Sie sind auf Seite 1von 6

PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL CARE

PASIEN RAWAT INAP


Mardiani, Hermansyah

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, Jurusan Keperawatan,


Jalan Indragiri Nomor 03 Padang Harapan Bengkulu
mardiani21daud@gmail.com

Abstract : Nurses who have the ability to identify and understand the spiritual aspects of the
patient, will be able to carry out spiritual fulfillment and knowing how spiritual beliefs can af-
fect the life of every individual. The purpose of this research is the perception of nurses corre-
lation with the fulfillment of the spiritual care of patients in inpatient hospitals Dr.M. Yunus
Bengkulu. The type of this research is analityc with cross sectional design. The Research
sample is nurses inpatient ward of RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu who numbered 83 nurses
taken with total sampling technique. Research done at eight wards hospitals Dr. M Yunus
Bengkulu for two months. Collecting data using a questionnaire. Quantitative data analysis is
univariate and bivariate with uji chi-square at α 5%. The results showed that there was a sig-
nificant relationship between the perception of nurses and spiritual fulfillment of inpatient
care in hospitals Dr. M.Yunus Bengkulu (p : 0.022) with OR 3.107 (95% CI : 1.265 to
7.630), which means nurses have perceptionless chance three times to apply the spiritual care
that is less favorable than that good perception. To the Hospital Dr. M. Yunus Bengkulu
expected for the provision of facilities and additional skills for nurses in the inpatient room
about the importance of spiritual fulfillment as well as the necessary care program to improve
the per- ception of nursing care, especially for spiritual fulfillment inpatients.
Keywords : Perception, nurses, spiritual care

Abstrak : Perawat yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami aspek
spiritual pasien, akan dapat melaksanakan pemenuhan kebutuhan spiritual dan mengetahui
bagaimana keyakinan spiritual dapat mempengaruhi kehidupan setiap individu. Tujuan
penelitian adalah mengidentifikasi hubungan persepsi perawat dengan pemenuhan kebutuhan
spiritual care pasien di ruang rawat inap RSUD Dr.M. Yunus Bengkulu. Jenis penelitian ada-
lah analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah perawat di ruang
rawat inap RSUD M. Yunus yang berjumlah 83 orang yang diambil dengan dengan teknik to-
tal sampling. Penelitian dilakukan di delapan bangsal RSUD Dr. M Yunus Bengkulu selama
dua bulan. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis data secara kuantitatif yaitu
univariat dan bivariate dengan uji chi-square pada α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bah-
wa ada hubungan yang bermakna antara persepsi perawat dengan pemenuhan spiritual care
pasien rawat inap di RSUD Dr. M.Yunus Bengkulu (p : 0.022) dengan nilai OR 3,107 (95%
CI : 1,265-7,630), yang berarti perawat yang berpersepsi kurang memiliki peluang tiga kali
untuk menerapkan spiritual care yang kurang baik dibandingkan dengan perawat yang berper-
sepsi baik. Kepada pihak RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu diharapkan untuk pemberian fasili-
tas dan penambahan keterampilan bagi perawat di ruang inap tentang pentingnya pemenuhan
kebutuhan spiritual care serta perlu di-lakukan program persamaan persepsi untuk meningkat-
kan asuhan keperawatan terutama terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual pasien rawat inap.
Kata Kunci : Persepsi, perawat, spiritual care

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang kebutuhan dasar yang holistik yaitu bio-
profesional memiliki kesempatan yang psiko-sosio dan spiritual (Potter & Perry,
paling besar untuk memberikan asuhan 2009). Aspek spiritual merupakan salah satu
keperawatan yang komprehensif dengan komponen yang ada dalam keperawatan
membantu klien untuk memenuhi menyeluruh (Holistik Nursing) pada diri

