Sie sind auf Seite 1von 12

E-ISSN - 2654-9751

Vol 3 No 3 April 2020

Jurnal Kesehatan Mercusuar


Avalilable Online http://jurnal.mercubaktijaya.ac.id/index.php/mercusuar

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI SELF CARE


MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Lenni Sastra1, Lola Despitasari2*


1,2
Prodi S1 Keperawatan, STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Jl. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba Padang
*
email korespondensi : loladespitasari1986@gmail.com

ABSTRACT

Type 2 diabetes mellitus is the result of failure or rejection of the body using insulin
or insulin resistance. Type 2 diabetes mellitus patients need self-care management to manage
the disease. The purpose of this study was to determine the internal factors that influence self-
care management in patients with type 2 diabetes mellitus at the Outpatient unit of Internal
Medicine Dr. M. Djamil Padang hospital. This type of research was analytic descriptive
through cross sectional approach. This research was conducted at the Outpatient unit of
Internal Medicine Dr. M. Djamil Padang hospital. The sample were consisted of 60 people with
accidental sampling techniques and research instruments using the SDSCA questionnaire,
ASAS-R, DMSES and diabetes knowledge questionnaire. The bivariate data analysis was used
chi-square test. The results showed that 56.7% of respondents had poor self-care management,
50% of respondents with poor self-care agency, 46.7% of respondents with poor self-efficacy
and 61.7% of respondents with poor diabetes knowledge. The results showed that there was a
relationship between self-care agency, self-efficacy, and diabetes knowledge with self-care
management with p value (≤ 0.05). Based on the results of this study it is suggested to nurses to
be able to help patients to improve their self-care agency, self-efficacy and diabetes knowledge.

Keywords: Diabetes mellitus type 2, self-care management, self-care agency, self-efficacy,


diabetes knowledge

54
Lenni Sastra, Lola Despitasari | FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

ABSTRAK

Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan hasil dari kegagalan atau penolakan tubuh
menggunakan zat insulin atau resistensi insulin. Pasien DM tipe 2 diperlukan self care
management untuk mengelola penyakitnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor internal yang mempengaruhi self care management pada pasien DM tipe 2 di
Poliklinik Khusus Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jenis penelitian adalah
deskriptif analitik melalui pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik
Khusus Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Sampel berjumlah 60 orang dengan
teknik accidental sampling dan instrumen penelitian menggunakan kuesioner SDSCA, ASAS-R,
DMSES dan kuesioner diabetes knowledge. Analisis data bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56.7% responden memiliki self care management yang
kurang baik, 50% responden dengan self care agency kurang baik, 46.7% responden dengan self
efficacy kurang baik dan 61.7% responden dengan diabetes knowledge kurang baik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara self care agency, self efficacy, dan
diabetes knowledge dengan self care management dengan nilai p value (≤ 0.05). Berdasarkan
hasil penelitian ini disarankan kepada perawat agar dapat membantu pasien untuk meningkatkan
self care agency, self efficacy, dan diabetes knowledge.

Kata Kunci : Diabetes mellitus tipe 2, self care management, self care agency, self efficacy,
diabetes knowledge

PENDAHULUAN 8,3% dari semua total penduduk di


dunia dan mengalami peningkatan pada
Diabetes Melitus (DM) tahun 2014 menjadi 387 juta kasus
merupakan suatu penyakit kronis (IDF, 2015). Berdasarkan data terbaru
dimana organ pankreas tidak PERKENI tahun 2015 Indonesia
memproduksi cukup insulin atau ketika merupakan peringkat ke 5 teratas
tubuh tidak efektif dalam penderita DM tipe 2 dengan jumlah
menggunakannya (WHO, 2016). DM penderita DM mencapai 9,1 juta orang
tipe 2 atau Non Insulin Dependent (PERKENI, 2015)
Diabetes Mellitus (NIDDM) atau tidak Di Provinsi Sumatera Barat juga
tergantung pada insulin karena terjadi peningkatan penderita diabetes
penderita DM tipe 2 ini mampu melitus yaitu sebanyak 24.432 orang
memproduksi insulin tetapi tubuh (Riskesdas, 2013). Sumatera Barat
mengalami penurunan sensivitas menyatakan bahwa prevalensi diabetes
terhadap insulin (resistensi insulin) melitus tipe 2 juga tinggi di kota Padang
sehingga glukosa gagal masuk ke dalam yaitu sebanyak 11.769 orang
sel (Lanny, 2012). (Riskesdas, 2013). Peningkatan
Prevalensi diabetes melitus tipe prevalensi penderita diabetes melitus
2 menurut data World Health seiring dengan terus meningkatnya
Organization (WHO) diperkirakan kemajuan ekonomi di negara yang
bahwa penduduk dunia pada tahun 2030 bersangkutan, maka berubah pula gaya
penderita diabetes melitus tipe 2 hidup dan perilaku yang dijalani
meningkat menjadi 366 juta. Tingkat masyarakat. Salah satu fenomena yang
prevalensi penderita diabetes melitus mengiringi kemajuan masyarakat adalah
secara global pada tahun 2014 sebesar

