Sie sind auf Seite 1von 11

Damianus Journal of Medicine

Vol.19 No.1 Mei 2020: hal.80-90

ARTIKEL TINJAUAN PUSTAKA

HEALTH-PRENEURSHIP: MENGAPA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


MEMBUTUHKAN SEORANG ENTREPRENEUR?

HEALTH-PRENEURSHIP: WHY DOES PUBLIC HEALTH


NEED AN ENTREPRENEUR?
Jodi Visnu*

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada, Gedung Litbangkes Lt. 1, Jl. Medika, Kabupaten Sleman, DIY, 55284
* Korespondensi: jodi.c@mail.ugm.ac.id

ABSTRACT
Introduction: In recent years, the business world has been increasingly sought after by young people from
various educational backgrounds. The world of medicine also has to deal with business competition, especially
in the provision of health services. In essence, medical students learn about business in the Public Health
Science curriculum through the theory of management. However, this cannot be fully realized due to the
limitations of the learning curriculum. The health business should go alongside not only holistic and high-quality
health services, but also good doctor-patient communication, so that the therapeutic process may be more
effective and adverse outcomes such as client dissatisfaction leading to a medical malpractice claim are
prevented.
Objectives: This article is used as a teaching material for health-entrepreneurship lectures that aim to explore
entrepreneurship in the health sector, to identify the potential role of public health in the business world for the
learning of medical students, and to stimulate students to come up with new innovative ideas and spark
creativity to produce a high-quality invention.
Method: The writing of this article used the narrative review method as part of the literature study.
Discussion: Health-entrepreneurship is closely related to public health science. In this curriculum, students
can learn about marketing, especially communication within the context of health promotion that focuses on
market demand. A health-entrepreneur is expected to maintain the marketing principles within the boundaries
of medical ethics and trained to be a practitioner as well as a problem solver. Potentially he is also expected
to become a public health entrepreneur who can develop knowledge in the field of epidemiology, environmental
health, biostatistics, health policy, health-care management, and social and behavioral sciences.
Key Words: business, entrepreneur, entrepreneurship, medicine, public health science

ABSTRAK
Pendahuluan: Dunia bisnis dalam beberapa tahun terakhir banyak diminati oleh generasi muda dari berbagai
latar belakang pendidikan. Dunia medis pun harus berhadapan dengan persaingan bisnis dalam penyediaan
layanan kesehatan. Pada hakikatnya, mahasiswa kedokteran mendapatkan pembelajaran tentang bisnis
dalam kurikulum Ilmu Kesehatan Masyarakat lewat materi teori manajemen. Hal tersebut tidak dapat
sepenuhnya terlaksana karena keterbatasan kurikulum pembelajaran. Bisnis dalam dunia kesehatan
selayaknya linear dengan pelayanan kesehatan holistik dan berkualitas, komunikasi dokter-pasien yang efektif,
sehingga perjalanan proses terapeutik berlangsung efektif dan terhindar dari berbagai hal negatif seperti
ketidakpuasan pasien yang berujung pada tuntutan medis.
Tujuan: Artikel ini digunakan sebagai bahan ajar perkuliahan health-entrepreneurship yang bertujuan untuk
mengeksplorasi potensi entrepreneurship dalam bidang kesehatan, mengidentifikasi peran ilmu kesehatan
masyarakat yang potensial dalam dunia bisnis untuk pembelajaran mahasiswa kedokteran dan merangsang
adanya ide baru untuk berinovasi agar terwujud suatu kreativitas dan karya yang berkualitas.
Metode: Penulisan artikel ini menggunakan metode tinjauan naratif sebagai bagian dari studi literatur.
Diskusi: Materi entrepreneurship dalam bidang kedokteran tidak jauh dari ilmu kesehatan masyarakat.
Mahasiswa belajar mengenai pemasaran, khususnya komunikasi dalam konteks promosi kesehatan yang
berfokus kepada permintaan pasar dalam kurikulum entrepreneurship yang diajarkan. Seorang entrepreneur
kesehatan diharapkan dapat menjaga kaidah pemasaran dalam etis kedokteran, dapat menjadi praktisi,
problem solver, serta turut berkontribusi dalam bidang epidemiologi, kesehatan lingkungan, biostatistik,
kebijakan kesehatan, manajemen pelayanan kesehatan, serta ilmu perilaku dan sosial.
Kata Kunci: bisnis, entrepreneur, entrepreneurship, kedokteran, ilmu kesehatan masyarakat

80 Vol.19 No.1 Mei 2020


Health-Preneurship: Mengapa Ilmu Kesehatan Masyarakat
Membutuhkan Seorang Entrepreneur?

