Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
net/publication/324547716
CITATIONS READS
2 9,021
1 author:
Firzan Nainu
Universitas Hasanuddin
24 PUBLICATIONS 92 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Conserved role of apoptosis-dependent phagocytosis in immune response against viral infection View project
All content following this page was uploaded by Firzan Nainu on 17 April 2018.
Firzan Nainu
50
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
ABSTRAK
Uji pra-klinis kandidat obat baru menggunakan organisme model yang sesuai adalah salah satu fase
yang wajib dilaksanakan dalam proses penemuan obat. Namun, seiring dengan meningkatnya
perhatian masyarakat dunia terhadap etika penggunaan organisme model tradisional seperti mencit dan
tikus, keberadaan organisme model alternatif pun sangat diperlukan. Untuk tujuan tersebut, lalat buah
Drosophila melanogaster merupakan salah satu model yang patut diperhitungkan. Selain sejarah
penggunaannya yang telah cukup lama, organisme model ini merupakan serangga di balik kesuksesan
ilmuwan dalam mempelajari patogenesis penyakit mulai dari penyakit neurodegeneratif hingga
sindrom metabolik terkait obesitas dan diabetes melitus. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika
delapan medali Nobel telah diberikan kepada para peneliti yang menggunakan Drosophila dalam
eksperimen mereka. Pemetaan genom yang telah berhasil dilakukan menunjukkan bahwa Drosophila
memiliki kemiripan genetik sekitar 75% dengan manusia. Ditunjang dengan ketersediaan berbagai
model penyakit baik melalui manipulasi genetik (mutan/transgenik) maupun melalui induksi secara
kimiawi, Drosophila merupakan organisme model yang sangat menjanjikan untuk digunakan dalam
riset biomedik. Dengan tersedianya berbagai model penyakit dan informasi terkait Drosophila
melanogaster yang mudah untuk diakses, penggunaan model penyakit berbasis lalat buah dalam
proses penemuan obat merupakan salah satu terobosan yang layak untuk dipertimbangkan. Bukan
tidak mungkin jika di kemudian hari model mungil ini akan menggantikan penggunaan hewan model
tradisional dalam pengujian pra-klinik kandidat obat baru.
Kata Kunci : Lalat buah, Riset biomedik, Penyakit manusia, Penemuan obat
51
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
secara paripurna pada satu hewan utuh (whole Drosophilidae ini berukuran sekitar 180 MB
animal), yang tampaknya masih sulit dilakukan (megabasa) yang tersebar pada empat kromosom
pada hewan-hewan model tradisional seperti (Adams et al., 2000). Dengan jumlah kromosom
mencit, tikus, dan lainnya (Giacomotto & Ségalat, yang sedikit, D. melanogaster kemudian menjadi
2010; Pandey & Nichols, 2011; Ugur et al., 2016). organisme pilihan untuk mempelajari mekanisme
Di dalam artikel ini, penggunaan D. melanogaster penyusunan gen pada kromosom, pengaturan
sebagai organisme model dalam riset penemuan aktivitas dan fungsi gen, serta pola mutasi pada
obat akan didiskusikan. Tujuan dari penulisan organisme eukariotik sederhana (Pandey &
artikel ini adalah untuk memberikan informasi Nichols, 2011; Ugur et al., 2016; Wangler et al.,
terkait potensi penggunaan D. melanogaster 2015). Walaupun memiliki genom yang sederhana,
sebagai organisme model untuk menyelidiki lalat buah D. melanogaster diperkirakan memiliki
patogenesis beberapa penyakit meliputi kemiripan genetik dengan manusia sebesar 75 %
neurodegeneratif, kanker, gangguan (Chien et al., 2002; Pandey & Nichols, 2011;
kardiovaskular, penyakit infeksi, dan gangguan Reiter et al., 2001). Hal inilah yang mendasari
sindrom metabolik seperti obesitas dan diabetes potensi penggunaan lalat buah Drosophila
melitus dan aplikasinya dalam penemuan obat melanogaster sebagai organisme model dalam riset
baru. Lebih lanjut, berdasarkan pengalaman mekanisme penyakit dan penemuan obat.
selama dua tahun merintis riset menggunakan lalat Secara eksperimental, lalat buah memiliki
buah Drosophila melanogaster di Fakultas beberapa keuntungan. Pertama, lalat buah sangat
Farmasi Universitas Hasanuddin, organisme model mudah dipelihara dan membutuhkan biaya yang
ini sangat berpotensi untuk digunakan oleh para relatif murah jika dibandingkan dengan organisme
peneliti di Indonesia karena memiliki kemiripan model seperti Zebrafish, mencit, dan tikus
genetik yang cukup besar dengan manusia (sekitar (Giacomotto & Ségalat, 2010; Pandey & Nichols,
75 %), memberikan hasil yang cepat dan 2011; Strange, 2016). Hal ini sangat
reprodusibel serta secara ekonomi tidak menguntungkan bagi para peneliti dengan jumlah
membebani peneliti. dana yang terbatas. Kedua, lalat betina dapat
menghasilkan 30-50 telur per hari dan tiap telur
MENGAPA MENGGUNAKAN LALAT BUAH dapat berkembang menjadi lalat dewasa dalam
Drosophila melanogaster? waktu sekitar 10 hari, sangat berbeda dengan
mencit yang hanya menghasilkan sejumlah kecil
Lalat buah Drosophila melanogaster, yang juga keturunan dalam waktu 3-4 bulan (Panchal &
biasa dikenal dengan nama lalat cuka (vinegar fly), Tiwari, 2017). Dengan demikian, penggunaan D.
merupakan spesies serangga dalam ordo Diptera melanogaster dapat memudahkan peneliti untuk
dan famili Drosophilidae. Lalat ini menjadi pusat memperoleh hasil eksperimen dengan populasi
perhatian setelah Thomas Hunt Morgan pengujian yang besar sesegera mungkin. Ketiga,
memperkenalkan penggunaannya sebagai D. melanogaster memiliki masa hidup yang
organisme model dalam riset genetika pada awal singkat (sekitar 2-3 bulan) sehingga sangat cocok
tahun 1900-an (Markow, 2015). Hingga kini D. untuk digunakan dalam mempelajari beberapa
melanogaster telah diaplikasikan secara luas untuk proses biologis, seperti misalnya mekanisme
menjelaskan berbagai fenomena biologis penting penuaan (aging), yang sekiranya akan cukup sulit
yang juga terdapat pada manusia,mulai dariperan diamati pada hewan-hewan uji yang lain (Brandt &
apoptosis dan fagositosis dalam perkembangan dan Vilcinskas, 2013; He & Jasper, 2014; Sun et al.,
imunitas (Meier et al., 2000; Nainu et al., 2017; 2013). Keempat, penggunaan lalat buah D.
