Sie sind auf Seite 1von 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 115

HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN


2019

STUDI KASUS : PENANGANAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA ANAK


DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RSU. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MOJOKERTO

Dwiharini Puspitaningsih1), Siti Rachma 2), Kartini3)


1
Prodi D3 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
email: dwiharini.pus@gmail.com
2
Prodi D3 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
email: rachmah64@gmail.com
3
Prodi D3 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
email: kk9677808@gmail.com

Abstract
Ineffectiveness of airway clearance in children with bronchopneumonia is a major problem
that always arises. This case study was to carry out nursing care for bronchopneumonia children with
ineffectiveness of airway clearance in RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. The results of the
case study found same complaints in first and second participants that are productive cough, fever,
tightness, and mucus secretion. On first client there was an additional breath sound of crackles in the
right lung and the second client was found crackles in the right and left lung. The diagnosis both
participants were ineffectiveness of airway clearence. Interventions performed on both participants
patients was monitoring breathing pattern, recording chest movements asymmetry of the auxiliary
muscles breathing intercostae, performing auscultation of any additional breath sounds, providing a
comfortable position, giving nebulizer, clapping , monitoring vital signs, collaborating in
administering drug therapy, giving health educations to the client's family how to treat
bronchopneumonia at home. The 3x24 hour evaluation results showed that participant 1 was resolved
because the situation improved, the additional breath sounds on the lungs were gone because when
the study was conducted on the second day, participant 2 was partially overcame, because the client
was still coughing, there was a breath additional crackles in the right lung because the assessment
was carried out on the first day. Participants with bronchopneumonia can experience tightness caused
by excessive sputum. To excrete excessive sputum, self-action is done, one of which is clapping.

Keywords: Ineffectiveness airway, bronchopneumonia, nursing

1. PENDAHULUAN umumnya pasien mengalami keluhan batuk


(Mubarokah, 2017). Ketidakmampuan
Bronkopneumonia merupakan salah untuk mengeluarkan sekret juga merupakan
satu jenis pnemonia yang mempunyai pola kendala yang sering dijumpai pada anak
penyebaran, teratur dalam satu atau lebih usia bayi sampai dengan pra sekolah. Hal
area didalam bronchi dan meluas ke ini dapat terjadi karena pada usia tersebut
parenkim paru yang berdekatan reflek batuk masih sangat lemah. Apabila
disekitarnya (Smeltzer & Suzanne C, 2002) masalah bersihan jalan nafas ini tidak
dalam Nurarif, (2015). Proses peradangan ditangani secara cepat maka dapat
dari bronkopneumonia mengakibatkan menimbulkan masalah yang lebih berat
produksi sekret meningkat sampai seperti pasien akan mengalami sesak yang
menimbulkan manifestasi klinis yang ada hebat bahkan bisa menimbulkan kematian
sehingga muncul masalah. Salah satu (Mubarokah, 2017).
masalah tersebut adalah ketidakefektifan Pnemonia merupakan penyebab
bersihan jalan nafas merupakan masalah utama kematian balita di dunia. Penyakit ini
utama yang selalu muncul pada pasien menyumbang 16% dari seluruh kematian
dengan bronkopneumonia. Karena pada
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 116
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN
2019

