Sie sind auf Seite 1von 17

UJIAN KASUS

GANGGUAN JIWA PSIKOTIK

Diajukan untuk memenuhi

sebagian persyaratan pendidikan profesi dokter

Penguji :

Dr. Rh Budhi Muljanto, Sp.Kj

Oleh :

NAMA : IDA WULANDARI

NIM : J 500050028

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2010

1
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. J. I
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : menikah
Pekerjaan : Penjaga rumah kasunanan
Alamat : Surakarta
Dirawat tgl : 21 Februari 2010
Diperiksa tgl : 22 Februari 2010

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Riwayat penyakit pasien diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis :
 Autoanamnesis pada tanggal 1 Maret 2010 di Bangsal Amarta RSJD
Surakarta
 Alloanamnesis pada tanggal 1 maret 2010 yang di dapat dari :
- Ny. S, istri pasien, 48 tahun, pekerjaan buruh. Pendidikan terakhir SMA.
- Ny. R, kakak kandung pasien, 63 tahun, pekerjaan penjual martabak.
Pendidikan terakhir SMP. Sejak berumur 2,5 tahun, pasien tinggal
serumah dengan Ny.R.
A. Keluhan Utama
Mengamuk

B. Riwayat Penyakit Sekarang.


 Alloanamnesis
1. Alloanamnesis dari Ny. S
1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit pasien tiba-tiba mengamuk,
memukul istrinya tanpa sebab yang jelas dan bicara kata-kata kotor. Pasien
juga terlihat bingung, ngomong ngelantur, dan membuang barang-barang
yang ada di rumah. Pasien juga menuduh istrinya telah selingkuh dengan

2
laki-laki lain. Padahal istrinya sedang bekerja berjualan martabak. Pasien
menuduh juragan istrinya telah membeli istrinya, kemudian pasien
mendatangi rumah juragan tersebut dan marah-marah. Pasien juga tiba-tiba
menuduh bapak tua di jalan telah mencuri ayam nya. Bahkan pasien juga
memukuli bapak tua itu. Pasien juga mengaku bahwa dirinya seorang anak
ningrat keturunan keraton.
Menurut istrinya, pasien kambuh dan ngamuk karena pusing
memikirkan biaya untuk pernikahan anak mereka yang nomor satu. Rencana
nya anak pasien yang nomer satu akan menikah pada bulan april. Perilaku
pasien yang sering mengamuk dan marah-marah mulai dirasakan oleh istri
pasien ketika satu hari setelah mereka menikah, tangan istri nya di sungut
rokok hingga melepuh. Bahkan ketika Pasien sudah memiliki anak, pasien
pun masih sering memukul istrinya. Tidak hanya itu, pasien pun pernah
mengunci ke tiga anaknya di dalam kamar, kemudian pasien membakar
setumpuk koran di dalam kamar itu. Pasien juga menyuruh ketiga anaknya
untuk meminum air kencing nya. Saat anak-anak pasien meminum air
kencingnya, pasien tertawa senang.
Menurut istrinya, Pasien juga sering memukul anak nya, bahkan
pernah mau membunuh anaknya yang nomer 3. Pasien juga sering
membawa senjata tajam, seperti parang. pasien dibawa ke RSJD Surakarta
oleh Hansip di daerah Mojosongo. Pasien di bawa ke RSJD karena
menyetopi kendaraan di jalan raya. Pasien juga tidak mengenakan baju.
2. Alloanamnesis dengan Ny.R
Menurut Ny.R, 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien tiba-tiba
membuka baju nya saat pengajian dan berteriak-teriak. Pasien juga membeli
obat di apotek yang jumlah nya 70 buah, sampai uang gaji pasien tinggal
100 ribu. Menurut Ny.R, pasien kambuh karena memikirkan anak nya yang
minta untuk dinikahkan bulan april besok. Pasien bingung memikirkan uang
untuk biaya pernikahan anaknya tersebut. Kemudian pasien marah-marah
dan ngamuk.
Menurut Ny.R, Pasien adalah orang yang baik yang memiliki
banyak teman. Saat tidak kambuh, pasien rajin mengikuti pengajian dan
rajin sholat. Pasien pernah bercerita kepada keponakannya, kalau dirinya