Nainu et al., 2015; Nonaka et al., 2017), pengaruh melanogaster dalam penelitian tidak membutuhkan
nutrisi dalam pengaturan fungsi biologis dan umur pengurusan kode etik (Panchal & Tiwari, 2017;
individu (Rajan & Perrimon, 2013), hingga makna Pandey & Nichols, 2011), sehingga sangat
cacat genetik terhadap gangguan fenotip pada mengefisienkan waktu peneliti. Perbandingan lalat
organisme (Mackay, 2010; Nakanishi et al., 2011; buah dengan hewan model lain seperti nematode
Pandey & Nichols, 2011). transparan Caenorhabditis elegans, zebrafish
Drosophila melanogaster merupakan hewan tidak Danio rerio, dan mencit Mus musculus dapat
bertulang belakang (invertebrate) dengan ukuran dilihat lebih detil pada Tabel 1 (Panchal & Tiwari,
tubuh sekitar 3 mm. Genom serangga famili 2017).
52
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
Dengan masa hidup sekitar 2-3 bulan, lalat buah 25°C), lalat dewasa akan keluar dari cangkang
Drosophila melanogaster memiliki usia yang pupa (pupal case) untuk selanjutnya disebut
relatif singkat jika dibandingkan dengan mencit, sebagai lalat dewasa (Reaume & Sokolowski,
tikus, kelinci, bahkan manusia. Walaupun 2006).Siklus hidup D. melanogasterdapat dilihat
demikian, lalat buah turut merasakan berbagai fase pada Gambar 1.
kehidupan seperti yang lazim ditemukan pada Lalat buah merupakan organisme model pionir
hewan lainnya seperti fase embrio, fase remaja dalam penemuan berbagai gen terkait fungsi-
(larva), dan fase dewasa melalui sebuah proses fungsi biologis yang penting bagi organisme
yang disebut sebagai metamorfosis (Markow, eukariotik, termasuk manusia. Misalnya,
2015; Reaume &Sokolowski, 2006). Tentunya penemuan gen homeobox yang berperan penting
fase-fase tersebut dialami oleh D. melanogaster dalam kontrol genetik selama perkembangan
dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama. embrio (Carroll, 1995; Pearson et al., 2005),
Misalnya, embrio lalat buah dapat berkembang penemuan dnc sebagai gen pertama yang
menjadi larva instar pertama (1st instar larvae) diindikasikan penting dalam proses pembelajaran
hanya dalam sehari lalu kemudian berkembang (Dubnau & Tully, 1998), penemuanperiod sebagai
menjadi larva instar kedua (2nd instar larvae) dan gen pertama terkait irama sirkadian (Konopka &
ketiga (3rd instar larvae) berturut-turut dalam Benzer, 1971), dan penemuan gen Tl (beserta Toll)
waktu satu dan dua hari. Pada akhirnya, larva sebagai gen (dan jalur sinyal) terkait imunitas
instar ketiga akan berubah menjadi pupa dan alamiah lalat buah (Lemaitre et al., 1996) yang
setelah kurang lebih lima hari (pada suhu inkubasi juga terdapat pada manusia (Medzhitov et al.,
53
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
1997). Melalui penggunaan berbagai metode melanogaster misalnya, kontruksi berbagai jenis
genetika, gen-gen yang pertama kali ditemukan lalat mutan maupun transgenik sangat
pada Drosophila kini telah ditemukan pula pada dimungkinkan karena gen-gen lalat buah telah
organisme lain, termasuk manusia. Hingga saat ini berhasil dipetakan seluruhnya (Adams et al., 2000;
lima Nobel Prize telah diberikan kepada para Hales et al., 2015; Li & Garza, 2004; Pandey &
peneliti dalam bidang Physiology or Medicine Nichols, 2011; Venken & Bellen, 2007). Hingga
yang menggunakan organisme model D. kini, berbagai jenis lalat mutan maupun lalat
melanogaster (Patel & Prokop, 2017). transgenik telah dihasilkan dan digunakan secara
PANGKALAN DATA DAN PUSAT luas dalam penelitian (Venken & Bellen, 2007;
INFORMASI TENTANG Drosophila Yamamoto et al., 2014).
melanogaster Drosophila melanogaster merupakan salah satu
organisme model yang banyak digunakan dalam
Dalam penelitian, terutama yang berhubungan eksperimen skrining genetik menggunakan metode
dengan penemuan senyawa obat dan penyelidikan forward genetics ataupun reverse genetics (Hales
mekanisme kerja obat baru, penggunaan organisme et al., 2015). Forward genetics merupakan metode
model dengan genotip mutan maupun transgenik yang digunakan untuk mengidentifikasi gen yang
sangat dibutuhkan (Bolon, 2004; Brad & bertanggung jawab terhadap munculnya fenotip
Elizabeth, 2002; Snaith & Törnell, 2002). Mutan tertentu (Gibson & Muse, 2009). Misalnya,
merupakan istilah yang digunakan untuk peneliti menemukan bahwa selain bermata merah
menggambarkan kondisi genetik hewan uji yang (fenotip normal), Drosophila melanogaster dapat
telah mengalami mutasi sedangkan istilah pula memiliki mata putih (fenotip yang ingin
transgenik digunakan untuk menjelaskan proses diteliti). Untuk mengetahui gen apa yang
penyelipan informasi genetik hewan yang satu ke mempengaruhi perubahan warna mata Drosophila,
dalam nukleus hewan yang lain. Pada kasus D. peneliti dapat menggunakan metode forward
54
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
55
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
56
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
terkait sistem saraf dapat diekspresikan hanya pada termasuk pada sistem saraf (Bellen et al., 2010;
jaringan tertentu dengan menggunakan promoter Hales et al., 2015; Wangler et al., 2015).
