Sie sind auf Seite 1von 11

Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga

Vol. 6, Nomor 1, 2018


Halaman 18-28

Perbedaan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Baru di Fakultas Ilmu


Kesehatan dan Non Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Ratna Yunita Setiyani Subardjo
Universitas ‘Aisyiyah; Jl. Ring Road Barat No. 63 Mlangi Nogotirto Gamping Sleman, 0274-
4469199./0274-4469204
E-mail: ratnayss@gmail.com

Abstract. Anxiety is a pathological condition characterized by a feeling of fear


accompanied by a somatic sign of a hyperactive autonomic nervous system. While
depression is a feeling or mood disorder accompanied by psychological components
of sad, difficult, hopeless and hopeless, and biological or somatic components such
as anorexia, constipation, and cold sweat. Anxiety and depression can occur in
FIKES and Non-FIKES students. This study aims to determine whether there are
differences in anxiety and depression of FIKES and Non-FIKES students at
Universitas Aisyiyah Yogyakarta. FIKES students are students of the Faculty of
Health Sciences, where the lab and lecture schedules are very solid. Non-FIKES is a
student of the Faculty of Economics of Social Sciences and Humanities (FEISHum).
Heavy duties and responsibilities can be a stressor of anxiety and depression. NSQ
to assess anxiety, and BDI to assess depression. Data analysis using T test with
significance level α = 0,05. The results show that new students at FIKES are more
anxious and more depressed than non-FIKES / FEISHum students (NSQ t = -3.328,
p = 0.002 and BDI t = 2,410, p = 0,019). The authors conclude that there are
differences in anxiety and depression between new students at FIKES and Non-
FIKES, where new students of FIKES are more anxious and depressed than new
students in Non-FIKES / FEISHum.
Keyword: anxiety; depression; students

Abstrak. Kecemasan adalah suatu keadaan patologis yang ditandai oleh perasaan
ketakutan disertai tanda somatik pertanda sistem saraf autonom yang hiperaktif.
Sedangkan depresi adalah gangguan perasaan atau mood yang disertai komponen
psikologi berupa sedih, susah, tidak ada harapan dan putus asa, dan komponen
biologi atau somatik misalnya anoreksia, konstipasi, dan keringat dingin.
Kecemasan dan depresi dapat terjadi pada mahasiswa FIKES dan Non-FIKES.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan kecemasan dan depresi
mahasiswa FIKES dan Non-FIKES di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Mahasiswa FIKES adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, dimana jadwal
praktikum dan kuliah sangat padat. Sedangkan Non-FIKES adalah mahasiswa
Fakultas Eknomi Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum). Tugas dan
tanggungjawab yang berat dapat menjadi stressor terjadinya kecemasan dan depresi.
NSQ untuk menilai kecemasan, dan BDI untuk menilai depresi. Analisa data
menggunakan uji T dengan tingkat kemaknaan α= 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan Mahasiswa baru di FIKES lebih cemas dan lebih depresif daripada
mahasiswa Non-FIKES/FEISHum (NSQ t= -3,328, p= 0,002 dan BDI t= 2,410, p=
0,019). Peneliti menyimpulkan terdapat perbedaan kecemasan dan depresi yang
antara mahasiswa baru di FIKES dan Non-FIKES, dimana mahasiswa baru FIKES
lebih cemas dan depresif daripada mahasiswa baru di Non-FIKES/FEISHum.
Kata kunci: kecemasan; depresi; mahasiswa