anak dibawah 5 tahun, yang menyebabkan Berdasarkan hasil penelitian Fausis


kematian pada 920.136 balita, atau lebih (2014) dalam Barka (2017) menyatakan
dari 2.500 per hari, atau diperkirakan 2 anak bahwa upaya yang perlu dilakukan dalam
Balita meninggal setiap menit pada tahun penanganan bronkopneumonia dengan
2015 (WHO, 2017). Berdasarkan data bersihan jalan nafas tidak efektif meliputi
prevalensi hasil dari Riskesdas tahun 2018 terapi farmakologis antara lain memberikan
di Indonesia yang mengalami pnemonia ventolin melalui nebulizer dan suction,
4,0%. sedangkan terapi non farmakologis yaitu
Penyakit bronkopneumonia di dengan fisioterapi dada (clapping).
Provinsi Jawa Timur masih merupakan Hubungan clapping dengan anatomi
masalah serius. Angka kejadian bronkus adalah bronkus merupakan cabang
bronkopneumonia diperkirakan sebesar batang tenggorokan yang dibagi menjadi
4,45% yaitu sebanyak 1.490 balita yang dua yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah
menderita bronkopneumonia (Profil kanan. Kedua bronkus bercabang lagi
Kesehatan, 2015). Di RSU Dr. Wahidin menjadi bronkiolus. Fungsi utama bronkus
Sudirohusodo Mojokerto pada tiga bulan adalah menyediakan jalan bagi udara yang
terakhir, bulan Oktober-Desember 2018 masuk dan keluar paru-paru
terdapat 25 penderita bronkopneumonia (Puspitaningsih, 2015). Fisioterapi dada
dengan kategori usia 1 bulan sampai 8 dilakukan pada punggung bagian atas.
tahun laki-laki dan perempuan di ruang Banyak pasien yang menderita
Kertawijaya. Bronkopneumonia diruang bronkopneumonia di rumah sakit mengeluh
kertawijaya menempati urutan ke 4 setelah sesak, batuk grok-grok dikarenakan adanya
DHF, vomiting dan GEA (Buku Register penumpukan sekret. Peran perawat dalam
RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo bulan mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
Oktober-Desember 2018). memberikan ventolin melalui nebulizer,
Bronkopneumonia terjadi akibat postural drainase (ekstensi kepala),
masuknya virus, bakteri, mikroorganisme fisioterapi dada dan suction. Fisioterapi
dan jamur ke paru yang mengakibatkan dada (clapping) jarang dilakukan
terjadinya infeksi parenkim paru melalui diruangan. Tujuan penulisan ini
proses respirasi. Salah satu tanda dari reaksi menerapkan masalah keperawatan
infeksi ini adalah dengan meningkatnya ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada
produksi sputum (Nurarif, 2015). kasus bronkopneumonia dengan intervensi
Mikroorganisme yang terdapat didalam mandiri fisioterapi dada (clapping).
paru dapat menyebar ke bronkus. Setelah
terjadi fase peradangan lumen bronkus 2. METODE PENELITIAN
berubah menjadi sel radang akut dan terisi Desain yang digunakan pada penelitian
eksudat (nanah) kemudian sel epitel rusak. ini ada studi kasus untuk mengeksplorasi
Eksudat mengalami infeksi menjadi encer masalah asuhan keperawatan pada pasien
dan keruh, mengandung banyak kuman dengan bronkopneumonia pada anak
penyebab (streptokokus, virus dll). dengan masalah ketidakefektifan bersihan
Kemudian eksudat berubah menjadi jalan nafas di ruang kertawijaya RSU Dr.
purulent sehingga terjadi sumbatan pada Wahidin Sudirohusodo mojokerto
lumen bronkus. Sumbatan tersebut Pengkajian keperawatan ini meliputi
menyebabkan sputum berlebih pada pertanyaan dan pemeriksaan fisik untuk
penderita batuk dan mengurangi O2 mendapatkan data subjektf (DS) dan data
sehingga mengalami sesak. (Anwar & objektif (DO).Uji keabsahan data dalam
Dharmayanti, 2012 dikutip dari Barka, studi kasus ini menggunakan empat data
2018). utama yaitu klien, keluarga klien, status
medis dan perawat ruangan yang berkaitan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 117
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN
2019