spesifik (Pandey & Nichols, 2011; Reiter, 2005). Berlandaskan hal tersebut, D. melanogaster kini
Kentungan lain yang dapat dirasakan ketika mulai digunakan untuk mempelajari beberapa
menggunakan D. melanogaster pada eksperimen penyakit neurodegeneratif seperti penyakit
skrining genetik maupun farmakologi adalah Alzheimer, Parkinson, Huntington, epilepsy, dan
ketika ingin mengekspresikan protein tertentu pada amyotrophic lateral sclerosis (ALS) (Pandey &
D. melanogaster. Protein yang diekspresikan pada Nichols, 2011; Reiter, 2005; Wangler & Bellen,
model serangga ini dapat diamati dengan lebih 2017; Yamamoto et al., 2014). Dengan
mudah jika dibandingkan dengan hewan mamalia menggunakan organisme model, kita telah
yang lazim digunakan dalam laboratorium seperti mengetahui bahwa kebanyakan penyakit
mencit dan tikus. Pengamatan ekspresi gen target neurodegeneratif yang disebabkan oleh hilangnya
pada tubuh D. melanogaster dapat diamati dengan neuron-neuron spesifik secara progressif, misalnya
menggunakan mikroskop stereo fluoresensi ketika penyakit Parkinson dan Alzheimer, berhubungan
lalat yang bersangkutan mengekspresikan jenis erat dengan pembentukan agregat protein toksik
protein transgenik yang berpendar (berfluoresensi) dalam lingkungan intrasel (Pandey & Nichols,
seperti misalnya green fluorescent protein (GFP), 2011; Reiter, 2005). Selain itu, serupa dengan yang
red fluorescent protein (RFP), dan jenis lainnya. terjadi pada manusia, timbulnya penyakit
Selain itu, lalat buah Drosophila melanogaster neurodegeneratif pada lalat buah umumnya sejalan
memiliki usia yang relatif singkat jika dengan pertambahan umur (Bonner & Boulianne,
dibandingkan dengan mencit, tikus, kelinci, 2011).
bahkan manusia sehingga sangat sesuai digunakan
sebagai organisme model dalam mempelajari 2. Drosophila melanogaster sebagai model
patogenesis penyakit neurodegeneratif dalam penyakit kanker
waktu yang lebih singkat (Pandey & Nichols,
2011). Lalat buah D. melanogaster telah berkontribusi
besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Saat ini, para peneliti menggunakan D. termasuk dalam mempelajari mekanisme
melanogaster mutan yang kehilangan fungsi gen timbulnya kanker dan cara yang dapat digunakan
homolog (loss of function) ataupun D. untuk mengatasinya (Gonzalez, 2013; Sonoshita &
melanogaster transgenik yang mengekspresikan Cagan, 2017). Sejumlah besar gen dan jalur sinyal
gen manusia baik secara sistemik maupun secara terkait perkembangan tubuh manusia, yang jika
khusus pada jaringan tertentu sebagai model diekspresikan tanpa pengaturan yang ketat dapat
penyakit manusia (Pandey & Nichols, 2011; Ugur menimbulkan pertumbuhan abnormal yang disebut
et al., 2016). Jenis-jenis lalat buah hasil rekayasa kanker, pertama kali ditemukan dan dikarakterisasi
genetika tersebut sangat bermanfaat dalam pada D. melanogaster (Gonzalez, 2013; Sonoshita
penelitian biomedik dewasa ini. Namun, perlu & Cagan, 2017). Jalur sinyal Hedgehog dan Hippo
untuk diketahui bahwa tidak semua mutan D. adalah dua contoh di antaranya. Walaupun
melanogaster dapat bertahan hidup hingga dewasa Drosophila memiliki anatomi dan fisiologi yang
dan kadang-kadang fenotip yang dihasilkan cukup berbeda dengan manusia, fakta
melalui mutasi gen homolog pada Drosophila tidak menunjukkan bahwa proses tumorigenesis
menyerupai fenotip yang dijumpai pada manusia (pembentukan sel tumor) dapat terjadi pada lalat
ketika gen serupa termutasi (Reiter, 2005). Untuk buah maupun manusia ketika jalur-jalur sinyal
itu, pengetahuan mengenai kekuatan dan tersebut mengalami gangguan. Hal ini merupakan
kelemahan organisme model menjadi sangat indikasi kuat bahwa proses perkembangan sel
penting untuk dimiliki oleh seorang peneliti tumor pada Drosophila serta jalur sinyal yang
sebelum memutuskan arah dan topik penelitian berpengaruh dalam proses tersebut memiliki
yangakan ia kerjakan (Pandey & Nichols, 2011; kemiripan yang cukup besar dengan manusia
Reiter, 2005). (Brumby & Richardson, 2005; Gonzalez, 2013;
Drosophila melanogaster telah digunakan secara Rieder & Larschan, 2014; Wangler et al., 2015).
luas untuk mempelajari proses biokimia dan Pada umumnya, kanker pada manusia dihasilkan
genetik yang terjadi pada organisme eukariotik, dari pertumbuhan sel epitel yang tidak terkontrol
57
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
(Christofori & Semb, 1999). Menggunakan dengan genotip yang sesuai dimasukkan ke dalam
organisme model sederhana seperti Drosophila, sumuran pada sebuah 96-well plate dan sel tumor
para peneliti telah mulai mempelajari kanker yang divisualisasikan menggunakan GFP dengan
timbul dari sel epitel (epithelial cell-derived menggunakan mikroskop fluoresensi. Selanjutnya,
cancers) (Brumby & Richardson, 2005; Pandey & Drosophila diberikan perlakuan berupa senyawa
Nichols, 2011). Selain itu, jalur sinyal Ras yang kandidat anti kanker dan diinkubasi pada suhu dan
ditemukan pertama kalinya pada lalat buah kelembaban yang sesuai selama beberapa waktu.
(Olivier et al., 1993; Simon et al., 1991) saat ini Efektivitas senyawa kandidat ditentukan
telah diketahui berperan penting dalam proses berdasarkan dua hal: jumlah larva yang dapat
perkembangan sel kanker pada manusia (Bier, bertahan hidup hingga melewati masa pupa dan
2005; Shaw & Cantley, 2006). Dengan demikian, intensitas fluoresensi GFP. Intensitas GFP
peneliti dapat menggunakan lalat buah untuk berbanding lurus dengan laju pertumbuhan sel
mempelajari jalur-jalur sinyal yang ikut tumor. Semakin tinggi intensitas GFP, maka
berpartisipasi dalam pembentukan sel-sel tumor. semakin tinggi pula laju pertumbuhan sel tumor
Empat penanda utama kanker (hallmarks of dalam tubuh Drosophila (Pandey & Nichols, 2011;
cancer): pembelahan sel mandiri yang tidak Reiter, 2005; Willoughby et al., 2013).
terkendali, kurang/tidak sensitif terhadap sinyal- Drosophila melanogaster merupakan organisme
sinyal penghambat pertumbuhan sel, inaktivasi model yang sangat berpotensi untuk digunakan
apoptosis, dan metastasis sel tumor melalui dalam menganalisis mekanisme timbulnya tumor
sirkulasi. Keempat penanda tersebut dapat sekaligus sebagai model uji yang ekonomis untuk
dipelajari menggunakan Drosophila (Brumby & digunakan dalam pencarian senyawa antikanker
Richardson, 2005; Christofi & Apidianakis, 2013; yang ampuh. Namun, seperti halnya organisme uji
Gonzalez, 2013). Mutan homozigot dari supresor yang lain, lalat buah D. melanogaster pun
tumor scribble (scrib), disc large 1 (dlg1), dan memiliki keterbatasan. Tidak semua jenis kanker
lethal (2) giant larvae (l(2)gl) pada lalat buah dapat dibuat menggunakan Drosophila. Untuk
memperlihatkan hampir semua penanda kanker, jenis-jenis kanker pada jaringan spesifik, seperti
termasuk proses metastasis (Brumby & misalnya prostat dan payudara, Drosophila tidak
Richardson, 2005). dapat digunakan sebagai organisme model karena
Bagian tubuh yang sering digunakan untuk tidak memiliki organ serupa (Pandey & Nichols,
mempelajari perkembangan sel tumor/kanker 2011).