55
Lenni Sastra, Lola Despitasari | FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

munculnya penyakit diabetes melitus seperti pengaturan diet (pola makan),


(Putri, 2017). aktivitas olahraga, perawatan kaki,
Angka kejadian diabetes melitus konsumsi obat secara teratur, serta
tipe 2 yang terus mengalami monitoring gula darah. Namun dalam
peningkatan dari tahun ke tahun penerapannya, sebagian besar pasien
berpengaruh terhadap peningkatan diabetes masih belum menjalankan
komplikasi dengan ketidakstabilan beberapa aspek self-management secara
rerata kadar gula darah yaitu > 200 optimal (Putri, 2017).
mg/dl (11,1 mmol/L) dan gula darah Self-care management dapat
puasa >126 mg/dl (7,0 mmol/L). dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor
Menurut hasil penelitian yang dilakukan yaitu diabetes knowledge, self efficacy,
Purwanti (2013) sebanyak 1785 self care agency, social support, dan
diabetisi (penderita diabetes) di sosial ekonomi (finansial). Diabetes
Indonesia yang mengalami komplikasi knowledge, self care agency, dan self
neuropati (63,5%), retinopati (42%), efficacy merupakan faktor internal pada
gangren diabetik (15%), nefropati manajemen diri DM yang berhubungan
(7,3%), makrovaskuler (6%), dan langsung terhadap kontrol glikemik,
mikrovaskuler (6%). Komplikasi yang sedangkan social support dan sosial
disebabkan oleh penyakit diabetes ekonomi (financial) merupakan faktor
merupakan penyebab kematian terbesar eksternal manajemen diri DM
ke empat di dunia (PERKENI, 2015). (Damayanti, 2017).
Mengingat tingginya prevalensi Menurut penelitian (Gao et al.,
penderita diabetes melitus tipe 2 dan 2013) dengan judul Effects of self-care,
banyaknya komplikasi yang disebabkan self-efficacy, social support on glycemic
oleh penyakit DM tersebut maka hal control in adults with type 2 diabetes
utama yang diperlukan adalah didapatkan hasil perawatan mandiri
pengendalian dan pengontrolan kadar (self care agency) dan efikasi diri
glukosa darah. Self-care management memiliki efek langsung pada kontrol
DM terdiri dari pengaturan makan (diit), glikemik yang merupakan manajemen
latihan jasmani, kepatuhan pengobatan diri DM. Pendidikan diabetes (Diabetes
dan edukasi (PERKENI, 2015) Knowledge), dan perawatan mandiri
Self-care management (self-care agency) berdampak pada
merupakan kemampuan seseorang tingkat HbA1c (glikemic control) pada
untuk memahami kondisi kesehatan dan pasien diabetes tipe 2 (PERKENI,
mengelola elemen kunci dari perawatan 2015).
mereka (Harvey et al, 2008). Self-care Penelitian lain yang dilakukan
management merupakan hal yang oleh (Shao, Liang, Shi, Wan, & Yu,
sangat penting bagi penderita DM tipe 2 2017) tentang The Effect of Social
dibandingkan DM tipe 1, karena salah Support on Glycemic Control in
satu penyebab DM tipe 2 ialah gaya Patients with Type 2 Diabetes Mellitus :
hidup. Menurut penelitian yang The Mediating Roles of Self-Efficacy
dilakukan oleh Putri (2017) di and Adherence, ada hubungan support
Puskesmas Srondol Semarang, social, self efficacy dan kepatuhan
didapatkan bahwa sebagian besar terahadap kontrol glukosa darah.
penderita diabetes melitus disana telah Penelitian lain yang dilakukan (Hasanat;
mengetahui terkait pentingnya Prawitasari, 2015) terdapat hubungan
melakukan self-management diabetes yang sangat signifikan antara efikasi