001
002 Jurnal Media Kesehatan, Volume 10 Nomor 1, April 2017, hlm. 001-101

individu yang dapat mengharmonisasi aspek


fisik (body), pikiran/psikologi (mind), dan tidak mempunyai keyakinan spiritual atau
spirit (spirit) (Dossey, 2005). Aspek keagamaan yang sama (Hamid, 2009).
spiritual dapat mendorong seseorang untuk Besarnya peran aspek spiritual bagi
melakukan yang terbaik ketika menghadapi kesehatan, pemberian pelayanan spiritual
keadaan stres, emosional, penyakit, atau merupakan hal yang penting yang perlu
bahkan menjelang kematian, dengan dilakukan. Perawat harus berupaya
demikian pasien dapat mencapai kualitas membantu memenuhi kebutuhan spiritual
hidup yang terkait dengan kesehatannya sebagai bagian dari kebutuhan menyeluruh
(Mc Sherry, 1998; Monod et al 2012; pasien antara lain dengan memfasilitasi
Rajinkan, 2006). pemenuhan kebutuhan spiritual. Perawat
Kebutuhan aspek spiritual sangat harus mampu mendapatkan informasi dari
penting selama periode sakit karena ketika pasien tentang spiritual dan prakteknya yang
sakit, energi seseorang akan berkurang dan dapat disediakan di rumah sakit, membantu
spirit orang tersebut akan terpengaruhi, oleh untuk mengungkapkan persepsinya
karena itu kebutuhan spiritual pasien perlu mengenai makna dalam keadaan sakit,
dipenuhi (Potter & Perry, 2005). Pasien menerapkan prinsip membantu pasien
meng-ungkapkan bahwa kebutuhan spiritual melaksanakan konsep- konsep spiritual
mereka adalah kebutuhan akan makna, dalam satu konteks keperawatan. Perawat
tujuan dan harapan dalam hidup, yang memiliki kemampuan untuk
hubungannya dengan Tuhan, praktek mengidentifikasi dan memahami aspek
spiritual, kewajiban agama, hubungan spiritual pasien, akan dapat melaksanakan
dengan sesama dan hubungan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual dan
perawat (Hodge et al, 2011). mengetahui bagaimana keyakinan spiritual
Spiritual sebagai konsep dua dimensi, dapat mempengaruhi kehidupan setiap
yaitu dimensi vertikal dan dimensi individu ( Hamid, 2008; Potter & Perry,
horizontal. Dimensi vertikal adalah 2005).
hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Penelitian yang dilakukan Hubbel et al
Tinggi yang menuntun kehidupan (2006) terhadap 65 perawat ditemukan
seseorang. Dimensi horizontal adalah bahwa meskipun mayoritas perawat
hubungan seseorang dengan diri sendiri, mengakui spiri-tual care merupakan bagian
dengan orang lain, dan dengan lingkungan. penting dari praktek keperawatan, namun 73
Terdapat hubungan terus-menerus antara % perawat mengatakan tidak rutin
dua dimensi tersebut. Perawat sebagai memberikan spiritual care pada pasien,
tenaga kesehatan yang profesional bahkan penelitian Strana-han (2001, dalam
mempunyai kesempatan paling besar untuk Hubbel et al, 2006) menunjukkan 57 %
memberikan pelayanan kesehatan perawat tidak pernah me-laksanakan
khususnya pelayanan asuhan keperawatan spiritual care. Mc Sherry (1998) juga
yang komprehensif dengan membantu klien menemukan hanya 39,9 % perawat
memenuhi kebutuhan dasar yang holistik. memberikan spiritual care pada pasien.
Asuhan keperawatan yang diberikan oleh Konsep spiritual dalam keperawatan
perawat tidak bisa terlepas dari aspek sudah menjadi dasar keperawatan, tetapi
spiritual yang merupakan bagian integral dalam prakteknya seringkali diabaikan. Hal
dan interaksi perawat dengan klien. Perawat ini disebabkan oleh beberapa alasan yaitu
berupaya untuk membantu memenuhi kurangnya perhatian perawat terhadap
kebutuhan spiritual klien sebagai bagian spiritualnya sendiri, adanya kendala waktu,
dari kebutuhan menyeluruh klien, antara kurangnya pengetahuan terkait spiritual
lain dengan memfasilitasi kebutuhan care, kurang jelasnya perbedaan antara
spiritual klien, walaupun perawat dan klien agama dan spiritualitas, terkadang pasien
beda kepercayaan dengan perawat, dan
Mardiani, dkk, Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Care… 003