adalah mata (compound eye) Drosophila (Miles et
al., 2011; Rudrapatna et al., 2012). Mata 3. Drosophila melanogaster sebagai model
Drosophila normal tersusun dari sekitar 800 penyakit infeksi
ommatidia heksagon, yang disebut facets, dan
tampak seperti struktur “halus” (Kumar, 2012). Seperti serangga pada umumnya, Drosophila
Ketika kanker diekspresikan pada sel mata tersebut melanogaster memiliki sistem imunitas alamiah
maka mata Drosophila akan memperlihatkan namun tidak dilengkapi dengan sistem imun
fenotip mata “kasar”. Fenotip inilah yang banyak adaptif (J. A. Hoffmann, 2003). Sistem pertahanan
digunakan oleh para peneliti untuk mempelajari tubuh alamiah (innate immunity) Drosophila
patogenesis kanker dan melihat efektivitas memiliki kemiripan yang sangat besar dengan
pengobatan yang diberikan (Miles et al., 2011; manusia (Buchon et al., 2014; J. A. Hoffmann,
Pandey & Nichols, 2011; Rudrapatna et al., 2012). 2003) sehingga organisme model ini telah
Selain indikator berupa fenotip mata, beberapa digunakan untuk menyelidiki mekanisme
peneliti juga menggunakan viabilitas larva dan pengaturan sistem imun manusia pada tingkat
pupa sebagai indikator supresi pertumbuhan tumor seluler dan molekuler. Lebih lanjut, penelitian
(Pandey & Nichols, 2011; Willoughby et al., menggunakan Drosophila telah memberikan
2013). Pada model ini, pertumbuhan sel tumor pengetahuan mengenai kontrol genetik terhadap
bersifat invasif dan berujung pada kematian pupa. aktivitas protein-protein sistem imun atau pada
Dengan kata lain, Drosophila yang memiliki sel saat proses pengenalan antigen dari patogen
tumor akan mengalami kematian pada fase pupa maupun benda asing lainnya (Buchon et al., 2014;
dan gagal menjadi lalat dewasa. Pada pengujian Imler, 2014).
dengan metode ini, sejumlah larva Drosophila
58
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
Sistem imun Drosophila terbagi atas sistem imun organisme model untuk menguji aktivitas antivirus
seluler dan sistem imun humoral (Elrod-Erickson senyawa yang dihasilkan dari tanaman (Ekowati et
et al.; Royet et al., 2003). Pada level seluler, al., 2017). Ke depannya, dengan tersedianya
Drosophila dilindungi oleh hemosit (hemocytes) beragam mutan Drosophila yang memiliki sistem
yang dapat berupa plasmatosit (plasmatocytes), imun yang lemah atau bahkan tidak ada lagi,
lamellosit (lamellocytes), maupun sel-sel kristal peluang untuk menguji aktivitas kandidat
(crystal cells) (Lemaitre & Hoffmann, 2007; antimikroba pada organisme model imunodefisien
Parsons & Foley, 2016). Plasmatosit merupakan (immunodeficient model organism) sangat
sel sferis dengan diameter sekitar 10 µm dengan memungkinkan untuk dilakukan secara cepat,
fungsi serupa dengan makrofag yang bertugas mudah, dan ekonomis.
melakukan fagositosis bakteri (Chung & Kocks,
2011; Nonaka et al., 2013; Shiratsuchi et al., 4. Drosophila melanogaster sebagai model
2012), virus (Zhu & Zhang, 2013) dan sel-sel yang penyakit kardiovaskular
mengalami apoptosis secara normal (Franc et al.,
1999; Nonaka et al., 2017; Nonaka et al., 2013) Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu
ataupun akibat terinfeksi oleh virus (Lamiable et penyebab kematian tertinggi di dunia (Roth et al.,
al., 2016; Nainu et al., 2015). Dengan 2015) sehingga penemuan obat-obat baru yang
menggunakan plasmatosit sebagai obyek lebih efektif menjadi salah satu daya tarik bagi
penelitian, ilmuwan telah menemukan mekanisme peneliti di universitas dan perusahaan farmasi.
pengenalan patogen oleh sistem imun alamiah Bukti-bukti terkini telah mengindikasikan bahwa
pada tingkat seluler yang ternyata memiliki lalat buah dapat digunakan sebagai model in vitro
kemiripan yang sangat besar dengan mekanisme dan in vivo untuk mempelajari patogenesis
yang terjadi pada manusia (Buchon et al., 2014; penyakit kardiovaskular (Pandey & Nichols,
Gold & Brückner, 2015; Lemaitre & Hoffmann, 2011).
2007; Nainu et al., 2017; Wang et al., 2013). Lalat buah memiliki jantung, sering disebut
Selanjutnya, penelitian-penelitian terkait lamellosit sebagai dorsal vessel,yang terletak pada bagian
dan sel kristal memberikan informasi terkait bawah dari dorsal epidermis (Wolf & Rockman,
pertahanan alamiah terhadap infeksi parasit dan 2011). Namun, perlu untuk dipahami bahwa
proses melanisasi (Lemaitre & Hoffmann, 2007). Drosophila memiliki perbedaan yang cukup
Pada level imunitas intrinsik, Drosophila mencolok dengan manusia ditinjau dari sistem
melanogaster memiliki beberapa jalur sinyal kardiovaskular. Tidak seperti manusia, Drosophila
sistem imun utama yang homolog dengan manusia hanya memiliki satu ruang jantung (cardiac
seperti Toll dan Imd yang terhubung dengan faktor chamber) dan tidak memiliki arteri koroner
transkripsi nuclear factor-κB (NF-κB), maupun pembuluh darah sehingga diklasifikasikan
JAK/STAT, apoptosis, autofagi, dan RNA sebagai organisme dengan sistem peredaran darah
interference (RNAi) (Buchon et al., 2014; De terbuka (Choma et al., 2011; Wolf & Rockman,
Gregorio et al., 2002; Karlikow et al., 2014; 2011). Dengan demikian, sebagian aspek dari
McPhee & Baehrecke, 2009; Merkling & van Rij, penyakit kardiovaskular tidak dapat dipelajari
2013; Myllymäki et al., 2014; Usmar et al., 2017; menggunakan Drosophila.