dengan masalah yang diteliti . Sumber data laboratorium didapatkan peningkatan


utama tidak hanya dari klien tapi keluarga leukosit 32, 6 10^3/UL, pada pemeriksaan
klien, perawatan dan status medis juga radiologi rontgen thorax didapatkan cor:
diperlukan untuk menentukan validitas dari besar dan bentuk normal, pulmo: tampak
data yang sudah diperoleh dari klien. Cara infiltrat di paru kanan kiri, sinus
penulisan publikasi ilmiah adalah dengan phrenicocostatis kanan kiri tajam,
mencantumkan nama lengkap penulis kesimpulan bronkopneumonia.
beserta NIM dan nama-nama pembimbing
sebagai co-author, nama prodi dan institusi 2.Diagnosa Keperawatan
dengan format publikasi (Puspitaningsih, Berdasarkan analisa data didapatkan
dkk, 2018).. diagnosa yang sama pada kedua
partisipan yaitu ketidakefektifan bersihan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan sputum. Berdasarkan
1. Pengkajian batasan karakteristik adanya suara nafas
Penelitian studi kasus ini dilakukan tambahan, dispnea (sesak), sputum
di ruang Kertawijaya RSU Dr. Wahidin dengan jumlah berlebihan, batuk yang
Sudirohusodo Mojokerto pada partisipan tidak efektif, muncul diagnosa
dengan diagnosa Bronchopneumonia. keperawatan ketidakefektifan bersihan
Hasil pengkajian tanggal 19 Mei jalan nafas (Keliat, 2018-2020). Masalah
2019 keluhan yang muncul pada partisipan keperawatan yang diambil sudah sesuai
1 usia 1 bulan adalah batuk produktif 2 dengan teori kasus yaitu ketidakefektifan
hari, demam, sesak. Hasil pemeriksaan bersihan jalan nafas dengan batasan
fisik terdapat pergerakan dada tidak karakteristik yang sama. Diagnosa
simetris, pernafasan cepat dan dangkal, keperawatan kedua klien adalah
perkusi paru redup, terdapat suara nafas ketidakefektifan bersihan jalan nafas
tambahan ronki +/-, adanya pernafasan berhubungan dengan peningkatan
cuping hidung, klien tampak sputum.
mengeluarkan lendir berwarna agak
kekuningan, keadaan umum lemah, pada 3.Intervensi
pemeriksaan laboratorium didapatkan Intervensi yang dilakukan untuk
peningkatan leukosit 14,5 10^3/UL, pada partisipan 1 dengan masalah keperawatan
pemeriksaan radiologi rontgen thorax ketidakefektifan bersihan jalan nafas
didapatkan cor: besar dan bentuk normal, berhubungan dengan peningkatan sputum
pulmo: tampak patchy infiltrat di parahiler adalah setelah dilakukan tindakan
kanan kiri, sinus phrenicocostalis kanan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
kiri tajam, kesimpulan: bronkopneumonia. sputum berkurang dengan kriteria hasil
Hasil pengkajian partisipan 2 usia 5 keadaan umum baik, batuk berkurang,
bulan tanggal 24 Mei 2019 keluhan yang sesak berkurang, sputum berkurang, tidak
muncul pada partisipan 2 adalah batuk ada suara nafas tambahan, frekuensi
produktif 3 hari, demam 1 hari, sesak pernafasan dalam rentang normal (30-
kadang-kadang pada saat dibuat batuk. 40x/menit), tanda-tanda vital dalam batas
Pada pemeriksaan fisik terdapat normal S: 36,5-37,5ᵒC, N: 120-
pergerakan dada tidak simetris, perkusi 130x/menit , RR: 30-40x/menit.
paru redup, terdapat suara nafas tambahan Intervensi yang dilakukan pada partisipan
ronki +/+, adanya pernafasan cuping 2 dengan masalah ketidakefektifan
hidung, klien tampak mengrluarkan lendir bersihan jalan nafas berhubungan dengan
berwarna agak kekuningan, keadaan peningkatan sputum adalah setelah
umum lemah, pada pemeriksaan dilakukan tindakan keperawatan selama
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 118
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN
2019

