Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Email : 6661200095@untirta.ac.id
ABSTRACT
As of February 2020, the first identified cases of the corona virus in Indonesia
have filled the news media, especially on Indonesian screens and even the
world. Panic and fear have engulfed Indonesians, from raiding minimarkets and
supermarkets by buying groceries to the scarcity of medical masks due to a
surge in mass purchases. Since the World Health Organization or WHO has
declared the Corona Covid-19 virus a pandemic. Following up on this, the
Indonesian government also stated that the Corona virus problem has become a
non-natural national disaster. The President of the Republic of Indonesia and the
Regional Government and their staff are giving each other hand in hand to make
several tactical steps as an effort to prevent the spread of the Corona Covid-19
Virus in the community. From the ministerial level to the head of the province,
regency and even city government. The number of confirmed COVID-19 cases in
Indonesia also continues to increase. Hundreds of thousands of people have
claimed their lives because of the devastating impact of the virus on damage to
vital human organs, especially in the respiratory system. So Indonesia really
needs procedures to control and prevent the spread of the COVID-19 pandemic.
Both from the central, regional, sub-district and even RT / RW and family levels.
This paper aims to analyze how the steps taken by the Ciujung Damai housing
community in overcoming and breaking the spread of this corona virus mutation
after receiving news of the first case of a COVID-19 patient in the housing. This
research was made with a qualitative method, where the author emphasizes the
observation of phenomena that occur whose research focuses on human
elements, objects, institutions and the interactions between these elements. The
results of the analysis stated that at least there were some simple steps taken by
the Ciujung Damai housing community in dealing with the COVID-19 pandemic.
[1]
ABSTRAK
Terhitung sejak Februari 2020 kasus pertama virus corona di Indonesia yang
teridentifikasi memenuhi media media berita khususnya di layar kaca Indonesia
bahkan dunia. Kepanikan serta ketakutan menyelimuti masyarakat Indonesia,
mulai dari menyerbu minimarket dan supermarket dengan memborong sembako
hingga terjadinya kelangkaan terhadap masker medis akibat adanya gelombang
lonjakan pembelian masal. Sejak Badan kesehatan Dunia atau WHO telah
menyatakan bahwa virus Corona Covid-19 sebagai pandemi. Menindaklanjuti hal
tersebut, pemerintah Indonesia juga menyatakan masalah virus Corona sudah
menjadi bencana nasional non alam. Presiden Republik
Indonesia dan Pemerintah Daerah beserta jajarannya memberikan untuk saling
bahu membahu membuat beberapa langkah taktis sebagai upaya pencegahan
penyebaran Virus Corona Covid-19 di masyarakat. Dari level menteri sampai
kepala daerah Provinsi, Kabupaten bahkan Pemkot. Jumlah kasus COVID-19 di
Indonesia yang terkonfirmasi juga terus meningkat, Ratusan ribu jiwa
merenggut nyawa karena dampak yang dahsyat dari virus tersebut terhadap
kerusakan organ vital manusia khususnya pada sistem pernapasan. Maka
Indonesia sangat memerlukan tata cara pengendalian dan pencegahan
penyebaran pandemi COVID-19. Baik dari tingkat pemerintah pusat, daerah,
kecamatan bahkan RT/RW dan Keluarga. Tulisan ini dibuat bertujuan untuk
menganalisa bagaimana Langkah-langkah yang diambil masyarakat perumahan
Ciujung Damai dalam mengatasi serta memutus penyebaran mutasi virus corona
ini setelah mendapat kabar kasus pertama pasien COVID-19 di dalam
perumahan. Penelitian ini dibuat dengan metode kualitatif , dimana penulis lebih
menekankan pada pengamatan fenomena yang terjadi yang penelitiannya
dengan tertuju pada elemen manusia, objek, institusi dan interaksi diantara
elemen-elemen tersebut. Hasil analisis yang di dapat menyatakan bahwa
setidaknya ada beberapa langkah sederhana yang diambil oleh masyarakat
perumahan Ciujung Damai dalam menangani pandemi COVID-19.