Valanne et al., 2011; Xu & Cherry, 2014; Zeidler Lalu, aspek kardiovaskuler apakah yang dapat
et al., 2000). Kesemuanya berhubungan dengan dipelajari menggunakan organisme model lalat
produksi sitokin tertentu untuk menangkal buah? Saat ini, peneliti telah menggunakan sel-sel
serangan patogen utamanya bakteri, jamur, dan dorsal vessel untuk mengamati perkembangan sel-
virus. sel jantung selama proses tumbuhkembang serta
Drosophila melanogaster dapat diinfeksi oleh untuk mempelajari mekanisme aritmia dan
patogen-patogen manusia (Panayidou et al., 2014) kardiomiopati (Choma et al., 2011; Ocorr et al.,
dan telah digunakan untuk menguji efektivitas 2014; Pandey & Nichols, 2011; Taghli-Lamallem
senyawa antibiotik seperti tetrasiklin, amoksisilin, et al., 2016). Lebih lanjut, pengamatan tentang
linezolid, dan antibiotik lainnya (Apidianakis & aspek-aspek fisiologis jantung pada Drosophila
Rahme, 2009; Ben-Ami et al., 2013; Needham et telah dipermudah dengan adanya publikasi berupa
al., 2004). Dengan menggunakan metode yang protokol teknik visualisasi, pembedahan, dan
sama, Drosophila kini telah dimanfaatkan sebagai perekaman elektrofisiologi jantung larva yang kini
59
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
telah tersedia dalam bentuk video (Cooper et al., Palanker Musselman et al., 2011; Pandey &
2009). Dengan menggunakan metode-metode Nichols, 2011; Rulifson et al., 2002).
tersebut, peneliti dapat mengevaluasi khasiat Kekurangan DILP dapat menyebabkan
kandidat obat yang mempengaruhi fungsi jantung pertumbuhan lalat buah menjadi terhambat dan
(Pandey & Nichols, 2011).Walaupun lalat buah disertai dengan fenotip berupa ukuran tubuh yang
memiliki perbedaan yang cukup besar dengan lebih kecil baik pada fase larva maupun dewasa
manusia ditinjau dari anatomi dan fisiologi sistem (Kannan & Fridell, 2013; Ruaud & Thummel,
kardiovaskular, lalat buah tetap memiliki potensi 2008; Rulifson et al., 2002). Penggunaan ukuran
yang besar untuk mempelajari mekanisme yang tubuh sebagai indikator dalam eksperimen skrining
terlibat dalam sistem kardiovaskular pada tingkat kandidat obat terkait penyakit metabolik
seluler dan molekuler (Choma et al., 2011). merupakan hal yang cukup menarik untuk
Apalagi saat ini perkembangan teknologi rekayasa dilakukan (Pandey & Nichols, 2011). Selain itu,
genetika, termasuk gene editing menggunakan lalat buah memiliki reseptor yang homolog dengan
teknik CRISPR-Cas9, telah memudahkan peneliti reseptor sulfonilurea pada manusia. Seperti halnya
dalam menyiapkan model mutan dan transgenik pada manusia, reseptor tersebut berfungsi dalam
lalat buah (Bassett & Liu, 2014). Tidak pengaturan keseimbangan glukosa pada lalat.
mengherankan jika di masa depan, dengan bantuan Dengan demikian, lalat buah berpotensi untuk
teknik-teknik molekuler terbaru, metode high- digunakan sebagai model uji dalam high
throughput screening kandidat obat-obat throughput screening untuk pencarian senyawa-
kardiovaskular akan dilakukan menggunakan senyawa obat baru dengan mekanisme kerja serupa
model penyakit kardiovaskular pada lalat buah. Glibenklamid dan obat-obat dalam golongan
sulfonylurea (Pandey & Nichols, 2011).
5. Drosophila melanogaster sebagai model Drosophila melanogaster telah digunakan untuk
gangguan sindrom metabolik mempelajari hubungan nutrisi dan obesitas
(Musselman & Kühnlein, 2018). Untuk membuat
Obesitas dan gangguan metabolik terkait seperti model uji obesitas, serupa dengan manusia dan
diabetes melitus masih merupakan salah satu model uji lainnya, Drosophila diberikan diet
penyebab kematian tertinggi di dunia (Arroyo- dengan kandungan trigliserida yang tinggi.
Johnson & Mincey, 2016; Zheng et al., 2017). Pemberian pakan seperti ini akan membuat bobot
Melihat tren ini, penemuan obat-obat baru yang Drosophila meningkat secara drastis dan
lebih efektif sangat diperlukan. Penggunaan menyebabkan penurunan pergerakan dan
Drosophila sebagai organisme model diabetes penurunan masa hidup (J. Hoffmann et al., 2013).
melitus telah mulai dilakukan (Alfa & Kim, 2016; Secara eksperimental, pemberian pakan yang
Graham & Pick, 2017). Perlu untuk dipahami mengandung asam lemak jenuh (yang berasal dari
bahwa Drosophila tidak memiliki organ pankreas minyak kelapa) pada D. melanogaster
seperti halnya yang dimiliki oleh manusia. Namun, menunjukkan fenotip yang menyerupai sindrom
Drosophila memiliki insulin producing cells metabolik. Menariknya, dengan menggunakan
(IPCs) yang secara fungsional memiliki kemiripan Drosophila sebagai model uji, peneliti menemukan
yang cukup besar dengan pankreas manusia(Alfa bahwa status glukosa dipengaruhi oleh durasi
& Kim, 2016). Melalui IPCs, lalat menghasilkan pemberian pakan asam lemak jenuh. Pemberian
molekul yang disebut Drosophila insulin-like pakan dalam waktu singkat menunjukkan
protein (DILP) yang memiliki kerja serupa dengan penurunan level glukosa akibat peningkatan level
insulin yang diproduksi oleh manusia (Alfa & DILP (melalui aktivasi jalur sinyal insulin yang
Kim, 2016; Nässel et al., 2013). Pemberian diet lebih tinggi) pada Drosophila. Sebaliknya,
kaya glukosa maupun pengrusakan sel-sel pemberian pakan dalam waktu yang lama akan
penghasil DILP dapat menyebabkan peningkatan menginduksi peningkatan level glukosa dan
glukosa dan lipid dalam cairan tubuh penurunan respons insulin, seperti yang lazim
(hemolymph), mengindikasikan bahwa Drosophila ditemukan pada pasien diabetes melitus tipe 2
dapat mengalami gejala mirip diabetes sehingga (DM tipe 2) (Birse et al., 2010). Hingga saat ini,
sesuai digunakan untuk mempelajari patofisiologi penggunaan model Drosophila dalam upaya
diabetes dan penyakit terkait (Alfa & Kim, 2016; penemuan obat baru terkait obesitas dan sindrom
metabolik memberikan hasil yang cukup
60
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
menjanjikan (Men et al., 2016; Pandey & Nichols, Hal lain yang sangat penting untuk
2011; Smith et al., 2014). dipertimbangkan dalam penelitian adalah
pemilihan genotip organisme model yang tepat
PROSPEK Drosophila melanogaster SEBAGAI untuk eksperimen tertentu. Misalnya, kapan saat
ORGANISME MODEL DALAM PENEMUAN terbaik seorang peneliti di bidang penemuan obat
OBAT BARU harus menggunakan D. melanogaster galur
murni/normal (wildtype), mutan, ataupun jenis
Saat ini, para peneliti di dunia telah menggunakan transgenik. Keberhasilan untuk menentukan jenis
organisme model D. melanogaster sebagai genotip lalat yang digunakan akan memberikan
platform in vivo untuk melakukan skrining kesan bahwa penelitian telah dilakukan secara
kandidat obat secara paripurna pada satu hewan ilmiah.
