Sie sind auf Seite 1von 15

STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


PENGARUH PENYALURAN KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH
TERHADAP LABA PADA KOPERASI UTAMA ARTHA JAYA
CABANG SEMPIDI PERIODE 2013-2017

Ni Ketut Dewi Mustikayani1, Ni Nyoman Sueni2


1
Mahasiswa STIE BIITM Sahid Bali, 2Dosen STIE
BIITM Sahid Bali
Email : Mustikayanidewi@gmail.com

ABSTRACT

The Title Research is The Influence of Credit and Problem Loans on Profit at
Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi for the period 2013-2017. The activity of giving
credit to cooperatives is very important, the large amount of credit channeled can determine
the benefits obtained. However, not all credits distributed will provide large profits and vice
versa. Therefore it is necessary to emphasize risk. The risk posed by credit activities carried
out by cooperatives is one of them is problem loans. If the number of problem loans
increases, it will directly affect the decrease in profits that will be obtained by financial
institutions.
This research aimed to analyze the influence of Credit and problem loans on Profit at
Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi for the period 2013-2017. The Data sources
used in this research are primary and secondary data. Data is analyzed using path analysis
that is assisted with SPSS for Windows version 22. Data collection method in this research
using interview method and documentation study. The analytical technique used is multiple
linier regression analysis.
Results of statistical analysis known that the Credit and problem loans on Profit at
Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi is the credit variable (X1) partially and
significantly positive influenced on profit (Y) with value of t-test is 6,388 and sig. 0,024 and
problem loans variable (X2) significantly negative influenced on profit variable (Y) with value
of t-test is -5.120 and sig. 0,036 at Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi.

Keywords : Credit, Problem Loans, Profit.

A. PENDAHULUAN
Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang sangat penting
dilakukan pada setiap perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan berkembang jika tidak
memiliki manajemen yang baik, karena hal ini dapat mempengaruhi keberlangsungan
perkembangan suatu perusahaan apalagi ditengah-tengah kondisi persaingan yang semakin
ketat. Persaingan tidak hanya terjadi pada perusahaan-perusahaan barang melainkan juga pada
lembaga keuangan termasuk koperasi.
Koperasi merupakan perusahaan yang dimiliki dan dioperasikan oleh beberapa orang
untuk kepentingan bersama. Saat ini secara umum koperasi mengalami perkembangan usaha
dan kelembagaan yang sangat pesat. Masalah yang sering dihadapi dalam dunia usaha

Majalah Ilmiah Widayacakra 1|Page


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


umumnya adalah kurangnya permodalan, kemitraan, serta peluang usaha. Permasalahan
tersebut dapat menghambat tumbuh dan berkembangnya suatu usaha. Untuk mencapai suatu
keberhasilan dalam usaha diperlukan dana yang cukup. Salah satu alternatif sumber
pendanaan dapat diperoleh melalui kredit agar dapat melakukan perluasan atau
pengembangan usaha. Penyaluran kredit merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh
Koperasi. Dimana definisi kredit adalah Penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank atau lembaga lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, (Kasmir 2002).
Kegiatan pemberian kredit pada koperasi sangatlah penting, besarnya jumlah kredit
yang disalurkan dapat menentukan keuntungan yang diperoleh. Akan tetapi tidak semua
kredit yang disalurkan akan memberikan keuntungan yang besar begitupun sebaliknya. Maka
dari itu perlu adanya penekanan risiko. Risiko yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan
perkreditan yang dilakukan oleh Koperasi Utama Artha Jaya cabang Sempidi, tentu saja dapat
terjadi. Salah satu risiko tersebut adalah kredit bermasalah. Siamat (2004: 86) kredit
bermasalah merupakan kredit yang mengalami kesulitan dalam pelunasan akibat adanya
kesengajaan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kreditur seperti kondisi ekonomi
yang buruk. Kredit bermasalah terdiri dari kurang lancar, diragukan, dan macet. Menurut
Ismail (2010), secara umum ada dua faktor yang menyebabkan kredit bermasalah, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal koperasi. Faktor internal koperasi seperti analisis yang kurang
tepat, adanya kolusi antara pegawai koperasi yang menangani kredit dan nasabah,
keterbatasan pengetahuan pegawai koperasi terhadap jenis usaha debitur, campur tangan
terlalu besar dari pihak terkait, kelemahan dalam melalukan pembinaan dan monitoring kredit
debitur. Faktor eksternal terdiri dari unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah dan
unsur ketidaksengajaan. Unsur kesengajaan contohnya nasabah sengaja tidak melakukan
pembayaran angsuran kepada koperasi, debitur melakukan ekspansi terlalu besar, penggunaan
dana yang tidak sesuai dengan tujuan. Sedangkan unsur ketidaksengajaan seperti usaha
debitur yang terbatas, usaha debitur tidak dapat bersaing dengan pasar, perubahan kebijakan
pemerintah, serta bencana alam. Adanya kredit bermasalah bertolak belakang dengan tujuan
utama berdirinya suatu badan usaha. Setiap usaha dalam suatu sistem ekonomi tidak pernah
lepas dari tujuan mencapai keuntungan, demikian juga dalam hal pemberian kredit yang
berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal.