56
Lenni Sastra, Lola Despitasari | FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

diri yang merupakan faktor internal (Hestiana, 2017) tidak terdapat


dengan manajemen diri, sedangkan hubungan pendidikan dengan
social support yang merupakan faktor management kepatuhan diet DM.
eksternal tidak mempunyai hubungan Berdasarkan fenomena tentang
langsung dengan manajemen diri. penyakit DM tipe 2 yang telah
Perawatan diri (self-care) dijelaskan di atas peneliti tertarik
merupakan suatu tindakan individu melakukan pengkajian lebih lanjut
yang terencana dalam rangka tentang “Faktor-faktor internal yang
mengendalikan penyakitnya untuk mempengaruhi self care management
mempertahankan dan meningkatkan pasien diabetes mellitus tipe 2 di Poli
status kesehatan dan kesejahteraannya Klinik Khusus Penyakit Dalam RSUP
(Aligood, 2014). Teori self-care adalah Dr. M. Djamil Padang”.
teori keperawatan yang dikembangkan
oleh Dorothea Orem. Self-care agency METODE PENELITIAN
adalah kemampuan atau kekuatan yang Penelitian ini menggunakan
dimiliki oleh seorang individu untuk desain penelitian deskriptif analitik
mengidentifikasi, menetapkan, melalui pendekatan cross sectional.
mengambil keputusan dan Populasi penelitian ini adalah
melaksanakan self-care (Aligood, keseluruhan pasien diabetes melitus tipe
2014). Menurut (Smeltzer, 2010), 2 yang berkunjung di Poliklinik Khusus
perawatan diri yang dapat dilakukan Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil
oleh pasien DM tipe 2 antara lain Padang dengan jumlah sampel sebanyak
mengatur dan menjaga pola nutrisi, 60 orang dengan pengambilan sampel
latihan dan olahraga, pemantauan dilakukan dengan cara accidental
glukosa darah dan terapi farmakologi. sampling. Pengumpulan data dilakukan
Self-efficacy juga menyebabkan di Poliklinik Khusus Penyakit Dalam
kontrol glikemik yang lebih baik yang RSUP Dr. M. Djamil Padang
dapat meningkatkan manajemen diri Instrument yang digunakan pada
pada pasien DM (Shao et al., 2017). penelitian ini adalah kuesioner
Efikasi diri merupakan sebuah teori manajemen diri dari Summary of
kognitif yang dikembangkan Albert Diabetes Self Care Activities Revised
Bandura. Bandura (1997) didalam (SDSCA), kuesioner efikasi diri dari
(Gedengurah, 2014) menyatakan bahwa Diabetes Management Self Efficacy
self-efficacy mempengaruhi bagaimana Scale (DMSES), kuesioner self care
seseorang berfikir, merasa, memotivasi agency dari The Appraisal of Self-Care
diri sendiri, dan bertindak. Agency Scale-Revised (ASAS-R) dan
Diabetes Knowledge pada pasien menggunakan kuesioner dari penelitian
dengan diabetes tipe 2 tentang sebelumnya untuk diabetes knowledge
manajemen diri juga sangat penting yang dilakukan oleh (Stevia, 2016)
dalam mengontrol kadar gula darah.
Penelitian yang dilakukan (Kurniawan HASIL DAN PEMBAHASAN
& Yudianto, 2016) didapatkan hasil 1. Self Care Management Pasien
penelitian menemukan adanya Diabetes Melitus Tipe 2 di
hubungan yang bermakna antara Poliklinik Khusus Penyakit Dalam
pengetahuan (p = 0,008) dan pendidikan RSUP Dr. M Djamil Padang
dengan diabetes self-management.
Penelitian lain yang dilakukan

57
Lenni Sastra, Lola Despitasari | FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Self Care Management Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Poliklinik Khusus Penyakit Dalam RSUP Dr. M Djamil Padang

