Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Naskah diterima tanggal31 Januari 2017, direvisi tanggal31 Januari 2017, disetujui pada tanggal 31 Januari 2017
Abstract
The emergence of Internet in the digital era also used by politicians as the new model of campaign. In the era of post
New Order regime, internet became a new alternative media for campaigning. Furthermore, popularity of media and
popular culture had make it easier for politicians to gain vote of their constituents. This study aims to analyze the use of
the Internet and popular culture by Indonesian politicians in order to influence the attitudes and public opinion in the
country. Several issues that were examined in this study includes the ways that been used by these politicians to affect
their constituents, campaign models, and how popular culture being used to attract the public. Through textual analysis
methods, this study examined ten national and local politicians that using the internet and media convergence for the
needs of political campaigns during 2014 and 2015. The results of this study indicate that politicians positioned
themselves as a political celebrity by appearing as a major player or single character in various cultural models or
audio visual program that they produced. All politicians in this study have been using various models of campaign, and
take a big advantage of the internet, either social media or personal blogs which were filled with a variety of political
messages and campaigns to achieve the highest mass.
Keywords: internet, popular culture, political celebrities, political campaign, media convergence
Abstrak
Kemunculan internet di era digital juga dimanfaatkan oleh politisi untuk melakukan kampanye model baru. Di masa
paska era rejim Orde Baru, kehadiran media internet menjadi alternatif baru cara berkampanye. Ditambah lagi dengan
popularitas media dan budaya popular yang lebih memudahkan politisi untuk meraih suara para konstituennya menjadi
medium baru bagi politisi melakukan kampanye politik.Penelitian ini bertujuan untuk melihat penggunaan internet dan
budaya popular yang digunakan oleh politisi Indonesia untuk mempengaruhi sikap dan opini publik di tanah air.
Bagaimana cara-cara politisi ini memperngaruhi konstituennya dan model-model kampanye apa saja yang digunakan
dan bagaimana budaya popular dipakai untuk menarik massa adalah masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian
ini.Dengan menggunakan metode analisis tekstual, penelitian ini mengkaji 10 politisi nasional dan daerah yang
menggunakan internet dan konvergensi media untuk kampanye politiknya selama tahun 2014 dan 2015. Lima politisi
nasional dan lima politisi daerah dipakai sebagai sampel untuk analisis penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa politisi menempatkan dirinya sebagai selebritas politik dengan menampilkan dirinya sebagai pemain utama atau
pemeran tunggal dalam berbagai model budaya atau tayangan visual dan audio visual yang diproduksinya. Kesemua
politisi yang diteliti menggunakan berbagai macam model kampanye, dan memanfaatkan internet mulai dari media
sosial dan blog-blog pribadi yang kesemuanya diisi penuh dengan berbagai pesan politik mereka dan kampanye untuk
meraih massa terbanyak.
Kata Kunci :internet, budaya populer, selebritas politik, kampanye politik, konvergensi media
145
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156
Website atau situs adalah salah satu tahun 2015 dan masih akan terus meningkat
aplikasi yang terhubung dengan adanya internet pada tahun-tahun berikutnya.
yang kemudian dimanfaatkan oleh beberapa Kehidupan politik saat ini tidak terlepas
pihak untuk kepentingan mereka masing- dari hingar binger media sosial dan
masing.Website menyediakan berbagai konten internet.Digital media telah merambah
yang menguntungkan untuk menyebarkan kehidupan politik di dunia dan di tanah
berita atau informasi secara massif tentang air.Bahkan keberhasilan media sosial
suatu hal.Seperti yang telah dituliskan menggiring opini dan alat perjuangan baru di
sebelumnya bahwa penggunaan internet atau era digital saat ini juga telah menggejala di
dalam hal ini adalah website adalah bagian dari mana-mana.Banyak contoh gerakan “Arab
aktivitas masyarakat yang telah Spring” yang berhasil menggulingkan Presiden
membudaya.Dewasa ini semua orang baik tua Hosni Mobarak di Mesir, Penjarahan di
ataupun muda, kaya ataupun miskin, Inggris, bahkan gerakan-gearakn terorisme anti
berpendidikan ataupun tidak, kesemuanya Islam dan gerakan fasisme baru melalui media
dapat menggunkan internet untuk memenuhi internet adalah contoh bergesernya kekuatan
kebutuhan mereka. media sosial untuk menggiring opini dan alat
Hal inilah yang kemudian oleh para propaganda baru.