Majalah Ilmiah Widayacakra 2|Page


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


Menurut Kuswadi (2005 : 135), laba adalah selisih dari total pendapatan yang diperoleh
oleh perusahaan dikurangi biaya yang dikeluarkan. Penyaluran kredit memiliki hubungan
positif terhadap perolehan laba. Kredit yang disalurkan merupakan salah satu sumber utama
penghasilan untuk menghasilkan laba. Semakin besar kredit yang disalurkan akan berdampak
pada laba yang semakin tinggi, demikian juga sebaliknya apabila kredit yang disalurkan
rendah akan berdampak pada menurunnya laba dan tidak menutup kemungkinan lembaga
keuangan tersebut akan mengalami kebangkrutan.

B. POKOK PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai
berikut :
1. Apakah penyaluran kredit berpengaruh signifikan terhadap laba pada Koperasi Utama
Artha Jaya Cabang Sempidi periode 2013-2017?
2. Apakah kredit bermasalah berpengaruh signifikan terhadap laba pada Koperasi Utama
Artha Jaya Cabang Sempidi periode 2013-2017?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penyaluran kredit berpengaruh signifikan terhadap laba pada
Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi periode 2013-2017.
2. Untuk mengetahui kredit bermasalah berpengaruh signifikan terhadap laba pada
Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi periode 2013-2017.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada STIE BIITM Sahid Bali dan hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai penyaluran
kredit dan kredit bermasalah terhadap laba.

E. LANDASAN TEORI
Pengertian Penyaluran Kredit
Kredit adalah jumlah prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi
(kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang (Simorangkir, Dalam

Majalah Ilmiah Widayacakra 3|Page


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


Untung, 2005). Menurut UU No. 10 Tahun 1998 yang merupakan perubahaan dari UU No.
7 Tahun 1992 tentang perbankan, bahwa definisi kredit adalah penyerahan barang, jasa
atau uang dari satu pihak ( kreditur/ atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada
pihak lain.
Menurut Anwar (2002), kredit adalah suatu jumlah prestasi oleh suatu pihak kepada
pihak lain dan prestasi (jasa) itu akan dikembalikan lagi pada jangka waktu tertentu pada
masa yang akan datang yang disertai dengan kontraprestasi (balas jasa) yang berupa utang.
Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Menurut Kasmir (2007:104) ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering
dilakukan yaitu dengan analisis 5C, analisis 7P, dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini, 5
dan 7P memiliki persamaan, yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut
dalam prinsip 7P di samping lebih terinci juga jangkauan analisisnya lebih luas dari 5C.
Prinsip pemberian kredit dengan analisis 5 C adalah sebagai berikut : Character (penilaian
watak), Capacity (penilaian kemampuan), Capital (penilaian terhadap modal), Colleteral
(penilaian terhadap angunan), Condition (penilaian terhadap prospek usaha debitur).
Sementara itu, penilaian dengan 7P kredit adalah sebagai berikut: Personality
(kepribadian), Party (para pihak) , Perpose (tujuan), Prospect (kemungkinan), Payment
(pembayaran), Profitability (perolehan laba), Protection (perlindungan).