3x24 jam diharapkan sputum berkurang Implementasi yang dilakukan pada


dengan kriteria hasil keadaan umum baik, partisipan 1 dan 2 adalah melakukan
batuk berkurang, sputum berkurang, tidak Auskultasi suara nafas tambahan dan
ada suara nafas tambahan, tanda-tanda catat adanya suara nafas tambahan,
vital dalam batas normal suhu: 36,5- memberikan posisi nyaman, memberikan
37,5ᵒC, nadi: 120-130x/menit, RR: 30- terapi nebulizer, lakukan fisioterapi dada
40x/menit. (clapping) (Nurarif, 2015), menganjurkan
Berdasarkan intervensi yang kepada ibu klien untuk memberikan
dilakukan peneliti terdapat perbedaan minum hangat (dalam pembuatan susu)
antara partisipan 1 dan partisipan 2 selain (Andriana, 2015), memonitor pola
intervensi auskultasi suara nafas pernafasan (pernafasan kusmaul,
tambahan dan catat adanya suara nafas takipnea, bradipnea), mencatat
tambahan, berikan posisi nyaman, pergerakan dada ketidaksimetrisan otot
berikan O2 nasal kanul, berikan terapi bantu nafas tarikan intercostae,
nebulizer, lakukan fisioterapi dada memantau tanda-tanda vital,
(clapping) (Nurarif, 2015), monitor pola mengkolaborasikan dengan tim medis
pernafasan (pernafasan kusmaul, dalam pemberian terapi obat
takipnea, bradipnea), catat pergerakan (Paramanindi, 2014). Pada partisipoan 2
dada ketidaksimetrisan otot bantu nafas ditambahkan implementasi
tarikan intercostae, pantau tanda-tanda menganjurkan kepada ibu klien untuk
vital. Partisipan 1 adalah anjurkan minum mempertahankan dan memperbanyak
hangat (ketika dalam pembuatan susu dalam pemberian ASI (Lestari, 2017).
formula) dikarenakan klien minum susu Menurut hasil penelitian
formula. Partisipan 2 adalah beri O2 nasal Paramanindi (2014) pada partisipan 1 dan
kanul, anjurkan kepada ibu klien untuk partisipan 2 dengan masalah keperawatan
mempertahankan dan memperbanyak ketidakefektifan bersihan jalan nafas
dalam pemberian ASI. Berdasarkan yaitu mengajarkan cara perawatan
intervensi keperawatan yang dilakukan bronkopneumonia di rumah dengan cara
sesuai kondisi partisipan dan sesuai terapi inhalasi uap menggunakan minyak
dengan rencana keperawatan dan teori kayu putih. Manfaat inhalasi uap
yang sudah ada. menggunakan minyak kayu putih tersebut
Kolaborasi dalam pemberian terapi adalah untuk mengencerkan dahak dan
obat diberikan karena terapi obat yang untuk melancarkan jalan nafas.
diberikan merupakan jenis antibiotik Terdapat perbedaan antara partisipan
yang digunakan untuk mengatasi bakteri 1 dan partisipan 2. Partisipan 1 adalah
dan mengatasi infeksi saluran pernafasan menganjurkan minum hangat (ketika
yang terjadi pada klien, kemudian terapi dalam pembuatan susu formula)
obat yang termasuk jenis golongan obat dikarenakan klien minum susu formula.
analgesik dan antipiretik digunakan untuk Partisipan 2 adalah memberi O2 nasal
meredakan rasa sakit ringan hingga kanul, menganjurkan kepada ibu klien
menengah, serta menurunkan demam untuk mempertahankan dan
yang dialami oleh klien (Paramanindi, memperbanyak dalam pemberian ASI.
2014). Jadi, dalam pemberian terapi obat
tersebut sesuai dengan kondisi klien yang 5.Evaluasi
didapatkan dari hasil pengkajian dengan Partisipan 1 pada tanggal 22 Mei
keluhan yang mucul adalah batuk 2019 masalah keperawatan
produktif, demam, sesak, dan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
mengeluarlan lendir. berhubungan dengan peningkatan sputum
4.Implementasi teratasi pasien pulang, ibu pasien
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 119
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN
2019

