Sie sind auf Seite 1von 13

PT.

REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR


DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 1 of 13

TABLE OF CONTENT
DAFTAR ISI

Page

1.0 INTRODUCTION / PENDAHULUAN 4

2.0 PURPOSE / TUJUAN 4

3.0 RESPONSIBILITY / TANGGUNGJAWAB


4

4.0 PROCEDURE INSTRUCTION 4

4.1 General / Umum 4


4.2 Site Evaluation / Evaluasi Lapangan 5
4.3 Method Statement / Pernyataan Metoda
5
4.4.General Consideration and Precaution during Demolition / Pertimbangan Umum
dan Tindakan Pencegahan selama Pembongkaran 6
4.5 Demolition Techniques / Teknik Pembongkaran 8
4.6 Special Structures / Struktur khusus 10

Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only


PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 2 of 13

1.0 INTRODUCTION / PENDAHULUAN

1.1 This working instruction covers the safe practices required when carrying out demolition
work.
Instruksi standard ini meliputi cara kerja aman yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
penghancuran / pembongkaran.

1.2 Specific requirements are identified as :


Ketentuan-ketentuan khusus di identifikasikan sbb:

a) The need to carry out certain checks before demolition starts.


Ketentuan untuk melakukan pemeriksaan sebelum pembongkaran dimulai.

b) The safety precautions to be taken during demolition.


Tindakan keselamatan harus dilakukan selama pembongkaran dilakukan.

c) The advantages and hazards associated with some demolition techniques.


Keuntungan dan bahaya-bahaya yang berkaitan dengan teknik pembongkaran.

2.0 PURPOSE / TUJUAN

2.1 To clarify REKAYASA demolition management to ensure a safe working environment at


worksite.
Menjelaskan mengenai Manajemen Pembongkaran REKAYASA untuk menjamin kondisi kerja
aman di lokasi pekerjaan.

3.0 RESPONSIBILITY / TANGGUNG JAWAB

3.1 The HSE Committee shall be responsible for the contents of this working instruction.
Komite HSE wajib bertanggungjawab terhadap muatan / isi dari standard instruksi ini,

3.2 The HSE Manager concerned shall be responsible to ensure safe demolition practices.
Manajer HSE yang terlibat harus bertanggungjawab untuk menjamin cra kerja aman saat
pembongkaran.

3.3 HSE Manager / HSE Officer shall advice on compliance to legal and other requirements.
Manajer HSE / Officer HSE wajib memberikan saran-saran guna mematuhi terhadap hokum
dan ketentuan lain

3.4 All employees and contractors/ subcontractor concerned are responsible to comply with this
standard instruction.
4.1 General / Umum
Semua pekerja dan kontraktor / sub-kontraktor yang terlibat bertanggungjawab untuk
mematuhi instruksi standard ini.

5.0 WORKING INSTRUCTION / INSTRUKSI KERJA

Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only


PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 3 of 13

5.1.1 Every demolition job, no matter how small, must be well-planned. Before the work
begins, all of the hazards that may be experienced during the work and the safety
precautions that will need to be put in place to protect workers, the public and other
property need to be considered.
Setiap pekerjaan penghancuran, bagaimanapun kecilnya harus direncanakan
dengan baik. Sebelum pekerjaan mulai, semua sumber-sumber bahaya yang mungkin
timbul selama pekerjaan dilaksanakan dan tindakan keselamatan yang diperlukan
untuk melindungi pekerja dan masyarakat umum harus dipertimbangkan.

5.1.2 Demolition should, where possible, involve methods that make it unnecessary for
persons to work at height. If this cannot be achieved, methods such as “deliberate
controlled collapse”, which minimises work at height and limits exposure to such
danger, should be employed.
Pembongkaran jika memungkinkan harus meliputi metoda yang tidak mengijinkan
seseorang untuk bekerja diatas. Apabila syarat ini tidak dapat dipenuhi, metoda
“pengendalian runtuh” yang meminimalkan pekerjaan-pekerjaan diatas dan
membatasi paparan terhadap bahaya harus diimplementasikan.