utuh (whole animal) (Pandey & Nichols, 2011). Sesuai dengan tujuan penulisan, artikel ini
Dengan menggunakan organisme tersebut sebagai menitikberatkan pembahasannya pada potensi D.
model penyakit pada manusia, informasi mengenai melanogaster sebagai organisme model karena
efek suatu obat dapat diobservasi secara kemiripannya yang cukup besar dengan manusia.
menyeluruh dalam waktu yang lebih singkat dan Sejalan dengan pemikiran ini, sebuah publikasi
menggunakan biaya yang relatif lebih murah. yang berisi informasi mengenai daftar obat-obat
Keampuhan penggunaan Drosophila sebagai yang menempati target/reseptor dan/atau memiliki
model uji dalam penemuan obat baru telah mekanisme aksi yang serupa baik pada Drosophila
dibuktikan oleh keberhasilan grup Ross Cagan maupun manusia telah diterbitkan oleh
dalam menemukan Vandetanib (ZD6474). Obat ini Fernández‐Hernández et al. (2016). Literatur ini
berhasil diidentifikasi menggunakan model uji sangat bermanfaat untuk dibaca oleh para peneliti
lalat buah (Vidal et al., 2005) dan selanjutnya yang tertarik menggunakan Drosophila sebagai
sejak tahun 2011 memperoleh persetujuan Food platform in vivo dalam skrining kandidat obat baru.
and Drug Administration (FDA) Amerika untuk Terlepas dari potensinya yang sangat besar, perlu
digunakan dalam pengobatan karsinoma tiroid untuk dipahami bahwa apapun organisme model
medular. yang digunakan dalam riset penemuan obat, tidak
Untuk menguji efek farmakologis kandidat obat ada satupun yang betul-betul memberikan
baru, rute pemberian perlu untuk diperhitungkan. kemiripan mutlak dengan manusia. Berbagai
Adapun rute pemberian obat yang dapat digunakan proses pada tingkat sel seperti penggunaan glukosa
dalam pengujian menggunakan lalat buah D. untuk menghasilkan energi, aktivasi jalur sinyal
melanogaster sangat bergantung pada jenis fase (signaling pathways) via reseptor, mekanisme
hidup Drosophila yang digunakan. Misalnya, pada apoptosis, peran autofagi dalam kondisi
saat menggunakan embrio, peneliti memberikan mikronutrisi, aktivasi sistem imunitas alamiah
senyawa uji menggunakan metode permeabilisasi (innate immunity), hingga mekanisme timbulnya
sedangkan ketika menggunakan larva, senyawa penyakit terkait genetik, dapat dipelajari
kandidat obat dapat diberikan melalui pakan menggunakan D. melanogaster dan telah
(terlarut dalam pakan padat untuk pemberian dibuktikan secara eksperimental terjadi pula pada
jangka panjang atau terdispersi pada pasta ragi manusia. Tetapi, perbedaan mendasar antara D.
untuk pemberian jangka pendek). Serupa dengan melanogaster dan manusia pada tingkat organ dan
pengujian pada larva, senyawa uji juga dapat organisasi tubuh membatasi penggunaan
diberikan kepada lalat dewasa melalui pakan. Tapi, organisme model ini dalam proses penemuan obat.
beberapa metode tambahan dapat pula digunakan Misalnya, ketiadaan pembuluh darah pada D.
pada lalat dewasa. Misalnya kandidat obat yang melanogaster menyulitkan penelitian untuk
akan diuji dapat diberikan dalam bentuk uap menyelidiki obat-obat baru yang memberikan efek
(vapor), dicampur dengan pakan, atau diinjeksi ke hemostasis. Contoh lainnya, hingga saat ini D.
dalam tubuh D. melanogaster. Selain itu, kertas melanogaster diketahui tidak memiliki sistem
penyaring (filter paper) yang telah dijenuhkan imun adaptif (berupa sel limfosit B dan T)
dengan obat (yang telah dilarutkan dalam glukosa) sehingga obat-obat yang beraksi melalui aktivasi
dapat pula diberikan selama waktu tertentu maupun de-aktivasi jalur sinyal pada kedua sel
(Pandey & Nichols, 2011). sistem imun adaptif tersebut tidak dapat dipelajari
menggunakan organisme model D. melanogaster.
61
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
62
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
Brandt, A., & Vilcinskas, A. (2013). The fruit fly Drosophila melanogaster for
Drosophila melanogaster as a model for physiological studies. J Vis Exp.(33),
aging research. In A. Vilcinskas (Ed.), 1596. doi: 10.3791/1596
Yellow Biotechnology I: Insect De Gregorio, E., Spellman, P. T., Tzou, P., Rubin,
Biotechnologie in Drug Discovery and G. M., & Lemaitre, B. (2002). The Toll
Preclinical Research (pp. 63-77). Berlin, and Imd pathways are the major regulators
Heidelberg: Springer Berlin Heidelberg. of the immune response in Drosophila.
Breyer, M. D., Look, A. T., & Cifra, A. (2015). EMBO J., 21(11), 2568-2579. doi:
From bench to patient: model systems in 10.1093/emboj/21.11.2568
drug discovery. Dis Model Mech., 8(10), Dubnau, J., & Tully, T. (1998). Gene discovery in
1171-1174. doi: 10.1242/dmm.023036 Drosophila: New insights for learning and
Brumby, A. M., & Richardson, H. E. (2005). memory. Annu Rev Neurosci., 21(1), 407-
Using Drosophila melanogaster to map 444. doi: 10.1146/annurev.neuro.21.1.407
human cancer pathways. Nat Rev Cancer, Ekowati, H., Arai, J., Damana Putri, A. S., Nainu,
5, 626. doi: 10.1038/nrc1671 F., Shiratsuchi, A., & Nakanishi, Y.