LATAR BELAKANG mendapatkan bidang studi yang diinginkan.


Dunia kedokteran adalah suatu ranah Sebagian besar dokter di Indonesia yang tidak
profesi yang memiliki beragam pilihan karir. berkesempatan untuk melanjutkan studi ke
Pemilihan karir merupakan proses dinamis jenjang spesialisasi lebih memilih untuk
yang terus terjadi dan berkelanjutan, dimulai menjadi dokter umum maupun menempuh
sejak dini dan dapat berubah. Proses karir di luar bidang kedokteran (non-medis)
pemilihan karir dimulai sejak mahasiswa seperti wirausaha, politikus, artis, penulis dan
kedokteran menimba ilmu pada tahun banyak profesi lain.5
pertama hingga menyelesaikan rotasi klinik. Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
Keputusan dalam memilih jalur karir adalah salah satu dari bidang non-klinis yang
berdasarkan berbagai motivasi yang terbentuk belum banyak diminati oleh mahasiswa
selama masa pendidikan di fakultas kedokteran karena berbagai alasan.
kedokteran.1–3 Penelitian oleh Prajitno, dkk dari Fakultas
Setiap bidang karir yang dipilih oleh Kedokteran Universitas Airlangga pada tahun
seorang dokter akan memberikan kontribusi 2013 menyebut alasan ketidaktertarikan pada
pada sistem pembangunan kesehatan. Karir IKM karena materi perkuliahan dirasa tidak
dalam dunia kedokteran secara garis besar relevan dan tidak sesuai dengan kehidupan
dibedakan menjadi dua, yakni klinis dan non- kerja profesi dokter.7
klinis. Karir bidang klinis mencakup pelayanan Pada hakikatnya, keilmuan yang
kesehatan umum dan spesialis. Karir non- didapatkan dari kesehatan masyarakat
klinis antara lain adalah praktisi manajemen menempati posisi yang penting dalam
kesehatan, kesehatan masyarakat, akademisi, pembangunan sistem kesehatan. Persepsi
peneliti, industri farmasi dan lainnya.4,5 ketidaktertarikan pada IKM, khususnya bagi
Peminatan untuk menjadi dokter mahasiswa kedokteran berpotensi
spesialis sampai saat ini masih menjadi pilihan menjadikan kinerja di masyarakat menjadi
utama bagi kebanyakan mahasiswa tidak optimal dan cenderung berorientasi pada
kedokteran di Indonesia. Faktor yang penanganan kuratif di masa mendatang. Hal
berperan adalah ketimpangan kesejahteraan yang dikhawatirkan tatkala seorang dokter
dan prestise antara dokter umum dan dokter tidak dapat menyelesaikan permasalahan
spesialis. Faktor lain yakni ketertarikan, bakat, kesehatan di masyarakat secara
temperamen dan kepribadian, gaya pekerjaan menyeluruh/holistik.4
yang disukai, kesempatan, keberuntungan Kontribusi IKM tidak hanya berperan
dan berbagai alasan praktis.2,6 dalam pembangunan sistem kesehatan,
Persaingan untuk menjadi calon namun turut menyokong perkembangan dunia
spesialis merupakan tantangan tersendiri non-medis, sebagai contoh dalam dunia bisnis.
sehingga tidak jarang calon spesialis harus Ilmu manajemen yang diajarkan di IKM
mendaftar lebih dari satu kali demi merupakan salah satu pilar dalam bisnis

Vol.19 No.1 Mei 2020 81


Damianus Journal of Medicine

kesehatan. Ilmu Kesehatan Masyarakat di dalam bidang kesehatan, mengidentifikasi


Amerika Serikat, saat ini telah menjadi salah peran ilmu kesehatan masyarakat yang
satu bidang yang digemari dan membutuhkan potensial dalam dunia bisnis untuk
konsultan yang berjiwa entrepreneur. Keter- pembelajaran mahasiswa kedokteran dan
batasan waktu, kurikulum pendidikan, dan role merangsang pemunculan ide baru untuk
model pembelajaran mengakibatkan maha- berinovasi agar terpercik suatu kreativitas dan
siswa kedokteran kurang terpapar dan kurang karya yang berkualitas. Tujuan pembahasan
tertarik dengan materi yang mengajarkan ini supaya para pembaca, khususnya
health-entrepreneurship. Berkurang pula mahasiswa kedokteran, akan mampu
peminatan mahasiswa yang menjadikan menjawab pertanyaan, “Mengapa ilmu
kesehatan masyarakat sebagai salah satu kesehatan masyarakat juga membutuhkan
pilihan karir.8,9 seorang entrepreneur?” Istilah entrepreneur-
Artikel ini adalah tinjauan naratif yang ship dalam artikel ini tidak diganti oleh penulis
digunakan sebagai bahan ajar perkuliahan dengan kata kewirausahaan dengan berbagai
health-entrepreneurship yang bertujuan untuk pertimbangan.
mengeksplorasi potensi entrepreneurship

