Sie sind auf Seite 1von 5

Simulasi CFD Perpindahan Panas Pada Heatsink Mikroprosesor

Aris Budi Harsanto 1


1
adalah Mahasiswa Magister Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract
Today's microprocessor technology develops very quickly. The speed of the
computing process has become a necessity for mankind. With the faster performance
computing will give rise to the heat concentration effect on the microprocessor
component. Each type of microprocessor components have tolerance limits of
operational heat, and when the heat exceeds the recommended threshold then the
microprocessor performance will be disrupted and result in computational capabilities
will decline, abnormal may even cause permanent damage. So to overcome this
problem, they invented refrigeration equipment to cool the microprocessor known as
the heatsink. Simulation heatsink performed using CFD software: Fluent with forced
flow of air by a fan at a speed of 7.5 m / s (90 CFM), heat input at the base / base of the
heatsink (the microprocessor) at 100 W and the heatsink is made of aluminum material.
From the simulation and analysis above it can be deduced: CFD Simulations with
FLUENT software is very useful help to explain the details of heat transfer phenomena
that occur in applications heatsink; With heating load of 100 watts at the base of
heatsinks, heatsinks highest temperature reached 47 K and the total enthalpy of the
process heat transfer at 48516.5 j / kg; each blade fin temperature distribution is not
uniform, where the nearest fin blade with a heat source (base) experienced higher
temperature fluctuations than in the bar fin furthest from the heat source; With the
forced convection air flow by fan, the heat transfer process in the more effective
heatsink.

Keywords: CFD, heatsink, Microprocessor

PENDAHULUAN permasalahan tersebut, dibuatlah


Teknologi mikroprosesor dewasa peralatan pendingin untuk mendinginkan
ini berkembang dengan sangat cepat. mikroprosesor yang dikenal dengan nama
Kecepatan proses komputasi sudah heatsink. Heatsink biasanya terbuat dari
menjadi kebutuhan bagi umat manusia. material yang mudah menghantarkan
Dengan semakin cepat kinerja komputasi, panas yaitu aluminium atau tembaga. Dan
maka akan timbul dampak pemusatan biasanya untuk lebih mengoptimalkan
panas pada komponen mikroprosesor kinerja pendinginannya, hetsink
tersebut. Setiap jenis komponen dilengkapi fan/kipas untuk mengkonveksi
mikroprosesor mempunyai toleransi batas paksa permukaan heatsink dengan
panas operasional, dan apabila melebihi hembusan angin, sehingga panas yang
batas ambang panas yang berada pada heatsink akibat konduksi dari
direkomendasikan maka kinerja mikroprosesor dapat cepat dibuang keluar
mikroprosesor akan terganggu dan ke lingkungan. Untuk mempercepat
mengakibatkan kemampuan transfer panas, heatsink dibuat bersirip-
komputasinya akan menurun, abnormal sirip (fins), karakteristik sirip juga
bahkan dapat menimbulkan kerusakan menentukan tingkat transfer panas.
permanen. Maka untuk menanggulangi Dengan demikian, kinerja optimal heat

Agritek Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 SIMULASI CFD PERPINDAHAN ........ 1