5.1.3 The use of a balling machine, heavy-duty grab, pusher arm or shears, can make
working at height unnecessary, but requires sufficient area to be available for the safe
use of the equipment.
Penggunaan mesin pelontar, heavy-duty grab, lengan-penghancur atau gunting,
dapat menhindari adanya orang kerja diatas, tetapi membutuhkan area yang cukup
guna penggunaan yang aman dari alat tersebut.

5.1.4 Any other matter (Standard Instruction for : Hand Tools and Portable Power
Tools; Electrical Safety; Working At Height; Material Handling and Storage;
Personal Protective Equipment; Transportation and Traffic and Scaffolding
Procedure).
Bahan-bahan lain (Instruksi Standar untuk: Alat Kerja & Mesin Kerja Portabel,
Keselamatan Listrik, Bekerja Di Atas, Penangan dan Penyimpanan Bahan, Alat
Pelindung Diri, Transportasi dan Lalulintas, dan Prosedur Perancah)

5.2 Site Evaluation / Evaluasi Lapangan

5.2.1 The site, building or structure, and its contents, must be checked for hazards before
any planning or site work begins.

Lapngan, bangunan atau struktur, dan semua isinya harus diperiksa kemungkinan
bahayanya sebelum perencanaan atau pekerjaan lapangan dilmulai

5.2.2 These could include:


Hal ini harus meliputi:

a) Previous building use.


Pemakaian bangunan sebelumnya.

b) Adjoining buildings.
Bangunan-bangunan yang berdekatan

c) Services.
Pelayanan

Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only


PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 4 of 13

d) Public access.
Jalan umum

e) Wells and underground storage tanks.


Sumur-sumur dan tanki penimbun bawah tanah

f) Roof-top water tanks.


Tanki air yang terletak diatas bangunan

g) Special buildings.
Bangunan-bangunan dengan fungsi khusus

h) Structural inspections:
Inspeksi struktur:

i- Building plans.
Denah / Rencana bangunan

ii- Roof.
Atap

iii- Walls.
Dinding

iv- Cantilevered structures.


Struktur penopang / penyangga

v- Basements, cellars and vaults.


Ruang bawah tanah, selokan-selokan dan kubah

vi- Post-tensioned structures.


Struktur yang menegang

vii- Special building techniques.


Teknik bangunan yang khusus

5.3 Method Statement / Pernyataan Metoda

5.3.1 A detailed method statement should be prepared.


Pernyataan metoda kerja yang terinci harus dipersiapkan

5.3.2 The statement should be agreed by Site Management and understood by all those
working on the demolition.
Pernyatan ini harus disetujui oleh Manajemen Lapangan dan dimengerti oleh semua
pekerja yang terlibat.

5.3.3 It should include such matters as:


Hal ini harus meliputi hal-hal sbb:

a) The sequence and method of demolition, detailing means of access, working


platforms and plant and equipment requirements.
Urutan dan metoda pembongkaran, rincian jalan keluar, pekerjaan yang akan
dilakukan, rincian unit-unit dan kebutuhan peralatan.

Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only


PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 5 of 13

b) Specific details of any pre-weakening of structures, or use of explosives.


Rincian khusus mengenai pelemahan-awal struktur dan penggunaan bahan
peledak.

c) The precautions for safety of workers and the public, e.g. security guards,
hoardings, safety signs and road closures.
Tindakan keselamatan untuk pekerja dan masyarakat umum, seperti misalnya
pagar pengaman, gundukan, rambu keselamatan dan penghalang jalan.

d) Emergency procedures, safe fire exits and secure areas.


Tatacara tanggap darurat, jalan keluar aman dan area aman.

e) Details of the removal or the making safe of electricity, gas or other services.
Rincian pembongkaran atau pengamanan listrik, gas atau fasilitas lainnya,

f) Details of temporary services, which are available or will be required.


Rincian layanan sementara yang masih bias atau yang diperlukan.

g) Methods of dealing with flammable materials and gases, which may remain
from previous processes or storage.
Metoda yang berkaitan dengan bahan dan gas mudah menyala yang mana
masih tetap ada dari proses dan penyimpanan sebelumnya.

h) Methods of determining the presence of hazardous substances, their disposal and


the requirements for any protective equipment.
Metoda untuk menentukan keberadaan zat berbahaya, cara pembuangannya
dan ketentuan kebutuhan alat pelindung.

i) Arrangement for controlling transport used for the removal of waste.


