
pengar
uh pe
nggun
aan b
ase i
solato
𝑏 r ber
upa l
𝑝𝑏 ead r
𝐷 𝑦 ubber
𝑑 bearin
g terha
1 dap peri
laku din
amis str
uktur ba
ngunan
gedung
akibat b
eban
gempa?
2.
daan j
enis ta
Baga
nah da
iman
sar (ta
anah se
ngar
dang d
uh
an tan
erbe
ah
lunak) p
ada leta
k bangu
nan ter
hadap
perilaku
dinamis
struktur
bangun
an
gedung
akibat b
eban ge
mpa?
C. B
atasan
Masala
h
Pengerj
aan pen
elitian i
ni memi
liki bata
san-
batasan
sebagai
berikut:
1.Strukt
ur ban
gunan
gedun
g yang
diguna
kan m
enggu
nakan
data st
ruktur
gedung
konven
sional t
erdiri d
ari 12 l
antai de
ngan p
anjang
49 m, l
ebar 14
m dan ti
nggi tia
p lantai
sebersa
r 3,8 m.
2.Letak
bangu
nan di
asums
ikan b
erada
pada
dua je
nis tan
ah da
sar ya
ng
berbeda
yakni ta
nah sed
ang dan
tanah lu
nak.
3. Pe
ngguna
an bas
e isolat
or berj
enis le
ad rub
ber be
aring d
engan p
eriode
target (
𝑇 ) = 3
s, mod
ulus ge
ser (𝐺)
= 0,4 M
Pa, def
ormasi
desain
lead
rubber
bearin
g (𝐷 )
= 100
mm, te
gangan
leleh le
ad (𝑓
) = 5
MPa
koefisie
n modif
ikasi re
spon (
R) = 8,
faktor p
embes
aran de
fleksi (
𝐶 ) =
5 /2, ser
ta data-
data de
sain lai
n dihitu
ng sesu
ai beba
n vertik
al yang
diderita
tumpua
n pada
struktur
bangun
an.
4
Persy
4.aratan
beton
struktu
ral unt
uk ban
gunan
gedun
g sesu
ai den
gan S
NI
2847:2
013.
5.Pemb
ebana
n mini
mum
untuk
peranc
angan
bangu
nan g
edung
sesuai
dengan
SNI 17
27:201
3.
6.Perenc
anaan
ketaha
nan ge
mpa u
ntuk st
ruktur
bangu
nan se
suai de
ngan S
NI
1726:2
012.
7.Gemp
a renc
ana dit
etapka
n seba
gai ge
mpa d
engan
kemun
gkinan
terlew
ati
besaran
nya sel
ama um
ur strukt
ur bang
unan 50
tahun a
dalah s
ebesar
2%.
8.Perenc
anaan
lead r
ubber
bearin
g sesu
ai den
gan In
ternati
onal B
uilding
Code (I
BC) 20
00.
9. So
ftware
Micros
oft Exc
el pada
pembu
atan sp
ektrum
respon
desain
dan
analisis
respons
e spect
rum me
ngguna
kan ru
mus em
piris.
10. So
ftware
MATL
AB un
tuk m
encari
nilai fr
ekuens
i getar
(𝜔) d
an
eigenva
lue dari
persam
aan det
erminan
.
11. So
ftware
SAP20
00 unt
uk pe
modela
n struk
tur ban
gunan
gedung
dan
analisis
respons
e spect
rum aki
bat beb
an gem
pa.
D. Tu
juan P
eneliti
an
Peneliti
an ini
bertuju
an unt
uk men
getahui
sebera
pa bes
ar pen
garuh
dari
penggu
naan le
ad rub
ber be
aring p
ada sua
tu strukt
ur bang
unan g
edung y
ang
berada
pada du
a jenis t
anah da
sar yan
g berbe
da yakn
i tanah
sedang
dan tan
ah
lunak d
engan a
nalisis r
espons
e spect
rum.
5
E. Ma
nfaat P
eneliti
an
Hasil d
ari pen
elitian i
ni dihar
apkan
dapat
membe
rikan in
formasi
menge
nai
pengar
uh dari
penggu
naan b
ase is
olator b
erupa l
ead ru
bber b
earing
pada
struktur
bangun
an ged
ung ya
ng ber
ada pa
da dua
jenis ta
nah da
sar yan
g
berbed
a, yakn
i tanah
sedang
dan tan
ah luna
k. Selai
n itu di
harapk
an dap
at
menam
bah pen
getahua
n dalam
analisis
respon
se spe
ctrum st
ruktur b
anguna
n
gedung
dengan
bantuan
softwar
e SAP
2000 d
an MA
TLAB.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Gempa Bumi
Secara keilmuan, gempa bumi adalah
suatu peristiwa pelepasan energi
gelombang seismic yang terjadi secar
a tiba-tiba. Pelepasan energi ini
diakibatkan karena adanya deformasi lem
peng tektonik yang terjadi pada kerak
bumi (Hartuti, 2009). Ilmu yang mempel
ajari tentang gempa disebut dengan
seismologi. Frekuensi gempa bumi suat
u wilayah, mengacu pada jenis dan
ukuran gempa bumi yang di alami selam
a periode waktu. Gempa bumi diukur
dengan menggunakan alat Seismometer,
serta skala Richter adalah skala yang
dilaporkan oleh observatorium seismolog
i nasional.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan ka
rena adanya pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan akibat lempen
gan yang bergerak. Semakin lama,
tekanan itu kian membesar dan akhirny
a mencapai pada keadaan di mana
tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi
oleh pinggiran lempengan, pada saat
itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa
bumi biasanya terjadi di perbatasan
lempengan-lempengan tersebut.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat t
erjadi karena pergerakan magma di
dalam gunung berapi. Gempa bumi
seperti itu merupakan gejala akan
terjadinya letusan gunung berapi. Beber
apa gempa bumi juga terjadi karena
7
menum
puknya
massa
air yang
sangat
besar di
balik da
m, sepe
rti Dam
Karibia
di Zamb
ia, Afrik
a. Seba
gian lag
i juga d
apat terj
adi kare
na injek
si atau
akstrak
si
cairan
dari/ke
dalam
bumi (c
ontoh:
pada b
eberap
a pemb
angkit li
strik te
naga
panas
bumi d
an di R
ocky M
ountain
Arsena
l). Tera
khir, ge
mpa ju
ga dap
at
terjadi
dari pel
edakan
bahan
peleda
k. Hal i
ni dapa
t memb
uat par
a ilmuw
an
memoni
tor tes r
ahasia
senjata
nuklir y
ang dila
kukan p
emerint
ah. Ge
mpa bu
mi
yang di
sebabk
an oleh
manusi
a seper
ti ini din
amaka
n seism
isitas te
rinduksi
(Hartuti
, 2009).
B. Kla
sifikasi
Situs
Penjela
san m
engena
i prose
dur kla
sifikasi
suatu s
itus unt
uk me
mberik
an
kriteria
desain
seismik
berupa
faktor-
faktor
amplifik
asi pa
da ban
gunan
mengac
u pada
SNI 172
6:2012 (
Tata car
a peren
canaan
ketahan
an gem
pa untu
k
struktur
bangun
an gedu
ng dan
non ged
ung). D
alam pe
rumusa
n kriteri
a desai
n
seismik
suatu
bangun
an di
permuk
aan ta
nah at
au pen
entuan
amplifik
asi
besaran
percepa
tan gem
pa punc
ak dari
batuan
dasar k
e permu
kaan ta
nah unt
uk
suatu si
tus, ma
ka situs
tersebu
t harus
diklasifi
kasikan
terlebih
dahulu.