Gambar 1. Kerangka Konsep Pembelajaran Health-Entrepreneurship

ENTREPRENEUR, BISNIS, DAN keberhasilan Indonesia menerima


MANAJEMEN penghargaan sebagai most entrepreneur-
Perkembangan dunia bisnis yang kian friendly nation dan bersandingan dengan
pesat melahirkan banyak generasi muda Amerika Serikat, menurut survei global yang
pelaku start-up business. Pola pemikiran kritis dilakukan oleh BBC World Service di tahun
mereka banyak tertuju pada bisnis sederhana 2011. Namun, jumlah entrepreneur di
yang berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari. Indonesia masih 3,1% dan angka ini jauh lebih
Generasi muda saling berlomba untuk rendah bila dibandingkan dengan negara maju
menjadi seorang entrepreneur dan bersaing yakni 14%.10,11
dalam dunia bisnis. Hal itu berperan dalam

82 Vol.19 No.1 Mei 2020


Health-Preneurship: Mengapa Ilmu Kesehatan Masyarakat
Membutuhkan Seorang Entrepreneur?

Entrepreneur berasal dari Bahasa dapat berada di lingkungan stabil (kendali


Perancis: entreprenant yang dapat diartikan penuh pada produsen) maupun lingkungan
giat, mau berusaha, berani, dan penuh non-stabil (dikendalikan oleh konsumen).
petualangan; dan entreprendre yang berarti Persaingan kompetitif dapat menimbulkan
melakukan/mencoba. Menurut Merriam- perubahan kestabilan lingkungan secara
Webster, entrepreneur adalah seseorang tajam. Bertahan dan berkembang merupakan
yang berkecimpung dalam dunia bisnis asas pokok sebuah lembaga untuk bersaing,
dengan melakukan proses terstruktur untuk maka entrepreneur memerlukan berbagai
mengorganisir suatu usaha, menjalankan, konsep bisnis dalam usaha.18–20
sampai memperkirakan potensi risiko yang Perilaku konsumen menjadi salah satu
timbul di kemudian hari. Entrepreneurship faktor penentu keberhasilan suatu usaha.
mengacu pada proses atau kemampuan Setiap konsumen memiliki keragaman yang
individu dalam berkreasi dan berinovasi. unik dan menarik untuk dipelajari. Teori
Entrepreneurial mengacu pada sikap, manajemen pemasaran yang dikemukakan
keterampilan, dan perilaku untuk membuat oleh Kotler dan Keller (2009) menjelaskan
terobosan dalam penawaran barang dan jasa terdapat empat faktor yang memengaruhi
ke pasar, siap untuk berkompetisi dalam perilaku konsumen yakni budaya, sosial,
bisnis, dan melakukan ekspansi. Bisnis pribadi dan psikologis. Faktor budaya memiliki
memiliki kaitan dengan usaha perdagangan pengaruh yang paling luas dan mendalam
yang diawali dari perencanaan, pemasaran, dibanding lainnya. Faktor sosial melihat
proses jual beli dan berbagai proses lain.12–16 interaksi dengan sekitarnya, serta status
Menurut Mulyadi (1998), ‘Bisnis sosial dari konsumen tersebut. Faktor pribadi
merupakan usaha penyediaan produk dan merupakan karakteristik dari setiap individu,
jasa berkualitas bagi pemuasan kebutuhan kepribadian, gaya hidup dan konsep ekonomi
pelanggan untuk memperoleh pengembalian yang berbeda. Faktor psikologis merupakan
jangka panjang yang memadai untuk faktor yang berisi motivasi dan keyakinan
membuat bisnis tersebut mampu bertahan individu untuk membeli suatu produk.21
dan berkembang.’ Melihat dari definisi Pakar pemasaran Indonesia, Hermawan
tersebut, maka bisnis tidak selalu dapat Kartajaya (2014) menyatakan bahwa konsep
17
diidentikkan dengan komersialisme. terdahulu proses pembelian konsumen yakni
Bisnis berorientasi kepada pelanggan (1) aware, (2) attitude, (3) act dan (4) act again.
(customer oriented) dan dipandang sebagai Konsep ini berfokus pada konsumen yang
proses pemuasan, bukan proses produksi. Di sama, yaitu salespeople berfungsi sebagai
dalam konteks kesehatan, istilah “pemuasan “tangan pertama” dari sebuah produk dan
kebutuhan pelanggan” memiliki makna diharapkan konsumen akan membeli produk
sebagai pemenuhan kebutuhan pasien yang itu kembali dari salespeople yang sama
ditetapkan berdasarkan indikasi medis. Bisnis (repeat order). Proses pembelian mengalami