3
sudah lama tidah diberi nafkah batin oleh istrinya. Pasien memang sudah 2
tahun pisah ranjang dengan istrinya, karena istrinya sudah tidak tahan sering
dipukuli oleh pasien.
± 30 tahun yang lalu ( pada saat pasien kelas 3 SMA ) pasien
melihat pacarnya dibonceng dengan laki-laki lain. Kemudian pasien marah
dan ngamuk. Itulah saat pertama kali pasien marah, karena sebelumnya
pasien tidak pernah marah seperti itu. Pasien adalah anak yang penurut dan
memiliki banyak teman. Setelah selesai sekolah, pasien kemudian bekerja di
bagian tekstil di wonogiri. Setelah pasien menikah, pasien sering sekali
menuduh istrinya selingkuh. Pasien juga sering memukul istri dan anaknya
tanpa sebab yang jelas. Pasien sering mondok di RSJD surakarta karena
sering mengamuk. Setelah pulang dari rumah sakit jiwa, pasien tidak mau
kontrol dan tidak mau minum obat. Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak
sakit jiwa, oleh karena itu pasien tidak mau minum obat. Menurut Ny.R,
setelah keluar dari rumah sakit jiwa pasien dapat beraktivitas seperti biasa,
namun kadang-kadang pasien suka pergi ketempat kyai untuk mendapatkan
kepintaran. Secara tidak sadar, pasien juga sering meninggalkan motor nya
dimana-mana, dan membagi-bagikan barang-barang yang ada di rumah
kepada tetangga-tetangganya.
 Autoanamnesis
Pasien mengatakan bahwa dirinya di bawa kerumah sakit jiwa oleh
polisi karena dirinya duduk didekat orang yang mabuk. Pasien mengatakan
bahwa dirinya adalah anak ketujuh dari raja kasunanan Surakarta. Pasien
memiliki rumah seluas 11.500 meter, didepan rumahnya mau dibangun
hotel berbintang lima. Pasien mengatakan dirinya sering melihat cahaya
putih didepannya setiap kali dia sholat. Pasien mengatakan bahwa dirinya
telah bercerai dengan istrinya, karena istrinya selingkuh dengan juragan
martabak.

Petikan wawancara dengan Pasien

I : Selamat sore pak....


Tn.J : Sore mbak...

4
I : Perkenalkan saya ida, dokter muda yang sedang praktek disini.
Bapak namanya siapa?
Tn. J : J mbak.
I : umurnya berapa ?
Tn. J : 45 tahun mbak
I : alamatnya dimana pak J?

Tn.J : Gajahan, Solo mbak. Rumah saya besar mbak, luasnya 11.500
meter. Mbak mau nikah dengan saya ga? Saya ini anak raja
kasunanan Surakarta. ( waham kebesaran)
I : anak nomer berapa pak?
Tn.J : Nomer 7 mbak.
I : saudara bapak jumlah nya berapa?
Tn.J : 22 mbak. Mereka sekarang ada di Jepang dan Amerika.
I : Rumah pak J seluas itu, kalau bersih-bersih gimana itu?
Tn.A : mbak kok tanya terus, kalau ga percaya datang saja kerumah saya
mbak. Halaman rumah saya mau dibangun hotel berbintang lima.
I : yang membangun siapa pak?
Tn.J : ya saya,,kemaren sudah ada investor dari amerika yang mau
menanam saham.
I : Investor siapa pak?
Tn.J : namanya Josh Soros. Nanti bulan april hotel nya mau dibangun.
Kemaren saya sudah tanda tangan kontrak.
I : mau dikasih nama apa pak hotel nya?
Tn.J : Hotel aman jiwa.
I : Pak J sudah menikah?
Tn.J : Sudah mbak, tapi saya sudah bercerai sama istri saya
I : kok cerai kenapa pak?
Tn.J : Karena istri saya selingkuh mbak. Kalau hanya dengar dari
omongan orang saya tidak percaya mbak. Tapi saya melihat sendiri
istri saya sedang melakukan hubungan seksual dengan laki-laki lain
mbak. ( waham curiga)
I : Bapak sudah punya anak?