Self Care Management f %


Baik 26 43.3
Kurang Baik 34 56.7
Total 60 100
Tabel 1. diatas menunjukkan memahami informasi kesehatan yang
bahwa lebih dari separoh (56.7%) berhubungan dengan self care
pasien diabetes melitus tipe 2 di management (Xu Y1, Pan W, 2010)
Poliklinik Khusus Penyakit Dalam Penelitian yang dilakukan oleh
RSUP Dr. M. Djamil Padang memiliki (Ningrum, Alfatih, & Siliapantur, 2019)
self-care management yang kurang terdapat hubungan antara tingkat
baik. Hasil penelitian ini berbeda pendidikan dengan manajemen diri DM.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Manajemen diri diabetes merupakan
(Elpriska, 2016) tentang Pengaruh Stres, keterlibatan dan tanggungjawab pasien
dukungan keluarga dan manajemen diri terhadap pengelolaan DM yang
terhadap komplikasi ulkus kaki diabetik mempengaruhi beberapa aspek
pada penderita DM tipe 2 diperoleh (Hasanat; Prawitasari, 2015)
hasil lebih dari separoh (82.5%) pasien Analisa peneliti terhadap hasil
memiliki self care management yang penelitian ini bahwa terdapat lebih dari
rendah. separoh (56.7%) pasien DM Tipe 2
Berdasarkan karakteristik pasien memiliki self care management yang
diperoleh hasil hampir separoh (41.7%) kurang baik, yaitu kurang teraturnya
pasien DM tipe 2 berada pada tingkat dalam menjalani self care management
SMA. Menurut teori seseorang dengan DM seperti kurang teratur untuk latihan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi fisik, tidak teratur dalam perawatan kaki
memiliki tingkat self care management seperti memeriksa kondisi kaki dan
yang lebih tinggi terhadap diit, olahraga memeriksa bagian dalam sepatu, dan
dan pemeriksaan gula darah mandiri, kurang patuh dalam memeriksa gula
dan lebih mudah untuk memahami darah.
informasi kesehatan yang berhubungan
dengan self-care management dan 2. Self Care Agency Pasien Diabetes
sebaliknya, seseorang dengan tingkat Melitus Tipe 2 di Poliklinik
pendidikan yang rendah akan memiliki Khusus Penyakit Dalam RSUP Dr.
tingkat yang rendah pula terhadap diit, M. Djamil Padang
olahraga, dan pemeriksaan gula darah
mandiri, dan akan sulit untuk
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Self Care Agency Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik
Khusus Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang
Self Care Agency f %
Baik 30 50.0
Kurang Baik 30 50.0
Total 60 100

58
Lenni Sastra, Lola Despitasari | FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat Tabel 3


bahwa separoh (50%) pasien diabetes Distribusi Frekuensi Self Efficacy
melitus tipe 2 di Poliklinik Khusus Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Poliklinik Khusus Penyakit Dalam
Padang memiliki self care agency yang RSUP Dr. M. Djamil Padang
kurang baik. Hasil penelitian ini Self Efficacy f %
berbeda dengan penelitian yang Baik 32 53.3
dilakukan (Sari, 2017) self-care agency- Kurang Baik 28 46.7
nya pasien DM tinggi (48,7%), namun Total 60 100
(Rohmawardani, 2018) didapatkan hasil
mayoritas responden memiliki tingkat Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat
self care agency yang baik. bahwa bahwa hampir separoh (46.7%)
Berdasarkan hasil penelitian pasien diabetes melitus tipe 2 di
diperoleh hampir semua pasien DM tipe Poliklinik Khusus Penyakit Dalam
2 (86.7%) dengan lama terdiagnosa < 5 RSUP Dr. M. Djamil Padang memiliki
tahun. Menurut teori salah satu faktor self efficacy yang kurang baik. Hasil
yang mempengaruhi self care agency penelitian ini hampir sama hasil
pada pasien diabetes melitus adalah penelitian (Gedengurah, 2014)
lama menderita diabetes, klien dengan menunjukan bahwa lebih dari separoh
menderita penyakit diabetes melitus (61,40%) memiliki self efficacy yang
yang lebih lama memiliki pemahaman baik.
yang adekuat tentang pentingnya Self efficacy pada pasien
perawatan mandiri (self care) dan diabetes melitus tipe 2 berfokus pada
sebaliknya klien yang baru menderita keyakinan pasien untuk mampu
penyakit diabetes kurang memiliki melakukan perilaku yang dapat
pemahaman yang adekuat tentang mendukung perbaikan penyakitnya dan
pentingnya perawatan mandiri (self meningkatkan manajemen perawatan
care) (Bai, Y, L., Chiou, C, P., & dirinya seperti diet, latihan fisik,
Chang, Y, 2009) monitoring glukosa darah mandiri,
Analisa peneliti bahwa terdapat medikasi, dan perawatan DM secara
separoh (50%) pasien memiliki self care umum (Wu et al, 2006).
agency yang baik, hal tersebut terlihat Menurut Bandura (1997) dalam
dari banyaknya pasien diabetes melitus (Damayanti, 2017), individu dengan
memiliki kemampuan untuk melakukan Efikasi diri yang tinggi cenderung tidak
perawatan diri seperti menetapkan memiliki rasa cemas dalam
prioritas baru agar tetap sehat dan mengerjakan tugas. Hal ini disebabkan
memiliki kemampuan untuk perawatan karena mereka mempunyai kontrol yang
diri mengubah kebiasaan lama untuk baik terhadap segala sesuatu yang ada
meningkatkan kesehatan. disekitarnya. Adanya kontrol yang baik
dalam diri mereka menyebabkan
3. Self Efficacy Pasien Diabetes mereka jarang membuat kesalahan
Melitus Tipe 2 di Poli Klinik dalam mengerjakan sesuatu dan
Khusus Penyakit Dalam RSUP seseorang yang memiliki self-efficacy
Dr. M. Djamil Padang yang kuat akan menetapkan tujuan yang
tinggi dan berpegang teguh pada
tujuannya. Sebaliknya, sesorang yang

