Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Dosen Pengampu:
Intan Komalasari, APP, M. Kes
Oleh:
Kelompok 1
Tingkat 2A
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ········································································ ii
DAFTAR ISI ··················································································· iii
BAB I PENDAHULUAN····································································· 1
1.1. Latar Belakang············································································· 1
1.2. Rumusan Masalah ········································································ 1
1.3.Tujuan Penulisan ·········································································· 1
BAB II PEMBAHASAN······································································ 2
2.1. Kala 1 Proses Persalinan························································ 2
2.2. Kala 2 Proses Persalinan························································ 4
2.3. Kala 3 Proses Persalinan························································ 11
2.4 Kala 4 Proses Persalinan························································· 14
BAB III PENUTUP············································································ 17
3.1. Kesimpulan ······································································· 17
3.2.Saran ··············································································· 17
SOAL····························································································· 19
DAFTAR PUSTAKA·········································································· 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai
oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelepasan plasenta.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran
seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya
selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya.
Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi, disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
bersalin.
1.3 Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar ,ahasiswa dapat memahami dan mengetahui
proses menuju persalinan.
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah Grafik persalinan normal. Penurunan janin dan dilatasi serviks yang
trjadi pada saat yang sama.
a. Tahap laten
Fase laten atau persiapan dimulai pada awal kontraksi uterus teratur dirasakan dan
berakhir ketika dilatasi serviks yang cepat dimulai. Kontraksi selama fase ini ringan dan
singkat, yang berlangsung 20 sampai 40 detik. Penipisan serviks terjadi, dan leher rahim
melebarkan dari 0 sampai 3 cm. Fase ini berlangsung sekitar 6 jam di nulipara dan 4,5
jam pada multipara. Seorang wanita yang memasuki persalinan dengan serviks yang
belum matang akan memiliki laten yang lebih lama.
b. Tahap aktif
Selama fase aktif, dilatasi serviks terjadi lebih cepat, meningkat sampai 4-7 cm.
Kontraksi menjadi lebih kuat dengan durasi 40 sampai 60 detik, dan terjadi setiap 3
sampai 5 menit. Fase ini berlangsung sekitar 3 jam pada nulipara dan 2 jam pada
multipara.
Tahap aktif persalinan di grafik Friedman dapat dibagi ke dalam periode berikut:
1) Akselerasi (3 sampai 4 cm)
Terjadi dalam waktu 2 jam dan pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm.
2) Maksimum (4 sampai 8 cm)
Selama periode maksimum, hasil dilatasi serviks paling cepat, rata-rata 3,5 cm per jam
pada nulipara dan 5 sampai 9 cm per jam pada multipara.
3) Deselerasi
Pada tahap ini pembukaan menjadi lambat kembali dan pembukaan mencapai 9 cm.
c. Tahap Transisi
Selama fase transisi, kontraksi mencapai puncaknya, terjadi setiap 2 sampai 3 menit
dengan durasi 60 sampai 90 detik dan menyebabkan dilatasi serviks maksimum dari 9
sampai 10 cm. Jika membran sebelumnya tidak pecah atau telah pecah oleh amniotomi,
maka akan pecah saat dilatasi penuh (10 cm). Pada akhir fase ini, dilatasi sudah penuh
(10 cm) dan penipisan serviks telah terjadi. Saat seorang wanita mencapai akhir tahap ini
pada dilatasi 10 cm, sensasi baru (yaitu, dorongan tak tertahankan untuk mendorong)
akan terjadi.
Blood show merupakan tanda persalinan yangs udah dekat yang biasanya terjadi
dalam jangka 24-48 jam terakhir. Normalnya, darah yang keluar hanya beberapa tetes,
perdarahan yang lebih bnyak menunjukan penyebab yang abnormal.
Sikap (Habitus) Hubungan antara bagian-bagian janin yang satu dengan yang lain,
biasanya terhadap tulang punggungnya. Sikap fisiologis janin yakni badan dalam keadaan
kifosis sehingga punggung menjadi konveks, kepala hiperflexi sehingga dagu dekat
dengan dada, lengan bersilang didepan dada dan tali pusat terletak diantara ekstremitas.
Sikap defleksi ditandai dengan dagu menjauhi dada sehingga kepala akan menengadah
dan tulang punggung lordose .
2.2.5. Pengkajian Pada Kala II
Menurut (Patricia, 2005) selama tahap kedua persalinan perawat melakukan
pengkajian terhadap:
1. Kontraksi uterus
Dengan cara dipalpasi detiap terjadinya kontraksi atau secara kontinu. Saat
dilatasi serviks komplet, pada persalinan normal, kontraksi uterus terjadi setiap 2 menit,
durasi 60-75 detik, dan kuat.
2. Keadaan janin
3. Tekanan darah
4. Frekuensi nadi dan frekuensi pernapasan ibu setiap 5-15 menit.
5. Tingkat kenyamanan ibu dan motivasi selama fase mengejan.
6. Kebutuhan manajemen nyeri. Menajemen nyeri selama persalinan:
a. Nyeri selama tahap pertama persalinan disebabkan oleh peregangan serviks.
b. Nyeri selama tahap kedua persalinan disebabkan oleh peregangan vagina dan perineum.
c. Metode dan teknik yang bermacam-macam dapat digunakan untuk manajemen nyeri saat
persalinan.
d. Metode nonfarmakologi meliputi visualisasi, teknik relaksasi, pola pernapasan, dan
sentuhan.
7. Kebutuhan dorongan yang berasal dari orang terdekat.
Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan di sini terdapat hematoma retro
plasentair yang selanjutnya mengangkat plasenta dari dasarnya. Plasenta dengan hematoma
di atasnya sekarang jatuh ke bawah atau menarik lepas selaput janin. Bagian plasenta yang
nampak dalam vulva ialah permukaan futal, sedangkan hematoma sekarang terdapat dalam
kantong yang terputar balik. Pelepasan secara schultze paling sering dijumpai.
