Sie sind auf Seite 1von 10

PROBLEM

Disusun oleh :
Kharezer 15.A1.0151
Hari Utama 15.A1.0158
Hari Yulianto 15.A1.0159
Claudia Helen 15.A1.0162
Sony Mutiara 15.A1.0163
Bima Patria H 15.A1.0167
Prima Wicaksana 15.A1.0168
Problem
Function
 Unique and important performance requirements which will shape the building
design
a. Opera Hall
- Max. 20 meters from setting line of the proscenium stage
- The stage and the auditorium are separated but directly connected.
- Several shallowed tiers can be more effective than one or two deeper
one.
- Ideal Seating Module :
1. Tip-up seats with arms
2. Practice module is 550 mm seat with a row depth of 900 mm.
- Dimensional data:
1. Minimum back to back dimension between rows of seats with backs
760 mm. The ideal is 850-900 mm.
2. Minimum width of seats with arms, from one center of arms to the
other, is 500 mm. The ideal is 525-550 mm.
3. Minimum width of seats without arms (individual seats or benches)
is 450 mm. The ideal is 500 mm.
- The audience position determines the quality of the sound that they
heard.
- Fresh air input needed normally is 8 liters /sec / person, and needs to be
delivered at low velocity
- The air conditioning system ducting placed at a lower level, adjacent to
the audience position, the cooled air drawn upward as its warms, and
then the warm air extracted at high level of the room.

b. Stage
- For Opera House with 1200-2000 seats, the ideal dimension of stage is :
1. Proscenium width is 12-18 m
2. Proscenium height is 8-10 m
3. Grid height is 24-30 m
4. Main stage depth is 15-20 m
5. Wing width is 8-10 m
6. Height under the galleries is 8-12 m
- The stage arrangement should make setting up and changing of scenery
and lightning as easy as possible >> WINGS (the easiest place to move
scenery into)
- The wings also should contain a temporary booth to facilitate a
performer changing into a costume with a little bit of privacy when there
is insufficient time to return to the dressing room.
c. Orchestra Pit
- General dimension guidance :
1. 1.1 m2 for musicians in open space
2. 1.5 m2 for musicians under the overhang
3. 5 m2 for piano
4. 6 m2 for timpani
- To avoid extending the divide between the stage and the audience, the
orchestra pit can be partly under the stage (this is not an acoustic
disadvantage).
- The rear wall of the pit and the overhang needs to be fire resistant.
Any opening between the stage and auditorium, outside the proscenium with its safety
curtain, needs to have protected lobby entrances with self-closing doors, this includes
the pit access below the stage level.
Form
Menganalisis pengaruh2 iklim dan lingkungan, serta bahan yang menonjol terhadap rancangan
bangunan :
Iklim sangat berpengaruh bagi arsitektur suatu bangunan, salah satunya adalah pengaruh iklim
terhadap bentuk arsitektur suatu bangunan ataupun suatu rancangan lingkungan binaan.
Bentuk bangunan di tiap-tiap wilayah sangat bergantung dari beberapa faktor, diantaranya
adalah :
1. Aktivitas / karakter manusia
2. Lokasi / wilayah
3. Orientasi bangunan terhadap cuaca / iklim
4. Posisi pergerakan matahari
5. Arah pergerakan angin / udara
6. Orientasi bangunan terhadap alam
7. Posisi lahan / ketinggian lahan
8. Kemajuan teknologi
9. Kenyamanan thermal
10. Perubahan era kehidupan manusia
Oleh karenanya, bentuk arsitektur suatu bangunan di suatu wilayah tidak akan sama sekalipun
bangunan tersebut berada di dalam satu kawasan pembagian iklim. Jika ditinjau secara
klimatik, bentuk arsitektur suatu bangunan akan sama prinsipnya untuk satu kawasan
pembagian iklim.
Bagaimana agar bangunan itu bisa memberikan kenyamanan bagi manusia terhadap cuaca
panas yang berlebihan dan dingin yang berlebihan, maka bentuk suatu bangunan juga bisa
berpengaruh terhadap faktor lainnya yang sudah disebutkan di atas tadi.
PENGARUH IKLIM TERHADAP BAHAN ARSITEKTUR
Saat energi panas jatuh pada permukaan dinding, partikel-partikel pada lapisan pertama akan
menyerap sejumlah panas sebelum panas diteruskan kepada lapisan berikutnya. Ini akan
menyebabkan efek penundaan, sehingga temperatur puncak dari lingkungan baru dirasakan di
dalam ruang beberapa waktu kemudian. Menurut Egan, material bangunan dengan massa yang
massif dan berat mempunyai time lag yang besar.
Dalam arsitektur bangunan, pemilihan bahan / material bangunan terhadap pemanfaatan dari
perubahan ataupun perbedaan iklim yang terjadi merupakan salah satu elemen yang sangat
penting dalam konsep arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture), karena pada
prinsipnya terdapat faktor dan beberapa strategi yang perlu dijadikan pertimbangan dalam
memilih bahan bangunan, yaitu :
1. Bangunan yang dirancang dapat memperhatikan sampah atau buanganya (recycle) terhadap
kondisi lingkungan sekitarnya
2. Bahan bangunan dapat dipakai kembali / reuse
3. Keaslian material / bahan bangunan
4. Energi bahan yang digunakan / kekuatan material telah diuji sebelumnya
5. Produksi material dan efek racun dari material tersebut
6. Memprioritaskan bahan / material alami
Iklim sangat berpengaruh bagi arsitektur suatu bangunan, salah satunya adalah pengaruh iklim
terhadap bahan / material arsitektur suatu bangunan ataupun suatu rancangan lingkungan
binaan. Bahan / material bangunan di tiap-tiap wilayah sangat bergantung dari beberapa faktor,
diantaranya adalah :
1. Lokasi / wilayah
2. Orientasi bangunan terhadap cuaca / iklim
3. Jenis bahan (berpori, berserat, padat, dll)
4. Orientasi bangunan terhadap alam
5. Posisi lahan / ketinggian lahan
6. Kemajuan teknologi / kekuatan bahan
7. Dampak penggunaan bahan bagi kenyamanan thermal
Economy
Atititude towards the initial budget and its influence on the fabric and geometry of the
building
Menentukan Estimasi Anggaran Biaya Konstruksi Pada Tahap Desain, missal pada proyek
pembangunan kampus BSI Margonda Depok

