Sie sind auf Seite 1von 5

JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan

Vol.8, No.2, November 2019, pp. 8 - 12


ISSN 2715-1115 (Online), ISSN 2302-8610 (Print)

Effect Thought Stopping (Ts)/Negative Thinking Stop To Thinking


Process Drugs Abuse At Lembaga Pembinaan Khusus Anak
Pekanbaru
Usraleli1, Sri Mulyenti1
Poltekkes Kemenkes Riau , Nursing Departemen1
usraleli@pkr.ac.id

Article Info Abstract


One of the trends and issues of mental health is drug abuse. The results of
Article history the Substance Abuse and Menthal Health Services Administration survey said
Received date: 2019-10-31 that children aged 12-17 years 9% used illegal substances and 18.8%
Revised date: 2019-11-28 consumed alcohol in a month (Videbeck, 2008). Thought stopping is done by
Accepted date: 2019-11-28 severing threatening thoughts or obsessions by saying "STOP" when
threatening thoughts and feelings emerge and replacing those thoughts with
positive thoughts. The method used is discussion, question and answer and
role play / independent practice. Objective: to identify the effectiveness of
Assertiveness Training (AT)/Assertive Behavior in drug users. The results
showed that the ability of fostered citizens to stop negative thoughts towards
the thought process before was 4, 64 and after thought stopping has done,
it increases two times. Thought stopping is effective in turning negative
thoughts into positive thoughts. Thought stopping therapy is effective in
changing negative thoughts into positive thoughts in fostered people who are
undergoing rehabilitation at the Pekanbaru Children's Special Development
Institute. It is hoped that LKPA can improve cross-program and cross-sectoral
cooperation including the health, social and employment agencies so that the
skills acquired during coaching remain sustainable
Keywords
Effect, Thought Stopping , thinking process drugs abuse

Abstrak
Salah satu trend dan issue kesehatan jiwa ini adalah penyalahgunaan
NAPZA. Hasil survei Substance Abuse and Menthal Health Services
Administration menyebutkan anak usia 12-17 tahun 9% menggunakan zat
terlarang dan 18,8% mengkonsumsi alkohol dalam sebulan (Videbeck,
2008). Thought stopping dilakukan dengan cara memutuskan pikiran atau
obsesi yang mengancam dengan mengatakan “STOP” ketika pikiran dan
perasaan yang mengancam muncul dan menggantikan pikiran tersebut
dengan pikiran positif. Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya
jawab dan role play/praktik mandiri. Tujuan : mengidentifikasi efektivitas
Assertiveness Training (AT)/Perilaku Assertive pada penyalahguna NAPZA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan warga binaan
menghentikan pikiran negatif terhadap proses pikir sebelum adalah 4, 64
dan sesudah dilakukan thought stopping meningkat dua kali lipat.Thought
stopping efektif dalam mengubah pikiran negatif menjadi pikiran
positif.Terapithought stopping efektif dalam mengubah pikiran negatif
menjadi pikiran positif pada warga binaan yang sedang menjalani
rehabilitasi di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Pekanbaru. Diharapkkan
pihak LKPA dapat meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral antara lain dinas kesehatan, sosial dan ketenaga kerjaan agar
keterampilan yang telah didapatkan saat pembinaan tetap
berkesinambungan

Kata Kunci
Pengaruh, Thought Stopping , Proses pikir penyalahguna NAPZA

Usraleli and usraleli@pkr.ac.id 8


JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Vol.8, No.2, November 2019, pp. 8 - 12
ISSN 2715-1115 (Online), ISSN 2302-8610 (Print)

PENDAHULUAN yang memakainya maka dipandang sangat


Salah satu trend dan issue kesehatan jiwa ini penting untuk memberikan terapi yang
adalah penyalahgunaan NAPZA di samping disebut thought stopping. Terapi ini
masalah kejiwaan yang timbul akibat dilakukan selama 45 menit setiap muncul
terjadinya perubahan sosial seperti psikotik pikiran negatif untuk kurun waktu 2 minggu
gelandangan, pemasungan, masalah anak 3.