politisi digunakan untuk melancarkan kegiatan Pemilihan Presiden di Amerika Serikat
kampanye politik yang mereka lakukan agar pun tak kalah seru dengan perang media sosial
memperoleh dukungan dari yang digunakan antara kubu Hillary Clinton
masyarakat.Website digunakan para politisi dari partai Demokrat dengan kubu Donald
untuk menyebarkan berita baik yang berkaitan Trump dari Partai Republik.Media sosial
tentang partainya ataupun dirinya sendiri. banyak digunakan karena banyak calon pemilih
Bukan hanya berita, berbagai iklan dan poster yang potensial yang bisa dipengaruhi opini dan
pun mengjiasi laman website sang politisi. sikap politiknya. Di Indonesia, pemilu 2014
Konten website inilah yang nantinya menunjukkan fenomena yang sama pula.
dikonsumsi oleh berbagai kalangan dengan Media sosial mampu menggerakkan opini dan
tujuan untuk memperoleh dukungan dari sikap pemilih kepada Joko Widodo untuk
mereka. Untuk dapat mengakses konten dari mendukung sebagai presiden
sebuah website bukanlah perkara yang susah, Indonesia.Berbagai tayangan Youtube visual
karena siapapun yang memiliki jaringan yang mendukung Joko Widodo mampu
internet dapat mengasesnya dengan mudah. menggerakkan pemilih-pemilih netizen yang
Kondisi yang demikian menjadikan website bermain di ranah internet dan media
sebagai bagian dari budaya populer dalam sosial.Keberhasilan Joko Widodo inilah yang
masyarakat dan konten politik melekat pada kemudian banyak dimanfaatkan oleh para
budaya pouler tersebut. politisi Indonesia untuk meraih suara di luar
Website dipilih menjadi bagian dari mainstream.
kampanye politik yang dipertimbangkan karena Kondisi inilah yang tidak akan
pertimbangan pengguna internet di Indonesia dilewatkan para kandidat calon legislatif atau
yang tidak sedikit jumlahnya. Menurut para politikus di dunia untuk memperoleh
lembaga riset pasar e-Marketer, populasi dukungan sebanyak mungkin. Pemanfaatan
pengguna internet di Indonesia pada tahun website pun dilakukan dengan cara yang
2014 mencapai 83,7 juta pengguna. Angka beragam oleh para politisi, terutama awalnya di
tersebut menempatkan Indonesia sebagai Amerika Serikat (e.g. Bimber & Davis, 2003,
negara dengan peringkat ke-6 di dunia dalam Chadwick, 2006, Foot & Schneider, 2003,
hal jumlah pengguna internet. Masih Trippi, 2004). Mulai dari kampanye sehat
bersadarkan pada lembaga riset yang sama, hingga kampanye yang berindikasi negatifpun
angkanya naik menjadi 93,4 juta pengguna di dapat dilakukan disini.Hal inilah yang
146
Penggunaan Internet dan Budaya Populer dalam Kampanye Politik di Indonesia
Henri Subiakto dan Rachmah Ida
kemudian menarik untuk diteliti lebih lanjut, tayangan-tayanag audio visual dan visual yang
bagaimana para politisi tersebut menggunakan digunakan oleh politisi selain untuk tujuan
situs online atau website untuk memperoleh kampanye dan artikulasi kepentingan politik
dukungan dari masyarakat? Model-model kandidat politik, juga untuk tujuan menghibur
kampanye online apa saja yang digunakan oleh khalayaknya.
politisi untuk mempersuasi calon pemilih
maupun konstituennya untuk kepentingan Tinjauan Pustaka
politik mereka? Bagaimanakah budaya populer Politik dalam budaya populer akan
digunakan sebagai bagian dari kampanye memandang politikus dari kaca mata yang
politik online politisi di tanah air untuk berbeda dengan yang selama ini ada. Politikus
menarik massa? tidak hanya digambarkan sebagai sosok yang
konvensional namun menjadikannya sebagai
selebritas dalam dunia politik.Konsep baru
METODE PENELITIAN yang sekarang mulai disadari manfaatnya untuk
menghubungkan pelaku politik dengan warga
Penelitian ini menggunakan pendekatan negara (citizen).Jika penggunaan wilayah
kualitatif menggunakan metode analisis kolektif dahulunya hanya terjadi di forum-
tekstual. Pendekatan kualitatif artinya forum birokrasi formal yang terbatas aksesnya,
penelitian ini berdasarkan pada fenomena wilayah itu kini diperlebar ke arah yang lebih
sosial yaitu penggunaan situs online yang publik dan populer. Dengan kata lain,
berupa website sebagai media kampanye para penggunaan media merupakan wilayah kolektif
politikus. Sedangkan analisis tekstual (collective space) yang baru untuk kepentingan
digunakan sebagai metode untuk mengupas pembentukan brand image politik itu sendiri
dan memaknaikepentingan yang ada di balik (Subiakto & Ida, 2014).