Profil
tanah di
situs ha
rus dikl
asifikasi
kan ses
uai den
gan Ta
bel 1, b
erdasar
kan pro
fil
tanah l
apisan
30 m
paling
atas. P
enetap
an kel
as situ
s haru
s mela
lui
penyeli
dikan t
anah di
lapang
an dan
di labor
atorium
, yang
dilakuk
an oleh
otoritas
yang b
erwena
ng ata
u ahli
desain
geotekn
ik bers
ertifikat,
denga
n
minima
l meng
ukur se
cara in
depend
en dua
dari tig
a para
meter t
anah y
ang
tercant
um dala
m Tabe
l 1.
8
Tabel 1
. Klasifi
kasi sit
̅ us
𝑠 𝑁 𝑐ℎ 𝑢 kPa )
Kel
as (
S
A N
𝑢
𝑢
A
S A
B
N
/
S
C ≥
0
0
S
D 5
-
1
S
E <
5
0
Atau se
tiap pro
fil tanah
yang m
engand
ung lebi
h dari 3
m tana
h
dengan
karakte
ristik se
bagai b
erikut:
-Indeks
𝑃𝐼 >
plastisi
20,
tas,
- Kadar
air, 𝑤
≥ 40
%,
- < 25
geser
𝑘𝑃𝑎
niralir
𝑠
Setiap
profil la
pisan ta
nah yan
g memil
iki sala
h satu a
tau lebi
h
dari kar
akteristi
k berik
ut:
- Rawa
n dan b
erpoten
si gagal
atau ru
ntuh aki
bat beb
an gem
pa
SF sep
erti
mud
ah li
kuif
asi, l
emp
ung
san
gat
sen
sitif,
tana
h
(tanterse
ah ment
asi le
mah
khus
Lempu
us)
ng san
gat org
anik da
n/atau
gambut
(keteba
lan
𝐻 > 7
,5 𝑚 de
ngan In
deks Pl
astisitas
𝑃𝐼 > 7
5
- Lapisa
n lempu
ng luna
k/seten
gah teg
uh deng
an kete
balan
𝐻< 50
7,5𝑘𝑃𝑎
denga
n
(S
umber:
SNI 17
26:201
2)
C
atatan:
N/A = ti
dak dap
at dipak
ai
Prinsi
C.
p She
ar Bui
lding
Suatu s
truktur
bangun
an berti
ngkat y
ang me
ngalam
i gaya
horizon
tal aka
n
mengal
ami go
yangan
. Umu
mnya t
erdapat
tiga ma
cam po
la goya
ngan y
ang
dapat t
erjadi,
dimana
pola ter
sebut di
pengar
uhi oleh
kombin
asi kela
ngsinga
n
struktur
, jenis s
truktur
utama
penaha
n beba
n dan j
enis ba
han ya
ng dipa
kai.
Misalny
a, stru
ktur ba
ngunan
denga
n core
cantile
ver co
ncrete
wall ak
an
berbed
a polan
ya den
gan str
uktur o
pen m
oment
resistin
g con
crete f
rame
(Priasti
wi, 200
5)
9
Pola g
oyanga
n yang
pertam
a adala
h bang
unan y
ang be
rgoyan
g deng
an
domina
si gese
r (shea
r mode
) atau p
ola goy
angan
geser.
Pola se
macam
ini
biasany
a terja
di pada
bangun
an berti
ngkat b
anyak
dengan
portal t
erbuka
sebaga
i strukt
ur utam
a. Struk
tur ban
gunan f
leksibel
, seme
ntara p
elat lan
tai
relatif k
aku ter
hadap
arah ho
rizontal,
seperti t
erlihat p
ada Ga
mbar 1
(a).
Pola go
yangan
yang k
edua a
dalah p
ola goy
angan
dengan
domina
si lentu
r
(flexura
l mode)
. Pola g
oyanga
n sema
cam ini
biasany
a terdap
at pada
bangun
an
yang m
empun
yai dind
ing yan
g kaku,
seperti
pada fr
ame w
all atau
cantile
ver
wall, ya
ng ked
ua-
duanya
dijepit s
ecara k
aku di p
ondasin
ya. Stru
ktur din
ding
yang k
aku de
ngan a
nggapa
n jepit
pada p
ondasi
nya ak
an me
mbuat
struktur
dinding
berprila
ku sep
erti stru
ktur din
ding ka
ntilever
dan ak
an berd
eforma
si
menuru
t prinsip
lentur.
Pola ke
dua ini t
erlihat
pada G
ambar
1 (b).
Pola go
yangan
yang k
etiga a
dalah k
ombina
si diant
ara goy
angan
geser d
an
goyang
an lentu
r. Strukt
ur porta
l terbuk
a yang
dikombi
nasikan
dengan
struktur
dinding
(frame
wall
structu
re) yan
g tidak
terlalu
kaku a
kan be
rprilaku
goyang
an kom
binasi i
ni. Pola
ketiga i
ni terlih
at pada
Gamba
r 1 (c).
Gambar
1. Pola
goyang
an struk
tur berti
ngkat b
anyak
(Sumbe
r: Chop
ra, 199
5)
10
D. Sist
em Berd
erajat K
ebebasa
n Tungg
al (Singl
e Degre
e of Fre
edom, S
DOF)
Sistem
derajat k
ebebasa
m tungg
al (SDO
F) hany
a akan
mempun
yai satu
koordinat
yang dip
erlukan u
ntuk men
yatakan
posisi m
assa pad
a saat te
rtentu
yang diti
njau. Ban
gunan sa
tu tingkat
adalah s
alah satu
contoh b
angunan
derajat
kebebas
an tungg
al. Strukt
ur denga
n derajat
kebebas
an tungg
al (single
degree
𝐼 𝐷 𝑆 of freed
om) dap
at dimod
elkan se
bagai be
rikut:
Gambar
2. Komp
onen yan
g bekerja
dalam si
stem
(Sumber:
Chopra,
1995)
Gambar
3. Gaya-
gaya yan
g bekerja
(Sumber:
Chopra,
1995)
Kompon
en yang
berpeng
aruh pen
ting dala
m sistem
yang me
ngalami
beban
dinamik
adalah m
assa (𝑚
), kekak
uan (𝑘),
redaman
(𝑐) dan
gaya luar
(𝑝(𝑡)).
Dalam p
emodela
n diasu
msikan k
ompone
n massa
terkump
ul pada
satu titik
(lumped
mass) da
n kompo
nen keka
kuan late
ral tidak
mempun
yai mass
a.
Sesuai p
rinsip ke
setimban
gan, mak
a untuk g
ambar di
atas dipe
roleh:
� .
Sesuai
dengan
prinsip
D’ Alem
bert (Cl
ough &
Penzien,
1993),
yang
meny
meng
ataka
alami
n
11
pergera
kan, ma
ka pada
𝐼 partikel t
ersebut
akan mu
ncul gay
a interna
l yang
𝐼 disebut i
nersia 𝑓
(𝑡) yang
besarny
a adalah
𝐷 sama de
ngan ma
ssa dikal
ikan
𝐷
dengan p
ercepata
nnya dan
𝑆 memiliki
arah yan
𝑆
g berlaw
anan den
gan arah
gerak
dari mas
sa terseb
ut.