jalanan dan masalah anak remaja. Tujuan terapi thought stopping adalah
Pemakaian NAPZA menjadi style (gaya membantu klien mengatasi kecemasan yang
hidup orang sukses) dan mekanisme koping mengganggu, membantu klien mengatasi
dalam mengatasi stres dan frustasi pikiran negative atau maladaptive yang
menghadapi kehidupan serba canggih dan sering muncul dan membantu klien
cepat. mengatasi pikiran obsesif dan fobia. Teknik
Menurut penelitian BNN, Pusdiklat UI dan penghentian pikiran paling tepat digunakan
berbagai universitas negeri terkemuka ketika pikiran disfungsional pertama mulai
tahun 2005 prevalensi penyalahgunaan terjadi.
narkotika, psikotropika dan zat terlarang
ialah 1,75% dari jumlah penduduk di METODE
Indonesia, tahun 2008 naik menjadi 1,88%, Metode yang digunakan adalah diskusi,
tahun 2011menjadi 2,2% dan tahun 2012 tanya jawab dan role play/praktik mandiri.
naik kembali menjadi 2,8% (setara dengan Untuk memperlancar terapi ini diperlukan
5,8 juta penduduk). Faktanya pengguna alat dan bahan berupa alat tulis, kertas,
NAPZA semakin banyak, bahkan ke aparat alarm dan alat perekam.
pemerintah dan penegak hukum 1 . Desain penelitian Quasy Experiment dengan
Hasil penelitian tahun 2008 jumlah one group pre and post test intervention
penyalahgunaan NAPZA sebanyak 3,3 juta dengan melakukan latihan thought stopping
orang, tahun 2011 meningkat 3,8% dan mengubah pikiran negatif menjadi pikiran
tahun 2013 mencapai 4,2 juta orang (2,2%) positif dengan cara mengevaluasi
yang terdiri dari pengguna coba pakai, kemampuan warga binaan Lapas.Sebagai
teratur pakai, dan pecandu. Kurun waktu kelompok intervensi adalah warga binaan
empat tahun terakhir, telah terungkap dengan kasus NAPZA yang menjalani masa
108.107 kasus kejahatan NAPZA dengan rehabilitasi sebanyak 25
tersangka sebanyak 134.117 orang. Lima orang.Teknikpengambilansampelyaitutotal
provinsi dengan kasus NAPZA tertinggi di samplingsebanyak 25 orangwarga binaan.
Indonesia tahun 2012 adalah Jawa Timur Pelaksanaanthought stopping dilakukan
7.448 kasus, DKI Jakarta 5.426 kasus, dalam tiga sesi, yaitu : Sesi 1 yaitu berlatih
Sumatera Utara 2.420 kasus, Jawa Barat pemutusan pikiran dengan menggunakan
1.252 kasus dan Jawa Tengah 1.194 kasus. alarm. Sesi 2 yaitu berlatih pemutusan
Di Riau jumlah kasus NAPZA adalah 650 pikiran dengan menggunakan tanda
dan termasuk provinsi urutan keempat kasus “STOP” dan sesi 3 adalah berlatih
NAPZA yang terus meningkat dalam 3 tahun pemutusan pikiran secara otomatis
terakhir setelah Kalimantan Selatan, (suara/berbisik).
Sulawesi Utara, Aceh dan Lampung 2. Untuk sesi 1 responden dilatih
Masalah penyalahgunaan NAPZA mengidentifikasi beberapa pikiran negatif
memerlukan upaya penanggulangan secara terutama pikiran seputar sugesti terhadap
komprehensif dengan kerja sama NAPZA (minimal 5 pikiran negatif, jika lebih
multidispliner, multisektor, dan peran serta dari 5 semakin baik) lalu melakukan terapi
masyarakat secara aktif yang dilaksanakan dengan menggunakan alarm. Peneliti
secara berkesinambungan, konsekuen, dan mengarahkan pikiran tersebut adalah
konsisten. Mengingat NAPZA merupakan pikiran negatif yang mengganggu dan
substansi yang dapat mempengaruhi fungsi berulang kali terjadi bagi responden. Untuk
pikiran, perasaan dan perilaku individu sesi 2 responden memilih/menentukan
Usraleli and usraleli@pkr.ac.id 9
JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Vol.8, No.2, November 2019, pp. 203 – 213
ISSN 2580-0191 (Online), ISSN 2338 – 5634 (Print)
DOI: 10.29238/teknolabjournal.v%ix.%%%