Pengertian Kredit Bermasalah


Kredit bermasalah merupakan kondisi dimana kredit yang diberikan kepada debitur
dalam pelunasannya mengalami penunggakan atau kesulitan yang disebabkan oleh pihak
internal maupun eksternal. Pengertian ini didukung oleh pendapat dari Siamat (2004: 86)
bahwa “kredit bermasalah atau Non Performance Loan (NPL) merupakan kredit yang
mengalami kesulitan dalam pelunasan akibat adanya kesengajaan dan atau karena faktor
eksternal di luar kemampuan kreditur seperti kondisi ekonomi yang buruk”.
Dimensi Kredit Bermasalah
Mudrajad Kuncoro (2002: 469) dan Ismail (2011: 123) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah kredit bermasalah adalah jumlah kredit
dalam kriteria kurang lancar, diragukan dan macet. Sesuai dengan keputusan yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) bahwa penggolongan kredit bermasalah digolongkon
menjadi tiga, yaitu; (1) kredit kurang lancar, (2) kredit diragukan, dan (3) kredit macet.
1) Kurang Lancar (KL)

Majalah Ilmiah Widayacakra 4|Page


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran bunganya telah mengalami penundaaan selama 3 (tiga) bulan dari
waktu yang diperjanjikan.
2) Diragukan (D)
Kredit yang diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 6 (enam) bulan atau
dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan.
3) Kredit Macet (M)
Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran
bunganya telah mengalami penundaaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo
menurut jadwal yang telah diperjanjikan.
Faktor Penyebab Kredit Bermasalah
Menurut (Ismail, 2010). Dalam penyaluran kredit, tidak selamanya kredit diberikan
bank kepada debitur akan berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan di dalam
perjanjian kredit. Secara umum ada dua faktor yang menyebabkan kredit bermasalah,
yaitu faktor internal bank dan faktor eksternal bank.
1) Faktor Intern Bank
a. Analisis kurang tepat, sehingga tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi
dalam kurun waktu selama jangka waktu kredit. Misalnya, kredit diberikan tidak
sesuai dengan kebutuhan, sehingga nasabah tidak mampu membayar angsuran yang
melebihi kemampuan.
b. Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dan nasabah, sehingga
bank memutuskan kredit yang tidak seharusnya diberikan. Misalnya, bank
melakukan over taksasi terhadap nilai agunan.
c. Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur, sehingga tidak
dapat melakukan analisis dengan tepat dan akurat.
d. Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, misalnya komisaris, direktur bank
sehingga petugas tidak independen dalam memutuskan kredit.
e. Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring kredit debitur
2) Faktor Ekstern Bank
a. Unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah, nasabah sengaja untuk tidak
melakukan pembayaran angsuran kepada bank, karena nasabah tidak memiliki
kemauan dalam memenuhi kewajibannya

Majalah Ilmiah Widayacakra 5|Page


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


b. Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga dana yang dibutuhkan terlalu
besar. Hal ini akan memiliki dampak terhadap keuangan perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan modal kerja
c. Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan menggunakan dana kredit tersebut
tidak sesuai dengan tujuan penggunaan (side streaming). Misalnya, dalam
pengajuan kredit, disebutkan kredit untuk investasi, ternyata dalam praktiknya
setelah dana kredit dicairkan, digunakan untuk modal kerja.
Pengertian Laba
Menurut Suwardjono (2008: 464) bahwa laba sebagai imbalan atas upaya
perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti bahwa laba yang didapatkan oleh
perusahaan berasal dari upaya perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, sehingga
perusahaan mendapatkan hasil usaha atau imbalan lebih.
Menurut Muljono (1999), bahwa laba merupakan selisih antara pendapatan dalam
suatu periode dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan laba. Soemarso
(2004: 245) menyatakan bahwa laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban
sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan selama periode tertentu.
F. KERANGKA BERPIKIR
Bagan Kerangka Pemikiran Pengaruh Penyaluran Kredit dan Kredit Bermasalah
terhadap Laba sebagai berikut :

Penyaluran Kredit (X ) 1

Indikayornya :
Total Jumlah Penyaluran Laba (Y)
Kredit Indikatornya:
Total Laba Bersih

Kredit Bermasalah (X2)


Indikatornya :
1. 1.Kredit Kurang Lancar
2. 2.Kredit Diragukan
3. 3.Kredit Macet

G. HIPOTESIS
Sesuai dengan perumusan masalah maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai
berikut :
H1 = Diduga ada pengaruh penyaluran kredit secara signifikan terhadap laba pada
Koperasi Utama Artha Jaya cabang Sempidi periode 2013-2017.