Pengaturan untuk pengendalian transportasi kendaraan untuk pembuangan
limbah

j) Methods for controlling dust.


Metoda untuk pemngendalikan debu.

5.4 General Considerations and Precautions During Demolition / Pertimbangan Umum dan Tindakan
Pencegahan Selama Pembongkaran.

5.4.1 Supervision / Pengawasan

a) There must be a competent person in charge at all times when demolition work
is in progress.
Harus ada seorang yang berwenang yang bertugas setiap waktu saat pelaksanaan
pembongkaran.

5.4.2 Protection of the Public / Perlindungan terhadap Masyarakat Umum

a) People walking or driving past must be protected from falling debris,


projections, dust, noise, welding and cutting and from trucks coming onto or
leaving the site.
Masyarakat yang berjalan atau berkendara harus dilindungi daripuing-puing
yang jatuh, terlempar, debu, bising, pengelasan dan pemotongan, truk-truk yang
keluar masuk site.

Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only


PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 6 of 13

b) Where debris could fall onto the public, a gantry or strong protective screen
must be placed overhead. For overhead gantries the roof should be weatherproof
and covered by timbers at least 50 mm in thickness or stronger depending on the
span and expected loadings. For some projects, the gantry may have to be
specially designed by a Registered Engineer.
Apabila dimungkinakan kotoran berjatuhan mengenai masyarakat umum, jaring
pengaman yang kuat harus dipasangkan diatas kepala. Untuk Overhead Gentry
atap harus tahan cuaca dan dilapis dengan papan / kayu dg ketebalan paling
tidak 50 mm atau kuat tergantung dari bentangan dan beban yang diinginkan.
Untuk beberapa proyek, gantry harus khusus dirancang oleh Tenaga Ahli yang
Diakui.

c) To protect the public from dust, noise and falling objects, a hoarding at least 2.0
meters high should be placed around the site. This will also help to prevent
access of unauthorised persons and children.
Untuk melindungi masyarakat umum dari debu, bising dan benda jatuh, tabir
pelindung setinggi paling tidak 20 meter harus dipasang sekitar lokasi kerja.
Hal ini juga berguna untuk membantu mencegah masuknya orang-orang yang
tidak berkepentingan dan anak-anak.

d) Signs must be placed at intervals around the site to warn members of the public
that demolition work is in progress.
Tanda-tanda / rambu-rambu harus diletakan dengan jarak yang teratur
disekitar lokasi kerja guna memberi peringatan kepada masyarakat umum
bahwa ada pekerjaan pembongkaran.

e) Tripping hazards or holes in the surrounding area must be fenced off after work
has finished for the day. If necessary lighting should be provided for the public
to see any obstructions at night.
Bahaya tersandung atau lobang-lobang sekitar area kerja harus diberi pagar
pengaman setelah pekerjaan diselesaikan pada hari itu. Apabila diperlukan
lampupenerangan agar dipasang agar masyaarakat umum dapat melihat
halangan-halangan yang ada.

f) Footpaths adjacent to the site must be kept clear of debris at all times.
Jalan setapak yang berdekatan dengan lokasi kerja setiap saat harus selalu
dijaga agar bersih dari puing-puing.

g) Drains must be kept clear of debris to prevent flooding.


Saluran pembuangan harus selalu bersih bebas dari puing-puing agar tidak
terjadi banjir.

h) Wherever possible work at the site that will severely disrupt the public or road
traffic should be carried out at times when the streets are less busy.
Apabila memungkinkan pekerjaan di lokasi yang dapat menggangu masyarakat
umum atau lalulintas agar dilaksanakan saat keadaan tidak / kurang sibuk.

i) All adjacent residents should be notified in advance of the demolition and the
work methods that will be employed.
Semua perumahan yang berdekatan wajib diberi tahu sebelumnya mengenai
rencana pekerjaan pembongkaran dan bagaimana metoda yang akan
dilaksanakan.