Buchon, N., Silverman, N., & Cherry, S. (2014). (2017). Protective effects of Phaseolus
Immunity in Drosophila melanogaster - vulgaris lectin against viral infection in
from microbial recognition to whole- Drosophila. Drug Discov Ther., 11(6),
organism physiology. Nat Rev Immunol., 329-335. doi: 10.5582/ddt.2017.01071
14, 796. doi: 10.1038/nri3763 Elrod-Erickson, M., Mishra, S., & Schneider, D.
Carroll, S. B. (1995). Homeotic genes and the Interactions between the cellular and
evolution of arthropods and chordates. humoral immune responses in Drosophila.
Nature, 376, 479. doi: 10.1038/376479a0 Curr Biol., 10(13), 781-784. doi:
Chien, S., Reiter, L. T., Bier, E., & Gribskov, M. 10.1016/S0960-9822(00)00569-8
(2002). Homophila: human disease gene Fernández‐Hernández, I., Scheenaard, E.,
cognates in Drosophila. Nucleic Acid Res., Pollarolo, G., & Gonzalez, C. (2016). The
30(1), 149-151. translational relevance of Drosophila in
Choma, M. A., Suter, M. J., Vakoc, B. J., Bouma, drug discovery. EMBO rep., 17(4), 471-
B. E., & Tearney, G. J. (2011). 472. doi: 10.15252/embr.201642080
Physiological homology between Franc, N. C., Heitzler, P., Alan B., R., Ezekowitz,
Drosophila melanogaster and vertebrate & White, K. (1999). Requirement for
cardiovascular systems. Dis Model Mech., Croquemort in phagocytosis of apoptotic
4(3), 411-420. doi: 10.1242/dmm.005231 cells in Drosophila. Science, 284(5422),
Christofi, T., & Apidianakis, Y. (2013). 1991-1994. doi:
Drosophila and the hallmarks of cancer. In 10.1126/science.284.5422.1991
A. Vilcinskas (Ed.), Yellow Biotechnology Giacomotto, J., & Ségalat, L. (2010).
I: Insect Biotechnologie in Drug High‐throughput screening and small
Discovery and Preclinical Research (pp. animal models, where are we? Br J
79-110). Berlin, Heidelberg: Springer. Pharmacol., 160(2), 204-216. doi:
Christofori, G., & Semb, H. (1999). The role of the doi:10.1111/j.1476-5381.2010.00725.x
cell-adhesion molecule E-cadherin as a Gibson, G., & Muse, S. (2009). A primer of
tumour-suppressor gene. Trend Biochem genome science (3rd ed.). New York:
Sci., 24(2), 73-76. doi: 10.1016/S0968- Oxford University Press Inc.
0004(98)01343-7 Gold, K. S., & Brückner, K. (2015). Macrophages
Chung, Y.-S. A., & Kocks, C. (2011). Recognition and cellular immunity in Drosophila
of pathogenic microbes by the Drosophila melanogaster. Sem Immunol., 27(6), 357-
phagocytic pattern recognition receptor 368. doi: 10.1016/j.smim.2016.03.010
Eater. J Biol Chem., 286(30), 26524- Gonzalez, C. (2013). Drosophila melanogaster: a
26532. doi: 10.1074/jbc.M110.214007 model and a tool to investigate malignancy
Cooper, A. S., Rymond, K. E., Ward, M. A., and identify new therapeutics. Nat Rev
Bocook, E. L., & Cooper, R. L. (2009). Cancer, 13, 172. doi: 10.1038/nrc3461
Monitoring heart function in larval
63
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
64
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
Men, T. T., Thanh, D. N. V., Yamaguchi, M., Microbiol., 150(7), 2347-2355. doi:
Suzuki, T., Hattori, G., Arii, M., et al. doi:10.1099/mic.0.27116-0
(2016). A Drosophila model for screening Nonaka, S., Ando, Y., Kanetani, T., Hoshi, C.,
antiobesity agents. BioMed Res Int., 2016, Nakai, Y., Nainu, F., et al. (2017).
10. doi: 10.1155/2016/6293163 Signaling pathway for phagocyte priming
Merkling, S. H., & van Rij, R. P. (2013). Beyond upon encounter with apoptotic cells. J Biol
RNAi: Antiviral defense strategies in Chem. doi: 10.1074/jbc.M116.769745
Drosophila and mosquito. J Insect Physiol, Nonaka, S., Nagaosa, K., Mori, T., Shiratsuchi, A.,
59(2), 159-170. doi: & Nakanishi, Y. (2013). Integrin αPS3/βν-
https://doi.org/10.1016/j.jinsphys.2012.07. mediated phagocytosis of apoptotic cells
004 and bacteria in Drosophila. J Biol Chem.,
Miles, W. O., Dyson, N. J., & Walker, J. A. 288(15), 10374-10380. doi:
(2011). Modeling tumor invasion and 10.1074/jbc.M113.451427
metastasis in Drosophila. Dis Model Ocorr, K., Vogler, G., & Bodmer, R. (2014).
Mech., 4(6), 753-761. doi: Methods to assess Drosophila heart
10.1242/dmm.006908 development, function and aging.
Musselman, L. P., & Kühnlein, R. P. (2018). Methods, 68(1), 265-272. doi:
Drosophila as a model to study obesity and 10.1016/j.ymeth.2014.03.031
metabolic disease. J Exp Biol., 221(Suppl Olivier, J. P., Raabe, T., Henkemeyer, M.,
1). doi: 10.1242/jeb.163881 Dickson, B., Mbamalu, G., Margolis, B.,
Myllymäki, H., Valanne, S., & Rämet, M. (2014). et al. (1993). A Drosophila SH2-SH3
The Drosophila Imd signaling pathway. J adaptor protein implicated in coupling the
Immunol., 192(8), 3455-3462. doi: sevenless tyrosine kinase to an activator of
10.4049/jimmunol.1303309 Ras guanine nucleotide exchange, Sos.
Nainu, F., Shiratsuchi, A., & Nakanishi, Y. (2017). Cell, 73(1), 179-191. doi: 10.1016/0092-
Induction of apoptosis and subsequent 8674(93)90170-U
phagocytosis of virus-infected cells as an Palanker Musselman, L., Fink, J. L., Narzinski, K.,
antiviral mechanism. Front Immunol., Ramachandran, P. V., Sukumar
8(1220). doi: 10.3389/fimmu.2017.01220 Hathiramani, S., Cagan, R. L., et al.