mengatakan batuk berkurang dengan keperawatan kekurangan volume cairan


keadaan umum baik, klien tampak tidur, didapatkan kedua partisipan mengalami
suara nafas tambahan ronki -/-, tanda- perbaikan kondisi yaitu ditandai dengan
tanda vital suhu: 36,2ᵒC, nadi: tidak adanya demam atau suhu dalam batas
122x/menit, RR: 28x/menit intervensi normal, , tidak ada mual muntah, pada
dihentikan. pemeriksaan fisik partisipan keadaan umu
Partisipan 2 pada tanggal 26 Mei m cukup, membran mukosa lembab, akral
2019 masalah keperawatan hangat, pemeriksaan laboratorium
ketidakefektifan bersihan jalan nafas didapatkan trombosit dalam batas 30-
teratasi sebagian ibu klien mengatakan 100.000/ul. Evaluasi pada partisipan 2 tidak
klien batuk produktif dengan keadaan adanya perdarahan spontan pada gusi.
umum baik, klien tampak batuk
produktif, suara nafas tambahan +/-, 5. REFERENSI
tanda-tanda vital suhu: 36,3ᵒC, nadi:
128x/menit, RR: 28x/menit, selanjutnya 1. Alexander, & Anggraeni. 2017.
tindakan yang bisa dilakukan dirumah Tatalaksana Terkini Bronkopneumonia
adalah menganjurkan kepada ibu klien pada Anak di Rumah Sakit Abdul
untuk mempertahankan dan Moeloek Volume 7. Jurnal Kedokteran,
memperbnyak dalam pemberian 9.
ASI,menganjurkan keluarga klien untuk 2. Andriana. (2015). Studi Kasus Pada
memerikan terapi inhalasi uap dengan Anak “K” Umur 10 Bulan Dengan
menggunakan minyak kayu putih dan air Diagnosa Medis “Bronkopneumonia”
panas (Paramanindi, 2014). Di Ruang Musdalifah Rumah Sakit
Hasil evaluasi yang dilakukan Muhammadiyah “Ahmad Dahlan”
selama 3x24 jam pada klien 1 dan 2 Kota Kediri. Simki.Unpadkediri.Ac.Id
menunjukkan bahwa klien 1 teratasi (diakses pada 21 Mei 2019 jam 04:56).
karena keadaan membaik, suara nafas 3. Barka, Divia Azam. 2018. Asuhan
tambahan ronki pada paru sudah tidak ada Keperawatan Bronkopnemonia pada
dan pada klien 1 pengkajian dilakukan An. Z Dan An. S dengan Masalah
pada hari ke 2 , sedangkan klien 2 teratasi Keperawatan Ketidakefektifan
sebagian, karena klien masih batuk, Bersihan Jalan Nafas di Ruang
terdapat suara nafas tambahan ronki pada Bougenville RSUD Dr. Haryoto
paru kanan dan pada klien 2 pengkajian Lumajang Tahun 2018.
dilakukan pada hari pertama saat pasien http://repository.unej.ac.id/handle/1234
masuk ruangan. Selanjutnya salah satu 56789/88631 (diakses pada 06 Februari
tindakan mandiri yang bisa dilakukan 2019 jam 13:02).
pada klien dengan bronkopneumonia 4. Keliat Budi Anna, dkk. 2019. NANDA-
yang mengalami sesak disebabkan oleh 1 Diagnosis Keperawatan Definisi dan
sputum berlebihan yaitu fisioterapi dada Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11.
(clapping). Dan tindakan yang dilakukan Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
dirumah yaitu menganjurkan kepada 5. Kementrian Kesehatan Republik
keluarga klien untuk memberikan terapi Indonesia, 2018. Profil Kesehtan RI
inhalasi uap menggunakan minyak kayu 2017. Jakarta: Kementrian Kesehatan
putih dan air panas (Paramanindi, 2014). RI.
6. Mubarokah. N, (2017). Asuhan
4. KESIMPULAN Keperawatan Klien Bronkopneumonia
Evaluasi pada kedua partisipan setelah Dengan Masalah Ketidakefektifan
dilakukan tindakan keperawatan selama Bersihan Jalan Nafas (Studi Kasus di
3x24 jam pada dengan masalah Rumah Sakit Umum Daerah Jombang)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 120
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-3 TAHUN
2019

(Doctoral dissertation. STIKES Insan


Cendikia Medika Jombang).
http://repo.stikesicme-
jbg.ac.id/id/eprint/229 (diakses pada 04
Februari jam 11:06).
7. Nurarif Amin Huda. 2015. Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis Dan Nanda NIC-NOC
Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta:
Mediaction.
8. Paramanindi. (2014). Analisis Praktik
Klinik Keperawatan Kesehatan
Masyarakat Perkotaan pada Pasien
Bronkopneumonia di Ruang Rawat
Inap Anak Lantai III Selatan RSUP
Fatmawati Jakarta.
https://doi.org/10.26714/jkj.3.2.2015.6
1-69 (diakses pada 21 Mei 2019 jam
05:15).
9. Puspitaningsih Dwiharini. (2015).
Buku Keperawatan Medikal Bedah 1
Sistem Pernafasan. Surakarta: Cv
Kekata Group.
10. Puspitaningsih, D., Kartiningrum, E,D.,
Puspitasari, W. 2018. Buku Panduan
Studi Kasus Prodi D3 Keperawatan.
LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Majapahit.
11. Soemarno , S., Astuti, & Dwi. 2015.
Pengaruh Penambahan Mwd Pada
Terapi Inhalasi, Chest Fisioterapi
(Postural Drainage, Huffing,
Caughing, Tapping Dan Clapping)
Dalam Meningkatkan Volume
Pengeluaran Sputum Pada Penderita
Asma Bronchiale. Jurnal Fisioterapi
Indonesia Vol. 5 No. 1, 63.

Das könnte Ihnen auch gefallen