suatu teks media. Analisis tekstual yang Sistem selebritas sebenarnya telah
digunakan dalam penelitian ini digunakan dilakukan pada proses pemilihan presiden
untuk melakukan deskripsi sekaligus Indonesia yang lalu. Disadari atau tidak, apa
memberikan analisis naratif atas gambar- yang dilakukan oleh Presiden SBY dan timnya
gambar visual politisi dan juga tayangan audio kala itu, mencoba memanfaat cultural
visual yang dibuat oleh para politisi dalam environment media di Indonesia dengan tren
laman internet mereka. yang berkembang sejak yiga tahun belakangan,
Ada 10 politisi nasional dan lokal yang yakni fenomena infotainment selebritas.
dipilih dengan pertimbangan pemilihan laman Rumah produksi, stasiun televis swasta
mereka adalah yang aktif dan dinamis serta nasional, dan tabloid-tabloidhiburan,
dikelola dengan kontinyu selama masa membombardir khalayak media dengan liputan
kampanye 2014 dan pada saat kampanye selebritas hampir tiap jam dan tiap hari. Hingga
pemilukada 2015 bagi politisi lokal/regional akhirnya konsep dan pandangan tentang
yang diambil sebaga objek kajian. Laman- selebritas berkembang. Politisi kyai, pejabat,
laman yang dipilih adalah yang di dalamnya tokoh masyarakat yang bukan berprofesi yang
terdapat banyak tampilan visual, audio, dan bukan di dunia bisnis hiburan, karena
audio visual. Dengan kata lain, penelitian ini seringnya muncul di televisi dinamai sebagai
ingin melihat juga ketika konvergensi media selebritas. Fenomena ini terus bergulir, hingga
digunakan dalam kampanye politik di tanah air, dunia politik Indonesia pun terlibat dalam
dan bagaimana para politisi memanfaatkan percaturan zona ekonomi hiburan ini. Inilah
konvergensi media untuk mempromosikan yang dimaksud dan diinginkan oleh Anthony
dirinya dan tujuan politiknya kepada Painter, bahwa dunia politik harus mampu
konstituennya. Sementara itu yang dimaksud memanfaatkan dan menggeser koletif space
budaya popular dalam penelitian ini adalah nya, dari tradisi podium politik ke zaman
147
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156
148
Penggunaan Internet dan Budaya Populer dalam Kampanye Politik di Indonesia
Henri Subiakto dan Rachmah Ida
149
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156
menyampaikan unek-unek pada sang politisi. mereka.Seperti miliki Andi Saiful Haq ini
Sebagain diantaranya menyediakan berita dibuat menarik dengan adanya kumpulan grafis
tentang isu sosial, politik, dan lingkungan yang berisi kampanye dan kultwit dari Andi
untuk mengedukasi masyarakat. Serta beberapa Saiful. Semua hal yang berkaitan tentang Andi
diantara membuka kolom advokasi untuk dan pencalonannya sebadai anggota dewan,
mereka yang membutuhkan bantuan hukum. serta apa yang akan ia lakukan jika terpilih
Contohnya, laman Viva Yoga adalah nanti dikemas dalam satu poster yang cukup
seorang politikus dari Partai Amanat Nasional menarik pembaca dengan desainnya.
atau PAN. Website miliknya adalah jendela Tidak hanya grafis yang menarik mata,
untuk dapat melihat Viva Yoga dalam kancah politisi juga menggunakan puisi, sebagai
politiknya. Website tersebut menyajikan bagian dari sastra budaya populer, untuk
berbagai aktivitas yang dilakukannya sebagai konstituennya.
