Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Terjemahan :
Seorang anak laki-laki umur 6 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Fatimah dengan
riwayat satu minggu demam tinggi intermittent, sakit kepala, malaise, nausea, dan nyeri
epigastrium. Pemeriksaan fisik menunjukkan nyeri di kuadran kanan atas dan perut bagian
bawah. Hepar dan limpa tidak teraba dan suhu tubuh adalah 1000F. Pemeriksaan
ultrasonogram daerah abdomen menunjukkan hepatomegali 11 cm dan ukuran limpa
membesar 8.9 cm. Analisis hematologi jumlah leukosit 5.600 sel/ml (harga normal 3.500-
10.000 sel/ml) dan jumlah trombosit adalah 150.000 sel/ml.
Tingkat sedimentasi eritrosit adalah 1 24 mm / jam, dan tingkat hemoglobin adalah
11,5 g / dl, pengujian Widal mengungkapkan serum pasien itu agglutinated nilai O titer adalah
1: 320 dilusi dan H nilai titer adalah 1: 640 dilusi. Laporan analisis urin : sel nanah 2-3; sesekali
RBC; sel epitel 1-2; garam empedu dan pigmen empedu negatif; dan sel-sel bakteri
negatif. kultur darah negatif yang tidak memiliki riwayat terapi antimikroba dalam tujuh hari
sebelumnya.
Pasien menerima civell intravena pada 200 mg per hari bersama dengan Ranitidine
dan Pantoprazole dalam dua dosis terbagi, dan sirup parasetamol oral setiap empat jam
sekali sampai suhu axiliary di bawah 100 ° F selama minimal 24 jam. Terapi ini kemudian
dipertahankan untuk tambahan lima hari pada dosis yang sama.
TUGAS:
Malaise
Mual
Nyeri epigastrium
:
Pemeriksaan fisik nyeri di kuadran kanan atas dan perut
bagian bawah
8.9 cm
: Analisis hematologi jumlah leukosit 5.600 sel/ml (harga normal
Status (Diagnosa)
3.500-10.000 sel/ml) dan jumlah trombosit adalah 150.000
Penyakit
sel/ml.
Tingkat sedimentasi eritrosit adalah 1 24 mm / jam, dan
tingkat hemoglobin adalah 11,5 g / dl, pengujian Widal
mengungkapkan serum pasien itu agglutinated nilai O titer
adalah 1: 320 dilusi dan H nilai titer adalah 1: 640 dilusi. Laporan
analisis urin : sel nanah 2-3; sesekali RBC; sel epitel 1-2; garam
empedu dan pigmen empedu negatif; dan sel-sel bakteri negatif.
kultur darah negatif yang tidak memiliki riwayat terapi
antimikroba dalam tujuh hari sebelumnya.
belum
: - Dengan tes widal yang didapatkan, pasien mengalami infeksi
Pemantauan Lab bakteri Salmonella karena adanya aglutinasi. Interpretasinya :
1. titer tinggi dari O (≥ 1: 160) menyatakan bahwa adanya infeksi
akut/ sedang terinfeksi pasien ini mempunyai titer tinggi yaitu
1 :320
refluks gastroesofagus.
- Monitoring penggunaan antibiotik
Monitoring terkait - Monitoring electrolit
- Monitoring data lab dan klinis kembali normal
Efikasi
: - Monitoring suhu tubuh sudah turun apa tidak
Dengan pemberian antiemetik ranitidine mengatasi gejala
menyebabkan hepatotoksik
NAMA DAN TANDA TANGAN
APOTEKER:
2. Bagaimana interpretasi dari hasil tes Widal pada pasien anak diatas?
Pemeriksaan widal bertujuan untuk mendeteksi adanya antibodi (kekebalan
tubuh) terhadap kuman Salmonela dengan cara mengukur kadar aglutinasi antibodi
terhadap antigen O dan H dalam sampel darah.
Pada hasil tes widal telah didapatkan bahwa pasien ini mengalami infeksi bakteri
karena adanya aglutinasi dari hasil tes widal ini.
dengan tes widal yang didapatkan, pasien mengalami infeksi bakteri Salmonella karena
adanya aglutinasi. Interpretasinya :
1. titer tinggi dari O (≥ 1: 160) menyatakan bahwa adanya infeksi, pasien ini mempunyai
titer tinggi yaitu 1 :320
2. titer tinggi dari H (≥ 1: 160) menunjukkan pasien pernah mengalami imunisasi / infeksi
beberapa waktu terakhir. pasien ini titer nya 1 : 640
IgG antibodi (serum aglutinin) meningkat tajam pada minggu kedua dan ketiga dari
infeksi salmonella
- (Dua serum 4x titer antibodi signifikan)
3. Lakukan analisis terhadap gejala yang terjadi ? Mengapa terjadi pembesaran hepar dan
limpa ?
dari gejala yang terjadi pasien mengalami penyakit demam tifoid tanpa
komplikasi akut (riwayat satu minggu demam intermiten tingkat yang sudah tinggi, sakit
kepala, malaise, mual, dan nyeri epigastrium )
Dan dari hasil ultrasonogram perut mengungkapkan hepatomegali (11 cm) dan ukuran
limpa diperbesar 8,9 cm.
Nyeri ini terjadi karena pembengkakan hati dan limpa yang dapat menimbulkan
rasa sakit di perut yaitu pada ulu hati. Pembengkakan hati dan limpa terjadi karena
kuman telah menyebar (bakteremia pertama yang asimptomatik) ke organ
retikuloendotelial tubuh. Di dalam hati, kuman masuk di dalam empedu kuman dapat
berkembang baik karena kandung empedu merupakan organ yang sensitif terhadap S.
Typhi dan bersama cairan empedu diekskresikan secara intermittent ke dalam lumen
usus. Nyeri pada ulu hati dapat menyerupai gejala sakit lambung (sakit maag).
Untuk pantoprazole (PPI blok sekresi asam lambung) yang diberikan dalam
dua dosis tebagi sudah tepat. Pada pantoprazole disarankan dosis >80 mg/hr diberikan
dalam dua dosis terbagi
Untuk penggunaan civell yang mengandung ciprofloxacin intravena pada anak
sudah sesuai 200 mg/100ml . Namun penggunaan ciprofloxacin perlu dimonitoring
karena terdapat efek samping pada sistem saraf : gangguan penglihatan, gangguan
pengecapan dan penciuman, insomnia, halusinasi, tremor, pusing, dan sakit kepala.
=======
A. Lakukan analisis terhadap terapi yang diberikan ? Apakah sudah tepat ?
- Pemberian paracetamol sirup untuk mengatasi nyeri di hpar dan hati dengan dosis 5ml
3x/hari
- Pemberian civell infus yang mengandung ciprofloxacin gol.floroquinolon digunakan
sebagai antibiotik kuman salmonela typhy.
- Ranitidine digunakan untuk mengatasi nyeri epigastrium dengan pemberian 150 mg
(oral) diberikan dua dosis terbagi 2x sehari
- Pentoprazol tidak dianjurkan digunakan untuk anak dibawah 8 tahun
B. Bagaimana manajemen untuk mencegah carier?
Untuk mencegah carier pada pasien demam typhoid ini denagn pemberian cipfroploxain
750 mg dengan pemberian selama minimal 7 hari. Pemberian teraapi selain cipro dapat
menggunakan amoxicillin 500 mg dan dikombinasikan dengan 250 mg 2x sehari