59
Lenni Sastra, Lola Despitasari | FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

memiliki self-efficacy yang lemah akan RSUP Dr. M.Djamil Padang memiliki
berkomitmen lemah pada tujuannya. diabetes knowledge yang kurang baik.
Self-efficacy mendorong proses kontrol Hasil penelitian ini sama dengan
diri untuk mempertahankan perilaku penelitian yang dilakukan oleh Yuni
yang dibutuhkan dalam mengelola (2012) didapatkan hasil tingkat diabetes
perawatan diri pada pasien diabetes knowledge pasien DM tentang self care
mellitus. Kondisi emosional management DM nya juga rendah. Hasil
mempengaruhi seseorang dalam penelitian (Phitri, Herlena Essy, 2013)
mengambil keputusan terkait efikasi menunjukkan mayoritas responden juga
dirinya. Seseorang yang memiliki memiliki diabetes knowledge yang
keyakinan tentang kemampuan dirinya kurang baik (54,4%).
untuk menyelesaikan berbagai masalah Diabetes knowledge yang
maka ia akan memilih dan melakukan kurang baik disebabkan oleh kurangnya
tindakan yang bermanfaat dan efektif informasi yang diperoleh pasien
untuk menyelesaikan masalahnya diabetes dan kurangnya kemampuan
dengan baik (Sastra Lenni, Afrizal, pasien diabetes untuk memahami
2018) informasi yang diberikan terkait
Analisa peneliti bahwa terdapat perawatan diabetes (Phitri, Herlena
kurang dari separoh (46.7%) pasien Essy, 2013) Berdasarkan pendidikan
memiliki self efficacy yang kurang baik, diperoleh gambaran hampir separoh
hal tersebut terlihat dari banyaknya (41,7%) pasien DM tipe 2 tingkat
pasien DM Tipe 2 yang tidak mampu pendidikan SMA.
mengatasi gula darah ketika tingkat gula Edukasi Diabetes telah menjadi
darah terlalu tinggi, tidak dapat komponen penting dari manajemen
mengatur pola makan ketika sakit dan diabetes sejak 1930-an dan semakin
tidak dapat memilih makanan terbaik diakui sebagai bagian integral dari
untuk kesehatan. manajemen penyakit kronis. Tujuan
mendidik orang dengan diabetes tipe 2
4. Diabetes Knowledge Pasien adalah untuk mengoptimalkan kontrol
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poli metabolik; mencegah komplikasi akut
Klinik Khusus Penyakit Dalam dan kronis; meningkatkan kualitas
RSUP Dr. M. Djamil Padang hidup dengan mempengaruhi perilaku
pasien dan menghasilkan perubahan
Tabel 4 dalam pengetahuan, sikap dan perilaku
Distribusi Frekuensi Diabetes yang diperlukan untuk memelihara atau
Knowledge Pasien Diabetes Melitus meningkatkan kesehatan (Damayanti,
Tipe 2 di Poliklinik Khusus Penyakit 2017).
Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Analisa peneliti terhadap hasil
Diabetes Knowledge f % penelitian bahwa terdapat lebih dari
Baik 23 38.3 separoh (61.7%) pasien DM tipe 2
Kurang Baik 37 61.7 dengan diabetes knowledge yang kurang
Total 60 100 baik yaitu rata-rata pasien menjawab
salah atau tidak mengetahui jawaban
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat tentang penyakit diabetes mellitus,
dilihat bahwa lebih dari separoh menjawab salah pertanyaan tentang
(61.7%) pasien diabetes melitus tipe 2 gejala umum DM adalah sering
di Poliklinik Khusus Penyakit Dalam kencing, banyak minum, kesemutan,

60
Lenni Sastra, Lola Despitasari | FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

juga menjawab salah/tidak mengetahui pada Pasien Diabetes Melitus Tipe


tentang olahraga berperan dalam 2 di Poliklinik Khusus Penyakit
pengaturan kadar gula darah di Poli Dalam RSUP Dr. M. Djamil
Klinik Khusus Penyakit Dalam RSUP Padang
Dr. M. Djamil Padang.