pikiran yang paling mengganggu dan dan Djamaluddin (2014) yang semua
membuat cemas diantara beberapa pikiran usianya <30 tahun. Penelitian Sartika
negatif di sesi 1, anak binaan lapas (2010) dan Djamaluddin (2014)
dianjurkan rileks dengan cara menarik mengatakan rata-rata usia klien yang
nafas dalam 3-4 kali, lalu memandang satu menjalani terapi relapse prevention training
titik pada dinding atau menutup mata di DKI adalah 28,75 tahun4,5. Penelitian
sambil mengosongkan pikiran, memikirkan Windiarti (2013) tentang pengaruh terapi
kembali pikiran yang mengganggu yang stop berfikir negatif terhadap
telah dipilih, Pada saat terapis ketergantungan narkoba di Panti
memperlihatkan tanda “STOP” sambil Rehabilitasi NAPZA di Rumah Damai
mengucapkan “STOP”, responden mampu Gunung Pati Semarang yang mengatakan
menghilangkan pikiran negatif tersebut dan 56,7 % penderita ketergantungan NAPZA
kembali rileks selama 1 menit, responden dari kelompok umur 20-30 tahun6.
diarahkan menyebutkan beberapa pikiran Penelitian Rustyawati (2010) yang
positif untuk menggantikan pikiran negatif. menyebutkan 72% umur korban
Untuk sesi 3 sama tahapannya seperti sesi penyalahguna narkoba yang menjalani
2, hanya pada sesi 3 ini suara “STOP” terapi di Semarang adalah 21-30 tahun7.
diucapkan sendiri oleh responden dengan Peneliti menganalis bahwa rata-rata usia
volume suara normal 1 kali dan dengan warga binaan 34-38 tahun menurut Erik
berbisik 1 kali, menghentikan pikiran Erikson adalah termasuk usia dewasa muda
negatif tersebut dan menyebutkan pikiran yaitu mulai dari 19-34 tahun. Usia ini
positif untuk menggantikan pikiran negatif. ditandai denganindividu masih ingin
menggabungkan identitas dirinya dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN kelompok, ingin diterima, diakui kelompok
sebaya (Nurdin, 2011)8. Pada usia ini juga
Analisa Univariat sering labil dalam menangani dan
Karakteritik warga binaan menerima pengaruh dari luar, sehingga
pemasyarakatan terdiri dari umur, agama, lebih mudah terpengaruh dengan
pendidikan, lama menyalahgunakan, lingkungan atau orang di sekitarnya.
alasan menyalahgunakan dan anggota Individu yang berusia muda (murid SD) akan
keluarga yang juga penyalahguna lebih mudah menerima perubahan termasuk
selengkapnya dapat dilihat pada tabel mengadopsi perilaku menyalahgunakan
berikut ini. zat. Anak belum mampu menolak ajakan
Tabel 1. teman sebaya atau kakak kelas mencoba
Distribusi Frekuensi Warga Binaan Berdasarkan NAPZA yang semula diberikan gratis.
Umur di LPKA Pekanbaru Tahun 2016 (n=25)
Umur (tahun) Frekuensi Persentase Tabel 2.
(orang) (%)
Distribusi Frekuensi Warga Binaan Berdasarkan
24 – 28 5 20
25 – 33 6 24 Pendidikan di LPKA PekanbaruTahun 2016 (n=25)
34 – 38 7 28 Tingkat Frekuensi Persentase
39 – 43 4 16 pendidikan (orang) (%)
44 – 48 2 8 SD 7 28
≥ 49 tahun 1 4 SLTP 13 52
Total 25 100 SLTA 4 16
D3 / S1 1 4
Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat Total 25 100
bahwa mayoritas responden berada dalam
kelompok umur 34-38 tahun sebanyak 7
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat
orang (28%).
bahwa mayoritas responden tingkat
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendidikannya adalah SLTP sebanyak 13
penelitian Sartika (2010), Windiarti (2013)
orang (52%).
10
Usraleli and usraleli@pkr.ac.id
JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Vol.8, No.2, November 2019, pp. 203 – 213
ISSN 2580-0191 (Online), ISSN 2338 – 5634 (Print)
DOI: 10.29238/teknolabjournal.v%ix.%%%