5.4.3 Services / Layanan


Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only
PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 7 of 13

a) All underground and overhead services must be located and be either cut-off,
diverted or protected. Sometimes a site may have more than one source of
supply.
Semua sarana yang terpasang dibawah tanah atau atas kepala harus
dilokalisasi dan dilepas atau diproteksi. Kadang kala di lokasi terdapat lebih
dari satu sumber sdaya.

b) Temporary services should be installed to the same standard as for other


construction.
Layanan sementara harus dipasang sesuai dengan standard sebagaimana
standard konstruksi lainnya.

5.4.4 Fire Prevention / Pencegahan Kebakaran

a) Make sure that combustible materials are removed from around gas cutting
(burning) or welding areas.
Yakinkan bahwa bahan-bahan mudah terbakar harus selalu dibunag /
disingkirkan dari sekitar area pengelasan dan pemotongan.

b) Fire extinguishing equipment (preferably water-based) must be made available


to all workers carrying out gas cutting or welding.
Peralatan pemdam kebakaran (lebih disukai dari bahan dasar air) harus
tersedia pada saat dilakukan pekerjaan pemotongan dan pengelsan.

c) The area surrounding a gas-cutting or welding area should be kept wetted down
during that activity.
Area sekitar pekerjaan pemotongan dan pengelasan harus selalu dalam
keadaan basah selama pekerjaan dilakukan.
d) Gas cutting or welding should stop about two hours before work stops for the
day so that there is less possibility of smouldering fires being unattended while
the site is not occupied.
Pemotongan dan pengelsan dengan gas harus dihentikan 2 jam sebelum
pekerjaan dihentikan pada hari itu, guna mengurangi kemungkinan
menyebarnya kebakaran saat area tidak ditunggui.

e) Welding and gas cutting bottles should not be left free-standing at any time.
Bottles should be removed to a safe place at the end of each day.
Pengelasan dan botol gas pemotong tidak boleh diberdirikan dengan tanpa
diikat. Botol-botol setelah dipakai pada hari itu harus segera dibawa ke tempat
yang aman.

f) Where existing installed plant has contained flammable materials, special


precautions must be observed in order to avoid fire or explosion.
Apabila di instalasi tersebut terdapat penyimpanan bahanbahan mudah
menyala, tindakan pencegahan khusus harus dipertimbangkan guna mencegah
kebakaran atau peledakan.

5.4.5 Demolition Sequence / Urutan Penghancuran

a) Before starting any demolition work all fences, gantries, screens and other site
protection should be erected. It should be kept in good condition for the duration
of the project.

Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only


PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 8 of 13

Sebelum melaksanakan pekerjaan pembongkaran, semua pagar, gantri, layer


dan sarana pengamanan lainnya harus dipasang. Sarana ini harus selalu dijaga
dalam keadaan baik selama masa pekerjaan.

b) Asbestos or any other toxic waste must be removed before starting to demolish
any structure.
Asbestos atau limbah beracun lainnya harus di singkirkan sebelum memulai
pekerjaan pembongkaran struktur.

c) It is important that the planned sequence of demolition is followed. An incorrect


sequence could result in a premature and unplanned collapse.
Ssngatlah penting untuk mengikuti urutan langkah-langkah pembongkaran.
Urutan yang tidak benar dapat mengakibatkan kehancuran yang tidak
diharapkan.

d) Debris must be cleared on a regular basis so that floors are not overloaded and
horizontal pressures on the walls are avoided.
Puing-puing harus dibersihkan secara rutin agar mencegah pembebanan-lebih
ke lantai dan dingding-dinding.