kurangnya bimbingan dari manajer perawat BAHAN DAN CARA KERJA


(Amankaa et al, 2009). Pendapat ini
Jenis penelitian yang digunakan adalah
didukung dengan hasil penelitian Rohman
analitik dengan rancangan cross sectional.
(2009) bahwa selain faktor-faktor diatas
Populasi dalam penelitian ini adalah kese-
masih terdapat faktor lainnya yaitu :
luruhan perawat di ruang rawat inap RSUD
karakteristik perawat, kesejah-teraan atau
M. Yunus pada tahun 2016. Sampel dalam
kesehatan spiritual perawat, kesadaran akan
penelitian ini diambil dengan teknik total po-
spiritualitas diri perawat, pemeliharaan
pulasi yakni sebanyak 83 responden. In-
spiritualitas diri perawat, perawat masih
strumen penelitian menggunakan kuesioner.
bingung dengan perannya terkait pemberian
Analisis data secara univariat dan bivariat
spiritual care, dan perawat merasa tidak
dengan menggunakan uji chi-square pada α
sesuai dengan profesinya. Dalam praktik
5%.
keperawatan, perawat kurang
memperhatikan kebutuhan spiritual karena HASIL
perawat kurang memahami tentang
kebutuhan spiritual dan manfaatnya Analisis Univariat
terhadap kesehatan dan penyembuhan Analisis univariat pada penelitian ini
penyakit pasien. Hal pertama yang harus akan karakteristik serta persepsi responden
diperhatikan perawat adalah peningkatan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual care
persepsi dan sikap tentang perawatan pasien yang dapat dilihat pada tabel 1 s.d.
spiritual dan manfaatnya, sehingga dalam tabel 3.
praktik pemberian asuhan keperawatan
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
spiritual pasien dapat terpenuhi (Hamid Kelamin, Pendidikan, dan Status Per-
2008). nikahan
Frekuensi
Kenyataan di lapangan, ada kalanya an- No. Variabel Persentase
tara perawat yang satu dengan perawat yang (f) (%)
1. Umur
lain mempunyai persepsi yang berbeda da- ≤ 34 tahun 14 58,3
lam memberikan kebutuhan spiritual pasien > 30 tahun 10 41,7
Jumlah 83 100
yang menyebabkan ada sikap keraguan dari 2. Jenis Kelamin
perawat untuk dapat memfasilitasi kebu- Laki-laki 10 12,0
tuhan spiritual yang diperlukan oleh pasien. Perempuan 73 88,0
Jumlah 83 100
Sikap yang muncul dari perawat bukannya 3. Pendidikan
memotivasi pasien dengan menggunakan Vokasional 26 31,3
substansi keagamaan pasien melainkan in- Profesional 57 68,7
Jumlah 83 100
formasi data keagamaan pasien, misalnya 4. Status Perkawinan
hanya mengkaji keyakinan yang dianut Menikah 79 95,2
pasien, kegiatan keagamaan pasien (Peter- Belum Menikah 4 4,8
Jumlah 83 100
son & Nelson dalam Perry & Potter 2005). 5. Lama Kerja
Perawat sering ragu dalam mendiskusikan < 10 tahun 39 47,0
masalah spiritual care pasien, ragu karena ≥ 10 tahun 44 53,0
Jumlah 83 100
perawat merasa kurang yakin dalam berbagi
spiritualitas dengan pasien (Perry & Potter
Tabel 1. menunjukkan bahwa sebagian
2005).
besar perawat (88,0%) dengan jenis kelamin
Penelitian ini bertujuan untuk menge-
perempuan, lebih dari sebagian (68,7%)
tahui hubungan antara persepsi perawat
dengan pendidikan profesional, dan hampir
dengan pemenuhan kebutuhan spiritual care
seluruh (95,2%) sudah menikah, lebih dari
pasien rawat inap di RSUD M. Yunus
sebagian responden (61,4%) berusia lebih dari
Bengkulu.
34 tahun dan sebagian responden (53%)
bekerja lebih dari 10 tahun.
004 Jurnal Media Kesehatan, Volume 10 Nomor 1, April 2017, hlm. 001-101