18
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 18-28

Mahasiswa rentan terhadap melambat. Manifestasi psikomotor


kecemasan dan depresi. Stresor psikososial tersebut bisa membawa pengaruh pada
menjadi salah satu pengaruhnya. Stresor prestasi belajar jika penderita adalah siswa
psikologi adalah setiap keadaan yang yang sedang aktif dalam proses belajar
menyebabkan perubahan dalam kehidupan mengajar (Setyonegoro, 1991).
seseorang sehingga orang itu terpaksa Mahasiswa baru mempunyai beban
beradaptasi atau menanggulangi stresor yang berbeda dengan kebiasaan pada
yang timbul. Perubahan lingkungan belajar sekolah tingkat atas sebelum masuk pada
juga menjadi salah satu faktor pencetus perguruan tinggi. Hal ini membutuhkan
kecemasan dan depresi pada mahasiswa. keterampilan diri dalam menyesuiakn diri
Ditambah penyesuaian pada tempat baru dnegan lingkungan baru di pergiuruan
kadang berbenturan dengan budaya, tinggi. Namun perbedaan individu dalam
kebiasaan, dan sistem norma yang membawa diri di lingkungan baru di
berbeda. Kecerdasan bukanlah satu- kampus dan tempat tinggal/kos, padatnya
satunya faktor yang menentukan sukses jam kuliah, jumlah teman satu angkatan,
atau tidaknya seseorang dalam belajar, tapi jarak kampus dengan kos dan kemampuan
ketenangan jiwa juga mempunyai menyesuaikan diri dengan fasilitas yang
pengaruh atas kemampuan untuk ada dan tersedia di kampus dapat
menggunakan kecerdasan tersebut menampakkan atau menghasilkan derajat
(Daradjat, 1988). kecemasan dan depresi yang berbeda
Kecemasan mempengaruhi hasil anatara mahasiswa baru di FIKES dan
belajar mahasiswa, karena kecemasan Non-FIKES.
cenderung menghasilkan kebingungan dan Kecemasan atau dalam Bahasa
distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa
mengganggu belajar dengan menurunkan Latin angustus yang berarti kaku, dan
kemampuan memusatkan perhatian, ango, anci yang berarti mencekik
menurunkan daya ingat, mengganggu (Trismiati, 2004). Kecemasan adalah suatu
kemampuan menghubungkan satu hal keadaan patologis yang ditandai oleh
dengan yang lain (Kaplan dan Saddock, perasaan ketakutan disertai tanda somatik
2005). Sedangkan, depresi dapat pertanda sistem saraf otonom yang
menyebabkan manifestasi psikomotor hiperaktif (Kaplan dan Saddock, 1997).
berupa keadaan gairah, semangat, aktivitas Kecemasan dan ketakutan memiliki
serta produktivitas kerja yang bertendensi komponen fisiologisyang sama tetapi
menurun, konsentrasi dan daya pikir kecemasan tidak sama dengan ketakutan.
19
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 18-28

Penyebab kecemasan berasal dari dalam yang sumbernya biasanya dari luar yang
dan sumbernya sebagian besar tidak dihadapi secara sadar. Kecemasan
diketahui sedangkan ketakutan merupakan dianggap patologis bilamana mengganggu
respon emosional terhadap ancaman atau fungsi sehari-hari, pencapaian tujuan, dan
bahaya yang sumbernya biasanya dari luar kepuasan atau kesenangan yang wajar
yang dihadapi secara sadar. Kecemasan (Maramis, 2005). Walaupun merupakan
dianggap patologis bilamana mengganggu hal yang normal dialami namun
fungsi sehari-hari, pencapaian tujuan, dan kecemasan tidak boleh dibiarkan karena
kepuasan atau kesenangan yang wajar lama kelamaan dapat menjadi neurosa
(Maramis, 2005). Walaupun merupakan cemas melalui mekanisme yang diawali
hal yang normal dialami namun dengan kecemasan akut, yang berkembang
kecemasan tidak boleh dibiarkan karena menjadi kecemasan menahun akibat
lama kelamaan dapat menjadi neurosa represi dan konflik yang tak disadari.
cemas melalui mekanisme yang diawali Adanya stres pencetus dapat menyebabkan
dengan kecemasan akut, yang berkembang penurunan daya tahan dan mekanisme
menjadi kecemasan menahun akibat untuk mengatasinya sehingga
represi dan konflik yang tak disadari. mengakibatkan neurosa cemas (Maramis,
Adanya stres pencetus dapat menyebabkan 2005).
penurunan daya tahan dan mekanisme Kecemasan timbul akibat adanya
untuk mengatasinya sehingga respon terhadap kondisi stres atau konflik.
mengakibatkan neurosa cemas (Maramis, Hal ini biasa terjadi dimana seseorang
2005). mengalami perubahan situasi dalam
Kecemasan adalah suatu keadaan hidupnya dan dituntut untuk mampu
patologis yang ditandai oleh perasaan beradaptasi (Solomon, 1974). Kecemasan
ketakutan disertai tanda somatik pertanda akrab sekali dengan kehidupan manusia
sistem saraf otonom yang hiperaktif yang melukiskan kekhawatiran,
(Kaplan dan Saddock, 1997). Kecemasan kegelisahan, ketakutan dan rasa tidak
dan ketakutan memiliki komponen tentram yang biasanya dihubungkan
fisiologisyang sama tetapi kecemasan dengan ancaman bahaya baik dari dalam
tidak sama dengan ketakutan. Penyebab maupun dari luar individu (Prawirohusodo,
kecemasan berasal dari dalam dan 1991).
sumbernya sebagian besar tidak diketahui Kecemasan merupakan gejala
sedangkan ketakutan merupakan respon normal pada manusia dan disebut patologis
emosional terhadap ancaman atau bahaya bila gejalanya menetap dalam jangka
20
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 18-28

