Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
c. Comunicator
Peran ini terlihat ketika perawat bertindak sebagai mediator antara
klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini berhubungan
dengan keberadaan perawat yang mendampingi klien selama 24 jam.
Contohnya,
− ketika dokter memberi tugas perawat untuk mengambil specimen
lokhea untuk analisis kultur bakteri dan pengambilan darah
untuk pemeriksaan kadar leukosit, perawat meminta izin kepada
klien dan menjelaskan tujuan dari pengambilan specimen.
− Ketika dokter akan memberikan terapi antibiotik yang baru,
perawat menanyakan kepada klien apakah klien memiliki alergi
atau tidak terhadap antibiotik tersebut. Jika klien tidak tahu,
perawat dapat menganjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan
alergi.
d. Rehabilitator
Berhubungan erat dengan tujuan pemberian asuhan keperawatan,
yakni mengembalikan fungsi organ/ bagian tubuh agar kembali pulih
dan berfungsi normal.
− Perawat memulihkan kondisi klien yang memiliki maslah fisik
akibat infeksi pasca melahirkan, masalah mental akibat sakit
yang diderita, fluktuasi hormon pasca melahirkan, dan harus
terpisah dari bayinya , dan juga masalah sosial akibat efek
hospitalisasi. Seluruh askep juga bertujuan untuk membantu klien
agar secepat mungkin dapat memenuhi KDM secara mandiri.
e. Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien. Contohnya:
− pengaturan jadwal besuk, dan jadwal perawatan klien oleh dokter,
bidan, dan petugas kesehatan lainnya.
f. Consultant
Sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintan klien untuk mengetahui informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
Contoh : klien dapat mengkonsultasikan tentang pemberian terapi
antibiotik, analgesik, wound debridement, terapi cairan atau apa saja
yang ingin klien ketahui kepada perawat .
g. Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah.
Contoh:
− Memeberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga
berhubungan dengan masalah infeksi pasca melahirkan dan
kebutuhan perawatan ibu dan bayi pasca melahirkan
Fungsi perawat:
Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi tersebut dapat berubah di sesuaikan dengan keadaan
yang ada. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan
fungsi diantaranya :
− Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dengan keputusan sendiri dengan kebutuhan dasar manusia
seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis. Pemenuhan kebutuhan cinta
mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
− Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya pesan
atau intruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan
tugas yang diberikan. Hal ini biasanya di lakukan oleh perawat
spesialis kepada perawat umum atau dari primer keperawat pelaksana
− Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat
ketergantungan diantara tim satu dnegan lainnya. Fungsi ini dapat
terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam
pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan
pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks.
Aspek Legal Etik
1. Respect for Autonomi
Menghargai kebebasan klien dalam memilih rencana kehidupan
dan cara bermoral sesuai dengan nilai yang dianut klien. Misanya,
perawat harus menghargai keputusan yang diambil oleh klien dan
keluarga, Disamping itu perawat pun harus memberikan informed
consent tentang penanganan penyakit klien sehingga klien dan
keluarga dapat mempercayai segala tindakan para professional
kesehatan dan dapat menerima kemampuan medis dan keputusan
yang diambil oleh professional kesehatan.
2. Non Maleficience dan Beneficience
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus
mempertimbangkan semua factor resiko dan keuntungan yang
dapat terjadi pada klien sehingga perawat dapat menghindari hal-
hal yang membahayakan klien. Contohnya:
− Mencegah infeksi nosokomial dengan menerapkan teknik aseptik
dan antiseptik.
− Menggunakan sarung tangan steril , perawatan vulva heigine, dan
pemeriksaan dalam yang tidak terlalu sering untuk mencegah
asending infeksi dari saluran genitalia
− Nasoparing biasanya merupakan penyebap contaminasi eksogen
tersering, oleh karena itu untuk perawat (tim kesehatan) yang
membantu persalinan harus menggunakan maskeryang menutup
hidung dan mulut.
− Seseorang yang memiliki infeksi kulit dan pernafasan tidak
diuperbolehkan bekerja di bagian maternitas.
− mencegah kekeliruan dalam pemberian obat. Menggunakan
prinsip enam benar:
1) benar pasien, 2) benar obat, 3)benar dosis, 4) benar rute/cara
pemberian obat, 5)benar waktu, 6) benar dokumentasi.
3. Justice
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan tidak boleh
membeda-bedakan pasien baik dari segi tingkat ekonomi, suku,
agama, dll. Perawat harus memberikan perawatan sesuai dengan
kebutuhan klien.
4. Kejujuran, kerahasiaan dan kesetiaan
Perawat dalam hal ini harus merahasiakan kondisi kesehatan pasien
kepada orang lain tanpa seizin klien dan keluarga, kecuali untuk
kepentingan penyidikan hukum.