Tabel 2. Persepsi responden tentang Spiritual Care


tuk menerapkan spiritual care yang kurang
Persepsi tentang Frequency Persentase baik dibandingkan dengan perawat yang
Spiritual Care (f) (%)
Kurang 40 48.2 berpersepsi baik.
Baik 43 51.8
Total 83 100.0 PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui Hasil penelitian secara univariat


bahwa sebagian responden (51,8%) memi- didapatkan bahwa sebagian besar perawat
liki persepsi yang baik tentang spiritual (88,0%) dengan jenis kelamin perempuan,
care. lebih dari sebagian (68,7%) dengan pen-
didikan profesional, dan hampir seluruh
Tabel 3. Pemenuhan Spiritual Care Pasien (95,2%) sudah menikah, lebih dari sebagian
Pemenuhan Spiritual Frequency Persentase responden (61,4%) berusia lebih dari 34 ta-
Care Pasien (f) (%) hun dan sebagian responden (53%) bekerja
Kurang 38 45.8 lebih dari 10 tahun. Untuk persepsi re-
Baik 45 54.2
Total 83 100.0
sponden sebagian responden (51,8%) memi-
liki persepsi yang baik dan dalam pemenu-
Tabel 3. menunjukkan bahwa lebih dari han kebutuhan spi-ritual pasien didapatkan
sebagian responden (54,2%) memiliki lebih dari sebagian responden (54,2%)
pemenuhan spiritual care yang baik. memiliki pemenuhan spi-ritual care yang
baik. Setelah dilakukan analisis bivariat,
Analisis Bivariat
hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
Analisis bivariat digunakan untuk hubungan yang bermakna antara persepsi
menjelaskan hubungan persepsi perawat perawat dengan pemenuhan spiritual care
dengan pemenuhan spiritual care pasien di pasien rawat inap di RSUD Dr. M.Yunus
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu (p : 0.022) dengan nilai OR 3,107
Bengkulu, yang dapat dilihat pada tabel 4. (95% CI : 1,265-7,630), yang berarti
berikut. perawat yang berpersepsi kurang me-miliki
peluang tiga kali untuk menerapkan spiritu-
Tabel 4. Hubungan Persepsi Responden dengan
Pemenuhan Spiritual Care Pasien
al care yang kurang baik dibandingkan
Per- Pemenuhan Spir- To- 2
OR dengan perawat yang berpersepsi baik.
sepsi itual Care
tal
X p (95% Penelitian ini sejalan dengan pendapat
Kurang Baik CI) Wiwindaryati (2006) yang melakukan
Kurang 24 16 40
3,107
60,0% 40% 100 5,2 0,0 (1,265- penelitian tentang persepsi perawat
Baik 14 29 43 30 22 7,630) pelaksana terhadap aspek spiritual dalam
32,6% 67,4% 100
asuhan keperawatan di rumah sakit. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel penelitiannya menunjukkan bahwa perawat
4. dapat diketahui bahwa dari 40 orang res- memahami dengan baik bahwa klien
ponden dengan persepsi kurang baik ter- membutuhkan pemenuhan spiritual, perawat
dapat 24 orang (60%) dengan pemenuhan berperan sebagai pemberi asuhan
spiritual care yang kurang, dan dari 43 re- keperawatan spritual dan perawat cukup
sponden yang berpersepsi baik terdapat memahami asuhan keperawatan spiritual.
terdapat 14 orang (32,6%) dengan pemenu- Puspita (2009) menyatakan bahwa sentuhan
han berspiritual care baik. Hasil penelitian spiritual adalah aktivitas intim yang menjadi
menunjukkan nilai p : 0.022<0,05, yang be- kebutuhan dasar manusia. Tanpa sentuhan
rarti ada hu-bungan yang bermakna antara spiritual, seseorang akan jauh lebih rentan
persepsi perawat dengan pemenuhan spir- terhadap depresi, stres, mudah gelisah,
itual cara. Nilai OR 3,107 (95% CI : 1,265- kehilangan kepercayaan diri dan kehilangan
7,630), yang berarti perawat yang berper- motivasi. Sentuhan spiritual memiliki
sepsi kurang memiliki peluang tiga kali un- banyak makna. Bisa berarti sesuatu yang
Mardiani, dkk, Pemenuhan Kebutuhan Spiritual… 005