Nainu, F., Tanaka, Y., Shiratsuchi, A., & (2011). A high-sugar diet produces obesity
Nakanishi, Y. (2015). Protection of insects and insulin resistance in wild-type
against viral infection by apoptosis- Drosophila. Dis Model Mech., 4(6), 842-
dependent phagocytosis. J Immunol., 849. doi: 10.1242/dmm.007948
195(12), 5696-5706. doi: Panayidou, S., Ioannidou, E., & Apidianakis, Y.
10.4049/jimmunol.1500613 (2014). Human pathogenic bacteria, fungi,
Nakanishi, Y., Nagaosa, K., & Shiratsuchi, A. and viruses in Drosophila: Disease
(2011). Phagocytic removal of cells that modeling, lessons, and shortcomings.
have become unwanted: Implications for Virulence, 5(2), 253-269. doi:
animal development and tissue 10.4161/viru.27524
homeostasis. Dev Growth Differ., 53(2), Panchal, K., & Tiwari, A. K. (2017). Drosophila
149-160. doi: doi:10.1111/j.1440- melanogaster “a potential model
169X.2010.01224.x organism” for identification of
Nässel, D. R., Kubrak, O. I., Liu, Y., Luo, J., & pharmacological properties of plants/plant-
Lushchak, O. V. (2013). Factors that derived components. Biomed
regulate insulin producing cells and their Pharmacother, 89, 1331-1345. doi:
output in Drosophila. Front Physiol., 4, https://doi.org/10.1016/j.biopha.2017.03.0
252. doi: 10.3389/fphys.2013.00252 01
Needham, A. J., Kibart, M., Crossley, H., Ingham, Pandey, U. B., & Nichols, C. D. (2011). Human
P. W., & Foster, S. J. (2004). Drosophila disease models in Drosophila
melanogaster as a model host for melanogaster and the role of the fly in
Staphylococcus aureus infection. therapeutic drug discovery. Pharmacol.
65
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
66
Nainu/Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2018; 4 (1): 50-67
Sun, Y., Yolitz, J., Wang, C., Spangler, E., Zhan, Saldanha & M. Jalali (Eds.), Basic Science
M., & Zou, S. (2013). Aging studies in Methods for Clinical Researchers (pp.
Drosophila Melanogaster. In T. O. 211-234). Boston: Academic Press.
Tollefsbol (Ed.), Biological Aging: Wangler, M. F., Yamamoto, S., & Bellen, H. J.
Methods and Protocols (pp. 77-93). (2015). Fruit flies in biomedical research.
Totowa, NJ: Humana Press. Genetics, 199(3), 639-653. doi:
Taghli-Lamallem, O., Plantié, E., & Jagla, K. 10.1534/genetics.114.171785
(2016). Drosophila in the heart of Willoughby, L. F., Schlosser, T., Manning, S. A.,
understanding cardiac diseases: Modeling Parisot, J. P., Street, I. P., Richardson, H.
channelopathies and cardiomyopathies in E., et al. (2013). An in vivo large-scale
the fruitfly. J Cardiovasc Dev Dis., 3(1), 7. chemical screening platform using
Ugur, B., Chen, K., & Bellen, H. J. (2016). Drosophila for anti-cancer drug discovery.
Drosophila tools and assays for the study Dis Model Mech., 6(2), 521-529. doi:
of human diseases. Dis Model Mech., 9(3), 10.1242/dmm.009985
235-244. doi: 10.1242/dmm.023762 Wolf, M. J., & Rockman, H. A. (2011).
Usmar, U., Arfiansyah, R., & Nainu, F. (2017). Drosophila, genetic screens, and cardiac
Sensor asam nukleat sebagai aktivator function. Circ Res., 109(7), 794-806. doi:
imunitas intrinsik terhadap patogen 10.1161/circresaha.111.244897
intraseluler. Galenika Journal of Xu, J., & Cherry, S. (2014). Viruses and antiviral
Pharmacy, 3(2), 174-190. immunity in Drosophila. Dev Comp
Valanne, S., Wang, J.-H., & Rämet, M. (2011). Immunol., 42(1),
The Drosophila Toll signaling pathway. J 10.1016/j.dci.2013.1005.1002. doi:
Immunol., 186(2), 649-656. doi: 10.1016/j.dci.2013.05.002
10.4049/jimmunol.1002302 Yamamoto, S., Jaiswal, M., Charng, W.-L.,
Venken, K. J. T., & Bellen, H. J. (2007). Gambin, T., Karaca, E., Mirzaa, G., et al.
Transgenesis upgrades for Drosophila (2014). A Drosophila genetic resource of
melanogaster. Development, 134(20), mutants to study mechanisms underlying
3571-3584. doi: 10.1242/dev.005686 human genetic diseases. Cell, 159(1), 200-
Vidal, M., Wells, S., Ryan, A., & Cagan, R. 214. doi: 10.1016/j.cell.2014.09.002
(2005). ZD6474 suppresses oncogenic Zeidler, M. P., Bach, E. A., & Perrimon, N.
RET isoforms in a Drosophila model for (2000). The roles of the Drosophila
type 2 multiple endocrine neoplasia JAK/STAT pathway. Oncogene, 19, 2598.
syndromes and papillary thyroid doi: 10.1038/sj.onc.1203482
carcinoma. Cancer Res., 65(9), 3538- Zheng, Y., Ley, S. H., & Hu, F. B. (2017). Global
3541. doi: 10.1158/0008-5472.can-04- aetiology and epidemiology of type 2
4561 diabetes mellitus and its complications.
Vogel, H. G., & Vogel, W. H. (2013). Drug Nat Rev Endocrinol., 14, 88-98. doi:
discovery and evaluation: 10.1038/nrendo.2017.151
Pharmacological assays: Springer Berlin Zhu, F., & Zhang, X. (2013). The Wnt signaling
Heidelberg. pathway is involved in the regulation of
Wang, L., Kounatidis, I., & Ligoxygakis, P. phagocytosis of virus in Drosophila. Sci
(2013). Drosophila as a model to study the Rep., 3, 2069. doi: 10.1038/srep02069
role of blood cells in inflammation, innate Zuberi, A., & Lutz, C. (2016). Mouse models for
immunity and cancer. Front Cell Infect drug discovery: Can new tools and
Microbiol., 3, 113. doi: technology improve translational power?
10.3389/fcimb.2013.00113 ILAR J., 57(2), 178-185. doi:
Wangler, M. F., & Bellen, H. J. (2017). In vivo 10.1093/ilar/ilw021
animal modeling: Drosophila In F. Y. L.
67