Majalah Ilmiah Widayacakra 6|Page


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


H2 = Diduga ada pengaruh kredit bermasalah secara signifikan terhadap laba pada
Koperasi Utama Artha Jaya cabang Sempidi periode 2013-2017.

H. METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Utama Artha Jaya cabang Sempidi yang
berlokasi di Jl. Raya Sempidi Br. Grokgak Sempidi Mengwi Badung.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penyaluran kredit, kredit bermasalah, dan laba pada
Koperasi Utama Artha Jaya cabang Sempidi periode 2013-2017.
Definisi Operasinal
1. Penyaluran Kredit (X1)
Penyaluran kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank atau lembaga lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir
2002). Indikator penyaluran kredit adalah jumlah kredit yang disalurkan.
Penyaluran Kredit yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah data
penyaluran Kredit pada Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi Periode 2013-
2017.
2. Kredit Bermasalah (X2)
Kredit bermasalah adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya
faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau diluar kemampuan debitur siamat (2004:
86). Kredit bermasalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah data
kredit bermasalah pada Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi periode 2013-
2017.
3. Laba (Y)
Laba adalah selisih dari total pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dikurangi
biaya yang dikeluarkan Kuswadi (2005: 135). Laba yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jumlah data laba pada Koperasi Utama Artha Jaya Cabang
Sempidi periode 2013-2017.
Metode Pengumpulan Data

Majalah Ilmiah Widayacakra 7|Page


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


1. Observasi; teknik pengumpulan data dengan melaksanakan pengamatan secara
langsung pada objek penelitian dan mencatat data yang sesuai dengan
penelitian dan pembahasan.
2. Wawancara ; pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung terhadap pihak-pihak yang terkait Dalam penelitian ini seperti
Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi.
3. Studi dokumentasi; teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat
dari dokumen yang relevan guna memperoleh data kuantitatif yang berupa
struktur organisasi dan sejarah perusahaan.
Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas, Uji Heterosiadasitas, dan Uji Multikolinearitas
2. Analisis Korelasi Berganda
3. Analisis Regresi Linier Berganda
4. Analisis Determinasi
5. Uji Statistik T ( t-test)
I. PEMBAHASAN
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi
data. Dasar pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah bila nilai asymp.sig (2-
tailed) diatas level of signifikan 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel
tersebut berdistribusi normal (Ghozali, 2011).
Dari hasil uji dapat diketahui nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 yang berarti
lebih besar dari level of significant 5%. (0,05). Hal ini menunjukkan data yang
digunakan pada penelitian ini terdistribusi secara normal.
b. Uji Pengujian Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian residual antara yang satu dengan yang lain. Jika probabilitas signifikansinya di
atas tingkat kepercayaan 5% (0,05), maka dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung heteroskedastisitas.
Pada masing-masing variabel bernilai lebih dari 0.05 yaitu penyaluran kredit (X1)
bernilai 0,180 dan kredit bermasalah (X 2) bernilai 0,202. Bahwa hal ini menunjukkan