Vol.19 No.1 Mei 2020 83


Damianus Journal of Medicine

perubahan dinamika akibat pola pikir disamakan dengan penjualan jasa lain yang
konsumen yang cenderung kritis dan kental akan unsur bisnis (provider and
derasnya koneksi antar konsumen. consumer relationship), agar tidak terbentang
Perubahan tersebut yakni (1) aware, (2) jarak psikologis antara dokter dan pasien.23,24
appeal, (3) ask, (4) act dan (5) advocate. Hubungan antara dokter dan pasien
Konsumen yang tertarik membeli produk akan berorientasi pada proses atau golongan
mencari lebih banyak informasi lewat teman, perikatan berusaha (inspanningsverbintenis).
maupun media sosial sebelum memutuskan Perjalanan proses terapeutik membutuhkan
pembelian produk. Produk yang telah dibeli kepercayaan pasien kepada dokter.
seorang konsumen memenuhi harapan, maka Kepercayaan tersebut timbul akibat
konsumen akan merekomendasikan produk komunikasi dan kerja sama yang baik (atau
tersebut kepada orang lain. Pelanggan kemitraan/partnership) antara dokter, pasien
semacam ini dapat menjadi perpanjangan dan keluarga pasien. Dokter memegang teguh
tangan salespeople untuk menginformasikan standar profesi medis, bertindak dengan hati-
dan menjual produk layanan.22 hati dan teliti, serta mempergunakan ilmu
pengetahuan secara optimal dalam memberi-
PRINSIP KODE ETIK KEDOKTERAN DAN kan layanan medis. Hasil pengobatan yang
HUBUNGAN DOKTER-PASIEN telah diberikan ternyata tidak sesuai harapan
Seseorang dengan profesi dokter wajib atau tidak dapat menolong kondisi pasien,
berpegang pada Kode Etik Kedokteran seyogyanya tidak mempersalahkan dokter
Indonesia (Kodeki) dan mengamalkannya yang telah merawat dengan standar keilmuan
dalam profesionalitas kerja. Terdapat 21 pasal tertinggi. Hubungan antara dokter dan pasien
dalam Kodeki yang menjunjung keluhuran yang mengarah pada orientasi hasil
profesi dokter. Pada pasal ke-3 tentang (resultaatsverbintenis) akan berfokus pada
kemandirian profesi, berbunyi, ‘Dalam janji kesembuhan dan dapat berdampak pada
melakukan pekerjaan kedokterannya, tuntutan medis oleh pasien, jika tidak
seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh mendapatkan hasil yang diharapkan. Pada
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya hakikatnya, sudut pandang terdahulu atas
kebebasan dan kemandirian profesi.’ peran tenaga profesional kesehatan seperti
Pelayanan dokter pada hakikatnya tidak seorang mekanik yang memperbaiki sebuah
ditujukan semata-mata untuk memperoleh kerusakan. Pergeseran zaman dalam dunia
keuntungan pribadi dalam pelaksanaan tugas kesehatan mengubah kiasan mekanik menjadi
profesi kedokteran. Profesi luhur didasari atas seorang “tukang kebun” yang memelihara
sikap perikemanusiaan dan mengutamakan tanaman agar dapat tetap tumbuh karena
kepentingan pasien. Suatu imbalan atau jasa memandang filosofi kesehatan yang berasal
medis yang diterima oleh dokter atas tunaian dari partisipasi aktif diri pasien sendiri.25–27
pekerjaan yang telah dilakukan, tidak dapat

84 Vol.19 No.1 Mei 2020


Health-Preneurship: Mengapa Ilmu Kesehatan Masyarakat
Membutuhkan Seorang Entrepreneur?