2
2
Dengan
mengasu
msikan r
edaman
yang be
kerja ad
alah red
aman vi
scous
(proporsi
onal terh
adap kec
epatan)
maka ga
ya redam
an 𝑓 (𝑡)
adalah h
asil kali
dari kons
tanta red
aman da
n kecepa
tan.
�
Gaya pe
gas elasti
k 𝑓 (𝑡) a
dalah ha
sil kali ko
nstanta p
egas dan
simpang
an.
�
Sehingga
persama
an (2.1)
dapat dit
ulis:
� .
Persama
an terseb
ut sering
juga dise
but persa
maan um
um gerak
SDOF, di
mana
nilai 𝑣 (𝑡
) merupa
kan nilai
simpang
an yang t
ergantun
g pada w
aktu dan
dapat
didefinisi
kan seba
gai:
𝑑
𝑣(𝑡)
𝑡) .
=
)
𝑑𝑣(
𝑣(𝑡)
𝑡) .
=
)
𝑣(𝑡) = p
erpindah
an/simpa
ngan
12
Sistem
E.
Berder
ajat Ke
bebasa
n Bany
ak (Mul
ti Degr
ee of F
reedo
m, MD
OF)
Untuk m
enyataka
n persam
aan difer
ensial ge
rakan pa
da strukt
ur denga
n derajat
kebebas
an bany
ak (MDO
F), maka
dipakai a
nggapan
dan pen
dekatan
seperti
pada str
uktur de
ngan der
ajat keb
ebasan t
unggal (
SDOF).
Struktur
1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 dengan
2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 derajat k
ebebasa
n banyak
(multi de
gree of f
reedom)
dapat di
1 𝑣 𝑐 1 + 2 − 𝑐 2 𝑣 1 𝑘 + 𝑘 −𝑘 2 𝑣 1 1
modelka
( ) { 1 ) { 1 2
) { 𝑣 } = { } n dengan
𝑚 2 𝑣 2 − 2 2 𝑣 2 − 2 2 2 2
Gambar
4 di baw
ah ini:
Gambar
4. Pemo
delan str
uktur den
gan deraj
at kebeb
asan ban
yak
(Sumber:
Chopra,
1995)
Pemodel
an strukt
ur denga
n derajat
kebebas
an sepert
i terlihat
pada Ga
mbar 4
tersebut
mempun
yai persa
maan ger
ak:
𝑚+(2.8)
++
+)𝑣
𝑣𝑘
𝑐
𝑚−= (2.9)
−𝑣
+𝑘
𝑣
Persama
an-
persama
an terse
but dapa
t ditulis d
alam be
ntuk mat
riks seba
gai
berikut:
𝑚 �
........... (
2.10)
Persama
an (2.10)
dapat dit
ulis dala
m bentuk
matriks y
ang lebih
kompak,
13
[ .
𝑆 𝐷 𝐼
2
2
dimana [
𝑚], [𝑐] d
an [𝑘] b
erturut-
turut adal
ah matrik
s massa,
matriks r
edaman
dan matr
iks keka
kuan. Se
dangkan
{𝑣}, {𝑣},
{𝑣} dan
{𝑝(𝑡)} m
asing-
masing
adalah v
ektor per
cepatan,
vektor k
ecepata
n, vektor
simpang
an dan v
ektor
beban. S
ecara vis
ual Chop
ra (1995
) menyaj
ikan kes
eimbang
an antar
a gaya
dinamik,
gaya peg
as, gaya
redam da
n gaya in
ersia sep
erti terlih
at pada
Gambar
5.
Gambar
5. Kesei
mbangan
gaya din
amik den
gan 𝑓 , 𝑓
dan 𝑓
(Sumber:
Chopra,
1995)
1. Geta
ran Beba
s Tanpa
Redama
n
Untuk si
stem din
amik beb
as tanpa
redama
n, maka
persama
an (2.11
)
menjadi:
[ .
Salah sat
u solusi y
ang mem
enuhi sy
arat untu
k persam
aan (2.12
) adalah:
{𝑣} = {𝐴
} sin 𝜔𝑡
{𝑣} = 𝜔
{𝐴} cos
𝜔𝑡
{𝑣} = −
𝜔 {𝐴} s
in 𝜔𝑡
{
Substitus
i persam
aan (2.13
) ke dala
m persa
maan (2.
12) meng
hasilkan:
14
2
− .
2
1
2
2
2
{𝐴 (𝑖) (𝑖)
}𝑌 (𝑖) 7 )
(𝑖) } (𝑖)
[ .
≠ 0, ma
Nilai
𝑣ka pers
amaan (
2.15) m
empuny
ai solusi
(non-
trivial) b
ila
persama
an,
|
dimana j
umlah “n
” adalah j
umlah de
rajat keb
ebasan.
Dengan
mensubs
titusikan
𝜔 ke da
lam pers
amaan (2
.15)
[[𝑘] − 𝜔
[𝑚]] {𝐴
} sin 𝜔𝑡
= 0
Maka be
sar {𝐴} ti
dak dap
at disele
saikan, t
etapi be
ntuk vek
tor arah
{𝐴}
dapat dit
entukan
}
diseb
{𝜙ut adal
ah
bagai
vekto
r
n
u
am
etar
an
amplitud
o. Vektor
-vektor ei
gen men
ggambar
kan pola-
pola defo
rmasi da
ri
struktur
untuk set
iap freku
ensi geta
r.
2. Met
ode Anal
isis Rag
am
Metode
analisis r
agam m
endefini
sikan ba
hwa sim
pangan
struktur
yang
terjadi m
erupaka
n penju
mlahan
dari sim
pangan
untuk m
asing-
masing
ragam g
etarnya.
Hal terse
but terlih
at pada
Gambar
6.
15
Gambar
(Sumber: Chopra, 1995) 6. Perali
han struk
tur deng
an metod
e analisis
ragam
a. Getar
an bebas
(1)
}𝑌 + {𝜙
1
(2)
}𝑌 + ⋯ + {𝜙
2
(𝑛)
}𝑌
𝑛
)
tanpa red
aman
Dengan
1 𝜙 1 (1) (2) (3) mengeta
1 1 1
hui raga
)
2 2 2 2 m getar s
3 3
3 3 3 truktur 𝜙
dan adan
ya hubun
gan
ortogonal
, solusi d
ari persa
maan (2.
12) adala
h:
(𝑛) 𝑇 (𝑛) 𝑇 )
} [ 𝑚] { 𝑣} } [𝑚][𝜙]{𝑌}
{ (2.18
(𝑛) 𝑇 (1) 𝑇
} [ 𝑚] [ 𝜙] { 𝑌} } [ 𝑚] {𝜙 (1) }𝑌 + ⋯ +
1 dalam b
entuk m
(𝑛) 𝑇
atriks:
} [ 𝑚] {𝜙 (𝑛) }𝑌
𝑛
)
�
�
(𝑛) 𝑇 (𝑛) 𝑇 )
} [ 𝑚] [ 𝜙] { 𝑌} } [ 𝑚] {𝜙 (𝑛) }𝑌
𝑛 {𝑣
=
(𝑛) 𝑇
} [ 𝑚] { 𝑣} (𝑛) 𝑇
} [ 𝑚] {𝜙 (𝑛) }𝑌
𝑛
4 �
)
�
{𝑣} = [𝜙
]{𝑌}
Bila kon
disi {𝑣}
diketahu
i, misaln
ya kondi
si awal (
𝑡 = 0)
maka
{𝑌(𝑡 = 0
)} akan
dapat dik
etahui:
{ .