seorang politisi, yang tentunya terhubung
langsung dengan media online lain miliknya, Aku mencintai bayangan
yaitu Facebook, Twitter, dan Youtube. Tidak Menyapaku setiap pagi di kedipan pertama
hanya itu, dalam homepage terhubung Melahap hidangan makan siangku sebelum
langsung dengan website PAN, DPR-RI, Bulog kenyang perutku
RI, dan badan lain yang menaunginya. Isu Kudekap dalam tidur sepanjang malam
soial, politik dan lingkungan pun disajikan
dalam bentuk berita yang selalu diperbaharui Akumencintai bayangan
dari hari ke hari. Domisi warna desain web Tak mewujud
yang digunakan adalah putih, tanpa ada aksen Datang dan pergi semaunya
warna lain yang dominan. Pada bagain paling Bayangan itu adalah diriku sendiri.
atas homepage, terdapat nama Viva Yoga
Mauladi dalam ukuran besar dengan latar Banda Aceh, 5 Juni 2009
belakangbendera merah putih dan foto Viva
Yoga dalam beragai aktivitasnya. Tepat di Layaknya figure terkenal atau
bawah namanya terdapat motto Berbakti Untuk selebritas, para politisi Indonesia hampir
Negeri. Kolom aspirasipun disediakan dalam semuanya mempunyai media sosial seperti
laman laman ini untuk memfasilitasi Twitter menjadi media online yang banyak
masyarakat. digunakan oleh politisi untuk melakukan
kampanye politik. Hal ini pula yang dilakukan
oleh delapan politisi dari sepuluh sampel yang
digunakan dalam penelitian ini. Kedelapan
akun tersebut adalah @saiful_haq,
@budimandjatmiko, @fadlizon,
@ramadhanpohan1, @Edhie_Baskoro,
@vivayogamauladi, @rieke_diah, dan
@ridwankamil. Akun Twitter para politisi
tersebut memiliki angka pengikut (followers)
yang beragam, mulai dari angka ribuan hingga
jutaan pengikut. Sama halnya dengan website,
Gambar 1.Kumpulan fotografi Andi Saiful Haq di akun twitter tiap politisis pun beragam
laman nya kontennya, sesuai dengan tujuan awal yang
hendak mereka capai.
Penggunaan perangkat komunikasi Politisi menyadari kecepatan dan
kreatif, seperti poster, juga digunakan oleh para keefektifan untuk meraih konstituennya, seperti
politisi di lamannya untuk menarik pengikut yang terlihat dalam twitter Fadli Zon
150
Penggunaan Internet dan Budaya Populer dalam Kampanye Politik di Indonesia
Henri Subiakto dan Rachmah Ida
misalnya.Fadli Zon lebih gamblang facebook memiliki kolom catatan untuk bisa
mencantumkan identitasnya sebagai seorang membagikan tulisan yang lebih panjang.
politisi. Pada biodata twitter ia menuliskan Kolom foto dan videopun tersedia sendiri
dirinya sebagai Wakil Ketua @DPR_RI, untuk semakin memudahkan penggunanya. Hal
@GOPAC_Eng President, Wakil Ketua Umum ini pula yang dimanfaatkan oleh politikus
DPP Partai @Gerindra, Ketua Umum DPN untuk juga membuat album foto dan video
@HKTI, dan founder @FadliZonLibrary. Ia yang berisi kegiatan mereka sebagai politisi.
menunjukkan posisinya sebagai seorang politisi Akun yang dimiliki oleh para politisi
juga dari foto yang dipajangnya sebagai latar tersebut berbeda dengan akun-akun Facebook
belakang dan foto profil pada twitter. Pada foto lainnya. Akun ini beruapa fanpage yang
tersebut, ia sedang memberikan pidatonya pada akunnya dapat disukai oleh pengguna lainnya.
acaraThe 9th Asia-EuropaParliamentary Fanpage ini adalah sebuah halaman khusus
Partnership (ASEP9) Meeting. Fadli mulai yang menyediakan berbagai informasi sesuai
bergabung sebagai pengguna twitter sejak dengan keinginan para pemiliknya. Selain itu,
Oktober 2009, dan hingga saat ini ia telah fanpage bertujuan untuk mengumpulkan fans
memiliki 356.000 pengikut. Pada kurun waktu terhadap akun ini sebanyak-banyaknya dan
2009 hingga kini,ia pun telah membagikan kemudian akun tersebut membagikan pesan-
tweet sebanyak 15.700 kali tweet. Semuanya pesan kampanye untuk menarik semakin
tentu erat kaitannya dengan penyebaran banyak dukungan. Seperti halnya akun milik
idealisme dan pandangannya tentang dunia Ridwan Kamil yang telah memperoleh disukai
politik Indonesia. Sama seperti akun-akun dan diikuti sebanyak 1.994.674 orangdan tidak
sebelumnya, kesemua tweetnya disampaikan sebanyak Ridwan kamil, politikus lain akunnya
dengan cara yang beragam, mulai dari dengan diikuti oleh ribuan hingga puluhan ribu
komentar pada foto, video, ataupun berita pengguna Facebook.