1. PENDAHULUAN
[2]
Latar belakang
SARS CoV-2 atau yang lebih dikenal dengan istilah Virus Corona
merupakan virus yang menyebabkan pandemi Covid. Virus ini menyebabkan
penyakit mulai dari flu ringan hingga infeksi pernapasan yang lebih parah
seperti MERS -CoV dan SARS-CoV.Virus ini bersifat Zoonosis, artinya ini
merupakan penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia seperti
Rabies dan Malaria. menimbulkan berbagai komplikasi penyakit terutama
gangguan pada saluran pernapasan seperti gagal pernapasan akut,
pneumonia, aacute respiratory distress syndrome (ARDS) dan juga komplikasi
dan masalah pada organ lain hingga menyebabkan kematian bagi penderitanya
Virus ini diketahui pertama kali penyebarannnya di kota Wuhan,China
akhir Desember 2019. Pandemi tersebut menyebar dan menjadi pembahasan
dalam berbagai media seluruh dunia. seluruh pemerintah di setiap negara
berupaya meminimalisir angka penyebaran termasuk organisasi kesehatan dunia
(WHO) yang telah memberikan peringatan tentang bahaya pandemi Covid.
Indonesia termasuk negara yang berupaya meminimalisir pencegahan
penyebaran Covid. Kasus pertama kali terjadi penyebaran virus corona di
Indonesia yaitu 2 (dua) warga Kota Depok, pada hari Senin, 2 Maret 2020. Sejak
saat itu, pandemi ini menyebar dengan cepat hingga ke berbagai wilayah. Hal
yang disayangkan, penelusuran kasus pertama pada awal Maret ini sudah
merupakan transmisi lokal dan bukan penularan kasus impor. Masuknya virus
tersebut sangat mungkin terjadi melalui pintu-pintu gerbang di beberapa wilayah
Indonesia
Selain itu pandemi corona ini banyak menimbulkan efek negatif
diantaranya dalam bidang pendidikan, perdagangan, industri, pariwisata,
ekonomi dan lainnya. Contohnya saja dalam bidang ekonomi, karena
banyaknya kegiatan yang lumpuh maka berimbas pada perekonomian bahkan
nilai tukar rupiah merosot hingga tembus diatas 16.000 rupiah/Dollar USA. Dari
banyaknya korban jiwa serta besarnya efek dari pandemi corona, bukan berarti
pemerintah tidak melakukan apapun. Beberapa strategi dan kebijakan yang
dibuat dalam pencegahan penyebaran serta penularan yang mengakibatkan
kematian dari penyakit ini.Tetap banyak kebijakan tersebut yang dirasakan tidak
[3]
sesuai dan tidak tepat, sehingga kebijakan tersebut tidak luput dari kritikan mulai
dari politisi, praktisi, akademisi hingga masyarakat umumnya.
Terlepas dari kebijakan-kebijakan tersebut, salah satu hal penting ialah
sinergitas antara pemerintah pusat yang memegang peran penting dalam
pengambilan kebijakan dengan pemerintah daerah serta antisipasi cepat yang
dilakukan pemerintah daerah dalam penanggulangan serta pencegahan virus
corona ini. Karena pemerintah daerah dirasa lebih dekat dengan masyarakat
oleh karenanya berbagai kebijakan akan dirasa lebih efektif,
Untuk itu penulis memilih untuk melihat kebijakan seperti apa yang
dilakukan pemerintah mulai dari tingkat rendah, seperti RT dan RW. Disini
penulis mengambil latar tempat tinggal yaitu di Perumahan Ciujung Damai
tepatnya di kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Tujuannya
agar masyarakat termotivasi dengan beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk
meminimalisir penyebaran Covid-19 di sekitar kita atau di lingkungan tempat kita
tinggal dari tingkatan rendah.
Masalah/Topik bahasan
Tujuan
1. PEMBAHASAN
[4]
Gejala COVID-19 dimulai dengan batuk kering dan diikuti dengan
gangguan pernafasan. Batuk ini adalah batuk yang terus menerus selama lebih
dari satu jam atau mengalami betuk rejan selama tiga kali dalam periode 24 jam,
biasanya lima hari secara rata-rata bagi orang untuk menunjukkan gejalanya
namun bagi sebagian orang gejalanya lebih lambat terjadi, Organisasi Kesehatan
Dunia WHO mengatakan masa inkubasi selama 14 hari, Spesialis Telinga,
Hidung, Tenggorokan di Inggris mengatakan mereka mendengar ada gejala lain
dari banyak pasien termasuk kehilangan indera penciuman dan perasa.