5.4.6 Disposal of Waste / Pembuangan Limbah

a) Debris should be lowered to the ground in skips or by chutes rather than by


dropping. This will reduce hazards from dust, noise and flying materials.
Puing-puing harus diturunkan ke tanah dengan menggunakan peluncuran atau
skip daripada di jatuhkan langsung. Hal ini akan mengurangi bahaya debu,
bising dan bend-benda yang berterbangan.

b) Special precautions must be taken when dropping or toppling large pieces of


debris so that workers or the public are not harmed. Care must be taken not to
overload trucks and to prevent debris from spilling over the other side of the
truck. Debris must be dampened and covered before leaving the site to ensure
that it does not cause dust or other hazards when being driven to the landfill.
Tindakan pengamanan khusus harus dilakukan ketika menjatuhkan atau
menurunkan puing-puing yang besar, agar pekerja atau masyarakat umum tidak
terluka. Perhatian juga harus diambil tidak hanya beban lebih pada truk
pengangkut, dan mencegah puing-puing tumpah dari sisi truk. Puing-puing
harus ditimbun dan ditutupi sebelum dibuang keluar dari lokasi serja guna
menjamin agar tidak menimbulkan debu atau bahaya lain ketika sedang
diangkut menuju tempat pembuangan akhir.
c) Refuse must not be burned at the site under any circumstances.
Sampah-sampah tidak boleh dibakar di lokasi kerja.

5.4.7 Worker Health / Kesehatan Pekerja

a) The Supervisor will ensure that every person working at the site wear all the
necessary PPE that is required at the site.
Pengawas wajib menjaminbahwa setiap orang yang bekerja di lapangan
memakai alat pelindung diri yang sesuai dengan pekerjaannya.

5.4.8 Noise and Dust / Bising dan Debu

a) Precautions must be taken to protect workers, the general public and occupiers
of adjoining buildings from harmful noise.
Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only
PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 9 of 13

Tindakan pengamanan harus segera dilakukan untuka mencegah para pekerja,


masyarakat umum dan penghuni bangunan-bangunann disekitarnya dari cedera
karena bising.

b) Dust from demolition work can be dangerous to passing traffic or to the public.
Watering down of the site, chutes and trucks, should take place as often as often
as necessary.
Debu yang berasal dari pekerjaan pembongkaran dapat membahayakan
lalulintas yang lewat atau masyarakat umum. Penyiraman dengan air pada
lokasi kerja, peluncuran puing-puing dan truk pengangkut, harus dilakukan
sesering mungkin.

5.5 Demolition Techniques / Teknik Pembongkaran

5.5.1 Piecemeal Demolition By Hand


Pembongkaran sedikit demi sedikit dengan tangan

a) Suited to masonry, brick and steel buildings.


Sesuai untuk bangunan dari batu bata, batu dan besi

b) Often cranes and shear legs are used to lower beams after cutting. Cranes, skips
and chutes are used to lower debris down from upper floors.
Seringkali pesawat angkat dan mesin pemotong digunakan untuk menurunkan
besi siku setelah dipotong. Pesawat angkat, skip dan peluncuran, digunakan
untuk menurunkan puing-puing dari lantai atas.

c) Suitable working platforms such as man-riding skips or sky lifts must be


provided for cutting and disconnecting members.
Lantai kerja yang sesuai, man-riding skip dan sky-lift harus disediakan untuk
pemotongan dan pelepasan bagian-bagian structur.

d) Knock down only one storey at a time.


Pelepasan sambungan hanya boleh dilakukan pada satu lantai pada saat yang
bersamaan.

e) Ensure that where workers have to work at heights from which they could fall,
that adequate guard-rail and handrails are provided. If this is not practicable then
workers must be provided with and wear safety harnesses that can be attached to
a secure part of the structure.
Yakinkan diman pekerja harus bekerja di ketinggian, yang memungkinkan
mereka jatuh, pagar pengaman yang cukup harus disediakan. Apabila ini tidak
memungkinkan, maka harus dilengkapi dengan dan memakai pengaman tubuh
yang dapat dicantolkan pada bagian-bagian dari struktur.

f) Where debris is allowed to drop to lower level the area must be sealed to prevent
anyone entering.
Bilamana puing-puing diperbolehkan di jatuhkan ke lantai dibawahnya, maka
area dibawah tersebut harus di beri pengaman guna mencegah orang masuk.

g) Debris must be removed progressively and not allowed to build up on floors as


the additional weight may cause them to collapse.
Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only
PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 10 of 13

Puing-puing harus segera disingkirkan dan tidak diperbolehkan dibiarkan


menumpuk sampai banyak dilantai. Hal ini dapat menyebabkan lantai roboh.

h) Do not allow debris to build-up against walls as this might push them over.
Tidak diperbolehkan menumpuk sampai tinggi hingga menekan dinding, yang
akibatnya dinding dapat roboh,

i) At the end of each day, make sure the remaining structure is safe to leave and
that any necessary propping is installed to stabilise the structure against wind or
vibration.
Setiap mengakhir pekerjaan pada hari itu, yakinkan bahwa struktur yang masih
tertinggal aman untuk ditinggalkan dan penyangga yang duiperlukan sudah
terpasang guna memperkuat struktur agar tidak terpengaruh oleh angina dan
getaran.