a. Tahapan Estimasi
Langkah langkah dalam Estimasi biaya tahap desain dan scheduling pada Proyek
Pembangunan Kampus BSI Margonda – Depok adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data-data berupa data-data teknis dan data lapangan.
2. Estimasi pendahuluan berdasarkan luas, klasifikasi dan jumlah lantai.
3. Mengelompokan data kedalam daftar urutan pekerjaan dengan untuk memudahkan
proses pengolahan data dan supaya lebihterstruktur.
4. Menghitung volume tiap-tiap jenis pekerjaan sesuai dengan gambar bestek.
5. Mengelompokan daftar harga material dan upah pekerjaan dalam suatu tabel daftar
material, upah dan sewa alat.
6. Menganalisa harga satuan pekerjaan untuk tiap-tiap item pekerjaan.
7. Menghitung rencana anggaran biaya proyek
8. Merencanakan penjadwalan pelaksanaan

b. Penyusunan Anggaran Biaya


Dalam penyusunan anggaran biaya, terlebih dahulu perlu diketahui untuk
keperluan apa dan kapan anggaran biaya tersebut dibuat. Hal ini akan berpengaruh pada
cara/sistem penyusunan dan hasil yang
diharapkan. Penyusun anggaran biaya terdiri dari instansi/dinas/jawatan (khusus bangunan
negara), perencana dan kontraktor.
Cara/sistem penyusunan berbeda-beda meskipun berdasarkan pada prinsip yang sama. Ada 2
(dua) macam jenis penyusunan anggaran biaya, yaitu :
1. Anggaran biaya kasar / taksiran (cost estimate)
2. Anggaran biaya teliti (definitif )

c. Anggaran Biaya Kasar/Taksiran


Penyusunan anggaran biaya kasar memerlukan bahan-bahan antara lain gambar
prarencana, keterangan singkat mengenai bahan-bahan bangunan yang digunakan,
cara pembuatannya dan persyaratan pokok yang ditentukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan anggaran biaya kasar
antara lain :
- Jenis dan ukuran bangunan
- Jenis kontruksi (berat atau ringan)
- Lokasi bangunan

d. Anggaran Biaya Teliti


Bahan-bahan yang diperlukan dalam penyusunan anggaran biaya teliti, antara lain :
1. Peraturan dan syarat-syarat ( Bestek )
2. Gambar rencana atau Gambar Bestek
3. Buku analisa BOW.
4. Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan
5. Peraturan-peraturan bangunan negara dan bangunan setempat.
6. Syarat-syarat lain yang diperlukan.

e. Harga Satuan Pekerjaan


Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja atau
harga yang harus dibayar untuk menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi
berdasarkan perhitungan analisis.. Analisis disini adalah ketentuan umum yang
ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Depok. Dalam Analisis Satuan Komponen,
telah ditetapkan koefisien (indeks) jumlah tenaga kerja, bahan dan alat untuk satu
satuan pekerjaan.