Majalah Ilmiah Widayacakra 8|Page


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini dan variabel
independen dinyatakan tidak mengalami heteroskedastisitas.
c. Pengujian Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat
korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi multikolonieritas dapat
dilakukan dengan menganalisis matriks korelasi antar variabel independen dan dengan
melihat nilai tolerance dan lawannya VIF.
Dapat diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor VIF pada masing-masing
variable adalah sebesar 4,302 lebih kecil dari 10 (VIF < 10). Sehingga kesimpulannya
bahwa variabel independen terbebas dari asumsi klasik. Sedangkan jika dilihat dari
nilai tolerance pada variabel penyaluran kredit (X 1) dan variabel kredit bermasalah
(X2) masing-masing mempunyai nilai sebesar 0.232 lebih besar dari 0,10 (tolerance >
0,10), maka di antara dua variabel independen ini tidak terdapat masalah
multikolinearitas.
2. Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda (R) digunakan untuk mengetahui tinggi-rendah dan arah
hubungan antara variabel bebas penyaluran kredit (X 1) dan kredit bermasalah (X2)
terhadap variabel terikat laba (Y) pada Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi.
Tabel. 1
Korelasi Berganda (R)
Model Summary
Model R
1 .977a
a.Predictors:(Constant),KreditBermasalah,
PenyaluranKredit
Sumber : Data diolah, 2019
Pada tabel.1 dapat dilihat hasil perhitungan koefisien korelasi berganda (R) adalah
0,977 berarti ada hubungan secara positif atau searah antara penyaluran kredit dan
kredit bermasalah terhadap laba. Hubungan positif menjelaskan adanya hubungan
searah yaitu apabila penyaluran kredit dan kredit bermasalah meningkat, maka akan
diikuti oleh laba.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis persamaan regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari variabel bebas penyaluran kredit (X1) dan kredit bermasalah (X2) terhadap
variabel terikat laba (Y), dengan persamaan umum : Y = a + b1 X1 + b2 X2.

Majalah Ilmiah Widayacakra 9|Page


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


Tabel. 2
Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error
1 (Constant) -18518368,413 13471718,160
PenyaluranKredit ,051 ,008
KreditBermasalah -,070 ,014
a. Dependent Variable: Laba
Sumber : Data diolah, 2019
Y = a + b 1 X 1 + b2 X 2
Y = -18518368,413 + 0,051X1 - 0,070X2
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) a = -18518368,413 artinya apabila tidak perhatian terhadap penyaluran kredit dan
kredit bermasalah atau nilainya konstan maka laba sebesar 18518368,413.
2) b1 = 0,051 artinya meningkatnya skor penyaluran kredit sebesar satu-satuan akan
diikuti oleh meningkatnya skor laba sebesar 0,051.
3) b2 = -0,070 artinya apabila meningkatnya skor kredit bermasalah sebesar satu-satuan
akan diikuti oleh menurunnya skor laba sebesar 0,070.
Berdasarkan penjelasan di atas secara umum dapat dinyatakan bahwa variable
penyaluran kredit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laba pada
Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi. Ini menunjukan bahwa apabila
penyaluran kredit ditingkatkan maka laba juga akan meningkat. Pada variabel kredit
bermasalah memiliki pengaruh negatif terhadap laba pada Koperasi Utama Artha
Jaya Cabang Sempidi. Ini menunjukan bahwa apabila kredit bermasalah meningkat
maka akan diikuti oleh menurunnya laba, begitupula sebaliknya apabila kredit
bermasalah menurun maka akan diikuti oleh meningkatnya laba pada Koperasi
Utama Artha Jaya Cabang Sempidi.
4. Analisis Determinasi
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol sampai satu (0 < R² < 1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Tabel. 3
Koefisien Determinasi
Majalah Ilmiah Widayacakra 10 | P a g e
STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 .977a ,954 ,909 6298296,621
a. Predictors: (Constant), KreditBermasalah,
PenyaluranKredit
Sumber: Data diolah, 2019
D = R2 x 100%.
D = R2 x 100%
= 0,954 x 100%
= 95,4 %
Dari hasil uji koefisien determinasi seperti pada tabel 4.6 dan perhitungan di atas dapat
diartikan bahwa penyaluran kredit dan kredit bermasalah mempengaruhi laba pada
Koperasi Utama Artha Jaya sebesar 95,4% sedangkan sisanya 4,6% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
5. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji ini digunakan untuk menguji signifikansi masing – masing koefisien
regresi, sehingga diketahui adakah pengaruh antara penyaluran kredit dan kredit
bermasalah terhadap laba pada Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi. Apakah
pengaruh tersebut memang nyata terjadi (signifikan) atau hanya diperoleh secara
kebetulan.
Tabel. 4
Uji Statistik T
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 13471718,16
-18518368,413   -1,375 ,303
0
PenyaluranKredit ,051 ,008 2,002 6,388 ,024
KreditBermasalah -,070 ,014 -1,605 -5,120 ,036
a. Dependent Variable: Laba
Sumber: Data diolah, 2019

a) Pengaruh penyaluran kredit (X1) terhadap laba (Y).