5. Hubungan Self Care Agency


dengan Self Care Management
Tabel 5
Hubungan Self Care Agency dengan Self Care Management Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 di Poliklinik Khusus Penyakit Dalam
RSUP Dr.M.Djamil Padang
Self Care Self Care Management
Agency Baik Kurang Total p
Baik value
f % f % f %
Baik 20 66.7 10 33.3 30 100 0.001
Kurang Baik 6 20.0 24 80.0 30 100
Total 26 43.3 34 56.7 60 100
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat signifikan terhadap self care agency
bahwa proporsi pasien DM tipe 2 yang diabetes, semakin meningkatnya usia
memiliki self-care management kurang maka akan menyebabkan peningkatan
baik lebih banyak ditemukan pada dalam aktivitas self care diabetes yang
pasisen dengan self care agency kurang pada akhirnya akan menyebabkan self
baik (80%) dibandingkan pada pasien care management yang baik pula.
dengan self care agency baik (33,3%). Analisa peneliti terhadap hasil
Hasil uji statistik menggunakan chi penelitian bahwa terdapat hubungan self
square didapatkan nilai p value 0.001 care agency terhadap self care
(≤ 0,05). Ini berarti ada hubungan antara management DM, dimana self care
self care agency dengan self care agency pasien DM tipe 2 yang baik
management pada pasien diabetes akan mencerminkan self care
melitus tipe 2 di Poliklinik Khusus management baik pula, seperti jika
Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil pasien memiliki kemampuan untuk
Padang. Hasil penelitian ini sesuai perawatan diri maka akan menjadikan
dengan penelitian (Gao et al., 2013) self pasien mampu untuk mengubah
care agency memiliki efek langsung kebiasaan lama untuk meningkatkan
pada kontrol glikemik yang merupakan kesehatan
self care management DM. Menurut
penelitian yang dilakukan (Shao et al., 6. Hubungan Self Efficacy dengan
2017) self care agency berdampak pada Self Care Management pada
tingkat HbA1c (glisemic control) pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
pasien diabetes tipe 2. Poliklinik Khusus Penyakit
Berdasarkan penelitian diperoleh Dalam RSUP Dr. M. Djamil
hasil 38.3% pasien dengan umur dewasa Padang
akhir. Usia mempunyai hubungan yang

61
Lenni Sastra, Lola Despitasari | FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Tabel 6
Hubungan Self Efficacy dengan Self Care Management Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
di Poliklinik Khusus Penyakit Dalam RSUP Dr.M.Djamil Padang
Self Efficacy Self Care Management
Baik Kurang Total p value
Baik
f % f % f %
Baik 19 59.4 13 40.6 32 100 0.016
Kurang Baik 7 25.0 21 75.0 28 100
Total 26 43.3 34 56.7 60 100
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat variabel lain terhadap self care
dilihat bahwa proporsi pasien diabetes management.
melitus tipe 2 yang memiliki self care Salah satu faktor intrapersonal yang
management kurang baik lebih banyak memiliki peranan cukup penting dalam
ditemukan pada pasien dengan self kelancaran proses self care management
efficacy kurang baik (75%) adalah self efficacy pasien. Self efficacy
dibandingkan pada pasien dengan self yang dikonsep oleh Bandura merupakan
efficacy yang baik (40.6%). Hasil uji konstruk utama dalam teori kognitif
statistik menggunakan chi square (Damayanti, 2017). Analisa peneliti
didapatkan nilai p value= 0.016 (≤ terhadap hasil penelitian bahwa terdapat
0,05). Ini berarti bahwa ada hubungan hubungan self efficacy terhadap self
antara self efficacy dengan self care care management, dimana self efficacy
management pada pasien diabetes pasien yang baik akan mencerminkan
melitus tipe 2 di Poliklinik Khusus self care management yang baik pula.
Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil
Padang. Hasil penelitian ini sejalan 7. Hubungan Diabetes Knowledge
dengan penelitian yang dilakukan dengan Self Care Management
(Hasanat; Prawitasari, 2015) yang pada Pasien Diabetes Melitus
mengatakan terdapat hubungan yang Tipe 2 di Poliklinik Khusus
sangat signifikan antara self efficacy Penyakit Dalam RSUP Dr. M.
dengan self care management,, self Djamil Padang
efficacy memberikan kontribusi lebih
besar dan terbesar dibandingkan