Hasil penelitian ini sejalan dengan Tabel 3.


penelitian Saprudin (2007 dalam Distribusi Frekuensi Warga Binaan Berdasarkan
Nuraini,2013) , Sartika (2010) dan
9 lama menyalahgunakan di LPKAPekanbaruTahun
Dwiyanti (2010) yang semua hasil 2016 (n=25)
penelitian tingkat pendidikannya SMA. Lama Frekuensi Persentase
menyalahgunakan (orang) (%)
Penelitian Saprudin (2007 dalam Nuraini, (tahun)
2013) menyatakan 79% penyalahguna 1–2 13 52
NAPZA adalah siswa SLTA. Penelitian 3–4 7 28
Dwiyanti (2010)9 tentang pengaruh 5–6 4 16
logoterapi terhadap kecemasan ≥7 1 4
narapidana di Lapas perempuan Semarang Total 25 100
mengatakan 82,20% adalah pendidikan
rendah (SMP-SMA) yang menyebabkan Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat
seseorang mudah mengalami kecemasan. bahwa mayoritas lama mennyalahgukan
Penelitian Sartika (2010) menjelaskan NAPZA adalah 1-2 tahun sebanyak 13
82,14% klien yang menjalani terapi orang (52%).
rumatan methadon adalah pendidikan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
sedang (SMP-SMA). data bahwa mayoritas lama
Hal ini dikarenakan semakin rendah tingkat mennyalahgukan NAPZA adalah 1-2 tahun
pendidikan seseorang maka sebanyak 13 orang (52%) dan
kemampuannya berpikir rasional, berdasarkan wawancara mereka rata-rata
menangkap informasi yang baru dan sudah berobat ke dokter dengan menjalani
menguraikan masalah semakin rendah pula. terapi rawat jalan dan beberapa orang
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan diantaranya sudah mengikuti rehabilitasi.
laporan data RSKO yang menunjukkan
proporsi terbesar pasien rawat jalan dan Analisa Bivariat
inap tahun 2009-2003 adalah latar Analisa bivariat digunakan untuk
belakang SMA kemudian diikuti S1 dan D3. menjelaskan efektifitasThought Stopping
Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur (TS)/menghentikan pikiran negatif
kemampuan seseorang dalam berinteraksi terhadap proses pikir penyalahgunaan
dengan orang lain secara efektif dan NAPZA Anak yang sedang menjalani
sebagai sumber koping dalam mengatasi pembinaan di Lembaga Pembinaan khusus
masalah (Stuart & Laraia, 2005)10 Anak Kelas II A Pekanbaru pada tabel
Jenis pendidikan seseorang berpengaruh berikut.
dalam memberikan respon terhadap Tabel 4.
sesuatu yang datang dari luar. Peneliti Analisis Statistik Efektifitas Thought Stopping
menganalisis bahwa warga binaan dengan (TS)/Menghentikan Pikiran Negatif Terhadap Proses
pendidikan SMP lebih banyak Pikirdi LPKA PekanbaruTahun 2016 (n=25)
dibandingkan dengan pendidikan lain yaitu Kelompok Rata-rata t Nilai
SD, SMA, atau PT, dikarenakan masa SMP ± SD hitung P
merupakan masa menuju kedewasaan Before Tought 4,64 ±
Stopping (TS) 1,4
seseorang untuk mulai melihat masa depan, After Tought 8,08 ±
5,53 0,000
dan merupakan masa untuk mencoba hal- Stopping (TS) 2,5
hal baru dengan lingkungan yang lebih luas
dan lebih menantang. Analisa bivariat pada penelitian ini
didapatkan bahwa t hitung adalah 5,53
dan t tabel pada df 24 pada alfa 0,05
nilainya adalah 2,06. Bila kita bandingkan
antara t hitung dan t tabel yaitu t hitung ≥
t tabel maka alfha < 0,05 sehingga dapat
Usraleli and usraleli@pkr.ac.id 11
JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Vol.8, No.2, November 2019, pp. 203 – 213
ISSN 2580-0191 (Online), ISSN 2338 – 5634 (Print)
DOI: 10.29238/teknolabjournal.v%ix.%%%