dapat memberikan rasa nyaman, terhibur, Berdasarkan pembahasan yang telah


atau bahagia. Menurut Aziz (2006), diuraikan, meskipun hasil penelitian menun-
dukungan emosianal sebagai perilaku yang jukkan ada tingkat keeratan hubungan yang
memberikan perasaan nyaman dan membuat cukup antara persepsi perawat dengan
individu percaya bahwa dia dikagumi, peme-nuhan kebutuhan spiritual pasien,
dihargai, dan dicintai dan bahwa orang lain tetapi persepsi perawat dapat mempengaruhi
bersedia memberiperhatian dan rasa aman. pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.
Asumsi yang bisa peneliti paparkan
bahwa selain persepsi perawat faktor KESIMPULAN
keluarga juga sangat berperan dalam
pemenuhan spiritual pasien, hal ini sejalan Dapat disimpulkan bahwa sebagian res-
dengan teori menurut Potter & Perry (2009), ponden memiliki persepsi yang baik ten-
keluarga sangat berperan dalam pemenuhan tang spiritual care pasien, lebih dari sebagi-
kebutuhan spiritual pasien karena keluarga an res-ponden memiliki pemenuhan spiritu-
merupakan tempat pertama kali pasien al care yang baik terhadap pasien dan ter-
memperoleh pengalaman dan pandangan dapat hu-bungan yang bermakna antara per-
hidup. Dari keluarga, individu belajar sepsi perawat dengan pemenuhan spiritual
tentang Tuhan, kehidupan dan diri sendiri, care (nilai p=0.022) dan perawat yang ber-
sehingga dampak negatif dari tidak persepsi kurang memiliki peluang tiga kali
terpenuhinya kebutuhan spiritual yaitu untuk menerapkan spiritual care yang ku-
distress spiritual dan dapat juga seseorang rang baik dibandingkan dengan perawat
akan jauh lebih rentan terhadap depresi, yang berpersepsi baik (OR : 3,107).
stres, mudah gelisah, kehilangan Pihak rumah sakit diharapkan dapat
kepercayaan diri dan kehilangan motivasi, melakukan promosi, pemberian fasilitas dan
yang mungkin dapat meng-akibatkan penambahan keterampilan bagi perawat di
seseorang merasa sendiri dan terisolasi dari ruang inap tentang pentingnya pemenuhan
orang lain. Individu mungkin kebutuhan spiritual care serta perlu dil-
mempertanyakan nilai spiritual mereka, akukan program persamaan persepsi untuk
tujuan hidup, jalan hidup seluruhnya dari meningkatkan asuhan keperawatan terutama
makna hidupnya (Craven & Hirnle, 2009). terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien rawat inap.