[5]
satu tempat ke tempat lain. Dia mengimbau agar masyarakat tidak berkumpul
atau mendatangi kerumunan
Indonesia tidak melakukan Lockdown sebagai cara untuk meminimalisir
penyebaran virus ini, karena dinilai sangat mempertaruhkan keberlangsungan
perekonomian dan banyak tantangan-tantangan lainnya yang dinilai Indonesia
ini tidak mampu untuk menghadapinya. Jika kita ambil contoh , Malaysia dan
Singapura adalah salah dua contoh negara yang menerapkan kebijakan
Lockdown. Memang berhasil menekan angka positif covid, namun
perekonomian mereka luluh lantah . Melihat hal tersebut, sangat minim
memungkinkan negara kita mengambil kebijakan tersebut. Akhirnya, para
pembuat kebijakan pun memutuskan hanya memberlakukan Social Distancing
atau Physical Distancing.
[6]
masyarakat seperti berlibur disaat pemerintah meliburkan kegiatan sekolah dan
memberlakukan bekerja dari rumah. Ditemukannya banyak kegiatan yang
membuat sebuah perkumpulan besar diberbagai daerah di Indonesia, salah
satunya di tempat saya tinggal.
[7]
4. Pastikan anda dan orang-orang di sekitar menjaga kebersihan
pernapasan, yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan siku atau
bagian lainnya yang tertekuk saat anda batuk atau bersin kemudian
segera buang tisu bekas;
5. Tetap dirumah jika anda merasa tidak sehat dan ketika mengalami batuk,
demam dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan hubungi mereka
terlebih dahulu serta ikuti arahan otoritas kesehatan setempat;
6. Baca perkembangan terbaru tentang COVID-19 dan ikuti saran yang
diberikan oleh penyedia layanan kesehatan, otoritas kesehatan publik
nasional dan lokal tentang cara melindungi diri sendiri dan orang lain
dari COVID-19
[8]
Langkah lainnya, karena minimnya wawasan masyarakat perumahan
mengenai covid-19 ini, akhirnya beberapa tokoh banyak yang turut andil sebagai
sukarelawan dalam mensosialisasikan Covid-19 beserta cara pencegahan dan
dampaknya. Seperti, Kepala Rukun Warga, Kepala Rukun Keluarga juga para
pengurus POSYANDU.
Teknik komunikasi yang dilakukan dalam sosialisasi ini, seperti Teknik
Redudancy, yaitu dengan cara mempengaruhi secara berulang-ulang dengan
memberi pesan kepada masyarakat, seperti anjuran untuk menggunakan masker
saat diluar rumah. Selanjutnya, Teknik Informatif, dengan cara memberikan
penerangan atau penjelasan dalam bentuk pesan untuk mempengaruhi
masyarakat. Lalu Teknik edukatif, dengan cara mempengaruhi masyarakat dari
pernyataan umum yang dilontarkan.
Tentu saja hal hal tersebut dilakukan oleh ahlinya, seorang komunikator
yang baik dalam bersosialisasi. Juga tidak menutupkemungkinan para
mahasiswa yang dianggap memiliki pengetahuan dan keahlian dalam
komunikasi ini di perumahan ikut serta dalam sosialisasi tersebut, Dampak dari
sosialisasi tersebut sangatlah besar. Hal itu membuat beberapa Gang berinisiatif
mengadakan disinfektan dan jug ember atau gallon untuk cuci tangan tepat di
dekat gapuranya masing-masing. Hal ini tentu saja sangat baik.
2. KESIMPULAN
[9]
Namun, melihat penyebab kasus positif pertama itu menandakan betapa
minimya kesadaran masyarakat dalam menjalankan protokol yang telah
ditetapkan dari pusat. Tidak adanya sanksi tegas, hanya tiindakan instruksi juga
menjadi penyebab masyarakat tidak serius dalam melaksanakan protokol.
Melihat hal tersebut, sudah seharusnya masing masing ketua Rukun Tetangga
bertindak tegas dan memberlakukan sanksi untuk memberikan efek jera.
DAFTAR PUSTAKA
[10]
[11]