5
Tn.J : sudah mbak, 4 laki-laki semua. ( daya ingat jangka panjang
baik),,nah, itu raja kasunanan yang ke X ( sambil menunjuk salah
satu pasien)
I : Kok pak J tau?
Tn.J : ya tau mbak, saya kan keluarga kasunanan.
I : Mirip dengan raja kasunanan yang ke sepuluh atau memang dia
raja kasunanan asli?
Tn.J : memang itu raja kasunanan yang asli mbak, coba saja lihat
dipunggung nya pasti ada kutil nya.
I : kalau sudah cerai, nah sekarang anak-anak bapak sama siapa
dirumah?
Tn.J : ya kadang-kadang ke rumah ibu nya. Di rumah juga ada abdi kok
mbak.
I : Rumah mantan istri bapak masih di Solo?
Tn.J : jangan ngomongin istri saya lagi mbak. Saya ga suka. Kok mbak
tanya-tanya terus, nanti kesengsem sama saya lho mbak.
I : Pak J pekerjaannya apa?
Tn.J : saya tidak bekerja mbak. Setiap 1 minggu saya dikasih uang dari
kasunanan 500 ribu. Saya ini anak ningrat mbak. Saya ini orang
kaya.
I : pak J sudah berapa hari di sini?
Tn.J : ya kira-kira 10 hari.
I : kemaren yang bawa kesini siapa?
Tn.J : polisi mbak?
I : lha kenapa kok dibawa kesini?
Tn.J : ga tau saya, orang saya tidak gila kok di bawa kesini.
I : Emang ini dimana tho pak?
Tn.J : di Rumah sakit Jiwa. Orang saya tidak gila kok. Oarang-orang
yang bawa saya kesini itu yang gila.
I : kok katanya bapak ngamuk kenapa?
Tn.J : nggak i, saya nggak ngamuk.
I : apa bapak pernah mendengar suara-suara yang orang lain tidak
dengar?

6
Tn.J : tidak ada mbak. Ya paling saya di rumah dengerin suara pengajian.
I : bapak pernah lihat sesuatu yang orang lain tidak bisa lihat?
Tn.J : iya mbak, kalau yang ini saya bisa. Saya melihat ada cahaya putih
setiap kali saya sholat. ( halusinasi visual)
I : sudah makan siang belum pak tadi? Lauk-nya apa?
Tn.J : sudah mbak, sama sayur jagung tempe sama nasi. ( ingatan
jangka pendek tidak terganggu )
I : Pak J sudah mondok di RSJ ini berapa kali
Tn J : belum pernah mbak, baru sekali ini.
I : Bapak tau gak bedanya bola dengan jeruk?
Tn J : Kalo jeruk enak dimakan kalo bola nggak enak mbak (pikiran
abstrak baik)
I : Bapak dulu sekolahnya sampai apa?
Tn J : SMA mbak
I : Pak J sukanya makan apa?
Tn.J : yang manis-manis mbak.
I : contohnya apa pak?
Tn.J : buah-buahan mbak.
I : Buah apa pak?
Tn.J : apel mbak
I : biasanya sekilo berapa pak?
Tn.J : 25 ribu mbak
I : kalau belinya 3 kilo, berarti berapa pak harganya?
Tn.J : 75 ribu mbak. ( daya konsentrasi baik,,pasien langsung menjawab
spontan, tanpa berpikir lama )
I : pak J nanti tirukan omongan saya ya,,1,3,7,4
Tn.J : 1,3,7,4 ( ingatan segera baik,,,pasien dapat segera menirukan
bilangan angka yang pemeriksa katakan)
I : ya sudah, terimakasih ya pak joko. Saya tinggal dulu.
tn.J : iya mbak