BISNIS DALAM RANAH KESEHATAN dengan melakukan perhitungan matang


Persaingan bisnis dalam dunia seperti survei awal agar pemasaran dapat
kesehatan tak terbendung akibat banyaknya fokus pada klien yang tepat. Ketepatan ini
hubungan supply dan demand dalam menjadikan kinerja lebih efektif dan efisien.
pelayanan. Konsumen yaitu pasien Salah satu teknik survei dalam bidang
mengharapkan pelayanan yang optimal dan pemasaran dapat digunakan analisis konjoin
hasil yang sesuai harapan. Pemberi layanan untuk identifikasi preferensi klien terhadap
menjaring konsumen dengan teknik suatu produk. Dalam dunia kesehatan,
pemasaran dan komunikasi untuk mempro- analisis konjoin bertujuan untuk mengetahui
mosikan produk andalan yang dimiliki. Tidak persepsi calon klien terhadap suatu layanan
jarang bahwa produk yang ditawarkan kesehatan yang terdiri atas satu atau banyak
memiliki kesamaan dengan fasilitas bagian. Hasil yang didapatkan adalah suatu
kesehatan lain, atau dengan harga kompetitif. bentuk (desain) produk kesehatan yang
Penyedia layanan selayaknya mampu diinginkan oleh sebagian besar responden.
menganalisis pasar, memprediksi pelanggan Analisis konjoin dapat membantu pihak
yang potensial, memperkirakan harga, serta manajemen dalam menyusun strategi
memposisikan layanan unggulan untuk dapat pemasaran kesehatan.29–33
berkompetisi dengan tetap menjaga kaidah Salah satu contoh aplikasi analisis
pemasaran dalam etis kedokteran.8,20 konjoin dalam sektor kesehatan dapat dilihat
Seorang dokter yang berkecimpung pada Tabel 1. Paparan ini merupakan hasil
dalam dunia bisnis selayaknya memiliki penelitian tesis yang dilakukan oleh penulis,
pengetahuan manajemen sebagai strategi yang berjudul ‘How to Determine the Demand
untuk menghadapi persaingan pasar. of Aesthetic Services: Identifying Client’s
Pendidikan berkelanjutan untuk manajemen Preferences by Using Conjoint Analysis’ dan
dalam konteks kesehatan dapat diperoleh bertujuan untuk mengidentifikasi preferensi
lewat pendidikan formal (Magister Manajemen, klien terhadap produk layanan estetika yang
Magister Administrasi Rumah Sakit, Master of dikehendaki di sebuah aesthetic center.
Public Health, Master of Hospital Penelitian ini telah dipublikasikan di dalam
Administration, dan lainnya) maupun Journal of Economics & Business.21
pendidikan formal seperti pelatihan, lokakarya Importance values menunjukkan level
dan workshop. Kemampuan pemasaran dan persentase atau tingkat kepentingan yang
komunikasi pada hakikatnya melekat pada diharapkan dari pasien yakni kemudahan
seorang entrepreneur. Strategi pemasaran untuk berkomunikasi atau berkonsultasi
kesehatan yang dikelola dengan baik dapat (37,1%), pengalaman dokter yang menangani
berdampak positif untuk promosi kesehatan.28 (30,4%), waktu tempuh menuju klinik (15,8%),
Penting untuk menentukan target klien pemberi referensi (10,5%), dan harga layanan
atau pasar sebelum pemasaran dilakukan (6,1%). Pada utility estimate, angka tertinggi

Vol.19 No.1 Mei 2020 85


Damianus Journal of Medicine

menunjukkan pilihan dominansi pasien yaitu dominan. Penelitian ini menggunakan p-value
makin ke arah negatif maka semakin kurang di bawah 0,05.

Tabel 1. Contoh Aplikasi Analisis Konjoin dalam Sektor Kesehatan


Utility Std. Importance
Atribut and Level
Estimate Error Values (%)
Cost of service 6,1
Cheaper than competitors 0,072 0,027
Equivalent / competitive compared to competitors -0,072 0,027
Travel time 15,8
0-30 minutes 0,187 0,027
>30 minutes -0,187 0,027
Doctor’s experience 30,4
0-3 years -0,359 0,027
>3 years 0,359 0,027
Method of referral 10,5
Doctor 0,074 0,036
Colleague 0,087 0,042
Patient -0,161 0,042
Communication/ consultation 37,1
When come to clinic 0,412 0,047
By telephone -0,382 0,047
By SMS or fitures from smartphone 0,423 0,047
E-mail -0,452 0,047

