Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
net/publication/331345224
Upaya Meningkatkan Adab dan Etika Berbicara secara Islami pada Anak
Minoritas di Sekolah Master Depok Jurnal Abdimas
CITATIONS READS
0 1,209
1 author:
Ernawati Ernawati
Universitas Esa Unggul
23 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Ernawati Ernawati on 26 February 2019.
Abstract
Humans have many abilities compared to other creatures. One of the advantages
of human being is writing and speaking. It is these two abilities that enable
humans to form civilizations from time to time. Speaking is easier to interact with
other people than writing. Because it is too easy to do, humans often release when
talking, especially when humans are in an unstable emotional state. Consequently,
in everyday human interactions there are frequent disputes and hostilities. The
way humans speak is influenced by many things including background, education,
the environment, and others. It is these factors that determine the person's
etiquette and ethics when speaking. Therefore, good habit of speaking should be
familiarized by someone since early, because this habit will affect the quality of
someone later in interacting with others. The purpose of this activity is to provide
knowledge of how to speak good and true to others, in accordance with etiquette
and ethics of Islam. Method of implementation of this activity through the
presentation, lecture, and interaction between students with a source for 30
minutes at the School Master Depok. The result of this activity is the absorption of
knowledge about etiquette and ethics of speaking to others in an Islamic way. The
conclusion of this devotional activity, namely the presence of some students who
often speak harshly to his friends already know that the way of speaking is wrong
and they will change it.
guru, orang tua dan orang lain yang baru guru atau orang tua, itu tidak sopan. Dari
dikenal. Materi ini dikemas menggunakan sini dapat diketahui bahwa ternyata be-
gaya bahasa dan komunikasi yang mudah berapa diantara mereka suka menggu-
dimengerti oleh anak-anak. Slide yang nakan kata lu dan gue pada saat berbicara
dipakai dan juga menyisipkan tampilan dengan orang yang lebih tua.
beberapa gambar kartun bergerak yang 2. Dilarang Membicarakan Setiap yang
sesuai dengan tema penyuluhan melalui in Didengar. Disini dijelaskan, bahwa jika
fokus, sehingga komunikasi yang terjalin kita secara tidak sengaja mendengar apa
selama penyuluhan ini tidak membosankan
yang dibicarakan oleh dua orang seperti
untuk anak-anak tingkat sekolah dasar.
Untuk mengetahui daya serap yang pembicaraan antara ayah dan ibunya, ma-
diterima oleh para siswa-siswi di sekolah ini, ka pembicaraan yang didengar tersebut
maka setelah selesai materi, penyuluh mem- tidak boleh untuk disapaikan kepada
berikan umpan balik berupa pertanyaan- orang lain, karena pembicaraan antara
pertanyaan seputar aktivitas-aktivitas yang ayah dan ibu di dalam rumah adalah
mereka lakukan yang melibatkan cara ber- rahasia.
komunikasi dan berbicara dengan orang lain
3. Jangan Mengutuk dan Berbicara Kotor.
baik itu teman, saudara, orang tua, guru dan
orang asing yang mereka temui di jalan. Hal Mengutuk dan sumpah serapah dalam
ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas kehidupan modern yang serba material-
penyampaian dan metode penyampaiannya listis sekarang ini seperti menjadi hal
untuk perbaikan penyuluhan serupa yang yang dianggap biasa. Seorang yang sem-
akan datang. purna akhlaknya adalah orang yang pa-
ling jauh dari kata-kata kotor, kutukan,
Hasil dan Pembahasan
sumpah serapah dan kata-kata keji lain-
Kegiatan pengabdian masyarakat ini
memberikan etika dan norma dalam ber- nya. Maka kita menghindari sikap menge-
bicara antara lain: jek, memperolok-olok dan memandang
1. Berkata yang baik atau diam rendah orang yang berbicara.
Adab Nabawi dalam berbicara adalah
ِ اَّلل والْي وِم
اآلخ ِر فَ ْل َي ِ ِ ِ
ْ َ َ َم ْن َكا َن يُ ْؤم ُن ب ه
berhati-hati dan memikirkan terlebih da-
hulu sebelum berkata-kata. Setelah dire-
nungkan bahwa kata-kata itu baik, maka
hendaknya ia mengatakannya. Sebalik- Sifat orang beriman pula tidaklah me-
nya, bila kata-kata yang ingin diucap- ngumpat dengan perkataan dan tingkah
kannya jelek, maka hendaknya ia mena- laku. Ancaman bagi mereka yang men-
han diri dan lebih baik diam. Point ini cela seperti itu jelas sekali dalam ayat
menjelaskan kepada siswa, bahwa ketika berikut:
berbicara baik yang memulai kita dahulu
atau kita menjawab pertanyaan dari orang ٍويْل لِ ُك ِل ُُهََزةٍ لُمَزة
lain, kita harus berpikir terlebih dahulu َ ّ ٌ َ
sebelum berbicara atau menjawab per-
tanyaan, dan dalam berucap kita harus “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat
menggunakan kata-kata yang sopan, jika lagi pencela” (QS. Al Humazah: 1)
berbicara dengan yang lebih tua tidak
boleh menggunakan kata lu atau gue. Pada point ini, kelas sangat ramai, karena
Kata lu dan gue ini pantas diucapkan ternyata banyak diantara mereka yang
hanya kepada orang yang umurnya sama sering mengumpat dan bicara kotor ke-
atau lebih kecil dar kita. Kalau diucapkan
pada temannya. Dosa mengumpat adalah
kepada orang lain yang lebih tua, kepada
dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah ditegaskan, bahwa yang mereka tonton
meskipun pelakunya telah bertaubat, dia diacara-acara humor di televise tidak
akan diampuni jika orang yang diumpat boleh menjadi contoh untuk mereka
terapkan dalam kehidupan mereka sehari-
memberikan maaf. Namun apabila orang
hari.