(2.21
{
{ =
(2.22
{
Dengan
sifat orto
gonal:
(2.23
{
(2.2
{
16
𝑇
(𝑛) } [
𝑚] { 𝑣}
𝑛 𝑇 𝑌{
(𝑛) } [
𝑚] {𝜙 (𝑛) }
{
𝑇 (𝑛) 𝑇 𝑇
{𝜙 (𝑛) } [ 𝑚] {𝜙 (𝑛) 𝑛 } [ 𝑘] {𝜙 (𝑛) }𝑌 = {𝜙
𝑛
(𝑛)
} {𝑝(𝑡)}
(𝑛) 𝑇 30 )
𝑛 } [ 𝑚] {𝜙 (𝑛) }
(𝑛) 𝑇 31 )
𝑛 } [ 𝑘] {𝜙 (𝑛) }
𝑇
𝑛
(𝑛) } {𝑝(𝑡)} 32 )
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
𝑛
2
𝑛 𝑀
𝑛
)
𝑛
5)
b. Getar
an paksa
tanpa red
aman
Untuk sis
tem dina
mik deng
an getara
n paksa t
anpa red
aman, m
aka
persama
an (2.11)
akan me
njadi:
[ .
Persama
an ini bia
sa disebu
t uncoupl
ed dan ti
dak dapa
t diselesa
ikan
kecuali d
engan pe
ndekatan
metode a
nalisis ra
gam.
{ .
Substitus
ikan pers
amaan (2
.27) ke d
alam per
samaan (
2.26)
[ .
}𝑌 + {𝜙
........... (
2.29)
Definisik
an
𝑀
=
(2.
(2.
𝐾=
(2.
�
sehingga
persama
an (2.28)
menjadi:
� .
dengan
𝐾= (2.34
selesaika
n 𝑦 unt
uk mode
ke – 𝑛 s
ehingga
untuk m
ode yan
g lain
dapat dic
ari denga
n cara ya
ng sama
dan dida
patkan s
olusi akhi
rnya
sebagai:
17
{𝑣} = {𝜙 (1) }𝑦 + {𝜙
1
(2)
}𝑦 + ⋯ + {𝜙
2
(𝑛)
𝑛
) (2.35
}𝑦
c. Getar
an paksa
dengan r
edaman
Persama
an untuk
getaran p
aksa den
gan reda
man adal
ah:
}
[
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 �
�
]
{
(𝑛) 𝑇 �)
𝑛 = {𝜙 } [ 𝑚] {𝜙 }
�
}
(𝑛) 𝑇 (𝑛)
𝑛 = {𝜙 } [ 𝑐] {𝜙 𝑛 𝑛 𝑛 )
+
(𝑛) 𝑇
} )
𝑛 = {𝜙 } [ 𝑘] {𝜙
[
𝑇 �
𝑃 = {𝜙
𝑛
(𝑛)
�)
]
𝑛 𝑛 𝑛 {
�
�
}
+
2 )
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 + 𝜔 𝑛 𝑛 𝑛
[
�
�
]
𝜔 2 𝑛
{
𝑛
�
𝑛 �
𝑛 }
𝑛 𝑛
=
{
�
�
(
�
�
)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(
2
.
3
6
)
Persama
an (2.36)
disebut
coupled
dan tida
k dapat
diselesai
kan
kecuali d
engan pe
ndekatan
metode a
nalisis ra
gam yan
g merub
ah
persama
an coupl
ed menja
di persa
maan un
coupled
untuk str
uktur
dengan d
erajat ke
bebasan
tunggal p
ada mod
e 𝑛.
� .
Dimana
(2.38
�
(2.39
�
(2.40
�
} (2.41
𝑀 , 𝐾
dan 𝐶
disebut p
ersamaa
n massa,
konstant
a pegas
dan
koefisien
redaman
untuk n
mode ra
gam get
ar. Atau
persama
an
tersebut
bisa ditul
is:
𝑌 (2.42
+
2𝜉
𝜔
𝑀
dengan:
𝐾
𝑛=
𝑀
𝐶
𝜉=
2𝑀 𝜔
18
Persyar
F.
atan U
mum P
erenca
naan K
etahan
an Gem
pa untu
k Gedu
ng
Berdasa
rkan SN
I 1726:2
012
1. Gem
pa Renca
na
Pengaru
h gempa
rencana
harus diti
njau dala
m perenc
anaan da
n evalua
si
struktur
banguna
n gedun
g dan no
n gedun
g, serta
berbagai
bagian d
an
peralata
nnya se
cara um
um. Ses
uai SNI
1726:20
12, gem
pa renc
ana
ditetapka
n sebag
ai gemp
a denga
n kemun
gkinan t
erlewati
besarann
ya
selama u
mur struk
tur bangu
nan 50 ta
hun adal
ah sebes
ar 2%.
2. Kom
binasi da
n Pengar
uh Beba
n Gempa
Struktur,
kompon
en elem
en strukt
ur dan el
emen-
elemen f
ondasi h
arus
dirancan
g sede
mikian h
ingga k
uat renc
ananya
sama at
au mele
bihi
pengaru
h beban
-beban t
erfaktor
dengan
kombina
si-
kombina
si sebag
ai
berikut:
a. 1,4D
b. 1,2
D + 1,6
L + 0,5
(Lr atau
R)
c.1,2D +
1,6 (Lr
atau R
) + (L
atau 0,
5W)
d. 1,2
D + 1,0
W + L +
0,5 (Lr
atau R)
e.
1,2D
0E + L
+
f. 0,9D +
1,0W
g. 0,9
D + 1,0
E
19
3. Koef
isien Situ
s dan Pa
rameter
Respon
Spektral
Untuk pe
nentuan
respon s
pektral p
ercepata
n gempa
MCER di
permuka
an
tanah, di
perlukan
suatu fak
tor ampli
𝑀𝑆 𝑎 𝑠
43 fikasi sei
)
smik pad
a period
𝑀1 𝑣 1
44 e 0,2 det
)
ik
dan peri
ode 1 de
tik. Fakto
r amplifik
asi melip
uti faktor
amplifika
si getara
n
terkait pe
rcepatan
pada get
aran peri
ode pend
ek (Fa) d
an faktor
amplifika
si
terkait p
b ercepata
n yang
mewakili
getaran
periode
1 detik (
Fv). Para
meter
spektrum
respon p
ercepata
n pada p
eriode pe
ndek (SM
S) dan pe
riode 1 d
etik
(SM1) yan
g disesu
aikan de
ngan pen
garuh kla
sifikasi si
tus, haru
s ditentu
kan
dengan p
erumusa
n berikut
ini:
𝑆=(2.
𝑆=(2.
Keterang
an:
S = perce
patan g
empa
MCER
terpeta
kan unt
uk peri
ode pe
ndek
S = perce
patan g
empa
MCER
terpeta
kan un
tuk per
iode 1
detik
dan koefi
sien situs
Fa dan F
v mengik
uti Tabel
2 dan Ta
bel 3.
Tabel 2.
Koefisie
n situs (
Fa)
KelParam
as eter re
spon s
pektra
l perc
epata
n gem
pa (M
CER)
sit terp
us etak
an p
ada
peri
ode
pen
dek,
T=0
,2 d
etik,
SS
S
0,25SS ≥
1,25
S
A 0,
8
1,
0
S
C 1,
0
S
D 1,
0
S
E 0,
9
S
(Sumber
: SNI 17
26:2012)
Catatan:
(a) Untu
k nilai-
nilai ant
ara S1 da
pat dilak
ukan inte
rpolasi li
nier
(b) SS =
situs yan
g memer
lukan inv
estigasi
geotekni
k spesifik
20
Tabel 3.