sink bisa diperoleh melalui optimasi 2) Solver Execution, yaitu penentuan
desain yang untuk memaksimalkan model penyelesaian numerik dan kondisi
transfer panas dan meminimalkan batas
penurunan tekanan. Untuk mencapai 3) Post-Processing, yaitu analisis dari
desain heatsink yang optimum yaitu untuk simulasi yang telah berhasil dilakukan
perpindahan panas yang efektif, metode Untuk dapat memperkirakan bagaimana
yang lebih akurat dan teknis harus fenomena perpindahan panas pada
diidentifikasi. Analisis dan formulasi heatsink, akan didasarkan pada model
empiris untuk efisiensi sirip, penurunan matematis yang berdasar pada konsep
tekanan dan koefisien perpindahan panas konservasi (hukum kekekalan). Konsep
telah banyak diteliti untuk menentukan konservasi tersebut adalah:
dan memperoleh desain heat sink yang
optimal, Arularasan R et. al [6] telah Kesetimbangan Massa dan Momentum :
membuat penelitian tentang pengaruh
ketebalan, tinggi, dan profil sirip yang (1)
optimal untuk penghantaran panas yang Momentum dalam arah sumbu –X:
lebih baik dari sebuah susunan sirip
persegi panjang. R. J. Yang [8]
menyimpulkan bahwa kinerja
pendinginan heat sink tergantung pada Momentum dalam arah sumbu –Y:
sejumlah parameter termasuk ketahanan
konduksi termal, dimensi, lokasi dan
(2)
konsentrasi sumber panas serta kondisi
Momentum dalam arah sumbu –Y:
aliran udara. Copeland [1] menyimpulkan
bahwa metode karakterisasi untuk heat
sink telah menjadi topik diskusi dari (3)
indistri pembuat heatsink yang telah Besaran Energi :
menerapkan standard dan interpretasi
berbeda atau untuk menentukan
(4)
karakteristik heat sink yang ideal.
dengan:
Sementara Culhamand J. R et. al. [2] telah
menyajikan sebuah prosedur yang (5)
memungkinkan parameter desain heat Dimana ρ adalah densitas, u,v dan w
sink berdasarkan minimalisasi entropi adalah komponen kecepatan, adalah
yang berhubungan dengan perpindahan vektor kecepatan, P adalah tekanan, τ
panas dan gesekan fluida. Dalam adalah tegangan viskos, dan S adalah
beberapa tahun terakhir, simulasi sumber lain, maka:
komputasi (CFD) telah digunakan sebagai
sarana untuk mensimulasikan kinerja
heatsink, dengan tujuan untuk (6)
mendapatkan karakteristik ideal dan
optimal dari heatsink.
(7)
PEMODELAN DAN SIMULASI
Langkah-langkah dalam simulasi CFD : (8)
1) Pre-Processing yaitu pemodelan dari
objek (9)

Agritek Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 SIMULASI CFD PERPINDAHAN ........ 2


(10)

(11)

Dimana µ adalah viskositas dinamis, Ф


adalah disipasi viskos, λ adalah viskositas
kedua yang besarnya : Gambar. 2. Kontur temperatur statik

(12) Gambar 1, 2 dan 3 adalah simulasi


Disipasi viskos dirumuskan : distribusi temperatur statik pada heatsink,
dimana pada gambar 1. nampak gradasi
warna biru ke kuning, warna biru
menunjukkan tempat input konveksi
(13) paksa oleh fan. Pada base heatsink
(bagian bawah), dengan beban pemanasan
Dengan total enthalpy (H) : sebesar 100 W, menunjukkan derajat
temperatur sebesar 347 K, sisi fin (sirip)
yang berjauhan dengan sisi masuk angin
(fan) menunjukkan derajat temperatur
(14) (kuning) 333 K, sedangkan fin disekitar
fan (biru) menunjukkan derajat
Dimana i adalah internal energi, dan E temperatur kisaran 300 K, terdapat
adalah total energi. kesamaan dengan hasil yang diteliti oleh
Simulasi heatsink dilakukan R.Mohan [4]. Di sini, perpindahan panas
menggunakan software FLUENT dengan dari sumber panas (base) dasar heatsink
aliran paksa udara oleh kipas dari depan menuju ke fin, terjadi secara konduksi,
pada kecepatan 7,5 m/s (90 CFM) dan dan perpindahan panas dari hembusan
input panas pada base/dasar heatsink (dari udara (fan) ke fin (heatsink) terjadi secara
mikroprosesor) sebesar 100 W dan konveksi. Dimana beban energi
Material heatsink terbuat dari aluminium. pemanasan pada base heatsink sebesar
Dimensi dan geometri dari heatsink 0.16710059 watt dan beban energi
dapat dilihat pada gambar diwabah : konveksi paksa fan sebesar 0.16684382
watt. Dengan enthalpi total dari proses
perpindahan panas sebesar 48516,5 j/kg.

Gambar. 1. Geometri Heatsink

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari simulasi CFD yang telah
dilakukan diperoleh gambaran Gambar. 3. Kontur temperatur statik
perpindahan panas pada heatsink :

Agritek Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 SIMULASI CFD PERPINDAHAN ........ 3