Tabel 7
Hubungan Diabetes Knowledge dengan Self Care Management Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di Poliklinik Khusus Penyakit Dalam RSUP Dr.M.Djamil Padang
Self Care Management
Diabetes Baik Kurang Baik Total p value
Knowledge f % f % f %
Baik 15 65.2 8 34.8 23 100 0.015
Kurang Baik 11 29.7 26 70.3 37 100
Total 26 43.3 34 56.7 60 100

62
Lenni Sastra, Lola Despitasari | FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat management, dimana dengan


bahwa proporsi pasien DM tipe 2 pengetahuan kesehatan yang dimiliki
dengan self care management kurang pasien akan mampu untuk mencegah
baik lebih banyak ditemukan pada kemungkinan terjadinya komplikasi dan
pasien dengan diabetes knowledge penyulit DM serta dapat meningkatkan
kurang baik (70,3%) dibandingkan pengetahuan dalam melakukan self care
pasien dengan diabetes knowledge baik management, seperti pengetahuan
(34.8%). Hasil uji statistik tentang monitor glukosa darah, diit DM,
menggunakan chi square didapatkan latihan jasmani dan pengobatan atau
nilai p value 0.015 (≤ 0.05) ini berarti penggunaan insulin.
ada hubungan antara diabetes
knowledge dengan self care SIMPULAN
management pada pasien diabetes Ada hubungan antara self care
melitus tipe 2 di Poliklinik Khusus agency, self efficacy, dan diabetes
Penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil knowledge dengan self care
Padang. Penelitian ini sama dengan management pada pasien diabetes
penelitian yang dilakukan (Shao et al., melitus tipe 2 di Poliklinik khusus
2017) pendidikan diabetes (diabetes penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil
knowledge) berdampak pada tingkat Padang.
HbA1c (glisemic control) pada pasien
diabetes tipe 2. UCAPAN TERIMAKASIH
Berdasarkan hasil penelitian Ucapan terima kasih kami ucapkan
menunjukkan bahwa lebih dari separoh pada semua pihak yang telah
(61.7%) pasien diabetes mellitus tipe 2 mendukung untuk proses pelaksanaan
memiliki diabetes knowledge kurang penelitian ini terkhususnya kami
baik. Rendahnya diabetes knowledge ucapkan pada STIKes
merupakan penghalang bagi pasien MERCUBAKTIJAYA Padang dan
diabetes mellitus dalam mengelola self RSUP Dr. M. Djamil Padang.
care management. Diabetes knowledge
mengenai perawatan diabetes mellitus DAFTAR PUSTAKA
harus berhubungan dengan aktivitas Aligood, M. (2014). Nursing Theory
seperti meminum obat, diet, latihan and Their Work.
fisik, monitor gula darah mandiri, ini Bai, Y, L., Chiou, C, P., & Chang, Y, Y.
sesuai dengan hasil kuesioner yang (2009). Self Care Behavior and
didapatkan mayoritas responden Related Factors in Older People
diabetes knowledge yang kurang baik with Type 2 Diabetes. Journal of
tentang self care management. Pasien Clinical Nursing, 18, 3308-3315.
dengan tingkat diabetes knowledge yang Damayanti, S. (2017). Efektivitas ( Self-
rendah mengenai penyakit mereka akan Efficacy Enhancement Intervention
kesusahan untuk mempelajari skill yang Program ( SEEIP ) terhadap
dibutuhkan dalam perawatan diabetes Efikasi Diri Manajemen Diabetes
untuk tetap dapat mengontrol glukosa Mellitus Tipe 2. Jurnal
darah (G. Kisokanth1, S. Prathapan 2, J, Keperawatan Respati Yogyakarta,
Indrakumar3, J, 2013) 4(April), 148–153.
Analisa peneliti terhadap hasil Elpriska. (2016). Pengaruh Stres ,
penelitian bahwa terdapat hubungan Dukungan Keluarga Dan
diabetes knowledge terhadap self care Manajemen Diri Terhadap

63
Lenni Sastra, Lola Despitasari | FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Komplikasi Ulkus Kaki Diabetik 2. Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7