yang diumpat tidak memberi maaf, maka 6. Jangan membicarakan sesuatu yang tidak
orang yang mengumpat tersebut masih berguna. Hadis Rasulullah saw
berdosa dan akan dihukum nantinya menyatakan, “Termasuk kebaikan
diakhirat. islamnya seseorang adalah meninggalkan
4. Jangan Senang Berdebat Meski Benar. sesuatu yang tidak berguna.” (HR. Ahmad
Saat ini, di alam yang katanya demokrasi, dan Ibnu Majah).
perdebatan menjadi hal yang biasa bahkan Kebiasaan para anak-anak jalanan adalah
digalakkan. Ada debat calon presiden, dengan berkumpul dan bergerombol
debat calon gubernur dan seterusnya. dengan para anak jalanan lainnya. Mereka
Pada kasus-kasus tertentu, menjelaskan biasanya bercanda-canda, dan
argumentasi untuk menerangkan kebena- menghabiskan waktu dengan nongkrong
ran yang berdasarkan ilmu dan keyakinan bersama sampai lupa waktu. Disini
memang diperlukan dan berguna. Tetapi, penulis menekankan kepada para siswa,
berdebat yang didasari ketidaktahuan, bahwa kumpul dengan sesame teman
ramalan, masalah ghaib atau dalam hal memang perlu, namun jika berkumpulnya
yang tidak berguna hanya membuang- tersebut hanya membicarakan hal-hal
buang waktu dan berpengaruh pada yang kurang bermanfaat bagi kita,
retaknya persaudaraan dan menimbulkan sebaiknya dihindari saja, karena jika kita
permusuhan. ngumpul yang tidak bermanfaat, justru
5. Dilarang Berdusta Untuk Membuat Orang akan menimbulkan perkelahian antara
Tertawa. Dunia hiburan (entertainment) sesama teman atau orang lain.
menjadi dunia yang digemari oleh se- 7. Menghindari perbuatan menggunjing
bagian besar umat manusia. Salah satu (ghibah) dan mengadu domba.
jenis hiburan yang digandrungi orang Paling banyak yang dilakukan oleh para
untuk menghilangkan stress dan beban siswa selain berkata kasar dan jorok, juga
hidup yang berat adalah lawak. Dengan suka membicarakan keburukan teman-
suguhan lawak ini orang menjadi tertawa temannya. Hal ini diketahui karena para
terbahak-bahak, padahal di dalamnya siswa tersebut saling menunjuk temannya,
campur baur antara kebenaran dan kedus- bahwa mereka suka ngomongin orang
taan, seperti memaksa diri dengan me- lain. Disinilah penulis memberikan
ngarang cerita bohong agar orang tertawa. pemahaman bahwa membicarakan tentang
Mereka inilah yang mendapat ancaman keburukan orang lain baik itu benar atau
melalui lisan Rasulullah dengan sabda salah merupakan perbuatan yang tercela,
beliau: “Celakalah orang yang berbicara karena hal tyersebut sangat dimurkai oleh
lalu berdusta untuk membuat orang-orang Allah. Beberapa contoh ghibah adalah
tertawa. Celakalah dia, dan celakalah sebagai berikut:
dia!” (HR. Abu Daud, dihasankan oleh Berikut ini adalah contoh perilaku yang
Al-Albani). termasuk ghibah:
Point ini memberikan gambaran, bahwa a. Membicarakan keburukan orang lain
ketika berbicara dengan orang lain, kita melalui lisan
tidak boleh mengharapkan agar dianggap b. Membicarakan keburukan orang lain
hebat dan lucu dengan mengolok-olok melalui bahasa isyarat
orang lain, supaya mendapatkan pujian c. Membicarakan keburukan orang lain
orang lain, namun membuat orang lain melalui gerakan tubuh dengan maksud
menjadi bahan ketawaan. Hal ini perlu mengolok-olok.
Daftar Pustaka
Artis Hardiyati (2015), “Inilah Bahaya
Ghibah dan Hukuman bagi
Pelakunya”, http://www.ummi-
online.com/inilah-bahaya-ghibah-
dan-ancaman-bagi-pelakunya.html,
diakses tanggal 29 Januari 2017.