DAFTAR RUJUKAN

Aziz, A.H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Craven & Hirnle. (2009). Fundamentals of Nursing Six
Manu- sia Aplikasi Konsep dan Proses Edition : Human Health and Function. Lippincot.
Keperawatan. Ja- karta: Salemba Medika Dover, K., Bacon, R., & Jane, T. (2001). Spiritual Care
Amankwaa, L., Jenkins, M., Trent, B.,& Wikoff, K. in Nursing Practice: A Close-up View. Journal of
(2009). The Positive Effects of Spirituality of E-ducation and Practice, 5, 150-159.
Health, Well Being, and Life Satisfaction. Nurs- Dossey,B.Keega,L.,& Guzzetta,C. (2005). Holistic
ing Center Journal Issue, 40, 29-36. Nursing : A HandBook for Practice. Sudbury,
Blais, K. K. , Hayes, J. S., & Kozier, B. (2002). Massachusetts : Jones and Bartlett.
Praktek Keperawatan Professional. Jakarta: Hamid, Y. (2008). Buku Ajar Spiritual dalam Kepera-
EGC. watan. Jakarta: Widya Medika.
Baldacchino DR. (2006). Nursing Competencies for Hamid, A.Y.S. (2009). Asuhan Keperawatan Kesehatan
spi-ritual care. Journal of Clinical Nursing. Jiwa Bunga Rampai. Jakarta. EGC.
Cavendish, R., Luise, B., Russo, D. (2004). Spiritual https://books.google.co.id/books?id. Diakses pada
Perspectives of Nurses’ in The United States Rel- tanggal 23 November 2016 .
evant to Education and Practice. Western Journal Hidayat, Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian
of Nursing Research, 26:1–16. Keperawatan dan Teknis Analisis Data. Jakarta:
Chan, M. F. (2008). Factors Affecting Nursing Staff in Salemba Medika.
Practicing Spititual Care. Journal of Clinical
Nursing, 19, 2128-2136
006 Jurnal Media Kesehatan, Volume 10 Nomor 1, April 2017, hlm. 001-101

Hubbel., Saral, L., Elizabeth, K., Barksdale, B., Debra, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan,
J., & Parker, J. S. (2006). Spiritual Care Practices edk 2. Jakarta: Salemba Medika.
of Nurse Practitioners in Federally Designated Potter, Patricia, A & Perry, Anne Griffin. (2005). Buku
Non Metropolitan Areas of North Carolina. Jour- Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
nal of the American Academy of Nurse Practi- dan Praktik, vol.1 edk 4. Jakarta: EGC.
tioners,18, 85-91. (2009). Fundamental of Nursing: Concept,
Kozier, Erb, Berman. Snyder. (2004). Fundamental of Proses and Practice, Ed.7. Missouri: Mosby Year
Nursing: Concepts, Process and Practice. New Book.
Jersey: Pearson Prentice Hall. Puspita, I. (2009). Aplikasi Asuhan Keperawatan Spir-
Mahmoodishan, G., Alhani, F., Ahmadi, F.,& itual Muslim di R. FIRDAUS III RS. Al-Islam.
Kazemnejd, A. (2010). Iranian Nurses’s Percep- Bandung:
tions of Spiritual and Spiritual Care: A Rohman. (2009). Faktor-faktor yang Berhubungan
Qualitative Content Analysis Study. Journal of dengan Pemberian Asuhan Spiritual oleh
Medical Eth- ics and History of Medicine, 3, 88- Perawat di RS Islam Jakarta. Thesis. Jakarta:
95. Universitas Indonesia.
McSherry, W. (1998). Nurses Perceptions of Spirituali- Speck, P., Higginson, I., Addington-Hall, J. (2004).
ty and Spiritual Care. Nursing Standart, 13, 36- Spi-ritual Needs in Health Care. 329:123.
40. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan.
Meehan, T. (2012). Spirituality and Spiritual Care from Jakarta: EGC.
a Careful Nursing Perspective. Journal of Siagian, Sondang. P. (1995). Teori Motivasi dan Ap-
Clinical Management, 4, 1-11. likasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Wiwindaryati. (2006). Persepsi Perawat Pelaksana Ter-
Ilmu dan Seni. Jakarta: Asdi Mahasatya. hadap Aspek Spiritual dalam Asuhan Keperawa-
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi tan di RS Al-Islam Bandung. Journal Berita Ilmu
Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Keperawatan.

Das könnte Ihnen auch gefallen