Perhitungan pada tabel 4.8 (uji-t) menunjukkan bahwa koefisien beta penyaluran
kredit (X1) didapat sebesar 2,002 artinya penyaluran kredit berpengaruh positif dan
signifikan terhadap laba pada Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi. Adanya
pengaruh yang signifikan tersebut ditunjukkan dengan hasil perhitungan t-hitung sebesar
6,388 dengan sig 0,024 lebih kecil dari α = 5%. Koefisien beta didapat sebesar 2,002

Majalah Ilmiah Widayacakra 11 | P a g e


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


artinya setiap terjadi peningkatan penyaluran kredit sebesar satu – satuan maka akan
diikuti oleh peningkatan laba sebesar 2.002.
b) Pengaruh kredit bermasalah (X2) terhadap laba (Y).
Perhitungan pada tabel 4.8 (uji-t) menunjukkan bahwa koefisien beta kredit
bermasalah (X2) di dapat sebesar -1,605, artinya kredit bermasalah berpengaruh negatif
terhadap laba pada Koperasi Utama Artha Jasa Cabang Sempidi. Adanya pengaruh yang
signifikan tersebut ditunjukkan dengan hasil perhitungan t-hitung sebesar -5,120 dengan
sig 0,036 lebih kecil dari α= 5%. Koefisien beta didapat sebesar -1,605 artinya setiap
terjadi peningkatan kredit bermasalah sebesar satu-satuan maka akan diikuti oleh
penurunan laba sebesar 1,605.
Hasil uji statistik-t mendukung hipotesis kedua dari penelitian ini yaitu: penyaluran
kredit dan kredit bermasalah berpengaruh signifikan terhadap laba pada Koperasi Utama
Artha Jaya Cabang Sempidi adalah terbukti, bukan didapat secara kebetulan.
I. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
a. Berdasarkan hasil Uji-t dilihat bahwa hasil perhitungan penyaluran kredit dalam
penelitian ini mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap laba dengan
hasil uji-t sebesar 6.388 dan sig 0,024. Ini berarti pihak perusahaan Koperasi
Utama Artha Jaya Cabang Sempidi dalam memberikan perhatian terhadap laba
harus memperhatikan penyaluran kredit. Tanda positif pada koefisien beta
(penyaluran kredit) 2.002 menunjukkan bahwa semakin tinggi penyaluran kredit
maka laba akan semakin meningkat.
b. Hasil perhitungan kredit bermasalah dalam penenlitian ini mempunyai pengaruh
negatif tidak sigifikan terhadap laba dengan hasil uji-t sebesar -5,120 dan sig
0,036. Tanda negatif pada koefisien beta (kredit bermasalah) -1,605
menunjukkan bahwa semakin tinggi kredit bermasalah maka laba akan semakin
menurun, begitupula sebaliknya semakin rendah kredit bermasalah maka laba
akan semakin meningkat.
2. Saran
a. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan pemberian kredit kepada nasabah, hal ini
dimaksudkan agar risiko kredit dapat di minimalisir, yaitu dengan cara lebih
ketatnya dalam melakukan pengawasan kredit, melakukan perbaikan dalam
analisis pemberian kredit dengan melakukan pelatihan-pelatihan, memilih sektor

Majalah Ilmiah Widayacakra 12 | P a g e


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


industri nasabah dengan lebih teliti. Ini dimaksudkan agar feedback dari
pemberian kredit tersebut dapat terlihat sehingga profitabilitas perusahaan
mengalami peningkatan.
b. Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi dalam mengatasi risiko kredit
yang mengalami peningkatan di saat keadaan ekonomi dan keuangan yang tidak
stabil sebaiknya berani untuk sedikit menurunkan suku bunga kredit. Dengan
sedikit menurunkan suku bunga kredit maka akan meringankan beban angsuran
pinjaman sehingga dapat mengurangi kredit bermasalah dan risiko kredit dapat
teratasi.
c. Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk menambah variabel
independen lainnya selain penyaluran kredit dan kredit bermasalah yang
tentunya dapat mempengaruhi variabel dependen laba misalnya, pengaruh bunga
tabungan terhadap laba, agar lebih melengkapi penelitian ini karena masih ada
variabel-variabel independen lain di luar penelitian ini yang mungkin bisa
mempengaruhi laba di Koperasi Utama Artha Jaya Cabang Sempidi.