Dalam mempersiapkan produk yang yakni melihat keunggulan kompetitif bila


akan diperkenalkan kepada pasar dunia dibandingkan pesaing dan membantu melihat
kesehatan, diperlukan identifikasi beberapa perspektif lain dari pandangan seorang
34–36
komponen agar produk yang dihasilkan dapat manajer pemasaran.
mencapat sasaran. Komponen yang Aplikasi 7 P dalam bisnis kesehatan
dimaksud terdiri dari 7 P (product, price, dapat dilihat pada penjabaran berikut. (1)
promotion, place, people, process, physical Product, dapat berupa layanan kesehatan
evidence) dan merupakan bagian dari bauran (kuratif, promotif, preventif dan rehabilitatif),
pemasaran (marketing mix). Bauran layanan farmasi, maupun alat kesehatan. (2)
pemasaran pertama kali diperkenalkan oleh Price, berupa harga yang diberikan untuk
McCarty (1964) sebagai 4 P pertama, mendapatkan layanan kesehatan tersebut. (3)
kemudian oleh Booms dan Bitner (1981) Promotion, berupa aktivitas promosi yang
menyempurnakan dengan tambahan terakhir dilakukan agar calon klien mendapatkan
menjadi 7 P. Konsep bauran pemasaran informasi, promosi dalam kesehatan, serta
menjadi salah satu pilar penting dalam dilakukan dengan memperhatikan etis
berbagai konsep teori pemasaran dan menjadi kedokteran. (4) Place, adalah tempat layanan
business tool bagi manajemen organisasi kesehatan didapatkan. (5) People, adalah
untuk tetap bertahan dalam persaingan bisnis. para tim penjual layanan tersebut atau yang
Bauran pemasaran memiliki dua manfaat, disebut dengan staf dan salespeople,

86 Vol.19 No.1 Mei 2020


Health-Preneurship: Mengapa Ilmu Kesehatan Masyarakat
Membutuhkan Seorang Entrepreneur?

tantangan dari posisi ini adalah konsistensi dengan dunia bisnis dengan persaingannya
pada customer oriented di mana pelanggan yang ketat. Dunia kesehatan melahirkan
layanan kesehatan tidak hanya pasien tetapi keilmuan sains di dalamnya. Sains bukanlah
juga keluarganya. (6) Process, adalah sebuah produk, melainkan proses perjalanan
perjalanan distribusi suatu produk layanan panjang suatu keilmuan yang dipelajari secara
yang diberikan kepada klien, suatu proses sistematik dan terorganisir. Seluruh proses
yang baik seyogyanya akan memberikan saintifik yang berjalan membentuk ilmu
dampak yang baik bagi dokter, pasien, dan pengetahuan yang berkontribusi dalam
keluarga pasien. (7) Physical evidence, peningkatan kualitas kehidupan. Keilmuan
menyangkut segala sesuatu yang dapat dilihat satu dengan yang lain adalah saling terkait
secara fisik, misalnya lingkungan sekitar klinik, dan menjadi dasar bagi perkembangan ilmu
suasana ruang tindakan medis, bukti fisik kesehatan selanjutnya. Perkembangan
produk seperti alat kesehatan, obat, sampai tersebut selalu dinanti dan berbagai penyedia
pada penampilan penyedia layanan dalam hal layanan kesehatan seolah bergelut dalam
ini dokter, perawat, staf administrasi dan tantangan merebut pasar. Health-
farmasi.35 entrepreneur dituntut untuk jeli melihat
kebutuhan pasar dunia kesehatan sehingga
INOVATOR DALAM ILMU KESEHATAN mampu melihat gap dalam pelayanan
MASYARAKAT kesehatan, juga diharapkan dapat
Entrepreneur dalam IKM adalah berkontribusi dalam bidang epidemiologi,
seorang entrepreneur sosial yang menaruh kesehatan lingkungan, biostatistik, kebijakan
perhatian khusus pada dampak pencapaian kesehatan, manajemen pelayanan kesehatan,
kesehatan. Akarnya adalah pada promosi serta ilmu perilaku dan sosial.8,25,39
kesehatan, pencegahan penyakit, pelayanan Kesehatan telah menjadi pusat
kesehatan dan determinasi sosial kesehatan. perhatian dalam level global dan masih
Adanya fleksibilitas, kreativitas dan ruang banyak ruang untuk berbagai potensi yang
untuk berinovasi turut menjadi kunci mampu dikembangkan, khususnya dalam
perkembangan kesehatan masyarakat, bidang kesehatan masyarakat. Ilmu
sebagai tempat seorang inovator untuk Kesehatan Masyarakat telah menjadi salah
berkarya. Inovasi dapat memercik kreativitas satu bidang keilmuan yang diminati oleh
dan menghasilkan suatu karya yang dokter, profesi medis lain maupun non-medis
berkualitas. Entrepreneur sosial melihat di Amerika Serikat. Mahasiswa dapat belajar
masalah sebagai peluang dalam membentuk mengenai (1) pemasaran dan komunikasi
suatu karya yang bermanfaat bagi dalam konteks promosi kesehatan, (2)
pemberdayaan masyarakat sekitar.15,37,38 komunikasi yang berfokus kepada permintaan
Health-entrepreneur memadukan dunia pasar, serta (3) dilatih untuk dapat menjadi
kesehatan yang erat dengan proses keilmuan, praktisi, problem solver, dan secara potensial