Koefisie
n situs (
Fv)
KelParam
as eter re
spon s
pektra
l perc
epata
n gem
pa (M
CER)
b
si terp
tu etak
s
an p
ada
peri
ode
pen
dek,
T=
1 d
etik,
S1
S
0,1 S1 ≥
0,5
𝐷𝑆 𝑀𝑆
45 S
)
A 0,
8
46 )
𝐷1 𝑀1 S
B 1,
0
S
C 1,
3
S
D 1,
5
S
E 2,
4
S
(Sumber
: SNI 17
26:2012)
Catatan:
(a) Untu
k nilai-
nilai ant
ara S1 da
pat dilak
ukan inte
rpolasi li
nier
(b) SS =
situs yan
g memer
lukan inv
estigasi
geotekni
k spesifik
4. Para
meter Pe
rcepatan
Spektral
Desain
Paramet
er perce
patan sp
ektral de
sain unt
uk perio
de pend
ek (SDS)
dan
periode
1 detik (
SD1), har
us ditent
ukan mel
alui peru
musan b
erikut ini:
........
𝑆� ...
𝑆� (2.
5. Spe
ktrum Re
spon De
sain
Spektru
m respo
n adalah
suatu sp
ektrum y
ang disa
jikan dal
am bent
uk
grafik an
tara peri
ode geta
r struktur
T, lawan
respon-
respon
maksimu
m
berdasar
kan rasio
redaman
dan gem
pa tertent
u. Respo
n-respon
maksimu
m
dapat ber
upa simp
angan m
aksimum
(spectral
displace
ment, SD
) kecepat
an
maksim
um (spe
ctral vel
ocity, SV
) atau pe
rcepatan
maksim
um (spe
ctral
21
accelera
tion, SA)
massa
struktur
single
degree
of freed
om (SD
OF),
(Widodo
, 2001).
Sebagai
mana dik
etahui, S
NI gemp
a Indone
sia yang
terakhir
adalah S
NI
1726:20
12 (Tata
Cara Pe
rencana
an Keta
hanan G
empa U
ntuk Str
uktur
Banguna
n Gedun
g dan No
n Gedun
g) meng
gunakan
gempa 2
500 tahu
n,
berbeda
dengan
SNI seb
elumnya
(SNI 17
26:2002)
, yang
mana S
NI
tersebut
mengacu
pada AS
CE 7-10,
IBC 200
9 dan FE
MA P-
7502009
.
Peta ge
mpa 250
0 tahun t
ersebut d
ibuat den
gan suat
u estima
si faktor
aman
minimum
terhadap
keruntuh
an, yang
disepaka
ti, berdas
arkan pe
ngalama
n
dan kep
utusan k
onservati
f, sebesa
r 1,5 se
hingga d
alam an
alisis ak
an
digunaka
n nilai 2/
3 (1/1,5)
yang arti
nya, jika
suatu str
uktur ter
kena sua
tu
gempa 1
,5 kali le
bih besar
dari gem
pa renca
na, maka
kecil ke
mungkin
an
struktur t
ersebut
untuk ru
ntuh (Na
eim, 200
1). Akan
tetapi, fa
ktor ama
n
sesungg
uhnya m
asih dipe
ngaruhi o
leh tipe s
truktur, d
etailing,
dan lain-
lain
(Bozorgn
ia and B
ertero, 2
004).
Dengan
pertimba
ngan ba
hwa pen
cegahan
terhadap
runtuhn
ya suatu
banguna
n yang d
ikenai g
empa be
sar yang
relatif jar
ang terja
di (gemp
a
2500 tah
un) serta
faktor a
man 1,5
terhadap
keruntuh
an maka
ASCE (d
an
IBC sert
a NEHR
P) mend
efinisika
n desain
gerakan
tanah se
bagai 1/
1,5
(atau 2/3
) kali ge
mpa 250
0 tahun (
Naeim, 2
001).
Penggun
aan perc
epatan 0,
2 detik d
an 1,0 de
tik adala
h karena
pada inte
rval
0,2 detik
dan 1,0
detik me
ngandun
g energi
gempa t
erbesar (
AISC, 20
05).
Selain it
u, period
e 0,2 det
ik umum
nya me
wakili pe
riode get
ar strukt
ur
22
terpende
k (bangu
nan 2 tin
gkat) ya
ng diren
canakan
menurut
ketentua
n
ASCE y
ang tela
h memp
ertimban
gkan efe
k dari ta
nah, goy
angan p
ada
pondasi
dan fakt
or lain y
ang bias
anya dia
baikan d
alam an
alisis str
uktur
(Taranat
h, 2010).
Spektru
m respon
pada AS
CE meng
acu pada
spektrum
respon el
astik, yan
g
direduks
i dengan
suatu nil
𝑎 𝐷𝑆 )
𝑇 0
ai R dan
redama
n 5% (F
EMA 45
1B, 200
7).
Penggun
aan nilai
R terseb
ut diperhi
tungkan t
erhadap:
a.Suplai
daktilita
s yang
diantisi
pasi
kan
b. Ove
rstrengt
h (kuat l
ebih)
c.Redam
an (jika
berbed
a dari 5
%)
d. Kine
rja strukt
ur yang s
ama yan
g telah la
lu
e.Redund
ansi
Spektru
m respon
desain di
perlukan
dan pros
edur ger
ak tanah
dari spes
ifik-
situs tid
ak digun
akan, se
hingga k
urva spe
ktrum re
spon de
sain har
us
dikemba
ngkan d
engan m
engacu
Gambar
7 dan m
engikuti
ketentua
n di
bawah in
i:
1.Untuk p
eriode
yang le
bih keci
l dari T0
, spektr
um resp
on perc
epatan
desain (S
a), harus
diambil d
ari persa
maan:
�
𝑆 .
.
47)
2.Untuk p
eriode l
ebih be
sar dari
atau sa
ma den
gan T0
dan leb
ih kecil
dari atau
sama de
ngan TS,
spektru
m respo
n percep
atan des
ain (Sa),
sama den
gan SDS.
23
3.Untuk p
eriode l
ebih be
sar dari
TS, spek
𝑎
𝐷1 trum res
pon per
cepatan
desain
(Sa), dia
mbil berd
asarkan
persama
𝑆 𝐷1
0
an:
𝑆 𝐷𝑆
�
𝑆
𝐷1
𝑆
𝐷𝑆
........
...
48)
Keterang
an:
S = perc
epata
n des
ain pa
da pe
riode
pende
k
S = perc
epata
n des
ain pa
da pe
riode
1 deti
k
T = per
iode
getar
fund
ame
ntal
struk
tur
�
𝑇��
0)
Gambar
7. Spektr
um respo
n desain
(Sumber
: SNI 17
26:2012)
6. Pen
entuan d
an Batas
an Simpa
ngan Ant
ar Lantai
Simpang
an (drift
) adalah
suatu pe
rpindaha
n lateral
relatif an
tara dua
tingkat b
angunan
yang b
erdekata
n atau
dapat di
katakan
simpang
an
mendata
r tiap-
tiap tingk
at bangu
nan (hori
zontal st
ory to st
ory defl
ection).