7
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatri
 Pada tanggal 23 Februari 2005 sampai tanggal 7 Maret 2005, pasien di
rawatt di RSJD Surakarta karena pasien mengamuk. ± 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit pasien ngamuk, memecahkan barang-barang, merusak
rumah, kadang-kadang membawa senjata tajam, bicara sendiri dan tidak
bisa tidur.
 Pada tanggal 1 Desember 2005 sampai 2 januari 2006 Pasien dibawa ke
RSJD kembali karena keluhan yang sama yaitu mengamuk.
 Pada tanggal 16 Oktober 2007 sampai 7 November 2007, pasien dirawat di
RSJ karena mengamuk. ± 4 hari sebelum masuk rumah sakit pasien
mengamuk, bicara sendiri, merusak barang-barang, dan sulit tidur.
 Pada tanggal 4 Februari 2009 sampai 4 april 2009, Pasien mengamuk. Sejak
1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengamuk, memukul orang lain
dan bicara ngelantur.
 Pada tanggal 10 Juni 2009 sampai 23 Juni 2009. Pasien di bawa ke RSJ
karena sering keluyuran tanpa sepengetahuan keluarga, mondar-mandir dan
sulit tidur.
2. Riwayat Psikosomatik
 Asma : tidak ada
 Alergi : tidak ada
3. Kondisi Medik
 Riwayat penyalah gunaan zat : disangkal
 Riwayat merokok : ada
 Riwayat alkohol : disangkal
4. Riwayat Gangguan neurologik.

 Kejang : disangkal
 Trauma Kepala : disangkal
5. Riwayat penyakit pada keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa.

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

8
Tak ada kelainan selama dalam kandungan, lahir cukup bulan, langsung menangis
saat lahir, ditolong oleh bidan, termasuk anak yang diharapkan. Pasien sewaktu
bayi diberi air susu ibu selama ± 2 tahun. Pasien di asuh oleh Ayah dan ibu
kandung nya.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)


Saat masa kecil pasien sehat, tidak pernah terkena penyakit berat, tidak pernah
mondok di rumah sakit. Dan dapat bermain dengan anak – anak seumuranya.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien mulai sekolah umur 6 tahun masuk SD. Pasien anak yang mudah bergaul
dan mempunyai banyak teman. Pasien termasuk anak yang pintar karena selalu
mendapat rangking dan pasien tidak pernah tinggal kelas.
4. Masa anak akhir (pubertas sampai remaja)
Lulus SD pasien melanjutkan ke SMP negeri. Kemudian setelah lulus, pasien
melanjutkan sekolah ke SMA swasta. Pasien termasuk anak yang pintar karena
selalu mendapat rangking. Pada saat kelas 3, pasien memiliki pacar. Tapi karena
pasien melihat pacarnya tersebut di bonceng dengan laki-laki lain, pasien kemudian
marah-marah dan menuduh pacarnya tersebut telah selingkuh. Dan akhirnya pasien
putus dengan pacar nya tersebut.
5. Masa Dewasa
a. Riwayat pekerjaan
Setelah lulus SMA, Pasien bekerja di bagian tekstil di Wonogiri. Pasien
mendapatkan gaji yang cukup besar dari pekerjaannya ini. Pasien adalah
orang yang rajin dan tekun dalam bekerja. Setelah menikah, pasien bekerja
sebagai penjaga kasunanan Surakarta. Pasien juga di suruh tinggal di salah
satu rumah milik kasunanan yang sangat luas.
b. Riwayat perkawinan
Pasien menikah dengan seorang wanita pilihannya sendiri pada tahun
1988, dan dikaruniai 4 orang anak yang semuanya adalah laki-laki. 1 hari
setelah menikah, menurut keterangan istrinya, pasien menyungut tangan
istrinya dengan puntum rokok. Tidak hanya itu, pasien juga sering menuduh
istrinya telah selingkuh dengan laki-laki lain. Sehingga Pasien sering

9
bertengakar dengan istrinya. Bahkan pasien pernah datang ke ketua RT
untuk meminta surat cerai, tapi tidak di kabulkan oleh ketua RT.
c. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam dan taat beribadah.

c. Riwayat aktivitas sosial


Pasien mengikuti kegiatan di desanya dan senang bergaul dengan
tetanga-tetangganya.

d. Riwayat psikoseksual
Pasien tidak pernah mendapatkan pelajaran tentang seks dari kedua
orang tuanya. Tidak pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah.

e. Riwayat Pelanggaran Hukum


Tidak ada
f. Situasi Kehidupan Sekarang
Saat ini pasien masih mondok di RSJD Surakarta Bangsal Amarta.
Sebelumnya pasien tinggal bersama istri dan keempat anak nya.