Vol.19 No.1 Mei 2020 87


Damianus Journal of Medicine

menjadi entrepreneur kesehatan masyarakat terstruktur untuk penyelesaian masalah


melalui kurikulum IKM yang terintegrasi. konsumen dalam dunia bisnis. Pada masa
Mahasiswa mendapatkan pelatihan prinsip mendatang, diharapkan health-entrepreneur
bisnis dan kesehatan yang berbasis inovasi, mampu mengidentifikasi sumber dana dan
kepemimpinan, pertumbuhan ekonomi dan klien yang potensial, menentukan harga dan
dampaknya pada kesehatan. Mahasiswa juga value suatu produk layanan dan
mempelajari sistem manajemen pengaduan mempertahankan rasio debit-kredit yang
(complaint management system) yang sehat dalam bisnis yang dijalankan.8,40,41

Gambar 2. Potensi Entrepreneurship dalam Kesehatan Masyarakat

SIMPULAN dokter membentuk mahasiswa agar dapat


Bidang entreprenurship bukan hal baru memiliki daya saing dalam dunia kesehatan di
dalam dunia kesehatan. Berbagai pelaku masa mendatang. Materi manajemen,
kesehatan telah mengimplementasikan pemasaran dan komunikasi menjadi ranah
health-entrepreneurship dalam bisnis program studi IKM untuk dapat membuka
kesehatan, tetapi masih membutuhkan cakrawala mahasiswa kedokteran di dalam
masukan dan supervisi. Dunia kesehatan dunia bisnis kesehatan. Mahasiswa
menekankan sisi pelayanan profesional membutuhkan role model yang dapat
dengan berbagai tantangan, namun di sisi lain merangsang keinginan untuk memilih
para penyedia layanan kesehatan pun harus entrepreneurship sebagai pilihan karir untuk
berkompetisi agar tetap bertahan dalam menciptakan ketertarikan dalam bidang ini.
persaingan bisnis. Entrepreneurship masih memiliki banyak
Pelatihan maupun perkuliahan potensi untuk dikembangkan pada bidang
mengenai entrepreneurial dalam pendidikan kesehatan masyarakat seperti epidemiologi,

88 Vol.19 No.1 Mei 2020


Health-Preneurship: Mengapa Ilmu Kesehatan Masyarakat
Membutuhkan Seorang Entrepreneur?

kesehatan lingkungan, biostatistik, kebijakan 2018. Available from: https://www.merriam-


webster.com/dictionary/entrepreneurship
kesehatan, manajemen pelayanan kesehatan
6. Zeen K. Menggerakkan jiwa entrepreneur.
serta ilmu perilaku dan sosial.
Yogyakarta: Gosyen Publishing; 2018.
Berbekal jiwa kepemimpinan, health- 7. The Jakarta Post. Are Indonesians entrepreneurial
entrepreneur diharapkan dapat (1) meng- at all? [Internet]. 2015. Available from:

identifikasi berbagai peluang di pasar/ https://www.thejakartapost.com/news/2015/05/07/


are-indonesians-entrepreneurial-all.html
masyarakat, (2) mengidentifikasi masalah
8. Mulyadi. Total quality management. Yogyakarta:
yang timbul secara menyeluruh, (3) men- Aditya Media; 1998.
jembatani pemberi dan penerima layanan 9. Trisnantoro L. Aspek strategis manajemen rumah
kesehatan yang terkait dengan komunikasi sakit. Yogyakarta: Penerbit Andi; 2005.
10. Mulyadi. Sistem perencanaan dan pengendalian
dan manajemen pelayanan, dan (4) menjaga
manajemen. 3rd ed. Jakarta: Penerbit Salemba
kaidah pemasaran dalam etis kedokteran.
Empat; 2007.
Generasi muda yang berkarya sebagai health- 11. Kotler P, Keller KL. Manajemen pemasaran, Edisi
entrepreneur dapat berkecimpung dalam ke-12. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang;

berbagai bidang yang tak terbatas, berinovasi, 2009.