Simpang
an lateral
dari suat
u sistem
struktur a
kibat beb
an gemp
a sangatl
ah
24
penting
yang dili
hat dari t
iga pand
angan y
ang berb
eda (Na
eim, 198
9),
antara lai
n :
a.Kestabi
lan stru
ktur (st
ructura
l stabili
ty).
b. Kes
empurna
an arsit
ektural (
architec
tural in
tegrity)
dan pot
ensi
kerusaka
n bermac
am-
macam k
omponen
bukan str
uktur.
c.Kenya
𝑋
𝑑 𝑥𝑒
manan
𝑒 manusi
a (hum
an com
fort), se
waktu t
erjadi g
empa b
umi
dan sesu
dah bang
unan me
ngalami
gerakan
gempa.
Menurut
Richard
N. White
(1987),
dalam p
erencan
aan ban
gunan ti
nggi
selalu di
pengaru
hi oleh l
endutan
(deflecti
on), buk
annya ol
eh keku
atan
(strengh
t).
Penentu
an simpa
ngan ant
ar lantai t
ingkat de
sain (∆)
harus dih
itung seb
agai
perbedaa
n defleksi
pada pus
at massa
di tingkat
teratas d
an terba
wah yan
g
ditinjau s
eperti Ga
mbar 8.
Defleksi
pusat m
assa di ti
ngkat x (
δx) harus
ditentuka
n sesuai
persama
an
berikut:
�
𝛿
5
1
Keterang
an:
C = fakto
r pemb
esaran
defleks
i (Tabel
9 pada
SNI 17
26:201
2)
δ = defle
ksi yan
g ditent
ukan d
engan
analisis
elastik
I = fakto
r keuta
maan
gempa
25
Gambar
8. Penen
tuan sim
pangan a
ntar lanta
i
(Sumber
: SNI 17
26:2012)
Simpang
an antar l
antai ting
kat desai
n (∆) tida
k boleh
melebihi
simpang
an
antar lan
tai tingk
at ijin (∆
a) seperti
didapatk
an dari T
abel 4 u
ntuk sem
ua
tingkat.
Tabel 4.
Simpang
an antar
lantai tin
gkat ijin (
∆a)
K
S
I IV
au
I
Struktur
selain d
ari strukt
ur dindin
g
geser bat
u bata, 4
tingkat at
au kuran
g
dengpartis
an i,
langit
- 0,01
5hsx
langit
eksterior
yang tel
ah dides
ain untu
k
meng
simp
antar
akom
anga
odasi
n
lantai tin
gkat
Strukt
ur 0,01
ing 0hsx
ser
ntileve
r batu
b
a
t
a
Struk
tur 0,00
lainn7hsx
ya
S
e 0,01
0hsx
(Sumber
: SNI 17
26:2012)
Keterang
an:
hsx adala
h tinggi ti
ngkat di
bawah ti
ngkat x
26
G. Sei
smic Iso
lation
Seismic
isolation
adalah t
eknik mo
difikasi u
ntuk me
ngurangi
efek dari
gempa
bumi pa
da gedu
ng berti
ngkat tin
ggi dan
struktur
lainnya.
Sistem
seismic
isolation
ini akan
memisah
kan struk
tur dari k
ompone
n horizo
ntal perg
erakan
tanah de
ngan me
nyisipka
n base i
solator y
ang me
miliki ke
kakuan
horizont
al
yang rel
atif besa
r, antara
struktur
atas dan
bawah (
Kunde &
Jangid,
2003).
Gedung
bertingka
t tinggi d
engan b
ase isola
tor memi
liki freku
ensi geta
ran yang
jauh lebi
h kecil di
banding
kan den
gan ged
ung berti
ngkat tin
ggi konv
ensional
dan freku
ensi dom
inan dari
gerakan t
anah. Aki
batnya p
ercepata
n gempa
yang
bekerja p
ada ged
ung menj
adi lebih
kecil.
Base iso
lator mer
eduksi ke
kuatan g
empa me
ndekati k
apasitas
batas ela
stis dari
elemen
struktur
untuk m
enghind
ari atau
membat
asi defor
masi pla
stis dan
kerusaka
n gedung
. Bangun
an tingka
t tinggi y
ang men
ggunaka
n base i
solator,
menderit
a gaya g
eser yan
g ditrans
misikan
dari sub
struktur
ke super
struktur
dapat dik
urangi de
ngan me
nggeser
periode a
lami dari
gedung.
Gambar
9. Perilak
u sturktur
banguna
n dengan
base isol
ation sys
tem
(Sumber
: FEMA
451B, 2
007)
27
H. Lea
d Rubbe
r Bearin
g (LBR)
Lead ru
bber be
aring me
rupakan
base iso
lator yan
g paling
sering di
gunakan
yang me
rupakan
salah sa
tu jenis l
aminate
d rubbe
r bearin
g. Lead
rubber
bearing
memiliki
kapasita
s redam
an yang
tinggi (h
igh dam
ping ca
pacity),
fleksibilit
as horiz
ontal (h
orizonta
l flexibil
ity) dan
kekakua
n vertika
l yang
tinggi (h
igh verti
cal stiff
ness) (B
uckle et
al., 200
6). Lead
rubber
bearing
ditemuka
n di Sela
ndia Bar
u pada ta
hun 1975
dan suda
h diguna
kan seca
ra luas
di Selan
dia Baru,
Jepang d
an Ameri
ka Serik
at.
Lead ru
bber be
aring ter
buat dari
lapisan k
aret dan
dipadu d
engan la
pisan baj
a,
tetapi di
tengahn
ya diberi
rongga y
ang diisi
dengan l
ead (per
unggu) s
eperti
yang ditu
njukkan
pada Ga
mbar 10.
Lapisan
karet di v
ulkanisir
sehingga
bisa
bergerak
ke semu
a arah h
orizontal
dan dila
minasi di
antara la
pisan baj
a yang
mampu
menahan
beban a
ksial. Le
ad (per
unggu)
yang terl
etak di t
engah
berfungs
i sebaga
i tempat
penyera
pan ener
gi sehin
gga ma
mpu me
ngurangi
gaya ge
mpa dan
perpinda
han (Na
eim & Ke
lly, 1999)
.
Gambar
10. Lead
rubber b
earing
(Sumber
: FEMA
451B, 2
007)
28
Penentua
n data le
ad rubb
er beari
ng berda
sarkan I
nternatio
𝑒𝑓𝑓 ) dari lead rubber bearing nal Buildi
ng Code
𝑒𝑓𝑓 𝑑
𝑑
𝑦 (IBC) 20
00 adala
h sebag
ai berikut
𝑑
ini:
𝑄
𝑑
𝐷
𝑦 1.Menent
ukan ke
kakuan
efektif (
𝐾
𝐾 𝑒𝑓𝑓 𝑥 𝑔
𝐾 .
.
2
𝑢
𝑢 𝑑
5 4 )
𝑒𝑓𝑓 )
𝐷−𝑄 𝑑
𝑑 )
𝑢
𝑒𝑓𝑓
𝑢 𝑑
2.52
dimana:
𝐾= kekak
uan se
belum
elastis
= kekaku
an karak
teristik
= perpin
dahan h
orizontal
𝐷= perpi
ndahan
setelah
leleh
2.Menent
ukan pe
riode al
ami (𝑇
)
�
𝑇�
2𝜋√
........
...
53)
dimana:
𝑔 = perc
epatan g
ravitasi (
9,81 m/s
)
3.Menent
ukan ke
kakuan
elastis (
𝐾 )
(2.
𝐾=
4.Menent
ukan nil
ai reda
man kri
tis (𝛽
9
𝛽
.......
....