DAFTAR PUSTAKA

Anton Athoillah, 2010. Dasar-Dasar Manajemen, Penerbit C.V Pustaka Setia, Bandung.
Arita Marini, 2008. Ekonomi dan Sumber Daya, Pengembangan Depdiknas, Jakarta.
Antara, I Gede Agus, 2014. Pengaruh Tabungan dan Kredit Bermas Terhadap Laba Pada
Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Skripsi Jurusan Akuntansi , Universitas Pendidikan
Ganesa Singaraja.
Bambang Riyanto, 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Dwi Prastowo, 2011. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Edisi Ketiga,
Yogyakarta.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: ANDI
Febriana, Tedy. 2009. Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Laba yang diperoleh Pada
Kantor Cabang Pegadaian Suci Bandung. Skripsi, Poleteknik Piksi Ganesa Bandung.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis dengan Program SPSS. Undip: Semarang.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS Versi 22.
Semarang: Badan Penerbit – Universitas Diponegoro.
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan Dari Teori Menjadi Aplikasi. Jakarta: Kencana Prebeda
Media Group.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) NO. 2
Laporan Arus Kas (Revisi 2009), Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Majalah Ilmiah Widayacakra 13 | P a g e


STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


Sudana, I Made, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ghozali, Imam 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPPS, Cetakan Keempat,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Indriyo Gitosudarmo, 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Irham Fahmi, 2012. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedua, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2007. Dasar-Dasar Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2011. Analilisis Laporan Keuangan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kuncoro, Mudjarad. 2002. Metode Penelitian Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi,
Ed Pertama. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Lukman Syamsudin, 2004. Manajemen Keuangan, Penerbit Raja Grafindo Persada.
Munawir, 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Muljono, Teguh Pudjo. 1999. Analisis Lpaoran Keuangan Untuk Perbankan, Cetakan
Keenam. Jakarta: Djambatan.
Marganingsih, Elizabeth Tri Rejeki. 2008. Pengaruh Kredit Macet terhadap Profitabilitas
Bank Studi Kasus pada BANK DKI. Skripsi, Falkutas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
Nata Wirawan, 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2, Edisi Kedua, Penerbit Keraras
Emas, Denpasar.
Nurhakim, Muhamad Imam, 2017, Pengaruh Biaya Operasional terhadap Laba Bersi Pada
PT. Griya Pratama Cabang Karawitan Bandung Periode Januari-Desember 2015.
Skripsi, Politeknik Piksi Ganesa Bandung.
Sofyan Syafri Harahap, 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Penerbit Rajawali
Persada, Jakarta.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Cetakan ke-21. Penerbit CV Alfabeta, Bandung
Sutrisno, 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Penerbit Ekonesia,
Yogyakarta.
Soemarso S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Sutojo, Siswanto. 1997. Analisis Kredit bank Umum. Cetakan. I. Jakarta: PT Pustaka
Binaman Pressindo.
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 3.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Siamat, Dahlan. 2004. Buku Manajemen lembaga keuangan. Edisi. Jakarta: Lembaga
Penerbit FE-UI.
Setiautama, Heru. 2010. Pengaruh Kredit Bermasalah Terhadap Laba Pada PT. BNI (Persero)
Tbk.
Usman, Akbar Purnomo Setiady dan Husaini, 2012. Pengantar Statistik, Penerbit Bumi
Aksara.
Majalah Ilmiah Widayacakra 14 | P a g e
STIE Bali International Institute of Tourism Management

Vol. 2 No. 1. Juli 2019. ISSN : 2655 - 6782


Wijayanti, Irine Diana Sari, 2008. Manajemen, Penerbit Mitra Cendikia Press, Yogyakakta.

Majalah Ilmiah Widayacakra 15 | P a g e

Das könnte Ihnen auch gefallen