disimpulkan bahwa terapi Thought Stopping UCAPAN TERIMA KASIH


(TS)/menghentikan pikiran negative sangat Penulis menyampaikan ucapan terima kasih
efektif dalam merubah proses pikir pada kepada jajaran manajemen Poltekkes
warga binaan yang sedang menjalani Kemenkes Riau ,Kepala Lembaga
rehabilitasi di Lembaga Pembinaan Khusus Pembinaan Khusus Anak Pekanbaru,
Wanita Kelas II A Pekanbaru. Reviewer dan Kepala Unit Penelitian dan
Analisa bivariat pada penelitian ini Pengabdian Masyarakat.
didapatkan bahwa t hitung adalah 5,53
dan t tabel pada df 24 pada alfa 0,05 DAFTAR PUSTAKA
nilainya adalah 2,06. Bila kita bandingkan [1] BNN RI.(2009). Advokasi Pencegahan
antara t hitung dan t tabel yaitu t hitung ≥ Penyalahgunaan Narkoba. Diambil
t tabel maka alfha < 0,05 sehingga dapat dari http:
disimpulkan bahwa terapi Thought Stopping kampungbenar.wordpress.com/pemic
(TS)/menghentikan pikiran negatif sangat u-terjadinya-penyalahgunaan-
efektif dalam merubah proses pikir pada narkoba/.Tanggal 10 April 2015
warga binaan yang sedang menjalani [2] Buletin Data dan Informasi Kesehatan
rehabilitasi di Lembaga Pembinaan Khusus Kemenkes RI, Semester I, Juli 2014
Wanita Kelas II A Pekanbaru. [3] Nursing education, (2008). Consepts of
Berbagai jenis terapi dilakukan sebagai Care in Evidence – Based Practice,
pembelajaran dan praktik secara langsung Philadelphia : F.A. Davis Company
dalam upaya mengubah pikiran negatif [4] Sartika, D (2010). Pengaruh Relapse
menjadi pikiran positif yang salah satunya Prevention Training Terhadap
adalah Terapi thought stopping. Terapi Kekambuhan dan Kepatuhan Klien
thought stopping adalah salah satu terapi Ketergantungan Heroin yang Menjalani
kognitif perilaku dengan melalui suatu Program Terapi Rumatan Metadon di
proses menghentikan pikiran yang tinggal DKI.Jakarta : FK UI
dan mengganggu, membantu warga binaan [5] Djamaluddin (2014). Keluarga dan
mengatasi pikiran yang mengancam. Terapi Penyalahguna Zat Psikoaktif Endemik
thought stopping memerlukan latihan Sumatera, Padang
pemutusan pikiran yang pada awal dengan [6] Windiarti. (2013), Beberapa Faktor
sesuatu yang mengagetkan seperti alarm Risiko yang Berhubungan dengan
dan tanda “STOP “ dan pada akhirnya Penyalahguna Narkoba pada Penderita
dengan suara dan cukup berbisik saja yang Dirawat di Panti Rehabiitasi,
warga binaan sudah dapat menghentikan Semarang
pikiran negatifnya. Setelah itu warga [7] Windiarti (2014). Hubungan Faktor
binaan juga dilatih melakukan thought Individu dan Lingkungan dengan
stopping secara mandiri/otomatis tanpa Perilaku Penggunaan NAPZA pada
bantuan terapis mengatakan bahwa terapi Remaja di Balai Pemulihan Sosial
prilaku dipandang efektif dalam mengubah Pamardhi Putra Lembang Bandung,
proses pikir. Jakarta : FK UI
[8] Nurdin, A.E (2011).Tumbuh Kembang
SIMPULAN Perilaku Manusia, Jakarta ; EGC
Terapi Thought Stopping (TS)/menghentikan [9] Sabri, L & Hastono, S.P. (2010)
pikiran negative sangat efektif dalam .Statistik Kesehatan. Jakarta; PT Raja
merubah proses pikir pada warga binaan Grafindo Persada.
yang sedang menjalani rehabilitasi di [10] Stuart & Laraia (2005). Principles and
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Practice of Psychiatric Nursing. St. Louis
Pekanbaru. : Mosby

12
Usraleli and usraleli@pkr.ac.id

Das könnte Ihnen auch gefallen