waktu tertentu dan mengganggu ketakutan, kecemasan, depresi dan


ketentraman individu. Kecemasan sangat kegembiraan). Afek dan emosi dengan
mengganggu homeostasis dan fungsi aspek-aspek yang lain seorang manusia
individu, karena itu perlu segera (umpama proses berpikir, psikomotor,
dihilangkan dengan berbagai macam cara persepsi, ingatan) saling mempengaruhi
penyesuaian (Maramis, 2005). Kecemasan dan menentukan tingkat fungsi dari
merupakan gangguan mental terbesar. manusia itu pada suatu waktu.
Diperkirakan 20% dari populasi dunia Gangguan depresi merupakan
menderita kecemasan (Gail, 2002) dan kelainan psikiatrik yang paling sering
sebanyak 47,7% remaja sering merasa dijumpai. Kira-kira 20% dari semua
cemas (Haryadi, 2007). wanita dan 10% dari semua pria akan
Depresi adalah gangguan perasaan mengalami masa depresi berat semasa
atau mood yang disertai komponen hidupnya (Rakel dan Andrianto, 1990).
psikologi berupa sedih, susah, tidak ada Bahkan Stula, pakar riset klinik untuk unit
harapan dan putus asa disertai komponen neuropsikiatri Roche International Clinical
biologis atau somatik misalnya anoreksia, Research Centre, Strasbourg
konstipasi dan keringat dingin. Depresi mengemukakan bahwa gangguan depresi
dikatakan normal apabila terjadi dalam merupakan gangguan yang paling banyak
situasi tertentu, bersifat ringan dan dalam dari gangguan mental dan prevalensi
waktu yang singkat. Bila depresi tersebut sepanjang hidupnya sekitar 15%. Boleh
terjadi di luar kewajaran dan berlanjut dikatakan bahwa setiap orang pada masa
maka depresi tersebut dianggap abnormal hidupnya pernah menderita depresi sampai
(Atkinson et all, 1993). Maramis (2005) pada tingkat tertentu (Setyonegoro, 1991).
memasukkan depresi sebagai gangguan Berdasarkan latar belakang
afek dan emosi. Afek ialah ”nada” tersebut, maka penulis merasa tertarik
perasaan, menyenangkan atau tidak untuk meneliti perbedaan derajat
(seperti kebanggaan, kekecewaan, kasih kecemasan antara mahasiswa baru di
sayang), yang menyertai suatu pikiran dan FIKES (Fakultas Ilmu Kesehatan) dan
biasanya berlangsung lama serta kurang Non-FIKES (FEISHum; Fakultas Ekonomi
disertai oleh komponen fisiologis. Ilmu Sosial dan Humaniora) yang kuliah
Sedangkan emosi merupakan manifestasi di UNISA Yogyakarta. Dimaksudkan
afek keluar dan disertaioleh banyak untuk mengetahui adakah perbedaan
komponen fisiologis, biasanya derajat kecemasan antara mahasiswa baru
berlangsung relatif tidak lama (misalnya di FIKES dan Non FIKES/FEISHum? Dan
21
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 18-28

adakah perbedaan derajat depresi antara mahasiswa baru seluruhnya yang diambil
mahasiswa baru di FIKES dan Non sebanyak 100 orang secara acak, sehingga
FIKES/FEISHum? masing-masing subjek atau unit populasi
Manfaat yang bisa diambil dari memiliki peluang yang sama dan
penelitian ini adalah; untuk memperluas independen untuk terpilih ke dalam sampel
wacana ilmu pengetahuan khususnya ilmu (Murti, 2006).
psikologi dan untuk memberikan data Pengumpulan data dalam penelitian
ilmiah tentang perbedaan derajat ini. Menggunakan dua alat tes, yaitu; NSQ
kecemasan dan depresi antara 2 kelompok (Neurotic Scale Question) dan BDI (Beck
mahasiswa dalam lingkungan belajar yang Depression Inventory). NSQ (Neurotic
berbeda. Manfaat lainnya adalah dapat Scale Question) merupakan alat tes yang
menjadi masukan bagi Pembimbing canggih, standard dan mudah digunakan
Akademik (PA), dan berbagai pihak yang untuk mengukur kecenderungan Neurotic.
terkait guna membantu kelancaran proses NSQ dikembangkan oleh Sheier dan
belajar mengajar mahasiswa dalam Cattell (1961). NSQ disusun berdasarkan
menyelesaikan studi. Selain itu agar hasil empat komponen utama, yaitu faktor I, F,
studi mahasiswa dapat maksimal dan tidak E, dan An. Pada komponen keempat
sampai mengarah pada masalah kejiwaan. dibagi menjadi tiga faktor yaitu O, Q, dan
Metode C (Sheier dan Cattell, 1961). Faktor I,
Subjek penelitian adalah meliputi: “over Protection”, ”Tender
mahasiswa baru FIKES yang baru masuk Minded”, ”Cultured”, dan ”Protection
di tahun ajaran 2016/2017, yang terbagi di Emotional Sensitivity” (lawan dari “Tough
prodi D3 dan D4 Kebidanan, S-1 Mindedness”). Faktor F meliputi:
Keperawatan, dan S-1 Fisioterapi. Selain “depressiveness”, ”inhibited”, ”sober”,
itu, mahasiswa baru Non- “seriousness” (lawan dari “happy go lucky
FIKES/FEISHum dalah mahasiswa yang cheerfulness”). Faktor E meliputi:
baru masuk di tahun ajaran 2016/2017, “submissiveness”, “sugestibilit”,
yang ada di FEISHum. FEISHum meliputi “dependency” (lawan “dominance”) Faktor
mahasiswa baru di prodi S-1 Akuntansi, keempat (anxiety) yang terdiri dari
Manajemen, Administrasi publik, Ilmu komponen factor O, meliputi “worry”,
Komunikasi dan Psikologi. Mahasiswa “guilt proneness” (lawan dari “assured self
baru FIKES (50 orang) dan mahasiswa confidence”. Faktor Q meliputi:
baru Non-FIKES yaitu FEISHum (50 “ergictention” (lawan dari “calm
orang). Dengan demikian jumlah relaxation”). Faktor C meliputi “ego
22
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 18-28

weakness” atau “emotional Immaturity dan mengambil keputusan, (14) penyimpangan


“insability” (lawan dari “ego strength”). citra tubuh, (15) kemunduran pekerjaan,
NSQ terdiri dari 40 item, yang setiap (16) gangguan tidur, (17) kelelahan, (18)
itemnya mempunyai tiga alternative kehilangan nafsu makan, (19) penurunan
jawaban A, B, dan C. Pemberian skornya berat badan, (20) preokupasi somatik, (21)
bergerak dari 0, 1, dan 2. Skor tertinggi kehilangan libido (Bumberry, 1978).
adalah 80.Validitas dan reliabilitas NSQ, Klasifikasi nilainya menurut Bumberry
menurut Sheier dan Cattell dari beberapa (1978) adalah sebagai berikut:
penelitian yang dilakukan telah didapatkan a. Nilai 0-9 menunjukkan tidak ada
angka validitas faktor I = 0, 74, faktor F = gejala depresi.
0, 76, faktor E = 0, 69, dan faktor An = 0, b. Nilai 10-15 menunjukkan adanya
84. Untuk mendapatkan relibilitas NSQ depresi ringan.
telah dilakukan penelitian dengan c. Nilai 16-23 menunjukkan adanya
menggunakan teknik ”split half” depresi sedang.
dan”formula Spearman Brown”, dengan d. Nilai 24-63 menunjukkan adanya
hasil koefisien reliabilitas masing-masing depresi berat.
faktor adalah sebagai berikut : Faktor I = Data yang diperoleh dari penelitian
0, 55, faktor F = 0, 57, faktor E = 0, 47, akan diuji dengan uji t. Uji tadalah teknik
dan faktor An = 0, 70. statistik yang digunakan untuk menguji
Sedangkan untuk mengukur hipotesis bila dalam populasi terdiri atas
Depresi digunakan alat tes Beck dua atau lebih kelas, data berbentuk
Depression Inventory merupakan interval atau rasio dan sampelnya kecil.
instrumen untuk mengukur derajat depresi Penggunaan uji t termasuk dalam uji
dari Dr. Aaron T. Beck. Mengandung parametrik sehingga menganut asumsi-
skala depresi yang terdiri dari 21 itemyang asumsi data berdistribusi normal, sebaran
menggambarkan 21 kategori, yaitu: (1) data homogen dan sampel diambil secara
perasaan sedih, (2) perasaan pesimis, (3) acak (Riwidikdo, 2008).
perasaan gagal, (4) perasaan tak puas, (5) Hasil
perasaan bersalah, (6) perasaan dihukum, Statistika deskriptif
(7) membenci diri sendiri, (8) Dalam pelaksanaannya, terdapat
menyalahkan diri, (9) keinginan bunuh banyak kendala, sehingga hanya
diri, (10) mudah menangis, (11) mudah mendapatkan mahasiswa sebanyak 50 dari
tersinggung, (12) menarik diri dari FIKES dan 50 dari Non-FIKES
hubungan sosial, (13) tak mampu (FEISHum). Kendala lainnya adalah tidak
23
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 18-28

semua prodi dapat berperan serta dalam memenuhi syarat, 50 dari mahasiswa baru
penelitian ini. Mahasiswa baru angkatan FEISHum dan 50 orang dari FIKES.
2016/2017 dari FEISHum hanya dapat Penelitian ini dilakukan dengan
diambil dari Prodi S-1 Psikologi dan S-1 memberikan tes Psikologi berupa NSQ dan
Manajemen dan FIKES diambil dari Prodi BDI kepada mahasiswa baru dari keempat
S-1 Fisioterapi dan S-1 Keperawatan, yang Prodi yaitu Psikologi, Manajemen,
kesemuanya diambil secara acak. Fisioterapi, dan Keperawatan.
Kemudian dipilih 100 sampel yang
Tabel 1.
Deskripsi Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin
Variabel n (orang) Persen (%)
FIKES FEISHum Total FIKES FEISHum Total
Jenis
kelamin :
Laki-laki 21 12 33 18,33 20,00 38,33
Perempuan 29 38 67 31,67 30,00 61,67
Jumlah 50 50 100 50 50 100

Hasil uji asumsi Dari 100 sampel tersebut diperoleh data


sebagai berikut:
Table 2.
Hasil Uji Statistik Kecemasan.
No. Mahasiswa FIKES Mean SD t p
1 Fisioterapi 18.8333
2 Keperawatan 22.8667 -3,238 0,002
No. Mahasiswa Non-FIKES Mean SD t p
1 Manajemen 7.5333
2 Psikologi 10.1333 -2,410 0,019

Uji statistik dilakukan untuk kelompok mahasiswa baru FIKES


melihat signifikansi data secara statistik. Keperawatan adalah 22,87. Sedangkan
Data diolah dengan uji t, untuk rata-rata skor BDI kelompok mahasiswa
membandingkan tingkat kecemasan dan baru Non-FIKES Manajemen adalah 7,53
depresi dua kelompok mahasiswa. dan Psikologi 10,13.
Dari data penelitian, didapatkan Hasil uji hipotesis
rata-rata skor NSQ angkatan 2016/2017 Data kemudian dianalisis dengan
yang merupakan kelompok mahasiswa uji statistic uji t dengan menggunakan
baru FIKES Fisioterapi adalah 18,83 dan program SPSS 16.0 untuk mengetahui ada
angkatan 2016/2017 yang merupakan tidaknya perbedaan derajat kecemasan dan

24
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 18-28

depresi. Dari uji statistik didapatkan nilai aktivitas praktikum dan kelompok-
kemaknaan (p) untuk kecemasan sebesar kelompok kecil pengajaran dalam skilllab.
0,002 dan untuk depresi sebesar 0,019. Hal Sedangkan mahasiswa Non-FIKES di
ini berarti terdapat perbedaan derajat FEISHum lebih banyak belajar teori
kecemasan dan depresi yang bermakna selama semester awal ini. Dengan
antara mahasiswa FIKES dan Non-FIKES. demikian mahasiswa FIKES dituntut untuk
Penelitian dilakukan pada bulan lebih aktif dalm belajar maupun dalam
Desember 2016 dengan memberikan berpraktik.
kuesioner kepada 100
2. sampel. Dari Lebih kompetitif
kuesioner yang telah dibagikan dihitung Suasana belajar mahasiswa FIKES
nilai rata-rata skor NSQ dan BDI tiap lebih variatif dan lebih banyak kelas,
kelompok. Kemudian dilakukan uji sehingga kompetitor yang bersaing lebih
statistic uji t dengan menggunakan banyak dibanding suasana belajar
program SPSS 16.0. mahasiswa Non-FIKES. Karena
Diskusi berhadapan langsung dnegan tugas dan
Dari peneltian diperoleh hasil yang praktikum-praktikum, jam perkuliahan
sesuai dengan hipotesis yang menyatakan juga menjadi bertambah banyak karena
bahwa ada perbedaan derajat kecemasan pecahan kelompok-kelompok kecil di
dan depresi yang bermakna antara skilllab.
mahasiswa baru FIKES3.dan Non-FIKES. Jadwal yang padat
Dimana mahasiswa baru FIKES memiliki Mahasiswa FIKES lebih banyak
rata-rata skor NSQ dan BDI yang lebih menghabiskan waktu dengan jam
tinggi, dengan kata lain lebih cemas dan peruliahan, praktikum dan skilllab.
lebih depresif daripada mahasiswa Non- Praktikum dan skillab ini membutuhkan
FIKES. waktu yang lebih lama dan periodik,
Hal ini dapat disebabkan oleh sehingga lebih menguras energi, lebih
beberapa faktor, antara lain: membuat capek, dan ketat dalam
Tuntutan untuk lebih aktif dalam proses pengaturan jadwalnya serta adanya
belajar mengajar kemungkinan ganti jadwal menyesuaikan
Masing-masing kelompok dengan dosen yang terkadang berhalangan
mahasiswa baru memiliki tanggung jawab hadir sehingga reschedule. Sehingga dapat
dan tugas masing-masing, dimana dipastikan bahwa waktu istirahat
mahasiswa FIKES selain menjalani mahasiswa FIKES lebih sedikit
perkuliahan juga menjalani berbagai dibandingkan mahasiswa Non-FIKES
25
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 18-28

yang perkuliahan masih belum ada 3. Pada penelitian ini juga tidak dilakukan
praktikum dan berkutat pada teori serta pembatasan yang berkenaan dengan
kelas yang selalu stabil dalam kelompok latar somato-psikososial responden
satu kelas. karena keterbatasan penelitian. Menurut
Bahan yang dipelajari sangat luas dan Maramis (2005), daya tahan terhadap
lebih aplikatif stress pada setiap individu berbeda-
Mahasiswa FIKES dituntut untuk beda, hal ini tergantung pada keadaan
terampil dalam memanajemen waktu dan somagto-psikososial orang itu.
ketahanan mental saat menjalani Ketidakseragaman aspek somato-
praktikum dan skillab. Keadaan ini dapat psikososial pada sampel sangat
menciptakan stressor yang dapat memacu mungkin mempengaruhi hasil
timbulnya kecemasan dan depresi. penelitian.
Kelemahan-kelemahan yang Berdasarkan faktor-faktor di atas,
terdapat pada penelitian ini adalah sebagai dapat dilihat bahwa penelitian ini
berikut : mahasiswa baru FIKES memiliki
1. Pemberi angket (peneliti) tidak berperan kemungkinan mengalami kecemasan dan
sebagai penguasa (dosen di Prodi lain atau depresi lebih besar dibandingkan
yang dijadikan subjek penelitian, mahasiswa baru Non-FIKES/FEISHum.
sehingga ada kemungkinan besar terjadi Kesimpulan
bias karena defens mechanism Ada perbedaan derajat kecemasan
mahasiswa. Sehingga tingkat kejujuran dan depresi yang bermakna antara
mahasiswa seharusnya diukur dengan mahasiswa baru FIKES dan Non-FIKES.
instrumen lainnya. Dimana mahasiswa baru FIKES memiliki
2. Jumlah responden perempuan dan laki- rata-rata skor NSQ dan BDI yang lebih
laki serta usia tidak disamaratakan tinggi, dengan kata lain lebih cemas dan
karena keterbatasan penelitian, karena lebih depresif daripada mahasiswa Non-
pada penelitian-penelitian epidemologi FIKES
sebelumnya menyatakan bahwa Saran
kecemasan dan depresi lebih banyak 1. Pada penelitian selanjutnya, sebaiknya
dialami oleh wanita. Sedangkan faktor jumlah mahasiswa yang dilibatkan
usia bukan sesuatu yang bias lebih banyak lagi dan bisa melibatkan
dikendalikan karena setiap individu dari Fakultas lain juga, agar dapat
pasti berselisih umur paling tidak satu diketahui apakah pengaruh ini juga
hingga dua tahun. berlaku sama bila dibandingkan
26
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 18-28

dnegan Fakultas lain di UNISA http://www.duniaguru.com pada


(Fakultas yang dimaksud adalah tanggal 19 Oktober 2009).
Fakultas Sains dan Teknologi/FST) Kaplan, H.I & Saddock, B.J. (1997).
2. Dibedakan data tidak hanya jenis Synopsis of Psychiatry (ed.7). Lange
kelamin laki-laki dan perepuan tetpai Medical Publication Maruzen, Co.
juga rentang usia subjek penelitian, Ltd.
agar dapat terbaca hasil penelitian Kaplan, H.I & Saddock, B.J. (2005).
apakah juga dipengaruhi jenis kelamin Sinopsis Psikiatri (ed.8). Jakarta:
dan usia Bina Rupa Aksara.
Kepustakaan Magister Management -UI. (2007). Proses
Atkinson, R.L. (1993). Pengantar belajar-mengajar. Diakses dari
Psikologi. Jakarta: Airlangga. http://www.mmui.edu/pcl.html pada
Azwar. (2007). Konsep Pengukuran tanggal 11 Oktober 2009.
Validitas. Jakarta: Gunadharma Maramis, W.F. (2004). Catatan Ilmu
Press. Kedokteran Jiwa. Surabaya:
Butcher, James N. (2005). A Beginner’s Airlangga University Press.
Guide To The MMPI-2 (ed.2). Maramis, W.F. (2005). Catatan Ilmu
Washington D.C: American Kedokteran Jiwa. Surabaya:
Psychological Association. Airlangga University Press.
Conley, Terry. (2006). Breaking free from Mudjaddid, E. (2006). Pemahaman dan
the anxiety trap. Diakses dari Penanganan Psikosomatik
http://www.wshg.org.uk pada Gangguan Ansietas dan Depresi di
tanggal 4 Oktober 2009. Bidang Ilmu Penyakit Dalam (ed.2).
Gail, Stuart W. (2002). Buku Saku Jakarta: Pusat Penerbitan
Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Graham, John R. (1990). MMPI-2 Fakultas Kedokteran Universitas
Assessing Personality And Indonesia.
Psychopatology. New York: Oxford Murti, Bhisma. (2006). Desain dan
University Press. Ukuran Sampel Untuk Penelitian
Hadi, S. (1995). Metodologi Research. Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang
Yogyakarta: Andi Offset. Kesehatan.Yogyakarta: Gadjah
Haryadi, Doddy. (2007). Perilaku Mada University Press.
bermasalah remaja muncul lebih Prawirohusodo, S. (1991). Ansietas,
dini. Diakses dari Simposium Gangguan Kecemasan
27
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 1, 2018
Halaman 18-28

dan Penanggulangannya dalam


Praktek Sehari-hari. Surakarta:
Ikatan Dokter Ahli Jiwa Indonesia
Cabang Surakarta.
Rakel, C. & Andrianto, P. (1990). Terapi
Mutakhir. Jakarta: EGC.
Riwidikdo, Handoko S.Kp. (2008).
Statistik Kesehatan. Yogyakarta:
Mitra Cendekia Press.
Setyonegoro, R.K & Iskandar, Y. (1981).
Depresi, Suatu Problema Diagnosa
dan Terapi pada Praktek Umum.
Jakarta: Yayasan Darma Graha.
Setyonegoro, R.K. (1991). Anxietas dan
Depresi suatu Tinjauan Umum
tentang Diagnostik dan Terapi dala,
Depresi: Beberapa Pandangan Teori
dan Implikasi Praktek di Bidang
Kesehatan Jiwa. Jakarta.
Solomon, P. & Patch, V.1974. Handbook
of Psychiatry. 3rded. Jepang, pp:50-
53.
Sugiyono. (2005). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Trismiati. (2004). Perbedaan tingkat
kecemasan antara pria dan wanita
akseptor kontrasepsi mantap di RSUP
Dr.Sardjito Yogyakarta.
Jurnal Trismiati. Diunduh dari
http://www.psikologi.binadarma.ac.id/jurn
al/jurnal_trismiati.pdf pada tanggal
10 Oktober 2009.

28

Das könnte Ihnen auch gefallen