12. Kartajaya H, Ridwansyah A. WOW Selling. Jakarta:
serta mengembangkan berbagai ide baru
PT. Gramedia Pustaka Utama; 2014.
lewat continuous improvement. 13. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Kode etik
kedokteran Indonesia. Indonesia; 2012.
PERNYATAAN 14. Daldiyono. Pasien pintar & dokter bijak. Jakarta: PT.
Bhuana Ilmu Populer; 2007.
Artikel ini tidak terkait dengan instansi
15. Adams P, Mylander M. Patch Adams. Vermont:
lain dan tidak terdapat pendanaan di dalam
Healing Art Press; 1998.
maupun di luar instansi terkait. 16. Guwandi J. Hukum medik (medical law). 4th ed.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
DAFTAR PUSTAKA Indonesia; 2010.

1. BBC World Service. Indonesia and USA ‘most 17. Sujudi A. Menjadi seniman organisasi: Seni

entrepreneur-friendly nations’: Global poll [Internet]. mengelola “healthcare industry.” Shahab S, editor.

2011. Available from: https://globescan.com/wp- Jakarta: Lutfi Agency; 2011.

content/uploads/2011/05/bbc2011_entrepreneur.pdf 18. Hernández D, Carrión D, Perotte A, Fullilove R.

2. Kompas.com. Jumlah entrepreneur di Indonesia Public health entrepreneurs: training the next

jauh di bawah negara maju, ini kata Jokowi generation of public health innovators. Public

[Internet]. 2018. Available from: https://nasional. Health Rep [Internet]. SAGE Publications; 2014

kompas.com/read/2018/04/05/17261391/jumlah- [cited 2018 Jul 26];129(6):477–81. Available from:

entrepreneur-di-indonesia-jauh-di-bawah-negara- http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25364047

maju-ini-kata-jokowi 19. Bernhardt JM. Improving health Through Health

3. Barnawi, Arifin M. School preneurship. Yogyakarta: Marketing. Prev Chronic Dis (Public Heal Res Pract

Ar-Ruzz Media; 2012. Policy) [Internet]. 2006 [cited 2016 Apr 13];3(3):1–

4. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 3. Available from: http://www.pubmedcentral.nih.

KBBI Daring [Internet]. Kementerian Pendidikan gov/articlerender.fcgi?artid=1636721&tool=pmcent

dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. rez&rendertype=abstract

Available from: https://kbbi.kemdikbud.go.id/ 20. Marsidi N, van den Bergh MWHM, Luijendijk RW.

5. Merriam-Webster.com. Entrepreneur [Internet]. The best marketing strategy in aesthetic plastic

Vol.19 No.1 Mei 2020 89


Damianus Journal of Medicine

surgery. Plast Reconstr Surg [Internet]. article/295189


2014;133(1):52–7. Available from: http://content. 24. Hancock T. Trevor Hancock: The new public-health
wkhealth.com/linkback/openurl?sid=WKPTLP:land entrepreneurs [Internet]. Times Colonist. 2017.
ingpage&an=00006534-201401000-00009 Available from: http://www.timescolonist.com/
21. Visnu J, Rusetiyanti N, Tana S. How to determine opinion/columnists/trevor-hancock-the-new-public-
the demand of aesthetic service: identifying client’s health-entrepreneurs-1.9922407
preferences by using conjoint analysis. J Econ Bus. 25. Kartajaya H, Mussry J. Entrepreneurial marketing
2018;2(2):108–16. compas & canvas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
22. Waltzman JT, Scholz T, Evans GRD. What patients Utama; 2017.
look for when choosing a plastic surgeon: an 26. Wahl PW. On academics: Public health education
assessment of patient preference by conjoint in the 21st Century: Topics and trends. Public
analysis. Ann Plast Surg [Internet]. 2011 Jun [cited Health Rep [Internet]. 2007;122(6):828–31.
2016 Jun 7];66(6):643–7. Available from: Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21042177 pmc/articles/PMC1997235/
23. Entrepreneur India. #6 Tips to be a successful 27. Hartman J, Kileff H, McElligott JE, Stephens MA.
health entrepreneur [Internet]. 2017 [cited 2018 Jul Trends in higher education and schools of public
26]. Available from: https://www.entrepreneur.com/ health. Washington; 2011.

90 Vol.19 No.1 Mei 2020

Das könnte Ihnen auch gefallen