6. Riwayat Keluarga
Genogram keluarga Tn. J.I

10
Keterangan

: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki

: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan

: tanda gambar menunjukan pasien.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


Pemeriksaan dilakukan pada hari Rabu tanggal 25 Februari 2010 jam 15.00 WIB di
bangsal Maespati

A. Deskripsi Umum
1. Penampilan

Seorang laki – laki, sesuai dengan umur 48 tahun, rambut pendek, memakai
seragam RSJD Surakarta warna biru, celana coklat, kulit sawo matang,
perawatan diri cukup.

2. Kesadaran: kuantitatif : compos mentis, GCS E4V5M6


kualitatif : berubah.

3 Psikomotor :
Normoaktif : Aktivitas pasien normal.
4 Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif.
5 Pembicaraan : pasien langsung menjawab spontan ketika ditanya, intonasi
jelas, volume cukup.

B. Alam perasaan:
Mood : iritabel
Afek : menyempit
Keserasian : Inappropriate
Empati : tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi intelektual
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Daya konsentrasi : Tidak terganggu, perhatian terhadap lawan
bicara baik.

11
3. Orientasi : Orang : terganggu
Tempat : baik
Waktu : baik

4. Daya ingat
a. jangka panjang : Tidak terganggu; pasien dapat menyebutkan jumlah
dan nama anak-anaknya.
b. Ingatan segera : tidak terganggu ; pasien dapat menyebutkan
kembali bilangan angka yang pemeriksa sebutkan.
b. jangka pendek : Tidak terganggu ; salah satunya pasien
dapat menyebutkan apa yang dimakan saat makan siang.

5. Pikiran abstrak : tidak terganggu


6. Kemampuan menolong diri sendiri : baik.

D. Gangguan persepsi :

Halusinasi/Ilusi : halusinasi visual : pasien mengatakan sering melihat


cahaya putih setiap kali pasien Sholat.

E. Pikiran
1. Bentuk pikir : Nonrealistik

2. Arus Pikir

a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas : relevan ( Menjawab sesuai dengan pertanyaan)
c. Hendaya berbahasa : tidak ada

3. Isi pikir :
- Waham curiga : Pasien mengatakan bahwa istrinya selingkuh, pasien mengatakan
kalau dirinya melihat sendiri istrinya sedang berhubungan seksual dengan laki-laki
lain.

- Waham kebesaran : Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah anak ke 7 dari raja
kasunanan surakarta. Pasien juga mengatakan, bahwa dirinya memiliki rumah
seluas 11.500 meter. Dan di depan rumah itu akan ia bangun hotel berbintang lima.

12
F. Pengendalian Impuls
tidak terganggu
G. Tilikan
derajat 1 (pasien menyangkal kalau dirinya sakit)

H. Taraf dapat dipercaya

Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya.

V . PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Pemeriksaan Fisik
Status Internus:

1. Kesan umum : compos mentis, gizi kurang, konjungtiva anemis (-), sklera
ikterik (-), refleks cahaya normal.
2. Tanda vital : Tensi : 120/80 mmHg, Nadi : 84 x/menit,
suhu : 36,5C, respirasi rate : 22 x/menit.

3. Jantung/paru/abdomen : dalam batas normal.


Status Neurologis : dalam batas normal

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Laki-laki, 45 tahun, pendidikan SMA, status telah menikah, dibawa


ke Rumah sakit jiwa dengan keluhan utama mengamuk. Pasien sudah 6 kali
ini mondok di RSJD Surakarta. Terakhir Pasien pulang dari RSJD Surakarta
pada tanggal 23 Juni 2009. Kemudian masuk lagi tanggal 21 Februari 2010
karena mengamuk. Setelah pulang dari Rumah sakit pasien dapat
melakukan aktivitas seperti biasa, namun kadang-kadang pasien suka pergi
ketempat kyai untuk mendapatkan kepintaran. Secara tidak sadar, pasien
juga sering meninggalkan motor nya dimana-mana, dan membagi-bagikan
barang-barang yang ada di rumah kepada tetangga-tetangganya. Pasien
sering menuduh istrinya selingkuh dengan juragannya. Pasien mengaku
sebagai orang ningrat dan mengaku sebagai anak ketujuh raja kasunanan
surakarta.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan: laki-laki sesuai umur,
perawatan diri cukup. Kesadaran kualitatif berubah, afek menyempit, mood