5.5.2 Piecemeal Demolition By Machine


Pembongkaran sedikit demi sedikit dengan mesin

a) Only the operator and a trained Banks man should be allowed within a restricted
area of 6 m from the part of the building being demolished.
Hanya operator dan petugas yang terlatih yang diijinkan berada didalam area
terbatas yang berjarak 6 meter keliling bangunan yang sedang dirobohkan.

b) The cabs of all machines should be fitted with FOPS (falling object protection
structure).
Kabin semua mesin-mesin harus diberi perlengkapan struktur anti kejathan
benda.

c) Balling Machine.
Mesin Bola Besi

i- Require very skilled operators.


Memerlukan operator yang benar-bena terlatih

ii- Require very high plant maintenance levels.


Memerlukan preawatan/pemeliharaan yang sangat tinggi.
iii- The jib head should be at least 3m above the height of the building and
the jib length decreased as the building is reduced.
Ujung jib harus berada sekurang-kurangnya 3 meter diatas ketinggian
bangunan dan ketinggian jib dikurangi sesuai berkurangnya ketinggian
bangunan.

iv- Require special care when the ball becomes trapped in the structure.
Memerlukan perhatian khusus bila bola besi tersangkut di struktur.

d) Impact Hammers.
Palu Besar

i- Used to remove material from the tops of walls or columns in courses


not greater than 600 mm.
Dippergunakan untuk membuang bahan dari lantai atas dinding atau
kolom dengan persyaratan tidak lebih dari 600 mm

ii- Steel reinforcement must be cut separately.


Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only
PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 11 of 13

Besi-besi penguat harus dipotong terpisah.

iii- Plant is very mobile.

e) Hydraulic Pusher Arm.


Mesin Pembongkar dengan Lengan Pendorong

i- Uses a toothed plate or hook to apply a horizontal force to a brick or


masonry wall.
Menggunakan plat kepala gigi atau pengait untuk mendorong secara
horizontal ke dinding batu atau batu bata

ii- Machine requires a firm level base from which to apply an effective
push.
Mesin memerlukan dasar dudukan yang kokoh agar daya dorong
efektif

iii- Not suitable for confined sites.


Tidak sesuai untuk area yang tertutup / terbatas

f) Shears, Concrete Nippers and Munching Heads.


Gunting Pemotong Beton dan Kepala Pengunyah

i- Useful in the cold cutting of steel structures such as roof trusses,


avoiding the need for burners to work at height in dangerous positions.
Digunakan untuk pemotongan dingin pada struktur besi, seperti
penyangga atap, menghindari penggunaan api pada pekerjaan di
tempat tinggi

ii- Useful where stringent precautions would be required for hot cutting
work.
Digunakan dimana tindakan pengamanan yang ketat diperlukan guna
pekerjaan pemotongan panas

iii- Mounted on suitable machine, buildings up to 32 m high have been


demolished.
Terpasang pada suatu mesin, untuk pembongkaran bangunan dengan
ketinggian sampai 32 meter

iv- Sprays can be mounted on cutter or munching heads to reduce dust.


Penyembur dapat dipasangkan pada pisau pemotong atau kepala
pengunyah unguna mengurangi debu.

5.5.3 Deliberate Controlled Collapse

a) This technique requires high standards of planning, supervision and execution


with careful consideration of the effects on adjacent structures.
Teknik ini memerlukan standard tinggi dalam perencanaan, pengawasan dan
eksekusi dengan pertimbangan yang hati-hati atas dampaknya terhadap struktur
didekatnya.

b) Generally not suitable for prestressed concrete structures.