2. Secara Duncan
Pada pelepasan secara Duncan, pelepasan dimulai dari pinggir plasenta. Darah mengalir
keluar antara selaput janin dan dinding rahim, jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian
dari plasenta terlepas dan terus berlangsung sampai seluruh plasenta lepas. Plasenta lahir
dengan pinggirnya terlebih dahulu. Pelepasan secara Duncan terutama terjadi plasenta letak
rendah.
Uri yang sudah terlepas oleh kontraksi rahim akan didorong kebawah yang oleh rahim
dianggap sebagai benda asing. Hal ini dibantu pula oleh tekanan abdominal atau mengejan,
maka uri akan dilahirkan, 20% secara spontan, dan selebihnya memerlukan pertolongan.
Tangan kanan merengangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan
daerah diatas simfisis. Bila tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti
plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila tetap dan tidak masuk kembali
kedalam vagian, berarti plasenta lepas dari dinding uterus. Perasat ini hendaknya
dilakukan secara hati-hati, apabila hanya sebagian plasenta terlepas, perdarahan
banyak akan dapat terjadi (Prawirohardjo, 2002)
2. Perasat Strassman
Tangan kanan meregangkan dan menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetok-
ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan, berarti
plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila tidak terasa getaran,berarti telah lepas
dari dinding uterus (Prawirohardjo, 2002).
3) Perasat Klein
Wanita tersebut disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun kebawah, mengedannya
dihentikan dan tali pusat masuk kembali kedalam vagian berarti plasenta telah lepas dari
dinding uterus (Prawirohardjo, 2002).
2.3.2. Penatalaksanaan Aktif Kala III
1. Pemberian oksitosin dengan segera
2. Pengendalian tarikan pada tali pusat
3. Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir.
2.3.3 Pengkajian
Pengkajian pada kala III perawat mengkaji ibu dan bayinya.
1. Pengkajian awal pada bayi baru lahir mencakup hal-hal berikut:
a. Frekuensi pernapasan
b. Frekuensi nadi apical
c. Suhu tubuh
d. Warna kulit
e. Tali pusar
f. Usia kehamilan
g. Keriput/lipatan telapak kaki
3.1 Saran
Bagi ibu hamil:
Sebaiknya ibu hamil dalam proses kelahirannya dibantu dengan tenaga medis agar dalam
persalinannya dapat berjalan normal
Bagi penyusun;
Diharapkan penyusun lebih mendalami proses kelahiran dalam bidangnya.
3.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa tenaga medis harus mengetahui proses kelahiran agar bisa menolong persalinan
dengan baik dan benar.
Soal - Soal
1. Seorang ibu berusia 29 tahun, G1P0A0, kala III persalinan, bayi telah lahir 5 menit yang
lalu. Darah tiba-tiba menyembur, tali pusar memanjang. Apakah intervensi keperawatan
yang tepat untuk pasien diatas?
a. Masase verinium
b. Melakukan penarikan tali pusat
c. Melakukan inisiasi menyusui dini
d. Masase fundus uteri
e. Kolaborasi pemberian suntikan oksitosin 5 U IM
2. Ny. Mira umur 25 tahun PI AO AHI baru saja melahirkan bayinya secara spontan, keadaan
bayinya menangis kuat, kemerahan pada kulit dan tonus ototnya baik. Sedangkan plasenta
belum lahir , tinggi fundus uteri masih setinggi pusat, sudah terdapat tanda-tanda pelepasan
plasenta. Ny. Mira saat ini dalam kondisi…
a. Inpartu fase aktif
b. Post partum
c. Inpartu kala I
d. Inpartu kala II
e. Inpartu kala III
3. Seorang perempuan berusia 23 tahun merasa hamil 38 minggu datang ke RS dengan keluhan
mules dibagian perut yang dirasakan menjalar sampai ke punggung, sudah keluar lendir
bercampur darah sejak 1 jam yang lalu. Dari hasil pemeriksaan dalam didapatkan
pembukaan 2 cm. Berada pada proses persalinan manakah klien?
a. Kala I fase laten b. Kala I fase aktif
c. Kala II d. Kala III e. Kala IV
6. Ny. T sudah ada di klinik bidan dalam masa parturien setelah bidan memeriksa ternyata
sudah ada dorongan meneran, vulva ibu sudah terbuka, anus mekar dan perineum sudah
menonjol.
Dari data diatas maka ibu dalam kala persalinan berapa?
a. Kala 1
b. Kala 2
c. Kala 3
d. Kala 4
e. Kala 5
7. Diketahui seorang ibu inpartu hamil anak pertama, mengeluh mengeluarkan lendir
bercampur darah dari kemaluannya. Saat dilakukan pemeriksaan VT oleh bidan, mulai saat
pasien datang mengalami satu dipantau sampai ibu mengalami pembukaan lengkap.
Berdasarkan teori, hal tersebut merupakan…
a. Tahapan persalinan pada kala 1
b. Tahapan persalinan pada kala 2
c. Tahapan persalinan pada kala 3
d. Tahapan persalinan pada kala 4
e. Tahapan persalinan pada kala 5
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi,Unpad Pimpinan Persalinan Biasa. Obstetri Fisiologi.
1980
Asuhan Persalinan Normal, Jakarta: JNPKKR
Asuhan Bayi Baru Lahir, Jakarta: Pusdiknakes–WHO–JHPIEGO. 2001
Saifudin AB, Adrian SZG, Wikhjosastro GH, Waspodo D. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.
Tjokronegoro, Arjatmo. Persalinan Normal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
cetakan keenam. 2005