13
iritabel, didapatkan halusinasi visual. Waham kebesaran, waham curiga,
bentuk pikir nonrealistik dan tilikan derajat 1.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan psikologis
yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan
hendaya (disability) dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan fungsi pekerjaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa.

Diagnosis Aksis I

Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak di temukan adanya kelainan


yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit pada pasien saat ini. Berdasarkan
data ini kemungkinan organik sebagai penyebab kelainan yang secara fisiologis
menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat
ini bisa disingkirkan, sehingga diagnosis gangguan mental organik (F00-F09)
dapat di singkirkan.
Dari wawancara tidak didapatkan riwayat pengguanan zat-zat adiktif dan
psikoaktif sebelumnya sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat zat
psikoaktif (F10-F19) juga dapat disingkirkan.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan: laki-laki sesuai umur,


perawatan diri cukup. Kesadaran kualitatif berubah, afek menyempit, mood iritabel,
didapatkan halusinasi visual. Waham kebesaran, waham curiga, bentuk pikir
nonrealistik dan tilikan derajat 1.
Berdasarkan data-data tersebut maka sesuai dengan kriteria PPDGJ-III
untuk Axis I ditegakkan diagnosis F 20.3 (Skizofrenia tak terinci). Dengan
diagnosis banding F 20.0 ( skizofrenia paranoid).

AXIS II : Ciri kepribadian paranoid

AXIS III : Tidak ada diagnosis

AXIS IV : Masalah ekonomi

AXIS V : GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)


14
VIII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Aksis I : F 20.3 (Skizofrenia tak terinci)

Aksis II : Ciri kepribadian paranoid

Aksis III : tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah ekonomi

Aksis V : GAF 60-51. (gejala sedang, disabilitas sedang).

IX. DAFTAR MASALAH


A. Organobiologik : tidak ada
B. Psikologik :
1. Gangguan perilaku
2.Gangguan pikiran : bentuk dan isi pikir
3.Gangguan persepsi

X. PROGNOSIS
GOOD PROGNOSIS

No KETERANGAN CHECK LIST


.
1. Onset lambat
2. Faktor pencetus jelas
3. Onset akut
4. Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan
pramorbid yang baik
5. Gangguan mood
6. Mempunyai pasangan √
7. Riwayat keluarga gangguan mood
8. Sistem pendukung yang baik
9. Gejala positif √

POOR PROGNOSIS

15
No KETERANGAN CHECK LIST
1. Onset muda
2. Faktor pencetus tidak jelas
3. Onset kronis √
4. Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan
pramorbid yang jelek
5. Perilaku menarik diri dan autistik
6. Tidak menikah, cerai, janda, duda
7. Riwayat keluarga Skizofrenia
8. Sistem pendukung yang buruk √
9. Gejala negative
10 Tanda dan gejala neurologis
.
11 Tidak ada remisi dalam tiga tahun
.
12 Banyak relaps √
.
13 Riwayat trauma perinatal
.

Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad sanam : dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

XI . PENATALAKSANAAN

Farmakoterapi

- Risperidone 3 x 2 mg
- Trihexyphenidyl 3 x 2 mg
- Haloperidol 3 x 5 mg

16
- Chlorpromazine 2 x 100 mg
Psikoterapi

Terhadap keluarga : edukasi keluarga.

1. Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga mengenai gangguan


yang dialami pasien sehingga dapat mendukung kearah kesembuhan.
2. Menyarankan kepada keluarga agar lebih berpartisipasi dalam pengobatan
pasien yaitu membawa pasien kontrol secara teratur dan memberi dukungan agar
pasien mempunyai aktivitas yang positif.

17

Das könnte Ihnen auch gefallen