Dengan melakukan estimasi, penyusunan anggaran biaya sampai harga satuan pekerjaan
dapat menghasilkan perencanaan yang diingiharapkan
f. Operating Cost
Penyusunan Anggaran Biaya Dalam, terlebih dahulu perlu diketahui untuk keperluan apa dan
kapan anggaran biaya tersebut dibuat. Hal ini akan berpengaruh pada cara/sistem penyusunan
dan hasil yang diharapkan. Penyusun anggaran biaya terdiri dari instansi/dinas, perencana dan
kontraktor.
Cara/sistem penyusunan berbeda-beda meskipun berdasarkan pada prinsip yang sama. Ada 2
(dua) macam jenis penyusunan anggaran biaya, yaitu :
1. Anggaran biaya kasar / taksiran (cost estimate)
2. Anggaran biaya teliti (definitif)
g. Anggaran Biaya Kasar/Taksiran
Penyusunan anggaran biaya kasar memerlukan bahan-bahan antara lain

 Gambar prarencana,
 keterangan singkat mengenai bahan-bahan bangunan yang digunakan,
 cara pembuatannya
 persyaratan pokok yang ditentukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan anggaran biaya kasar antara lain :
- Jenis dan ukuran bangunan
- Jenis kontruksi (berat atau ringan)
- Lokasi bangunan
h. Anggaran Biaya Teliti
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penyusunan anggaran biaya teliti, antara lain :
1. Peraturan dan syarat-syarat ( Bestek )
2. Gambar rencana atau Gambar Bestek
3. Buku analisa BOW.
4. Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan
5. Peraturan-peraturan bangunan negara dan bangunan setempat.
6. Syarat-syarat lain yang diperlukan.

i. Life Cycle Cost


Tahap desain merupakan tahap berikutnya setelah tahap perencanaan konseptual, namun
masih termasuk di dalam tahap prakontruksi.
Tahap desain ini ada 2 (dua) bagian, yaitu : Desain Skematik dan Detail Desain. Pada tahap
Desain Skematik, tim desain (yang terdiri dari arsitek dan engineer) menginvestigasikan
alternatif desain, material, dan sistem. Sedangkan pada tahap Detail Desain, tim desain
mengevaluasi, memilih, menyelesaikan sistem utama dan komponen proyek.
Adapun upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan cara menggunakan
Dasar Pertimbangan Dalam Estimasi Biaya Proyek Tahap Desain antara lain:

 Sumber informasi, pengalaman di masa lampau


 Data-data proyek terdahulu dan laporan yang akurat
 Laporan maupun standar yang berlaku
 Kondisi perekonomian, baik dalam skala makro maupun mikro
 Kondisi sosial yang sedang terjadi di sekitar
 Kondisi lingkungan, khususnya lingkungan di sekitar proyek yang bersangkutan

j. Tahapan Estimasi
Langkah langkah dalam Estimasi biaya tahap desain dan scheduling pada Proyek
Pembangunan Kampus BSI Margonda – Depok adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data-data berupa data-data teknis dan data lapangan.
2. Estimasi pendahuluan berdasarkan luas, klasifikasi dan jumlah lantai.
3. Mengelompokan data kedalam daftar urutan pekerjaan dengan untuk memudahkan
proses pengolahan data dan supaya lebih terstruktur.
4. Menghitung volume tiap-tiap jenis pekerjaan sesuai dengan gambar bestek.
5. Mengelompokan daftar harga material dan upah pekerjaan dalam suatu tabel daftar
material, upah dan sewa alat.
6. Menganalisa harga satuan pekerjaan untuk tiap-tiap item pekerjaan.
7. Menghitung rencana anggaran biaya proyek
8. Merencanakan penjadwalan pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan.
Time
a. Implications of change growth
Pertimbangan implikasi-implikasi dari perubahan dan pertumbuhan terhadap unjuk kerja
jangka panjang.
Contoh :
 menerapkan konsep Hi-tech dan material yang ekologis supaya lingkungan
sekitar tetap terjaga untuk masa depannya.
 Maintenance dan perawatan bangunan secara berskala
 Mengantisipasi bencana/kejadian darurat pada masa yang akan datang dengan
cara menyediakannya fasilitas penunjang serta struktur yang efisien terhadap
bencana
b. Implications of on long-range
Pertimbangan pengaruh-pengaruh yang mungkin dari lingkungan-lingkungan historik
sekitarnya
Contoh :
 Menerapkan konsep pembuatan bangunan opera yang berdasarkan iklim dan
cuaca pada tempat/lingkungan tersebut
 Implementasi bentuk bangunan berdasarkan struktur kota lingkungan tersebut
sebagai landmark
c. Implications of performance
Pertimbangan kegiatan-kegiatan utama yang mana akan paling mungkin tetap statik dan
tetap dan yang mana mungkin dinamik dan fleksiel
Contoh :
 Kegiatan utama yang statik atau tetap
 Menyaksikan/menonton pertunjukan opera
 Rapat pengelola diruang rapat
 Koki yang memasak didapur
 Cleaning service yang membersihkan ruangan
 Kegiatan utama yang dinamik dan fleksibel
 Makan/minum di restoran
 Latihan pertunjukan opera bagi pemain
 Satpam dalam menjalani tugas keamanan bangunan

Das könnte Ihnen auch gefallen