2.55
)
2𝜋(𝐾 𝐷−𝑄
)𝐷
29
Gambar
11. Lead
rubber b
earing h
ysteresis
loops
(Sumber
: IBC-
2000)
I.Pembe
banan
Strukt
ur
Pembeb
anan m
erupaka
n rincia
n dari b
eban ya
ng beke
rja dala
m suatu
perenca
naan str
uktur. D
alam pe
rencana
an strukt
ur bang
unan ge
dung ini,
adapun b
eban yan
g bekerja
adalah s
ebagai b
erikut:
1. Beb
an Mati (
Dead Lo
ad)
Beban m
ati adala
h beban
yang diti
mbulkan
akibat b
erat sen
diri struk
tur
gedu
terse
dan
ng
but.
Elem
en-
elem
en
kompon
en struk
tur lainn
ya term
asuk ke
dalam
beban
mati. (S
NI
1727:20
13).
2. Beb
an Mati
Tambah
an (Sup
er Impos
e Dead
Load)
Beban m
ati tamb
ahan ad
alah beb
an mati y
ang diaki
batkan ol
eh elem
en-
elemen t
ambaha
n yang a
da pada
struktur
dan bersi
fat perm
anen, se
perti
30
plafon,
dinding
partisi t
etap, fi
nishing,
klading
gedung,
kompon
en
arsitektur
3 al dan s
truktur l
ainnya s
2 erta per
2
alatan la
yan terp
2 asang la
in
2
2 termasuk
2 berat ker
an (SNI
1727:201
3).
Tabel 5.
Besarnya
beban m
ati tamba
han
Be Be
ba sa
n r b
ma eb
ti t an
am
ba
ha
n
2
Dinding
dan plest
eran
2
1
Lang 0,1
it- 76
langi kN/
t + m
engg
antu
ng
0
0
M el
ek e
ani kt
kal ri
da k
n al
0, N/
24 m
5 k
3. Beb
an Hidup
Beban hi
dup adal
ah beban
yang dia
kibatkan
oleh pen
gguna da
n penghu
ni
banguna
n gedung
atau stru
ktur lain
yang tida
k termas
uk beban
konstruk
si
dan beb
an lingku
ngan, se
perti beb
an angin
, beban
hujan, b
eban ge
mpa,
beban b
anjir, ata
u beban
mati (SN
I 1727:2
013).
4. Beb
an Gemp
a
Beban g
empa ad
alah se
mua beb
an statik
ekivalen
yang be
kerja pa
da
gedung a
tau bagia
n gedung
yang me
nirukan p
engaruh
dari gera
kan tana
h
akibat ge
mpa ters
ebut.
Dalam a
nalisis in
i, pengg
unaan b
eban ge
mpa me
ngacu p
ada pera
turan
terbaru p
erencana
an ketah
anan ge
mpa untu
k gedung
yaitu SNI
1726:201
2.
Analisis
beban g
empa ya
ng dilak
ukan me
nggunak
an meto
de respo
nse
spectru
m deng
an pem
buatan s
pektrum
respon
desain
secara
manual
31
berdasar
kan koef
isien-
koefisien
situs da
n param
eter-
paramet
er respo
n
spektra
percepat
an gem
pa mak
simum y
ang dip
ertimban
gkan risi
ko-
tertarget
(MCER).
Adapun
peta koe
fisien-
koefisien
situs ter
sebut ad
alah
sebagai
berikut:
Gambar 12. Peta parameter Ss (percepatan batuan dasar pada perioda pendek)
(Sumber : SNI 1726:2012)
32
Gambar 13. Peta parameter S1 (percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik)
(Sumber : SNI 1726:2012)
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantita
tif, karena hasil penelitian
yang dilakukan berupa angka atau bilangan yaitu
merupakan hasil analisis
dinamik response spectrum suatu struktur bangu
nan gedung. Pada analisis
penelitian ini digunakan software Microsoft Excel,
MATLAB dan SAP2000.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya
penelitian. Dalam hal ini,
penelitian dilakukan menggunakan suatu struktur b
angunan gedung di daerah
kota Bandar Lampung.
C. Data Penelitian
Sebuah struktur gedung beton bertulang yang te
rdiri dari pelat, balok dan
kolom dengan fokus penelitian adalah analisis d
inamik response spectrum
(non-linier) berdasarkan SNI 1726:2012 serta men
ggunakan salah satu jenis
Adapun spesifikasi struktur bangunan gedung terse
but antara lain :
1. Jenis gedu : Perkantor
ng an
2. Jumlah lant : 12 lantai
ai
35
3 :
4 :
5. Mut
u bahan
a. Beton
- :
𝑝𝑏
𝑦
2
2
- : 2
fc’ 5
(b M
al Pa
ok (su
da mb
n er
pe : S
lat NI
) 28
47:
20
13
)
b. Tulan
gan Baja
- BJTD-
40 untuk
besi tula
ngan ulir
(sumber
: SNI 28
47:2013)
6 :
7 :
8. Teb
al pelat
a :
b :
9. Dim
ensi ele
men stru
ktur
a :
b :
10. Lea
d rubber
bearing
a. :
T
5
e
g M
a P
n a
g
a
n
le
le
h
l
e
a
d
(
𝑓
)
b :
c. Defor
masi des
ain lead
rubber b
earing :
100 mm
11. Pem
bebanan
u
p
a.B
: m
b :
c.B :
36
Berikut i
ni merup
akan ga
mbar pe
modelan
struktur
banguna
n gedun
g terseb
ut
dibuat m
engguna
kan soft
ware SA
P2000.
Gambar
14. Pem
odelan st
ruktur tig
a dimens
i bangun
an gedun
g dengan
SAP200
0
Gambar
15. Pem
odelan b
alok dan
pelat ara
h sumbu
x-y
Prosed
D.
ur Pen
elitian
Untuk m
elakukan
penelitia
n terkait
dengan a
nalisis di
namik str
uktur ban
gunan
gedung
menggun
akan sist
em seis
mic isol
ation lea
d rubber
bearing,
prosedur
penelitia
n yang di
lakukan
antara lai
n:
1. Me
mpersiap
kan data
penelitia
n.
2. Mel
akukan
studi lite
ratur.
37
Membu
3.at preli
minary
design
struktur
bangun
an gedu
ng.
4. Men
ghitung p
embeba
nan struk
tur, yaitu:
a.Beban
mati (d
ead loa
d)
b. Beb
an mati t
ambahan
(super i
mpose d
ead load
)
c.Beban
hidup (l
ive loa
d)
d. Beb
an gemp
a (earthq
uake loa
d)
5.Membu
at spekt
rum res
pon des
ain untu
k kota B
andar L
ampung
.
6.Menghit
ung peri
ode ala
mi dan
mode s
hape str
uktur ba
ngunan
gedung
baik
menggun
akan rum
us empiri
s maupu
n softwar
e SAP20
00.
7.Menga
nalisis
dinamik
respon
se spe
ctrum s
truktur
bangun
an ged
ung
akibat ge
mpa den
gan soft
ware SA
P2000.
8.Menga
nalisis
dinamik
respon
se spe
ctrum s
truktur
bangun
an ged
ung
akibat g
empa m
engguna
kan seis
mic isol
ation sy
stem de
ngan sof
tware
SAP200
0.
9. Men
yimpulka
n hasil p
enelitian.