Pada Penderita Dm Tipe 2 No. 2 September 2019, 7(2), 114–
Influences Of Stress , Family 126.
Support , And Self Management PERKENI. (2015). Pengelolaan dan
Toward Complication Of Diabetic pencegahan diabetes melitus tipe 2
Foot Ulcer Of Diabetes Mellitus di indonesia 2015.
Type 2 Patie. Journal, Idea Phitri, Herlena Essy, W. (2013).
Nursing Keperawatan, Akademi Hubungan Antara Pengetahuan dan
Medan, Darmo, VII(1), 20–25. Sikap Penderita Diabetes Mellitus
G. Kisokanth1, S. Prathapan 2, J, dengan KEPATUHAN Diet
Indrakumar3, J, J. (2013). Review Diabetes Mellitus di RSUD AM .
Article : Factors influencing self- Parikesit Kalimantan Timur.
management of Diabetes Mellitus ; Jurnal Keperawatan Medikal
a review article. Journal of Bedah . Volume 1, No. 1, Mei
Diabetology, (October 2013), 1–7. 2013; 58-74, 1(1), 58–74.
Gao, J., Wang, J., Zheng, P., Putri, L. (2017). Gambaran Self Care
Haardörfer, R., Kegler, M. C., Zhu, Penderita Diabetes Melitus (DM)
Y., & Fu, H. (2013). Effects of Di Wilayah Kerja Puskesmas
self-care , self-efficacy , social Srondol Semarang. Undip
support on glycemic control in Semarang, (Dm).
adults with type 2 diabetes. BMC Riskesdas. (2013). Data Prevalensi
Family Practice 2013, 14:66, 2–7. Penyakit.
http://doi.org/10.1186/1471-2296- Rohmawardani, I. D. A. (2018).
14-66 Hubungan self care dengan status
Gedengurah, I. G. K. (2014). Efikasi glikemik pada pasien diabetes
Diri Pada Pasien Diabetes Melitus melitus tipe ii di wilayah kerja
Tipe 2. Poltekes Denpasar, 21. puskesmas boyolali i.
Hasanat; Prawitasari, J. (2015). Keperawatan, Progam Studi
Manajemen Diri Diabetes Analisis Kesehatan, Fakultas Ilmu
Kuantitatif FaktoR. Repository Surakarta, Universitas
UGM. Muhammadiyah.
Hestiana, D. (2017). Faktor-Faktor Sari, N. P. W. P. (2017). Nursing
Yang Berhubungan Dengan Agency Untuk Meningkatkan
Kepatuhan Dalam Pengelolaan Kepatuhan, Self-Care Agency
Diet Pada Pasien Rawat Jalan (Sca) Dan Aktivitas Perawatan Diri
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kota Pada Penderita Diabetes Mellitus
Semarang. Jurnal of Health (Dm). Jurnal Ners LENTERA, Vol.
Education, 2(2), 138–145. 5, No. 1, Maret 2017, 5(1), 77–95.
Kurniawan, T., & Yudianto, K. (2016). Sastra Lenni, Afrizal, M. A. (2018).
Diabetes Self-Management and Its Hubungan Dukungan Sosial
related Factors Manajemen dengan Manajemen Diri pada
Diabetes dan Faktor-Faktor yang Penderita Diabetes Melitus (DM)
Memengaruhi. JKP, 4, 267–273. Tipe 2. Jurnal Mercusuar, 1(Dm).
Ningrum, T. P., Alfatih, H., & Shao, Y., Liang, L., Shi, L., Wan, C., &
Siliapantur, H. O. (2019). Faktor- Yu, S. (2017). The Effect of Social
Faktor Yang Memengaruhi Support on Glycemic Control in
Manajemen Diri Pasien DM Tipe Patients with Type 2 Diabetes

64
Lenni Sastra, Lola Despitasari | FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI SELF CARE MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI POLIKLINIK KHUSUS PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Mellitus : The Mediating Roles of


Self-Efficacy and Adherence,
2017.
Smeltzer. (2010). Buku Ajar
Keperawatan Medikal-Bedah.
Stevia, B. C. (2016). Hubungan
Pengetahuan Tentang Diabetes
Mellitus Dengan Kadar Gula
Darah Puasa Pada Komunitas
Diabetes Mellitus Prodia Gading
Serpong Tangerang Tahun 2016.
Digilib.esaunggul.ac.id.
WHO. (2016). Diabetes Mellitus.
Xu Y1, Pan W, L. H. (2010). Self-
management practices of Chinese
Americans with type 2 diabetes.
NCBI.

65

Das könnte Ihnen auch gefallen