Gambar 6. menunjukkan distribusi
temperatur sisi outflow aliran udara pada
heatsink, yang diambil pada fin bagian
tengah dan fin bagian samping terluar.
Dari sini terlihat bahwa dalam satu bilah
fin terjadi distribusi perubahan temperatur
yang menunjukkan penurunan seiring
semakin menjauhi sumber panas (base)
[7]. Karena bilah fin bagian tengah
Gambar. 4. Kontur temperatur statik
memiliki jarak terdekat dengan sumber
panas dan masih terjangkau hembusan
Laju aliran massa udara dari
udara dari fan, maka pada fin ini terjadi
hembusan fan dengan kecepatan aliran
perbedaan temperatur yang drastis pada
udara 7,5 m/s sebesar 9.365e-09 kg/s.
sisi bawah dan atas, dengan selisih
Dari gambar 5. dapat terlihat bahwa
temperatur mencapai 21 K. Tetapi pada
terdapat aliran balik (back flow) udara
bilah fin terluar karena letaknya jauh dari
pada sisi-sisi samping fin yang
sumber panas dan sedikit sekali mendapat
disebabkan arah aliran udara membentur
hembusan udara, maka temperaturnya
sisi samping fin. Benturan aliran udara
relatif seragam di angka 333-334 K.
dengan sisi samping fin inilah yang
mengkonveksi paksa udara, dan
Distribusi Temperatur Fin
membawa panas dari permukaan 340
Fin Tengah
338
(samping) fin ke udara bebas 336 Fin Pinggir
334
(lingkungan). Sebagian aliran udara ada 332
Temperatur (K)

330
yang menerobos melewati celah-celah 328
326
diantara fin, disini udara juga membawa 324
322
panas dari permukaan celah fin bagian 320

dalam ke udara bebas (lingkungan), tetapi 318


316

kuantitas dan kecepatannya tidak setinggi 314


0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6
di bagian fin samping luar. Sehingga Panjang Fin (cm) - [bawah ke atas ]

perpindahan panas optimal terjadi pada Gambar. 6. Distribusi temperatur fin


sisi bagian samping fin yang berdekatan tengah & luar
dengan fan [5]. Hal ini dapat dilihat dari
kontur temperatur (gambar.3) yang KESIMPULAN
menunjukkan adanya selisih temperatur Dari simulasi dan analisis diatas
antara fin pada sisi masuk aliran udara dapat ditarik kesimpulan :
dengan fin pada bagian dalam. 1. Simulasi CFD dengan bantuan
software Fluent sangat berguna untuk
menjelaskan detail fenomena
perpindahan panas yang terjadi pada
aplikasi heatsink.
2. Dengan beban pemanasan sebesar 100
watt pada base heatsink, suhu
tertinggi heatsink mencapai 47 K dan
enthalpi total dari proses perpindahan
panas sebesar 48516,5 j/kg.
3. Distribusi temperatur tiap bilah fin
Gambar. 5. Vektor kecepatan udara (fan)
tidak seragam, dimana bilah fin

Agritek Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 SIMULASI CFD PERPINDAHAN ........ 4


4. terdekat dengan sumber panas (base) mengalami fluktuasi temperatur yang lebih
tinggi dari pada bilah fin terjauh dari sumber panas.
5. Dengan adanya konveksi paksa aliran udara oleh fan, proses perpindahan panas
pada heatsink semakin efektif.
Simulasi dapat dikembangkan dengan variasi arah konveksi paksa aliran udara oleh
fan yang berasal dari sisi atas heatsink.

DAFTAR PUSTAKA
Arularasan R. and Velraj R. (2008), Management, Vol. 18 No.1, pp
”CFD Analysis In A Heat Sink 27-36.
Fot Cooling Of Electronic R. J. Yang and L-M-Fu, (2001) “Thermal
Devices”, International Journal and flow analysis of a heated
of The Computer, the Internet electronic component,”
and Management Vol. 16.No.3 International Journal of Heat
pp 1-11. and Mass Transfer, pp. 2261-
--------------------------------------, (2008) 2275, volume 44.
“CFD analysis in a heat sink for Savithri Subramanyam, Keith E. Crowe
cooling electronic devices”, (2006), “Rapid design of heat
International Journal of the sinks for electronic cooling
Computer, the Internet and computational and experimental
Management 1-11 R. tools”, IEEE Symposium 243-
Copeland, D. (2000). “Optimization of 251 .
parallel plate heat sinks for
forced convection”, IEEE
Semiconductor thermal
measurement and management
symposium, San Jose, USA,
March, pp 266-272.
Culhamand J. R and Muzychka Y. S
(2001), “Optimization of Plate
Fin Heat Sinks Using Entropy
Generation Minimization”,
IEEE transactions on
components and packaging
technologies, vol. 24, no. 2, June
PP 159-1651.
R.Mohan, (2010) “Thermal analysis of
CPU with composite pin fin
heatsink”, International Journal
of Engineering Science and
Technology Vol. 2(9), 2010,
4051-4062.
R.Mohan and P.Govindarajan, (2010)
“Thermal Analysis of CPU with
variable Heat Sink Base Plate
Thickness using CFD”,
International Journal of the
Computer, the Internet and

Agritek Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 SIMULASI CFD PERPINDAHAN ........ 5

Das könnte Ihnen auch gefallen