38
E. Ker
angka P
enelitia
n
Adapun l
angkah-
langkah
dalam pe
nelitian i
ni dapat
dilihat pa
da flow
chart
berikut:
Gambar
16. Flow
chart pe
nelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasar
uraian
dan
hasil
pembah
pada
peneliti
dapat
ini
kan asan an
disimpulkan bahwa:
lead rubber
aring pada sturk
tur bangunan
gedung
memberikan deformasi lat
eral tiap lantai yang lebih
besar dibandingkan
pada struktur dengan fix b
ase. Akan tetapi terjadi de
formasi lateral pada
base floor untuk struktur g
edung dengan base isolat
or, sehingga interstory
drift akan lebih kecil. Int
erstory dirft maksimum
masing-masing untuk
bangunan tanpa dan deng
an menggunakan lead rub
ber bearing sebesar
4,3335 mm dan 0,5741 m
m pada tanah sedang, se
rta 6,8606 mm dan
0,9139 mm pada tanah lun
ak. Sehingga penggunaan l
ead rubber bearing
dapat mereduksi interstory
drift sampai 91%.
Perbedaan hasil analisis
response spectrum stru
ktur bangunan gedung,
pada jenis tanah dasar seda
ng dan lunak disebabkan ka
rena dua jenis tanah
dasar tersebut memiliki ka
rakteristik yang berbeda.
Percepatan respon
spektra (Sa) pada tanah
lunak lebih tinggi sehing
ga menyebabkan
deformasi dan beban kerja
yang diperoleh lebih besar.
109
3. Anali
sis respo
nse spect
rum deng
an mengg
unakan s
oftware S
AP2000,
menunjuk
kan bahw
a periode
getar stru
ktur pada
bangunan
tanpa dan
menggun
akan lead
) yang diperlukan semakin
𝑒𝑓𝑓
rubber b
earing be
𝑏 rturut seb
esar 2,39
𝐷
40 dan 4,
0471
detik. Seh
ingga dari
analisis te
rsebut dik
etahui ba
hwa peng
gunaan le
ad
rubber be
aring men
ingkatkan
periode g
etar strukt
ur menca
pai 69%.
4. berp
dala
enga
m
ruh
perhitung
an lead
rubber b
earing. S
emakin b
esar beb
an aksial
yang
diderita tu
mpuan, m
aka kekak
uan efektif
(𝐾
besar unt
uk menc
apai peri
ode targe
t (𝑇 ) da
n displac
ement d
esign
(𝐷 ) yang
telah ditet
apkan.
5.Deforma
si base
floor pa
da mode
l struktur
menggu
nakan le
ad rubb
er
bearing p
ada kelas
situs tana
h sedang
dan tanah
lunak mas
ing-
masing
sebesar
37,5549
mm dan
59,7813
mm. Nilai
tersebut t
idak mele
wati
deformasi
desain pa
da lead ru
bber bear
ing yakni
sebesar 1
00 mm.
6. Pem
odelan str
uktur ged
ung pada
lokasi de
ngan dua
kelas situ
s yang
berbeda
yakni tan
ah sedan
g dan ta
nah lunak
, menunj
ukkan ba
hwa
deformasi
lateral tia
p lantai d
an interst
ory drift p
ada tanah
sedang le
bih
kecil diba
ndingkan
pada tana
h lunak.
7. Batas
kenyaman
an suatu s
truktur ge
dung haru
s terpenu
hi sesuai
dengan
SNI 1726:
2012 Pas
al 7.12.1.
Besarnya
simpanga
n antar la
ntai ijin se
suai
ketentuan
tersebut s
ebesar 76
mm. Sehi
ngga berd
asarkan a
nalisis ya
ng
110
telah dilak
ukan, dipe
roleh inte
rstory dri
ft yang m
asih mem
enuhi nilai
ijin
tersebut.
8.Penggun
aan lead
rubber b
earing s
ebagai s
eismic is
olation s
ystem pa
da
gedung be
ton bertula
ng, akan
menurunk
an gaya-
gaya dala
m pada str
uktur
sehingga
seolah-
olah strukt
ur gedung
tersebut t
erletak di
daerah de
ngan
zona gem
pa yang le
bih kecil.
B. Sara
n
Dengan m
embandin
gkan hasil
dari analis
is menggu
nakan per
hitungan
manual
dan softw
are SAP2
000, diper
oleh hasil
yang sang
at berbed
a pada int
erstory
drift, gaya
dalam dan
periode ge
tar struktur
dikarenak
an momen
pada soft
ware
diper
SAP2selanj
hitun
000 utnya
gkan.
Untu
k
diharapka
n:
1.Perlu ad
anya an
alisis leb
ih lanjut
mengen
ai pengg
unaan l
ead rub
ber
bearing p
ada letak
bangunan
dengan je
nis tanah
dasar lain
nya.
2.Perlu ad
anya an
alisis leb
ih lanjut
mengena
i lokasi
pemasan
gan lea
d
rubber b
earing pa
da eleme
n struktur
lain, misal
nya pema
sangan p
ada
tengah kol
om.
3.Perlu ad
anya pe
nelitian l
ebih lanj
ut meng
enai
an lead
peng
rubber
guna
bearing d
engan pe
mbuatan
benda uji,
tidak han
ya denga
n pemode
lan
mengguna
kan softw
are.
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Steel Co
nstruction, Inc. 2005. Seismic
Design Manual
(AISC 327-05). Chicago
Badan Standardisasi Nasional.
2012. Tata Cara Perencanaa
n Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Ge
dung dan Non Gedung (SNI-
1726-2012).
Jakarta
Badan Standardisasi Nasional.
2013. Beban Minimum untuk
Perancangan
Bangunan Gedung dan Struk
tur Lain (SNI 03-1727-2013).
Jakarta
Badan Standardisasi Nasional.
2013. Persyaratan Beton Str
uktural untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-
2847-2013). Jakarta
Bozorgnia, Y., dan Bertero,V.
2004. Earthquake Engineerin
g, From Engineering
Seismology to Performance-
Based Engineering. CRC Pre
ss. New York.
Buckle, I. G., Constantinou,
M. C., Diceli, M., & Ghasemi,
H. 2006. Seismic
Isolation of Highway Bridge
s
Chopra, A. K. 1995. Dynamic
s of Structures: Theory and
Applications to
Earthquake Engineering. Pre
ntice Hall, New Jersey
Clough, R. W., dan Penziens,
J. P. 1993. Dynamics of Stru
ctures. Singapore: Mc
Graw Hill Book Company
FEMA 451B. 2007. NEHRP
Recommended Provisions for
New Buildings &
Other Structures – Training
& Instructional Materials. Wa
shington
Hartuti, E. R. 2009. Buku Pint
ar Gempa. Diva Press. Yogya
karta
Kunde, M., dan Jangid, R. 20
03. Seismic Behavior of Isola
ted Bridges: A State of
The Art Review. Electronic J
ournal of Structural Enginee
ring, 3 (2), 140-
169
Naeim, F. 2001. The Seismic
Design Handbook, 2nd ed. Kl
uwer Academic
Publishers. Boston
Naeim, F., dan Kelly, J. M. 1999. Design of Seismic Isolated Structures: From
Theory to Practice: John Wiley & Sons
Priastiwi, Y. A. 2005. Studi Komparasi Antara Analisis Statis dan Dinamis
3D Pada Bangunan Gedung Beraturan dan Tidak Beraturan. Universitas
Diponegoro. Semarang
Taranath, B. S. 2010. Reinforced Concrete Design of Tall Buildings. CRC Press.
New York
Widodo. 2001. Respon Dinamik Struktur Elastik. Jurusan Teknik Sipil, FTSP,
Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta