Sie sind auf Seite 1von 15

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KASUS PERBUATAN MAIN

HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) DI WILAYAH HUKUM


KEPOLISIAN SEKTOR CERENTI

Oleh : Rayon Syaputra


Pembimbing I : Dr. Erdianto, S.H., M.Hum
PembimbingII :Dr. Mexsasai indra
Alamat: Jln.Kapau Sari ujung Tangkerang Timur Kec Tenayan Raya
Email: Bravo_yon3@yahoo.co.id ±tlpn 085264683548

ABSTRACT

Every Indonesian citizens were equal before the law even if someone is a
perpetrator, so that legislation prohibits any act of vigilantism (eigenrichting)
conducted by the public against criminals. The act of vigilantism (eigenrichting)
occurs due to lack of disbelief law enforcement community will be added again weak
public awareness of the law itself. Acts of vigilantism in our criminal law is not
specifically regulated, but the perpetrators could use the existing provisions in the
Criminal Code. Therefore it is necessary to conduct law enforcement vigilante
(eigenrichting). But law enforcement against acts of vigilantism (eigenrichting) in
the Police Sector jurisdiction Cerenti do not maximized.
As for the purpose of this research was to determine the factors that cause people to
do acts of vigilantism (eigenrichting) in the jurisdiction of the Police Sector Cerenti,
then to determine the constraints on law enforcement in cases of acts of vigilantism
(eigenrichting) in the jurisdiction of Police Cerenti sector, as well as to know what is
being done to overcome the obstacles in law enforcement against acts of vigilantism
(eigenrichting) in the jurisdiction of the Police Sector Cerenti.
This study is included in the juridical sociological research that is consistent
with the fact that life in society. While the nature of this research is descriptive that
provides a clear and detailed picture of the problems studied. The data used is
primary data obtained directly from the field, as well as secondary data derived
from primary legal materials, secondary and tertiary. Means of data collection is
done by interviews, questionnaires, and review of the literature. In the analyzes
carried out by means of qualitative and deductive method of thinking.
The result of this study is that the cause of the community vigilante acts are
due to lack of public confidence terhadapa law enforcement officers, and the weak
level of awareness of society itself against the law. The constraints faced by law
enforcement in cases of vigilante action is due to insufficient numbers of police
personnel Cerenti sector, as well as the concerns of the Police Sector Cerenti in
implementing the rule of law. The efforts made to overcome such obstacles Polsek-
always coordinate with the nearest police station in order to cover the amount of
personnel is lacking, as well as motivation memmberikan to the apparatus to be
more propesional and are not afraid to carry out their duties.
Keywords: Law Enforcement - Eigenrichting - Offence

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 1


A. Pendahuluan disebutkan bahwa setiap warga
Indonesia memiliki kedudukan
Hukum tidak lepas dari yang sama di depan hukum
kehidupan manusia. Maka untuk (equality before the law). Dari
membicarakan hukum kita tidak pasal tersebut tersirat bahwa
dapat lepas membicarakannya penegakan hukum bukan hanya
dari kehidupan manusia.1 menjadi tugas dari aparat penegak
Hukum sebagai produk hukum, melainkan telah menjadi
budaya yang timbul dan kewajiban serta komitmen seluruh
berkembang bukan sekedar komponen bangsa.4
memenuhi aspek fisik, melainkan
juga untuk memenuhi aspek Hal tersebut seperti yang
eksitensial manusia dalam hidup terjadi di wilayah hukum
bermasyarakat.2 Kepolisian Sektor Cerenti,
. Salah satu upaya agar dimana selama rentan waktu
hukum dapat efektif berlaku di tahun 2013 telah terjadi dua
masyarakat adalah dengan kasus perbuatan main hakim
adanya penegakan hukum. Yang sendiri (eigenrichting) diwilayah
dimaksud dengan penegakan Kecamatan Cerenti.5
hukum adalah proses Berdasarkan latar belakang
dilakukannya upaya untuk masalah di atas maka penulis
tegaknya atau berfungsinya tertarik untuk melakukan
norma-norma hukum secara penelitian dengan judul: ³
nyata sebagai pedoman perilaku Penegakan Hukum Terhadap
manusia dalam melakukan Kasus Perbuatan Main Hakim
3
kontak sosial. Penegakan hukum Sendiri (eigenricthting) di
di masyarakat sering kali tidak Wilayah Hukum Kepolisian
efektif, hal ini dikarenakan 6HNWRU &HUHQWL´
terdapat faktor- faktor yang Rumusan Masalah
mempengaruhinya.

Dalam Pasal 27 ayat (1)


UUD Tahun 1945 telah 4
(UGLDQV\DK ³Faktor-faktor yang
Melahirkan peradilan Massa dalam
3HUVHIHNWLI &DUXW 0DUXW +XNXP ,QGRQHVLD´
1
Sudikno Mertokusumo, Mengenal dalam BKBH FH UNRI (ed.), Bunga
Hukum, Liberty, Yogyakarta: 1985, hlm.1. Rampai Problematika Hukum di Indonesia,
2
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Alaf, Pekanbaru: 2010, hlm. 154.
5
Ilmu Hukum, Kencana Prenada Media Wawancara dengan Bapak AKP.Risky
Group, Jakarta: 2008, hlm. 60. Candra, Kanit Reskrim Polisi Sektor
3
Sudarto,Kapita Hukum Pidana, Cerenti, pada hari Kamis 4 September 2014,
Alumni, Bandung: 2006, hlm. 112. bertempat dipolisi Sektor Cerenti.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 2


1. Apakah faktor-faktor penyebab ilmu pengetahuan
masyarakat melakukan yang penulis peroleh
perbuatan main hakim sendiri di selama diperkuliahan
wilayah hukum Kepolisian dalam ilmu hukum
Sektor Cerenti? secara umum dan
2. Apakah kendala yang dihadapi khususnya dalam
oleh Kepolisian Sektor Cerenti disiplin ilmu hukum
dalam penegakan hukum pidana.
terhadap perbuatan main hakim b. Sebagai sumbangan
sendiri? pemikiran ilmiah
3. Apakah upaya yang dapat yang sederhana bagi
dilakukan untuk mengatasi mahasiswa/akademika
kendala dalam penegakan Fakultas Hukum
hukum perbuatan main hakim Universitas Riau.
sendiri di wilayah hukum C. Kerangka Teori
Kepolisian Sektor Cerenti? 1. Teori Tindak Pidana
B. Tujuan dan Kegunaan Dalam bahasa Belanda
Penelitian tindak pidana disebut
1. Tujuan Penelitian straafbaar feit yang terdiri
a. Untuk mengetahui faktor- dari kata sraafbaar dan
faktor penyebab feit,straafbaar diartikan
masyarakat melakukan dihukum dan feit berarti
perbuatan main hakim kenyataan yang dapat
sendiri di wilayah hukum dihukum.6 Pengertian
Kepolisian Sektor straafbaar feit menurut para
Cerenti. ahli:
b. Untuk mengetahui a. Simons mengartikan
kendala apa saja yang straafbaar feit adalah
dihadapi oleh Kepolisian tindakan melanggar
Sektor Cerenti dalam hukum yang telah
penegakan hukum dilakukan dengan sengaja
perbuatan main hakim atau pun tidak dengan
sendiri. sengaja oleh seseorang
c. Untuk mengetahui upaya yang dapat
yang dilakukan untuk dipertanggungjawabkan
mengatasi kendala dalam atas tindakannya oleh
penegakan hukum undang-undang dinyatakan
perbuatan main hakim sebagai tindakan yang
sendiri di wilayah hukum dapat dihukum.7
Kepolisian Sektor Cerenti
Dalam suatu peraturan
d. Kegunaan Penelitian perundang-undangan pidana
a. Untuk menambah dan selalu mengatur tentang
mengembangkan
6
wawasan penulis serta Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi,
untuk menerapkan Sinar Grafika, Jakarta: 2005, hlm. 5.
7
Ibid

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 3


tindak pidana.Menurut penegakan hukum yang
simons, unsur-unsur tindak berguna bagi masalah
pidana (straafbaar feit) penegakan hukum dalam
adalah: masyarakat yaitu:9
a. Perbuatan manusia 1) Faktor Hukumnya Sendiri;
(positif atau negatif, 2) Faktor Penegak Hukum;
berbuat atau tidak 3) Faktor Sarana atau Fasilitas;
berbuat atau 4) Faktor Masyarakat;
membiarkan); 5) Faktor Kebudayaan.
b. Diancam dengan pidana Kelima faktor tersebut
(statbaar gesteld); sangat berkaitan dengan erat
c. Melawan hukum karena merupakan esensi dari
(onrechtmatig); penegakan dan merupakan
d. Dilakukan dengan tolak ukur dari pada efektivitas
kesalahan (met schuld in penegak hukum, mengenai
verband stand); tugas dan peranan Polisi
e. Oleh orang yang mampu Republik Indonesia di bidang
bertanggung jawab. penegakan hukum ini memang
2. Teori Penegakan Hukum sepantasnya dibicarakan terus
Penegakan hukum karena pada keberhasilan
adalah proses dibidang penegakan hukum
dilakukannya upaya inilah dipertaruhkan makna
untuk tegaknya atau GDUL ³1HJDUD EHUGDVDUNDQ DWDs
berfungsinya norma- KXNXP´ PHPSHUKDWLNDQ
norma hukum secara perincian tugas yuridiksi Polisi
nyata sebagai pedoman Republik Indonesia pada
prilaku manusia dalam intinya ada dua tugas dibidang
melakukan kontak sosial. penegakan hukum, yaitu
Dalam penegakan penegakan hukum di bidang
hukum ada tiga hal harus peradilan pidana dengan sarana
diperhatikan guna penal dan penegakan hukum
mewujudkan hakekat dari dengan sarana non-penal.10
fungsi dan tujuan hukum D. Kerangka Konseptual
itu sendiri, yaitu Didalam penelitian ini
kepastian hukum terdapat istilah-istilah, berikut
(rechtssicherheit), penulis uraikan sebagai berikut:
kemamfaatan 1. Penegakan hukum adalah
(bzweckmassigkeit), dan proses dilakukannya
keadilan (gerechtgheit).8 upaya untuk tegaknya
Menurut Soerjono atau berfungsinya norma-
Soekanto ada beberapa norma hukum secara
faktor yang sangat
menentukan dalam 9
Soerjono Soekanto. Op.cit. hlm. 8.
10
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek
8
http ://www. penegakan Kebijakan Penegakan dan Pengembangan
hukum.blogspot.com, diakses, tanggal 1 Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti,
Oktober 2014. Bandung: 2005, hlm. 4.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 4


nyata sebagai pedoman 2) Lokasi Penelitian
prilaku manusia dalam Penelitian dilakukan
melakukan kontak di wilayah hukum
sosial.11 Kepolisian Sektor
2. Main hakim sendiri Cerenti, yang terletak di
(eigenrichting) adalah Kecamatan Cerenti
tindakan untuk Kabupaten Kuantan
melaksanakan hak Singingi. Alasan Memilih
menurut kehendak sendiri Lokasi ini karena kasus
yang bersifat sewenang- main hakim sendiri
wenang, tampa (eigenrichting) sering
persetujuan pihak yang terjadi di wilayah hukum
berkepentingan, hal ini Kepolisian Sektor
merupakan pelaksanaan Cerenti.
sanksi oleh perorangan.12
3. Tindak Pidana adalah 3) Populasi dan Sampel
perbuatan yang dilarang a. Populasi
oleh suatu aturan hukum, Populasi adalah
larangan mana disertai sekumpulan objek yang
ancaman (sanksi) yang hendak diteliti
berupa pidana tertentu berdasarkan lokasi
bagi siapa yang berdasarkan lokasi
melanggar larangan penelitian yang telah
tersebut.13 ditentukan sebelumnya
sehubungan dengan
14
E. Metode Penelitian penelitian ini, adapun
1) Jenis Penelitian yang dijadikan populasi
Penelitian ini termasuk dalam penelitian ini
penelitian hukum sosiologis, adalah sebagai berikut :
penelitian hukum sosiologis 1) Kepala Kepolisian
dapat berupa penelitian yang Sektor Cerenti.
hendak melihat korelasi 2) Kanit Reskrim polisi
antara hukum dengan Sektor Cerenti
masyarakat. Karena dalam 3) Warga
penulisan ini penulis langsung
mengadakan penelitian pada b. Sampel
lokasi atau tempat yang Sampel adalah bagaian
diteliti guna memberikan dari populasi yang dapat
gambaran secara lengkap dan mewakili keseluruhan
jelas tentang masalah yang objek penelitian untuk
diteliti. mempermudah penelitian
dalam menentukan
11
Sudarto, Loc.cit. penelitian, adapun metode
12
http://www. hukum
14
Deskripsi.com/eigenrichting, Bamabang Sugono, Metode
diakses,tanggal, 5 Oktober 2014. Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo,
13
Moeljatno, Loc. Cit. 1996, hlm.28.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 5


yang akan dipakai oleh dirumuskan. Bahan
penulis adalah metode hukum ini berasal dari
sensus dan purposive Perundang-
sampling. Metode sensus undangan,Kitab
adalah menetapkan sampel Undang-Undang
berdasarkan jumlah Hukum Acara Pidana
populasi yang ada. yang berkaitan dengan
Sedangkan metode permasalahan
purposive sampling adalah penelitian.
menetapkan sejumlah 2) Bahan Hukum
sampel yang mewakili Sekunder
jumlah populasi yang ada, Yaitu bahan-bahan
yang kategori sampelnya penelitian yang
itu sudah ditetapkan berasal dari literatur
sendiri oleh penulis. atau hasil penulisan
4) Sumber Data terhadap sarjana yang
Adapun sumber data yang berupa buku yang
penulis gunakan dalam berkaitan dengan
penenlitian ini: pokok permasalahan.
a. Data Primer 3) Bahan Hukum
Data primer adalah data yang Tersier
diperoleh secara langsung Yaitu bahan-bahan
melalui responden dengan penelitian yang
cara melakukan penelitian berasal dari
dilapangan mengenai hal-hal ensiklopedia dan
yang bersangkutan dengan sejenisnya yang
penegakan hukum terhadap berfungsi mendukung
kasus main hakim sendiri datab primer dan
(eigenrichting) di wilayah sekunder seperti
hukum Kepolisian Sektor kamus Besar Bahasa
Cerenti. Indonesia, Internet.
b. Data Sekunder 5) Teknik Pengumpulan Data
Merupakan data yang a) Wawancara
diperoleh melalui Wawancara yang penulis
penelitian perpustakaan pergunakan adalah
antara lain berasal dari : wawancara terstruktur, yaitu
1) Bahan Hukum proses tanya jawab antara
Primer penulis dengan responden,
Yaitu bahan penelitian yang terikat dengan daftar
yang berdasarkan dari pertanyaan telah penulis
peraturan-peraturan siapkan sesuai dengan arah
dan ketentuan- permasalahan yang sedang
ketentuan yang diteliti khusus ditujukan
berkaitan dengan kepada seluruh sampel
judul dan penelitian ini.
permasalahan yang

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 6


b) Kuisisoner tersebut akan menarik
c) Metode pengumpulan kesimpulan secara deduktif
data yang dibuat dengan yakni menganalisis dari
cara membuat daftar- permasalahan yang bersifat
daftar pertanyaan yang umum kemudian ditarik pada
memiliki hubungan kesimpulan secara khusus
dengan upaya berdasarakan teori yang ada.
pemberantasan F. Tinjauan Umum Tentang
perbuatan main hakim Tindak Pidana
sendiri (eigenricthting) 1. Pengertian Tindak
yang dilakukan oleh Pidana
aparat penegak hukum, Tindak pidana adalah
khususnya Kepolisian perbuatan yang dilarang oleh
Sektor Cerenti. suatu aturan hukum, larangan
dimana disertai dengan
d) Studi Kepustakaan ancaman (sanksi) yang
Untuk mendapatkan data berupa pidana tertentu bagi
sekunder penulis barang siapa yang melanggar
melakukan studi larangan tersebut. Dapat juga
kepustakaan pada: dikatakan bahwa perbuatan
1. Perpustakaan fakultas pidana adalah perbuatan yang
Hukum Universitas suatu aturan hukum dilarang
Riau; dan diancam pidana.
2. Perpustakaan Ancaman ini ditunjukan
Universitas Riau; kepada orang yang
3. Perpustakaan Wilayah menimbulkan kejadian itu.15
Riau
4. Buku-buku pribadi Biasanya hukuman itu
penulis dan kawan- baru dapat dijatuhkan kalau
kawan, serta literatur perbuatan atau sikap tidak
lainya. berbuat menimbulkan suatu
6) Analisis Data akibat. Selain perbuatan atau
Data dan bahan yang sikap tidak berbuat yang
terkumpul dan diperoleh dari menimbulkan suatu akibat, ada
penenlitian akan diolah, unsur-unsur lain yang harus
disusun dan dianalisa secara dipenuhi untuk dapat
kualitatif, pengolahan data terjadinya suatu delik yaitu:16
secara kualitatif merupakan a. Perbuatan yang
tata cara penenlitian yang melawan hukum,
menghasilkan data deskriftif, b. Kesalahan pada orang
yaitu apa yang dinyatakan yang melakukan,
responden serta secara tertulis
atau lisan dan fakta-fakta di
lapangan dipelajari serta 15
Moeljatno, Op.cit. hlm. 76.
16
dituangkan pada hasil Bastian Tatal, Pokok-pokok Tata
penelitian. Dari pembahasan Hukum Di Indonesia, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta:1992. Hlm. 68.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 7


c. Orang yang melakukan Hakim Sendiri
dapat (Eigenrichting)
dipertanggungjawabkan, Jika dilihat dari unsur-
dan unsurnya, perbuatan main
d. Dan perbuatannya hakim sendiri (eigenricthting)
diancam dengan suatu juga memiliki unsur dilakukan
hukuman pidana. dengan sengaja,
mengakibatkan luka atau
3. Pengertian Perbuatan cidera pada badan orang lain,
Main Hakim Sendiri bahkan sampai menyebabkan
(eigenrichting) kematian atau hilangnya nyawa
Pengertian berasal dari seseorang. Maka terhadap
kata hakim yang menurut pelaku perbuatan main hakim
Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri ini bisa dimintai
berarti orang yang mengadili pertanggungjawabannya
perkara, sedangkan main dengan beberapa pasal yang
hakim sendiri adalah berbuat ada dalam Kitab Undang-
sewenag-wenang terhadap undang Hukum Pidana, seperti:
orang yang dianggap salah.17 1. Pasal 170 ayat( 2) butir 2
Perbuatan main hakim dan 3 yaitu:
sendiri berasal dari bahasa a. Jika perbuatan kekerasan
Belanda yaitu tersebut mengakibatkan
³Eigenrichting´ yang berarti luka berat;
cara main hakim sendiri, b. Jika perbuatan kekerasan
mengambil hak tampa tersebut mengakibatkan
mengindahkan hukum, tampa maut;
sepengetahuan pemerintah 2. Pasal 338 yaitu kejahatan
dan tampa penggunaan alat terhadap nyawa.
kekuasaan pemerintah. 3. Pasal 351 ayat (2) dan )3)
Perbuatan main hakim sendiri tentang penganiayaan
hampir selalu berjalan dengan yaitu:
pelanggaran hak-hak orang a. Yaitu jika perbuatan
lain, dan oleh karena itu tidak tersebut mengakibatkan
diperbolehkan perbuatan ini luka-luka berat;
menunjukan bahwa adanya b. Jika perbuatan tersebut
indikasi rendahnya kesadaran mengakibatkan kematian
terhadap hukum.18 atau hilangnya nyawa
seseorang.
a) Ketentuan Pidana Untuk 4. Pasal 354 ayat ( 1) dan (2)
Pelaku Perbuatan Main tentang penganiayaan berat.
Kemudian perbuatan main
17
Pusat Pembinaan dan Pengembangan
hakim sendiri juga
Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa melanggar Pasal 4 dan 5
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta:1995, hlm ayat (1) Undang-undang No
99.
18
39 tahun 1999 tentang Hak
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Asasi Manusia, yang
Indonesia, Jakarta: 1986, hlm 167.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 8


menyatakan setiap orang tertentu untuk menjamin dan
berhak untuk hidup dan memastikan bahwa suatu aturan
memperoleh perlakuan dan hukum berjalan sebagaimana
perlindungan yang sama seharusnya. Dalam memastikan
sesuai dengan martabat tegaknya hukum itu, apabila
kemanusiaan didepan diperlukan, aparatur penegak
hukum. hukum itu diperkenankan untuk
menggunakan daya paksa.20
G. Tinjauan Umum Tentang
Penegakan Hukum H. Faktor-Faktor Penyebab
Penegakan Hukum adalah proses Masyarakat Melakukan
dilakukannya upaya untuk Perbuatan Main Hakim Sendiri
tegaknya atau berfungsinya (eigenrichting) di Wilayah
norma-norma hukum secara nyata Hukum Kepolisian Sektor
sebagai pedoman perilaku dalam Cerenti
lalu lintas atau hubungan- Pada umumnya kesadaran
hubungan hukum dalam dan masyarakat terhadap hukum yang
bernegara. Ditinjau dari sudut tinggi mengakibatkan para warga
subjeknya, penegakan hukum itu masyarakat mematuhi ketentuan
dapat dilakukan oleh subjek yang peraturan perundang-undangan
luas dan dapat pula diartikan yang berlaku. Sebaliknya, apabila
sebagai upaya penegakan hukum kesadaran masyarakat terhadap
oleh subjek yang luas dan dapat hukum rendah, derajat
pula diartikan sebagai upaya kepatuhannya juga akan rendah.21
penegakan hukum oleh subjek Hal itu lah yang menjadi salah
dalam arti yang terbatas atau satu faktor sehingga perbuatan-
sempit. Dalam arti luas, proses perbuatan yang melawan hukum
penegakan hukum itu melibatkan kerap kali terjadi di wilayah
semua subjek hukum dalam setiap kepolisian sektor Cerenti, salah
hubungan hukum.19 satunya adalah perbuatan main
Siapa saja yang menjalankan hakim sendiri (eigenrichting)..22
aturan normatif atau melakukan Kemudian menurut beliau, faktor-
sesuatu atau tidak melakukan faktor penyebab masyarakat
sesuatu dengan mendasarkan diri melakukan perbuatan main hakim
pada norma aturan hukum yang sendiri adalah karena kurangnya
berlaku, berarti dia menjalankan kepercayaan masyarakat terhadap
atau menegakan aturan hukum. aparat penegak hukum yang ada
Dalam arti sempit dari segi di wilayah hukum Kepolisian
subjeknya itu, penegakan hukum Sektor Cerenti, hal itu di sebabkan
itu hanya diartikan sebagai upaya karena adanya pandangan dan
aparatur penegakan hukum penilaian yang tidak baik oleh
masyarakat kepada para personil
19
Ahmad Irfandi, Pertanggung Jawaban
20
Pidana Terhadap Pelaku Main Hakim Ibid
21
Sendiri Di Wilayah Hukum Kepolisian Ibid. hlm. 66.
22
Resort Siak, Skripsi, Fakultas Hukum Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Universitas Riau, Pekanbaru,2013, hlm. 36. Bahasa Depdikbud, Loc.cit.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 9


yang ada di Kepolisian Sektor di Satreskrim Cerenti saat ini
Cerenti, ditambah lagi selama ini adalah hanya 2 orang, yang
Personil Kepolisian Sektor terdiri dari satu orang Kanit
Cerenti kurang mendapatkan Reskrim dan satu orang anggota
tempat di masyarakat. Kemudian Kanit Reskrim.25
Faktor-faktor yang lebih utama
penyebab masyarakat melakukan Hal tersebut yang menjadi
perbuatan main hakim sendiri dasar faktor kendala upaya
adalah karena memang adanya penegakan hukum di Kepolisian
faktor budaya hukum dalam Cerenti terhadap kasus main
masyarakat Cerenti, mereka hakim sendiri (eigenrichting),
berasumsi bahwa perbuatan main karena dengan terbatasnya jumlah
hakim sendiri adalah sesuatu yang personel yang turun di tempat
benar dan tidak melanggar kejadian perkara (TKP) tidak
hukum. sebanding dengan jumlah warga
I. Faktor yang Menjadi Kendala yang ada, maka hal itu yang
dalam Penegakan Hukum menghambat upaya personel
Terhadap Kasus Perbuatan Kepolisian dalam upaya
main hakim sendiri penyelidikan. Kemudian hal
(Eigenrichting) di Wilayah tersebut juga akan menyulitkan
Hukum Kepolisian Sektor Kepolisian dalam melakukan
Cerenti.faktor yang menjadi penyidikan selanjutnya.
kendala dalam penegakan hukum Berdasarkan wawancara
terhadap perbuatan main hakim dengan Kepala Kepolisian Sektor
sendiri (eigenrichting) di wilayah Cerenti, AKP. Jannes
hukum Polisi Sektor Cerenti Purba.S.SOS, bahwa kekurangan
yaitu:23 aparat penyidik di Polsek Cerenti
J. a, Jumlah Personel Unit Satuan mengakibatkan tidak optimalnya
Reskrim Polisi Sektor Cerenti kinerja aparat Kepolisian dalam
yang terbatas Maksudnya adalah menangani kasus, terutama kasus-
penegakan hukum terhadap kasus kasus yang berkaitan dengan
main hakim sendiri oleh massa yang banyak seperti kasus
Kepolisian Sektor Cerenti perbuatan main hakim sendiri
Terkendala karena jumlah (eigenrichting), sehingga menurut
personil Polisi yang tidak beliau untuk menangani wilayah
sebanding dengan jumlah pelaku Cerenti yang begitu luas, jumlah
perbuatan main hakim sendiri personel dibagian Penyidik
yang biasanya dilakukan oleh
orang banyak.24 Jumlah personil Kepolisian Sektor Cerenti, Hari Jumat,
Tanggal 5 Desember, 2014 Bertempat di
Kapolsek Cerenti.
23
Wawancara dengan Bapak Ajun
25
Komisaris Polisi Jannes Purba, Kepala Wawancara dengan Bapak Ajun
Kepolisian Sektor Cerenti, Hari Jumat, Komisaris Polisi Jannes Purba, Kepala
Tanggal 5 Desember, 2014 Bertempat di Kepolisian Sektor Cerenti, Hari Jumat,
Kapolsek Cerenti. Tanggal 5 Desember, 2014 Bertempat di
24
Wawancara dengan Bapak Ajun Kapolsek Cerenti.
Komisaris Polisi Jannes Purba, Kepala

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 10


Reskrim Polsek Cerenti idealnya kebijakan mengenai kasus main
berjumlah kira-kira 10 orang hakim sendiri (eigenrichting),
personel.26 mereka kahwatir masyarakat akan
Namun seharusnya faktor menjadi lebih anarkis karena ada
kekurangan jumlah personel salah satu anggotanya mereka
belum menjadi faktor yang yang ditahan oleh aparat. Hal
terbesar yang mendasari tidak tersebut tidak terlepas dari rasa
ditegakkannya penegakan hukum persauadaraan yang sangat kental
terhadap tiga kasus main hakim sesama masyarakat, dan ditambah
sendiri yang terjadi di wilayah lagi dengan keberdaan bebarapa
hukum Kepolisian sektor Cerenti. oknum anggota Kepolisian Sektor
Karena peristiwa main hakim Cerenti yang memang tidak
sendiri yang terjadi di Kecamatan disukai oleh kebanyakan
Cerenti masih tergolong sedidkit Masyarakat
jumlahnya. Namun sebagai aparat
b). Adanya kekhawatiran yang penegak hukum yang memiliki
dialami oleh personel Unit Satuan tugas dalam penegakan hukum
Reskrim Polisi Sektor Cerenti seharusnya kepolisian bertindak
didalam penegakan hukum secara professional tanpa adanya
terhadap Kasus perbuatan main rasa takut dalam menegakan
hakim sendiri (eigenrichting) hukum. Hal tersebut dilakukan
terkendala karena adanya rasa agar penegakan hukum di
kekhawatiran pada pihak masyarakat terlaksana secara
penyidik, karena kasus ini benar. Tentang kekhawatiran yang
menyangkut orang banyak. ditakutkan dalam upaya
Apabila kasus tersebut tetap penegakan hukum di atas
dilanjutkan oleh pihak kepolisian, seharusnya bukan menjadi
dikhawatirkan akan terjadi protes penghalang bagi aparat kepolisian
yang sangat besar oleh dalam upaya penegkan hukum,
masyarakat dikarenakan adanya karena apabila dalam upaya
anggota keluarga atau masyarakat penegakan hukum, Kepolisian
yang ditangakap dan ditahan oleh lebih bertindak secara
pihak Kepolisian.27 Hal ini professional dalam menangani
merupakan faktor kendala yang kasus main hakim sendiri maka
terbesar bagi setiap aparat masyarakat pun akan mengerti
penegak hukum karena apabila juga bahwa perbuatan main
mereka salah dalam mengambil sendiri yang telah mereka lakukan
adalah perbuatan yang salah. Hal
26
Wawancara dengan Bapak Ajun tersebut sesuai dengan pendapat
Komisaris Polisi Jannes Purba, Kepala Soerjono Soekanto yang
Kepolisian Sektor Cerenti, Hari Jumat, mengatakan bahwa faktor
Tanggal 5 Desember, 2014 Bertempat di
Kapolsek Cerenti.
penegak hukum merupakan faktor
27
Wawancara dengan Bapak Ajun terbesar yang mendasari tegak
Komisaris Polisi Jannes Purba, Kepala
Kepolisian Sektor Cerenti, Hari Jumat,
Tanggal 5 Desember, 2014 Bertempat di
Kapolsek Cerenti.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 11


atau tidaknya hukum di Perbuatan Main Hakim Sendiri
masyarakat.28 (Eigenrichting)
c. Kesulitan dalam memanggil Adapun upaya yang dilakukan oleh
saksi-saksi Dalam hal Kepolisian Sektor Cerenti untuk
pemanggilan saksi-saksi ini mengatasi kendala-kendala dalam
banyak kesulitan-kesulitan yang penegkan hukum terhadap
ditemukan oleh pihak penyidik, perbuatan main hakim sendiri
selain masyarakatnya yang besifat (eigenrichting) adalah:30
tertutup juga karena masyarakat
tidak koorperatif serta terkesan 1. Untuk mengatasi masalah
tidak ingin memberikan kekurangan jumlah
keterangan-keterangan bahkan personil, Kepolisian
selalu menutupi setiap kejadian- Sektor Cerenti, saat ini
kejadian perbuatan main hakim belum mengajukan
sendiri (eigenrichting) yang permintaan untuk
terjadi di wilayah mereka. Selain penambahan jumlah
Masyarakatnya yang tidak mau personilnya, walaupun
memberikan keterangan, hal itu saat ini khusus untuk
juga yang dilakukan oleh pihak Reskrim hanya berjumlah
kepala Desa, pihak Kecamatan, 2 anggota yang terdiri
dan Tokoh masyarakat, mereka atas satu Kanit Reskrim,
juga seakan akan melindungi dan dan satu anggota
menutupi peristiwa yang telah Reskrim, Berdasarkan
terjadi. wawancara dengan kepala
Hal tersebut didasari karena Kepolisian Sektor
adanya ikatan yang sangat erat Cerenti, AKP. Jannes
diantara masyarakat, karena bagi Purba S.SOS. Sebenarnya
mereka apabila ada salah satu jumlah ini masih jauh dari
anggota mereka ditangkap dan yang diharapkan, apa lagi
ditahan oleh polisi karena kasus jika dihadapkan dengan
main hakim sendiri, anggota kasus-kasus seperti
masyarakat yang lain cenderung pebuatan main hakim
untuk membela dan melindungi, sendiri (eigenrichting)
bahkan mereka tidak akan segan- yang memang
segan untuk melakukan perbuatan berhubungan dengan
yang lebih anarkis lagi.29 orang banyak, Akan tetapi
inilah fakta yang terjadi
J Upaya yang Dilakukan Oleh dilapangan. Beliau
Aparat Kepolisian Sektor Cerenti menambahkan, untuk
Untuk Mengatasi Kendala Dalam mengatasi kekurangan
Penegakan Hukum Terhadap jumlah personil tersebut,

28 30
Soerjono, Soekonto, Op.cit hlm.9. Wawancara dengan Bapak Ajun
29
Wawancara dengan Bapak Brigadir. Komisaris Polisi Jannes Purba, Kepala
Rizky Candra Anggota Reskrim Polisi Kepolisian Sektor Cerenti, Hari Jumat,
Sektor Cerenti,pada hari Kamis 5 Desember Tanggal 5 Desember, 2014 Bertempat di
2014,bertempat dipolisi sektor Cerenti. Kapolsek Cerenti.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 12


Kepolisian Sektor Cerenti terjadi, cara
Selalu melakukan memperlakukan korban
koordinasi dengan dan pelaku tindak pidana
Polsek-Polsek terdekat, serta cara
guna membantu tugasnya mempertahankan kondisi
jika terjadi peristiwa tempat terjadinya perkara
perbuatan main hakim agar barang bukti tidak
sendiri (eigenrichting) di hilang atau berkurang.
wilayah hukumnya. 2. Didalam mengatasi
Seharusnya kekurangan kesulitan untuk
jumlah pesonil bukan memanggil dan
menjadi faktor terbesar menentukan saksi-saksi
dalam upaya penegakan dalam rangka untuk
hukum dan belum bisa mengetahui perihal
dijadikan alasan yang kronologi yang terjadi
sangat kuat, sehinnga hal dilapangan, maka
ini yang mendasari tidak terhadap para saksi yang
ditegakannya penegakan ditunjuk tidak mau
hukum terhadap dua menghadap sesuai dengan
kasus main hakim sendiri waktu yang ditentukan,
yang terjadi di wilayah maka upaya yang
hukum Kepolisian Sektor dilakukan oleh penyidik
Cerenti.Memberikan Reskrim Polsek Cerenti
motivasi kepada annggota adalah dengan
penyidik di Satuan mendatangi kediaman
Reskrim Polisi Sektor para saksi untuk dimintai
Cerenti bahwa sebagai keterangannya guna untuk
aparat penegak hukum kepentingan peyelidikan
jangan takut dalam dan peyidikan
menegakkan hukum. kedepannya
Selain pemberian
motivasi di bidang hukum Kesimpulan
pembenahan kompetensi 1. Faktor-faktorpenyebab
di bidang moral juga masyarakat melakukan
dilakukan, agar Polisi perbuatan main hakim sendiri
yang bertugas dapat adalah karena Faktor budaya
menyadari tugas dan hukum masyarakat, dan faktor
kewajibannya sebagai kurangnya kepercayaan
penegak hukum. masyarakat terhadap aparat
Pelatihan-pelatihan yang penegak hukum.
dilakukan yang meliputi 2. Kendala yang dihadapi dalam
pembelajran di Satuan penegakan hukum terhadap
Polsek Cerenti terutama kasus perbuatan main hakim
bagaimana penanganan sendiri (eigenrichting) adalah
secara cepat terhadap jumlah personil Kepolisian
tindak pidana yang Sektor Cerenti yang masih

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 13


terbatas, kurangnya dukungan Hukum,Bina Mandiri
masyarakat, serta faktor Press, Pekanbaru.
kekhawatiran dari personil Chazawi, Adami, 2005, Pelajaran
Kepolisian Sektor Cerenti. Hukum Pidana II, PT.
3. Upaya dalam mengatasi Raja Grafindo Persada,
kendala dalam penegakan Jakarta.
hukum terhadap kasus Erdianto. 2010, Pokok- Pokok
perbuatan main hakim sendiri Hukum Pidana, Alaf riau,
(eigenrichting) di wilayah Pekanbaru.
hukum Kepolisian Sektor Hamzah, Andi, 2009. Delik- Delik
Cerenti adalah melakukan Tertentu di Dalam Kitab-
koordinasi dengan Kepolisian- Kitab Hukum Pidana,
kepolisian terdekat, serta Sinar Grafika, Jakarta.
memberikan motivasi kepada ,dan Siti Rahayu,
aparat kepolisian dan 2000, Suatu Tinjauan Ringkas Sistem
pembekalan dalam Pemidanaan di Indonesia,
menjalankan tugasnya. Akademika Presindo, Jakarta
Saran Hartanti, Evi, 2005. Tindak pidana
korupsi, Sinar Grafika, Jakarta.
1. Kepolisian Sektor Cerenti Harahap M. Yahya, 2003,
harus membangun kemitraan Pembahasan
dengan masyarakat terutama Permasalahan dan
kepada Tokoh masyarakat, Penerapan KUHAP,
Kepala Desa, pak Camat dalam Sinar Grafika, Jakarta.
bentuk kegiatan penyuluhan Husin, Sukanda, 2008. Penegakan
hukum dan kegiatan lainnya Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar
yang dapat menciptakan Grafika, Jakarta.
keakraban dan kesadaran hukum Sudarto, 2006, Kapita selekta Hukum
yang lebih baik antara Pidana, Alumni, Bandung.
Kepolisian dengan masyarakat. Taufik Makarao, Muhammad, dan
Suharsil. 2010, Hukum
1.Melakukan penyuluhan hukum
Acara Pidana dalam
kepada masyarakat terkait
Teori dan Praktek,
dengan perbuatan main hakim
Ghalia Indonesia, Bogor.
sendiri.
Kansil C.S.T dan Christine S.T
Daftar Pustaka Kansil, 2004. Pokok-Pokok Hukum
Pidana, Pradnya Paramita, Jakarta.
A. BUKU
, 2007,
Ahmad, Hamzah, 1996. Kamus Pengantar Hukum
Pintar Bahasa Indonesia, Indonesia, Sinar Grafika,
Fajar Mulya, Surabaya. Jakarta.

Asri, Muhammad soleh, 2003, Marzuki Peter Mahmud. 2008,


Menegakan Hukum Pengantar Ilmu Hukum,
atawa Mendirikan Kencana, Jakarta.

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 14


Mertokusumo, Sudikno. 1985, 26 Tambahan Lembaran
Mengenal Hukum, Liberti, Negara Nomor 3080.
Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Moeljatno, 1993. Asas- Asas hukum 1981 tentang Kitab Undang-Undang
pidana Rineka Cipta, Jakarta. Hukum Acara Pidana, Lembaran
Muhammad, Abdulkadir, 2001, Negara Republik Indonesia Tahun
Etika Profesi 2006 Nomor 18, Tambahan
Hukum,Citra Aditya Lembaran Negara Republik
Bakti, Bandung. Indonesia Nomor 4607.
Sugono, Bambang, 1996. Metode Undang-Undang Nomor 39 Tahun
Penelitian Hukum, Raja Grafindo, 1999 Tentang Hak Asasi Manusia,
Jakarta. Lembaran Negara Republik
Soekanto, Soerjono, 1983, Indonesia Nomor 4026.
Faktor-faktor yang Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Mempengaruhi Penegakan 2002 Tentang Kepolisian Republik
Hukum, Rajawali Pers, Jakarta. Indonesia.
Tatal, Bastian, 1992, Pokok-Pokok Lembaran Negara Republik
Tata Hukum Di Indonesia, Gramedia Indonesia Tahun 2002 Nomor
pustaka Utama, Jakarta. 2, Tambahan Lembaran
Widjaja, Sofian sastra, 1990. Hukum Negara Nomor 4168.
Pidana, Amrico, Cimahi. C. Website
B. Jurnal/Kamus
Pusat Pembinaan dan http ://www.penegakan
Pengembangan Bahasa hukum.blogspot.com, diakses,
Depdikbud, 1995, Kamus tanggal 1 Oktober 2014.
Besar Bahasa Indonesia,
Balai Pustkaka, Jakarta. http://www.google.co.id/Tujuan
tujuan Penegakan hukum,
Erdiansyah, 2010, Faktor-Faktor diakses tanggal 1 Oktober
yang Melahirkan Peradilan 2014.
Massa dalam Persefektif
http://www.google.co http://www.
Carut Marut Hukum
hukum
Indonesia, dalam Jurnal
Deskripsi.com/eigenrichting,
Problematika Hukum Di
diakses,tanggal, 5 Oktober 2014.
Indonesia,Alaf Riau,
.
Pekanbaru.
C. Peraturan Perundang-
undangan
Undang-Undang Dasar Negara
Republik indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1946 Tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana,
Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1976 Nomor

JOM Fakultas Hukum Volume 1 Nomor 1 Februari 2015 Page 15

Das könnte Ihnen auch gefallen