tertentu. Ataupun dengan menyampaikan Lima orang dari tujuh politsi yang
pandangan atau posisinya saat terjadi fenomena menggunkan Facebook, mereka menggunakan
tertentu dalam dunia politik Indonesia. foto profil yang sama persis seperti yang
mereka gunakan pada twitter. Seperti halnya,
Edhi Baskoro, Andi Saiful, Viva Yoga, Ridwan
Kamil, dan Budiman Sudjatmiko. Namun tidak
semua politikus tersebut mencantumkan
dirinya sebagai politikus dalam kolom biodata.
Seperti halnya Andi Saiful yang menyebut
dirinya sebagai penulis, kemudian Fadli
Zondan Ridwan Kamil yang menyebut dirinya
sebagai tokoh publik. Untuk politikus yang lain
seperti Edhie Baskoro, Viva Yoga, Budiman
menulis dirinya sebagai politisi, sedangkan
Gambar 2. Contoh Akun Fadli Zon Rieke Diah membiarkan kosong kolom
biodatanya.
Selain Twitter, para politisi Indonesian Pada halaman awal website telah
juga menggunakan Facebook sebagai medium memberikan kesan tersendiri dengan
promosi politik mereka. Konten yang terdapat menampilkan foto Budiman yang sedang
pada Facebook sebagain besar hampir sama membantu seorang petani setelah merumput.
dengan apa yang mereka bagikan pada twitter. Foto tersebut kemudian ditambahkan unsur
Namun yang membedakan adalah redaksi politis dengan adanya editing jargon milik
kalimat pada postingan di Facebook tidak Budiman di sudut kanan bawah, „Desa Hebat!
terbatas dengan karakter huruf. Selain itu, Indonesia Hebat!‟. Foto ini cukup segar dilihat
151
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156
berda di halaman awal website, seolah ditengah video seputar pencalonannya sebagai Caleg
pembicaraan serius tentang politik, terdapat DPRD Kota Kendari. Tidak hanya itu, berbagai
karya seni yang memanjakan mata, walau tetap berita tentang isu politik dan sosial juga
denganadanya unsur politis. dibagikan dalam laman blog ini. Semua hal
uang berkaitan dengan pencalonannya pun ada
dalam blog ini. Mulai dari visi dan misi, profil,
hingga pandangan hidup.
Rieke Diah, Ridwan Kamil, dan Edhie
Baskoro adalah tiga orang politisi yang juga
menggunakan instagram sebagai basis
pengumpulan massa. Sama seperti media
online lainnya, instagram dalam kampanye
juga bertujuan untuk menyebarkan dan
mencapai tujuan kampanye seorang politisi.
Gambar 3. Tayangan video dan fotografi Budiman Namun instagram lebih spesifik hanya
Sudjatmiko menggunakan foto dan video berdurasi 15 detik
saja. Dalam setiap foto dan video tentu dapat
Budiman juga menggunakan Youtube ditambahkan redaksi kalimat yang tidak
untuk membagikan testimoni para sahabatnya terbatas jumlah katanya.
yang mendukung Budiman. Serta tanggapan
masyarakat tentang Rumah Aspirasi Budian
yang dibangun saat menjabat sebagai anggota
dewan 2009-2014. Profil Budiman pun dibuat
dlam bentuk video untuk mempermudah
mereka yang inin mengetahuinya. Serta
sosialisasi tentang cara coblos suat suarapun
dilalkukan untuk menunjukkan cara konkret
dalam memilih Budiman.
152
Penggunaan Internet dan Budaya Populer dalam Kampanye Politik di Indonesia
Henri Subiakto dan Rachmah Ida
153
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156
154
Penggunaan Internet dan Budaya Populer dalam Kampanye Politik di Indonesia
Henri Subiakto dan Rachmah Ida
155
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 7 No.2 (Juli - Desember 2016) Hal.: 145-156
156