Secara umum tidak sesuai untuk struktur beton pra-tekan

Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only


PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 12 of 13

c) Collapse is usually achieved by removing key structural elements or by pre-


weakening them.
Runtuh biasanya terjadi karena hilangnya / terbuangnya elemen struktur
pengunci atau oleh pra-pelemahan struktur tsb.

d) Methods includes :
Metodanya termasuk:

i- Explosives.
Peledakan

ii- Pre-weakening – partial cutting of structural elements, removal of


selected elements such as walls, and cutting holes in walls – are some
of the techniques used.
Pra-pelemahan – pemotongan elemen struktur sepotong-potong,
pembongkaran elemen tertentu seperti dinding dan pelobangan pada
dinding – merupakan sebagian teknik yang digunakan.

iii- Overturning – wire rope pulling.


Perobohan / penjatuhan – penarikan dengan tali kawat

5.6 Special Structures / Struktur khusus

5.6.1 Prestressed Concrete / Beton Pra-tekan

a) This is a very hazardous type of structure to demolish. Professional advice


should be obtained from an experienced Engineer. A demolition plan or Method
Statement is vital before work begins.
Ini merupakan jenis struktur yang sangat berbahaya saat di bongkar. Saran
professional harus didapatkan dari ahli teknik yang berpengalaman. Rencan
pembongkaran dan metoda pelaksanaan merupakan hal yang penting sebelum
pekerjaan dimulai.

b) In general terms, the safest way to demolish a prestressed structure is to carry it


out in reverse order to its construction. Some structures will be straightforward
whereas others will require great care.
Dalam istilah umum, cara paling aman untuk membongkar struktur pra-tekan
adalah dengan cara kebalikan dari saat pembangunannya. Beberapa struktur
akan straightforward, mengingat struktur yang lain memerlukan perhatian besar

5.6.2 Storage Concrete / Tempat penyimpanan dari beton

a) Where the tank had previously contained flammable liquids, special precautions
are required to maintain a gas-free environment in which to work.
Apabila tanki sebelumnya berisi caairan mudah menyala, tindakan pengamanan
khusus diperlukan guna lingkungan bebas-gas selama pekerjaan dilakukan.

Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only


PT. REKAYASA INDUSTRI STANDARD INSTRUCTION FOR
DEMOLITION
REKAYASA
ENGINEERING & CONS TRUCTION
Doc. No. Rev. No.
SSWJ-2 STATION FACILITY APPENDIX R A
HSE Date: 05/02/06 Page 13 of 13

b) Any contents of the tank must be identified BEFORE they are removed. An
approved means of disposing of the material must be followed.
Isi tanki harus di identifikasi sebelum dihancurkan / dibongkar. Tatacara
pembuangan bahan yang telah disetujui harus di ikuti dengan baik.

c) Hazards associated with the removal of tanks include explosion, entry into
confined spaces, and a possible cave-in of the excavation while it is unprotected.
Bahaya yang berkaitan dengan pembongkaran tanki, termasuk peledakan,
memasuki ruang tertutup, dan kemungkinan runtuhnya galian yang tidak
terproteksi.

d) If the tank has been leaking, it may be necessary to remove contaminated soil
before backfilling.
Apabila tanki bocor, maka harus segera membuang / menyingkirkan tanah yang
tercemar sebelum penimbunan dilakukan.

5.6.3 Fire-Damaged Structures / Struktur Hancur karena Kebakaran

a) Fire-damaged buildings are easier to knock down due to the weakening of both
materials and structure. However the weakening creates great uncertainty on
what might happen when various actions are taken. Expert advice should be
obtained.
Bangunan yang hancur karena kebakaran, lebih mudah untuk dirobohkan
karena sudah melemahnya struktur dan bahan. Bagaimanapun kelemahan ini
memunculkan ketidak-pastian yang besar terhadap kemungkinan yang dapat
terjadi, ketika beberapa langkah sedang dilakukan. Saran dari orang yang
berpengalaman sangat diperlukan.

b) Expert advice should be obtained.


Saran dari tenaga ahli harus didapatkan

Controlled Copy, Do Not Duplicate For Internal Use Only

Das könnte Ihnen auch gefallen